BAB II LANDASAN TEORI -...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI -...
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Rumah Sakit
Menurut WHO (World Health Organization), Rumah Sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif),
dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga
merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Berdasarkan Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang
dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Dalam
peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159b/MEN.KES/PER/1998 disebutkan bahwa
Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatn menyelenggarakan keguatan pelayanan
kesehatan dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.
Beberapa pengertian Rumah Sakit yang dikemukakan para ahli (Azrul Azwar,
1996), diantaranya :
a. Menurut Assosiation of Hospital Care (1947), Rumah Sakit adalah suatu alat
pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan, serta penelitian kedokteran
diselenggarakan.
b. Menurut American Hospital Assosiation (1974), Rumah Sakit adalah suatu alat
organisasi yang terdiri tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana
kedokteram yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan
keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit
yang di derita oleh pasien.
c. Menurut Wolper dan Pena (1997), Rumah Sakit adalah tempat dimana orang
sakit mencari pelayanan kedokteran, perawat, dan tenaga profesi kesehatan
lainnya diselenggarakan.
Pada umumnya tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan untuk
pemeliahraan dan pemulihan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 938/Menkes/SK/XI/1992, tugas Rumah Sakit Umum adalah melaksanakan
8
upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan
upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilakukan secara serasi dan terpadu
dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta rujukan (Siregar, 2004).
Pemenkes RI No. 159b/Menkes/PER/1998 (Wijono, 1997), fungsi Rumah Sakit
adalah :
a. Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medik, penunjang medik,
rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan.
b. Menyediakan tempat pendidikan dan atau latihan temaga medik dan paramedik.
c. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang
kesehatan.
2.2 Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo
RSUD Kabupaten Sidoarjo adalah Rumah Sakit Umum Pemerintah tipe B
Pendidikan milik Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Teknis Fungsional dibawah
Dinas Kesehatan dan Teknis Operasional dibawah Bupati. Dalam melakukan
kegiatannya lebih berdasarkan kepada prinsip efisiensi, efektifitas, dan
produktivitas. Luas lahan yang dimiliki RSUD Kabupaten Sidoarjo yakni seluas
±50.014 m2 (Sidoarjo, n.d.).
Keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo diawali pada tahun 1956
yang ditetapkan dengan Perda oleh DPRD Swatantra Tk II. Sidoarjo tentang
pemakaian Rumah Sakit dan Poliklinik berlokasi di Jl. Dr Soetomo Sidoarjo.
Kemudian pada tahun 1959, ditetapkan dengan Perda oleh DPRD Swatantra Tk. II
Sidoarjo tentang Pemakaian Rumah Sakit Umum Daerah. Pada tahun 1979 diakui
oleh Menteri Kesehatan sebagai Rumah Sakit kelas D sebagai Unit Pelaksana
Teknis Daerah. Tahun 1972 lokasi RSUD Sidoarjo pindah ke Jl. Mojopahit 667
Sidoarjo, seperti yang ditempati sekarang. Pada tahun 1983 dengan Perda No.
29/1983 kelas C sebagai Unit Pelaksana Daerah.
Dalam perkembangan RSUD Kabupaten Sidoarjo mengalami pembenahan
fisik, peningkatan kelas dan pelayanan. Pada tahun 1998, RSUD Kabupaten
Sidoarjo menjadi Rumah Sakit Umum Daerah tipe B Non Pendidikan dengan SK
Menteri Kesehatan Nomor : 478/Menkes/SK/1997 dan Perda No. 11/1998. Selain
itu, pada tahun pada tahun yang sama, RSUD Kabupaten Sidoarjo menjalankan
9
proses uji coba menjadi Unit Swadana yang kemudian tahun 1999 menjadi Unit
Swadana Daerah.
Berdasarkan Keputusan Bupati Nomor 188/1229/404.1.1.2/2008 tanggal 8
September tentang Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo sebagai Satuan
Kerja Perangkat Daerah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah, sejak 1 Januari 2009 Rumah Sakit Umum Daerah dengan status
Badan Layanan Umum Daerah Penuh.
2.2.1 Visi dan Misi
a. Visi
Visi Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo adalah : Menjadi Rumah Sakit
Mandiri dan Prima dalam Pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian.
b. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, misi Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo
adalah :
• Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi dengan
mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan.
• Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, dan penelitian kesehatan yang
bermutu dan beretika untuk menunjang pelayanan.
• Mewujudkan tata kelola rumah Sakit yang profesional, integritas, dan
beretika.
c. Motto
Motto Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo adalah : Kesembuhan Anda adalah
Kebahagiaan Kami.
d. Nilai Dasar
Nilai dasar yang dimiliki oleh Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo adalah:
Profesional, Integritas, dan Beretika.
10
2.2.2 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo :
Tabel 2. 1 Struktur Organisasi
Direktur dr. Atok Irawan, Sp.P.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan Dra. Ec. Ratna Kustini
Wakil Direktur Perencanaan dan
Pendidikan
drg. Syaf Satriawan, Sp.Pros.
Wakil Direktur Pelayanan dr. Syamsu Rahmadi, Sp.S.
Kepala Bagian Umum Drs. Bambang Suryono, Sh.,MM
Kepala Bagian Keuangan Dra. Ec. Retno Utari, MM.
Kepala Bagian Perencanaan dan
Pemasaran
dr. Husen Basalamah
Kepala Bagian SDM dan Pendidikan
Penelitian
Samuel Indrayana, S.Sos., MM.
Kepala Bidang Pelayanan Medis dr. Lakhsmie Herawati Yuwanita
Kepala Bidang Penunjang Medis dan
Non Medis
Dra. Chitra Ermawaty, Apt.
Kepala Bidang pelayanan Keperawatan Puji A, A.MD. Kep., S.KM.
Kasubbag. Tata Usaha dan Rumah
Tangga
Istriningati, SH.
Kepala Sub. Bagian Perlengkapan Wahyu Herison Made, S.STP
Kepala Sub. Bagian Hukum dan
Humas
Ahmad Zainuri, SH.
Kepala Sub. Bagian Akuntansi dan
Verivikasi
Jaka Suma’aji, SE, MM.
Kepala Sub. Bagian Angaran dan
Belanja
Luluk Khaniyah D, SE
Kepala Sub. Bagian Pendapatan Lucky Budi Setiawan, SE
Kepala Sub. Bagian Perencanaan Abdul Nasir Sukartak, SE
Kepala Sub. Bagian Evaluasi dan
Pelaporan
Dewi Kartikawati Wijaya, SE
11
Kepala Sub. Bagian Pemasaran Sulasmijati, S.KM., M.Kes.
Kepala Sub. Bagian Administrasi SDM Dra. Ec. Ellya Agustinah
Kepala Sub. Bagian Pengembangan
SDM
Syifa Meutia, S.Psi., M.Psi.
Kepala Sub. Bagian Pendidikan dan
Penelitian
Agus Santosa, S.Kp., M.Kes.
Kepala Seksi Pelayanan Rawat Inap dr. Wasis Nupikso, Sp.OG
Kasi Pelayanan Medis Rawat Jalan dan
Khusus
dr. Prima Desi Kusuma R
Kepala Seksi Penunjang Medis Dra. Agustin Sulistiyowati, Apt
Kepala Seksi Penunjang Non Medis Akhmad Sokhib, S.Kep., Ners.
Kepala Seksi Keperawatan Rawat Inap Eka Kurnia Jonar Rina, S.ST
Kasi Pelayanan Keperawatan Rawat
Jalan dan Khusus
Titik Isbadiy, S.Kep,Ners
Komite Medik
Ketua dr. Hernowo, Sp.B.
Sekretaris dr. Judhy Eko Septiarso, Sp.PD.
Sub Komite Kredensial
dr Priyono Wibowo, Sp.OG.
dr. Liana Nurhayati, Sp.KJ.
dr. Agustina Susiati, Sp.Rad.
dr. M. Rizal, Sp.A
Sub Komite Mutu Profesi dr. Umi Syyirotin Adhiem, Sp.KFR
dr. Chandra Dwi Kusuma Wijaya, Sp.U
Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi dr. Danan Diandaru, Sp.OT
dr. Mujiharto, Sp.An
Dewan Pengawas
Ketua dr. Widodo J.P,Ms,M.PH.Dr.PH
Anggota
Drs. Widartoyo, MM.M.Si,Ak
Djoko Sartono, SH, MH
Kisworo Sidi Hariadhi, M.Sc.
Sekretaris Ratna Oktavia Ariyani, S.KM.
12
SPI
Ketua Adhi Artono, Amd. Rad
Sekretaris Febrina Juwita Sari, S.KM
Angggota
dr. Edwin Ardiyansyah
Setyaningsih, Amd.Kep
Safuan Hadi. Amd.Kep. S.KM
Novi Wardhani, S.KM
Gugus Virianty, S. Apt. Farm
2.3 Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan dari interaksi sistem-sistem
informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk
menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen di dalam
kegiatan perencanaan dan pengendalian (Hartono, 2008).
Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub-sistem informasi yang
menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu
mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna
meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar
kriteria mutu yang telah diterapkan (Budiman, 2001).
Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem yang terintegrasi antara
manusia dan mesin yang mampu memberikan informasi sedemikian rupa untuk
menunjang jalannya operasi, jalannya manajemen keputusan dan fungsi
pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi (Davis, 1989).
Sistem Informasi Manajemen adalah metode formal yang menyediakan bagi
pihak manajemen berbagai informasi yang tepat waktu, dapat dipercaya, untuk
mendukung proses pengambilan keputusan bagi perencanaan, pengawasan, dan
fungsi operasi sebuah organisasi yang lebih efektif.
2.3.1 Tujuan Sistem Informasi Manajemen
Tujuan adanya Sistem Informasi Manajemen diantaranya adalah:
a. Menyediakan suatu informasi yang dipergunakan di dalam suatu perhitungan
harga produk jasa, produk, serta tujuan lainnya yang diinginkan manajemen.
13
b. Menyediakan suatu informasi yang dipergunakan di dalam suatu perencanaan,
pengendalian, pengevaluasian, serta juga perbaikan berkelanjutan.
c. Menyediakan suatu informasi untuk pengambilan suatu keputusan.
Tujuan adanya Sistem Informasi Manajemen adalah supaya organisasi
memiliki suatu sistem yang dapat dihandalkan dalam mengolah data menjadi
informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang
menyangkut keputusan-keputusan rutin, maupun keputusan strategis (Wahyudi K,
2001; Subondo Agus, 2001).
Dibuatnya SIMRS bertujuan untuk memudahkan pengguna menjalankan
suatu pekerjaan. Dalam SIMRS terdapat berbagai modul yang digunakan untuk
mengolah dan bermanfaat untuk manajemen rumah sakit. Dengan adanya SIMRS
pada RSUD Sidoarjo karyawan/pengguna lebih efektif dan efisien dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
2.3.2 Fungsi Sistem Informasi Manajemen
Fungsi dari Sistem Informasi Manajemen adalah :
a. Mempermudah dalam perencanaan, pembagian tugas, dan pengawasan.
b. Pekerja menjadi lebih efektif dan efisien karena data yang ditampilkan lebih
akurat dan cepat.
c. Produktifitas meningkat.
d. Menekan biaya-biaya yang tidak diperlukan.
e. Kualitas sumber daya manusia meningkat, karema pekerjaan utama dibantu oleh
sistem sehingga daya manusia akan berpikir lebih kreatif ke arah positif.
2.4 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo
Sistem Informasi Manajemen RSUD Kabupaten Sidoarjo telah menggunakan
21 (dua puluh satu) modul SIMRS antara lain :
2.4.1 Billing System
Billing system berfungsi untuk mengatur dan memproses semua tagihan
yang berkaitan dengan item atau jasa yang dijual, misalnya obat-obatan dan juga
tindakan-tindakan medis.
14
Gambar 2. 1 Billing System
Gambar 2. 2 Modul Farmasi
Billing System adalah modul yang diperuntukkan untuk mencatat transaksi
keuangan, tindakan, dan juga mencakup unit pelayanan rawat jalan, rawat inap,
penunjang, dan manajemen Rumah Sakit. Pengguna billing system meliputi bagian
rekam medis pasien, transaksi keuangan, serta unit pelayanan bagi pasien.
2.4.2 Farmasi
Farmasi adalah bagian pekerjaan yang mempunyai tanggung jawab
memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat-obatan.
Farmasi berfungsi untuk pencatatan farmasi, apotek, resep, dan penjualan
obat. Pengguna modul farmasi adalah bagian farmasi, meliputi kepala farmasi,
farmasi 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, dan gudang farmasi.
15
Gambar 2. 3 Modul Akuntansi
Gambar 2. 4 Modul Keuangan
2.4.3 Akuntansi
Akuntansi berfungsi sebagai pencatatan segala hal yang berhubungan
dengan akuntansi RSUD Kabupaten Sidoarjo.
Pengguna modul akuntansi adalah karyawan bagian keuangan dimana
modul akuntansi berisi pencatatan dan penyajian data mengenai keuangan.
2.4.4 Keuangan
Keuangan adalah diperuntukkan pencatatan pendapatan, pengeluaran, dan
segala hal mengenai keuangan RSUD Kabupaten Sidoarjo.
Modul keuangan digunakan oleh bagian keuangan dimana beisi catatan
pengeluaran dan pemasukan yang ada di dalam RSUD Sidoarjo.
16
Gambar 2. 5 Modul Bank Darah
Gambar 2. 6 Modul Aset
2.4.5 Bank Darah
Bank darah adalah diperuntukkan pencatatan stok darah, penjualan darah, dan
darah yang masuk pada RSUD Kabupaten Sidoarjo.
Modul bank darah digunakan oleh petugas pengelola stok darah, dimana di
dalamnya terdapat persediaan darah, riwayat penjualan, dan darah yang diterima
oleh RSUD Sidoarjo.
2.4.6 Aset
Aset adalah modul yang digunakan untuk pencatatan segala hal mengenai
aset yang dimiliki oleh RSUD Kabupaten Sidoarjo, diantaranya adalah meja, kursi,
tanah, tempat tidur, dll.
Modul aset adalah untuk pengelolaan aset yang dimiliki oleh RSUD, baik aset
yang sudah ada maupun aset yang baru.
17
Gambar 2. 7 Modul Pendidikan
Gambar 2. 8 Modul SDM
2.4.7 Pendidikan
Pendidikan digunakan untuk pencatatan mahasiswa, praktek, magang, dan
penelitian yang dilakukan di RSUD Sidoarjo.
Modul pendidikan digunakan oleh bagian riset dan pendidikan, modul ini
berfungsi untuk mengetahui mahasiswa yang tengah melakukan kegiatan
pendidikan di lingkungan RSUD Sidoarjo.
2.4.8 Kepegawaian (SDM)
Modul kepegawaian adalah digunakan untuk pencatatan pewagai yang ada di
RSUD Kabupaten Sidoarjo.
Modul SDM berfungsi sebagai pencatatan pegawai, berisi identitas pegawai
dan kinerja pegawai yang ada di RSUD Sidoarjo.
18
Gambar 2. 9 Modul Asuhan Keperawatan
Gambar 2. 10 E-Office
2.4.9 Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah diperuntukkan untuk perawat, dimana di
dalamnya terdapat catatan perawat terhadap pasien yang ditangani.
Modul ini berisi perkembangan pasien yang dirawat, dari awal masuk ruang
opname sampai selesai perawatan.
2.4.10 E-Office
E-Office adalah modul mengenai surat menyurat, modul ini digunakan untuk
mengelola surat yang masuk atau keluar di RSUD Sidoarjo.
Modul ini digunakan oleh bagian Tata Usaha. Modul ini berisi pencatatan
surat masuk, surat keluar, surat elektronik, serta nota dinas.
19
Gambar 2. 11 Modul Remics
Gambar 2. 12 Help Desk
2.4.11 Rekam Medis Elektronik
Rekam medis adalah berkas yang beirisi catatan dan dokumen antara lain
identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan
yang telah diberikan kepada pasien (PEMENKES No:
296/MENKES/PER/III/2008).
Rekam medis elektronik diperuntukkan pencatatan rekam medis. Rekam
medis elektronik adalah pengganti dokumen-dokumen dan berkas-berkas tersebut
menjadi catatan elektronik.
2.4.12 Help desk
Help desk diperuntukkan penugasan petugas IT, dimana sistemnya dengan
tiketing.
20
Gambar 2. 13 Modul Informasi Kamar
Gambar 2. 14 Website RSUD Sidoarjo
Modul ini berfungsi sebagai pemberitahuan kepada petugas IT bilamana ada
modul SIMRS dan jaringan yang ada di RSUD Sidoarjo bermasalah atau terjadi
gangguan.
2.4.13 Informasi Kamar
Informasi kamar adalah untuk mengecek ketersediaan kamar rawat inap
yang tersedia di RSUD Kabupaten Sidoarjo.
Modul ini digunakan oleh resepsionis berfungsi sebagai pengunjung yang
ingin menanyakan letak atau informasi mengenai kamar pasien. Selain itu juga
berfungsi untuk mengetahui ketersediaan kamar rawat inap untuk pasien yang akan
masuk.
2.4.14 Website
Website digunakan oleh pasien atau pegawai dan bisa diakses oleh umum
untuk mengetahui apa saja fasilitas yanga ada di Rumah Sakit Umum Daerah
Sidoarjo.
21
Website ini bisa dikatakan penghubung antara RSUD Sidoarjo dengan
masyrakat umum, dari website tersebut masyarakat bisa mengetahui segala hal
mengenai RSUD Sidoarjo, dari profile RSUD Sidoarjo hingga fasilitas yang ada di
RSUD Sidoarjo.
2.4.15 SMS Antrian
SMS Antrian adalah sistem yang digunakan oleh pelanggan atau pasien yang
akan berobat, agar tidak mengantri ditempat digunakan SMS antrian dan akan
mendapat nomor antrian.
Dari 21 modul yang ada di Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Umum
Daerah Sidoarjo, 15 Modul sudah digunakan, dan 6 modul masih dalam proses
pengembangan, diantaranya adalah E-Tamat, Remunerasi, Manajemen HD,
Manajemen Operasi, Summary Record, E-Kios, dan Pemasaran.
2.5 Technology Acceptance Model (TAM)
Konsep TAM dikembangkan oleh (Davis, 1989), menurit Ni Luh Nyoman
Sherina Devi dan I Wayan Suartana, menawarkan sebuah teori perilaku pemakai
dalam menerima dan menggunakan sistem informasi. Menurut Lambertus P.
Warisal dan Nurkhusniyah dalam jurnal Aplikasi Manajemen, salah satu teori
tentang penggunaan sistem teknologi informasi yang dianggap sangat berpengaruh
dan umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap
penggunaan sistem teknologi informasi adalah model penerimaan Technology
Acceptance Model (TAM). Menurut Jogiyanto dalam Sistem Teknologi
Keperilakuan, model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan
perilaku penggunaan teknologi informasi yaitu berdasarkan pada kepercayaan
(Belief), sikap (Attitude), keinginan (Intention), dan hubungan perilaku pengguna
(User Behavioral Relationship).
Dalam jurnal aplikasi manajemen menurut Lambertus P. Warisial dan Nur
Khusniyah I, Technology Acceptance Model (TAM) yang pertama belum
dimodifikasi menggunakan lima konstruk utama. Kelima konstruk ini adalah
sebagai berikut :
22
Diagram 2. 1 Konstruk Technology Acceptance Model (TAM)
(Mulyani & Kurniadi, 2015)
Menurut Saomi Rizqiyanto dalam Analisis Tecnology Acceptance Model
(TAM) pada pengguna dalam menerima dan menggunakan teknologi baru. Perilaku
pengguna dalam menerima dan menggunakan teknologi baru dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu : Perceived Usefullness didefinisikan sebagai tingkat dimana pengguna
percaya bahwa menggunakan teknologi baru akan meningkatkan perfoma kinerja
pengguna, Perceived ease of Use didefinisikan sebagai tingkat dimana pengguna
percaya bahwa menggunakan teknologi baru akan bebas dari kesulitan atau resiko.
Kedua variabel ini dapat dijelaskan keperilakuan pengguna. Kesimpulannya
adalah bahwa model TAM dapat menjelaskan bahwa persepsi pengguna akan
menentukan sikap memanfaatkan teknologi. Model ini menggambarkan
penerimaan pengguna teknologi dipengaruhi oleh kedua variabel tersebut.
Menurut Jogiyanto dalam Sistem Teknologi Keperilakuan bahwa model
TAM yang dikembangkan Fred Davis yang telah dimodifikasi dengan lima
konstruk ialah persepsi tentang kemanfaatan (Perceived Usefullness), persepsi
tentang kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use), persepsi tentang
penggunaan (Attitude Toward Using), perilaku untuk tetap menggunakan
(Behavioral Intention to Use), dan kondisi nyata penggunaan sistem (Actual System
Usage) (Hartono, 2008).
a. Perceived Usefullness (PU)
Sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi bisa dipercaya akan
mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya. Dimensi tentang
kemanfaatan teknologi informasi meliputi :
23
- Kegunaan, meliputi dimensi : menjadikan pekerjaan lebih sangat mudah,
bermanfaat, dan menambah produktivitas.
- Efektifitas, mliputi dimensi : mempertimbangkan efektivitas,
pengembangan kinerja pekerja.
b. Perceived Ease of Use (PEU)
Persepsi tentang kemudahan dalam penggunaan sebuah teknologi didefinisikan
sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa teknologi komputer bisa
dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. Beberapa indikator kemudahan
penggunaan teknologi informasi, meliputi :
• Komputer mudah dipelajari
• Komputer mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna
• Komputer mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna
• Komputer mudah dioperasiakan
c. Attitude Toward Using (ATU)
Attitude Toward Using dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap
penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak
bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Peneliti lain
menyatakan bahwa faktor sikap (Attitude) sebagai salah satu aspek yang
memperngaruhi individual. Sikap seseoarang terdiri atas unsur kognitif atau cara
pandang (Cognitive), afektif (Affective), dan komponen-komponen yang berkaitan
dengan perilaku (Behavioral Component).
d. Behavioral Intention to Use (BIU)
Behavioral Intention to Use adalah kecenderungan perilaku tetap menggunakan
suatu teknologi. Tingkat penggunan sebuah teknologi komputer pada seseorang
dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya
keinginan menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan,
serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain. Peneliti selanjutnya menyatakan
bahwa sikap perhatian untuk menggunakan adalah prediksi yang baik untuk
mengetahui Actual Use.
e. Actual System Usage (ASU)
Kondisi nyata penggunaan sistem, dikonsepkan dalam bentuk pengukuran
terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi. Seseorang akan puas
24
menggunakan sistem jika meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan
akan meniungkatkan produktivitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata
penggunaan.
2.6 Teknik Sampling
Sampling secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok,
yaitu Probability sampling dan Nonprobability sampling. Adapun Probability
sampling menurut Sugiyono adalah teknik sampling yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Sedangkan Nonprobability sampling menurut Sugiyono adalah teknik yang
tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
1) Probability sampling Probability sampling menuntut bahwasanya secara ideal
peneliti telah mengetahui besarnya populasi induk, besarnya sampel yang
diinginkan telah ditentukan, dan peneliti bersikap bahwa setiap unsur atau
kelompok unsur harus memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel.
Adapun jenis-jenis Probability sampling adalah sebagai berikut :
a) Simple random sampling Menurut Kerlinger (2006:188), simple random
sampling adalah metode penarikan dari sebuah populasi atau semesta
dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi atau semesta tadi
memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil. Menurut
Sugiyono (2001:57) dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan
sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu. Margono (2004:126) menyatakan
bahwa simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel
yang langsung dilakukan pada unit sampling. Cara demikian dilakukan
bila anggota populasi dianggap homogen. Teknik ini dapat dipergunakan
bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu populasi tidak terlalu besar.
b) Proportionate stratified random sampling Margono (2004: 126)
menyatakan bahwa stratified random sampling biasa digunakan pada
populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berstrata. Menurut
25
Sugiyono (2001: 58) teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
c) Disproportionate stratified random sampling Sugiyono (2001: 59)
menyatakan bahwa teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel
bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.
d) Area (cluster) sampling (sampling menurut daerah) Teknik ini disebut juga
cluster random sampling. Menurut Margono (2004: 127), teknik ini
digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu,
melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik
sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang
akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu
negara, propinsi atau kabupaten.
2) Nonprobability sampling Non Probability sampling adalah sebuah teknik
sampling yang tidak memperhatikan banyak variabel dalam penarikan
sampel. Sampel-sampel dari Nonprobability Sampling juga disebut sebagai
subjek penelitian dimana hasil dari uji yang dilakukan pada sampling tidak
memiliki hubungan dengan populasi. Tujuan penggunaan teknik sampling
ini lebih banyak melekat pada materi yang diujikan sedangkan pada random
samplin atau probability Sampling, tujuan penelitian melekat pada nilai dari
materi pada populasi yang diujikan.
a) Sampling sistematis Sugiyono (2001:60) menyatakan bahwa sampling
sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b) Kuota sampling Menurut Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa
sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan. Menurut Margono (2004: 127) dalam teknik ini jumlah
populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam
beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau
quorum tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data dilakukan
langsung pada unit sampling. Setelah kuota terpenuhi, pengumpulan
data dihentikan.
26
c) Aksidental Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001: 60).
Menurut Margono (2004: 27) menyatakan bahwa dalam teknik ini
pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung
mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.
d) Purposive sampling Sugiyono (2001: 61) menyatakan bahwa sampling
purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Menurut Margono (2004:128), pemilihan sekelompok subjek
dalam purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi
yang sudah diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang
dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan
berdasarkan tujuan penelitian.
e) Sampling jenuh Menurut Sugiyono (2001:61) sampling jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,
dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f) Snowball sampling (Sugiyono, 2001: 61), Snowball sampling adalah
teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel
begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola
salju yang menggelinding semakin lama semakin besar.
2.7 Kajian Penelitian Terdahulu
Kajian penelitian terdahulu adalah beberapa referensi yang digunakan untuk
penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut.
27
Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Siti Monalisa,
Dwi Putri Setia
(Jurnal
Rekayasa dan
Manajemen
Sistem
Informasi)
Analisis Penerimaan
Sistem Informasi
Pengolahan Data
Statistik Rutin (SISR)
Menggunakan Metode
Technology Acceptance
Model (Studi Kasus :
BKKBN Provinsi Riau)
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
penerimaan pengguna
terhadap Sistem Informasi
Pengolahan Data Statistik
Rutin Sebesar 41,7%
dipengaruhi oleh faktor
manfaat (Perceived
Usefullness) dan faktor
kemudahan (Perceived Ease
of Use) dengan hubungannya
tergolong cukup berarti
sebesar 64,6%. Hal ini
membuktikan bahwa apabila
nilai dari faktor manfaat dan
kemudahan meningkat,
maka penerimaan pengguna
terhadap teknologi
informasi/sistem informasi
akan meningkat.
2. Fran Sayekti,
Pulasna Putrata
(Jurnal
Manajemen
Teori dan
Terapan)
Penerapan Technology
Acceptance Model
(TAM) Dalam
Pengujian Model
Penerimaan Sistem
Informasi Keuangan
Daerah
Hasil penelitian yang
diperoleh menunjukkan
bahwa penelitian SIKPD di
instansi pemerintah wilayah
Yogyakarta dipengaruhi oleh
persepsi kemudahan
penggunaan sistem,
penerimaan SIKPD tidak
dipengaruhi oleh persepsi
kemanfaatan sistem. Secara
28
simultan persepsi
kemudahan penggunaan dan
persepsi kemanfaatan
mempengaruhi penerimaan
SIPKD.
3. Rini
Oktafiyani,
dkk (2016)
Penerimaan Sistem E-
Learning Menggunakan
Technology Acceptance
Model (TAM) Studi
Kasus SISWA/I Kelas X
Di SMA Negeri 92
Jakarta
Hasil penelitian yang
diperoleh menunjukkan
bahwa hubungan yang
terjadi antara variabel X
(Persepsi Kemudahan
Pemakaian dan Persepsi
Kemanfaatan) dengan
variabel Y (Persepsi Minat
perilaku untuk tetap
menggunakan teknologi
informasi) dalam
penerimaan sistem E-
Learning di SMA Negeri 92
Jakarta adalah 0,722. Nilai
korelasi sebesar ini
sangat kuat positif.
Hubungan bersifat positif
artinya terjadi hubungan
searah antara variabel
X dan variabel Y.
a. Analisis Penerimaan Sistem Informasi Pengolahan Data Statistik Rutin
(SISR) Menggunakan Metode Technology Acceptance Model
Penelitian tersebut membahas penerimaan Sistem Informasi Pengolahan Data
Statistik Rutin bertujuan untuk menyediakan informasi tentang Pencapaian
Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Penelitian tersebut
bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor manfaat dan kemudahan terhadap
penerimaan SISR dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM).
29
Penelitian menggunakan 2 variabel utama, yaitu Kemanfaatan (Perceived
Usefullness), Kemudahan (Perceived Ease of Use), dan 1 variabel eksternal, yaitu
Penerimaan (Acceptance of IT). Pengujian yang dilakukan adalah uji T, uji F, dan
uji koefisien Determinasi (R2).
Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh, dengan jumlah
responden 37 orang. Untuk teknik analisis data menggunakan teknik regresi linier
berganda dengan jenis penelitian kumulatif, serta alat pengolahan data
menggunakan software SPSS 16.0.
Hasil dari penelitian menunjukkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerimaan pengguna terhadap Sistem Informasi Pengolahan Data Statistik Rutin
Sebesar 41,7% dipengaruhi oleh faktor manfaat (Perceived Usefullness) dan faktor
kemudahan (Perceived Ease of Use) dengan hubungannya tergolong cukup berarti
sebesar 64,6%. Hal ini membuktikan bahwa apabila nilai dari faktor manfaat dan
kemudahan meningkat, maka penerimaan pengguna terhadap teknologi
informasi/sistem informasi akan meningkat (Monalisa & Setia, 2016).
b. Penerapan Technology Acceptance Model (TAM) Dalam Pengujian Model
Penerimaan Sistem Informasi Keuangan Daerah
Penelitian tersebut menganalisis faktor-faktor yang memepengaruhi
penerimaan SIPKD oleh pengguna SIPKD di lingkungan pemerintah kota
Yogyakarta dengan pendekatan TAM (Technology Acceptance Model). Tujian
penelitian tersebut untuk mengetahui apakah dari sisi user penggunaan SIPKD
dapat diterima sebagai suatu sistem yang meningkatkan kinerja, bukan sekedar
kewajiban yang harus dijalani.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode
kuantitatif, yaitu menggambarkan kondisi yang diteliti menggunakan angka dan
pengambilan keputusan atas hasil penelitian berdasarkan pada angka-angka
statistik. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yang terbagi dalam dua jenis
variabel. Yang pertama adalah variabel bebas, yaitu kegunaan teknologi (perceived
usefullness) dan kemudahan menggunakan menggunakan teknologi (perceived
ease of use). Variabel yang kedua adalah variabel dependen atau variabel terikat,
yaitu adalah variabel penerimaan teknologi dalam hal ini penerimaan SIPKD.
30
Data yang diperoleh dengan menyebarkan kuisioner pada user/operator
SIPKD pada lembaga pemerintah di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah
kuisioner yang disebar sebanyak 100 kuisioner. Analisis data melalui dua tahap,
yaitu uji kualitas data berupa uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian yang
dilakukan adalah uji T, uji F, dan Koefisien Determinasi (R2).
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa penelitian SIKPD di
instansi pemerintah wilayah Yogyakarta dipengaruhi oleh persepsi kemudahan
penggunaan sistem, penerimaan SIKPD tidak dipengaruhi oleh persepsi
kemanfaatan sistem. Secara simultan persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi
kemanfaatan mempengaruhi penerimaan SIPKD (Sayekti & Putarta, 2016).
b. Penerimaan Sistem E-Learning Menggunakan Technology Acceptance
Model (TAM)
Instrumen penelitian mengenai analisis penerimaan E-Learning dengan
menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) berupa angket dan objek
penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 92 Jakarta sebanyak 138 responden
dari siswa yang diambil. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif
dengan menggunakan skala Likert.
Penelitian tersebut menggunakan tool SPSS 16.0. Penelitian menggunakan
5 variabel, yaitu Perceived Ease of Use, Perceived Usefullness, Attitude Toward
Using, Behavioral Intention, dan Actual Use. Pengujian yang dilakukan adalah Uji
T dan Uji F. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa hubungan yang
terjadi antara variabel X (Persepsi Kemudahan Pemakaian dan Persepsi
Kemanfaatan) dengan variabel Y (Persepsi Minat perilaku untuk tetap
menggunakan teknologi informasi) dalam penerimaan sistem E-Learning di SMA
Negeri 92 Jakarta adalah 0,722. Nilai korelasi sebesar ini sangat kuat positif.
Hubungan bersifat positif artinya terjadi hubungan searah antara variable X dan
variabel Y (Oktofiyani, Anggraeni, Studi, Informasi, & Selatan, 2016).
c. Analisis Penerimaan Teknologi Student Information Terminal (S-IT)
Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris terkait penerimaan
teknologi Student Information Terminal (S-IT) menggunakan kerangka model
TAM dengan variabel eksternal desain portal, organisasi e-resources, dan user
31
abilities and skill. Untuk tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan populasi
seluruh Mahasiswa AMIK Garut. Sampel dipilih secara random dan diperoleh 200
responden sebagai pengguna S-IT.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa desain portal berpengaruh terhadap
persepsi kemudahan penggunaan (PEOU), organisasi e-resources tidak
berpengaruh terhadap persepsi kemudahan penggunaan (PEOU), kemampuan dan
skill pengguna tidak berpengaruh terhadap persepsi kemudahan penggunaan
(PEOU), organisasi e-resources berpengaruh terhadap persepsi kegunaan (PU),
persepsi kemudahan penggunaan (PEOU) tidak berpengaruh terhadap persepsi
kegunaan (PU), persepsi kemudahan penggunaan (PEOU) tidak berpengaruh
terhadap sikap kearah penggunaan (ATU), persepsi kegunaan (PU) berpengaruh
terhadap sikap kearah penggunaan (ATU), persepsi kegunaan (Perceived
Usefulnes) berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan (BITU), sikap kearah
penggunaan (ATU) tidak berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan (BITU,
dan niat untuk menggunakan (BITU) berpengaruh terhadap penggunaan nyata
Student Information Terminal (S-IT) (Mulyani & Kurniadi, 2015).
d. Analisis Penerimaan Pengguna Pada Website Lazada Dengan
Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)
Lazada adalah sebuah website yang menyediakan berbagai macam barang
dengan harga yang murah dan mempunyai banyak promo serta diskon. Akan tetapi
masih banyak komentarkomentar dari pengguna yang memberikan pesan negatif
seperti ketidak sesuaian informasi barang yang ada di Lazada dari pada positif
seperti informasi barang yang ada di Lazada dapat di percaya. Karena, dengan
banyaknya pesan negatif dari para pengguna, maka di susunlah penelitian ini
untuk mengetahui faktor-faktor penerimaan teknologi informasi yang
mempengaruhi penerimaan pengguna dalam menggunakan teknologi informasi.
Technology Acceptance Model (TAM) adalah sebuah model yang digunakan untuk
mengukur penerimaan pengguna terhadap suatu teknologi. TAM pertama kali di
temukan oleh Davis dimana pada awal mula TAM terdapat dua variabel
awal yaitu pengaruh kegunaan dan pengaruh mudah digunakan. Model TAM yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model TAM yang telah
dikembangkan oleh Pavlou yaitu sebuah model khusus yang digunakan untuk
32
melihat factor penerimaan pengguna terhadap jual beli online,
dimana faktor-faktor yang digunakan yaitu Intention to transact (IT), Perceived
Risk (PR), Perceived Ease of Use (PEOU), Perceived Usefulness (PU), Trust (T)
dan Satisfication with past transact (S).
Hasil yang di peroleh dari penelitian ini yaitu hubungan antar setiap faktor
yang mempengaruhi penerimaan seorang user ketika akan melakukan tranaksi jual
beli online, yaitu Satisfication with past transaction berpengaruh terhadap Trust,
Trust berpengaruh terhadap PU, Trust berpengaruh terhadap IT dan PU
berpengaruh terhadap IT (Chandra, n.d.).