BAB II Revisi.docx
-
Upload
dodikadarisman -
Category
Documents
-
view
11 -
download
1
description
Transcript of BAB II Revisi.docx
BAB II
LANDASAN TEORITIS PENELITIAN
A. Konsep Dasar Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Pada keseluruhan proses pembelajaran di sekolah, baik di tingkat
SD, SLTP, SLTA maupun Perguruan Tinggi (PT), belajar adalah
kegiatan yang sangat pokok. Artinya, keberhasilan tujuan pendidikan
nasional sampai tujuan pembelajaran khusus bergantung kepada
bagaimana proses belajar itu berlangsung dan dilaksanakan.
Burton (Uzer Usman, 1990:2) mengistilahkan belajar sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi
antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.
Fontana (Winata Putra dan Rosita, 1995:2) mengartikan belajar sebagai proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman yang terpusat pada tiga hal : (1) Bahwa belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku individu. (2) Bahwa perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman, dan (3) Bahwa perubahan itu terjadi pada perilaku individu yang mungkin.
Mengkaji dari ke dua teori di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
secara singkat adalah proses perubahan tingkah laku. Perubahan
tingkah laku yang dimaksud menyangkut aspek kognitif, afektif. dan
psikomotorik.
11
2. Pengertian Pembelajaran
Suherman, dkk, (2001:9) menyatakan bahwa:
Proses pembelajaran adalah proses pendidikan dalam lingkup persekolahan, sehingga arti dan proses pembelajaran adalah proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru, sumber/fasilitas, dan teman-teman sesama siswa.
Fontana (Suherman, 1981:47) mengungkapkan bahwa :
‘pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi
nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal'.
Sedangkan Ibrahim (2002 : 48) menyatakan bahwa : ''Pembelajaran
pada hakekatnya memproses komunikasi transaksimal yang bersifat
timbal balik, baik antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa untuk
mencapai tujuan yang lebih ditetapkan".
Dari ketiga definisi tersebut. dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran pada hakekatnya suatu proses dalam upaya sosialisasi
siswa baik dengan rekannya, guru, sumber atau fasilitas belajar, dan
lingkungan untuk mencapai tujuan telah ditetapkan.
Dalam proses pembelajaran didukung oleh tiga variabel yang
berkaitan, yaitu kurikulum-guru-pengajaran.
Sudjana (2002:2-3) menyatakan bahwa :
Kurikulum dipandang/diartikan sebagai program belajar bagi siswa (plan for learning) yang disusun secara sistematik; dan diberikan oleh lembaga tertentu untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program kurikulum adalah niat atau harapan. Dengan kata lain kurikulum adalah hasil belajar yang diniati /diharapkan atau intended learning out come.
12
Menurut Beauchamp (Sudjana, 2002:3) mengartikan kurikulum
dokumen yang disusun untuk digunakan sebagai dasar dalam
merencanakan pengajaran.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan kurikulum sebagai
program belajar atau dokumen yang berisikan hasil belajar yang diniati
atau diharapkan dimiliki siswa di bawah tanggung jawab sekolah,
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Antara kurikulum dan guru harus merupakan satu kesatuan yang
erat kaitannya dalam proses pembelajaran. Artinya kurikulum harus
ada dalam otak guru. Sehubungan dengan itu. Sudjana (2002 : 9)
berpendapat bahwa guru diharuskan :
a. Menguasai kurikulum, guru harus mempelajari kurikulum. Guru harus menguasai lujuan kurikulum, isi program (PB) sub pokok bahasan (SPB) yang harus diberikan kepada sis\va: pada kelas dan semester mana PB ilu diberikan (GBPP), dan bagaimana ia harus membenkannya.
b. Menguasai isi dari setiap pokok bahasan / sub pokok bahasan dengan ca/a mempelajari buku pelajaran (text book) yang berkenaan dengan pokok bahasan lersebut.
c. Mampu menterjemahkan dan menjabarkan GBPP tersebut menjadi suatu program yang lebih operasional, sehingga ia siap mentransformasikannya kepada siswa. Penjabaran ini dilakukan melalui suatu penyusunan program pengajaran atau rencana pengajaran.
Sudjana (2002:10), mengungkapkan bahwa :
Pengajaran adalah operasionalisasi dari kurikulum atau GBPP. Pengajaran di sekolah terjadi apabila terdapat interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar yang diatur guru untuk mencapai tujuan pengajaran. Isi pengajaran di jabarkan dari GBPP, Sedangkan
13
bahan pengajaran adalah uraian atau deskripsi dari pokok bahasan. Kegiatan pengajaran adalah tahap pelaksanaan dari satuan pengajaran, yang disusun guru berdasarkan GBPP.
Gambar 2.1 Variabel Proses Pembelajaran (Sudjana, 2002)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan keberhasilan proses
pembelajaran apabila guru mampu menguasai kurikulum, dan
menterjemahkan serta menjabarkannya kepada siswa melalui proses
pengajaran.
B. Model Pembelajaran Interaktif
1. Pengertian Model
Joyce dan Weil, (Moedjiono dan Dimyati, 1993:109) berpendapat
bahwa :”model pengajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum (suatu rencana pengajaran,
jangka panjang), merancang bahan-bahan pengajaran, dan
membimbing pengajaran dikelas atau yang lain”.
14
Kurikulum / GBPP(program belajar)
Satpel/perencanaanpengajaran
Hasil belajar siswa
Kegiatan pengajaran (PBM)
Dewey (Moedjiono dan Dimyati, 1993:110) mengartikan "model
dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara
demokratis".
Dari kedua pernyataan dapat disimpulkan bahwa model adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan didalam proses pembelajaran.
Untuk mengantisipasi agar proses pembelajaran berhasil, Glasser
(Sudjana, 2002:18) berpendapat empat hal yang harus dikuasai guru,
yakni: a) menguasai bahan pelajaran. b) kemampuan mengdiagnose
tingkah laku siswa. c) kemampuan melaksanakan proses pengajaran
dan d) kemampuan mengukur hasil belajar siswa.
2. Pengertian Interaktif
Dari segi bahasa berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia Lengkap
(Daryanto, 1997) interaksi artinya saling mempengaruhi, saling
menarik, saling meminta dan saling memberi.
Mengkaji pendapat Faire dan Cosgrove, (Hilda dan Margaretha.
2002: 8) bahwa:
Model pembelajaran interaktif adalah sualu pendekatan pembelajaran yang merujuk pada pandangan konstruktifis. Model pembelajaran ini senng dikenal sebagai pendekalan ''Pertanyaan siswa". dimana guru berusaha untuk menggali pertanyaan siswa. Jadi siswa ditantang rasa ingin tahunya terhadap obyek yang sedang dipelajari dengan cara mengajukan pertanyaan Kemudian siswa melakukan penyelidikan alas petanyaan mereka sendiri.
15
Untuk mencapai interaksi belajar mengajar sudah barang tentu
perlu adanya komunikasi yang jelas antara guru (pengajar) dengan
siswa (pelajar) sehingga terpadunya dua kegiatan yang berdaya guna
dalam mencapai tujuan pengajaran.
Menurut Sudjana (2002 : 31-32) ada tiga pola komunikasi yang
dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara guru
dengan siswa. yaitu :
a. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah. Dalam
komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa
sebagai penerima aksi. Guru aktif siswa pasif.
b. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah. Pada
komunikasi ini guru dan siswa dapat berperan sama, yakni
pemberi aksi dan penerima aksi. Keduanya dapat saling
memberi dan saling menerima. Kegiatan guru dan kegiatan
siswa relatif sama.
c. Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi.
Yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi
dinamis antara guru dengan siswa tetapi juga melibatkan
interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan siswa lainnya.
Mengkaji teori di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model
interaksi untuk melatih kebersamaan dan keterbukaan siswa melalui
pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa disaat siswa tidak memahami
16
sesuatu yang ditemui, dilihat, atau yang dirasakan oleh siswa pada saat
pembelajaran berlangsung.
Suprayekti, (2003:10-21) menerangkan bahwa :
Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi belajar mengajar,
antara lain:
a. Faktor Guru
Didalam interaksi belajar mengajar, guru memegang kendali
utama untuk keberhasilan tercapainya tujuan. Guru harus
memiliki keterampilan mengajar, mengelola tahapan
pembelajaran, memanfaatkan metode atau model dan
mengalokasikan waktu.
b. Faktor Siswa
Siswa di dalam interaksi belajar mengajar adalah subyek yang
akan mencapai tujuan pembelajaran dalam bentuk hasil belajar.
Salah satu karakteristik umum dari siswa adalah usia.
dikategorikan ke dalam:
1) Usia kanak-kanak yaitu usia pra sekolah sampai
dengan usia SD (4-11 tahun) di tandai dengan
munculnya masa peka dan keterampilan bersosialisasi.
2) Usia sekolah lanjutan pertama ( 12-14 tahun ) dimana
usia ini di tandai dengan munculnya pubertas dari
setiap siswa.
17
3) Usia sekolah lanjutan atas ( 15-17 tahun ) dimana pada
usia ini siswa mulai mencari identitas diri.
Karakteristik khusus dap at di lihat dari sudut gaya belajar.
Gaya belajar adalah modalitas belajar yang di miliki siswa,
siswa dapat belajar dengan cara melihat (visual), cara
mendengar (auditorial), dan dengan cara bergerak (kinestetik).
c. Faktor Kurikulum
Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dan
siswa dalam mengorganisasikan tujuan dan isi pelajaran. Di
lihat dari isi pelajaran, materi pelajaran dapat dibedakan
menjadi empat tipe, yaitu fakta, konsep, prosedur dan prinsip.
d. Faktor Lingkungan
Lingkungan atau latar adalah konteks terjadinya pengalaman
belajar. Pada faktor ini perlu diperhatikan lingkungan fisik dan
lingkungan non fisik yang menunjang situasi interaksi belajar
mengajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan keberhasilan pencapaian
tujuan proses pembelajaran dipengaruhi adanya interaksi antara guru,
siswa kurikulum dan lingkungan yang satu dengan lainnya saling
menunjang.
18
3. Kegunaan Model Interaktif
Kurikulum Berbasis Kompelensi dirancang agar guru dalam
menyajikan pengalaman belajar sejalan dengan prinsip belajar
sepanjang hayat yang mengacu pada kemampuan intelektual,
emosional, spiritual, dan sosial yang bermutu tinggi.
Kegunaan model interaktif sebagai pengembangan pola pikir dan
daya tampak pada keingin tahuan siswa terhadap obyek yang sedang
dipelajari terdapat pada pertanyaan-perlanyaan siswa disaat proses
pembelajaran berlangsung.
Penekanan model interaktif adalah pada sikap ingin tahu siswa,
bertanya dan bekerjasama.
4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Interaktif
a. Tahap persiapan guru mempelajari topik, dan mengumpulkan
sumber-sumber yang berkaitan dengan materi yang akan
dibelajarkan.
b. Tahap pengetahuan awal adalah guru berusaha menggali apa
yang diketahui oleh siswa tentang topik yang akan dipelajari.
c. Tahap kegiatan eksplorasi, guru menjelaskan topik yang akan
dieksplorasi kemudian baru melakukan eksplorasi.
d. Tahap pertanyaan siswa, diharapkan seluruh siswa bertanya
tentang yang akan dipelajari.
19
e. Tahap penyelidikan adalah tahap dimana guru dan siswa
memilih pertanyaan untuk diselidiki.
f. Tahap pengetahuan akhir, pengetahuan masing-masing siswa
oleh kelompok dikumpulkan dan dibandingkan dengan
pengetahuan awal.
g. Tahap refleksi, guru dan siswa memberi komentar tentang hal-
hal yang telah dilakukan, kemudian menetapkan hal-hal yang
perlu dimantapkan.
20
Langkah-langkah model pembelajaran interaktif terdapat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 2.2 Model pembelajaran interaktif (Hilda dan Margaretha,
2002)
21
Persiapan
Pengatahuan Awal
KegiatanEksplorasi
Pertanyaan Siswa
Penyelidikan
Pengatahuan Akhir
Refleksi
PertanyaanSiswa
Perbandingan