BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Kebijakan ...
BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI TERPAKAI
II-1
BAB II
LANDASAN TEORI TERPAKAI
II.1 Konsep Umum Sistem Akuntansi
II.1.1 Definisi
Menurut Mulyadi (2016: 6) [4] sistem akuntansi adalah
organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan. Menurut Carl S. Warren, James M. Reeve, dan Philip
E. Fees (2006: 234) [5] sistem akuntansi (accounting system) adalah
metode dan prosedur, untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan,
mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi operasi dan keuangan
sebuah perusahaan.
II.1.2 Tujuan Sistem Akuntansi
Suatu perusahaan membuat suatu sistem akuntansi yang
berguna untuk pihak intern ataupun pihak ekstern perusahaan.
Tujuan umum dari pengembangan sesuai dengan sistem akuntansi
menurut Mulyadi (2013:19) [4], yaitu:
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha
baru. Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika
perusahaan baru didirikan atau suatu perusahaan menciptakan
usaha baru yang berbeda dengan usaha yang dijalankan selama
ini.
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
sudah ada. Adakalanya sistem akuntansi yang berlaku tidak
dapat memenuhi kebutuhan manajeman, baik dalam hal mutu,
ketepatan penyajian, maupun struktur informasi yang terdapat
dalam laporan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
II-2
perkembangan usaha perusahaan, sehingga menuntut sistem
akuntansi untuk penyajiannya, dengan struktur informasi yang
lebih baik dan tepat penyajiannya, dengan struktur informasi
yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan manajemen.
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekkan
intern, akuntansi merupakan alat pertanggung jawaban suatu
organisasi. Pengembangan sistem akuntansi sering ditujukan
untuk memperbaiki perlindungan terhadap pengguna kekayaan
organisasi dapat dilaksanakan dengan baik. Pengembangan
sistem informasi dapat pula ditujukan untuk memperbaiki
pengecekkan intern agar informasi yang dihasilkan oleh sistem
dapat dipercaya.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan
catatan akuntansi. Pengembangan sistem akuntansi sering kali
ditujukan untuk menghemat biaya, informasi merupakan barang
ekonomis, untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan
sumber ekonomi lain. Oleh karena itu dalam menghasilkan
informasi perlu pertimbangan besarnya manfaat yang diperoleh
dengan pengorbanan yang dilakukan. Jika pengorbanan untuk
memperoleh informasi keuangan diperhitungkan lebih besar
dibanding dengan manfaat yang diperoleh, sistem yang sudah
ada perlu dirancang kembali untuk mengurangi pengorbanan
sumber daya bagi penyediaan informasi.
II.1.3 Unsur Sistem Akuntansi Pokok
Menurut Mulyadi (2016:21) [4] unsur-unsur sistem
akuntansi pokok yaitu:
1. Formulir. Dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya
transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen karna
dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi
direkam (didokumentasikan) di atas secarik kertas. Contoh
fomulir adalah faktur penjualan, bukti kas keluar, cek, dan lain-
lain.
II-3
2. Jurnal. Catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk
mencatat, mengklasifikasi, dan meringkas data keuangan dan
data lainnya. Contoh jurnal adalah jurnal pembelian, jurnal
penjualan, jurnal penerimaan kas, dan lain-lain.
3. Buku Besar. Terdiri dari akun akun yang digunakan untuk
meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam
jurnal. Rekening-rekening tersebut disediakan sesuai dengan
unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan
keuangan.
4. Buku Pembantu. Terdiri dari rekening-rekening pembantu
yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening
tertentu dalam buku besar. Sebagai contoh buku pembantu
piutang yang merinci semua data tentang debitur.
5. Laporan. Hasil dari proses akuntansi adalah laporan keuangan
yang dapat berupa laporan posisi keuangan, laporan laba rugi,
laporan perubahan saldo laba, laporan laporan harga pokok
produksi, laporan beban pemasaran, laporan beban pokok
penjualan, daftar umur piutang,daftar utang yang akan dibayar,
daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya.
II.2 Gambaran Umum Aplikasi Berbasis Software Spreadsheet
Spreadsheet Application is a spreadsheet file (for group of related
files) that is designed so that someone other than the developer can perform
useful work without extensive training. (Alexander dkk 2016:3)[6].
Dalam hal ini Tofik (2012:4)[7] menjelaskan, Aplikasi Berbasis Excel
Spreadsheet mulai bermunculan. Ini dikarenakan sifat dasar dari aplikasi ini
yang realitif UserFriendly. Banyak aplikasi bisnis, statistik, maupun
rekayasa berbasis Excel. Menurut pengalaman, aplikasi excel banyak
diminati. Berikut merupakan beberapa penyebab aplikasi excel banyak
diminati:
1. Excel adalah aplikasi yang relatif mudah dioperasikan.
II-4
2. Excel adalah aplikasi yang banyak terinstal hampir disemua
komputer, terutama yang berbasis OS Windows.
3. Dalam banyak kasus pengumpulan data banyak dilakukan dengan
menggunakan aplikasi spreadsheet (Excel) sehingga tentu sangat logis
bila tindak lanjut pengelahannya juga dengan Excel.
4. Excel banyak menyediakan banyak fitur yang mendukung untuk
mudah dipresentasikan.
5. Output data dapat dengan mudah dilanjutkan ke proses berikutnya.
6. Excel merupakan aplikasi yang terenkapsulasi, artinya proses
kerumitan yang terjadi dibelakang layar tidak ditampilkan sehingga
pengguna tidak terganggu dengan proses internal komputer dalam
mengelola data.
7. File Excel adalah file yang dapat berdiri sendiri. Aplikasi Excel tidak
memerlukan objek-objek lain dalam menjalankan aplikasi. Ini
berbeda dengan aplikasi berbasis database programming, di mana
objek-objek berdiri sendiri-sendiri dan saling mendukung, sehingga
ketika salah satu objek error, maka akan mengganggu jalannya
aplikasi.
8. Biaya relatif murah. Aplikasi dengan Excel dalam tingkatan sampai
pada penggunaan secara umum relatif tidak banyak menjumpai
permasalahan, sehingga bisa menekan biaya.
II.2.1 Komponen Aplikasi Berbasis Excel Spreadsheet
Menurut Tofik (2012:6)[7] komponen dalam aplikasi berbasis
excel spreadsheet yaitu:
1. Worksheet. Dokumen utama yang digunakan untuk mengolah
dan menyimpan data
2. Tabel. Sekumpulan data yang berkenaan dengan subjek tertentu
yang tersimpan dalam kolom dan baris.
3. Fungction Sebuah objek formula yang mengambil nilai atau
beberapa nilai, melakukan sebuah operasi, dan menghasilkan
sebuah nilai atau beberapa nilai.
II-5
4. Formula. Deretan dari nilai, sel referensi, nama, fungsi, atau
operator dalam sebuah dalam sebuah sel yang menghasilkan
nilai baru.
5. Argumen. Sebuah nilai yang menyediakan informasi terhadap
sebuah tindakan, kejadian, properti, fungsi, atau prosedure.
6. Operator dan Operand. Elemen dasar pada proses operasi
formula dalam Excel.
II.2.2 Menu dan Fungsi Aplikasi Microsoft Excel
Dalam hal ini menurut Riadi (2014) [8] beberapa menu dan
fungsi dalam Microsoft excel yang digunakan dalam program
aplikasi akuntansi ini adalah sebagai berikut:
1. Menu data form.
Menu ini digunakan untuk membantu pengguna dalam
memasukkan data ke dalam format yang sudah disiapkan
sebelumnya.
2. Menu data filter, advanced filter.
Menu ini digunakan untuk melakukan pencarian data
beradasarkan criteria yang di ingingkan dari suatu kumpulan
data yang tersedia (data query).
3. Menu copy paste.
Menu ini digunakan untuk menyalin data dari suatu data range
ke data range tertentu.
4. Menu format cells coloumn hide
Menu ini digunakan untuk menyembunyikan kolom data yang
tidak lagi dibutuhkan dalam tampilan data.
5. Fungsi SUM
Untuk menjumlahkan nilai-nilai yang ada pada suatu range data.
6. Fungsi Logika IF
Fungsi ini digunakan untuk menentukan suatu keputusan
berdasarkan suatu kondisi atau syarat tertentu. Biasanya selalu
dikombinasikan dengan beberapa operator seperti operator
II-6
perhitungan, opereator perbandingan, operator relasi, operator
logika.
7. Fungsi Arimatika
Fungsi ini digunakan untuk membuat formula yang berkaitan
dengan kalkulasi data yang akan diproses.
8. Fungsi Pembacaan Tabel VLOOKUP
Fungsi ini digunakan untuk membaca suatu nilai yang ada pada
suatu range data tabel yang digunakan. Untuk mengikat atau
mengabsolutkan nilai yang ada dalamsuatu tabel yang ada
digunakan tombol fungsi F4.
II.3 Gambaran Umum Microsoft Excel VBA
VBA is an object-oriented programming language. The basic
concept of object oriented programming is that a software application
(Excel ini this case) consists of various individual object, each of which its
own set of features and uses. An Excel application contain workbook,
worksheet, cell, chart, pivot tables, shapes, and lies goes on. Each object
has its own set of features, which are called propeties, and its own set of
uses, called methods. (Alexander dkk 2016:42) [6].
Dalam hal ini Tofik (2012:4) [6] Excel adalah aplikasi pertama yang
menghadirkan fitur Visual Basic for Application (VBA) yang diluncurkan
ke pasar. VBA sekarang sudah disertakan di semua aplikasi Microsoft
Office dan bahkan beberapa aplikasi dari vendor lain yang disertai VBA.
Kelebihan VBA dengan aplikasi lain terletak pada cara memahami object
model. Pada object VBA model akan dimanipulasi dengan mudah
(termasuk didalamnya object pada Excel, Access, Word, Powerpoint).
Sebagai contoh, object model pada Excel mampu melakukan analisis data
dengan sangat baik seperti worksheet, chart, pivot table dan sejumlah
fungsi-fungsi seperti fungsi matematika, financial, teknis, dan dari fungsi-
fungsi lainnya. Dengan VBA kita bisa bekerja dengan object-object tersebut
dan mengembangkan prosedur yang ada didalamnya.
II-7
II.3.1 Komponen Aplikasi Microsoft Excel Visual Basic
Dalam hal ini menurut rumus excel (2014) [10] komponen
untuk membangun VBA pada excel diantaranya sebagai berikut:
1. Visual Basic Editor. Lingkungan tempat program VBA Excel
dibuat lingkungan kerja Visual Basic Editor.
2. Toolbox Control. Objek dalam Userform atau worksheet yang
dapat dimanupulasi, seperti command button, text box, check
box, combo box, list box, label dan option button.
3. Property. Karakteristik suatu oobjek seperti ScrollArea, Font
dan Name.
4. User Form. Lembar kerja yang berisi kontrol dan instruksi
VBA untuk memanipulasi antar muka pengguna (user
interface).
5. Function dan Macro. Salah satu tipe VBA macro yang
memiliki return value.
6. Macro. Sekumpulan instruksi dalam VBA yang dijalankan
secara otomatis.
II.4 Gambaran Umum Custom UI Editor Microsoft Excel
The Ribbon UI introduced in Excel 2007 is a dramatic shift in user
interface design. Fortunately, the developer has a fair amount of control
over the ribbon. Although Excel 2013 allows the end user to modifty the
Ribbon, making UI changes via code isn’t a simple task. (Alexander dkk
2013:18)[9].
Dalam hal ini menurut rumus excel (2014) [11] menjelaskan
Custom Ribbon Excel adalah memodifikasi default ribbon aplikasi
Microsoft Excel, baik itu menambah, menghapus ataupun
menyembunyikan Ribbon tapi hal ini hanya berlaku pada workbook tertentu
saja, yang bertujuan untuk memudahkan user menggunakan aplikasi yang
dibuat dengan menggunakan Microsoft Excel.
II-8
II.5 Metodologi Pengembangan Sistem Aplikasi
II.5.1 Definisi
Menurut Wabula (2015) [12] metodologi pengembangan
software program aplikasi adalah pengembangan sebuah solusi
terhadap program teridentifikasi, dan mengatur serangkaian
instruksi yang relevan yang mana ketika diarahkan melalui
perangkat keras komputer akan menghasilkan hasil yang diinginkan.
II.5.2 Tahap Pengembangan Sistem Aplikasi
Menurut Krismiaji (2010:175) [14] perubahan terhadap
sistem informasi akuntansi dapat berupa perubahan kecil maupun
perubahan menyeluruh sekaligus pembuatan sistem baru,
seberapapun perubahan terhadap sebuah sistem, upaya perbaikan
yang dilakukan tetap melalui sebuah proses yang sama yang disebut
daur hidup pembuatan sistem (systems development life
cycles/SDLC), yang terdiri atas lima tahap, yaitu:
1. Analisis Sistem
Selama tahap analisis sistem ini, dilakukan pengumpulan
informasi yang diperlukan untuk membeli atau membangun
sebuah sistem baru. Permintaan untuk membangun sebuah sistem
diprioritaskan untuk maksimumkan sumber-sumber ekonomi
yang jumlahnya terbatas guna mendukung pembuatan sistem
tersebut. Jika sebuah proyek lolos dari saringan awal, selanjutnya
dilakukan survei untuk menetapkan sifat dan lingkup dan
memahami kelemahan dan kelebihannya. Selanjutnya akan
dilakukan survei lengkap dan rinci untuk menentukan kelayakan
penyusunan sistem tersebut. Jika hasilnya menunjukkan bahwa
penyusunan sistem tersebut layak, kemudian dilakukan
identifikasi dan pendokumentasian tentang informai apa saja
yang dibutuhkan oleh para pemakai sistem dan para manajer.
Informasi ini akan digunakan sebagai dasar untuk membuat dan
mendokumentasikan persyaratan sistem. Persyaratan sistem
II-9
inilah yang nantinya digunakan sebagai dasar untuk membuat
sistem baru. Hasil akhir dari tahap ini dilaporkan dalam bentuk
laporan analisis sistem dan disampaikan kepada pihak
manajemen.
2. Perancangan konseptual
Dalam tahap ini, perusahaan harus memutuskan bagaimana cara
untuk memenuhi kebutuhan informasi para pemakai sistem
informasi akuntansi. Tugas pertama yang harus yang dilakukan
adalah mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai macam
alternatif rancangan. Jika alternatif telah dipilih, maka harus
ditindaklanjuti dengan membuat outline yang rinci dan lengkap
spesifikasinya. Hasil akhir tahap ini adalah berupa laporan hasil
perancangan konsep dan disampaikan kepada pihak manajemen.
3. Perancangan Fisik
Dalam tahap ini, perusahaan menjabarkan lebih lanjut hasil
perancangan konsep yang bersifat umum, luas dan berorientasi
kepada pemakai, ke dalam rancangan yang lebih rinci yang akan
digunakan sebagai dasar untuk membuat dan menguji program
komputer. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
merancang output, database dan input. Kemudian dilanjutkan
dengan membuat program komputer, membuat berbagai prosedur
yang terkait dan merancang sistem pengawasan dan pengendalian
serta melekatkannya ke dalam sistem baru.
4. Implementasi dan konversi
Tahap ini merupakan tahap terpenting sekaligus paling kompleks
dari tahap-tahap dalam sebuah siklus, karena pada tahap inilah
semua elemen dan aktivitas sistem terintegrasi secara lengkap.
Karena tahap ini merupakan tahap yang kompleks dan penting,
maka sebelum dilaksanakan perlu dibuat perencanaan yang
matang dan rencana tersebut harus diikuti secara konsisten dan
ketat. Kegiatan yang tercakup dalam tahap ini antara lain adalah
memasang dan menguji perangkat keras dan perangkat lunak,
II-10
kemudian mengangkat dan melatih karyawan baru serta
merelokasi karyawan lama. Selain itu juga dilakukan pengujian
dan modifikasi seperlunya terhadap prosedur pengolahan yang
saat ini dipakai. Selanjutnya dibuat sistem pengendalian terhadap
sistem baru, serta membuat dokumentasi sistem. Kegiatan
berakhir pada tahap ini adalah menghentikan sistem lama dan
menggantikannya dengan sistem yang baru.
5. Operasi dan pemeliharaan
Setelah sistem baru terpasang dan berjalan, maka sistem tersebut
akan selalu dipantau untuk mendeteksi sekaligus
menyempurnakan jika ada cacat rancangan. Selama sistem
digunakan, secara periodik dilakukan kaji ulang. Jika ditemukan
fakta bahwa sistem tersebut bermasalah maka sistem tersebut
akan dimodifikasi seperlunya, namun jika ternyata modifikasi
yang diperlukan cukup besar, maka sistem tersebut perlu direvisi
dengan mengulang langkah-langkah dalam siklus.
II.5.3 Tahap Pengembangan Sistem
Menurut Mulyadi (2013:39)[4] pengembangan sistem
akuntansi dengan metode ini dilaksanakan melalui tiga tahap utama,
yaitu analisis sistem (system analysis), desain sistem (system design)
dan implementasi sistem (system implementation). Berikut ini
diuraikan tiga tahap utama dalam pengembangan sistem, yaitu:
1. Analisis Sistem
Dalam tahap ini, analisis sistem membantu pemakai informasi
dalam mengidentifikasi informasi yang diperlukan oleh pemakai
untuk melaksanakan pekerjaannya. Analisis sistem dapat dibagi
menjadi empat tahap, yaitu:
a. Analisis pendahuluan
b. Penyusunan usulan pelaksanaan analisis sistem
c. Pelaksanaan analisis sistem
d. Penyusunan laporan hasil analisis sistem
II-11
2. Perancangan Sistem
Perancangan atau desain adalah proses penerjemahan kebutuhan
pemakai informasi ke dalam alternatif rancangan sistem
informasi yang diajukan kepada pemakai informasi untuk
dipertimbangkan. Tahap desain sistem ini dibagi menjadi lima
tahap, yaitu:
a. Desain spesifikasi sistem secara umum
b. Penyusunan usulan desain sistem secara umum
c. Penyusunan laporan final desain sistem secara umum
d. Desain sistem secara rinci
e. Penyusunan laporan final desain sistem secara rinci
3. Implementasi Sistem
Implementasi adalah pendidikan dan pelatihan pemakai
informasi, pelatihan dan koordinasi teknisi yang akan
menjalankan sistem, pengujian sistem yang baru, dan
pengubahan yang dilakukan untuk membuat sistem informasi
yang telah dirancang menjadi dapat dilaksanakan secara
operasional. Puncak segala kegiatan pengembangan dan
perancangan sistem informasi adalah terletak pada tahap
implementasi.
Kegiatan perancangan aplikasi dalam penelitian ini,
dilakukan pada tahap yang kedua, yaitu tahap perancangan
sistem.
II.5.4 Alat Bantu Pengembangan Sistem
Alat bantu pengembangan sistem menggunakan alir
dokumen. Melakukan symbol-simbol standar yang digunakan oleh
analisis sistem untuk membuat bagan alir dokumen yang
menggambarkan sistem tertentu. Alat bantu pengembangan sistem
sebagai berikut:
II-12
1. Dokumen Flowchart
Krismiaji (2010:75) [14] menyebutkan bahwa
dokumen flowchart dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Bagan alir dokumen, merupakan flowchart yang
menggambarkan aliran dokumen dan informasi antar
area pertanggungjawaban di dalam sebuah organisasi.
b. Bagan alir sistem, merupakan flowchart yang
menggambarkan hubungan antara input, pemrosesan,
dan output sebuah sistem informasi akuntansi.
c. Bagan alir program, merupakan flowchart yang
menjelaskan urutan logika pemrosesan data oleh
komputer dalam menjalankan sebuah program.
Berikut gambar jenis flowchart :
Sumber: Krismiaji (2010)
Gambar II.1 Dokumen Flowchart-1
II-13
Sumber: Krismiaji (2010)
Gambar II.2 Dokumen Flowchart-2
2. Diagram Arus Data (DFD)
Menurut Supardi (2013:5) [14] DFD sering juga disebut DAD
(Diagram Aliran Data) adalah representasi grafik yang
menggambarkan aliran informasi dan transformasi informasi yang
diaplikasikan sebagai data mengalir dan masukan (input) dan
keluaran (output). Sedangkan menurut Puspawati dan Anggadini
(2011:121) menyatakan bahwa, bagan alir data menggambarkan
komponen-komponen sebuah sistem, aliran data diantara komponen
tersebut, asal, tujuan dan penyimpanan datanya. Ada tiga jenis bagan
alir data, yaitu:
Ada tiga jenis bagan alir data, yaitu:
1) Context Data Flow Diagram
Context DFD merupakan diagram yang paling tidak detail dari
sebuah sistem informasi yang menggambarkan aliran-aliran
data dari dan menuju sistem maupun entitas eksternal.
II-14
2) Physical Data Flow Diagram
Physical DFD adalah representasi grafik dari sebuah sistem
yang menunjukan entitas-entitas internal dan eksternal dari dan
menuju sistem maupun entitas tersebut.
3) Logical Data Flow Diagram
Logical DFD merupakan representasi grafik dari sebuah sistem
yang menunjukan proses-proses dalam sistem tersebut dan
aliran-aliran data ke dalam dan ke luar dari proses-proses
tersebut.
Menurut Supardi (2013:8) [15), menjelaskan notasi atau
simbol pada DFD adalah sebagai berikut:
No Simbol Keterangan
1 Proses (Process) atau fungsi (Function) atau
prosedur (Procedure). Pada pemograman
terstruktur, notasi inilah yang aharusnya menjadi
fungsi atau prosedur didalam kode program.
2 File atau basis data atau penyimpanan (storage)
pada pemprograman terstruktur. Notasi inilah yang
harusnya menjadi tabel – tabel basis data yang
dibutuhkan. Tabel-tabel ini harus sesuai dengan
ERD (Entity Relationship Model), PDM (Phsical
Data Model).
3 Entitas luar (external entity) atau masukan (input)
atau keluaran (output) atau orang yang
memakai/berinteraksi dengan perangkat lunak
yang dimodelkan atau sistem lain yang terkai
dengan aliran data dari sistem yang dimodelkan.
4 Aliran data merupakan data yang dikirim antar-
proses penyimpanan ke proses, atau dari proses ke
masukan (input) atau keluaran (output)
Gambar II.3 Simbol DFD
II-15
3. Kerangka Desain Antar Objek
Menurut Meli (2017:11) [21] kerangka desain hubungan antar objek
merupakan diagram yang menggambarkan objek-objek yang terdapat dalam
suatu aplikasi Database dan hubungan antar objek tersebut mulai dari form-
form yang berhubungan dengan tabel-tabel, kemudian tabel-tabel
menghasilkan beberapa report. Manfaat kerangka hubungan antar objek
aplikasi yaitu:
a. menyatakan objek-objek yang dibuat dalam aplikasi
b. hubungan antar objek query
c. hubungan antar tabel-tabel yang menghasilkan report
d. hubungan antar objek query dan report
II.6 Konsep Dasar Akuntansi Desa
II.6.1 Definisi
Menurut Sujarweni (2015:17) [16] akuntansi desa adalah
pencatatan dari proses transaksi yang terjadi di Desa, dibuktikan
dengan nota-nota kemudian dilakukan pencatatan dan pelaporan
keuangan sehingga akan menghasilkan informasi dalam benruk
laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak yang berhubungan
dengan desa.
II.6.2 Pengguna Akuntansi
Menurut Ikantan Akuntansi Indonesia (2015) [17]. Pihak-
pihak yang membutuhkan dan senantiasa menggunakan informasi
akuntansi, di antaranya :
` 1. Pihak Internal
a. Pihak internal adalah pihak yang berada di dalam struktur
organisasi Desa,
b. yaitu Kepala Desa, Sekretaris Desa, Bendahara, dan Kepala
Urusan/Kepala
c. Seksi.
II-16
2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) mempunyai tugas untuk
melakukan pengawasan terhadap Pelaksanaan APBDesa.
3. Pemerintah
a. Dalam hal ini baik pemerintah pusat, pemerintah Provinsi,
dan pemerintah
b. Kabupaten/Kota mengingat bahwa anggaran Desa berasal
baik dari APBN
c. dan APBD melalui transfer, bagi hasil, dan bantuan
keuangan.
4. Pihak Lainnya
a. Selain pihak-pihak yang telah disebutkan sebelumnya,
masih banyak lagi
b. pihak yang memungkinkan untuk melihat laporan
keuangan Desa, misalnya
c. Lembaga Swadaya Desa, RT/RW, dan sebagainya.
II.7 Pengeloaan Keuangan Desa
II.7.1 Definisi Pengelolaan Keuangan Desa
Menurut Permendagri No 113 Tahun 2014 [2] pengelolaan
keungan desa keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban
keuangan desa. Menurut Peraturan Desa Rancamanyar tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Rancamanyar Tahun
2014 [19]menyatakan bahwa pengelolaan keuangan Desa meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban dan pengawasan desa.
II.7.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2015) [16] APBDesa
pada dasarnya adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan
Desa. APBDesa terdiri atas :
II-17
1. Pendapatan Desa
Meliputi semua penerimaan uang melalui rekening desa yang
merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak
perlu dibayar kembali oleh desa. Pendapatan desa
diklasifikasikan menurut kelompok dan jenis.
2. Belanja Desa
Meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang
merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa.
Belanja desa dipergunakan dalam rangka mendanai
penyelenggaraan kewenangan desa dan diklasifikasikan
menurut kelompok, kegiatan, dan jenis.
3. Pembiayaan Desa
Meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya. Pembiayaan desa terdiri atas penerimaan
pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan yang
diklasifikasikan menurut kelompok dan jenis.
II.7.3 Kegiatan Pengeloaan Keuangan Desa
Menurut Permendagri 113 Tahun 2014 [2] pengelolaan
keuangan desa dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pembangunan desa menyusun perencanaan pembangunan
desa yang sesuai dengan kewenangan dengan mengacu pada
perencanaan pembangunan kabupaten dan kota. Rencana
pembangunan desa disusun untuk menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
dan pengawasan (Sujareweni,2014) [16].
II-18
2. Penatausahaan
Kepala Desa dalam melaksanakan penatausahaan keuangan
desa harus menetapkan endahara desa. Penetapan Bendahara
Desa harus dilakukan sebelum dimulainya tahun anggaran
yang bersangkutan dan berdasarkan keputusan kepalaa desa.
Bendahara Desa adalah perangkat desa yang ditunjuk oleh
Kepala Desa untuk menerima, menyimpan, menyetorkan,
menatausahakan, membayar, dan mempertanggungjawabkan
keuangan desa dalam pelaksanaan APBDes (Ardi
Hamzah,2015) [19].
3. Pelaporan
Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak, dan kewajiban
Kepala Desa wajib.
1. Menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan
APBDesa kepada Bupati/Walikota berupa:
a. laporan semester pertama berupa laporan realisasi
APBDesa, disampaikan paling lambat pada akhir
bulan Juli tahun berjalan.
b. laporan semester akhir tahun, disampaikan paling
lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.
2. Menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintah
desa (LPPD) setiap akhir tahun anggaran kepada
bupati/walikota.
3. Menyampaikan laporan penyelenggaraan
pemerintahan desa pada akhir masa jabatan kepada
bupati/walikota.
4. Menyampaikan laporan keterangan penyelenggaraan
pemerintah desa secara tertulis kepada BPD setiap
akhir tahun anggaran.
II-19
4. Pertanggungjawaban
Permendagri No 113 tahun 2014 [2] pertanggungjawaban
terdiri dari:
1. Kepala Desa menyampaikan laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa
kepada bupati/walikota melalui camat setiap akhir
tahun anggaran. Laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa terdiri dari pendapatan, belanja,
dan pembiayaan. Laporan ini ditetapkan peraturan desa
dan dilampiri:
a. Format laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa tahun anggaran berkenaan.
b. Format laporan kekayaan milik desa per 31
Desember tahun anggaran berkenaan: dan
c. Format laporan program pemerintah dan
pemerintah daerah yang masuk kedesa.
2. laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun
anggaran berkenaan.
II.8 Penatausahaan Keuangan Desa
Dalam hal Menurut Yuliansyah dan Rusmianto (2015:64) [20]
penerimaan kas oleh pemerintah desa menurut Permendagri 113 Tahun
2014 [2] dapat berupa pendapatan desa yang bersumber dari pendapatan asli
desa, pendapatan transfer, pendapatan lain-lain , ataupun bersumber dari
penerimaan pembiayaan. Sementara pengeluaran kas oleh pemerintahan
desa dapat berupa belanja pada bidang penyelenggaran pemerintahan desa,
bidang pelaksanaan pembangunan desa, bidang pembinaan
kemasyarakatan, bidang tak terduga, atau untuk pengeluaran. Berikut
definisi penatausahaan keuangan desa.
II-20
II.8.1 Definisi
Menurut Yuliansyah dan Rusmianto (2015:64) [20]
Penatausahaan Keuangan Desa adalah pencatatan seluruh transaksi
keuangan, baik penerimaan maupun pengeluaran uang dalam satu
tahun anggaran. Sedangkan menurut Sujarweni
(2015:17) [15]penatausahaan keuangan desa adalah kegiatan
pencatatan yang khususnya dilakukan oleh Bendahara Desa wajib
melakukan pencatatan terhadap seluruh transaksi yang ada berupa
penerimaan dan pengeluaran.
II.8.2 Dasar Hukum
Penatausahaan Keuangan Desa menurut Permendagri 113
Tahun 2014 bagian ketiga pasal 35-36 [2] . Sebagai berikut:
1. Pasal 35
a. Penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Desa.
b. Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkkan pencatatan
setiap penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup buku
setiap akhir bulan secara tertib.
c. Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan uang melalui
laporan pertanggungjawaban.
d. Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) disampaikan setiap bulan kepada Kepala Desa dan paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
2. Pasal 36
Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2), menggunakan:
a. Buku kas umum
b. Buku kas pembantu pajak, dan
c. Buku Bank
II-21
II.8.3 Pertanggungjawaban Pencatatan Penatausahaan Keuangan
Desa
Pertanggungjawaban pencatatan penatausahaan keuangan
desa menurut Permandagri 113 (2014) [2] terdiri dari:
1. Buku Kas Umum
Buku kas umum digunakan untuk mencatat berbagai aktivitas
yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas, baik secara
tunai maupun kredit, digunakan juga untuk mencatat mutasi
perbankan atau kesalahan dalam pembukuan. Buku kas umum
dapat dikatakan sebagai sumber dokumen transaksi (Sujarweni,
2014) [16].
2. Buku Kas Pembantu Pajak
Buku pajak digunakan untuk membantu buku kas umum dalam
rangka penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan
pajak (Sujarweni, 2014) [16].
3. Buku Bank
Buku bank digunakan untuk membantu buku kas umum, dalam
rangka penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan
uang bank (Sujarweni, 2014) [16].
II.8.4 Siklus Penatausahaan Keuangan Desa
Menurut Yuliansyah dan Rusmianto (2015:65) [20]. Berikut
siklus penatausahaan keuangan yang dapat dilaksanakan oleh
Bendahara Desa.
II-22
Sumber : Permendagri 113 Tahun 2014
Gambar II.4 Siklus Penatausahaan Keuangan Desa
Keterangan :
1. Siklus penatausahaan keuangan desa dimulai dengan ditetapkan peraturan desa
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
2. Berdasarkan APBDesa maka pemerintahan desa melakukan transaksi
keuangan berupa penerimaan kas sebagai sumber pendapatan desa dan
melakukan pengeluaran kas sebagai sumber pendapatan desa dan melakukan
pengeluaran kas berupa belanja untuk menjalankan operasional dan program-
program desa.
3. Berdasarkan bukti-bukti transaksi keuangan (kas masuk maupun kas keluar)
yang sah terutama Surat Permintaan Pembayaran dan Bukti Penerimaan Kas,
Bendahara Desa mencatatnya dalam buku-buku kas (buku kas umum, buku
pembantu pajak, dan buku bank)
4. Bendahara Desa melakukan penutupan pada setiap bulannya terhadap masing-
masing buku kas tersebut dan menjadikannya sebagai laporan ke Kepala Desa.
5. Bendahara Desa memposting setiap transaksi yang dicatat di buku kas ke
masing-masing akun/rekening yang ada di buku besar.
6. Pada saat menyusun laporan keuangan, baik semesteran maupun tahunan,
Bendahara Desa harus menyusun neraca saldo yang merupakan ringkasan
saldo dari setiap akun/rekening –rekening yang ada di buku besa.
II-23
7. Selanjunya, Bendahara Desa menghitung dan melakukan penyesuaian terhadap
akun-akun/rekening-rekening yang terkait dengan aset lancar sebagai tahap
penyusunan laporan kekayaan milik desa.
8. Bendahara Desa menyusun laporan keuangan.