BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53579/3/BAB II.pdf · 2019. 9. 26. · 5 BAB II TINJAUAN...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/53579/3/BAB II.pdf · 2019. 9. 26. · 5 BAB II TINJAUAN...
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepribadian
2.1.1 Definisi .Kepribadian
Kepribadian atau psyche adalah. mencakup keseluruhan .fikiran, perasaan
dan .tingkah laku, kesadaran dan ketidaksadaran. Kepribadian .membimbing
orang untuk. menyesuaikan diri .dengan lingkungan .sosial dan lingkungan fisik.
Sejak awal kehidupan, kepribadian .adalah kesatuan atau. berpotensi membentuk
kesatuan. Ketika mengembangkan. kepribadian, orang harus berusaha
mempertahankan .kesatuan dan .harmoni antar. semua elemen .kepribadian
(Alwisol, 2014).
Adapun kepribadian .merupakan terjemahan. dari Bahasa .Inggris
personality. Kata personality sendiri. berasal dari Bahasa .latin yang berarti
topeng .yang digunakan .oleh para aktor dalam. suatu .permainan .atau
pertunjukan (Yusuf dan Nurihsan, 2013)
2.1.2 Karakteristik .Kepribadian
Menurut .Retnowati dan Haryanthi. (2010) terdapat 3 karakteristik
kepribadian:
1. Kepribadian individu .berkembang seiring. dengan kehidupan .individu,
ditandai .dengan pengalaman. hidup yang .saling berintegrasi. dan
terakumulasi. menjadi suatu. kepribadian tertentu.
6
2. Kepribadian individu .bersifat unik dan khas .yang artinya bahwa
kepribadian. antara .individu satu .berbeda .dengan .kepribadian.
individu yang lainnya.
3. Perkembangan kepribadian. sifatnya dinamis, tidak .statis dengan cara-
cara tertentu.
2.1.3 Macam-Macam Tipe Kepribadian
Eysenck memiliki konsep. tentang .kepribadian extrovert dan introvert
yang lebih. popular dibanding dengan tokoh-tokoh. lainnya. Eysenck menyatakan
bahwa extrovert .ditandai terutama .oleh keakraban dan .impulsif dan juga .oleh
kelucuan, keceriaan, optimis, kecakapan yang cepat serta menunjukkan rasa
menghargai orang lain (Boeree, 2013). Menurut Grosul dan Feist (2014)
seseoarang yang memiliki tipe kepribadian extrovert tidak jarang selalu
mengambil kesempatan yang datang. pada mereka, tidak jarang menonjolkan diri,
dan sering kali bertindak tanpa berfikir terlebih dahulu, dan cenderung meledak-
ledak. Individu extrovert menyukai lelucon, mereka cepat tanggap. dalam
menjawab .pertanyaan yang ditujukan .padanya serta menyukai perubahan.
Mereka individu. yang periang dan. tidak terlalu memusingkan. suatu masalah,
optimis dan ceria. Mereka lebih suka. melakukan. kegiatan dari. pada berdiam
diri, cenderung agresif, mudah hilang. kesabaran, kadang-kadang kurang dapat.
mengontrol perasaannya dengan baik, kadang-kadang mereka. juga tidak dapat
dipercaya.
Sedangkan tipe kepribadian introvert ditandai dengan karakteristik .yang
bertolak belakang .dengan individu extrovert, seperti tenang, hati-hati, pendiam,
7
bijaksana, pesimis, damai. Mereka cenderung. menjaga jarak kecuali. dengan
teman dekat mereka, memiliki .rencana sebelum melakukan sesuatu serta tidak
percaya faktor kebetulan, tidak menyukai suasana keramaian, selalu memikirkan
masalah sehari-hari .secara serius serta .menyukai keteraturan dalam kehidupan.
Individu introvert dapat. mengontrol perasaan. mereka dengan baik, jarang
berperilaku agresif, tidak mudah hilang. kesabaran. Mereka merupakan .orang
bisa dipercaya, sedikit pesimistis, dan menetapkan standar .etis yang .tinggi dalam
hidup.
Menurut Eysenck dalam Kussner (2017) perbedaan. utama antara individu
extrovert dan introvert bukan .pada perilaku melainkan .faktor biologis dan
genetik secara alami, salah satunya adalah tingkat dimana kondisi. fisiologis yang
sebagian besar didapat dari .proses pewarisan .genetik daripada. proses belajar.
Menurut Bernardo (2010) individu extrovert memiliki tingkat arousal di ARAS
(Ascending Reticular Activating System) yang lebih rendah sehingga gelombang
beta teraktivasi tidak maksimal yang berakibat rangsangan pada hipotalamus dan
thalamus berkurang. Karena impuls yang diterima sedikit maka individu akan
sulit mengontrol emosi sehingga lebih mudah marah. Pada akhirnya, individu
cenderung mencari impuls yang cukup untuk merangsang hipothalamus dan
thalamus untuk mengontrol emosinya. Sedangkan, individu dengan kepribadian
introvert memiliki arousal di ARAS yang tinggi sehingga individu cenderung
akan menghindari keramaian untuk mengurangi external arousal, seperti acara
sosial, olahraga yang bersifat kompetitif, memimpin persaudaraan atau
perkumpulan atau bermain lelucon. Menurut Carey (2012) seorang yang memiliki
kepribadian extrovert tidak perlu menggunakan media sosial untuk
8
mempromosikan diri, karena individu extrovert dapat bersosialisasi di lingkungan
nyata dengan baik.
2.1.4 Faktor-faktor yang. Mempengaruhi. Kepribadian
Perubahan dan .dinamika kepribadian .seseorang di pengaruhi .oleh
banyak faktor. Kepribadian .merupakan karakteristik .yang relatif stabil.
Perubahan .dalam kepribadian tidak bisa .terjadi secara spontan tetapi merupakan
hasil pengamatan, pengalaman, tekanan dari .lingkungan sosial budaya, rentang
usia dan. faktor-faktor dari. individu:
a. Kondisi. Fisik
Kondisi fisik berpengaruh. langsung dan tidak .langsung terhadap
kepribadian seseorang. Kondisi tubuh seseorang. menentukan apa yang
dapat dilakukan .maupun yang tidak dapat. dilakukan oleh individu
tersebut. Kondisi fisik .yang mempengaruhi. kepribadian antara lain.
adalah kelelahan, malnutrisi, gangguan fisik, penyakit menahun, dan
gangguan kelenjar endokrin ke. kelenjar tiroid (membuat gelisah,
pemarah, hiperaktif, depresi, tidak puas, curiga, dan sebagainya).
b. Masalah yang. Dihadapi Individu
Masalah yang dihadapi seseorang dapat merubah kondisi kepribadiannya
sehingga seseorang yang cenderung memiliki tipe kepribadian extrovert
bisa menjadi introvert begitu juga sebaliknya.
9
2.2 Pengungkapan. Diri (Self Disclosure)
2.2.1 Definisi
Menurut Masaviru (2016), pengungkapan diri (self disclosure) sebagai
proses mengkomunikasikan rincian personal tentang diri seseorang kepada orang
lain. Pengungkapan diri (self disclosure) melibatkan keputusan individu untuk
membuka pikiran, perasaan, dan pengalaman masa lalunya pada orang lain.
Semakin individu saling membuka diri pada pasangannya, maka semakin intim
suatu hubungan (Valentini dan Nisfianoor, 2006).
2.2.2 Aspek-aspek Pengungkapan Diri (Self Disclosure)
Ada 4 aspek pengungkapan diri (self disclosure). menurut Devito (2013):
a. Kuantitas .dari pengungkapan diri .dapat diukur .dengan mengetahui
frekuensi dengan siapa individu. mengungkapkan diri. dan durasi dari
waktu yang. diperlukan untuk .mengutarakan statemen. keterbukaan diri
individu .tersebut terhadap orang lain.
b. Ketepatan .dan kejujuran. individu dalam .mengungkapkan diri. Ketepatan
dari pengungkapan .diri individu dibatasi oleh. tingkat dimana individu
mengetahui. dirinya sendiri.
c. Seluas apa individu. mengungkapkan tentang .apa yang ingin
diungkapkan, seberapa. besar kesadaran .individu untuk .mengontrol
informasi-informasi .yang akan dikatakan .pada orang lain.
d. Individu dapat .mengungkapkan detail .yang paling .intim dari hidupnya,
hal-hal .yang dirasa .tidak mungkin bohong.
10
2.2.3 Fungsi Pengungkapan Diri (Self Disclosure)
Menurut Sosiawan. (2011) ada 5 fungsi. pengungkapan diri (self
disclosure):
a. Ekspresi
Dalam kehidupan ini. terkadang manusia mengalami. suatu kekecewaan
atau kekesalan, baik itu yang menyangkut. pekerjaan ataupun yang lainnya
Untuk membuang. semua kekesalam ini .biasanya akan merasa senang bila
bercerita pada seorang .teman yang sudah dipercaya. Dengan
pengungkapan .diri semacam ini manusia .mendapat kesempatan .untuk
mengekspresikan perasaannya.
b. Penjernihan. Diri
Dengan saling berbagi. rasa serta menceritakan. perasaan dan masalah
yang. sedang dihadapi. kepada orang lain, manusia berharap. agar dapat
memperoleh. penjelasan dan pemahaman. orang lain. akan masalah yang
dihadapi. sehingga pikiran akan menjadi. lebih jernih dan. dapat melihat
duduk persoalannya. dengan lebih baik.
c. Keabsahan. Sosial
Setelah selesai membicarakan. masalah yang sedang. dihadapi, biasanya
pendengar akan. memberikan tanggapan mengenai. permasalahan tersebut.
Sehingga dengan. demikian, akan mendapatkan. suatu informasi. yang
bermanfaat.
d. Kendali. Sosial
Seseorang dapat. mengemukakan atau. menyembunyikan informasi
tentang. keadaan dirinya yang. dimaksudkan untuk mengadakan. kontrol
11
sosial, misalnya orang akan mengatakan. sesuatu yang dapat menimbulkan
kesan. baik tentang dirinya.
e. Perkembangan. Hubungan
Saling berbagi rasa. dan informasi tentang. diri kita kepada. orang lain
serta. saling mempercayai. merupakan saran yang. paling penting dalam
usaha. merintis suatu hubungan. sehingga akan semakin. meningkatkan
derajat keakraban.
2.2.4 Faktor-faktor. yang Mempengaruhi Pengungkapan. Diri (Self
Disclosure)
Menurut Devito (2013), ada beberapa. faktor yang mempengaruhi
pengungkapan. diri, yaitu:
a. Besar. kelompok
Pengungkapan diri lebih. banyak terjadi dalam. kelompok kecil daripada
kelompok besar. Kelompok yang. terdiri atas dua. orang merupakan
lingkungan. yang paling cocok. untuk pengungkapan diri.
b. Efek Dyadic
Individu akan melakukan. pengungkapan diri bila lawan bicaranya juga
melakukan hal yang sama dengan dirinya. Efek dyadic membuat. individu
merasa aman, nyaman, dan akan. memperkuat pengungkapan diri seorang.
individu.
12
c. Kepribadian.
Orang yang pandai. bergaul (sociable) dan individu extrovert. melakukan
pengungkapan. diri lebih banyak. daripada mereka yang. kurang pandai
bergaul. dan lebih tertutup
d. Topik.
Individu cenderung. terbuka tentang pekerjaan dan hobi daripada situasi
keuangannya dan seks. Umumnya makin. pribadi dan negatif. suatu topik,
maka kecil kemungkinan. kita mengungkapkannya.
e. Jenis. Kelamin
Pada umumnya pria. lebih cenderung kurang. terbuka daripada wanita.
Wanita lebih senang. membagikan informasi tentang. dirinya ataupun
orang lain. Sebaliknya pria lebih. senang diam atau. memendam sendiri
permasalahannya. daripada membeberkan. kepada orang lain.
f. Gangguan Psikiatrik
Menurut Naslund et.al (2014), individu yang memiliki gangguan psikiatrik
mempunyai tingkat pengungkapan diri yang tinggi. Individu tersebut
sering membagikan informasi tentang apa yang dirasakan dan bagaimana
cara untuk mengatasi masalah yang dialami.
13
2.2.5 Manfaat dari Pengungkapan Diri (Self Disclosure)
Menurut Devito (2013), manfaat. dari melakukan self disclosure. adalah
sebagai berikut :
a. Pengetahuan. Diri
Salah satu manfaat. dari pengungkapan diri. adalah saat kita. mendapatkan
perspektif. baru tentang diri sendiri. dan pemahaman yang lebih.
mendalam mengenai. perilaku kita sendiri.
b. Kemampuan. Mengatasi Kesulitan
Argumen lain yang. berkaitan erat adalah bahwa. kita akan lebih mampu
menanggulangi. masalah atau kesulitan kita, khususnya. perasaan bersalah,
melalui. pengungkapan diri. Dengan mengungkapkan. perasaan dan
menerima. dukungan, bukan penolakan, kita menjadi lebih siap untuk
mengatasi. perasaan bersalah dan. mungkin mengurangi. atau bahkan
menghilangkannya.
c. Efisiensi. Komunikasi
Seseorang memahami. pesan-pesan dari orang. lain sebagian besar sejauh
kita memahami. orang lain secara individual. Pengungkapan diri. adalah
kondisi yang penting. untuk mengenal orang lain. Kita dapat saja meneliti
perilaku orang. lain atau bahkan hidup bersamanya. selama bertahun-
tahun, tetapi jika. orang itu tidak pernah. mengungkapkan dirinya, kita
tidak akan memahami. orang itu sebagai pribadi. yang utuh.
14
d. Kedalaman. Hubungan
Dengan pengungkapan. diri, kita memberitahu. orang lain. bahwa kita
mempercayai. mereka, menghargai, dan cukup. peduli akan. mereka dan
akan hubungan. kita untuk. mengungkapkan. diri kita kepada mereka.
2.2.6 Bahaya. Pengungkapan Diri (Self Disclosure)
Menurut Devito (2013), banyak manfaat pengungkapan. diri jangan
sampai membuat. kita buta terhadap. risiko-risikonya. Berikut. beberapa bahaya
utamanya:
a. Penolakan. Pribadi dan Sosial
Seseorang akan melakukan. pengungkapan diri pada lawan. bicara yang
dapat indvidu. itu percaya. Hal ini dilakukan, untuk menghindari. adanya
penolakan lawan bicara. dengan seseorang yang melakukan.
pengungkapan diri.
b. Kerugian. Material
Pengungkapan. diri juga dapat. mengakibatkan. kerugian material, seperti
contohnya politisi yang. mengungkapkan bahwa ia pernah dirawat
psikiater. mungkin akan kehilangan. karir dan dukungan. dari masyarakat
yang mendukungnya.
c. Kesulitan. Intrapribadi
Bila reaksi orang lain. tidak seperti yang diharapkan, kesulitan.
intrapribadi akan dirasakan. Seseorang yang mengalami penolakan oleh
lingkungan sekitar bisa memikirkan. kerusakan. yang dapat. disebabkan
oleh penolakan tersebut.
15
2.2.7 Pengaruh Tipe Kepribadian terhadap Pengungkapan Diri
Tipe kepribadian adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
pengungkapan diri. Salah satu perbedaan antara. individu introvert dan extrovert
adalah tingkat dimana kondisi. fisiologis yang sebagian besar. didapat dari. proses
pewarisan genetik. Salah satu perbedaan. antara individu. introvert dan extrovert
adalah arousal yang diaktikvasi oleh ARAS (Ascending Reticular Activating
System). Arousal merupakan keadaan fisiologis dan psikologis yang dibangkitkan
atau dirangsang oleh organ-organ indra ke titik persepsi. Hal ini melibatkan
aktivasi dari ARAS (Ascending Reticular Activating System) yang memediasi
peningkatan denyut janutng, tekanan darah, kondisi terjaga dan waspada (Murata
dan Colonnese, 2018). Individu extrovert memiliki tingkat arousal di ARAS
(Ascending Reticular Activating System) yang lebih rendah sehingga gelombang
beta teraktivasi tidak maksimal yang berakibat rangsangan pada hipotalamus dan
thalamus berkurang, sedangkan pada individu dengan kepribadian introvert
memiliki arousal di ARAS (Ascending Reticular Activating System) yang tinggi
sehingga individu cenderung akan menghindari keramaian untuk mengurangi
external arousal. Untuk mengurangi. rasa rendah diri, individu introvert. selalu
memanfaatkan. media sosial. sebagai salah satu alat untuk. pengungkapan diri, hal
ini dibuktikan oleh Wang (2017) bahwa pengguna media sosial terbanyak adalah
orang yang memiliki tipe kepribadian introvert. Seseorang yang memiliki tipe
kepribadian introvert menggunakan medial sosial untuk menambah jumlah teman
dan memberikan informasi tentang diri mereka.
16
2.3 Aplikasi Instagram
2.3.1 Definisi
Menurut Ting et.al (2015) Instagram adalah. aplikasi. yang
memungkinkan. pengguna. mengambil foto, menerapkan filter. digital, dan
membagikannya pengikut, teman, dan ke. jejaring sosial, termasuk. milik
Instagram sendiri.
2.3.2 Fitur-Fitur Instagram
1. Pengikut
Sistem sosial Instagram. aalah dengan menjadi pengikut akun pengguna
lainnya, atau memiliki. pengikut Instagram. Dengan demikian.
komunikasi antar. sesama user sendiri. dapat terjalin dengan. memberikan
”like” dan juga mengomentari. foto yang telah diungggah oleh user lain.
2. Mengunggah foto
Kegunaan utama. dari Instagram adalah sebagai wadah. untuk
mengunggah dan. berbagi foto kepada pengguna lain.
3. Kamera
Foto yang telah diambil. melalui aplikasi Instagram. dapat disimpan di
dalam ponsel pengguna tersebut. Penggunaan kamera. melalui Instagram
juga dapat. langsung menggunakan. efek-efek yang ada, untuk mengatur.
pewarnaan dari foto. yang dikenhendaki oleh pengguna.
4. Efek foto
Instagram memiliki. 23 efek foto yang dapat digunakan. oleh pengguna
pada saat mereka akan mengunggah fotonya. Fitur lainnya. yang ada pada
17
bagian. penyuntingan adalah tilt-shift. yang berfungsi sama dengan efek.
kamera. melalui Instagram, yaitu. untuk memfokuskan satu titik. pada
sebuah. foto, dan sekelilingnya. menjadi buram.
5. Judul foto
Setalah foto tersebut. disunting, maka foto. akan dibawa. ke halaman
selanjutnya, dan foto tersebut. akan diunggah. ke dalam Instagram
ataupun. ke jejaring sosial. lainnya. Sebelum mengunggah. foto, para
pengguna dapat memasukkan. judul untuk menamai. foto tersebut, sesuai
dengan apa yang. dipikirkan pengguna.
6. Tanda suka
Instagram memiliki. sebuah fitur tanda suka yang fungsinya memiliki
kesamaan dengan yang disediakan facebook, yaitu sebagai penanda
bahwa pengguna. lain menyukai. foto yang telah diunggah. Kolom
komentar Instagram sebuah fitur kolom komentar yang berfungsi untuk
memberikan komentar pada foto yang diunggah pengguna.
2.3.3 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Instagram
a. Keuntungan
1. Pengguna dapat menambah teman-teman baru, membangun hubungan
bisnis atau hanya memperluas basis pribadi dengan interaksi dengan
teman-teman.
2. Mencari pekerjaan baru.
3. Mendapatkan dan memberikan produk serta layanan rujukan.
4. Membuat atau menerima saran pribadi.
5. Mengakses berita secara real time.
18
b. Kerugian
1. Menjadi sarana untuk cyber bullying melalui kolom komentar.
2. Pengguna lebih sering membuang waktunya hanya untuk mengunggah
foto dan sekedar stalking akun Instagram orang lain.
3. Menjadi sarama untuk melakukan penipuan.