BAB II LANDASAN TEORI · Tabel II.3 Kode Warna Resistor Warna Nilai Hitam 0 Coklat 1 Merah 2 Jingga...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI · Tabel II.3 Kode Warna Resistor Warna Nilai Hitam 0 Coklat 1 Merah 2 Jingga...
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Perangkat Keras
Pembahasan yang penulis lakukan terhadap alat, mulai dari pembahasan
komponen elektronika digital, komponen pasif, sampai dengan pembahasan
komponen aktif. Beberapa komponen yang penulis pergunakan antara lain IC
Mikrokontroler Mega 2560, resistor, diode, kapasitor, infrared.
2.1.1. Teori Rangkaian Listrik
Menurut Sudaryatno Sudirham (2012:1) “Rangkaian listrik (atau
rangkaian elektrik) merupakan interkoneksi berbagai piranti (divais-device) yang
secara bersama melaksanakan suatu tugas tertentu”. Tugas itu dapat berupa
pemrosesan energi ataupun pemrossesan informasi. Melalui rangkaian listrik,
energi maupun informasi dikonversikan menjadi energi listrik dan sinyal listrik,
dan dalam bentuk sinyal inilah energi maupun informasi dapat disalurkan dengan
lebih mudah ketempat ia perlukan.
2.1.2. Teori IC
Menurut Chandra dan Arifianto (2010:25) “Integrated circuit (IC) adalah
suatu komponen elektronika yang dibuat dari bahan semikonduktor dan
merupakan pengembangan dari transistor”. Dalam sebuah IC terdapat beberapa
jensis komponen pasif maupun aktif yang tersusun dalam kemasan (packages).
Jenis-jenis kemasan pada IC yang umum digunakan antara lain:
5
Single In-Line Package (SIP), Dual In-Line Package (DIP), Quad In-Line
Package (QIP), dan Flat Packs.
IC dibagi dalam dua jenis berikut:
1. IC Analog (Linear)
IC tersusun oleh beberapa rangkaian analog (liniear) dan beroperasi dengan
menggunakan sinyal sinusoidal.
Sumber : http://www.pacificwtc.com/?p=118
Gambar II.1 IC Analog
2. IC Power
IC Power merupakan jenis IC yang beroperasi pada catu daya. Umumnya
IC power digunakan pada rangkaian regulator, adaptor, dan power supply.
6
Sumber : http://www.engineersgarage.com/sites/default/files/7805_1.jpg
Gambar II.2 IC Power
3. IC Digital
Berbeda dengan IC analog (linier), IC digital beroperasi pada tegangan 0 volt
(low) dan 5 volt (high). IC digital tersusun dari beberapa rangkaian logika AND,
OR, NOT, NAND, dan XOR. IC digital sering digunakan sebagai aplikasi sakelar
cepat. Pada perkembanganya IC digital merupakan jenis IC yang paling banyak
digunakan dalam segala bidang eletronika karena ukuranya kecil dan memiliki
banyak fungsi yang sangat lengkap.
Sumber : www.img.directindustry.com/images_di/photo-g/analog-digital-
converter-ic-adc-ic-33647-4057563.jpg
Gambar II.3 IC Digital
7
4. IC Driver Motor (L293D)
Menurut Taufiq Dwi Septiani Suyadhi (2010:473) “Prinsip aktivasi IC
L293D dapat memutar motor DC ke dua arah, yaitu searah jarum jam (CW) dan
berlawanan arah jarum jam (CCW)”. Menurut lembar datanya IC L293D ini
mengandung dua buah rangkaian penggerak motor, sedangkan menurut Deni
Arifianto S.Si (2011:99) “L293D merupakan IC half H-brigde yang berguna
sebagai pengendali motor”.
Sumber : https://stab-iitb.org/resources/images/e/ee/L293d.jpg
Gambar II.4 IC Driver L293D
Karakteristik L293D sebagai berikut
1. Tegangan masukan maksimum 4,5-36 volt
2. Tegangan logical maksimum 4,5-36 volt
3. Arus keluaran maksimum perkanal = 1 Ampere
4. Display daya maksimum 5 watt
5. Masukan supply dan logic terpisah
8
2.1.3. Sumber Tegangan
Battery Charger adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengisi battery
dengan tegangan konstan hingga mencapai tegangan yang ditentukan. Bila level
tegangan yang ditentukan itu telah tercapai, maka arus pengisian hingga menjadi
lebih lambat sehingga indikator menyala menandakan battery telah terisi penuh.
Didalam rangkaian battery charger terdapat rangkaian regulator dan rangkaian
komparator. Rangkaian regulator berfungsi untuk mengatur tegangan keluaran
agar tetap konstan, sedangkan rangkaian comparator berfungsi untuk
menurunkan arus pengisian secara otomatis pada battery pada saat tegangan
battery penuh dan menahan arus pengisian hingga menjadi lebih lambat yang
menyebabkan indikator aktif menandakan battery telah terisi penuh. Perangkat
konversi tegangan disini hanyalah digunakan sebagai perangkat yang
mengkonversikan tegangan 9 Volt dari baterai menjadi 5 Volt yang dimana
dikonversi oleh regulator. Dikonversikan menjadi 5 Volt dikarenakan secara
keseluruhan sistem universal remote control yang dibuat membutuhkan tegangan
5 Volt.
Sumber : http://www.dien-elcom.com/2012/06/rangkaian-charger-battery-15-volt-
dan-9.html
Gambar II.5 Rangkaian Charger
9
2.2. Komponen Elektronika
Komponen elektronika dasar merupakan media aliran elektron yang arah
aliranya dari kutub negatif sumber tenaga, melewati beberapa komponen dan
menuju kutub positif sumber tenaga. Atau juga bisa dikatakan media aliran arus
listrik yang arah aliranya dari kutub positif melewati beberapa komponen dan
menuju ke kutub negatif. Berdasarkan sifatnya komponen elektronika terdiri dari
dua bagian yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Dua macam komponen
inilah yang selalu ada dalam setiap rangkaian elektronika.
2.2.1. Komponen Pasif
Menurut Chandra dan Arifianto (2010b:9) “Komponen pasif adalah
komponen yang dapat digunakan tanpa tegangan minimal. Contoh komponen
pasif yaitu resistor dan kondensator (kapasitor)”.
1. Resistor
Menurut Imam Muda N (2013:27) “ Resistor adalah komponen yang
mempunyai sifat menghambat arus listrik”. Satuan nilai dari resistor adalah ohm
(Ω). Resistor merupakan komponen elektronika dua kutub yang didesain untuk
menahan arus listrik dengan memproduksi tegangan listrik di antara kedua
kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang
mengalir.
10
Tabel II.1.
Jenis Resistor dan Simbol
Sumber : Chandra dan Arifianto (2010:10) Jago Elektronika Rangkaian Sistem
Otomatis
a. Resistor Tetap (Fixed Resistor)
Menurut Imam Muda N (2013:28) “Resistor tetap merupakan suatu
resistor yang nilai resistansinya tidak dapat diubah”. Resistor tetap memiliki nilai
resistansi yang tertulis pada badan resistor dengan menggunakan kode warna dan
ode angka. Resistor jenis ini sering digunakan sebagai penghambat arus listrik
secara permanen dalam rangkaian elektronika.
Komponen Simbol
Resistor (R)
Resistor Variabel
(Potensiometer)
Resistor Variabel (Trimpot)
Resistor Variabel (single
turn/multiturn
11
Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/jenis-jenis-resistor/
Gambar II.6 Resistor Tetap
Tabel II.2
Nilai Hambatan Warna Resistor
Warna
Cincin
Cincin
I
Cincin
II
Cincin
III
Cincin IV
Pengali Cincin V
Toleransi
Hitam 0 0 0 x 1
Coklat
1 1 1 x 10 ± 1%
Merah 2 2 2 x 101 ± 2%
Jingga 3 3 3 x 102
Kuning 4 4 4 x 103
Hijau 5 5 5 x 104
Biru 6 6 6 x 105
Ungu 7 7 7 x 106
Abu-Abu 8 8 8 x 107
Putih 9 9 9 x 10
8
Emas x 0,19 ± 5%
Perak
x 0,01 ± 10%
Tanpa Warna ± 20%
Sumber : Chandra dan Arifianto (2010:11) Jago Elektronika Rangkaian Sistem
Otomatis
12
b. Resistor Tidak Tetap (Variabel )
Menurut Imam Muda N (2013:29) “Resistor variabel adalah resistor yang
nilai resistansinya dapat diubah secara langsung baik dengan tuas yang telah
tersedia atau menggunakan obeng”. Ada 2 jenis Resistor variabel yang ada di
pasaran yaitu Trimpot dan Potensiometer.
1. Trimpot (Trimer Potensio)
Menurut Imam Muda N (2013:29) “Resistor jenis ini merupakan
resistor yang nilai resistansinya dapat diubah dengan memutar porosnya
menggunakan obeng. Nilai resistansi dari trimpot tertulis pada badan
trimpot menggunakan kode angka”. Nilai yang tertulis pada badan trimpot
merupakan nilai maksimum dari resistansi trimpot tersebut.
2. Potensiometer
Menurut Imam Muda N (2013:30) “Resistor jenis ini merupakan
resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan cara memutar
porosnya melalui tuas yang telah tersedia. Nilai resistansi potensiometer
tertulis pada bagian potensio menggunakan kode angka”. Nilai resistansi
potensiometer yang beredar dipasaran ada 2 macam, yaitu nilai
resistansinya yang dapat diubah secara logaritmis dan nilai resistansi yang
dapat diubah secara liniear.
13
Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/jenis-jenis-resistor/
Gambar II.7 Resistor Variabel
2. Kapasitor
Menurut Taufik Dwi Septian Suyadhi (2013:17) “Kapasitor adalah
komponen dasar elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik
dengan simbol C (capasitor)”. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat
metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan di elektrik yang umum
dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung
plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan- muatan positif akan mengumpul
pada salah satu kaki (elektroda) metalnya pada saat yang sama muatan-muatan
negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat
mengalir menuju ujung kutub negatif dan begitu juga sebaliknya karena terpisah
oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama
tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya.
Adapun tipe kapasitor adalah sebagai berikut:
a. Kapasitor elektrolit (ELCO)
Kelompok kapasitor elektrolit terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan
di elektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk
14
kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda (+) (plus) (-) (minus)
dibadanya.
Sumber : http://www.hitech77.com/img/p/117-167-thickbox.jpg
Gambar II.8 Elco
Tabel II.3
Kode Warna Resistor
Warna Nilai
Hitam 0
Coklat 1
Merah 2
Jingga 3
Kuning 4
Hijau 5
Biru 6
Ungu 7
Abu-abu 8
Putih 9
Sumber: Chandra dan Arifianto (2010:19) Jago Elektronika Rangkaian Sistem
Otomatis
b. Kapasitor Keramik
Bentuk Kapasitor Keramik bermacam-macam. Karena sifatnya yang
stabil, kapasitor keramik bagus digunakan pada frekuensi tinggi. Pemasangan
15
kapasitor keramik pada rangkaian elektronika boleh dibolak-balik. Nilai
kapasitansi kapasitor keramik sangat kecil, tetapi bagus digunakan pada
jangkauan tegangan yang luas hingga 100 volt.
Sumber: https://infokomel.com/2011/02/27/jenis-jenis-kapasitor/
Gambar II.9 Kapasitor Keramik
3. X-tal (Crystal)
Crystal umumnya digunakan sebagai rangkaian osilator yang menuntut
stabilitas frekuensi yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang, akurasi crsytal
umumnya pada berada pada kisaran 30ppm, dengan akurasi yang lebih tinggi
akan semakin mahal harganya.
Perlu diketahui bahwa setiap mikrokontroler AVR memiliki fasilitas untuk
memilih sumber clock atau detak dengan banyak alternatif pilihan. Keluarga
AVR memberikan opsi pilihan sumber clock untuk fleksibilitas penggunaan.
Sumber: http://www.rusefi.com/forum/viewtopic.php?f=4&t=719&start=10
Gambar II.10 Crystal
16
2.2.2. Komponen Aktif
Menurut Chandra dan Arifianto (2010b:9) “Komponen aktif adalah
komponen yang dapat digunakan jika ada tegangan minimal. Contoh Komponen
aktif yaitu dioda, transistor, dan operational amplifier (op-amp)”.
1. Dioda
Menurut Winarno dan Arifianto (2011:46) “Dioda merupakan salah satu
jenis komponen aktif yang berfungsi sebagai komponen penyerah”. Dioda
terbuat dari semikonduktor jenis silikon dan germanium. Dioda disusun
menggunakan semikonduktor jenis P sebagai kutub positif (+) dan
semikonduktor jenis N sebagai kutub negatif (-). Karena dioda termasuk jenis
komponen aktif, arus yang mengalir dari sambungan P ke sambungan N akan
dilewatkan jika tegangan listrik yang dilewatkan pada dioda berbahan silikon
minimal 0,7 Volt dan pada dioda berbahan germanium minimal 0,3 Volt.
Dioda juga berfungsi sebagai sakelar dalam rentang tegangan rendah.
Sebagai contoh pada dioda jenis silikon, jika tegangan kurang dari 0,7 Volt
tegangan tidak dilewatkan, dan jika tegangan lebih besar dari 0,7 Volt tegangan
dilewatkan. Dioda dibagi dalam beberapa jenis yaitu dioda penyearah, dioda
zener.
17
Tabel II.4
Komponen Dioda
Nama Komponen Simbol
Dioda
Light Emmiting Dioda (LED)
Dioda Zener
Fotodioda
Sumber: Chandra dan Arifianto (2010:19) Jago Elektronika Rangkaian Sistem
Otomatis
a. Dioda Penyearah
Jika arus listrik yang lewat searah dengan arah dioda yaitu dari potensial
tinggi ke potensial rendah, dan tegangan lebih besar dari tegangan minimum
tegangan dioda maka arus akan dilewatkan. Namun jika dioda dipasang
berkebalikan dengan arah arus listrik maka dioda berfungsi untuk menghambat
arus listrik yang lewat. Kapasitas dioda memiliki batas, sehingga jika tegangan
disambungan N jauh lebih besar lebih dari puluhan atau ratusan volt daripada
tegangan disambungan P, kemungkinan dioda akan breakdown karena tidak
mampu menahan aliran arus listrik. Dioda penyearah antara lain digunakan untuk
menyearahkan arus listrik bolak balik pada transformator, dan mencegah arus
berbalik arah dalam rangkaian elektronika.
Sumber: http://www.masputz.com/2016/05/jenis-jenis-dioda-fungsi-dan-
simbolnya.html
Gambar II.11 Dioda Penyearah
18
b. Light Emitting Dioda (LED)
Menurut Jatmika (2011:74) “ LED (Light Emitting Dioda) merupakan
jenis dioda yang jika diberikan tegangan forward bias akan menimbulkan cahaya
dengan warna-warna tertentu, seperti merah, hijau, dan kuning”.
Simbol LED hampir sama dengan simbol dioda, hanya saja pada simbol LED
ditambahkan dua garis panah kearah luar. LED dalam rangkaian elektronika
biasa digunakan sebagai lampu indikator.
Sumber: http://www.greenprophet.com/wp-content/uploads/2012/09/LED-lights-
health-hazard.jpg
Gambar II.12 Light Emitting Dioda (LED)
2.2.3. Sensor
1. Infrared (Infra Merah)
Menurut Jatmika (2011:115) “Infra Merah adalah cahaya atau radiasi
elektromagnetik dengan frekuensi yang rendah”. Salah satu pengguna cahaya
infra merah adalah untuk menyinari jalur robot dan memberikan tanda jika ada
objek tertentu dijalur gerak robot.
a. Detektor Inframerah
Detektor infra merah yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah Infra
Red Receiver. Infra red receiver merupakan suatu modul penerima data melalui
19
gelombang infra merah dengan frekuensi carrier sebesar 38 kHz. Modul ini dapat
difungsikan sebagai input dalam aplikasi transmisi data nirkabel seperti robotic,
sistem pengamanan.
http://www.electroschematics.com/4714/infrared-receiver/
Gambar II.13 Infra Red Receiver
Karakteristik Infra Red Receiver
1. Catu daya 5 volt.
2. Frekuensi carrier penerima infra merah 38 kHz
3. Panjang gelombang puncak 950 nm
4. Sudut penerima ± 450
5. Memiliki 2 sudut output: non inverting (OUT) dan inverting
(OUT) keduanya kompatibel dengan level tegangan TTL,
CMOS, dan RS-232
20
2.2.4. Relay.
1. Relay
Relay menurut Jatmika (2011:23) “Suatu alat yang mengawasi keadaan
sebuah rangkaian dan memberikan perintah untuk membuka rangkaian dan
memberikan perintah untuk membuka rangkaian saat kondisi tidak normal, relay
harus bekerja sesuai yang diharapkan dengan waktu yang cepat sehingga tidak
akan mengakibatkan kerusakan ataupun bisa juga untuk mengetahui kerusakan
kecil”. Fungsi relay untuk merasakan, mengukur dan menentukan bagian sistem
yang terganggu serta memisahkan secepatnya sehingga sistem lain yang tidak
terganggu dapat beroperasi secara normal.
Sumber : https://www.inventables.com/technologies/isolated-relay-circuit
Gambar II.14 Relay
2.2.5. Mikrokontroler
Menurut Andrianto (2013:1) “ Mikrokontroler sebuah komputer kecil
(“special purpose computer”) di dalam satu IC yang berisi CPU, memori, timer,
saluran komunikasi serial dan paralel, port input/output, ADC. Mikrokontroler
digunakan untuk suatu tugas dan menjalankan suatu program.
21
Mikrokontroler lebih dari sekedar sebuah mikroprosesor karena sudah terdapat
atau berisi dan ROM (Read Only Memori), RAM (Random Access Memory).
Meskipun memiliki bentuk yang lebih kecil dari sebuah komputer pribadi,
mikrokontroler dibentuk dari elemen dasar yang sama. Salah satu mikrokontroler
yang banyak digunakan saat ini adalah mikrokontroler AVR. AVR adalah
mikrokontroler RISC (Reduce Intruction Set Compute) 8 bit berdasarkan
arsitektur Harvard. Secara umum mikrokontroler ini dapat dikelompokan
menjadi 3 kelompok, yaitu AT89Sxx, ATMega, Attiny. Yang membedakan
masing masing kelompok adalah memori, peripheral , dan fitur seperti pada
umumnya.
Arduino Mega 2560 adalah sebuah papan mikrokontroler berbasis Atmega 2560
(datasheet). Mempunyai 54 pin digital input/output (dimana 14 pun dapat
diguanakan sebagai keluaran PWM), 16 pin input analog, 2 UARTs (Hardware
serial ports), sebuah crystal oscillator 16 MHz, sebuah penghubung USB, sebuah
colokan listrik, ICSP header, dan tombol kembali. Setiap isi dari Arduino Mega
2560 membutuhkan dukungan mikrokontroler; koneksi mudah antara Arduino
mega 2560 ke komputer dengan sebuah kabel USB atau daya dengan AC to DC
adaptor atau baterai untuk memulai. Arduino mega cocok sebagai rancangan
pelindung untuk Arduino Deumilanove atau Diecimila.
22
Sumber : https://uge-one.com/product_info.php/products_id/40
Gambar II.15 Arduino Mega 2560
A. Arsitektur Arduino Mega 2560
Arduino Mega 2560 terbentuk dari prosessor yang dikenal dengan
Mikrokontroler ATMega 2560. Mikrokontroler ATMega 2560 memiliki
beberapa fitur / spesifikasi yang menjadikannya sebagai solusi pengendali yang
efektif untuk berbagai keperluan. Fitur-fitur tersebut antara lain :
1. Tegangan Operasi sebesar 5 V.
2. Tegangan input sebesar 6 – 20 V tetapi yang direkomendasikan untuk
ATMega 2560 sebesar 7 – 12 V.
3. Pin digital I/O sebanyak 54 pin dimana 14 pin merupakan keluaran
dari
PWM.
4. Pin input analog sebanyak 16 pin
5.Arus DC pin I/O sebesar 40 mA sedangkan Arus DC untuk pin 3.3V
sebesar 50 mA.
6. Flash memory 156 Kb yang mana 8 Kb digunakan oleh bootloader.
7. SRAM 8 Kbyte.
23
8. EEPROM 4 Kbyte.
9. Serta mempunyai 2 Port UARTs untuk komunikasi serial.
Sumber: www.alldatasheet.com/Atmega2560
Gambar II.16 ATMega 2560 pada Arduino Mega 2560
(Atmel Corporation.2014)
24
Sumber : http://readingrat.net/arduino-mega-2560-circuit-diagram/
Gambar II.17 Blok Diagram ATMega 2560.
25
B. Konfigurasi Pin AVR Arduino Mega 2560
Sumber: https://www.arduino.cc/en/Hacking/PinMapping2560
Gambar II.18 Pin Arduino Mega 2560
1. VCC adalah tegangan catu digital
26
2. GND adalah Ground
3. Port B (PB7..PB0)
Port B adalah sebuah port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up
resistor ( dipilih untuk masing-masing bit). Penyangga output Port B
memiliki karakter penggerak karakteristik dengan kedua sink tinggi dan
kemampuan sumber. Sebagai input, pin Port A eksternal pulled low
sumber arus jika resistor pull-up aktif. Pin port A dinyatakan tri ketika
sebuah kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika waktu tidak berjalan.
Port B empunyai kemampuan bergerak lebih baik daripada port lainnya.
4. Port C (PC7..PC0)
Port C adalah sebuah port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up
resistor ( dipilih untuk masing-masing bit). Penyangga output Port C
memiliki karakter penggerak karakteristik dengan kedua sink tinggi dan
kemampuan sumber. Sebagai input, pin Port C eksternal pulled low
sumber arus jika resistor pull-up aktif. Pin port C dinyatakan tri ketika
sebuah kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika waktu tidak berjalan.
5. Port D (PD7..PD0)
Port D adalah sebuah port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up
resistor ( dipilih untuk masing-masing bit). Penyangga output Port D
memiliki karakter penggerak karakteristik dengan kedua sink tinggi dan
kemampuan sumber. Sebagai input, pin Port D eksternal pulled low
27
sumber arus jika resistor pull-up aktif. Pin port D dinyatakan tri ketika
sebuah kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika waktu tidak berjalan.
6. Port E (PE7..PE0)
Port E adalah sebuah port I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up
resistor ( dipilih untuk masing-masing bit). Penyangga output Port E
memiliki karakter penggerak karakteristik dengan kedua sink tinggi dan
kemampuan sumber. Sebagai input, pin Port E eksternal pulled low
sumber arus jika resistor pull-up aktif.
Pin port E dinyatakan tri ketika sebuah kondisi reset menjadi aktif,
bahkan jika waktu tidak berjalan.
4. Port G (PG7..PG0)
Port G adalah sebuah port I/O 6 bit dua arah dengan internal pull-up
resistor (dipilih untuk masing-masing bit). Penyangga output Port G
memiliki karakter penggerak karakteristik dengan kedua sink tinggi dan
kemampuan sumber. Sebagai input, pin Port G eksternal pulled low
sumber arus jika resistor pull-up aktif. Pin port G dinyatakan tri ketika
sebuah kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika waktu tidak berjalan.
5. Reset
Input reset. Sebuah level rendah pada pin ini untuk lebih panjang dari
pada panjang minimum pulsa akan menghasilkan sebuah reset, bahkan
jika waktu tidak berjalan. Panjang minimum pulsa dijelaskan pada
28
“Sistem dan karakter reset” pada halaman 360. Pulsa terpendek tidak
dijamin menghasilkan sebuah reset .
2.3. Perangkat Lunak
Pada umumnya program adalah sederetan instruksi atau statement yang
tentunya dalam bahasa yang dimengerti oleh komputer. Instruksi tersebut
berfungsi untuk mengatur pekerjaan apa saja yang akan dilakukan oleh komputer
agar mendapatkan dan menghasilkan suatu hasil atau keluaran yang diharapkan.
Menurut Indrajani (2007:22), bahasa pemrograman adalah “perangkat
lunak atau software yang dapat digunakan dalam proses pembuatan program
yang melalui beberapa tahapan-tahapan penyelesaian masalah”.
2.3.1. Bahasa Pemrograman
Bahasa C adalah bahasa pemrograman yang sudah dikembangkan sejak
tahun 1972 oleh Dennis Ritchie seorang ahli dari Bell Telephone Laboratories
untuk digunakan pada sistem operasi Unix. Walaupun bahasa C dirancang untuk
mengimplementasikan perangkat lunak dari suatu sistem seperti sistem operasi,
bahasa C juga sering digunakan pada aplikasi perangkat lunak portable.
Bahasa C adalah sebuah bahasa penerapan sistem yang imperatif
(prosedural) yang dirancang agar dapat di kompilasi dengan relatively
straightforward compiler, agar dapat memberikan akses tingkat rendah langsung
kepada memori, sehingga bahasa C dapat membangun instruksi langsung kepada
mesin dengan dukungan run-time minimum. Karena penggunaan bahasa tingkat
rendah inilah bahasa C menjadi pendorong pemrograman cross-platform karena
29
bahasa C memiiki standar sehingga sebuah program C yang sudah tercompile
secara standar, dapat di kompilasi ke berbagai platform yang sangat luas dengan
berbagai sistem operasi dengan sedikit ataupun tanpa perubahan pada source
code program tersebut.
Bahasa C banyak digunakan pada berbagai platform seperti
mikrokontroler dan superkomputer. Seperti kebanyakan bahasa imperatif yang
ada, bahasa C memunginkan untuk membuat sebuah program terstruktur dan
memungkinkan pendefinisian lingkup variabel yang leksikal dan rekursi. Pada
bahasa C, semua kode yang dapat dieksekusi berada dalam fungsi-fungsi yang
ada. Fungsi yang ada pada bahasa C terbagi menjadi 2 jenis, yaitu fungsi yang
memiliki parameter berupa acuan nilai yang akan digunakan untuk pemrosesan,
atau fungsi yang memiliki parameter berupa pointer kepada sebuah variabel.
Program dengan bahasa C memiliki struktur kode yang berformat bebas, dengan
menggunakan titik koma (;) sebagai terminasi dari sebuah pernyataan. Pada
bahasa C juga di mungkinkan pembuatan tipe bentukan yang terdiri dari berbagai
tipe yang ada.
Compiler adalah sekumpulan atau sebuah program yang mengubah
source kode yang ditulis dalam suatu bahasa pemrograman (bahasa source kode)
tertentu menjadi suatu bahasa pemrograman lain (bahasa target). Nama
“compiler” biasa digunakan sebagai pengganti untuk program-program yang
mengubah atau menerjemahkan bahasa pemrograman tingkat tinggi menjadi
bahasa pemrograman tingkat rendah seperti bahasa mesin atau bahasa assembly.
Bahasa target pada compiler biasanya merupakan bahasa dengan bentuk biner
yang merupakan objek code yang dapat langsung di mengerti oleh mesin. Hal ini
bertujuan agar file yang dihasilkan dari suatu compiler dapat langsung di
30
mengerti dan dikerjakan oleh mesin. Object code atau bahasa mesin merupakan
file atau kumpulan file yang berisi instruksi untuk mesin melakukan sesuatu dan
dilengkapi dengan metadata dan data yang dibutuhkan oleh mesin untuk
mengeksekusi program.
2.3.2. Software Editor
Pemrograman Mikrokontroler Arduino Mega 2560. Pengembangan
sebuah sistem mengunakan menggunakan Arduino Software (IDE).
IDE itu merupakan kependekan dari Integrated Developtment Enviroenment,
atau secara bahasa mudahnya merupakan lingkungan terintegrasi yang
digunakan untuk melakukan pengembangan. Disebut sebagai lingkungan karena
melalui software inilah Arduino dilakukan pemrograman untuk melakukan
fungsi-fungsi yang dibenamkan melalui sintaks pemrograman. Arduino
menggunakan bahasa pemrograman sendiri yang menyerupai bahasa C. Bahasa
pemrograman Arduino (Sketch) sudah dilakukan perubahan untuk memudahkan
pemula dalam melakukan pemrograman dari bahasa aslinya. Sebelum dijual ke
pasaran, IC mikrokontroler Arduino telah ditanamkan suatu program bernama
Bootlader yang berfungsi sebagai penengah antara compiler Arduino dengan
mikrokontroler.
Arduino IDE dibuat dari bahasa pemrograman JAVA. Arduino IDE juga
dilengkapi dengan library C/C++ yang biasa disebut Wiring yang membuat
operasi input dan output menjadi lebih mudah. Arduino IDE ini dikembangkan
dari software Processing yang dirombak menjadi Arduino IDE khusus untuk
pemrograman dengan Arduino.
31
Program yang ditulis dengan menggunaan Arduino Software (IDE) disebut
sebagai sketch. Sketch ditulis dalam suatu editor teks dan disimpan dalam file
dengan ekstensi .ino. Teks editor pada Arduino Software memiliki fitur” seperti
cutting/paste dan seraching/replacing sehingga memudahkan kamu dalam
menulis kode program.