BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mengkudu (Morinda citrifoliarepository.ump.ac.id/6125/3/Andi Dwi...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mengkudu (Morinda citrifoliarepository.ump.ac.id/6125/3/Andi Dwi...
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mengkudu (Morinda citrifolia)
2.1.1 Sejarah Tanaman Mengkudu
Menurut Waha (2009), tanaman mengkudu berasal dari Asia
Tenggara. Pada tahun 100 SM, penduduk Asia Tenggara bermigrasi dan
mendarat di kepulauan Polinesia, mereka membawa hewan dan tanaman yang
dianggap sangat penting, termasuk mengkudu. Mengkudu oleh orang
Polinesia dikenal dengan nama Noni. Orang Polinesia biasa menggunakan
tanaman mengkudu untuk mengobati berbagai macam penyakit antara lain
tumor, luka kulit, gangguan pernafasan (termasuk asma), demam, dan
penyakit usia lanjut. Para tabib Polinesia selalu menggunakan mengkudu
dalam setiap resep pengobatannya.
Menurut Guppy ilmuwan yang mempelajari tentang mengkudu sekitar
tahun 1900, 60% dari 80 spesies tanaman mengkudu tumbuh di pulau-pulau di
Indonesia, Malaysia, dan pulau-pulau yang terletak di Lautan India dan
Lautan Pasifik. Dari 80 spesies yang ada, hanya 20 spesies yang mempunyai
nilai ekonomi. Morinda citrifolia adalah jenis yang paling populer, sehingga
disebut Queen of the Morinda (Waha, 2009).
7
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
8
Orang-orang Eropa pada tahun 1849 menemukan manfaat lain
tanaman mengkudu yaitu sebagai zat pewarna, karena kandungan Morindon
dan Morindin yang terdapat pada akar. Penelitian tentang pemanfaatan
mengkudu terus dilakukan, mulailah ditemukan zat antibakteri pada tanaman
mengkudu pada tahun 1950. Selanjutnya sekitar tahun 1960-1980 dilakukan
riset-riset untuk membuktikan bahwa tanaman mengkudu dapat menurunkan
tekanan darah. Pada tahun 1972 ahli Biokimia Dr. Ralph Heinicke mulai
melakukan penelitian tentang xeronine dalam mengkudu dan pada tahun 1993
ditemukan zat antikanker (damnacanthal) dalam buah mengkudu (Waha,
2009).
2.1.2 Klasifikasi Tanaman Mengkudu
Menurut van Steenis (2008), mengkudu diklasifikasikan sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Rubiales
Familia : Rubiaceae
Genus : Morinda
Species : Morinda citrifolia
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
9
2.1.3 Ciri-ciri Umum Tanaman Mengkudu
a. Batang
Mengkudu merupakan tanaman tahunan (perennial). Ukuran
batang mengkudu tidak begitu besar dibandingkan dengan tanaman
tahunan lainnya. Tingginya bisa mencapai 4-6 meter. Bentuk batang
umumnya bengkok, berdahan kaku, mempunyai banyak ranting yang
bersegi empat, dan memiliki akar tunggang (Wijayakususma, 2007). Kulit
batang kasar, kulit batang berwarna coklat keabu-abuan atau coklat
kekuningan dan tidak berbulu. Tajuknya selalu hijau sepanjang tahun
(evergreen). Kayunya sangat mudah dibelah ketika sudah kering
(Tajoedin dan Iswanto, 2009).
b. Daun
Daun mengkudu berbentuk bulat telur atau lonjong dengan ujung
meruncing (lanset), bertangkai dengan lebar 8-15 cm dan panjang 10-20
cm. Warna daunnya hijau mengkilap dan tidak berbulu. Tepi daunnya
bergelombang dengan ujung daun lancip. Letak Daun mengkudu
berhadap-hadapan secara bersilang (Wijayakususma, 2007). Pangkal daun
berbentuk pasak dengan ukuran 0,5-2,5 cm dan tulang daunnya menyirip.
Daun mengkudu mempunyai rasa agak pahit, tetapi mengandung vitamin
A yang tinggi yakni 6000 SI/100 g (Tajoedin dan Iswanto, 2009).
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
10
c. Bunga
Bunga mengkudu bertipe bonggol bulat, bergagang dengan ukuran
1-4 cm. Bunga tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan
daun yang tumbuh normal. Bunga mengkudu berkelamin dua, dengan
benangsari tertancap pada mulut mahkota. Mahkota bunga berbentuk
tsbung yang menyerupai bentuk terompet (Wijayakusuma, 2007). Kepala
putik berputing dua. Bunga mengkudu berwarna putih, kecil, berbau
harum dan menggerobol pada satu dasar bersama yang membentuk
benjol-benjol sampai disebut bonggol (Tajoedin dan Iswanto, 2009).
d. Buah
Buah mengkudu berbentuk bulat lonjong dengan diameter 7,5-10
cm. Permukaan buah seperti terbagi dalam sel-sel bersegi banyak
(polygonal) yang berbintik-bintik dan berkutil. Daging buah tersusun dari
buah-buah batu berbentuk pyramid berwarna coklat merah. Mula-mula
buah berwarna hijau, menjelang masak menjadi putih kekuningan.
Setelah masak menjadi putih transparan dan lunak. Buah yang telah
masak banyak mengandung air yang aromanya seperti keju busuk
(Tajoedin dan Iswanto, 2009).
e. Biji
Biji mengkudu berwarna coklat kehitaman, memiliki albumen
yang keras serta ruang udara yang tampak jelas. Biji mengkudu memiliki
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
11
daya kecambah yang cukup tinggi, walaupun disimpan dalam waktu enam
bulan. Perkecambahan terjadi setelah 35 hari biji disemai (Tajoedin dan
Iswanto, 2009).
2.1.4 Kandungan Kimia Tanaman Mengkudu
Menurut Waha (2009), buah mengkudu mengandung berbagai macam
zat antara lain :
a. Senyawa-senyawa Terpenoid
Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isomerik yang
juga terdapat dalam lemak/minyak esensial (essencial oils), yaitu sejenis
lemak yang sangat penting bagi tubuh. Zat-zat terpenoid membantu
tubuh dalam proses sintesa organik dan pemulihan sel-sel tubuh.
b. Antraquinon
Penelitian Bushnel et al. (1950) mengemukakan bahwa buah
mengkudu mengandung zat antraquinon. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
zat antraquinon terbukti sebagai zat antibakteri. Menurut Waha (2009)
zat antraquinon dapat mengontrol dua golongan bakteri yang mematikan
(patogen) yaitu Salmonela dan Shigella.
c. Scopoletin
Pada tahun 1993, peneliti dari Universitas Hawai berhasil
memisahkan zat-zat scopoletin dari buah mengkudu. Zat ini mempunyai
khasiat pengobatan, yaitu berfungsi memperlebar pembuluh darah yang
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
12
mengalami penyempitan dan melancarkan peredaran darah. Selain itu
scopoletin terbukti dapat membunuh beberapa tipe bakteri dan dapat
membunuh jamur Phytium sp.
d. Alkaloid
Salah satu alkaloid penting dalam tanaman mengkudu adalah
xeronine. Xeronine berfungsi untuk mengaktifkan enzim-enzim dan
mengatur fungsi protein di dalam sel. Xeronine juga berperan dalam
mengatur bentuk dan kekerasan (rigiditas) protein-protein spesifik yang
terdapat di dalam sel, sehingga menghindari pertumbuhan yang tidak
normal dari sel, seperti sel kanker. Selain itu buah mengkudu juga
mengandung bahan-bahan pembentuk xeronine yang disebut proxeronine
dalam jumlah besar. Konsumsi proxenine dari buah menkudu akan
meningkatkan kadar xeronine dalam tubuh.
2.2 Ikan Patin (Pangasius sp.)
2.2.1 Klasifikasi Ikan Patin
Menurut Saanin (1995), ikan patin diklasifikasikan sebagai berikut : Phylum : Chordata
Classis : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Siluroidea
Family : Pangasidea
Genus : Pangasius
Species : Pangasius sp.
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
13
2.2.2 Ciri-ciri Morfologis Ikan Patin
Ikan patin memiliki badan memanjang berwarna putih seperti perak
dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Panjang tubuhnya dapat mencapai
120 cm. Kepala patin relatif kecil dengan mulut terletak di ujung kepala agak
di sebelah bawah. Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek
yang berfungsi sebagai peraba (Susanto dan Amri, 2008).
Sirip punggung memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi
patil yang bergerigi dan besar di sebelah belakangnya. Sementara itu, pada
jari-jari lunak sirip punggung terdapat sirip lemak yang berukuran sangat
kecil. Adapun sirip ekornya membentuk cagak dan bentuknya simetris. Ikan
patin tidak memiliki sisik. Sirip duburnya panjang, terdiri dari 30-33 jari
lunak, sedangkan sirip perutnya memiliki enam jari-jari lunak. Sirip dada
memiliki 12-13 jari-jari lunak dan sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi
senjata (patil) (Susanto dan Amri, 2008).
2.2.3 Sifat Biologis Ikan Patin
Ikan patin merupakan hewan yang aktif pada malam hari (nocturnal).
Ikan ini senang bersembunyi di liang-liang di tepi sungai. Benih patin di alam
biasanya bergerombol dan sesekali muncul di permukaan air untuk menghirup
oksigen langsung dari udara pada saat menjelang fajar. Kebiasaan ini
dimanfaatkan oleh petani dan nelayan ikan dalam melakukan penangkapan
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
14
benih. Kemunculan benih patin dalam jumlah besar biasanya menjelang akhir
musim hujan (Kordi, 2010).
Patin adalah ikan pemakan segala (omnivor) dan cenderung menjadi
pemakan daging (karnivor). Di alam, patin memakan ikan-ikan kecil, cacing,
detritus, serangga, biji-bijian, potongan daun tumbuh-tumbuhan, rumput,
udang kecil, dan moluska. Ketika baru menetas (larva) ikan patin makan dari
cadangan makanan berupa kuning telur. Setelah persediaan kuning telur habis,
benih ikan patin memakan plankton (Kordi, 2010).
Patin termasuk dalam golongan ikan berkumis (catfish). Ikan ini dapat
bertahan dalam lingkungan perairan yang jelek, misalnya kekurangan oksigen.
Akan tetapi untuk menghasilkan pertumbuhan yang optimal, patin menyukai
lingkungan yang menyerupai habitat aslinya yaitu sungai dan danau (Kordi,
2010).
2.2.4 Hama dan Penyakit Ikan Patin (Pangasius sp.)
2.2.4.1 Hama Ikan Patin (Pangasius sp.)
Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung, hama yang mungkin
menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung.
Hama serupa juga terdapat pada usaha pembesaran patin sistem hampang
(pen) dan karamba. Karamba yang ditanam di dasar perairan relatif aman
dari serangan hama. Pada pembesaran ikan patin di jala apung (sistem
sangkar), ada hama berupa ikan buntal (Tetraodon sp.) yang merusak jala
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
15
dan memangsa ikan. Hama lain berupa ikan liar pemangsa adalah udang,
dan seluang (Rasbora). Ikan-ikan kecil yang masuk ke dalam wadah
budidaya akan menjadi pesaing ikan patin dalam hal mencari makan dan
memperoleh oksigen (Susanto, 2009).
Untuk menghindari serangan hama pada pembesaran di jala apung
(rakit) sebaiknya ditempatkan jauh dari pantai. Biasanya pinggiran waduk
atau danau merupakan markas tempat bersarangnya hama, karena itu
sebaiknya semak belukar yang tumbuh di pinggir dan di sekitar lokasi
dibersihkan secara rutin (Susanto, 2009).
Cara untuk menghindari dari serangan burung bangau (Leptotilus
javanicus), pecuk (Phalacrocorax carbosinensis), blekok (Ramphalcyon
capensis) adalah dengan menutupi bagian atas wadah budidaya dengan
lembaran jaring dan memasang kantong jaring tambahan di luar kantong
jaring budidaya. Mata jaring dari kantong jaring bagian luar ini dibuat lebih
besar. Cara ini berfungsi ganda, selain burung tidak dapat masuk, ikan patin
juga tidak akan berlompatan keluar (Widiayati, 1992).
2.2.4.2 Penyakit Ikan Patin (Pangasius sp.)
Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi.
Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan
faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular,
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
16
sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan
organisme patogen (Susanto, 2009).
a. Penyakit Infeksi
Organisme patogen yang menyebabkan infeksi biasanya berupa
parasit, jamur, bakteri, dan virus. Produksi benih ikan patin secara masal
masih menemui beberapa kendala antara lain karena sering mendapat
serangan parasit Ichthyopthirius multifiliis (white spot) sehingga banyak
benih patin yang mati, terutama benih yang berumur 1-2 bulan.
1. Penyakit Parasit
Penyakit yang disebabkan oleh parasit misalnya penyakit
bintik putih (white spot). Penyakit ini disebabkan oleh parasit dari
bangsa protozoa jenis Ichtyhyopthirius multifiliis Foquet. Organisme
ini menempel pada tubuh ikan secara bergerombol dalam jumlah
ratusan, sehingga terlihat seperti bintik putih. Tempat yang disukai
adalah di bawah selaput lendir. Pada tahap awal biasanya menyerang
daerah pangkal sirip, bila keadaan mendukung daerah serangan akan
semakin meluas sampai ke insang.
2. Penyakit Jamur
Penyakit jamur biasanya terjadi karena adanya luka pada tubuh
ikan. Luka itu dapat berupa goresan maupun luka akibat serangan
penyakit lain. Penyakit jamur ini biasanya disebabkan oleh
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
17
Saprolegnia sp. dan Achlya sp. Pada kondisi perairan yang jelek,
kemungkinan terserang jamur semakin besar.
Ikan patin yang terserang jamur, pada bagian kepala, tutup
insang, sirip, dan punggung ditumbuhi benang-benang halus seperti
kapas berwarna putih hingga kecoklatan. Benang-benang halus
tersebut biasanya lebih banyak tumbuh pada bagian tubuh yang luka.
3. Penyakit Bakteri
Penyakit bakteri yang mungkin menyerang ikan patin adalah
Areomonas sp. dan Pseodomonas sp. Ikan yang terserang bakteri
biasanya mengalami perdarahan pada bagian dada, perut, dan pangkal
sirip. Serangan ini menyebabkan selaput rusak sehingga lendir pada
kulit berkurang, jika diraba kulit terasa kasar. Ikan patin yang
terserang bakteri menjadi lemah dan sering muncul ke permukaan air.
b. Penyakit Noninfeksi (Widiayati, 1992)
Penyakit noninfeksi disebabkan oleh gangguan bukan patogen.
Penyakit noninfeksi misalnya keracunan dan kekurangan gizi.
Keracunan disebabkan oleh banyak faktor, misalnya pemberian pakan
yang berjamur, berkuman, atau karena pencemaran lingkungan. Sumber
pencemar lingkungan dapat berasal dari limbah ternak yang berlebihan,
tumpukan sampah yang membusuk atau limbah pertanian (pestisida)
yang bermuara pada lokasi budidaya.
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
18
Gajala keracunan dapat diidentifikasi dari tingkah laku ikan,
yaitu ikan akan lemah, berenang megap-megap dipermukaan air, pada
kasus yang berbahaya, ikan berenang terbalik dan mati. Pada kasus
kurang gizi, ikan tampak kurus dan kepala terlihat lebih besar, tidak
seimbang dengan ukuran tubuh, kurang lincah, dan berkembang tidak
normal.
2.3 Bakteri Aeromonas hydrophila
2.3.1 Klasifikasi Aeromonas hydrophila
Klasifikasi Aeromonas hydrophila menurut Holt et.al. (1998) adalah
sebagai berikut :
Filum : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Pseudanonadeles
Famili : Fribionaceae
Genus : Aeromonas
Spesies : Aeromonas hydrophila
2.3.2 Karakteristik Aeromonas hydrophila
Aeromonas adalah jenis bakteri yang bentuknya seperti batang,
bersifat gram negatif, dapat hidup dengan atau tanpa oksigen (fakultatif
aerobik), tidak berspora, bergerak aktif karena mempunyai satu flagel (motil),
senang hidup di lingkungan dengan suhu 15-300C dan pH 5,5-9. Bakteri ini
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
19
umumnya hidup di air tawar, terutama yang mengandung bahan organik
tinggi (Afrianto dan Liviawaty, 2009).
Bakteri A. hydrophila tidak akan tumbuh dalam larutan garam 4-5%
atau pada pH<6. Suhu pertumbuhan yang optimal adalah 280C, tetapi juga
dapat tumbuh pada suhu yang lebih rendah sampai 40C. Banyak strain kuman
ini yang mampu tumbuh pada kisaran pH yang lebar (4-10) di bawah kondisi
yang tidak optimal (WHO, 2005).
2.3.3 Serangan A. hydrophila Pada Ikan
Aeromonas dapat menyerang semua jenis ikan air tawar, dan jenis
penyakitnya disebut Motil Aeromonas Septicemia (MAS) atau sering juga
disebut Hemorrhage Septicemia. Serangan bakteri ini sifatnya berkepanjangan
(laten), jadi tidak menunjukkan gejala penyakit meskipun sudah dijumpai
dalam tubuh ikan. Serangan bakteri ini baru terlihat apabila ketahanan tubuh
ikan menurun akibat stres yang disebabkan oleh penurunan kualitas air,
kekurangan pakan atau penanganan yang kurang cermat (Afrianto dan
Liviawaty, 2009).
Penularan bakteri Aeromonas dapat berlangsung melalui air, kontak
badan, kontak dengan peralatan yang sudah tercemar atau karena pemindahan
ikan yang terserang Aeromonas dari satu tempat ke tempat lain. Ikan yang
terserang Aeromonas biasanya menunjukkan gejala, warna tubuhnya berubah
menjadi gelap, kulitnya menjadi kasat dan timbul pendarahan yang
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
20
selanjutnya akan menjadi borok (hemorrhage), kemampuan berenangnya
menurun dan sering megap-megap di permukaan air karena insangnya rusak
sehingga sulit bernafas, sering terjadi pendarahan pada organ bagian dalam
(hati, ginjal maupun limpa), sering pula terlihat perutnya agak kembung
(dropsi), seluruh siripnya rusak dan insangnya menjadi berwarna keputih-
putihan, mata rusak dan agak menonjol (exopthalmia) (Afrianto dan
Liviawaty, 2009).
Agen etiologik dipindahkan secara horisontal (antar binatang selain
dari induk dan keturunan) tetapi tidak secara vertikal (dari induk ke
keturunan). Bakteri memperbanyak diri di dalam usus, menyebabkan suatu
radang pengeluaran lendir berlebihan (haemorrhagic mucuous-desquamative).
Metabolit beracun A. hydrophila diserap dari usus dan menginduksi
keracunan. Pendarahan pada kapiler terjadi di permukaan sirip dan di
submukosa perut. Sel hepatik dan epitel dari tubulus ginjal menunjukkan
adanya degenerasi. Glomeruli dihancurkan dan jaringan menjadi berdarah,
dengan eksudat dari serum dan fibrin (Miyazaki and Jo, 1985).
Aeromonas menghasilkan banyak produk yang bersifat toksik bagi sel-
sel lain. Beberapa dilepaskan dari sel aktif dalam bentuk terlarut, sedangkan
yang lain tetap berasosiasi dengan permukaan sel, dan yang lainnya
dilepaskan saat kematian sel. Tiga protein ekstraselular Aeromonas yang
diketahui berkaitan dengan patogenitas telah dikloning, disekuen, dan
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
21
dikarakterisasi secara biokimia. Protein tersebut yaitu aerolysin, GCAT
(Glycerophospholipid Cholesterol Acyltransferase), dan serin protease
(Rodriguez et. al., 1992).
Serangan penyakit biasanya berhubungan dengan perubahan kondisi
lingkungan. Stres, populasinya padat (overcrowding), suhu tinggi, perubahan
suhu secara mendadak, penanganan yang kasar, transfer ikan, rendahnya
oksigen terlarut, rendahnya persediaan makanan, dan infeksi fungi atau
parasit, berpengaruh pada perubahan fisiologis dan menambah kerentanan
terhadap infeksi (Hayes, 2000).
2.4 Pengobatan Penyakit Ikan
Pengobatan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh para
pembudidaya ikan jika ikan yang dipelihara terserang penyakit. Sebelum
melakukan pengobatan terhadap ikan yang sakit, terlebih dahulu harus diketahui
jenis penyakit yang menyebabkan ikan sakit agar dapat diketahui jenis obat
yang akan digunakan untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Menurut Kordi
(2010) ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh para pembudidaya ikan yang
akan melakukan pengobatan terhadap beberapa jenis penyakit infeksi yaitu :
1. jika penyakit ikan disebabkan oleh virus maka tidak ada obat yang dapat
memberantas virus tersebut. Yang bisa dilakukan adalah mengurangi hal-
hal yang menyebabkan terjadinya penyakit;
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
22
2. jika penyakit disebabkan oleh bakteri maka obat yang dapat digunakan
adalah bahan kimia sintetik atau alami atau antibiotika;
3. jika penyakit disebabkan oleh jamur dan parasit maka obat yang digunakan
adalah bahan kimia;
Dalam melakukan pengobatan dengan menggunakan bahan kimia harus
diperhatikan beberapa hal yaitu (Kordi, 2010) :
1. bahan kimia yang digunakan harus larut dalam air;
2. bahan tersebut tidak mempunyai pengaruh yang besar terhadap produksi
kolam. Bahan yang digunakan harus selektif yaitu bahan yang digunakan
hanya mematikan sumber penyakit tidak mematikan ikan;
3. bahan tersebut mudah terurai Pengobatan ikan sakit dapat dilakukan beberapa
metoda. Metoda yang dilakukan harus mempertimbangkan antara lain
ukuran ikan, ukuran wadah, bahan kimia atau obat yang diberikan dan sifat
ikan.
Beberapa metoda pengobatan penyakit ikan adalah sebagai
berikut (Kordi, 2010) :
1. metode suntikan
Metoda penyuntikan dilakukan apabila yang diberikan adalah sejenis
obat seperti antibiotika atau vitamin. Penyuntikan dilakukan pada daerah
punggung ikan yang mempunyai jaringan otot lebih tebal. Penyuntikan
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
23
hanya dilakukan pada ikan yang berukuran besar terutama ukuran induk,
sedangkan yang kecil kurang efektif dilakukan.
2. melalui makanan
Obat atau vitamin dapat diberikan melalui makanan. Akan tetapi bila
makanan yang diberikan tidak segera dimakan ikan maka konsentrasi obat
atau vitamin pada makanan akan menurun karena sebagian akan larut dalam
air. Oleh karena itu metoda ini afektif diberikan pada ikan yang tidak
kehilangan nafsu makannya.
Prinsip pengobatan ikan melalui makanan adalah meningkatkan daya
tahan tubuh ikan dan membunuh organisme penyebab penyakit
menggunakan obat yang sengaja dicampurkan pada makanan. Lamanya
pengobatan biasanya berlangsung 5-10 hari secara terus-menerus.
3. metode perendaman
Perendaman dilakukan bila yang diberikan adalah bahan kimia untuk
membunuh parasit maupun mikroorganisme dalam air atau untuk
memutuskan siklus hidup parasit. Jenis bahan kimia dan lamanya waktu
perendaman harus diperhatikan. Jika bahan kimia yang digunakan dapat
meracuni ikan, sebaiknya perendaman cukup 15-30 menit. Jika bahan kimia
yang digunakan kurang sifat racunnya atau konsentrasi yang diberikan tidak
akan membunuh ikan, perendaman boleh dilakukan dalam waktu yang lebih
lama (1 jam lebih sampai beberapa hari).
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
24
2.5 Kualitas Air
Air merupakan media yang paling vital bagi kehidupan ikan. Di dalam
budidaya ikan, kualitas air merupakan salah satu kunci keberhasilan. Beberapa
parameter air yang dijadikan indikator dalam menilai kualitas suatu perairan
adalah suhu, derajat keasaman (pH), dan oksigen terlarut.
2.5.1 Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor fisika yang sangat berpengaruh bagi
kehidupan ikan. Suhu mempengaruhi aktivitas fisika dan kimia dalam
perairan. Suhu juga mempengaruhi distribusi mineral dalam air,
mempengaruhi kekentalan (viskositas) air, tingkat konsumsi oksigen, dan
kandungan oksigen terlarut. Suhu optimal untuk pertumbuhan ikan adalah 28-
320C. Pada kisaran tersebut, konsumsi oksigen mencapai 2,2 mg/g berat
tubuh per jam. Pada suhu 18-250C, ikan masih bertahan hidup tapi nafsu
makannya mulai menurun. Suhu air 12-180C mulai berbahaya bagi ikan,
sedangkan pada suhu kurang dari 120C ikan tropis mati kedinginan.
Selain itu, suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme dan
daya angkut darah, sehingga secara umum suhu mempengaruhi laju
pertumbuhan biota dalam air. Semakin tinggi suhu air, semakin tinggi tingkat
metabolisme organisme, yang berarti semakin tinggi konsumsi oksigennya.
Setiap kenaikan 100C, akan mempercepat laju reaksi kimia sebesar dua kali.
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
25
Akan tetapi perubahan suhu secara tiba-tiba dapat menyebabkan ikan mati,
karena terjadi perubahan daya angkut darah.
2.5.2. Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) adalah logaritma negatif dari konsentrasi ion
hidrogen yang terlepas dalam suatu cairan. Nilai pH pada banyak perairan
adalah 4 sampai 9. Derajat keasaman (pH) air mempengaruhi tingkat
kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan
masam kurang produktif, bahkan dapat membunuh hewan budidaya.
Apabila pH air kurang dari 4,5, air bersifat racun bagi ikan. Pada
kisaran pH 5-6,5 pertumbuhan ikan terhambat dan ikan sangat sensitif
terhadap bakteri dan parasit. Ikan akan mengalami pertumbuhan optimal pada
kisaran pH 6,5-9, sedangkan bila pH lebih dari 9 maka akan menghambat
pertumbuhan ikan.
2.5.3 Oksigen Terlarut
Oksigen sangat penting bagi kehidupan organisme baik di darat
maupun di air. Oksigen agar dapat dimanfaatkan oleh organisme yang hidup
di air harus berada dalam keadaan terlarut dalam air. Oksigen dibutuhkan
oleh ikan untuk pembakaran bahan makanan yang akan menghasilkan energi
untuk beraktivitas, berenang, pertumbuhan, reproduksi dan sebagainya.
Kekurangan oksigen dalam air dapat mengganggu kehidupan ikan budidaya
termasuk pertumbuhannya.
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011
26
Konsentrasi oksigen paling ideal bagi budidaya ikan adalah 5-7 ppm.
Hanya ikan-ikan yang memiliki alat pernapasan tambahan yang mampu
bertahan hidup pada perairan dengan konsentrasi oksigen terlarut rendah
hingga 2 ppm, seperti lele, gurami, sepat, gabus, dan betok. Hal ini
dikarenakan ikan-ikan tersebut mampu mengambil oksigen langsung dari
udara, dengan cara menyembul ke permukaan air.
Penggunaan Ekstrak Buah Mengkudu..., Andi Dwi Hermawan, FKIP UMP, 2011