BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Laporan...

31
19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Tahun 2017, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap,biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, disamping itu juga segmen industri dan geografis serta pengungkapan perubahan harga. Laporan keuangan menurut John J. Wild et. All (2005) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan produk proses pelaporan keuangan yang diatur oleh standar dan aturan akuntansi, intensif manajer, serta mekanisme pelaksanaan dan pengawasan perusahaan. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang mempunyai fungsi sebagai media informasi dan komunikasi antara pihak intern (perusahaan) dengan pihak ekstern (pihak lain) yang mempunyai kepentingan dengan data atau laporan dari hasil kegiatan perusahaan yang disajikan. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan atau organisasi pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Laporan...

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1

Tahun 2017, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan

keuangan yang lengkap,biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,

laporan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan

yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, disamping itu juga

segmen industri dan geografis serta pengungkapan perubahan harga.

Laporan keuangan menurut John J. Wild et. All (2005) menyatakan

bahwa laporan keuangan merupakan produk proses pelaporan keuangan

yang diatur oleh standar dan aturan akuntansi, intensif manajer, serta

mekanisme pelaksanaan dan pengawasan perusahaan. Laporan keuangan

adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang mempunyai fungsi sebagai

media informasi dan komunikasi antara pihak intern (perusahaan) dengan

pihak ekstern (pihak lain) yang mempunyai kepentingan dengan data atau

laporan dari hasil kegiatan perusahaan yang disajikan.

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa laporan keuangan

adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan atau organisasi pada

suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

20

kinerja perusahaan atau organisasi tersebut. Laporan keuangan merupakan

ringkasan dari proses pencatatan yang merupakan ringkasan dari transaksi

keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan ini

dibuat oleh pihak manajemen dengan tujuan untuk

mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan oleh pemilik

perusahaan.

Laporan keuangan memberikan informasi tentang perusahaan yang

meliputi :

a) Aset

b) Kewajiban

c) Modal atau Ekuitas

d) Pendapatan beban, termasuk keuntungan dan kerugian

e) Arus kas

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1

(IAI, 2017) tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi

mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang

bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan untuk membuat

keputusan ekonomi dan menunjukan pertanggungjawaban (stewardship)

manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada

mereka.Pengguna laporan keuangan antara lain:

21

1) Investor

Para investor dan penasihatnya berkepentingan terhadap resiko yang

melekat dan hasil perkembangan dari investasi yang dilakukannya.

Mereka membutuhkan informasi untuk memutuskan apakah harus

membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Selain itu mereka

juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka dapat

melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam

membayar dividen.

2) Pemberi pinjaman (Kreditor)

Para kreditor tertarik dengan informasikeuangan yang memungkinkan

mereka untuk memutuskan apakah pinjaman beserta bunganya dapat

dibayar tepat waktu saat jatuh tempo.

3) Pemasok dan kreditur usaha lainnya

Pemasok dan keditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang

terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

4) Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan mengenai kelangsungan hidup

perusahaan terutama jika mereka terlibat dalam perjanjian jangka

panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.

5) Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya

berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya

22

berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga

membutuhkan informasi untuk menetapkan kebijakan pajak dan

sebagai dasar menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik

lainnya.

6) Karyawan bagian keuangan dan manajemen

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik pada

informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka

juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka melakukan

penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas

jasa,manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

7) Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai cara,

seperti memberi kontribusi pada perekonomian nasional, termasuk

jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada para

penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu

masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan

perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan beserta aktivitasnya.

Menurut Intermediate Accounting (Kieso, 2011), tujuan laporan

keuangan diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu tujuan khusus, tujuan umum

dan tujuan kualitatif. Tujuan-tujuan ini dapat diringkas sebagai berikut :

1) Tujuan Khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar

dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara

23

umum, posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan lain dalam posisi

keuangan.

2) Tujuan Umum laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber

kekuatan ekonomi dan kewajiban bisnis untuk mengevaluasi

keuntungan dan kerugian, menunjukkan pendanaan dan investasi,

evaluasi kemampuan untuk memenuhi komitmennya,

menunjukkan berbagai dasar sumber daya bagi pertumbuhannya.

b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya tentang

perubahan sumber daya bersih dari kegiatan usaha yang ditujukan

untuk membuat keuntungan agar dapat menyajikan harapan

pengembangan deviden kepada investor, menunjukkan

kemampuan operasi perusahaan dalam membayar kreditor dan

pemasok, menyediakan lapangan kerja bagi karyawan-

karyawannya, membayar pajak, dan menghasilkan dana untuk

ekspansi bisnis.

c. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan

untuk memperkirakan potensi pendapatan bagi perusahaan.

d. Untuk memberikan informasi lain yang diperlukan mengenai

perubahan dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban, juga untuk

mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan

pengguna laporan.

24

3) Tujuan Kualitatif dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Relevansi, yang berarti pemilihan informasi yang memiliki

kemungkinan terbesar untuk memberikan bantuan kepada pengguna

dalam keputusan ekonomi mereka.

b. Dapat dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi yang jelas

namun pengguna harus dapat memahaminya.

c. Dapat diverifikasi, yang artinya hasil dari laporan keuangan didukung

oleh pengukuran yang independen dengan metode pengukuran yang

sama.

d. Netralitas, yang berarti bahwa informasi akuntansi yang ditujukan

kepada kebutuhan umum dari pengguna, bukan kebutuhan khusus dari

pengguna tertentu.

e. Ketepatan waktu, yang berarti komunikasi informasi secara lebih awal

, untuk menghindari keterlambatan dan penundaan dalam pengambilan

keputusan ekonomi.

f. Komparabilitas (daya banding), yang secara tidak langsung berarti

perbedaan-perbedaan yang terjadi seharusnya bukan diakibatkan oleh

perbedaan perlakuan akuntansi keuangan yang diterapkan.

g. Kelengkapan, yang berarti sudah dilaporkannya semua informasi yang

secara wajar memenuhi persyaratan dari tujuan kualitatif yang lain.

25

2.1.2. Perputaran Modal Kerja

Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan

digunakan untuk keperluan investasi membeli atau membiaya aktiva tetap

dan bersifat jangka panjang yang dapat digunakan secara berulang-ulang,

seperti pembelian tanah, bangunan, mesin, kendaraan dan aktiva tetap

lainnya. Penggunaan modal kerja juga digunakan untuk membiayai

aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan baku,

membayar upah tenaga kerja langsung, membayar gaji karyawan,

membayar utang lain-lain. Modal kerja merupakan dana yang digunakan

untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Keberhasilan dalam

pengelolaan akan modal kerja mencerminkan pengawasan yang maksimal

terhadap aktiva lancar dan kewajiban lancar dalam meningkatkan

profitabilitas yang dihasilkan dari efektifitas manajemen modal kerja.

Manajemen modal kerja menurut K.R Subramanyam (2010; 87)

adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aset lancar

dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Manajemen modal kerja yang

efektif menjadi sangat penting untuk pertumbuhan kelangsungan

perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen modal kerja dalam

penelitian ini diproksikan dengan menggunakan rasio kas (Cash

Ratio),perputaran kas, perputaran piutang (Receivable Turn Over),

perputaran persediaan (Inventory Turn Over), dan profitabilitas dalam hal

ini Return On Asset (ROA).

26

Keefektifan penggunaan modal kerja dapat diukur dengan rasio

perputaran modal kerja (working capital turnover). Rasio ini menunjukkan

berapa kali dana yang tertanam dalam modal kerja berputar dalam satu

periode, atau jumlah penjualan yang bisa dicapai oleh setiap rupiah modal

kerja, dan jumlah penjualan tersebut otomatis berpengaruh terhadap

profitabilitas.

Alat ukur dalam output kinerjaperusahaan dengan menggunakan

laporankeuangan. Menurut K.R Subramanyam (2010; 124) mengatakan

bahwa Laporan keuanganmerupakan alat ukur dalam output kinerjadalam

kondisi keuangan perusahaan sesuaidengan target yang dicapai

dalampengambilan keputusan yang bersifatfinansial dalam manajemen

perusahaan. Modal kerja ialah investasi sebuah perusahaan pada aset

lancar. Rasio ini dihitung sebagai rumusyang digunakan untuk mencari

perputaranmodal kerja adalah sebagai berikut :

Untuk menilai efisiensi modal kerja dapat digunakan rasio antara

total penjualan dengan jumlah modal kerja rata-rata yang sering disebut

working capital turnover (perputaran modal kerja bersih). Rasio ini

menunjukan hubungan antara modal kerja dengan penjualan yang dapat

diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Perputaran modal

kerja bersih yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang

mungkin disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau

adanya saldo kas yang terlalu besar. Dimana modal kerja dalam penelitian

27

ini adalah modal kerja bersih yaitu selisih antara current asset dengan

current lialibilitas.

Untuk menilai keefektifan modal kerja dapat digunakan ratio

antara total penjualan dengan jumlah modal kerja rata-rata. Tingkat

perputaran (turnover rate) modal kerja dapat pula dihitung dari neraca dan

income statement pada suatu saat tertentu. Rasio ini dihitung sebagai

rumus yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja adalah

sebagai berikut :

Penjualan

Perputaran Modal Kerja =

Rata-rata Modal Kerja

Modal Kerja Bersih = Aset Lancar – Hutang Lancar

2.1.3. Perputaran Kas

Untuk mengelola kas agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan,

maka kas harus diputar dengan baik. Tingkat perputaran kas akan

berdampak langsung terhadap keuntungan. Tingkat perputaran kas

merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh

perusahaan. Karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan

arus kas kembalinya kas yang telah ditanamkan didalam modal kerja.

Menurut K.R Subramanyam (2010; 117) : Perputaran kas adalah

perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata.

Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan jumlah penjualan,

perbandingan jumlah penjualan dengan jumlah kas rata-rata

28

menggambarkan tingkat perputaran kas. Perputaran kas dalam suatu

periode dapat dihitung dengan rumus :

Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin tinggi

efisiensi penggunaan kasnya dan semakin cepat kembalinya kas masuk

pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali

untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu

kondisi keuangan perusahaan.

2.1.4. Perputaran Piutang

Menurut K.R Subramanyam (2010; 64), posisi piutang dan taksiran

waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat

perputaran piutang, yaitu dengan membagi total penjualan kredit netto

dengan piutang rata-rata. Adakalanya angka penjualan kredit untuk suatu

periode tertentu tidak dapat diperoleh sehingga yang digunakan sebagai

penjualan kredit adalah angka total penjualan.

Jumlah hari penjualan dalam piutang memberi tolak ukur mengenai

lamanya waktu piutang dagang yang beredar. Semakin besar rasio umur

piutang semakin besar rasio tidak tertagihnya piutang. Perubahan rasio

antara penjualan kredit dan rata-rata piutang disebabkan oleh banyak hal,

diantaranya:

29

a. Turunnya penjulan dan naiknya piutang

b. Turunnya piutang diikuti turunnya pejualan dalam jumlah yang lebih

besar

c. Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yang lebih

besar

d. Turunnya penjualan dengan piutang tetap

e. Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah

Piutang selalu dalam keadaan berputar. Periode perputarannya atau

periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung kepada syarat

pembayarannya. Makin lemah atau makin lama syarat pembayarannya,

berarti makin lama modal terikat pada piutang ini berarti bahwa tingkat

perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah. Dengan

rumus sebagai berikut :

2.1.5. Perputaran Persediaan

Perusahaan dapat melakukan evaluasi terhadap persediaan yang

dimilikinya dengan menghitung inventory turn over atau perputaran

persediaan. Hal ini perlu dilakukan perusahaan untuk mengetahui apakah

persediaannya likuid atau tidak likuid. Terjadinya tidak likuid atas

30

persediaan artinya persediaan yang menganggur (idle inventory), akan

merugikan perusahaan karena hal ini akan menambah biaya atas

persediaan. Sedangkan persediaan yang likuid atau berputar akan sangat

menguntungkan perusahaan.

Menurut K.R Subramanyam (2010; 278), persediaan merupakan

rasio antara jumlah pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata

persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Perputaran persediaan adalah

perputaran yang menunjukan berapa kali persediaan dijual dan diganti

selama satu periode, dengan rumus sebagai berikut:

Perputaran Persediaan= Harga Pokok Penjualan /Rata-Rata Persediaan

Rata-Rata Persediaan = ( Persediaan awal + Persediaan Akhir) / 2

Charles T.Horgen dkk (2008:910), berpendapat bahwa tingkat

perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan kemudahan dalam

penjualan persediaan sedangkan perputaran persediaan yang rendah

menunjukkan kesulitan dalam penjualan persediaan. Jadi perusahaan dapat

mengukur tingkat likuiditas dengan menghitung tingkat perputaran

persediaan. Apabila rasio likuiditas tinggi dan mencerminkan persediaan

terjual dan tidak ada persediaan yang menumpuk, maka memberikan

dampak yang positif bagi perusahaan. Sedangkan jika rasio perputaran

rendah mencerminkan persediaan tidak terjual maka akan berdampak

negatif bagi perusahaan.

31

2.1.6. Rasio Profitabilitas

Menurut K.R Subramanyam (2010:9), profitabilitas adalah

ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang

dinyatakan dalam istilah keuangan. Ada beberapa Jenis–jenis rasio

profitabilitas. Secara umum ada empat jenis analisis utama yang

digunakan untuk menilai tingkat profitabilitas yakni terdiri dari:

a. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)

Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi

pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan

kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Gross profit

Margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan

penjualan. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan

operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok

penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan penjualan ,

demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin

semakin kurang baik operasi perusahaan

b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan bersih. Net Profit Margin merupakan perbandingan antara

laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer

operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang

diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan

32

beban usaha, semakin besar Net Profit Margin berarti semakin efisien

perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan

dengan kegiatan operasinya.

c. Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) merupakan penilaian profitabilitas atas total

assets, dengan cara membandingkan laba setelah pajak dengan rata-

rata total aktiva. Return On Assets (ROA) menunjukkan efektivitas

perusahaan dalam mengelola aktiva baik dari modal sendiri maupun

dari modal pinjaman, investor akan melihat seberapa efektif suatu

perusahaan dalam mengelola asetnya. Semakin tinggi tingkat Return

On Assets (ROA) maka akan memberikan efek terhadap volume

penjualan saham, artinya tinggi rendahnya Return On Assets (ROA)

akan mempengaruhi minat investor dalam melakukan investasi

sehingga akan mempengaruhi volume penjualan saham perusahaan

begitu pula sebaliknya.Secara matematis Return On Assets (ROA)

dapat dirumuskan sebagai berikut :

Return on Assets = laba bersih setelah pajak

total aset

d. Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini

menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan

nilai buku para pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini, semakin

baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula

33

sebaliknya. Return On Equity (ROE) yang tinggi akan dapat

mendorong penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik

dan manajemen biaya yang efektif. Hal ini akan mempengaruhi minat

para investor untuk melakukan transaksi jual beli saham, sehingga

akan meningkatkan volume penjualan saham perusahaan tersebut.

Dengan kata lain tingkat Return On Equity (ROE) akan memberikan

pengaruh terhadap volume penjualan saham perusahaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai Profitabilitas telah banyak dilakukan oleh peneliti

terdahulu. Penelitian terdahulu ini diambil dari berbagai jurnal yang telah

diterbitkan oleh lembaga penelitian atau pun instansi pendidikan. Adapun

penelitian terdahulu dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama dan

Tahun Judul Metode Hasil Penelitian

1. Prasad,

Sivasankaran,

Paul,

Kannadhasan,

(2019)

Measuring

impact of

working

capital

efficiency on

financial

performance

of a firm: An

alternative

approach

analisis

regresi linier

berganda

Ada hubungan antara

efisiensi modal kerja dan

profitabilitas perusahaan

sejauh ini menganggap

CCC atau NTC sebagai

proksi untuk modal kerja

efisiensi, dan langkah-

langkah akuntansi seperti

ROA, ROE, ROCE, GOI

dan NOI sebagai

ukuran profitabilitas

perusahaan

2. Sallyritna

Sangka,

Inggriani

Analisis

Tingkat

Perputaran

Data

Kualitatif

dengan

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa upaya

penagihan piutang usaha

34

No Nama dan

Tahun Judul Metode Hasil Penelitian

Elim, dan

Stanley Kho

Walandouw

(2018)

Piutang

Usaha

Terhadap

Laporan Arus

Kas Operasi

Pada Manado

Quality Hotel

metode

deskriptif

kualitatif

pada tahun 2015-2016

semakin buruk tingkat

penagihan piutang dan

perusahaan membutuhkan

kegiatan yang mengarah

pada upaya pengembalian

piutang secara serius dan

memperhatikan penjualan

kredit di Agar tetap sesuai

dengan prosedur yang

ditetapkan dan analisis

perhitungan rasio arus kas

setiap periode yang

diperlukan untuk menilai

efektivitas laporan

keuangan perusahaan.

Berdasarkan hasil kegiatan

penelitian arus kas operasi

tahun 2015 sebesar Rp.

2.564.064.056 yang berarti

untuk perputaran piutang

(RTO) 1,10 kali yang telah

melampaui target

perusahaan dan pada tahun

2016 untuk arus kas operasi

sebesar Rp. 2,944,637,164

yang berarti untuk

perputaran piutang (RTO)

0,89 kali sehingga tidak

dapat mencapai target

perusahaan.

3. Haryanto,

Akhmad

Sodikin, and

Ella Siti

Chaeriah

(2018)

Effect of

Turnover of

Cash,

Receivables

Turnover and

Inventory

Turnover on

Classical

Assumption

Test (BLUE)

with

regression

perputaran kas, perputaran

piutang, dan perputaran

persediaan secara

bersamaan mempengaruhi

ROA. Variabel perputaran

kas mempengaruhi ROA

secara parsial. Perputaran

35

No Nama dan

Tahun Judul Metode Hasil Penelitian

Return on

Assets

(ROA): Case

Study in PT

Indofood

Sukses

Makmur

TBK

piutang variabel

mempengaruhi ROA secara

parsial. Variabel perputaran

persediaan mempengaruhi

ROA secara parsial.

4. Altaf, Shah,

(2018)

How does

working

capital

management

affect the

profitability

of Indian

companies?

analisis

regresi linier

berganda, uji

t, uji F dan

uji R Square

Hasil penelitian

mengkonfirmasi hubungan

bentuk-U terbalik antara

WCM dan profitabilitas

perusahaan. Selain itu,

penulis juga menemukan

bahwa perusahaan harus

menyelesaikan CCC-nya

secara rata-rata dalam 63

hari.

5. Roni

(2018)

The effect of

working

capital

Management

on

profitability

of State-

owned

enterprise in

processing

Industry

sector

analisis

regresi linier

berganda, uji

t, uji F dan

uji R Square

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

perputaran persediaan dan

struktur aset

memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap

profitabilitas perusahaan.

Namun demikian,

Perputaran Uang Tunai,

Perputaran Piutang, dan

Likuiditas tidak memiliki

pengaruh yang signifikan

terhadap profitabilitas pada

BUMN di sektor industri

pengolahan

6. Caroline

Nyambura

Mwaura

(2017)

The Effect Of

Inventory

Turnover On

The

Financial

Performance

Of Medium

And Large

descriptive

cross

sectional

research

design

terdapat korelasi positif dan

statistik signifikan yang

kuat antara perputaran

persediaan dan kinerja

keuangan supermarket

besar menengah dan besar

di Kenya.

36

No Nama dan

Tahun Judul Metode Hasil Penelitian

Retail

Supermarkets

In Kenya

7. Lisetiyowati,

Siti Rosyafah,

Kusni

Hidayati

(2017)

Analisis

Perputaran

Piutang

Usaha

Terhadap

Tingkat

Pendapatan

(Studi Kasus

PT. Waskita

Karya

(Persero) Tbk

Di Jakarta)

Deskriptif

analisis

Hasil penelitian ini

berdasarkan rasio aktivitas

yang diproksikan Total

Turn Over, Receivable

Turn Over, Receivable +

WIP Turn Over,Average

Collection Perioed, Sales to

Net Working Capital, rasio

tunggakan dan rasio

penagihan perusahaan

mengalami kondisi keadaan

yang kurang baik karena

terjadi peningkatan piutang

setiap tahun yang

memperlambat piutang

menjadi kas perusahaan,

sehingga menimbulkan

piutang tak tertagih.

8. Nanik

Sulistiyo Rini,

Endang

Masitoh

Wahyuningsih

(2015)

Pengaruh

Perputaran

Piutang Dan

Efisiensi

Modal Kerja

Terhadap

Kemampuan

Laba Pada

Unit

Pengelolaan

Keuangan Di

Badan

Keswadayaan

Masyarakat

Desa

Purbayan

multiple

regression

analysis, uji

asumsi

klasik, t test,

F test, dan

koefisien

determinasi.

perputaran piutang dan

efisiensi modal kerja secara

bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap

kemampuan laba. Hasil

dari penelitian ini

menunjukkan koefisien

kemampuan provis 100%

dipengaruhi oleh

perputaran piutang dan

efisiensi modal kerja.

9. Aldivitto The Impact of analisis Hasil penelitian

37

No Nama dan

Tahun Judul Metode Hasil Penelitian

(2015) Working

Capital

Components

Turnover

Period

Towards

Market

ValueRatio

regresi linier

berganda, uji

t, uji F dan

uji R Square

menunjukkan bahwa

periode perputaran uang

tunai, piutang dan hutang

memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap PBV,

sedangkan periode

perputaran persediaan tidak

berpengaruh signifikan

terhadap PBV

10. Hoiriya dan

Lestariningsih

(2015)

Pengaruh

Perputaran

modal kerja,

Perputaran

Piutang,

Perputaran

Persediaan

Terhadap

Profitabilitas

Perusahaan

Manufaktur

analisis

regresi linier

berganda, uji

t, uji F dan

uji R Square

Dari hasil analisis

menunjukkan bahwa uji t

didapatkan yaitu perputaran

modal kerja tidak

berpengaruh signifikan

tehadap profitabilitas

(sebesar 0,260). perputaran

piutang berpengaruh

signifikan tehadap

profitabilitas (sebesar

0,010). perputaran

persediaan berpengaruh

signifikan tehadap

profitabilitas (sebesar

0,007). Pada perusahaan

manufaktur di Bursa Efek

Indonesia periode 2012

sampai 2013 pada level of

significance lebih kecil dari

5% atau (sebesar 0,05)

sehingga terdapat

signifikan.Disarankan pada

perusahaan – perusahaan

manufaktur di di Bursa

Efek Indonesia hendaknya

memperhatikan unsur –

unsur modal kerja yang

terdapat dalam aset lancar,

yaitu modal kerja netto,

38

No Nama dan

Tahun Judul Metode Hasil Penelitian

piutang dan persediaan

untuk dapat meningkatkan

profitabilitas

11. Linda dan

Verawati

(2014)

Pengaruh

Perputaran

modal kerja,

Perputaran

Piutang, Dan

Perputaran

Persediaan

Terhadap

Profitabilitas

Perusahaan

Tekstil

analisis

regresi linier

berganda, uji

t, uji F dan

uji R Square

Berdasarkan hasil uji t

diketahui bahwa perputaran

modal kerja secara parsial

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

profitabilitas karena nilai

signifikansi lebih besar dari

0,05 yaitu sebesar 0,754,

sedangkan peputaran

piutang dan perputaran

persediaan berpengaruh

signifikan terhadap

profitabilitas karena nilai

signifikansi lebih kecil dari

0,05 yaitu sebesar 0,000.

Berdasarkan hasil uji t juga

dapat diketahui bahwa

variabel yang paling

dominan pengaruhnya

terhadap profitabilitas

adalah perputaran piutang

karena mempunyai nilai t

hitung yang paling besar

yaitu sebesar 27,203

12. Mulatsih

(2014)

Analisis

Tingkat

Perputaran

Persediaan,

Tingkat

Perputaran

Piutang,

Tingkat

Perputaran

Modal Kerja

Dan Tingkat

analisis

regresi linier

berganda, uji

t, uji F dan

uji R Square

Hasil dari penelitian ini

adalah tingkat perputaran

piutang, tingkat perputaran

persediaan dan tingkat

perputaran modal kerja

secara simultan dan

parsial berpengaruh

terhadap tingkat

profitabilitas perusahaan

39

No Nama dan

Tahun Judul Metode Hasil Penelitian

Perputaran

Kas Terhadap

Profitabilitas

Pada

Perusahaan

Sektor Kimia

Di Bursa

Efek

Indonesia

2010-2012

13. Saefi

Komariyah,

Ani Solihat

(2014)

Pengaruh

Perputaran

Piutang

Terhadap

Kinerja

Perusahaan

Studi Pada

PT. Jaindo

Metal

Industries

Regresi linier

sederhana,

koefisien

korelasi,

koefisien

determinasi,

uji t

Dari hasil perhitungan

regresi linier sederhana dan

koefisien korelasi yaitu

perputaran piutang dan

kinerja perusahaan

memiliki hubungan yang

tidak searah. Hasil nilai uji

t diperoleh thitung < ttabel,

sehingga nilai tersebut

mengandung arti bahwa

perputaran piutang tidak

berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja

perusahaan (ROI).

Pengaruh yang kuat antara

perputaran piutang

terhadap kinerja

perusahaan pada PT. Jaindo

Metal Industries sebesar

19,7%, sedangkan sisanya

80,3% dipengaruhi faktor

lain.

14. Erik Pebrin

Naibaho dan

Sri Rahayu

(2014)

Pengaruh

Perputaran

Piutang Dan

Perputaran

Persediaan

Terhadap

regresi

berganda dan

uji asumsi

klasik

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

perputaran piutang secara

parsial berpengaruh

signifikan terhadap

profitabilitas, perputaran

40

No Nama dan

Tahun Judul Metode Hasil Penelitian

Profitabilitas

(Studi

Empiris

Perusahaan

Makanan

Dan

Minuman

Yang

Terdaftar Di

BEI Tahun

2008-2012)

persediaan secara parsial

berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas.

Secara simultan perputaran

piutang dan perputaran

persediaan berpengaruh

signifikan terhadap

profitabilitas.

15. Awan (2014) Impact Of

Working

Capital

Management

On

Profitability

Ofcement

Sector In

Pakistan

regresi

berganda dan

uji asumsi

klasik

Berdasarkan hasil

penelitian menunjukkan

bahwa return on equity

(ROE) berkorelasi negatif

dengan Cash Conversion

Cycle (CCC), current ratio

(CR), dan perputaran

persediaan dalam beberapa

hari (ITD). Sedangkan

ROE berkorelasi positif

dengan Perputaran Modal

Kerja Bruto (GWCT),

Quick Ratio (QR), Periode

Pembayaran Rata-rata

(APP), Ukuran perusahaan

(LNSALES), dan Dana

yang dialokasikan oleh

pemerintah dalam Program

Pengembangan Sektor

Publik (LNPSDP).

Hubungan Current Ratio

tidak signifikan dengan

ROE, tetapi hubungannya

tidak konklusif

16. Lina Warrad

(2013)

The Impact

Of Working

Capital

A simple

liner

regression

Studi ini menunjukkan

dampak signifikan dari

perputaran modal kerja

41

No Nama dan

Tahun Judul Metode Hasil Penelitian

Turnover On

Jordanian

Chemical

Industries’

Profitability

variabel independen pada

variabel dependen

pengembalian aset antara

Industri Kimia yang

terdaftar di Bursa Efek

Amman selama periode

2009-2011.

17. Tariq (2013) Working

Capital

Management

and Firm

Performance:

Evidence

from

Pakistan

regresi

berganda dan

uji asumsi

klasik

Hasil yang diperoleh

bahwa CCC, Net Trading

Cycle, Number of Days

Receivable memiliki

hubungan yang sangat

positif dengan kinerja dan

ini adalah signifikan

sedangkan, Jumlah

Perputaran Persediaan hari

dan Jumlah hari terutang

omset dalam Hari memiliki

hubungan negatif dengan

kinerja perusahaan dan

tidak signifikan

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak

pada variabel independen yang digunakan. Penelitian ini menggabungkan

variabel-variabel independen dari penelitian sebelumnya yaitu menggunakan

perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran

persediaan. Perbedaan lainnya terletak pada objek penelitian, dimana penelitian

ini lebih focus pada perusahaan manufaktur sub-sektor industry makanan dan

minuman. Hal ini karena dalam latar belakang penelitian ini mengangkat isu

lemahnya daya beli masyarakat karena nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah.

42

Perbedaan lainnya yaitu periode penelitian, penelitian ini mengambil periode

2014-2017.

.

2.3 Kerangka Penelitian

Profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh

laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan. Kemampuan

memperoleh laba bisa diukur dari modal sendiri maupun dari seluruh dana yang

diinvestasikan kedalam perusahaan. K.R Subramanyam (2010) mengemukakan

bahwa Return on Assets (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan

secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah

keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.

Dalam beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya pengaruh

modal sendiri maupun dari seluruh dana yang diinvestasikan kedalam perusahaan

terhadap profitabilitas perusahaan. Penelitian oleh Mutlasih (2014), hasilnya

adalah tingkat perputaran piutang, tingkat perputaran persediaan dan tingkat

perputaran modal kerja secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap tingkat

profitabilitas perusahaan. Penelitian lain oleh Naibaho dan Rahayu (2014) tentang

Pengaruh Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas.

Hasilnya menunjukkan bahwa bahwa perputaran piutang secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, perputaran persediaan secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.Secara simultan perputaran

piutang dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

43

Dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen profitabilitas yang

diproksikan dengan Return On Assets (ROA). Sementara variabel independen

yang digunakan adalah perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran

kas, dan perputaran persediaan. Berdasarkan pengungkapan teori dan penelitian

terdahulu, maka penelitian ini menyusun kerangka penelitian seperti pada gambar

di bawah ini:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran

Kerangka konseptual disusun untuk menggambarkan hubungan pengaruh

antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen

disimbolkan dengan (X) sedangkan variabel dependen disimbolkan dengan

(Y).Perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran

Perputaran Piutang

(X2)

Perputaran Kas

(X3)

Perputaran Persediaan

(X4)

Profitabilitas

Return On Assets (ROA)

(Y)

Perputaran Modal Kerja

(X1)

44

persediaan adalah variabel independen.Sedangkan profitabilitas adalah variabel

dependen.

2.3.1. Pengaruh perputaran modal kerja terhadap Profitabilitas

Modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk melakukan

kegiatan operasi perusahaan. Salah satu alat ukur untuk menentukan

keberhasilan manajemen modal kerja adalah diukur dari perputaran modal

kerjanya atau working capital turnovernya yang bertujuan untuk

mengukur atau menilai keefektifannya modal kerja perusahaan selama

periode tertentu. Artinya, seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu

periode atau dalam beberapa periode. Untuk mengukur perputaran modal kerja

adalah dengan cara membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau

dengan modal kerja rata-rata. atau penjualan membagi hasil dari aktiva lancar

dikurangi hutang lancar. Sehingga, dengan jumlah penjualan yang semakin

besar dapat menunjukkan bahwa perusahaan tersebut aktif melaksanakan

kegiatan operasionalnya. Semakin besar rasio perputaran modal kerja maka

semakin baik suatu perusahaan.Hal ini juga menunjukkan seberapa efektifnya

pemanfaatan modal kerja yang tersedia dalam meningkatkan profitabilitas

perusahaan.

Penelitian oleh Lina Warrad (2013) menunjukkan hasil dampak signifikan

dari perputaran modal kerja sebagai variabel independen terhadap variabel

dependen pengembalian aset pada Industri Kimia yang terdaftar di Bursa Efek

Amman selama periode 2009-2011. Penelitian yang lainnya oleh Nanik Sulistiyo

Rini, Endang Masitoh Wahyuningsih (2015), hasilnya menunjukkan bahwa

45

perputaran piutang dan efisiensi modal kerja secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap kemampuan laba. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

koefisien kemampuan laba 100% dipengaruhi oleh perputaran piutang dan

efisiensi modal kerja..

2.3.2. Pengaruh perputaran kas terhadap Profitabilitas

Untuk mencapai laba (profit) yang diiinginkan, perusahaan hendaknya

mengambil berbagai kebijakan keuangan. Salah satunya adalah kebijakan modal

kerja. Pengelolaan modal kerja penting sekali dilakukan demi kelancaran kegiatan

operasional perusahaan. Kas dan persediaan merupakan komponen modal kerja

yang selalu berputar dalam keadaan tertentu sehingga perputaran kas, dan

perputaran persediaan dapat mempengaruhi panjang pendeknya waktu terikatnya

modal yang pada akhirnya akan mempengaruhi profitabilitas. Periode perputaran

modal kerja dimulai saat kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal

kerja sampai saat kembali lagi menjadi kas. Sebagai elemen dari modal

kerja maka kas perlu diperhatikan perputarannya. Semakin cepat atau semakin

tinggi tingkat perputaran kas berarti menandakan semakin pendek waktu

terikatnya modal dalam kas. Hal tersebut menunjukkan efisiensi dalam

penggunaan modal kerja yang nantinya akan menaikkan tingkat profitabilitas

dan juga dapat menaikkan profit yang akan dicapai. Apabila profit naik, ROA

juga ikut naik. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin

tinggi perputaran kasnya maka keuntungan yang diperoleh perusahaan akan

46

semakin besar pula. Oleh karena itu hubungan antara perputaran kas dengan

profitabilitas yang diproksikan dengan ROA berhubungan positif.

Penelitian oleh Haryanto, Akhmad Sodikin, and Ella Siti Chaeriah (2018),

hasil penelitian menunjukkan perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran

persediaan secara bersamaan mempengaruhi ROA. Variabel perputaran kas

mempengaruhi ROA secara parsial.Perputaran piutang variabel mempengaruhi

ROA secara parsial.Variabel perputaran persediaan mempengaruhi ROA secara

parsial.

2.3.3. P engaruh perputaran piutang terhadap Profitabilitas

Piutang merupakan salah satu komponen dari aktiva lancar perusahaan.

Piutang merupakan aktiva lancar yang paling likuid setelah kas dan setara kas

dibandingkan dengan komponen aktiva lancar yang lainnya. Semakin lambat

dalam melakukan penagihan piutang, maka dapat mempengaruhi perputaran

piutang yang akan berakibat semakin kecil cash ratio perusahaan, dan akan

memperlambat perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Banyak perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk

atau jasa. Dari penjualan kredit tersebut maka muncullah piutang. Piutang dalam

neraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva lancar dan oleh

karena itu perusahaan perlu memberikan perhatian yang cukup serius agar

perkiraan piutang ini dapat diatur dengan cara yang seefisien mungkin,

sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Adapun teori penghubung

yang dikemukakan Bambang Riyanto (2008), menyebutkan bahwa semakin

besarnya jumlah piutang berarti semakin besar resiko, tetapi bersamaan dengan itu

47

juga akan memperbesar profitability. Ketika likuiditas perusahaan terbentuk

maka keadaan kondisi aktiva perusahaan akan semakin baik. Membaiknya

kondisi aktiva perusahaan yang dalam kesempatan ini berfokus pada aktiva

lancar yang disebabkan dari adanya piutang, hal ini akan memberikan andil

yang sangat besar pada seluruh atau sebagian aktivitas perusahaan, sehingga

profitabilitas perusahaan akan meningkat. Berdasarkan uraian di atas, penulis

dapat menyimpulkan bahwa piutang dapat memperbesar tingkat profitabilitas

(return on assets) namun rasio yang memperlihatkan lamanya untuk mengubah

piutang menjadi kas disebut perputaran piutang. Jadi piutang berpengaruh

terhadap profitabilitas (return on assets).

Penelitian oleh Nanik Sulistiyo Rini, Endang Masitoh Wahyuningsih

(2015), hasilnya menunjukkan bahwa perputaran piutang dan efisiensi modal

kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kemampuan

laba.Hasil dari penelitian ini menunjukkan koefisien kemampuan laba 100%

dipengaruhi oleh perputaran piutang dan efisiensi modal kerja. Penelitian lainnya

oleh Haryanto, Akhmad Sodikin, and Ella Siti Chaeriah (2018), hasil penelitian

menunjukkan perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan

secara bersamaan mempengaruhi ROA. Variabel perputaran kas mempengaruhi

ROA secara parsial.Perputaran piutang variabel mempengaruhi ROA secara

parsial.Variabel perputaran persediaan mempengaruhi ROA secara parsial.

2.3.4. Pengaruh perputaran persediaan terhadap Profitabilitas

Perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam

48

suatu periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran persediaan

(inventory turnover). Dapat diartikan pula bahwa perputaran persediaan

merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan diganti

dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek demikian pula

sebaliknya. Efisiensi dari penggunaan modal kerja dapat dilihat dari periode

perputaran modal kerja yang dipengaruhi oleh perputaran masing-masing

komponen modal kerja. Selain kas, elemen persediaan juga perlu diperhatikan

perputarannya. Untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi maka harus

diadakan perencanaan dan pengawasan persediaan secara teratur dan efisien. Jika

semakin cepat perputaran persediaan menandakan perusahaan tersebut dapat

beroperasi secara optimal dengan full capacity sehingga akan memperbesar profit

yang akan dicapai. Apabila profit tinggi, maka rasio profitabilitas (ROA) pun ikut

tinggi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi perputaran persediaan

maka keuntungan yang diperoleh perusahaan akan semakin besar pula. Oleh

karena itu hubungan antara perputaran persediaan dengan ROA berhubungan

positif.

Penelitian oleh Caroline Nyambura Mwaura (2017), hasilnya

menunjukkan terdapat korelasi positif dan statistik signifikan yang kuat antara

perputaran persediaan dan kinerja keuangan supermarket besar menengah dan

besar di Kenya. Penelitian lainnya oleh Haryanto, Akhmad Sodikin, and Ella Siti

Chaeriah (2018), hasil penelitian menunjukkan perputaran kas, perputaran

piutang, dan perputaran persediaan secara bersamaan mempengaruhi ROA.

Variabel perputaran kas mempengaruhi ROA secara parsial.Perputaran piutang

49

variabel mempengaruhi ROA secara parsial.Variabel perputaran persediaan

mempengaruhi ROA secara parsial.