BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Laporan...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Laporan...
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1
Tahun 2017, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan yang lengkap,biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan
yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, disamping itu juga
segmen industri dan geografis serta pengungkapan perubahan harga.
Laporan keuangan menurut John J. Wild et. All (2005) menyatakan
bahwa laporan keuangan merupakan produk proses pelaporan keuangan
yang diatur oleh standar dan aturan akuntansi, intensif manajer, serta
mekanisme pelaksanaan dan pengawasan perusahaan. Laporan keuangan
adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang mempunyai fungsi sebagai
media informasi dan komunikasi antara pihak intern (perusahaan) dengan
pihak ekstern (pihak lain) yang mempunyai kepentingan dengan data atau
laporan dari hasil kegiatan perusahaan yang disajikan.
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa laporan keuangan
adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan atau organisasi pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
20
kinerja perusahaan atau organisasi tersebut. Laporan keuangan merupakan
ringkasan dari proses pencatatan yang merupakan ringkasan dari transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan ini
dibuat oleh pihak manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan oleh pemilik
perusahaan.
Laporan keuangan memberikan informasi tentang perusahaan yang
meliputi :
a) Aset
b) Kewajiban
c) Modal atau Ekuitas
d) Pendapatan beban, termasuk keuntungan dan kerugian
e) Arus kas
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1
(IAI, 2017) tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang
bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan untuk membuat
keputusan ekonomi dan menunjukan pertanggungjawaban (stewardship)
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka.Pengguna laporan keuangan antara lain:
21
1) Investor
Para investor dan penasihatnya berkepentingan terhadap resiko yang
melekat dan hasil perkembangan dari investasi yang dilakukannya.
Mereka membutuhkan informasi untuk memutuskan apakah harus
membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Selain itu mereka
juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka dapat
melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam
membayar dividen.
2) Pemberi pinjaman (Kreditor)
Para kreditor tertarik dengan informasikeuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman beserta bunganya dapat
dibayar tepat waktu saat jatuh tempo.
3) Pemasok dan kreditur usaha lainnya
Pemasok dan keditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
4) Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan mengenai kelangsungan hidup
perusahaan terutama jika mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.
5) Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya
22
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga
membutuhkan informasi untuk menetapkan kebijakan pajak dan
sebagai dasar menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik
lainnya.
6) Karyawan bagian keuangan dan manajemen
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka
juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka melakukan
penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas
jasa,manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
7) Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai cara,
seperti memberi kontribusi pada perekonomian nasional, termasuk
jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada para
penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu
masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan
perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan beserta aktivitasnya.
Menurut Intermediate Accounting (Kieso, 2011), tujuan laporan
keuangan diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu tujuan khusus, tujuan umum
dan tujuan kualitatif. Tujuan-tujuan ini dapat diringkas sebagai berikut :
1) Tujuan Khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar
dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara
23
umum, posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan lain dalam posisi
keuangan.
2) Tujuan Umum laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber
kekuatan ekonomi dan kewajiban bisnis untuk mengevaluasi
keuntungan dan kerugian, menunjukkan pendanaan dan investasi,
evaluasi kemampuan untuk memenuhi komitmennya,
menunjukkan berbagai dasar sumber daya bagi pertumbuhannya.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya tentang
perubahan sumber daya bersih dari kegiatan usaha yang ditujukan
untuk membuat keuntungan agar dapat menyajikan harapan
pengembangan deviden kepada investor, menunjukkan
kemampuan operasi perusahaan dalam membayar kreditor dan
pemasok, menyediakan lapangan kerja bagi karyawan-
karyawannya, membayar pajak, dan menghasilkan dana untuk
ekspansi bisnis.
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan
untuk memperkirakan potensi pendapatan bagi perusahaan.
d. Untuk memberikan informasi lain yang diperlukan mengenai
perubahan dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban, juga untuk
mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan
pengguna laporan.
24
3) Tujuan Kualitatif dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Relevansi, yang berarti pemilihan informasi yang memiliki
kemungkinan terbesar untuk memberikan bantuan kepada pengguna
dalam keputusan ekonomi mereka.
b. Dapat dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi yang jelas
namun pengguna harus dapat memahaminya.
c. Dapat diverifikasi, yang artinya hasil dari laporan keuangan didukung
oleh pengukuran yang independen dengan metode pengukuran yang
sama.
d. Netralitas, yang berarti bahwa informasi akuntansi yang ditujukan
kepada kebutuhan umum dari pengguna, bukan kebutuhan khusus dari
pengguna tertentu.
e. Ketepatan waktu, yang berarti komunikasi informasi secara lebih awal
, untuk menghindari keterlambatan dan penundaan dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
f. Komparabilitas (daya banding), yang secara tidak langsung berarti
perbedaan-perbedaan yang terjadi seharusnya bukan diakibatkan oleh
perbedaan perlakuan akuntansi keuangan yang diterapkan.
g. Kelengkapan, yang berarti sudah dilaporkannya semua informasi yang
secara wajar memenuhi persyaratan dari tujuan kualitatif yang lain.
25
2.1.2. Perputaran Modal Kerja
Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan
digunakan untuk keperluan investasi membeli atau membiaya aktiva tetap
dan bersifat jangka panjang yang dapat digunakan secara berulang-ulang,
seperti pembelian tanah, bangunan, mesin, kendaraan dan aktiva tetap
lainnya. Penggunaan modal kerja juga digunakan untuk membiayai
aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan baku,
membayar upah tenaga kerja langsung, membayar gaji karyawan,
membayar utang lain-lain. Modal kerja merupakan dana yang digunakan
untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Keberhasilan dalam
pengelolaan akan modal kerja mencerminkan pengawasan yang maksimal
terhadap aktiva lancar dan kewajiban lancar dalam meningkatkan
profitabilitas yang dihasilkan dari efektifitas manajemen modal kerja.
Manajemen modal kerja menurut K.R Subramanyam (2010; 87)
adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aset lancar
dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Manajemen modal kerja yang
efektif menjadi sangat penting untuk pertumbuhan kelangsungan
perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen modal kerja dalam
penelitian ini diproksikan dengan menggunakan rasio kas (Cash
Ratio),perputaran kas, perputaran piutang (Receivable Turn Over),
perputaran persediaan (Inventory Turn Over), dan profitabilitas dalam hal
ini Return On Asset (ROA).
26
Keefektifan penggunaan modal kerja dapat diukur dengan rasio
perputaran modal kerja (working capital turnover). Rasio ini menunjukkan
berapa kali dana yang tertanam dalam modal kerja berputar dalam satu
periode, atau jumlah penjualan yang bisa dicapai oleh setiap rupiah modal
kerja, dan jumlah penjualan tersebut otomatis berpengaruh terhadap
profitabilitas.
Alat ukur dalam output kinerjaperusahaan dengan menggunakan
laporankeuangan. Menurut K.R Subramanyam (2010; 124) mengatakan
bahwa Laporan keuanganmerupakan alat ukur dalam output kinerjadalam
kondisi keuangan perusahaan sesuaidengan target yang dicapai
dalampengambilan keputusan yang bersifatfinansial dalam manajemen
perusahaan. Modal kerja ialah investasi sebuah perusahaan pada aset
lancar. Rasio ini dihitung sebagai rumusyang digunakan untuk mencari
perputaranmodal kerja adalah sebagai berikut :
Untuk menilai efisiensi modal kerja dapat digunakan rasio antara
total penjualan dengan jumlah modal kerja rata-rata yang sering disebut
working capital turnover (perputaran modal kerja bersih). Rasio ini
menunjukan hubungan antara modal kerja dengan penjualan yang dapat
diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Perputaran modal
kerja bersih yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang
mungkin disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau
adanya saldo kas yang terlalu besar. Dimana modal kerja dalam penelitian
27
ini adalah modal kerja bersih yaitu selisih antara current asset dengan
current lialibilitas.
Untuk menilai keefektifan modal kerja dapat digunakan ratio
antara total penjualan dengan jumlah modal kerja rata-rata. Tingkat
perputaran (turnover rate) modal kerja dapat pula dihitung dari neraca dan
income statement pada suatu saat tertentu. Rasio ini dihitung sebagai
rumus yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja adalah
sebagai berikut :
Penjualan
Perputaran Modal Kerja =
Rata-rata Modal Kerja
Modal Kerja Bersih = Aset Lancar – Hutang Lancar
2.1.3. Perputaran Kas
Untuk mengelola kas agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan,
maka kas harus diputar dengan baik. Tingkat perputaran kas akan
berdampak langsung terhadap keuntungan. Tingkat perputaran kas
merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh
perusahaan. Karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan
arus kas kembalinya kas yang telah ditanamkan didalam modal kerja.
Menurut K.R Subramanyam (2010; 117) : Perputaran kas adalah
perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata.
Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan jumlah penjualan,
perbandingan jumlah penjualan dengan jumlah kas rata-rata
28
menggambarkan tingkat perputaran kas. Perputaran kas dalam suatu
periode dapat dihitung dengan rumus :
Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin tinggi
efisiensi penggunaan kasnya dan semakin cepat kembalinya kas masuk
pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali
untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu
kondisi keuangan perusahaan.
2.1.4. Perputaran Piutang
Menurut K.R Subramanyam (2010; 64), posisi piutang dan taksiran
waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat
perputaran piutang, yaitu dengan membagi total penjualan kredit netto
dengan piutang rata-rata. Adakalanya angka penjualan kredit untuk suatu
periode tertentu tidak dapat diperoleh sehingga yang digunakan sebagai
penjualan kredit adalah angka total penjualan.
Jumlah hari penjualan dalam piutang memberi tolak ukur mengenai
lamanya waktu piutang dagang yang beredar. Semakin besar rasio umur
piutang semakin besar rasio tidak tertagihnya piutang. Perubahan rasio
antara penjualan kredit dan rata-rata piutang disebabkan oleh banyak hal,
diantaranya:
29
a. Turunnya penjulan dan naiknya piutang
b. Turunnya piutang diikuti turunnya pejualan dalam jumlah yang lebih
besar
c. Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yang lebih
besar
d. Turunnya penjualan dengan piutang tetap
e. Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah
Piutang selalu dalam keadaan berputar. Periode perputarannya atau
periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung kepada syarat
pembayarannya. Makin lemah atau makin lama syarat pembayarannya,
berarti makin lama modal terikat pada piutang ini berarti bahwa tingkat
perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah. Dengan
rumus sebagai berikut :
2.1.5. Perputaran Persediaan
Perusahaan dapat melakukan evaluasi terhadap persediaan yang
dimilikinya dengan menghitung inventory turn over atau perputaran
persediaan. Hal ini perlu dilakukan perusahaan untuk mengetahui apakah
persediaannya likuid atau tidak likuid. Terjadinya tidak likuid atas
30
persediaan artinya persediaan yang menganggur (idle inventory), akan
merugikan perusahaan karena hal ini akan menambah biaya atas
persediaan. Sedangkan persediaan yang likuid atau berputar akan sangat
menguntungkan perusahaan.
Menurut K.R Subramanyam (2010; 278), persediaan merupakan
rasio antara jumlah pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata
persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Perputaran persediaan adalah
perputaran yang menunjukan berapa kali persediaan dijual dan diganti
selama satu periode, dengan rumus sebagai berikut:
Perputaran Persediaan= Harga Pokok Penjualan /Rata-Rata Persediaan
Rata-Rata Persediaan = ( Persediaan awal + Persediaan Akhir) / 2
Charles T.Horgen dkk (2008:910), berpendapat bahwa tingkat
perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan kemudahan dalam
penjualan persediaan sedangkan perputaran persediaan yang rendah
menunjukkan kesulitan dalam penjualan persediaan. Jadi perusahaan dapat
mengukur tingkat likuiditas dengan menghitung tingkat perputaran
persediaan. Apabila rasio likuiditas tinggi dan mencerminkan persediaan
terjual dan tidak ada persediaan yang menumpuk, maka memberikan
dampak yang positif bagi perusahaan. Sedangkan jika rasio perputaran
rendah mencerminkan persediaan tidak terjual maka akan berdampak
negatif bagi perusahaan.
31
2.1.6. Rasio Profitabilitas
Menurut K.R Subramanyam (2010:9), profitabilitas adalah
ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang
dinyatakan dalam istilah keuangan. Ada beberapa Jenis–jenis rasio
profitabilitas. Secara umum ada empat jenis analisis utama yang
digunakan untuk menilai tingkat profitabilitas yakni terdiri dari:
a. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi
pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan
kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Gross profit
Margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan
penjualan. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan
operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok
penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan penjualan ,
demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin
semakin kurang baik operasi perusahaan
b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bersih. Net Profit Margin merupakan perbandingan antara
laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer
operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang
diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan
32
beban usaha, semakin besar Net Profit Margin berarti semakin efisien
perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan
dengan kegiatan operasinya.
c. Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) merupakan penilaian profitabilitas atas total
assets, dengan cara membandingkan laba setelah pajak dengan rata-
rata total aktiva. Return On Assets (ROA) menunjukkan efektivitas
perusahaan dalam mengelola aktiva baik dari modal sendiri maupun
dari modal pinjaman, investor akan melihat seberapa efektif suatu
perusahaan dalam mengelola asetnya. Semakin tinggi tingkat Return
On Assets (ROA) maka akan memberikan efek terhadap volume
penjualan saham, artinya tinggi rendahnya Return On Assets (ROA)
akan mempengaruhi minat investor dalam melakukan investasi
sehingga akan mempengaruhi volume penjualan saham perusahaan
begitu pula sebaliknya.Secara matematis Return On Assets (ROA)
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Return on Assets = laba bersih setelah pajak
total aset
d. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini
menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan
nilai buku para pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini, semakin
baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula
33
sebaliknya. Return On Equity (ROE) yang tinggi akan dapat
mendorong penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik
dan manajemen biaya yang efektif. Hal ini akan mempengaruhi minat
para investor untuk melakukan transaksi jual beli saham, sehingga
akan meningkatkan volume penjualan saham perusahaan tersebut.
Dengan kata lain tingkat Return On Equity (ROE) akan memberikan
pengaruh terhadap volume penjualan saham perusahaan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai Profitabilitas telah banyak dilakukan oleh peneliti
terdahulu. Penelitian terdahulu ini diambil dari berbagai jurnal yang telah
diterbitkan oleh lembaga penelitian atau pun instansi pendidikan. Adapun
penelitian terdahulu dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama dan
Tahun Judul Metode Hasil Penelitian
1. Prasad,
Sivasankaran,
Paul,
Kannadhasan,
(2019)
Measuring
impact of
working
capital
efficiency on
financial
performance
of a firm: An
alternative
approach
analisis
regresi linier
berganda
Ada hubungan antara
efisiensi modal kerja dan
profitabilitas perusahaan
sejauh ini menganggap
CCC atau NTC sebagai
proksi untuk modal kerja
efisiensi, dan langkah-
langkah akuntansi seperti
ROA, ROE, ROCE, GOI
dan NOI sebagai
ukuran profitabilitas
perusahaan
2. Sallyritna
Sangka,
Inggriani
Analisis
Tingkat
Perputaran
Data
Kualitatif
dengan
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa upaya
penagihan piutang usaha
34
No Nama dan
Tahun Judul Metode Hasil Penelitian
Elim, dan
Stanley Kho
Walandouw
(2018)
Piutang
Usaha
Terhadap
Laporan Arus
Kas Operasi
Pada Manado
Quality Hotel
metode
deskriptif
kualitatif
pada tahun 2015-2016
semakin buruk tingkat
penagihan piutang dan
perusahaan membutuhkan
kegiatan yang mengarah
pada upaya pengembalian
piutang secara serius dan
memperhatikan penjualan
kredit di Agar tetap sesuai
dengan prosedur yang
ditetapkan dan analisis
perhitungan rasio arus kas
setiap periode yang
diperlukan untuk menilai
efektivitas laporan
keuangan perusahaan.
Berdasarkan hasil kegiatan
penelitian arus kas operasi
tahun 2015 sebesar Rp.
2.564.064.056 yang berarti
untuk perputaran piutang
(RTO) 1,10 kali yang telah
melampaui target
perusahaan dan pada tahun
2016 untuk arus kas operasi
sebesar Rp. 2,944,637,164
yang berarti untuk
perputaran piutang (RTO)
0,89 kali sehingga tidak
dapat mencapai target
perusahaan.
3. Haryanto,
Akhmad
Sodikin, and
Ella Siti
Chaeriah
(2018)
Effect of
Turnover of
Cash,
Receivables
Turnover and
Inventory
Turnover on
Classical
Assumption
Test (BLUE)
with
regression
perputaran kas, perputaran
piutang, dan perputaran
persediaan secara
bersamaan mempengaruhi
ROA. Variabel perputaran
kas mempengaruhi ROA
secara parsial. Perputaran
35
No Nama dan
Tahun Judul Metode Hasil Penelitian
Return on
Assets
(ROA): Case
Study in PT
Indofood
Sukses
Makmur
TBK
piutang variabel
mempengaruhi ROA secara
parsial. Variabel perputaran
persediaan mempengaruhi
ROA secara parsial.
4. Altaf, Shah,
(2018)
How does
working
capital
management
affect the
profitability
of Indian
companies?
analisis
regresi linier
berganda, uji
t, uji F dan
uji R Square
Hasil penelitian
mengkonfirmasi hubungan
bentuk-U terbalik antara
WCM dan profitabilitas
perusahaan. Selain itu,
penulis juga menemukan
bahwa perusahaan harus
menyelesaikan CCC-nya
secara rata-rata dalam 63
hari.
5. Roni
(2018)
The effect of
working
capital
Management
on
profitability
of State-
owned
enterprise in
processing
Industry
sector
analisis
regresi linier
berganda, uji
t, uji F dan
uji R Square
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
perputaran persediaan dan
struktur aset
memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap
profitabilitas perusahaan.
Namun demikian,
Perputaran Uang Tunai,
Perputaran Piutang, dan
Likuiditas tidak memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap profitabilitas pada
BUMN di sektor industri
pengolahan
6. Caroline
Nyambura
Mwaura
(2017)
The Effect Of
Inventory
Turnover On
The
Financial
Performance
Of Medium
And Large
descriptive
cross
sectional
research
design
terdapat korelasi positif dan
statistik signifikan yang
kuat antara perputaran
persediaan dan kinerja
keuangan supermarket
besar menengah dan besar
di Kenya.
36
No Nama dan
Tahun Judul Metode Hasil Penelitian
Retail
Supermarkets
In Kenya
7. Lisetiyowati,
Siti Rosyafah,
Kusni
Hidayati
(2017)
Analisis
Perputaran
Piutang
Usaha
Terhadap
Tingkat
Pendapatan
(Studi Kasus
PT. Waskita
Karya
(Persero) Tbk
Di Jakarta)
Deskriptif
analisis
Hasil penelitian ini
berdasarkan rasio aktivitas
yang diproksikan Total
Turn Over, Receivable
Turn Over, Receivable +
WIP Turn Over,Average
Collection Perioed, Sales to
Net Working Capital, rasio
tunggakan dan rasio
penagihan perusahaan
mengalami kondisi keadaan
yang kurang baik karena
terjadi peningkatan piutang
setiap tahun yang
memperlambat piutang
menjadi kas perusahaan,
sehingga menimbulkan
piutang tak tertagih.
8. Nanik
Sulistiyo Rini,
Endang
Masitoh
Wahyuningsih
(2015)
Pengaruh
Perputaran
Piutang Dan
Efisiensi
Modal Kerja
Terhadap
Kemampuan
Laba Pada
Unit
Pengelolaan
Keuangan Di
Badan
Keswadayaan
Masyarakat
Desa
Purbayan
multiple
regression
analysis, uji
asumsi
klasik, t test,
F test, dan
koefisien
determinasi.
perputaran piutang dan
efisiensi modal kerja secara
bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap
kemampuan laba. Hasil
dari penelitian ini
menunjukkan koefisien
kemampuan provis 100%
dipengaruhi oleh
perputaran piutang dan
efisiensi modal kerja.
9. Aldivitto The Impact of analisis Hasil penelitian
37
No Nama dan
Tahun Judul Metode Hasil Penelitian
(2015) Working
Capital
Components
Turnover
Period
Towards
Market
ValueRatio
regresi linier
berganda, uji
t, uji F dan
uji R Square
menunjukkan bahwa
periode perputaran uang
tunai, piutang dan hutang
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap PBV,
sedangkan periode
perputaran persediaan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap PBV
10. Hoiriya dan
Lestariningsih
(2015)
Pengaruh
Perputaran
modal kerja,
Perputaran
Piutang,
Perputaran
Persediaan
Terhadap
Profitabilitas
Perusahaan
Manufaktur
analisis
regresi linier
berganda, uji
t, uji F dan
uji R Square
Dari hasil analisis
menunjukkan bahwa uji t
didapatkan yaitu perputaran
modal kerja tidak
berpengaruh signifikan
tehadap profitabilitas
(sebesar 0,260). perputaran
piutang berpengaruh
signifikan tehadap
profitabilitas (sebesar
0,010). perputaran
persediaan berpengaruh
signifikan tehadap
profitabilitas (sebesar
0,007). Pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek
Indonesia periode 2012
sampai 2013 pada level of
significance lebih kecil dari
5% atau (sebesar 0,05)
sehingga terdapat
signifikan.Disarankan pada
perusahaan – perusahaan
manufaktur di di Bursa
Efek Indonesia hendaknya
memperhatikan unsur –
unsur modal kerja yang
terdapat dalam aset lancar,
yaitu modal kerja netto,
38
No Nama dan
Tahun Judul Metode Hasil Penelitian
piutang dan persediaan
untuk dapat meningkatkan
profitabilitas
11. Linda dan
Verawati
(2014)
Pengaruh
Perputaran
modal kerja,
Perputaran
Piutang, Dan
Perputaran
Persediaan
Terhadap
Profitabilitas
Perusahaan
Tekstil
analisis
regresi linier
berganda, uji
t, uji F dan
uji R Square
Berdasarkan hasil uji t
diketahui bahwa perputaran
modal kerja secara parsial
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas karena nilai
signifikansi lebih besar dari
0,05 yaitu sebesar 0,754,
sedangkan peputaran
piutang dan perputaran
persediaan berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas karena nilai
signifikansi lebih kecil dari
0,05 yaitu sebesar 0,000.
Berdasarkan hasil uji t juga
dapat diketahui bahwa
variabel yang paling
dominan pengaruhnya
terhadap profitabilitas
adalah perputaran piutang
karena mempunyai nilai t
hitung yang paling besar
yaitu sebesar 27,203
12. Mulatsih
(2014)
Analisis
Tingkat
Perputaran
Persediaan,
Tingkat
Perputaran
Piutang,
Tingkat
Perputaran
Modal Kerja
Dan Tingkat
analisis
regresi linier
berganda, uji
t, uji F dan
uji R Square
Hasil dari penelitian ini
adalah tingkat perputaran
piutang, tingkat perputaran
persediaan dan tingkat
perputaran modal kerja
secara simultan dan
parsial berpengaruh
terhadap tingkat
profitabilitas perusahaan
39
No Nama dan
Tahun Judul Metode Hasil Penelitian
Perputaran
Kas Terhadap
Profitabilitas
Pada
Perusahaan
Sektor Kimia
Di Bursa
Efek
Indonesia
2010-2012
13. Saefi
Komariyah,
Ani Solihat
(2014)
Pengaruh
Perputaran
Piutang
Terhadap
Kinerja
Perusahaan
Studi Pada
PT. Jaindo
Metal
Industries
Regresi linier
sederhana,
koefisien
korelasi,
koefisien
determinasi,
uji t
Dari hasil perhitungan
regresi linier sederhana dan
koefisien korelasi yaitu
perputaran piutang dan
kinerja perusahaan
memiliki hubungan yang
tidak searah. Hasil nilai uji
t diperoleh thitung < ttabel,
sehingga nilai tersebut
mengandung arti bahwa
perputaran piutang tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja
perusahaan (ROI).
Pengaruh yang kuat antara
perputaran piutang
terhadap kinerja
perusahaan pada PT. Jaindo
Metal Industries sebesar
19,7%, sedangkan sisanya
80,3% dipengaruhi faktor
lain.
14. Erik Pebrin
Naibaho dan
Sri Rahayu
(2014)
Pengaruh
Perputaran
Piutang Dan
Perputaran
Persediaan
Terhadap
regresi
berganda dan
uji asumsi
klasik
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
perputaran piutang secara
parsial berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas, perputaran
40
No Nama dan
Tahun Judul Metode Hasil Penelitian
Profitabilitas
(Studi
Empiris
Perusahaan
Makanan
Dan
Minuman
Yang
Terdaftar Di
BEI Tahun
2008-2012)
persediaan secara parsial
berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas.
Secara simultan perputaran
piutang dan perputaran
persediaan berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas.
15. Awan (2014) Impact Of
Working
Capital
Management
On
Profitability
Ofcement
Sector In
Pakistan
regresi
berganda dan
uji asumsi
klasik
Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan
bahwa return on equity
(ROE) berkorelasi negatif
dengan Cash Conversion
Cycle (CCC), current ratio
(CR), dan perputaran
persediaan dalam beberapa
hari (ITD). Sedangkan
ROE berkorelasi positif
dengan Perputaran Modal
Kerja Bruto (GWCT),
Quick Ratio (QR), Periode
Pembayaran Rata-rata
(APP), Ukuran perusahaan
(LNSALES), dan Dana
yang dialokasikan oleh
pemerintah dalam Program
Pengembangan Sektor
Publik (LNPSDP).
Hubungan Current Ratio
tidak signifikan dengan
ROE, tetapi hubungannya
tidak konklusif
16. Lina Warrad
(2013)
The Impact
Of Working
Capital
A simple
liner
regression
Studi ini menunjukkan
dampak signifikan dari
perputaran modal kerja
41
No Nama dan
Tahun Judul Metode Hasil Penelitian
Turnover On
Jordanian
Chemical
Industries’
Profitability
variabel independen pada
variabel dependen
pengembalian aset antara
Industri Kimia yang
terdaftar di Bursa Efek
Amman selama periode
2009-2011.
17. Tariq (2013) Working
Capital
Management
and Firm
Performance:
Evidence
from
Pakistan
regresi
berganda dan
uji asumsi
klasik
Hasil yang diperoleh
bahwa CCC, Net Trading
Cycle, Number of Days
Receivable memiliki
hubungan yang sangat
positif dengan kinerja dan
ini adalah signifikan
sedangkan, Jumlah
Perputaran Persediaan hari
dan Jumlah hari terutang
omset dalam Hari memiliki
hubungan negatif dengan
kinerja perusahaan dan
tidak signifikan
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak
pada variabel independen yang digunakan. Penelitian ini menggabungkan
variabel-variabel independen dari penelitian sebelumnya yaitu menggunakan
perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran
persediaan. Perbedaan lainnya terletak pada objek penelitian, dimana penelitian
ini lebih focus pada perusahaan manufaktur sub-sektor industry makanan dan
minuman. Hal ini karena dalam latar belakang penelitian ini mengangkat isu
lemahnya daya beli masyarakat karena nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah.
42
Perbedaan lainnya yaitu periode penelitian, penelitian ini mengambil periode
2014-2017.
.
2.3 Kerangka Penelitian
Profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh
laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan. Kemampuan
memperoleh laba bisa diukur dari modal sendiri maupun dari seluruh dana yang
diinvestasikan kedalam perusahaan. K.R Subramanyam (2010) mengemukakan
bahwa Return on Assets (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan
secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah
keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.
Dalam beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya pengaruh
modal sendiri maupun dari seluruh dana yang diinvestasikan kedalam perusahaan
terhadap profitabilitas perusahaan. Penelitian oleh Mutlasih (2014), hasilnya
adalah tingkat perputaran piutang, tingkat perputaran persediaan dan tingkat
perputaran modal kerja secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap tingkat
profitabilitas perusahaan. Penelitian lain oleh Naibaho dan Rahayu (2014) tentang
Pengaruh Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas.
Hasilnya menunjukkan bahwa bahwa perputaran piutang secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, perputaran persediaan secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.Secara simultan perputaran
piutang dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
43
Dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen profitabilitas yang
diproksikan dengan Return On Assets (ROA). Sementara variabel independen
yang digunakan adalah perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran
kas, dan perputaran persediaan. Berdasarkan pengungkapan teori dan penelitian
terdahulu, maka penelitian ini menyusun kerangka penelitian seperti pada gambar
di bawah ini:
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran
Kerangka konseptual disusun untuk menggambarkan hubungan pengaruh
antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen
disimbolkan dengan (X) sedangkan variabel dependen disimbolkan dengan
(Y).Perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran
Perputaran Piutang
(X2)
Perputaran Kas
(X3)
Perputaran Persediaan
(X4)
Profitabilitas
Return On Assets (ROA)
(Y)
Perputaran Modal Kerja
(X1)
44
persediaan adalah variabel independen.Sedangkan profitabilitas adalah variabel
dependen.
2.3.1. Pengaruh perputaran modal kerja terhadap Profitabilitas
Modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk melakukan
kegiatan operasi perusahaan. Salah satu alat ukur untuk menentukan
keberhasilan manajemen modal kerja adalah diukur dari perputaran modal
kerjanya atau working capital turnovernya yang bertujuan untuk
mengukur atau menilai keefektifannya modal kerja perusahaan selama
periode tertentu. Artinya, seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu
periode atau dalam beberapa periode. Untuk mengukur perputaran modal kerja
adalah dengan cara membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau
dengan modal kerja rata-rata. atau penjualan membagi hasil dari aktiva lancar
dikurangi hutang lancar. Sehingga, dengan jumlah penjualan yang semakin
besar dapat menunjukkan bahwa perusahaan tersebut aktif melaksanakan
kegiatan operasionalnya. Semakin besar rasio perputaran modal kerja maka
semakin baik suatu perusahaan.Hal ini juga menunjukkan seberapa efektifnya
pemanfaatan modal kerja yang tersedia dalam meningkatkan profitabilitas
perusahaan.
Penelitian oleh Lina Warrad (2013) menunjukkan hasil dampak signifikan
dari perputaran modal kerja sebagai variabel independen terhadap variabel
dependen pengembalian aset pada Industri Kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Amman selama periode 2009-2011. Penelitian yang lainnya oleh Nanik Sulistiyo
Rini, Endang Masitoh Wahyuningsih (2015), hasilnya menunjukkan bahwa
45
perputaran piutang dan efisiensi modal kerja secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap kemampuan laba. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
koefisien kemampuan laba 100% dipengaruhi oleh perputaran piutang dan
efisiensi modal kerja..
2.3.2. Pengaruh perputaran kas terhadap Profitabilitas
Untuk mencapai laba (profit) yang diiinginkan, perusahaan hendaknya
mengambil berbagai kebijakan keuangan. Salah satunya adalah kebijakan modal
kerja. Pengelolaan modal kerja penting sekali dilakukan demi kelancaran kegiatan
operasional perusahaan. Kas dan persediaan merupakan komponen modal kerja
yang selalu berputar dalam keadaan tertentu sehingga perputaran kas, dan
perputaran persediaan dapat mempengaruhi panjang pendeknya waktu terikatnya
modal yang pada akhirnya akan mempengaruhi profitabilitas. Periode perputaran
modal kerja dimulai saat kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal
kerja sampai saat kembali lagi menjadi kas. Sebagai elemen dari modal
kerja maka kas perlu diperhatikan perputarannya. Semakin cepat atau semakin
tinggi tingkat perputaran kas berarti menandakan semakin pendek waktu
terikatnya modal dalam kas. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam
penggunaan modal kerja yang nantinya akan menaikkan tingkat profitabilitas
dan juga dapat menaikkan profit yang akan dicapai. Apabila profit naik, ROA
juga ikut naik. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi perputaran kasnya maka keuntungan yang diperoleh perusahaan akan
46
semakin besar pula. Oleh karena itu hubungan antara perputaran kas dengan
profitabilitas yang diproksikan dengan ROA berhubungan positif.
Penelitian oleh Haryanto, Akhmad Sodikin, and Ella Siti Chaeriah (2018),
hasil penelitian menunjukkan perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran
persediaan secara bersamaan mempengaruhi ROA. Variabel perputaran kas
mempengaruhi ROA secara parsial.Perputaran piutang variabel mempengaruhi
ROA secara parsial.Variabel perputaran persediaan mempengaruhi ROA secara
parsial.
2.3.3. P engaruh perputaran piutang terhadap Profitabilitas
Piutang merupakan salah satu komponen dari aktiva lancar perusahaan.
Piutang merupakan aktiva lancar yang paling likuid setelah kas dan setara kas
dibandingkan dengan komponen aktiva lancar yang lainnya. Semakin lambat
dalam melakukan penagihan piutang, maka dapat mempengaruhi perputaran
piutang yang akan berakibat semakin kecil cash ratio perusahaan, dan akan
memperlambat perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Banyak perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk
atau jasa. Dari penjualan kredit tersebut maka muncullah piutang. Piutang dalam
neraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva lancar dan oleh
karena itu perusahaan perlu memberikan perhatian yang cukup serius agar
perkiraan piutang ini dapat diatur dengan cara yang seefisien mungkin,
sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Adapun teori penghubung
yang dikemukakan Bambang Riyanto (2008), menyebutkan bahwa semakin
besarnya jumlah piutang berarti semakin besar resiko, tetapi bersamaan dengan itu
47
juga akan memperbesar profitability. Ketika likuiditas perusahaan terbentuk
maka keadaan kondisi aktiva perusahaan akan semakin baik. Membaiknya
kondisi aktiva perusahaan yang dalam kesempatan ini berfokus pada aktiva
lancar yang disebabkan dari adanya piutang, hal ini akan memberikan andil
yang sangat besar pada seluruh atau sebagian aktivitas perusahaan, sehingga
profitabilitas perusahaan akan meningkat. Berdasarkan uraian di atas, penulis
dapat menyimpulkan bahwa piutang dapat memperbesar tingkat profitabilitas
(return on assets) namun rasio yang memperlihatkan lamanya untuk mengubah
piutang menjadi kas disebut perputaran piutang. Jadi piutang berpengaruh
terhadap profitabilitas (return on assets).
Penelitian oleh Nanik Sulistiyo Rini, Endang Masitoh Wahyuningsih
(2015), hasilnya menunjukkan bahwa perputaran piutang dan efisiensi modal
kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kemampuan
laba.Hasil dari penelitian ini menunjukkan koefisien kemampuan laba 100%
dipengaruhi oleh perputaran piutang dan efisiensi modal kerja. Penelitian lainnya
oleh Haryanto, Akhmad Sodikin, and Ella Siti Chaeriah (2018), hasil penelitian
menunjukkan perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan
secara bersamaan mempengaruhi ROA. Variabel perputaran kas mempengaruhi
ROA secara parsial.Perputaran piutang variabel mempengaruhi ROA secara
parsial.Variabel perputaran persediaan mempengaruhi ROA secara parsial.
2.3.4. Pengaruh perputaran persediaan terhadap Profitabilitas
Perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam
48
suatu periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran persediaan
(inventory turnover). Dapat diartikan pula bahwa perputaran persediaan
merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan diganti
dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek demikian pula
sebaliknya. Efisiensi dari penggunaan modal kerja dapat dilihat dari periode
perputaran modal kerja yang dipengaruhi oleh perputaran masing-masing
komponen modal kerja. Selain kas, elemen persediaan juga perlu diperhatikan
perputarannya. Untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi maka harus
diadakan perencanaan dan pengawasan persediaan secara teratur dan efisien. Jika
semakin cepat perputaran persediaan menandakan perusahaan tersebut dapat
beroperasi secara optimal dengan full capacity sehingga akan memperbesar profit
yang akan dicapai. Apabila profit tinggi, maka rasio profitabilitas (ROA) pun ikut
tinggi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi perputaran persediaan
maka keuntungan yang diperoleh perusahaan akan semakin besar pula. Oleh
karena itu hubungan antara perputaran persediaan dengan ROA berhubungan
positif.
Penelitian oleh Caroline Nyambura Mwaura (2017), hasilnya
menunjukkan terdapat korelasi positif dan statistik signifikan yang kuat antara
perputaran persediaan dan kinerja keuangan supermarket besar menengah dan
besar di Kenya. Penelitian lainnya oleh Haryanto, Akhmad Sodikin, and Ella Siti
Chaeriah (2018), hasil penelitian menunjukkan perputaran kas, perputaran
piutang, dan perputaran persediaan secara bersamaan mempengaruhi ROA.
Variabel perputaran kas mempengaruhi ROA secara parsial.Perputaran piutang