BAB II Revisi.docx

17
BAB II LANDASAN TEORITIS PENELITIAN A. Konsep Dasar Pembelajaran 1. Pengertian Belajar Pada keseluruhan proses pembelajaran di sekolah, baik di tingkat SD, SLTP, SLTA maupun Perguruan Tinggi (PT), belajar adalah kegiatan yang sangat pokok. Artinya, keberhasilan tujuan pendidikan nasional sampai tujuan pembelajaran khusus bergantung kepada bagaimana proses belajar itu berlangsung dan dilaksanakan. Burton (Uzer Usman, 1990:2) mengistilahkan belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya. Fontana (Winata Putra dan Rosita, 1995:2) mengartikan belajar sebagai proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu 11

description

Bab II Revisi

Transcript of BAB II Revisi.docx

Page 1: BAB II Revisi.docx

BAB II

LANDASAN TEORITIS PENELITIAN

A. Konsep Dasar Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Pada keseluruhan proses pembelajaran di sekolah, baik di tingkat

SD, SLTP, SLTA maupun Perguruan Tinggi (PT), belajar adalah

kegiatan yang sangat pokok. Artinya, keberhasilan tujuan pendidikan

nasional sampai tujuan pembelajaran khusus bergantung kepada

bagaimana proses belajar itu berlangsung dan dilaksanakan.

Burton (Uzer Usman, 1990:2) mengistilahkan belajar sebagai

perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi

antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.

Fontana (Winata Putra dan Rosita, 1995:2) mengartikan belajar sebagai proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman yang terpusat pada tiga hal : (1) Bahwa belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku individu. (2) Bahwa perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman, dan (3) Bahwa perubahan itu terjadi pada perilaku individu yang mungkin.

Mengkaji dari ke dua teori di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

secara singkat adalah proses perubahan tingkah laku. Perubahan

tingkah laku yang dimaksud menyangkut aspek kognitif, afektif. dan

psikomotorik.

11

Page 2: BAB II Revisi.docx

2. Pengertian Pembelajaran

Suherman, dkk, (2001:9) menyatakan bahwa:

Proses pembelajaran adalah proses pendidikan dalam lingkup persekolahan, sehingga arti dan proses pembelajaran adalah proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru, sumber/fasilitas, dan teman-teman sesama siswa.

Fontana (Suherman, 1981:47) mengungkapkan bahwa :

‘pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi

nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal'.

Sedangkan Ibrahim (2002 : 48) menyatakan bahwa : ''Pembelajaran

pada hakekatnya memproses komunikasi transaksimal yang bersifat

timbal balik, baik antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa untuk

mencapai tujuan yang lebih ditetapkan".

Dari ketiga definisi tersebut. dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran pada hakekatnya suatu proses dalam upaya sosialisasi

siswa baik dengan rekannya, guru, sumber atau fasilitas belajar, dan

lingkungan untuk mencapai tujuan telah ditetapkan.

Dalam proses pembelajaran didukung oleh tiga variabel yang

berkaitan, yaitu kurikulum-guru-pengajaran.

Sudjana (2002:2-3) menyatakan bahwa :

Kurikulum dipandang/diartikan sebagai program belajar bagi siswa (plan for learning) yang disusun secara sistematik; dan diberikan oleh lembaga tertentu untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program kurikulum adalah niat atau harapan. Dengan kata lain kurikulum adalah hasil belajar yang diniati /diharapkan atau intended learning out come.

12

Page 3: BAB II Revisi.docx

Menurut Beauchamp (Sudjana, 2002:3) mengartikan kurikulum

dokumen yang disusun untuk digunakan sebagai dasar dalam

merencanakan pengajaran.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan kurikulum sebagai

program belajar atau dokumen yang berisikan hasil belajar yang diniati

atau diharapkan dimiliki siswa di bawah tanggung jawab sekolah,

untuk mencapai tujuan pendidikan.

Antara kurikulum dan guru harus merupakan satu kesatuan yang

erat kaitannya dalam proses pembelajaran. Artinya kurikulum harus

ada dalam otak guru. Sehubungan dengan itu. Sudjana (2002 : 9)

berpendapat bahwa guru diharuskan :

a. Menguasai kurikulum, guru harus mempelajari kurikulum. Guru harus menguasai lujuan kurikulum, isi program (PB) sub pokok bahasan (SPB) yang harus diberikan kepada sis\va: pada kelas dan semester mana PB ilu diberikan (GBPP), dan bagaimana ia harus membenkannya.

b. Menguasai isi dari setiap pokok bahasan / sub pokok bahasan dengan ca/a mempelajari buku pelajaran (text book) yang berkenaan dengan pokok bahasan lersebut.

c. Mampu menterjemahkan dan menjabarkan GBPP tersebut menjadi suatu program yang lebih operasional, sehingga ia siap mentransformasikannya kepada siswa. Penjabaran ini dilakukan melalui suatu penyusunan program pengajaran atau rencana pengajaran.

Sudjana (2002:10), mengungkapkan bahwa :

Pengajaran adalah operasionalisasi dari kurikulum atau GBPP. Pengajaran di sekolah terjadi apabila terdapat interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar yang diatur guru untuk mencapai tujuan pengajaran. Isi pengajaran di jabarkan dari GBPP, Sedangkan

13

Page 4: BAB II Revisi.docx

bahan pengajaran adalah uraian atau deskripsi dari pokok bahasan. Kegiatan pengajaran adalah tahap pelaksanaan dari satuan pengajaran, yang disusun guru berdasarkan GBPP.

Gambar 2.1 Variabel Proses Pembelajaran (Sudjana, 2002)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan keberhasilan proses

pembelajaran apabila guru mampu menguasai kurikulum, dan

menterjemahkan serta menjabarkannya kepada siswa melalui proses

pengajaran.

B. Model Pembelajaran Interaktif

1. Pengertian Model

Joyce dan Weil, (Moedjiono dan Dimyati, 1993:109) berpendapat

bahwa :”model pengajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membentuk kurikulum (suatu rencana pengajaran,

jangka panjang), merancang bahan-bahan pengajaran, dan

membimbing pengajaran dikelas atau yang lain”.

14

Kurikulum / GBPP(program belajar)

Satpel/perencanaanpengajaran

Hasil belajar siswa

Kegiatan pengajaran (PBM)

Page 5: BAB II Revisi.docx

Dewey (Moedjiono dan Dimyati, 1993:110) mengartikan "model

dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara

demokratis".

Dari kedua pernyataan dapat disimpulkan bahwa model adalah suatu

rencana atau pola yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diharapkan didalam proses pembelajaran.

Untuk mengantisipasi agar proses pembelajaran berhasil, Glasser

(Sudjana, 2002:18) berpendapat empat hal yang harus dikuasai guru,

yakni: a) menguasai bahan pelajaran. b) kemampuan mengdiagnose

tingkah laku siswa. c) kemampuan melaksanakan proses pengajaran

dan d) kemampuan mengukur hasil belajar siswa.

2. Pengertian Interaktif

Dari segi bahasa berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia Lengkap

(Daryanto, 1997) interaksi artinya saling mempengaruhi, saling

menarik, saling meminta dan saling memberi.

Mengkaji pendapat Faire dan Cosgrove, (Hilda dan Margaretha.

2002: 8) bahwa:

Model pembelajaran interaktif adalah sualu pendekatan pembelajaran yang merujuk pada pandangan konstruktifis. Model pembelajaran ini senng dikenal sebagai pendekalan ''Pertanyaan siswa". dimana guru berusaha untuk menggali pertanyaan siswa. Jadi siswa ditantang rasa ingin tahunya terhadap obyek yang sedang dipelajari dengan cara mengajukan pertanyaan Kemudian siswa melakukan penyelidikan alas petanyaan mereka sendiri.

15

Page 6: BAB II Revisi.docx

Untuk mencapai interaksi belajar mengajar sudah barang tentu

perlu adanya komunikasi yang jelas antara guru (pengajar) dengan

siswa (pelajar) sehingga terpadunya dua kegiatan yang berdaya guna

dalam mencapai tujuan pengajaran.

Menurut Sudjana (2002 : 31-32) ada tiga pola komunikasi yang

dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara guru

dengan siswa. yaitu :

a. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah. Dalam

komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa

sebagai penerima aksi. Guru aktif siswa pasif.

b. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah. Pada

komunikasi ini guru dan siswa dapat berperan sama, yakni

pemberi aksi dan penerima aksi. Keduanya dapat saling

memberi dan saling menerima. Kegiatan guru dan kegiatan

siswa relatif sama.

c. Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi.

Yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi

dinamis antara guru dengan siswa tetapi juga melibatkan

interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan siswa lainnya.

Mengkaji teori di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model

interaksi untuk melatih kebersamaan dan keterbukaan siswa melalui

pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa disaat siswa tidak memahami

16

Page 7: BAB II Revisi.docx

sesuatu yang ditemui, dilihat, atau yang dirasakan oleh siswa pada saat

pembelajaran berlangsung.

Suprayekti, (2003:10-21) menerangkan bahwa :

Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi belajar mengajar,

antara lain:

a. Faktor Guru

Didalam interaksi belajar mengajar, guru memegang kendali

utama untuk keberhasilan tercapainya tujuan. Guru harus

memiliki keterampilan mengajar, mengelola tahapan

pembelajaran, memanfaatkan metode atau model dan

mengalokasikan waktu.

b. Faktor Siswa

Siswa di dalam interaksi belajar mengajar adalah subyek yang

akan mencapai tujuan pembelajaran dalam bentuk hasil belajar.

Salah satu karakteristik umum dari siswa adalah usia.

dikategorikan ke dalam:

1) Usia kanak-kanak yaitu usia pra sekolah sampai

dengan usia SD (4-11 tahun) di tandai dengan

munculnya masa peka dan keterampilan bersosialisasi.

2) Usia sekolah lanjutan pertama ( 12-14 tahun ) dimana

usia ini di tandai dengan munculnya pubertas dari

setiap siswa.

17

Page 8: BAB II Revisi.docx

3) Usia sekolah lanjutan atas ( 15-17 tahun ) dimana pada

usia ini siswa mulai mencari identitas diri.

Karakteristik khusus dap at di lihat dari sudut gaya belajar.

Gaya belajar adalah modalitas belajar yang di miliki siswa,

siswa dapat belajar dengan cara melihat (visual), cara

mendengar (auditorial), dan dengan cara bergerak (kinestetik).

c. Faktor Kurikulum

Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dan

siswa dalam mengorganisasikan tujuan dan isi pelajaran. Di

lihat dari isi pelajaran, materi pelajaran dapat dibedakan

menjadi empat tipe, yaitu fakta, konsep, prosedur dan prinsip.

d. Faktor Lingkungan

Lingkungan atau latar adalah konteks terjadinya pengalaman

belajar. Pada faktor ini perlu diperhatikan lingkungan fisik dan

lingkungan non fisik yang menunjang situasi interaksi belajar

mengajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan keberhasilan pencapaian

tujuan proses pembelajaran dipengaruhi adanya interaksi antara guru,

siswa kurikulum dan lingkungan yang satu dengan lainnya saling

menunjang.

18

Page 9: BAB II Revisi.docx

3. Kegunaan Model Interaktif

Kurikulum Berbasis Kompelensi dirancang agar guru dalam

menyajikan pengalaman belajar sejalan dengan prinsip belajar

sepanjang hayat yang mengacu pada kemampuan intelektual,

emosional, spiritual, dan sosial yang bermutu tinggi.

Kegunaan model interaktif sebagai pengembangan pola pikir dan

daya tampak pada keingin tahuan siswa terhadap obyek yang sedang

dipelajari terdapat pada pertanyaan-perlanyaan siswa disaat proses

pembelajaran berlangsung.

Penekanan model interaktif adalah pada sikap ingin tahu siswa,

bertanya dan bekerjasama.

4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Interaktif

a. Tahap persiapan guru mempelajari topik, dan mengumpulkan

sumber-sumber yang berkaitan dengan materi yang akan

dibelajarkan.

b. Tahap pengetahuan awal adalah guru berusaha menggali apa

yang diketahui oleh siswa tentang topik yang akan dipelajari.

c. Tahap kegiatan eksplorasi, guru menjelaskan topik yang akan

dieksplorasi kemudian baru melakukan eksplorasi.

d. Tahap pertanyaan siswa, diharapkan seluruh siswa bertanya

tentang yang akan dipelajari.

19

Page 10: BAB II Revisi.docx

e. Tahap penyelidikan adalah tahap dimana guru dan siswa

memilih pertanyaan untuk diselidiki.

f. Tahap pengetahuan akhir, pengetahuan masing-masing siswa

oleh kelompok dikumpulkan dan dibandingkan dengan

pengetahuan awal.

g. Tahap refleksi, guru dan siswa memberi komentar tentang hal-

hal yang telah dilakukan, kemudian menetapkan hal-hal yang

perlu dimantapkan.

20

Page 11: BAB II Revisi.docx

Langkah-langkah model pembelajaran interaktif terdapat pada

gambar di bawah ini.

Gambar 2.2 Model pembelajaran interaktif (Hilda dan Margaretha,

2002)

21

Persiapan

Pengatahuan Awal

KegiatanEksplorasi

Pertanyaan Siswa

Penyelidikan

Pengatahuan Akhir

Refleksi

PertanyaanSiswa

Perbandingan