BAB II Landasan Teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0065...
Transcript of BAB II Landasan Teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0065...
7
BAB II
Landasan Teori
2.1. Kerangka Teori
2.1.1 Sistem Informasi
Informasi adalah data yang mengandung arti dan konteks yang digunakan
oleh pengguna akhir (Turban, 1995), sedangkan McLeod (2007) mengatakan
bahwa informasi adalah data yang telah diproses atau data yang mempunyai arti.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan informasi adalah data yang telah diolah
sehingga menghasilkan arti yang berguna bagi pengguna akhir.
Sistem Informasi adalah suatu susunan dari informasi (data), proses,
manusia dan teknologi informasi yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan,
menyimpan dan menyediakan informasi yang dibutuhkan sebagai keluarannya,
untuk membantu suatu organisasi (Whitten, Bentley, & Dittman, 2007).
Menurut Turban (2006), sistem informasi adalah mengumpulkan,
memproses, menyimpan, menganalisa dan menyebarkan informasi untuk tujuan
tertentu.
Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
adalah kombinasi dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan
komunikasi dan sumber daya data yang saling berkaitan untuk mengumpulkan,
memproses, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu dalam sebuah
organisasi.
8
2.1.2. Sistem Informasi Rumah Sakit
Rumah sakit adalah sebuah organisasi yang kompleks (Kernick, 2006).
Namun penggunaan sistem informasi dalam bidang pelayanan kesehatan termasuk
lambat (Berner, Detmer dan Simborg, 2005). Pertimbangan organisasi pelayanan
kesehatan untuk menggunakan sistem informasi dan teknologi informasi adalah
untuk meningkatkan efisiensi, menghemat biaya, meningkatkan pelayanan dan
keselamatan pasien (R.H. Miller, I. Sim, and J. Newman, 2003).
Sistem Informasi Rumah Sakit merupakan sistem komputer yang besar
dan kompleks yang didesain untuk mengatur informasi yang dibutuhkan dalam
rumah sakit. Sistem ini merupakan alat yang digunakan dalam internal
departemen maupun antar departemen dalam satu rumah sakit (Linda Rousell,
Rusell C. Swansburg dan Richard J. Swansburg, 2005).
Secara garis besar ada dua macam sistem informasi rumah sakit,
administratif dan klinis. Kedua macam sistem ini dapat dibedakan dari tujuan dan
tipe data yang ada didalamnya. Sistem informasi administratif terutama berisi data
administratif atau keuangan yang pada umumnya digunakan untuk menunjang
fungsi manajemen dan operasional umum dari rumah sakit, sebagai contoh sistem
informasi administratif berisi informasi yang berguna untuk melakukan
manajemen sumber daya manusia, keuangan, manajemen barang, billing pasien
atau jadwal kerja.
Sedangkan sistem informasi klinis mengandung informasi yang
berhubungan dengan klinis dan kesehatan yang digunakan oleh penyedia layanan
untuk melakukan diagnosa dan tindakan kepada pasien serta melakukan
monitoring untuk kepentingan pasien. Sistem informasi klinis pada umumnya
9
berbeda tiap departemen, seperti radiologi, farmasi, laboratorium, rekam medis
elektronik.
2.1.3. Evaluasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), Evaluasi adalah suatu
proses penilaian yang sistematis, mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi,
pengenalan masalah dan pemberian solusi atas permasalahan yang ditemui.
Menurut Umar (2005) evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan
informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana
perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah
ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu
bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu
proses mengumpulkan dan menyediakan informasi sebagai proses yang sistematis
yang akan digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil
keputusan.
2.1.4. Evaluasi Sistem Informasi
Menurut DeLone dan McLean (1992), evaluasi efektivitas suatu sistem
informasi merupakan salah satu materi penting dalam penelitian sistem informasi.
Dalam suatu penelitian, hasil pengukuran yang jelas diperlukan untuk memastikan
bahwa hasil dari penelitian-penelitian yang berbeda dapat dibandingkan. Hal ini
10
adalah prasyarat untuk penelitian sistem informasi sehingga dapat memberikan
kontribusi bagi dunia sistem informasi. Dalam prakteknya, pengukuran
kesuksesan diperlukan untuk mengevaluasi praktek sistem informasi, kebijakan
dan prosedur.
Walaupun keinginan untuk mendapatkan satu ukuran keberhasilan sistem
informasi atau efektifitasnya terus diteliti, namun hal ini tidak mungkin dapat
ditemukan. Sebaliknya, penelitian telah memberikan taksonomi dari varabel
keberhasilan, yang dapat diterapkan di berbagai situasi (DeLone & McLean 1992;
Grover et al. 1996). Secara umum, keberhasilan sebuah informasi sistem dapat
dievaluasi melalui :
1. Kualitas informasi yang disediakan untuk pengguna (Kepuasan
Pengguna)
2. Dampak dari sistem informasi bagi pemikiran, keputusan dan aksi
pengguna (Dampak Bagi Pengguna)
3. Dampak dari sistem informasi terhadap cost dan benefit pada level
organisasi (Dampak Bagi Organisasi)
2.1.4.1 Kepuasan Pengguna
Karena sulitnya menilai dampak dari sistem informasi baik pada individu
atau organisasi, maka pengukuran berdasarkan persepsi pengguna menjadi
menonjol dalam literatur mengenai sistem informasi (Galetta & Lederer 1989).
User Information Satisfactory (UIS) merupakan pengukuran kesuksesan sistem
informasi yang paling banyak digunakan. Beberapa peneliti menganggap UIS
sangat berhubungan dengan penggunaan sistem yang lebih tinggi, yang pada
11
akhirnya berhubungan dengan performa individu dan organisasi (DeLone &
McLean 1994; Grover et al. 1996). Walaupun begitu kepuasan pengguna harus
dilihat sebagai tanda penerimaan pengguna daripada ukuran kinerja organisasi.
2.1.4.2 Dampak Bagi Pengguna
Pada akhirnya dampak bagi pengguna harus diukur berdasarkan apakah
sistem informasi bisa menyebabkan penerimanya merubah kebiasaannya (Mason,
1978)
2.1.4.3 Dampak bagi Organisasi
Mengukur cost dan benefit dari sistem informasi merupakan hal yang sulit.
Terutama untuk memisahkan faktor dari sistem informasi dengan faktor lain yang
mempengaruhi performa organisasi.
2.1.5 PIECES
Dalam melakukan evaluasi sistem informasi, terdapat bermacam-macam
pengukuran, salah satu diantaranya adalah PIECES. PIECES merupakan kerangka
kerja yang diperkenalkan oleh James Wheterbe (Whitten, 2007). Kerangka kerja
PIECES terdiri dari Performance, Information/Data, Economic, Control/Security,
Efficiency, Service. Kerangka kerja ini dapat digunakan untuk menganalisa baik
pada sistem manual maupun sistem yang berbasis komputer.
Kerangka kerja PIECES menurut Wheterbe adalah sebagai berikut :
A. Performance
1. Throughput (banyaknya pekerjaan yang dapat dihasilkan dalam
satu waktu tertentu)
12
2. Response Time : rata-rata waktu antara transaksi atau permintaan
dan respon yang dihasilkan
B. Information
1. Output
a. Kekurangan informasi
b. Kekurangan informasi yang dibutuhkan
c. Kekurangan informasi yang relevan
d. Terlalu banyak informasi
e. Informasi yang tidak dalam format yang dapat digunakan
f. Informasi yang tidak akurat
g. Informasi yang sulit dihasilkan
h. Informasi yang tidak tersedia pada waktunya untuk penggunaan
selanjutnya
2. Input
a. Data tidak terambil
b. Data tidak terambil pada waktunya sehingga menjadi tidak
berguna
c. Data tidak terambil secara akurat
d. Data sulit diambil
e. Data terambil secara berulang-ulang
f. Terlalu banyak data yang terambil
g. Data yang tidak sah yang terambil
3. Penyimpanan Data
13
a. Data tersimpan secara berlebihan di beberapa file atau database
b. Data tersimpan secara tidak akurat
c. Penyimpanan data tidak aman
d. Penyimpanan data tidak terorganisasi
e. Data tidak fleksibel (tidak mudah untuk menghasilkan
informasi baru yang dibutuhkan)
f. Data tidak dapat diakses dari penyimpanannya
C. Ekonomi
1. Biaya tidak diketahui
2. Biaya tidak dapat ditelusuri sumbernya
3. Biaya terlalu tinggi
D. Kontrol
1. Keamanan atau kontrol terlalu sedikit
a. Data yang dimasukan tidak ditelliti dengan cukup
b. Kemungkinan kejahatan terhadap data dapat terjadi
c. Data dirubah
d. Data dicuri
e. Pelanggaran etika terhadap data/informasi – Data/informasi
sampai pada orang yang tidak berhak
f. Data yang disimpan di banyak tempat, tetapi berbeda
g. Aturan kerahasiaan data dilanggar
h. Terjadi kesalahan pemrosesan
14
i. Terjadi kesalahan pengambilan keputusan
2. Keamanan atau kontrol terlalu banyak
a. Birokasi yang memperlambat sistem
b. Kontrol yang membuat pelanggan atau pengguna terganggu
c. Kontrol yang berlebihan sehingga menyebabkan kelambatan
E. Efisiensi
1. Waktu dari orang atau komputer terbuang
a. Data diinput secara berlebihan
b. Data diproses secara berlebihan
c. Informasi dihasilkan secara berlebihan
2. Material untuk orang atau komputer terbuang
3. Usaha yang dilakukan untuk sebuah pekerjaan terlalu berlebihan
4. Material yang dibutuhkan untuk sebuah pekerjaan terlalu
berlebihan
F. Service
1. Sistem menghasilkan hasil yang tidak akurat
2. Sistem menghasilkan hasil yang tidak konsisten
3. Sistem menghasilkan hasil yang tidak dapat dipercaya
4. Sistem tidak mudah dipelajari
5. Sistem tidak mudah digunakan
6. Sistem janggal untuk digunakan
7. Sistem tidak fleksibel terhadap situasi baru atau khusus
15
8. Sistem tidak fleksibel terhadap perubahan
9. Sistem tidak kompatibel dengan sistem lain
10. Sistem tidak terkoordinasi dengan sistem lain
Sedangkan menurut Giorgini (2003) kerangka kerja PIECES ini dapat
membantu untuk mengidentifikasi masalah yang harus dipecahkan dan
urgensinya. Definisi dari tiap item PIECES menurut Giorgini adalah sebagai
berikut :
Performance – Apakah sistem yang berjalan saat ini dapat menyediakan
throughput yang waktu respon yang memadai?
Information -- Apakah sistem yang berjalan saat ini dapat menyediakan
informasi yang tepat waktu, relevan, akurat dan dalam format yang dapat
digunakan bagi pengguna akhir dan manajer?
Economy -- Apakah sistem yang berjalan saat ini dapat menyediakan
informasi secara efektif dari sisi ekonomi kepada organisasi? Apakah akan
ada pengurangan biaya dan atau peningkatan keuntungan?
Control -- Apakah sistem yang berjalan saat ini menyediakan sistem
kontrol yang efektif untuk melindungi dari penipuan data dan dapat
memberikan garansi terhadap akurasi dan keamanan data dan informasi?
Efficiency -- Apakah sistem yang berjalan saat ini dapat menggunakan
sumber daya yang ada secara maksimum, termasuk SDM, waktu, alur atau
formulir ?
Services -- Apakah sistem yang berjalan saat ini dapat menyediakan
layanan yang dapat dipercaya? Apakah sistem fleksibel dan dapat
dikembangkan?
16
Sedangkan dari penelitian oleh Riana (2006), masing masing kategori
dari PIECES tersebut dapat dibagi lagi menjadi beberapa kriteria :
a. Performance/Penampilan, diperlukan untuk menilai kinerja dari sistem
informasi yang telah dirancang, terdiri dari:
1. Throughput, dimana sistem dinilai dari banyaknya kerja yang
dilakukan pada beberapa periode waktu.
2. Respon time, yaitu waktu tunda rata-rata antara transaksi dan respon
dari transaksi tersebut.
3. Audibilitas, yaitu kecocokan dimana keselarasan terhadap standar
dapat diperiksa.
4. Kelaziman komunikasi, yaitu tingkat dimana interface standar,
protokol, dan bandwith digunakan.
5. Kelengkapan, yaitu derajat di mana implementasi penuh dari fungsi
yang diharapkan telah tercapai.
6. Konsistensi, yaitu penggunaan desain dan teknik dokumentasi yang
seragam pada keseluruhan proyek pengembangan perangkat lunak.
7. Toleransi kesalahan, yaitu kerusakan yang terjadi pada saat program
mengalami kesalahan.
8. Generalitas, yaitu luas aplikasi potensial dari komponen program.
b. Information and Data / Informasi dan Data, untuk menilai informasi yang
dihasilkan dan data yang digunakan, terdiri dari :
1. Accuracy (akurat), dimana Informasi atas hasil evaluasi hendaklah
memiliki tingkat ketepatan tinggi.
17
2. Relevansi Informasi, dimana informasi yang dihasilkan sesuai dengan
kebutuhan.
3. Penyajian Informasi, dimana informasi disajikan dalam bentuk yang
sesuai.
4. Fleksibilitas Data, dimana informasi mudah disesuaikan dengan
kebutuhan
5. Kelaziman data, yaitu penggunaan struktur dan tipe data standar pada
seluruh Program.
6. Ekspandibilitas, yaitu tingkat dimana arsitektur, data, atau desain
prosedural dapat diperluas.
c. Economic / Ekonomi
1. Reusability, tingkat dimana sebuah program atau bagian dari program
tersebut dapat digunakan kembali di dalam aplikasi yang lain.
2. Sumber Daya, jumlah sumber daya yang digunakan dalam
pengembangan sistem, meliputi sumber daya manusia serta sumber
daya ekonomi.
d. Control and Security / Kontrol dan Keamanan
1. Integritas, tingkat dimana akses ke perangkat lunak atau data oleh
orang yang tidak berhak dapat dikontrol.
2. Keamanan, yaitu mekanisme yang mengontrol atau melindungi
program dan data.
e. Efficiency / Efisiensi
18
1. Usability, Usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari,
mengoperasikan, menyiapkan input, dan menginterpretasikan output
suatu program
2. Maintainability, Usaha yang diperlukan untuk mencari dan
membetulkan kesalahan pada sebuah program.
f. Service / Pelayanan, untuk mengetahui bagaimana meningkatkan
kepuasan pelanggan, pegawai dan manajemen.
1. Akurasi, yaitu ketelitian komputasi dan kontrol.
2. Reliabilitas, tingkat dimana sebuah program dapat dipercaya
melakukan fungsi yang diminta.
3. Kesederhanaan, yaitu tingkat dimana sebuah program dapat dipahami
tanpa kesukaran.
Berdasarkan referensi mengenai kerangka kerja PIECES yang ada, maka
pada penelitian ini penulis akan menggunakan 19 variabel yang dijadikan
indikator kinerja sistem sebagai bahan evaluasi dari implementasi sistem
smartHIS di RSBSY.
Variabel-variabel tersebut akan dijadikan dasar pembuatan kuesioner
sebagai media pengumpulan data dari para responden. Varabel-variabel tersebut
adalah :
19
• Performance :
o Throughput : Kesesuaian sistem dengan kebutuhan
operasional, untuk mengetahui apakah sistem yang
dijalankan dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
o Respon Time : Kecepatan sistem bekerja, untuk
mengetahui kecepatan atau respon dari sistem.
o Audabilitas : Kesesuaian sistem dengan prosedur
yang telah ditetapkan, untuk mengetahui apakah
sistem dapat mengadopsi prosedur yang telah
ditetapkan.
o Kelaziman Komunikasi : Kemudahan pemahaman
penggunaan sistem secara detail, untuk mengetahui
apakah pengguna dapat mengerti dengan mudah
istilah-istilah yang ada dalam sistem
o Kelengkapan : Kelengkapan sistem untuk
memenuhi semua proses bisnis yang ada, untuk
mengetahui apakah sistem sudah menyediakan
semua proses bisnis yang ada di RSBSY.
o Toleransi Kesalahan : Kemampuan sistem untuk
menyelamatkan data, untuk mengetahui sejauh
mana sistem dapat bertoleransi terhadap kesalahan
yang mungkin dilakukan oleh pengguna yang
20
berpengaruh pada data atau informasi yang
dihasilkan.
• Information
o Akurasi : Keakuratan sistem dalam menghasilkan
informasi, untuk mengetahui keakuratan sistem
dalam melakukan perhitungan dalam semua proses
bisnis yang ada.
o Relevansi Informasi : Kesesuaian informasi yang
dihasilkan dengan kebutuhan, untuk mengetahui
apakah sistem telah menyediakan semua informasi
yang dibutuhkan oleh pengguna
o Penyajian Informasi : Kemudahan untuk mengerti
informasi yang dihasilkan, untuk mengetahui
apakah informasi atau laporan yang dihasilkan oleh
sistem dapat dimengerti dengan mudah oleh
pengguna
o Aksesiblitas Informasi : Kemudahan mendapatkan
informasi, untuk mengetahui apakah pengguna yang
berhak mendapatkan informasi dapat mengakses
informasi tersebut dengan mudah
• Economic
21
o Reusabilitas : Kemampuan sistem untuk
menghasilkan informasi atau data untuk digunakan
pada sistem lain, untuk mengetahui apakah
informasi atau laporan yang dihasilkan oleh sistem
dapat dengan mudah digunakan untuk sistem lain di
RSBSY atau di tempat lain dengan mudah
o Sumber Daya : Kemampuan sistem untuk
menghasilkan efisiensi SDM, untuk mengetahui
apakah dengan penggunaan sistem ini, dapat
dilakukan efisiensi SDM
• Control
o Integritas : Kemampuan sistem dalam mengatur hak
akses pengguna, untuk mengetahui apakah sistem
mempunyai kemampuan untuk mengatur
aksesibilitas penggunaan sesuai dengan kebutuhan
dan prosedur yang berlaku di RSBSY
o Keamanan : Kemampuan sistem dalam keamanan
data, untuk mengetahui apakah data yang ada dalam
sistem dapat terjaga keamanannya
• Efficiency
22
o Usabilitas : Kemudahan mempelajari sistem, apakah
pengguna baru dapat menggunakan sistem ini
dengan mudah
o Maintanabilitas : Kemampuan sistem untuk
perbaikan bila terjadi kesalahan pemakaian, untuk
mengetahui apakah sistem dapat menangani
masalah yang ditimbulkan oleh kesalahan pengguna
dalam pemakaiannya.
• Service
o Akurasi : Keakuratan kerja sistem, untuk
mengetahui apakah sistem bekerja dengan akurat
dalam menjalankan proses bisnis yang telah
ditetapkan
o Reliabilitas : Keandalan sistem untuk membantu
penyelesaian pekerjaan, untuk mengetahui apakah
sistem benar-benar dapat membantu pengguna,
sehingga seluruh kebutuhan pengguna dapat
diakomodasi oleh sistem
o Kesederhanaan : Kemudahan pemahaman sistem,
untuk mengetahui kemudahan dari pengguna dalam
memahami sistem disesuaikan dengan proses bisnis
yang telah ditetapkan
23
2.1.6 Analisa Faktor
Analisis faktor merupakan suatu cabang dari analisis variabel ganda atau
multivariat yang memperhatikan hubungan internal dari sebuah himpunan
variabel-variabel dimana hubungan tersebut dapat diartikan sebagai hubungan
linier atau mendekati.
Dalam analisis faktor ini seluruh variabel yang ada akan dilihat hubungan-
nya (inter-dependent antar variabel), sehingga akan menghasilkan pengelompokan
atau tepatnya abstraction dari banyak variabel menjadi hanya beberapa variabel
baru atau faktor.
Tujuan utama dari analisis faktor adalah untuk menggambarkan
keragaman diantara banyak variabel-variabel yang sebenarnya dapat dibedakan
dalam beberapa sifat yang mendasar namun tidak dapat terobservasi kuantitasnya.
Sifat yang mendasar namun tak dapat terobservasi kuantitasnya ini yang disebut
faktor (Wahyu Sardjono, 2009)
Secara prinsip, analisis faktor mencoba menemukan hubungan
(interrelationship) antar sejumlah variabel-variabel yang awalnya saling
independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa
kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. (Singgih Santoso,
2012)
Faktor-faktor diekstraksi sedemikian rupa sehingga faktor yang pertama
menyumbang (memberikan andil) terbesar terhadap seluruh varian dari seluruh
variabel asli, faktor kedua menyumbang terbesar kedua, faktor ketiga
menyumbang terbesar ketiga dan begitu seterusnya sehingga proses pencarian
24
faktor dihentikan setelah sumbangan terhadap seluruh varian variabel dari faktor
yang sudah diekstraksi sudah mencapai 50% atau lebih. (Supranto, J., 2010)
Langkah-langkah yang diperlukan di dalam analisis faktor bisa dilihat
dalam Gambar 2.1.
Dalam melakukan analisis faktor ini, ada 6 tahapan yang perlu
dilaksanakan :
2.1.6.1 Kelayakan variabel :
uji statistik untuk menguji dengan menghitung nilai Cronbach’s
Alpha. Nilai α harus lebih besar dari 0,5
2.1.6.2 Communality:
jumlah varian yang disumbangkan oleh variable terhadap seluruh
variabel lain.
2.1.6.3 Penentuan jumlah faktor :
25
Menentukan jumlah factor yang akan dibentuk. Hanya faktor
yang mempunyai nilai eigenvalue >1 yang dapat dimasukkan
dalam model.
2.1.6.4 Bentuk matriks komponen :
Dengan menggunakan metoda Principal Component Analysis,
akan dibentuk sebuah matriks komponen
2.1.6.5 Rotasi
Dari matriks komponen yang terbentuk akan dilakukan rotasi
menggunakan prosedur varimax
Gambar 2.1 Langkah‐langkah analisa faktor
26
2.1.6.6 Penamaan Faktor
Dari faktor yang telah terbentuk, diberi nama berdasarkan
variabel yang terkandung pada faktor bersangkutan.
2.2. Kerangka Berpikir
Keberhasilan suatu implementasi sistem informasi merupakan hal yang
penting dilaksanakan, karena dengan keberhasilan tersebut maka semua sumber
daya yang dialokasikan untuk implementasi tersebut akan memberi manfaat bagi
perusahaan.
Untuk mengukur keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan evaluasi atas
implementasi yang telah dilaksanakan. Hal ini belum pernah dilakukan
sebelumnya oleh RSBSY.
Karena itu pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi implementasi
sistem informasi di RSBSY. Untuk menentukan keberhasilan akan digunakan
kerangka kerja PIECES yang akan mengukur sistem informasi dari enam aspek
yaitu Performance, Information, Economic, Control, Efficiency dan Service.
Berdasarkan keenam aspek kerangka kerja PIECES tersebut ditentukan 17
variabel yang akan menjadi bahan penelitian lebih lanjut.
Masing-masing variabel ini akan diteliti melalui kuesioner dan wawancara
dengan para responden. Dari hasil kuesioner tersebut akan dilakukan analisis
deskriptif dan analisis statistik. Berdasarkan hasil tersebut akan didapatkan
kesimpulan mengenai keberhasilan implementasi di RSBSY.
27
2.3. Kerangka Konsep
Kerangka berpikir yang telah dijelaskan sebelumnya dapat digambarkan
dalam suatu kerangka konsep yang dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
28
2.4. Studi Literatur
Pada tesis ini penulis melakukan studi literatur terutama jurnal yang dapat
dijadikan referensi dalam melakukan evaluasi. Secara singkat jurnal yang
dijadikan referensi adalah sebagai berikut :
1. Towards an Evaluation Method for Information Quality Management of
Health Information System
Membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi.
Kualitas informasi pada sistem informasi kesehatan merupakan salah satu
faktor kesuksesan pada penerapan sistem informasi kesehatan. Penulis
pada jurnal ini mengajukan suatu metoda evaluasi yang sistematis dan
menyeluruh untuk manajemen kualitas informasi sistem informasi
kesehatan untuk meningkatkan kualitas informasi pada sistem tersebut.
Metoda yang diajukan dikembangkan berdasarkan PMBOK (Project
Management Body of Knowledge) agar proses evaluasi berjalan secara
sistematis. Kriteria evaluasi terdiri dari faktor manusia, organisasi dan
teknologi.
2. Post Implementation Evaluation of Healthcare Information Systems in
Developing Country
Jurnal ini membahas mengenai evaluasi sistem informasi kesehatan pada
beberapa rumah sakit di Yordania. Hal utama yang dipelajari adalah
proses evaluasi yaitu bagaimana umumnya evaluasi dilakukan sebelum
operasional dan sesudah operasional, kegunaan utama dan keuntungan
dalam melakukan kedua tipe evaluasi tersebut. Pada penelitian yang
29
dilakukan menghasilkan informasi bahwa rumah sakit yang melakukan
evaluasi sesudah operasioanl lebih sedikit daripada rumah sakit yang
melakukan evaluasi sebelum operasional. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh penulis menghasilkan bahwa penyebaran informasi akan pentingnya
evaluasi sesudah operasional baik pada komunitas akademis maupun
praktisi dapat mengambil peranan yang penting untuk meningkatkan
efektifitas SI/TI dan berkurangnya kekecewaan dan kegagalan sistem
informasi kesehatan.
3. Evaluation of Information System in Healthcare : a frame work and its
application
Penulis bertujuan untuk mengembangkan sebuah kerangka kerja untuk
memperkirakan biaya dan keuntungan dari sistem informasi pada bidang
kesehatan. Kerangka kerja disusun dengan sudut pandang dari beberapa
disiplin ilmu seperti evaluasi sistem informasi, medical informatics, dan
health economics. Pada jurnal ini dilakukan implementasi dari kerangka
kerja yang disusun dengan melakukan evaluasi pada sistem informasi yang
disebut dengan CANDELA (Computer Assisted Notification of Drug
Effects on Laboratory Test).
4. HOT-fit Evaluation Framework: Validation Using Case Studies and
Qualitative Systematic Review in Health Information systems Evaluation
Adoption
Jurnal ini membahas kerangka kerja yang diusulkan oleh penulisnya.
Kerjangka kerja ini disebut dengan HOT-fit (Human, Organization and
30
Technology-fit) yang membahas secara khusus mengenai tiga faktor
tersebut dan kecocokan dari masing-masing faktor tersebut. Penelitian
dilakukan dengan mengidentifikasi dan memfokuskan pada faktor yang
dominan yaitu teknologi (kemudahan penggunaan, kegunaan sistem,
fleksibilitas sistem, efisiensi waktu, kemudahan mendapat informasi dan
relevansi); manusia (pelatihan pengguna, persepsi pengguna, peranan
pengguna, kemampuan pengguna, kejelasan dari tujuan sistem,
keterlibatan pengguna); organisasi (kepemimpinan dan dukungan, tujuan
klinis, keterlibatan pengguna, komunikasi internal, sistem internal
organisasi) beserta kecocokan antara faktor-faktor tersebut.