BAB II LANDASAN TEORITIS · 2015. 2. 3. · bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima...

29
11 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Kepala Sekolah Kepala Sekolah adalah pemimpin bagi guru dan peserta didiknya. Pola kepemimpinan sangat berpe- ngaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemaju- an lembaga atau organisasi termasuk lembaga pen- didikan. Kepemimpinan dalam pendidikan adalah cara atau usaha pemimpin untuk menggerakkan dengan mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan mendorong guru, staf, peserta didik, dan pihak lain yang terkait untuk bekerja atau berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Wahjo Sumijo (2003:83) kepala sekolah adalah sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah, tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran. Kepala sekolah merupakan kedudukan resmi suatu pemimpin, maka perlu disadari bahwa setiap kata yang terucap dan setiap langkah yang dibuat, akan menimbulkan suatu pengaruh bagi orang lain yang berada di sekitarnya, yaitu guru dan peserta didik.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORITIS · 2015. 2. 3. · bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima...

  • 11

    BAB II

    LANDASAN TEORITIS

    2.1 Kepala Sekolah

    Kepala Sekolah adalah pemimpin bagi guru dan

    peserta didiknya. Pola kepemimpinan sangat berpe-

    ngaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemaju-

    an lembaga atau organisasi termasuk lembaga pen-

    didikan. Kepemimpinan dalam pendidikan adalah cara

    atau usaha pemimpin untuk menggerakkan dengan

    mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan

    mendorong guru, staf, peserta didik, dan pihak lain

    yang terkait untuk bekerja atau berperan serta guna

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    Menurut Wahjo Sumijo (2003:83) kepala sekolah

    adalah sebagai seorang tenaga fungsional guru yang

    diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah, tempat

    diselenggarakannya proses belajar mengajar atau

    tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang

    memberi pelajaran dan peserta didik yang menerima

    pelajaran. Kepala sekolah merupakan kedudukan

    resmi suatu pemimpin, maka perlu disadari bahwa

    setiap kata yang terucap dan setiap langkah yang

    dibuat, akan menimbulkan suatu pengaruh bagi orang

    lain yang berada di sekitarnya, yaitu guru dan peserta

    didik.

  • 12

    Seorang pemimpin bagaimana pun tipikal dan

    gaya memimpinnya, semua sangat tergantung dengan

    prinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan

    membuat kepala sekolah menjadi pemimpin sejati,

    yang diharapkan mampu menggerakkan atau memo-

    tivasi guru sehingga memiliki kinerja yang baik. Dalam

    pelaksanaannya keberhasilan kepala sekolah sangat

    dipengaruhi oleh: (a) Kepribadian yang kuat; (b) penge-

    tahuan yang luas; (c) keterampilan yang profesional

    terkait dengan tugasnya sebagai kepala sekolah,

    antara lain: memiliki keterampilan teknis, memiliki

    keterampilan kemanusiaan, dan memiliki keteram-

    pilan konseptual.

    Kepala sekolah Taman Kanak-Kanak atau pe-

    mimpin harus mempunyai kepimpinan. Kepemim-

    pinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung

    pada sudut pandang atau perspektif ahli/peneliti.

    Misalnya dari perspektif individual dan fenomena yang

    paling menarik perhatian mereka. Berikut ini beberapa

    definisi kepemimpinan dari beberapa ahli.

    Sergiovani (1992) mendefinisikan kepemimpinan

    sebagai sebuah sikap yang menggambarkan perilaku,

    bukan sejumlah keahlian dan sikap yang merupakan

    bawaan sejak lahir maupun diperoleh kemudian.

    Baginya, yang lebih penting dalam kepemimpinan di

    sekolah adalah adanya hubungan antara anak-anak

    dan orang dewasa belajar dan tetap belajar, serta

    membangun komunitas belajar,

  • 13

    Handoko (1995), kepemimpinan manajerial

    dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan

    dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari

    sekelompok anggota yang saling berhubungan tugas-

    nya. Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut.

    Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain,

    bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk

    menerima pengarahan dari pemimpin membantu

    menentukan kedudukan pemimpin dan membuat

    proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawah-

    an/guru, semua fasilitas kepemimpinan seorang

    kepala sekolah Taman Kanak-Kanak menjadi tidak

    relevan. Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu

    pembagian kekuasaan yang tidak seimbang di antara

    pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin

    mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai

    kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota

    kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan

    pemimpin secara langsung, meskipun dapat juga

    melalui sejumlah cara tidak langsung. Ketiga, pemim-

    pin dapat menggunakan pengaruh, artinya pemimpin

    dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan

    dan juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan

    melaksanakan perintahnya.

    Menurut Purwanto (2003: 26) yang menyarikan

    pendapat dari Atmosudirjo mengartikan kepemimpin-

    an adalah suatu seni (art), kesanggupan (ability) atau

    teknik (technique) untuk membuat sekelompok orang/

    bawahan dalam organisasi formal atau para pengi-

  • 14

    kut/simpatisan dalam organisasi informal mengikuti

    atau menaati segala apa yang dikehendakinya, mem-

    buat mereka begitu antusias atau bersemangat untuk

    mengikuti atau bahkan mungkin berkorban untuknya.

    Menurut Purwanto (2003: 26) kepemimpinan

    adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk

    mencapai tujuan kelompok secara sukarela. Kartono

    (2001:49) juga berpendapat sama bahwa pada kepe-

    mimpinan terhadap unsure-unsur, kemampuan mem-

    pengaruhi orang lain, kemampuan mengarahkan

    tingkah laku bawahan atau orang lain untuk men-

    capai tujuan organisasi atau kelompok.

    Dari berbagai definisi yang ada, maka dapat

    dikatakan bahwa kepemimpinan adalah: (1) seni

    untuk menciptakan kesesuaian paham, (2) bentuk

    persuasi dan inspirasi, (3) kepribadian yang mempu-

    nyai pengaruh, (4) tindakan dan perilaku, (5) titik

    sentral kegiatan kelompok, (6) hubungan kekuatan/

    kekuasaan, (7) saran pencapaian tujuan, (8) hasil dari

    interaksi, (9) peranan yang dipolakan, (10) inisiasi

    struktur.

    Semua orang adalah pemimpin. Guru adalah

    pemimpin bagi peserta didiknya, Kepala sekolah

    adalah pemimpin bagi guru dan peserta didiknya, ibu

    pun pemimpin bagi anak-anaknya. Hampir setiap

    orang adalah pemimpin di lingkungannya masing-

    masing. Manusia adalah khalifah di muka bumi.

  • 15

    Agustian (2005:96) menyatakn bahwa selama ini

    banyak kekeliruan pemahaman tentang arti kepemim-

    pinan. Pada umumnya orang melihat pemimpin adalah

    sebuah kedudukan atau sebuah posisi semata,

    sehingga berbagai cara dilakukan untuk menjadi

    seorang pemimpin. Mulai dari membeli kedudukan

    dengan uang, menjilat atasan, menyikut pesaing atau

    teman, atau cara-cara lain demi mengejar posisi

    pemimpin. Akibatnya melahirkan pemimpin yang tidak

    dicintai, tidak disegani, tidak ditaati, dan bahkan

    dibenci.

    Pola kepemimpinan akan sangat berpengaruh

    bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan lem-

    baga atau organisasi termasuk lembaga pendidikan.

    Kepemimpinan dalam pendidikan adalah cara atau

    usaha pemimpin untuk menggerakkan dengan mem-

    pengaruhi, membimbing, mengarahkan dan mendo-

    rong guru, staf, peserta didik, dan pihak lain yang

    terkait untuk bekerja atau berperanserta guna men-

    capai tujuan yang telah ditetapkan.

    Makna kepala sekolah menurut Wahjosumidjo

    (2003:83) adalah sebagai seorang tenaga fungsional

    guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu

    sekolah, tempat diselenggarakannya proses belajar

    mengajar atau tempat di mana terjadi interaksi antara

    guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang

    menerima pelajaran.

  • 16

    Kepala sekolah merupakan kedudukan resmi

    sebagai pemimpin, maka perlu disadari bahwa setiap

    kata yang terucap dan setiap langkah yang dibuat,

    akan menimbulkan suatu pengaruh kepada orang lain

    yang berada di sekitarnya, yaitu guru dan peserta

    didik. Seorang pemimpin, bagaimana pun tipikal dan

    gaya memimpinnya, semua sangat tergantung dengan

    prinsip yang dianut. Namun prinsip yang benarlah

    yang akan membuat kepala sekolah menjadi pemimpin

    sejati, yang diharapkan mampu menggerakkan atau

    memotivasi guru sehingga memiliki kinerja yang baik.

    Ditambahkan bahwa kata “memimpin” dalam

    praktik organisasi mengandung konotasi menggerak-

    kan, mengarahkan, membimbing, melindungi, mem-

    bina, memberikan teladan, memberikan dorongan,

    memberikan bantuan, dan sebagainya.

    Dalam pelaksanaanya, keberhasilan kepemim-

    pinan seorang pemimpin dalam pendidikan sangat

    dipengaruhi oleh: (a) kepribadian yang kuat, (b) ber-

    pengetahuan yang luas, (c) ketrampilan profesional

    yang terkait dengan tugasnya sebagai pemimpin,

    antara lain: memiliki keterampilan teknis, memiliki

    keterampilan hubungan kemanusiaan, dan memiliki

    keterampilan konseptual.

    Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan

    bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah kemam-

    puan dan seni kepala sekolah dalam menggerakkan,

    mengarahkan, mempengaruhi, membimbing, mem-

  • 17

    bina, dan mendorong orang lain (guru, karyawan,

    peserta didik, orang tua peserta didik, dan warga

    sekolah lainnya) agar mau dan mampu bekerja atau

    berperan serta dalam mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan sekolah.

    Definisi di atas hampir sama dengan definisi

    kepemimpinan kepala sekolah dalam buku Panduan

    Manajemen Sekolah. Dijelaskan dalam buku tersebut

    bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau

    usaha kepala sekolah dalam menggerakkan, membim-

    bing, mempengaruhi, mendorong, dan mengarahkan

    orang lain (guru, staf TU, peserta didik, orang tua

    peserta didik dan stakeholders lainnya) untuk bekerja

    dan berperan serta guna mencapai tujuan yang

    ditetapkan sekolah.

    Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui

    bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah kemam-

    puan dan seni kepala sekolah sebagai tokoh kunci

    dalam mempengaruhi, mengarahkan, dan menggerak-

    kan semua SDM sekolah terutama guru untuk

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    Sebagai tokoh kunci, kepala sekolah merupakan

    pemimpin tertinggi di sekolah dan pemegang tanggung

    jawab tunggal atas semua kegiatan sekolah. Untuk itu

    agar berhasil dalam kepemimpinnya, kepala sekolah

    sebagai pemimpin harus menjiwai dan senantiasa

    menerapkan konsep filosofis kepemimpinan pendi-

    dikan Ki Hajar Dewantara yaitu ing ngarso sung

  • 18

    tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani

    (Kartono 2001:285)

    Di samping itu dalam paradigma baru pende-

    katan MBS, kepala sekolah sebagai pemimpin harus

    kreatif. Artinya kepala sekolah sebagai pemimpin

    harus memiliki banyak gagasan dan inisiatif serta

    mampu berpikir kreatif untuk mencari berbagai ke-

    mungkinan pemecahan masalah dalam meningkatkan

    mutu pendidikan di sekolah.

    Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus berani

    melakukan pembaharuan di sekolah dan membang-

    kitkan semangat kerja guru dan stafnya. Ia juga harus

    bersifat terbuka dan memberi dorongan serta kesem-

    patan seluas-luasnya kepada seluruh warga sekolah

    agar mau mengajukan gagasan-gagasannya dan ber-

    patisipasi aktif dalam memajukan sekolah sehingga

    setiap guru dan staf dapat terampil dan menunjukkan

    potensi yang dimilikinya.

    Pada umumnya pemimpin yang menerapkan

    filosofi kepemimpinan Ki Hajar Dewantara memilki

    sifat dan kepribadian yang teguh, bertanggung jawab,

    selalu menjadi perintis atau pemrakarsa, membang-

    kitkan semangat kerja, memiliki semangat juang dan

    etos kerja yang tinggi, mampu berpikir serta bertindak

    cepat dan tepat, dan memberi dorongan dan kebe-

    basan yang luas kepada bawahannya.

    Sifat dan kepribadian pemimpin yang menerap-

    kan filosofi kepemimpinan Ki Hajar Dewantara ter-

  • 19

    nyata sesuai dengan ciri-ciri manajer atau pemimpin

    kreatif yang dikemukakan Timpe (1999: 219). Disebut-

    kan bahwa pada umumnya manajer, atau pemimpin

    kreatif adalah orang yang penuh gairah, memancarkan

    antusiasme yang menular (ing ngarso sung tulodho),

    memberi semangat kepada orang-orang yang dipimpin-

    nya serta memberi hidup kepada lingkungannya (ing

    madya mangun karso), dan memiliki kepribadian dan

    emosi yang baik, memberi kebebasan luas, memberi

    kepercayaan penuh kepada orang-orangnya (tut wuri

    handayani), dan mau menanggung resiko jika terjadi

    kesalahan dan kegagalan dari bawahan melaksanakan

    tugasnya,

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

    kepala sekolah yang berhasil adalah kepala sekolah

    yang dapat menempatkan posisi dirinya sebagai

    pemimpin kreatif, yaitu seorang pemimpin yang mem-

    punyai sifat dan kepribadian yang kuat dan tangguh,

    bertanggung jawab, mampu menjadi perintis atau

    pemrakarsa pembaharuan di sekolah, membangkitkan

    semangat kerja, memiliki semangat juang dan etos

    kerja yang tinggi. Ia juga mampu berpikir dan bertin-

    dak cepat serta memberikan dorongan dan kebebasan

    luas kepada guru dan stafnya untuk mengembangkan

    gagasan dan potensinya.

    Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan

    bahwa kepala sekolah adalah kepemimpinan kepala

    sekolah adalah kemampuan dan seni kepala sekolah

    dalam menggerakkan, mengarahkan, mempengaruhi,

  • 20

    membimbing, membina dan mendorong orang lain.

    Agar mau dan mampu bekerja atau berperan serta

    dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    2.2 Pengertian Kewirausahaan

    Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses

    menciptakan sesuatu yang baru, berani mengambil

    resiko, dan mendapatkan keuntungan. Kewirausahaan

    menyangkut tiga perilaku yaitu kreatif, komitmen

    (motivasi tinggi dan penuh tanggung jawab), dan

    berani mengambil resiko dan kegagalan. Kewira-

    usahaan adalah proses inovasi dan kreasi. Orang yang

    berwirausaha disebut wirausahawan (entrepreneur)

    (Depdiknas 2009). Menurut Putra (2008) kewira-

    usahaan adalah proses menciptakan sesuatu nilai

    yang berbeda dengan mencurahkan waktu dan upaya

    yang diperlukan, memikul risiko-risiko finansial,

    psikis, dan sosial yang menyertai, serta menerima

    penghargaan/imbalan moneter dan kepuasan pribadi.

    Menurut Hakim (1984: 34), ada empat unsur

    yang membentuk pola dasar kewirausahaan yang

    benar dan luhur, yaitu: (1) sikap mental, (2) kepe-

    mimpinan, (3) ketatalaksanaan, (4) keterampilan.

    Dengan demikian, wirausahawan harus memiliki ciri

    atau sifat tertentu sehingga dapat disebut wirausaha-

    wan. Secara umum, seorang wirausahawan perlu

    memiliki ciri percaya diri, berorientasi tugas dan hasil,

  • 21

    berani mengambil resiko, memiliki jiwa kepemimpinan,

    orisinalitas dan berorientasi masa depan.

    Sunyoto dan Wahyuningsih (2009) memberikan

    empat definisi tentang kewirausahaan:

    (1) kewirausahaan adalah suatu proses penerapan

    kreativitas dan inovasi dalam memecahkan per-

    soalan dan menemukan peluang untuk memper-baiki kehidupan; (2) kewirausahaan adalah mental

    dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha mening-

    katkan penghasilan; (3) kewirausahaan juga diarti-kan sebagai suatu sikap, jiwa dan kemampua

    untuk menciptakan sesuatu yang baru yang

    sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain; (4) kewirausahaan adalah suatu proses

    seseorang guna mengejar peluang-peluang untuk

    memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui

    inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan.

    Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan

    bahwa kewirausahaan adalah sikap seseorang yang

    berusaha dengan keras untuk mendapatkan hal-hal

    yang diinginkan dengan memberdayakan peluang-

    peluang yang ada. Seseorang yang berusaha secara

    mandiri, berani mengambil resiko, senang berpetu-

    alang, senang menghadapi tantangan, innovator

    dengan memperhatikan nilai waktu dan usaha, mem-

    perkirakan keuangan, keuntungan finansial, kepuasan

    pribadi, kebebasan, dan creator.

    2.3 Wirausahawan

    Istilah kewirausahawan berasal dari terjemahan

    entrepeneurship, yang dapat diartikan sebagai “the

  • 22

    book bone of economy” yaitu syaraf pusat perekono-

    mian atau “tailbone of security” yaitu pengendali

    perekonomian suatu bangsa (Soeharto Wirakusuma,

    1997). Secara epistomologi, kewirausahawan merupa-

    kan nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha

    atau proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru

    dan berbeda. Menurut Zimmerer (1996), kewirausa-

    haan adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk

    memecahkan masalah dan upaya memanfaatkan

    peluang yang dihadapi setiap hari (applying creativity

    and innovation to solve the problems and to exploit

    opportunities that people face everyday). Kewirausa-

    haan merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi,

    dan keberanian manghadapi resiko yang dilakukan

    dengan cara kerja keras untuk membentuk dan

    memelihara usaha baru.

    Kreativitas, oleh Zimmerer (1996), diartikan

    sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide dan

    menemukan cara-cara baru dalam memecahkan

    persoalan dan menghadapi peluang (creativity is the

    ability to develop new ideas and to discover new ways

    of looking at problems and opportunities), sedangkan

    inovasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan

    kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan

    peluang untuk meningkatkan dan memperkaya

    kehidupan (innovation is the ability to apply creative

    solutions to those problems and opportunities to

    enchance or to enrich people`s live). Menurut Levitt

    yang dikutip Zimmerer (1996), kreativitas adalah

  • 23

    berpikir sesuatu yang baru, sedangkan inovasi adalah

    melakukan sesuatu yang baru. Wirausaha akan ber-

    hasil apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang

    baru atau sesuatu yang lama yang dilakukan dengan

    cara yang baru.

    Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan

    Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1965, men-

    cantumkan pengertian wirausaha dan kewirausahaan

    sebagai berikut:

    Wirausaha adalah orang yang mempunyai sema-

    ngat, sikap, perilaku dan kemampuan kewira-usahaan. Kewirausahaan adalah semangat, sikap,

    perilaku dan kemampuan seseorang dalam mena-

    ngani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan

    cara kerja, teknologi dan produk baru dengan

    meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan

    pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

    Wirausaha mengarah kepada orang yang mela-

    kukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemam-

    puan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan

    menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang

    wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.

    Kewirausahaan menurut Suryana (2003:13) adalah

    kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,

    kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju

    sukes. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan

    untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda

    (create new and different) melalui berfikir kreatif dan

    inovatif. Pada hakikatnya kewirausahaan adalah sifat,

  • 24

    ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemampuan

    dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia

    nyata secara kreatif. Berdasarkan pemahaman terse-

    but, Suryana (2003: 13) mengidentifikasi enam haki-

    kat penting dari kewirausahaan sebagai berikut:

    1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwu-judkan dalam perilaku yang dijadikan dasar

    sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,

    kiat, proses, dan hasil bisnis;

    2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan

    berbeda (ability to create the new and different);

    3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerap-an kreativitas dan inovasi dalam memecahkan

    persoalan dan menenumak peluang untuk

    memperbaiki kehidupan;

    4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diper-

    lukan untuk memulai suatu usaa (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth);

    5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam

    mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (innovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.

    6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan

    nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan

    sumber – sumber melalui cara – cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai

    tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara

    mengebangkan teknologi bari, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru

    untuk menghasilkan barang dan jasa yang

    baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan

    cara baru untuk memberikan kepuasan

    kepada konsumen.

    Berdasarkan pemahaman mengenai pengertian

    kewirausahaan, maka kompetensi kewirausahaan

  • 25

    kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai kemam-

    puan kepala sekolah dalam menangani aktivitas yang

    mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta

    menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru

    dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka mem-

    berikan pelayanan yang lebih baik kepada stakeholder.

    Dapat disimpulkan bahwa wirausahawan adalah se-

    seorang yang mempunyai naluri kewirausahaan yaitu

    inovatif, kreatif, berpikiran ke depan, selalu mencari

    cara yang lebih baik, mengubah peluang menjadi

    tantangan, dan selalu berpikiran positif.

    2.4 Ciri Usahawan Sukses

    Ada tiga ciri utama seorang entrepreneur menu-

    rut Ciputra dalam Rokhmaniyah (2009). Pertama,

    seorang entrepreneur mampu melihat peluang bisnis

    yang tidak dilihat atau diperhitungkan oleh orang lain,

    ia melihat kemungkinan dan memiliki visi untuk men-

    ciptakan sesuatu yang baru yang memicu semangat-

    nya untuk bertindak. Kedua, seorang entrepreneur

    adalah orang yang bertindak untuk melakukan ino-

    vasi, mengubah keadaan yang tidak/kurang menye-

    nangkan menjadi keadaan yang diinginkan. Tindakan-

    lah yang membuat entrepreneur menjadi inovator.

    Ketiga, seorang entrepreneur adalah pengambil resiko,

    baik resiko yang bersifat finansial (rugi), maupun yang

    bersifat mental (gagal).

  • 26

    Menurut Meredith et.al (dalam Tim Dosen

    Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan

    Indonesia 2009) dan Marbun dalam Alma (2009),

    keberhasilan seorang wirausaha dapat dilihat dari

    enam ciri. Keenam ciri tersebut meliputi percaya diri,

    berorientasi tugas dan hasil, pengambil resiko, kepe-

    mimpinan, keorisinilan, dan berorientasi ke masa

    depan.

    Seorang wirausaha memiliki daya inovasi yang

    tinggi, dimana dalam proses inovasinya menunjukkan

    cara-cara baru yang lebih baik dalam mengerjakan

    pekerjaan. Dalam kaitannya dengan tugas kepala

    sekolah, kebanyakan di antaranya tidak menyadari

    keragaman dan keluasan bidang yang menentukan

    tindakannya guna memajukan sekolah. Mencapai

    kesempurnaan dalam melakukan rencana merupakan

    sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi

    bukan merupakan sasaran yang realistik bagi keba-

    nyakan kepala sekolah yang berjiwa wirausaha. Bagi

    kepala sekolah yang realistik hasil yang dapat diterima

    lebih penting darippada hasil yang sempurna. Setiap

    orang termasuk kepala sekolah yang kreatif dan

    inovatif adalah individu yang unik dan spesifik

    2.5 Kewirausahaan dalam Pendidikan

    Pandangan berwirausaha, sekarang tampaknya

    lebih maju dan memasuki sektor pemerintah (Alma,

    2009). Di dalam dunia pendidikan, kewirausahaan

  • 27

    merupakan hal yang harus dilaksanakan oleh kepala

    sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagi pimpin-

    an sekolah.

    Kewirausahaan di sini dalam makna untuk

    kepentingan pendidikan yang bersifat sosial bukan

    untuk kepentingan pendidikan yang bersifat komer-

    sial. Kewirausahaan dalam bidang pendidikan yang

    diambil adalah karakteristiknya (sifatnya) seperti

    inovatif, bekerja keras, motivasi yang kuat, pantang

    menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dan

    memiliki naluri kewirausahaan; bukan mengkomer-

    silkan sekolah. Semua karakteristik tersebut berman-

    faat bagi kepala sekolah dalam mengembangkan

    sekolah, mencapai keberhasilan sekolah, melaksana-

    kan tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin,

    menghadapi kendala sekolah, dan mengelola kegiatan

    sekolah sebagai sumber belajar siswa (Depiknas 2009).

    Seorang wirausaha dapat terbentuk dengan

    latihan, dan setiap institusi pendidikan meyakini

    bahwa seorang entrepreneur itu dapat dibentuk atau

    dilatih. Jadi, seorang kepala sekolah dapat menjadi

    seorang entrepreneur, yang bertugas mewirausahakan

    pendidikan di sekolahnya.

    2.6 Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan

    Kepala Sekolah

    Murphy & Peck (1980:8) menggambarkan

    delapan anak tangga untuk puncak karir. Delapan

  • 28

    anak tangga ini dapat pula digunakan oleh seorang

    kepala sekolah selaku wirausaha dalam mengembang-

    kan profesinya. Kedelapan anak tangga yang dimak-

    sud adalah:

    (1) mau bekerja keras; (2) bekerjasama dengan

    orang lain; (3) penampilan yang baik; (4) percaya

    diri; (5) pandai membuat keputusan; (6) mau menambah ilmu pengetahuan; (7) ambisi untuk

    maju; (8) pandai berkomunikasi.

    Rokhmaniyah (2009) menyatakan bahwa penga-

    matan sekilas di lapangan, selama ini menunjukkan

    bahwa sebagian besar kepala sekolah agaknya masih

    belum memainkan peranannya secara optimal. Salah

    satunya ditunjukkan bahwa kepala sekolah sebagai

    entrepreneur belum mampu bertindak kreatif dan

    inovatif, membaca peluang sekolah dalam meningkat-

    kan minat calon siswa masuk ke sekolahannya,

    bekerja sama dengan pengusaha, mengembangkan

    unit produksi sekolah, memperbaiki sistem insentif,

    dan memasarkan hasil unit produksi sekolah.

    Sedangkan menurut Nyanyi (2009) menyimpul-

    kan bahwa derajat entrepreneurship para kepala

    sekolah dalam mengelola unit-unit usaha sekolah

    pada SMK-SMK di kota Boyolali termasuk tinggi.

    Penilitian ini hanya melihat penerapan di dalam

    mengelola unit-unit usaha sekolah, sehingga hasil

    penelitian ini masih sulit menggambarkan derajat

    kewirausahaan kepala sekolah di dalam mengelola

    sekolah secara keseluruhan. Belum tentu kepala

  • 29

    sekolah mampu mengelola dengan baik unit-unit

    usaha sekolah, maupun dalam mengelola seluruh

    kegiatan atau bidang yang terdapat di sekolahannya.

    Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

    derajat pelaksanaan kewirausahaan kepala sekolah

    tidak bersifat mutlak di setiap daerah dan jenjang

    pendidikan, akan tetapi bisa berbeda di setiap daerah

    yang digunakan sebagai sampel penelitian.

    Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan

    Nasional No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala

    Sekolah/Madrasah, bahwa seorang kepala sekolah

    harus memiliki lima kompetensi di antaranya: kepri-

    badian, manajerial, kewirausahaan, supersvisi, dan

    sosial. Secara rinci kemampuan atau kinerja kepala

    sekolah yang mendukung terhadap perwujudan

    kompetensi kewirausahaan yaitu menciptakan inovasi

    yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah,

    bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/

    madrasah sebagai organisasi pembelajaran yang

    efektif, memiliki motivasi yang kuat untuk sukses

    dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya se-

    bagai pemimpin sekolah/madrasah, pantang menye-

    rah dan selalu mencari solusi terbaik dalam mengha-

    dapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah, dan

    memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola

    kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai

    sumber belajar peserta didik (Aqib 2008).

  • 30

    Berikut ini diuraikan kemampuan atau kinerja

    kepala sekolah Taman Kanak-Kanak yang mendukung

    terhadap perwurjudan kompetensi kewirausahaan

    berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

    No. 3 13 tahun 2007.

    2.6.1 Menciptakan Inovasi yang Berguna bagi

    Pengembangan Sekolah/Madrasah

    Inovasi adalah fungsi utama kewirausahaan.

    Inovasi adalah menciptakan sesuatu yang baru atau

    tampil beda (Depdiknas 2009). Menurut Sunyoto dan

    Wahyuningsih (2009) inovasi adalah penerapan praktis

    dari gagasan-gagasan yang tercipta karena adanya

    kreativitas yang tinggi. Zimmerer (dalam Alma 2009)

    menyatakan bahwa: innovation is the ability to apply

    creative solutions to those problems and opportunities to

    enhance or to enrich people`s lives (inovasi adalah

    kemampuan untuk menggunakan solusi kreatif dalam

    mengisi peluang sehingga membawa manfaat dalam

    kehidupan masyarakat). Ciri-ciri innovator antara lain

    mengerjakan tugas dengan cara yang tidak umum,

    menemukan masalah dan memecahkannya dengan

    cara yang tidak umum, lebih tertarik pada hasil

    daripada proses, tidak senang pada pekerjaan yang

    bersifat rutinitas, kurang senang pada kesepakatan,

    dan kurang sensitif pada orang lain.

    Adapun cara melakukan inovasi di antaranya

    mampu ke luar dari kawasan yang membuat nyaman,

  • 31

    jangan berpikir apa adanya (yang sudah umum),

    bergerak lebih cepat dibanding orang lain (pesaing)

    agar tudak didahului orang lain, dengarkan ide

    stakeholders sekolah, bertanyalah kepada warga

    sekolah dan stakeholders apa yang perlu diubah di

    sekolah ini secara berkala, dorong diri sendiri dan

    orang lain untuk cepat bergerak tetapi selamat,

    berharap untuk menang, dan memiliki kesehatan dan

    kekuatan, dan rekreasi secukupnya untuk mendapat-

    kan ide-ide baru.

    Pada penelitian ini indikator yang digunakan

    untuk mengukur kemampuan melakukan inovasi

    adalah adanya ide baru atau cara baru, kemampuan

    berpikir ke depan, orientasi pada hasil, bergerak cepat,

    dan kemauan mendengarkan ide atau masukan.

    2.6.2 Bekerja Keras Untuk Mencapai Keberhasilan

    Sekolah/Madrasah Sebagai Organisasi Pem-

    belajaran Yang Efektif

    Menurut Sunyoto dan Wahyuningsih (2009)

    kerja keras adalah, dalam bekerja kita harus mem-

    punyai sifat mampu kerja atau gila kerja untuk

    mencapai sasaran yang ingin dicapai. Kerja keras ialah

    kegiatan yang banyak menguras tenaga, pikiran, dan

    waktu untuk menyelesaikan sesuatu (Depdiknas

    2009). Sikap kerja keras dapat ditunjukkan dengan

    memanfaatkan waktu yang optimum sehingga kadang-

    kadang tidak mengenal waktu, jarak serta kesulitan

  • 32

    yang dihadapi. Kerja keras, menanamkan keyakinan

    bahwa banyak bukti keberhasilan seseorang karena

    kerja keras, menanamkan keyakinan jika ingin jadi

    orang harus menunjukkan kerja keras dan tidak

    mengenal lelah.

    Pada penelitian ini indikator yang digunakan

    untuk mengukur kegigihan dalam mencapai keber-

    hasilan adalah berkerja keras, melakukan hal-hal yang

    bermanfaat, menentukan target, dan menunjukkan

    sikap kerja keras sebagai tauladan bagi bawahan.

    2.6.3 Memiliki Motivasi yang Kuat untuk Sukses

    dalam Melaksanakan Tugas Pokok dan Fung-

    sinya sebagai Pemimpin Sekolah/Madrasah

    Motivasi adalah keinginan yang melatarbela-

    kangi seseorang untuk melakukan sesuatu (Depdiknas

    2009). Sedangkan Alma (2009) menyatakan motivasi

    adalah kemampuan untuk berbuat sesuatu, yang

    tergantung kepada kekuatan motifnya (kebutuhan,

    keinginan, dorongan atau impuls). Motivasi merupa-

    kan salah satu alat atasan agar bawahan mau bekerja

    keras dan bekerja cerdas sesuai dengan yang diharap-

    kan. Pengetahuan tentang motivasi membantu para

    kepala sekolah untuk menumbuhkan motivasi kerja

    yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas

    pokok dan fungsinya sebagai pemimpi sekolah/

    madrasah. Teori cara memotivasi diri sendiri ini bukan

    hanya bermanfaat untuk diri sendiri tetapi juga bagi

  • 33

    bawahan kepala sekolah/madrasah. Motivasi mem-

    bantu wirausaha dalam menggunakan sikap mereka

    untuk mengendalikan situasi.

    Kepala sekolah sebagai wirausaha harus memi-

    liki motivasi yang kuat untuk mencapai sukses.

    Mereka bekerja keras untuk mencapai tujuan yang

    mulia. Mereka menetapkan sendiri tujuannya dan ber-

    usaha keras untuk mencapainya. Cara menumbuhkan

    motiasi yang kuat untuk diri sendiri adalah berpikiran

    positif, menciptakan perubahan yang kuat, memba-

    ngun harga diri, banyak kelebihan sendiri yang tidak

    dimiliki orang lain, memantapkan pelaksanaan dengan

    jadwal yang jelas dan dilaksanakan, membina kebe-

    ranian, kerja keras, bersedia belajar dari orang lain,

    ingin selalu melakukan yang terbaik, dan membasmi

    sikap suka menunda-nunda.

    Pada penelitian ini indikator yang digunakan

    untuk mengukur adanya motivasi kuat untuk menca-

    pai sukses adalah berpikiran positif, memberi dorong-

    an positif kepada bawahan, menciptakan perubahan,

    memiliki harga diri, memiliki kelebihan tertentu,

    memiliki jadwal yang terencana (time schedule),

    membina keberanian, kerja keras, dan bersedia belajar

    dengan orang lain, melakukan yang terbaik, dan tidak

    menunda-nunda pekerjaan.

  • 34

    2.6.4 Pantang Menyerah Dan Selalu Mencari Solusi

    Terbaik Dalam Menghadapi Kendala Yang

    Dihadapi Sekolah/Madrasah

    Menurut Sunyoto dan Wahyuningsih (2009)

    pantang menyerah adalah sikap mental yang mencer-

    minkan ketabahan dan keteguhan serta kemampuan

    memotivasi diri dalam menghadapi cobaan, rintangan,

    gangguan, kegagalan dalam melakukan usaha untuk

    meraih kesuksesan dan kemajuan untuk mencapai

    tujuan yan diimpikan. Pantang menyerah adalah daya

    tahan seseorang dalam bekerja keras sampai sesuatu

    yang diinginkannya tercapai (Depdiknas 2009).

    Pantang menyerah adalah kombinasi antara bekerja

    keras dengan motivasi yang kuat untuk sukses. Orang

    yang pantang menyerah selalu bekerja keras dan

    motivasi kerjanya tak penah pudar. Kepala sekolah

    perlu memiliki sifat pantang menyerah agar tidak

    mudah putus asa dalam menghadapi kendala yang

    dihadapi sekolah. Cara untuk menumbuhkan sifat

    pantang menyerah adalah selalu menjaga kesehatan

    tubuh agar tidak mudah letih atau sakit dan

    menguatkan hati agar tidak mudah berputus asa

    dalam mencapai sesuatu yang diinginkan.

    Salah satu tugas kepala sekolah adalah menda-

    patkan solusi terbaik dalam menghadapi kendala-

    kendala di sekolah. Untuk mendapatkan solusi terbaik

    tersebut minimal ada dua hal yang dapat dipraktikkan

    yaitu kreativitas dan pemecahan masalah (solusi)

    (Depdiknas 2009).

  • 35

    Kreativitas adalah kemampuan untuk meran-

    cang, membentuk, membuat, atau melakukan sesuatu

    dengan cara baru atau berbeda (Depdiknas 2009).

    Menurut Sunyoto dan Wahyuningsih (2009) kreativitas

    merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan

    sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun

    karya nyata yang baru, baik berupa gagasan maupun

    karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang

    telah ada sebelumnya. Alma (2009) menyatakan

    kreativitas adalah kemampuan untuk membuat

    kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-

    hubungan baru antara unsur, data, variabel yang

    sudah ada sebelumnya.

    Zimmerer (dalam Alma 2009) menyatakan bahwa

    :creativity is the ability to develop new ideas and to

    discover new ways of looking at problems and

    opportunities (kreativitas adalah kemampuan untuk

    mengembangkan ide baru dan menemukan cara baru

    dalam melihat peluang ataupun problem yang

    dihadapi). Kemampuan menghasilkan solusi yang

    kreatif atas kebutuhan sekolah atau masalah yang ada

    di sekolah dan memasarkannya. Sering menjadi

    indikator pembeda antara kesuksesan dan kegagalan

    dalam mewirausahakan sekolah. Juga membedakan

    sekolah yang sudah tumbuh pesat dengan sekolah

    yang biasa-biasa saja.

    Agar memiliki kreativitas, kepala sekolah perlu

    membuka pikiran dan mata. Seseorang yang kreatif

    memiliki ciri-ciri yaitu cenderung melihat suatu

  • 36

    persoalan sebagai tantangan untuk menunjukkan

    kemampuan diri, cenderung memikirkan alternatif

    solusi/tindakan yang tidak dilakukan oleh orang-

    orang pada umumnya atau bukan sesuatu yang sudah

    biasa dilakukan, tidak takut untuk mencoba hal-hal

    baru, mau belajar mempergunakan cara, teknik dan

    peralatan baru, tidak takut dicemoohkan oleh orang

    lain karena berbeda dari kebiasaan, tidak malu

    bertanya berbagai informasi tentang sesuatu hal yang

    dianggap menarik, tidak cepat puas terhadap hasil

    yang diperoleh, toleran terhadap kegagalan dan frus-

    tasi, memikirkan apa yang mungkin dapat dilakukan

    dengan tetap berdasar pada intergritas, kejujuran,

    menjunjung sistem nilai, dan bertujuan positif, dan

    tindakan yang dilakukan efektif, efisien, dan produktif.

    Cara berkreativitas antara lain adalah mening-

    katkan kesadaran, berarti belajar untuk memperhati-

    kan hal-hal yang biasanya tidak kita hiraukan se-

    hingga dapat membuka pikiran kita. Curah pendapat

    (brain storming) adalah sebuah teknik untuk meng-

    hasilkan banyak ide baru, mengubah ide-ide yang

    sudah ada, mempelajari teknik berpikir kreatif dari

    buku-buku, mengikuti diklat kreativitas dan mem-

    praktikkannya, mencatat ide-ide baru kemudian

    mengembangkannya, bergaul dengan orang-orang

    yang kreatif, mengubah sudut pandang orang-orang

    menjadi kreatif, mempelajari proses perubahan ide,

    teratur berolahraga untuk menjaga kesehatan, apre-

  • 37

    siasi terhadap seni, dan mencari pembimbing yang

    dapat membantu menemukan ide baru.

    Pada penelitian ini indikator yang digunakan

    untuk mengukur kegigihan dalam usaha untuk

    menghadapi kendala adalah tidak mudah putus asa,

    perhatian pada hal-hal yang sederhana, melakukan

    curah pendapat (brain storming), mengubah ide-ide

    yang sudah ada, mempelajari teknik berpikir kreatif

    dari buku-buku atau orang lain, mengikuti diklat

    kreativitas dan mempraktikkannya, mencatat ide-ide

    baru kemudian mengembangkannya, bergaul dengan

    orang yang kreatif dan mengubah sudut pandang

    orang menjadi kreatif.

    2.6.5 Memiliki Naluri Kewirausahaan dalam

    Mengelola Kegiatan Produksi/Jasa Sekolah/

    Madrasah sebagai Sember Belajar Peserta

    Didik

    Naluri atau jiwa kewirausahaan adalah sifat-

    sifat yang dimiliki oleh seorang wirausaha. Setiap

    kepala sekolah harus memiliki naluri kewirausahaan

    sebagai sumber belajar peserta didik. Artinya, untuk

    menghasilkan guru dan siswa yang bernaluri wira-

    usaha sejak usia dini, maka kepala sekolah harus

    menjadi contoh bagaimana kita bernaluri kewira-

    usahaan. Sebelum naluri kewirausahaan kepala

    sekolah menjadi contoh para guru dan siswanya,

    maka kepala sekolah harus menilai potensi dirinya

  • 38

    terlebih dahulu apakah ia memang sudah memiliki

    jiwa kewirausahaan. Dengan penilaian ini, kepala

    sekolah dapat merefleksikan dirinya untuk mening-

    katkan naluri kewirausahaan.

    Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Depdiknas

    2009) adalah: inisiatif, pantang menyerah (ulet),

    memiliki standar mutu yang tinggi, hemat, selalu

    mencari solusi terbaik (kreatif memecahkan masalah),

    berani mengambil risiko yang diperhitungkan,

    persuasif, berindak jika ada peluang, haus informasi,

    sistematis, percaya diri, tegas, menggunakan strategi

    yang berpengaruh, mandiri, optimis, dinamis, inovatif,

    cerdik, mau belajar sepanjang hayat, supel atau luwes,

    umpan balik ditanggapi responsif, berorientasi pen-

    capaian tujuan, membangun masa depan, komunikatif

    (termasuk pendengar yang baik), enerjetik, berorien-

    tasi pada keuntungan, integritas, agresif, kompetetitif,

    egoistis, petualang, perfeksionis, kooperatif, imajinatif,

    pribadi yang menyenangkan, jujur, orientasi pada

    perubahan, disiplin, visioner, pengelola perubahan,

    ingin berpatisipasi, organisator, pekerja keras, motiva-

    si kuat, antusias, dan negosiatif, mampu memasarkan

    jasa/produk.

    Dari ciri-ciri wirausaha yang disebutkan di atas

    untuk kepala sekolah dibatasi pada inovatif, pekerja

    keras, motivasi tinggi, pantang menyerah, selalu men-

    cari solusi terbaik. Naluri kewirausahaan menyangkut

    semua sifat-sifat di atas. Kepala sekolah itu berjiwa

    kewirausahaan adalah mereka yang memiliki kebera-

  • 39

    nian, berjiwa kepahlawanan dan mengembangkan

    cara-cara kerja mandiri. Untuk menjadi wirausaha

    yang sukses harus memiliki pengetahuan kewirausa-

    haan, keterampilan kewirausahaan, dan sifat-sifat

    wirausaha.