BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id...topologi yang menghubungkan satu komputer dengan...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id...topologi yang menghubungkan satu komputer dengan...
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Jaringan Komputer
(Muhammad & Hasan, 2016) menyatakan bahwa, “Jaringan komputer adalah
terhubungnya dua komputer atau lebih dengan kabel penghubung (pada beberapa
kasus, tanpa kabel atau wireless sebagai penghubung), sehingga antar komputer
dapat saling tukar informasi”.
Agar dapat mencapai tujuan yang sama, setiap bagian dari jaringan komputer
meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta atau menerima
layanan disebut klien (client) dan yang memberikan atau mengirim layanan disebut
pelayan (server). Arsitektur ini disebut dengan sistem client - server, dan digunakan
pada hampir seluruh aplikasi jaringan.
Jaringan komputer menjadi penting karena jaringan komputer mempunyai
tujuan yang menguntungkan. Tujuan jaringan komputer antara lain :
1. Resource sharing atau berbagi sesumber : seluruh program, peralatan dan
data yang dapat digunakan oleh setiap orang yang ada dijaringan tanpa
dipengaruhi lokasi sesumber dan pemakai.
2. High reliability atau kehandalan tinggi : tersedianya sumber - sumber
alternatif kapanpun diperlukan.
3. Scalability atau skalabilitas : meningkatkan kinerja dengan menambahkan
komputer server atau client dengan mudah tanpa mengganggu kinerja yang
sudah ada lebih dulu.
5
4. Medium komunikasi : memungkinkan kerjasama antar orang-orang yang
saling berjauhan melalui jaringan komputer baik untuk bertukar data
maupun berkomunikasi.
5. Akses informasi luas : dapat mengakses dan mendapatkan informasi dari
jarak jauh.
6. Komunikasi orang ke orang : digunakan untuk berkomunikasi dari satu
orang ke orang yang lain.
2.1.1. Jenis – Jenis Jaringan Komputer
(Varianto & Mohammad Badrul, 2015) memberi batasan bahwa, “jaringan
komputer dapat dikelompokkan berdasar luas area yang dapat dijangkau atau
dilayani. Secara umum jaringan komputer terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Local
area network (LAN), Metropolitan area network (MAN), dan Wide area network
(WAN).”
1. Local Area Network (LAN)
(Varianto & Mohammad Badrul, 2015) menyatakan bahwa, “Local Area
Network (LAN) adalah jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup
wilayah kecil, seperti jaringan kampus, gedung, kantor, dalam rumah, sekolahan
atau yang lebih kecil”.
Secara umum LAN biasanya menghubungkan beberapa workstation,
personal computer, printer dan peralatan lainnya. LAN menawarkan bagi
pengguna komputer banyak keuntungan seperti fasilitas “share access” pada
data maupun aplikasi dimungkinkannya pertukaran file antar komputer.
6
Sumber : https://dosenit.com/wp-content/uploads/2015/08/LAN-1-300x273.gif
Gambar II.1. Jaringan LAN
2. Metropolitan Area Network (MAN)
(Varianto & Mohammad Badrul, 2015) menjelaskan bahwa, “Metropolitan
Area Network pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar
dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. Hanya saja
areanya lebih besar dan komputer yang dihubungkan pada jaringan MAN jauh
lebih banyak bila dibandingkan dengan LAN”.
Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id/wp-content/uploads/2018/08/contoh-
gambar-jaringan-man.png
Gambar II.2. Jaringan MAN
7
3. Wide Area Network (WAN)
(Varianto & Mohammad Badrul, 2015) menjelaskan bahwa, “WAN atau
Wide Area Network adalah jaringan komunikasi data yang mencakup area
geografis yang relative luas menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan
common carriers”.
Sumber:https://i0.wp.com/lebakcyber.net/wp-content/uploads/2018/06/wan.png
?w=500&ssl=1
Gambar II,3 Jaringan WAN
2.2. Topologi
(Purwanto & Badrul, 2016) menyatakan bahwa, “Topologi Jaringan Komputer
merupakan sebuah pola rancang bangun untuk membentuk sebuah arsitektur
jaringan”. Bentuk topologi dalam LAN secara umum terbagi atas 3 (tiga) macam,
yaitu :
2.2.1. Topologi Bus
Topologi bus merupakan topologi yang sederhana, biasa digunakan pada
instalasi jaringan berbasis fiber optic yang digabung dengan topologi star untuk
8
menghubungkan client atau node. Dengan menggunakan kabel jenis coaxial dan
umumnya di ujung kabel diberi T konektor sebagai kabel end to end (Masse & Iyan,
2016).
Kelebihan topologi Bus adalah :
1. Biaya instalasi sangat murah karena hanya menggunakan sedikit kabel.
2. Penambahan client atau workstation baru dapat dilakukan dengan mudah.
3. Bentuk jaringan sangat sederhana dan mudah untuk diaplikasikan.
Kekurangan topologi Bus adalah :
1. Jika salah satu kabel putus atau bermasalah, dapat mengganggu komputer
client lainnya.
2. Proses pengiriman dan penerimaan data kurang efisien serta sering terjadi
tabrakan data.
3. Mudah diaplikasikan namun sangat sulit untuk dikembangkan.
Sumber : http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/TCPIP/DasarJaringan/BUS.png
Gambar II.4 Topologi BUS
9
2.2.2 Topologi Star
(Masse & Iyan, 2016) menjelaskan bahwa, “topologi star merupakan
topologi yang menggunakan switch atau hub untuk menghubungkan client satu
dengan client yang lainnya.”
Kelebihan topologi star adalah :
1. Bila salah satu komputer bermasalah, maka jaringan tetap berjalan, tidak
mempengaruhi komputer - komputer lainnya.
2. Bentuk jaringan bersifat fleksibel.
3. Tingkat keamanan cukup baik daripada topologi jaringan bus.
4. Pendeteksian masalah cukup mudah jika terjadi kerusakan pada jaringan.
Kekurangan topologi star adalah :
1. Jika switch atau hub bermasalah, maka seluruh komputer yang terhubung
pada jaringan juga akan mengalami masalah.
2. Membutuhkan cukup banyak kabel sehingga biaya yang dikeluarkan cukup
mahal.
3. Jaringan ini sangat tergantung pada terminal pusat.
10
Sumber : http://www.mikrotik.co.id/images/STAR.png
Gambar II.5 Topologi Star
2.2.2. Topologi Ring
(Masse & Iyan, 2016) menjelaskan bahwa, “topologi ring merupakan
topologi yang menghubungkan satu komputer dengan komputer - komputer lainnya
dalam suatu rangkaian melingkar.”
Kelebihan topologi ring adalah :
1. Memiliki performa yang lebih baik daripada topologi lainnya.
2. Mudah untuk diimplementasikan.
3. Konfigurasi ulang dan instalasi perangkat baru cukup mudah dilakukan.
4. Biaya instalasi cukup murah.
Kekurangan topologi ring adalah :
1. Kinerja komunikasi dinilai dari jumlah atau banyaknya titik atau node.
11
2. Troubleshooting cukup rumit.
3. Jika salah satu koneksi putus, maka koneksi yang lain juga akan putus.
4. Biasa terjadi collision (tabrakan data).
Sumber : http://www.mikrotik.co.id/images/artikel/TCPIP/DasarJaringan/RING.png
Gambar II.6 Topologi Ring
2.3. Perangkat Keras Jaringan
(Wahana Komputer 2014:3) memberikan batasan bahwa “Perangkat keras atau
Hardware adalah perangkat komputer yang terdiri atas susunan komponen-
komponen elektronik berbentuk fisik (berupa benda)”. Perangkat keras jaringan
komputer merupakan syarat untuk membangun sebuah jaringan komputer.
Komponen utama jaringan komputer terdiri dari berbagai jenis. Akan tetapi
komponen perangkat keras (hardware) yang umunya digunakan dalam membangun
sebuah jaringan diantaranya:
2.3.1. Modem
Modem berasal dari singkatan modulator demodulator yang merupakan alat
komunikasi dua arah. Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi
12
kedalam sinyal pembawa sedangkan demodulator merupakan bagian yang
memisahakn sinyal informasi dari sinyal pembawa sehingga informasi tersebut dapat
diterima dengan baik (Varianto & Mohammad Badrul, 2015).
Sumber : https://dosenit.com/wp-content/uploads/2015/09/modem.jpg
Gambar II.7 Modem
2.3.2. Switch
Switch atau bisa disebut juga multiple bridge yang berarti bridge yang
memiliki banyak port. Switch bertugas sebagai pusat atau pengendali pada sebuah
jaringan. Switch mirip dengan hub, namun swittch dapat mengirim langsung
informasi ke alamat tujuan dengan cara mempelajari alamat hardware tujuan.
Berbeda dengan hub yang mengirim informasi tersebut ke semua alamat yang
terhubung didalam jaringan yang menyebabkan beban traffic yang tinggi (Varianto
& Mohammad Badrul, 2015).
13
Sumber : https://dosenit.com/wp-content/uploads/2015/09/switch.jpg
Gambar II.8 Switch
2.3.3. Router
Router merupakan perangkat yang dibuat untuk menangani koneksi antar dua
atau lebih jaringan yang terhubung melalui paket switching. Router memantau dan
memutuskan rute dari sebuah alamat asal dan alamat tujuan paket yang melewatinya
untuk sampai ke tujuan (Wardoyo, Ryadi, & Fahrizal, 2014).
Sumber : https://dosenit.com/wp-content/uploads/2015/09/router.jpg
Gambar II.9 Router
2.3.4. Network Interface Card (NIC)
(Varianto & Mohammad Badrul, 2015) menjelaskan bahwa, “NIC (network
interface card) adalah expansion board yang digunakan supaya komputer dapat
dihubungkan dengan jaringan. Sebagian besar NIC dirancang untuk jaringan,
protokol, dan media tertentu. NIC biasa disebut dengan LAN card (Local Area
Network Card)”.
14
Sumber : https://dosenit.com/wp-content/uploads/2015/09/Ethernet-Card.jpg
Gambar II.10. Network Interface Card
2.4. Perangkat Lunak Jaringan
2.4.1. Mikrotik RouterOS
(Wahana Komputer 2014:28) mengemukakan bahwa “Router OS adalah
sistem operasi dan perangkat lunak yang mampu membuat PC berbasis Intel atau
AMD mampu melakukan fungsi Router, Bridge, Firewall, Bandwidth management,
Proxy, Hotspot dan masih banyak fungsi lainnya”.
Mikrotik RouterOS didesain untuk memberikan kemudahan bagi
penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui aplikasi Windows yang
disebut WinBox. Mikrotik RouterOS juga dapat diakses melalui web browser.
Sehingga pengguna dapat mengontrol RouterOS dari perangkat apa pun. Sepanjang
perangkat tersebut memiliki akses jaringan dan web browser yang sesuai.
15
Sumber : https://i0.wp.com/catatanteknisi.com/wp-content/uploads/2014/09/mikrotik_CHR
_SSH_07.png?fit=661%2C376&ssl=1
Gambar II.11. Mikrotik RouterOS
2.4.2. Winbox
(Pamungkas, 2016) menjelaskan bahwa, “winbox adalah sebuah software
atau utility yang digunakan untuk meremote sebuah server mikrotik ke dalam mode
GUI (Graphical User Interface) melalui operating system windows.”
Sumber : https://www.ahmadweb.com/wp-content/uploads/2019/01/Neighbors.png
Gambar II.12. Winbox
16
2.5. TCP/IP dan Subnetting
2.5.1. TCP/IP
(Wardoyo, Ryadi, & Fahrizal, 2014) menjelaskan bahwa, “TCP/IP
(Transmission Control Protocol atau Internet Protocol) adalah standar komunikasi
data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar - menukar data dari
satu komputer ke komputer lain di dalam suatu jaringan.”
Sumber : http://www.thenetworkencyclopedia.com/imagens/T4.jpg
Gambar II.13. TCP/IP
2.5.2. IP Address
(Wardoyo, Ryadi, & Fahrizal, 2014) menjelaskan bahwa, “IP address adalah
metode pengalamatan pada jaringan komputer dengan memberikan sederet angka
pada komputer (host), router atau peralatan jaringan lainnya.”
Sistem pengalamatan ip address ini terbagi menjadi dua yakni IP versi 4
(IPv4) dan IP versi 6 (IPv6). IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang
digunakan didalam protokol jaringan TCP/IP dengan panjang alamat 32-bit dan
dapat mengalamati hingga 4 milliar host, sedangkan IPv6 adalah jenis pengalamatan
17
terbaru yang di dibuat sebagai pengganti dari IPv4, yang memiliki panjang alamat
128-bit dengan penyusunan alamat secara terstruktur dan terus berkembang
(Wardoyo, Ryadi, & Fahrizal, 2014).
Contoh bentuk pengalamatan IP versi 4 adalah seperti berikut ini :
1. 11000000.10101000.00001010.00000001 (terdiri atas 32-bit biner, 4 kelompok,
dan 8-bit oktet)
2. 192.168.10.0 (ditulis dalam bentuk empat kelompok angka desimal 0-255)
3. w.x.y.z (ditulis sebagai 4 kelompok huruf secara simbolik)
Tabel berikut menjelaskan perbandingan karakteristik antara alamat IP versi 4
dan alamat IP versi 6.
Tabel II.1.
Perbandingan IPv4 dan IPv6
Kriteria Alamat IP versi 4 Alamat IP versi 6
Panjang Alamat 32-bit 128-bit
Jumlah Total Host
(Teoritis) 232 = ±4 milliar host 2128
Menggunakan Kelas
Alamat
Ya,
Kelas Alamat A,B,C,D, dan
E
Belakangan tidak digunakan
lagi, mengingat telah tidak
relevan dengan
perkembangan jaringan
internet yang pesat.
Tidak
Alamat Multicast Kelas D, yaitu 224.0.0.0/4 Alamat multicast IPv6,
yaitu FF00:/8
Alamat Broadcast Ada Tidak ada
Alamat Yang Belum
Ditentukan 0.0.0.0 ::
18
Alamat Loopback 127.0.0.1 ::1
Alamat IP Publik
Alamat IP publik IPv4 yang
ditetapkan oleh otoritas
internet (IANA)
Alamat IPv6 unicast global
Alamat IP Pribadi
Alamat IP pribadi IPv4,
yang ditetapkan oleh otoritas
internet
Alamat IPv6 unicast site-
global (FEC0:/48)
Konfigurasi Alamat
IP Pribadi Ya (APIPA)
Alamat IPv6 unicast link-
local (FE80::/64)
Representasi Tekstual Dotted decimal formal
notation
Colon hexadecimal format
notation
Fungsi Prefiks Subnetmask atau panjang
prefiks Panjang prefiks
Sumber : Zulfajri B. Hasanuddin (2016:70)
IP address terdiri dari dua bagian yaitu network id dan host id, dimana
network id menentukan alamat dari jaringan dan host id menentukan dari peralatan
jaringan. Oleh karena itu IP address memberikan alamat lengkap dari suatu peralatan
jaringan beserta alamat jaringan dimana peralatan itu berada. Ini sama ibaratnya
dengan pemberian alamat rumah dimana tempat tinggal kita berada.
Berapa kelompok angka yang termasuk network id dan berapa yang termasuk
host id, bergantung kelas dari ip address yang dipakai. Oleh sebab itu untuk
mempermudah pemakaian ip address dibagi dalam tiga kelas seperti tampak pada
tabel berikut.
Tabel II.2.
Kelas IP Address
Kelas Network ID Host ID Default Subnet Mask
A. W. X.Y.Z 255.0.0.0
19
B. W.X Y.Z 255.255.0.0
C. W.X.Y Z 255.255.255.0
Sumber : Zulfajri B. Hasanuddin (2016:75)
Untuk menandai kelas satu dengan kelas yang lain, maka dibuat beberapa
peraturan sebagai berikut :
1. Oktet pertama dari kelas A harus dimulai dengan angka biner 0
2. Oktet pertama dari kelas B harus dimulai dengan angka biner 10
3. Oktet pertama dari kelas C harus dimulai dengan angka biner 110
Oleh sebab itu, ip address dari masing – masing kelas harus dimulai dengan
angka desimal tertentu pada oktet pertama, seperti terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel II.3.
Range Kelas IP Address
Kelas Range Maksimum Network Max Host atau Network
A 1 – 126 127 16777214
B 128 – 191 16384 65534
C 192 – 223 2097152 254
Sumber : Zulfajri B. Hasanuddin (2016:76)
Disamping itu ada beberapa peraturan yang harus diketahui yaitu :
1. Angka 127 dioktet pertama digunakan untuk loopback
2. Network ID tidak boleh semuanya terdiri dari angka 0 dan 1
3. Host ID tidak boleh semuanya terdiri dari angka 0 dan 1
20
2.5.3. Subnetting
(Kurniawan 2014:73) mengemukakan bahwa “Subnetting adalah pembagian
suatu kelompok IP menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota
jaringan yang lebih kecil, yang disebut (subnetwork)”.
Tabel II.4.
Subnetting
#bit
masked #subnet SUBNET MASK #host / subnet
1 Invalid Invalid -
2 2 255.192.0.0 4194302
3 6 255.224.0.0 2097150
4 14 255.240.0.0 1048574
5 30 255.248.0.0 524286
6 62 255.252.0.0 262142
7 126 255.254.0.0 131070
8 254 255.255.0.0 65534
9 510 255.255.128.0 32776
10 1022 255.255.192.0 16382
11 2046 255.255.224.0 8910
12 4094 255.255.240.0 4094
21
13 8910 255.255.248.0 2046
14 16382 255.255.252.0 1022
15 32766 255.255.254.0 510
16 65534 255.255.255.0 254
17 131070 255.255.255.128 126
18 262142 255.255.255.192 62
19 524286 255.255.255.224 30
20 1048574 255.255.255.240 14
21 2097150 255.255.255.252 6
22 4194302 255.255.255.254 2
23 - 255.255.255.255 Invalid
Sumber : Zulfajri B. Hasanuddin (2016:83)
2.6. Sistem Keamanan Jaringan
2.6.1. Firewall
(Muhammad & Hasan, 2016) menyatakan bahwa, “Firewall adalah sebuah
sistem atau kelompok sistem yang menerapkan sebuah access control policy
terhadap lalu lintas jaringan yang melewati titik-titik akses dalam jaringan”. Tugas
firewall untuk memastikan bahwa tidak ada tambahan diluar ruang lingkup yang
diizinkan. Firewall untuk memastikan bahwa acces control policy diikuti oleh semua
user didalam jaringan.
22
Firewall dapat menyeleksi paket yang melaluinya, berdasarkan aturan atau
rules yang dibuat oleh admin. Secara umum ada dua jenis firewall yaitu, stateless
firewall (umumnya berkerja pada OSI layer 1,2,3) dan statefull firewall (umumnya
bekerja pada OSI layer 3,4).
Stateless firewall merupakan jenis firewall yang dapat melakukan
penyeleksian IP address dan port address asal atau tujuan pada setiap paket data
yang melalui firewall dan akan memutuskan apakah paket tersebut akan di blok atau
di accept berdasarkan aturan (rules) yang sudah ditentukan. Sedangkan statefull
firewall merupakan jenis firewall yang dapat melakukan penyeleksian status paket
data yang melaluinya. Statefull firewall dapat melakukan semua yang dapat
dilakukan oleh stateless firewall sehingga firewall jenis ini jauh lebih andal dan
fleksibel.
2.6.2. Web Proxy
Web Proxy adalah server yang bertindak sebagai perantara untuk melayani
permintaan dari klien yang mencari sumber daya dari server lain, server proxy akan
meminta data yang diminta client kepada server yang memiliki sumber daya, dengan
cara ini server yang memiliki data tidak mengetahui jika permintaan tersebut berasal
dari client melainkan dari server proxy (Masykur & Karaman, 2016).
Web proxy dapat menerapkan caching content, yang artinya proxy dapat
menyimpan beberapa content web yang dapat digunakan lagi bila ada permintaan
dari client. Dapat melakukan pembatasan terhadap web content seperti pembatasan
URL tertentu, ekstensi tertentu, pengalihan ke website lain, dan pembatasan terhadap
akses HTTP yang diminta oleh komputer client.
23
2.7. Management Bandwidth
Manajemen bandwidth merupakan teknik pengelolaan jaringan untuk
memberikan performa jaringan yang adil dan memuaskan, memastikan bandwidth
yang memadai untuk memenuhi kebutuhan trafik data dan informasi serta mencegah
persaingan antara aplikasi. Menjadi hal mutlak bagi jaringan multi layanan, semakin
banyak dan bervariasinya aplikasi yang dapat dilayani oleh suatu jaringan akan
berpengaruh pada penggunaan link dalam jaringan tersebut, yang diharuskan mampu
menangani kebutuhan user (Pamungkas, 2016).
Bandwidth sendiri adalah salah satu media yang bisa menentukan performa
suatu jaringan, karena sebagai media yang bisa menyalurkan informasi dan juga
menjadi faktor batasan pada saat mengirim data karena kemampuan perangkat
jaringan yang tidak mendukung atau kekeliruan pada saat pemakaiaannya (Zulfajri
B. Hasanuddin, 2016:187).
2.7.1. Simple Queue
Simple Queue merupakan menu pada Mikrotik RouterOS untuk melakukan
manajemen bandwidth di jaringan yang sederhana. Untuk menggunakan Simple
Queue, pekerjaan packet classification dan marking packet tidak wajib dilakukan,
namun simple queue juga bisa melakukan manajemen bandwidth terhadap packet -
packet yang sudah di marking. (Pamungkas, 2016)
Proses dalam pembuatan simple queue adalah semua paket akan diurutkan
terlebih dahulu sehingga harus melewati setiap queue yang ada sebelum paket
menuju komputer yang dituju, sehingga menghasilkan delay yang lama. Kemudian
24
mengatur aliran paket data secara bidirectional (dua arah) baik unduh maupun
unggah (Supendar, 2017).