BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. · Permainan tenis modern berasal dari Birmingham,...
-
Upload
nguyendieu -
Category
Documents
-
view
249 -
download
5
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. · Permainan tenis modern berasal dari Birmingham,...
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Permainan Tenis lapangan
Permainan tenis lapangan termasuk jenis permainan yang memiliki gerakan
yang kompleks. Artinya gerakan terdiri atas unsur gerak yang terkoordinir dengan
rapi, sehingga dapat dimainkan dengan baik. Agar dapat bermain tenis dengan efektif
dan efisien maka diperlukan teknik yang sempurna. Dengan teknik gerakan yang
sempurna tersebut dapat menimbulkan efisiensi bermain. Hal ini dapay dilakukan
dengan cara berlatih secara teratur dan mempelajari teknik dengan baik(Muhadjir,
2005:32)
Tenis adalah salah satu cabang olahraga Olimpiade dan dimainkan pada semua
tingkat masyarakat di segala usia. Olahraga ini dapat dimainkan oleh siapa saja,
termasuk orang-orang yang menggunakan kursi roda. Permainan tenis modern berasal
dari Birmingham, Inggris pada akhir abad ke-19 sebagai "tenis lapangan rumput".
Peraturan tenis berubah sedikit sejak 1890-an. Dua perubahan kecil adalah
sejak 1908 hingga 1961 pemain yang melakukan service (pukulan pertama) harus
menjaga salah satu kakinya tetap di tanah hingga service berpindah dan adopsi sistem
tie-break pada 1970-an. Tambahan terakhir yang diterapkan pada tenis profesional
adalah teknologi tinjauan ulang elektronik.
Tenis dimainkan oleh jutaan orang sebagai olahraga prestasi, rekreasi dan juga
merupakan olahraga tontontan populer di seluruh dunia. Empat kejuaraan tenis
terkemuka adalah Australia Terbuka yang dimainkan di lapangan keras, Perancis
Terbuka yang dimainkan di lapangan tanah liat, Wimbledon yang dimainkan di
lapangan rumput, dan AS Terbuka yang dimainkan juga di lapangan keras.
A. Teknik Memegang Raket Tenis Lapangan.
Hal yang pokok perlu dipelajari yaitu cara memegan raket tenis lapangan
yang benar. Berikut beberapa tehnik memegang raket tenis lapangan :
a. Teknik memegang raket genggaman Eastern (Eastern Grip)
cara melakukan tehnik memegang genggaman eastern adalah sebagai
berikut :
Tangan kiri memegang leher raket, kemudian tangan kanan
memegang tungkai atau ganggang raket.
Pegangan tangan kanan antara ibu jari dan telunjuk membentuk huruf
V, Pegangan ini seperti orang berjabat tangan dengan
Bidang yang rata.
Jenis genggaman/ pegangan ini cocok untuk pukulan bola tinggi dan
pukulan bola rendah. untuk lebih detail anda bisa melihat pada gambar.
b. Teknik memegang raket genggaman Continental (Continetal Grip)
cara melakukan tehnik memegang raket continental adalah sebagai
berikut :
Tangan memegang tangkai raket dengan telapak tangan berada
dibagian atas raket dan ibu jari memanjang dada bagian muka
Tangkai raket.
Jenis genggaman/ pegangan ini cocok untuk pukulan bola tinggi dan
pukulan bola rendah. untuk lebih detail bisa melihat pada gambar. Keunggulan
dari hold ini adalah dapat memukul spin dengan baik sehingga kemungkinan
bola untuk melewati net lebih besar karena sifatnya yang parabolik. Grip ini
juga dapat dipakai untuk memukul flat tetapi tidak direkomendasikan untuk
memukul slice. Minus dari treaty ini adalah sulit untuk mengantisipasi bola-
bola rendah yang dihasilkan dari pukulan flat atau slice terutama di lapangan
cepat (grass atau hard court).
c. Teknik memegang raket genggaman Western ( Western Grip)
cara melakukan pegangan raket western adalah sebagai berikut :
Tangan memegang raket dengan telapak tangan berada di bawah
gagang, ibu jari berada disamping gagang, demikian pula jari lain
juga merapat digagang di samping dari gagang raket.
Genggaman western tepat sekali digunakan untuk bola tinggi dan bola
setinggi pinggang, tetapi sulit untuk bola-bola rendah.
Gamabar 2.1
Teknik memegang raket
Sumber:http://www.volimaniak.com/2014/08/tehnik-memegang-raket-tenis-
lapangan.html#axzz3ccivh1cQ
A. Pegangan Raket terhadap Pukulan Tenis Lapangan
Dalam permainan tenis, persendian yang paling penting adalah kaki, pinggang,
bahu, siku dan pergelangan tangan. Bila beberapa persendian dilakukan dalam
melakukan gerak maka urutan penggunaan dan ketepatan waktunya sangat penting.
Azas ini menunjukan kepada kita kapan sendi itu digunakan. Gerakan itu dimulai
dengan bekerjanya grup-grup otot besar dan terus bergerak secara progresif melalui
otot-otot kecil.
Gerakan mengalir terus menerus ini menghasilkan suatu pengumpulan kekuatan
yang disatukan. Kekuatan ini digerakkan oleh satu bagian tubuh yang terbentuk dari
kekuatansendi-sendi berikutnya. Dalam permainan tenis, gerakan service mulai dengan
sikap seimbang, pegangan raket, bola dipegang di ujung jari secara rileks, jaga agar siku
tetap pada posisi, lihat target tanpa memperhatikannya, pandangan jauh ke depan
sebelum melakukan servis.
B. Gerakan Persendian dalam Biomekanika
Dimulai analisa persendian kaki atau kedua tungkai sebagai kaki tumpu pada
gerakan awalan, kemudian posisi lengan,badan dan pergelangan tangan ketika
memegang bola dan raket. Manakala gerakan melempar bola,mengayun raket posisi
badan menghadap kearah jarring/net persendian bahu dan sikut sangat dominan
berperan. Ketika lepasnya bola dari tangan dan ayunan raket ke depan persendian
pangkal tangan (pergelangan tangan) sangat dominan berperan dan tenaga dari otot
lengan.
C. Hal-Hal yang Mempengaruhi Pukulan Teknik Dasar Tenis Lapangan (analisis):
1) Force
Forces/gaya yang di gunakan dalam gerakan servis adalah gaya internal
(tekan) terutama saat melempar bola kearah atas
Vector/arah gaya terjadi pada saat gerakan tangan yang memegang raket
memukul bola hinga posisi kembali seperti semula.
External Forces/tenaga dari luar, Dari awalan sampai gerakan lanjutan, Di
luar tubuh, Hambatan udara dan gravitasi yang berpengaruh pada saat
melakukan gerakan
Colinear Forces/gaya yang bekerja pada gerak lurus, saat raket memukul
bola kearah depan sasaran
Net Force/ gaya murni yang bekerja pada benda, Hasil gerakan lemparan
bola ke atas lengan dan tangan terhadap bola hingga lepasnya bola dari jari-
jari.
Resultante Force/hasil dari gaya-gaya yang bekerja, gerakan awalan
memegang bola, melempar bola, mengayun raket,mendorong tangan,
gerakan lanjutan dengan mengarahkan bet ke arah tubuh dan bersiap untuk
menerima bola datang.
2) Linear kinematics
Saat lengan melempar bola ke atas dan arah bola setelah di pukul. Gerak
lurus terjadi terutama pada saat melempar dan memukul bola .
3) Rectilinear Translation/gerak lurus beraturan Linear Motion/gerak lurus, Saat
tangan mengayun raket, menekuk siku kemudian saat lengan lurus akan
memukul bola kearah sasaran.
4) Position/posisi, sikap memegang bola dan memegang raket, tubuh dan kaki,
pinggang, bahu, lengan dan tangan, posisi awal tubuh/sikap awalan dan posisi
saat memukul.
5) Resultante Displacement/perubahan posisi, dari posisi memegang
raket,melempar bola,mengayun raket gerakan lanjutan dengan mengambil posisi
dari mana arah datangnya bola.
D. Kekuatan Genggaman
Hubungan Kekuatan Tangan Dengan Ketepatan Pukulan Tenis Lapangan.
Dalam melakukan pukulan teknik dasar tenis lapangan kekuatan tangan merupakan
suatu komponen yang dominan. Sebab, kekuatan tangan banyak berperan dalam
genggaman raket. Cara otot berkontraksi untuk menghasilkan kekuatan yang maksimal
dapat dilatih dengan program latihan yang berkualitas untuk menunjang penguasaan
pegangan raket yang benar. Kekuatan dapat dikatakan merupakan aktifitas gerakan
manusia. Kekuatan menurut Suharno HP (1986:35), adalah kemampuan otot untuk
dapat mengatasi tekanan atau beban dalam menjalankan aktifitas. Dalam
menggenggam grip raket untuk memperkokoh pegangan yang kuat seorang atlet sudah
tentu membutuhkan kekuatan tangan, genggaman raket pada permainan tenis lapngan
dapat diubah-ubah setiap saat tergantung pada jenis pukulan yang akan dilakukan.
Kekuatan adalah kemampuan kondisi fisik yang menyangkut kemampuan seorang atlet
pada saat mempergunakan otot-ototnya untuk menerima beban pada waktu kerja
tertentu (M.Sajoto,1988:28).Tangan adalah anggota tubuh yang merupakan bagian dari
lengan, ialah dari pergelangan tangan sampai ke ujung jari (Syaifudin,1996:53).
Kontraksi otot-otot tangan dapat bersinergi dan menghasilkan kekuatan genggaman
dan memperkuat genggaman raket untuk digunakan pada saat memukul bola dan pada
saat perkenaan antara daun raket dengan bola sehingga menghasilkan laju bola yang
cepat. Menurut A. Munandar (1995:96-97) otot-otot tangan terdiri atas:
a. otot-otot thenar, otot-otot ibu jari yaitu:
1. M. abductor pollicis brevis
2. M. opponent pollicis
3. M. fleksor pllicis brevis
4. M. abductor pollicis.
b. Otot-otot hypothenar,otot-otot jantung kelingking yaitu:
1. M. Palmaris brevis
2. M. abductor digiti v
3. M. flexor digiti v brevis
4. M. opponent digiti v
c. Otot-otot bagian dalam yaitu:
1) M. Lumbaricales
2) Mm. Interossei terdiri dari:
Interossei volare
Mm. Interossei dorsales.
Yang dimaksud dengan kekuatan genggam dalam penelitian ini adalah bagian
tangan yang beraktifitas sebagai cengkeraman dari pergelangan sampai ke ujung jari
saat melakukan Smash penuh
B. Teknik Pukulan Forehand
Forehand, pukulan yang paling dasar dan paling mudah diajarkan dalam tennis.
Forehand sendiri adalah pukulan yang ayunannya dari belakang badan menuju depan dan
bagian depan raket atau telapak tangan kita berhadapan dengan bola.
gerakan dasar dari forehand klasik dapat menggunakan grip continental atau
eastern dalam memegang raket tenis dan stance yang digunakan adalah closed stance
dimana posisi badan tegak lurus terhadap garis baseline atau net. Berikut ini adalah
gambar yang menunjukkan pergerakan dalam pukulan forehand klasik.
Gamabar 2.2
Teknik pukulan forehand
Sumber:http://www.volimaniak.com/2014/08/tehnik-Pukulan forehand-tenis-
lapangan.html#axzz3ccivh1cQ
Gerakan dimulai dari pergerakan badan menuju arah bola dan kita telah menentukan
tepatnya zona bola akan dipukul. Zona yang baik untuk memukul tenis dengan grip
continental. (Gambar 1). atau eastern adalah pada daerah di depan badan anda, di
daerah sekitar bawah perut.
Kemudian raket anda ayunkan ke belakang bersamaan dengan rotasi bahu tangan
anda yang tidak memegang raket ke depan. Kaki kiri maju ke depan dan badan tegak
lurus terhadap garis baseline atau net untuk melakukan closed stance (Gambar 2 dan
3).
Ketika bola telah masuk pada zona pukulan yang anda kehendaki, raket anda ayunkan
ke depan menuju titik kontak antara bola dengan raket (Gambar 4).
Raket kontak dengan bola tenis dan usahakan bola harus berada pada sweetspot dari
raket untuk kesempurnaan dari pukulan tersebut (Gambar 5).
Setelah terjadi kontak maka kita melakukan followthrough dengan cara raket tetap
diayunkan hingga melintasi badan kita ke arah kira-kira jam 11(Gambar 6).
Gerakan forehand berikutnya merupakan pukulan forehand yang digunakan oleh
pemain-pemain modern jaman sekarang dimana perbedaan dengan cara klasik seperti di
atas terletak pada pemilihan grip, stance, dan followthrough. Grip yang umumnya dipakai
oleh petenis modern adalah semi-western atau full-western sehingga pukulan utama dari
pemain saat ini kebanyakan adalah topspin. Kemudian stance yang digunakan adalah
open stance dimana pemain bersiap memukul bola dengan posisi badan paralel terhadap
garis baseline atau menghadap net. Pukulan forehand yang sekarang umumnya dilakukan.
Gamabar 2.3
Vareasi teknik pukulan forehand
Sumber:http://www.volimaniak.com/2014/08/tehnik-Pukulan forehand-tenis-
lapangan.html#axzz3ccivh1cQ
Gambar ini diambil dari gerakan forehand yang dimulai dari ayunan raket ke belakang
(Gambar 1).Open stance dimana kaki kanan yang lebih dulu maju ke depan dan posisi
badan paralel atau menghadap net.
Gambar 2 dan 3 raket mulai diayunkan ke depan menuju titik kontak bola dengan
raket.
Raket sampai pada titik kontak dengan bola pada daerah sweetspot kepala raket
(Gambar 4).
Setelah titik kontak bola dengan raket maka dilanjutkan dengan followthrough dimana
raket diteruskan ke samping badan dengan gerakan seperti whiper mobil atau
dinamakan “whiper whip” (Gambar 5 dan 6).
C. Teknik Pukulan Tenis Backhand
Pukulan ini kebalikan dari pukulan forehand. Caranya adalah anda
menempatkan posisi pangkal telunjuk pada sisi bawah dari gagang raket. Atau dapat
memulai dari posisi semi-western kemudian bergeser satu sudut ke sisi bawah gagang
raket. Grip ini sangat baik digunakan bagi pemain yang ingin memukul bola dengan
top spin yang ekstrim. Arah bola dari hasil pukulan ini dapat melambung di atas net
dan turun menurut garis parabolik yang ekstrim. Grip ini juga sangat nyaman
digunakan untuk mengantisipasi bola-bola tinggi yang biasanya terjadi di lapangan
tanah liat. Akan tetapi, minus dari grip jenis ini adalah tidak bisa dipakai untuk
melakukan pukulan flat serta slice dan juga sangat sulit untuk mengantisipasi bola-
bola slice yang jatuh rendah di lapangan cepat seperti rumput (grass) atau semen (hard
court).
Pukulan dasar kedua dalam bermain tennis. Backhand adalah pukulan yang
diayun dari seberang badan menuju depan atau menggunakan bagian belakang dari
raket untuk memukul bola dan telapak tangan membelakangi bola.
Saat ini terdapat dua jenis pukulan backhand yang populer digunakan, yaitu:
backhand menggunakan satu tangan dan backhand menggunakan dua tangan.
a. Backhand satu tangan
Terdapat beberapa keuntungan dalam memakai backhand satu tangan.
Pertama, memperoleh keuntungan dari jangkauannya yang panjang sehingga
bola-bola yang melebar dapat ditangani dengan lebih mudah. Kedua, lebih
mudah untuk melakukan voli dari grip satu tangan dan umumnya pemain yang
memiliki backhand satu tangan lebih jago dalam memukul voli daripada
pemain yang memiliki backhand dua tangan. Terdapat 2 jenis grip yang dapat
anda pakai dalam melakukan backhand dua tangan, yaitu eastern dan full-
eastern (western) grip.
Tahap-tahap gerakan backhand satu tangan adalah sbb:
Dari posisi bersiap, bergerak ke arah bola datang dan telah menentukan zona
pukulan serta grip yang akan anda pakai. Zona pukulan untuk pukulan
backhand satu tangan yang baik adalah agak di depan badan.
Gambar 2.4 Pukulan Backhand satu tangan
Sumber:http://www.belajar teknik dasar bermain tenis lapangan
Raket diayunkan ke belakang beserta bahu dan punggung anda. Stance
yang dipakai dalam backhand satu tangan umumnya adalah closed stance
dimana posisi badan tegak lurus terhadap net atau garis baseline.
Gambar 2.5 Langkah kedua pukulan backhand 1 tangan
Sumber: http://www.belajar teknik dasar bermain tenis lapangan
Raket diayunkan ke depan menuju titik kontak dengan bola dan kontak
berada pada sweetspot dari raket. Titik kontak sebaiknya berada agak di depan
badan dan bukan di samping.
Gambar 2.6 Langkah ketiga pukulan backhand 1 tangan
Sumber: http://www.belajar teknik dasar bermain tenis lapangan
Kemudian ayunan diteruskan untuk melakukan tahap followthrough kira
kira ke arah jam 2 badan anda.
Gambar 2.7 Langkah keempat pukulan backhand 1 tangan
Sumber: http://www.belajar teknik dasar bermain tenis lapangan
b. Backhand dua tangan
Backhand ini merupakan yang paling populer digunakan oleh pemain
tenis saat ini. Keuntungan dari grip ini adalah ayunannya yang efisien dan
tenaga ekstra yang dihasilkannya karena menggunakan dua tangan. Namun,
kekurangannya terutama dalam menghadapi bola-bola yang melebar
dikarenakan tumpuan ayunan yang menggunakan 2 bahu. Grip yang dipakai
dalam melakukan pukulan ini adalah tangan kanan berada pada ujung gagang
raket dengan grip continental dan tangan kiri berada di atasnya dengan grip
semi-western. Tahapan untuk melakukan backhand dua tangan
adalah sbb:
Dari posisi bersiap, bergerak ke arah bola datang dan telah menentukan
zona pukulan serta grip yang akandipakai. Zona pukulan untuk pukulan
backhand dua tangan yang baik adalah di samping badan
di sekitar daerah pinggang.
Gambar 2.8 Langkah pertama pukulan backhand 2 tangan
Sumber: http://www.belajar teknik dasar bermain tenis lapangan
Raket diayunkan ke belakang pada posisi kira-kira sejajar pinggang.
Stance yang dipakai dalam backhand dua tangan umumnya closed stance,
namun dapat pula dilakukan dengan open stance.
Gambar 2.9 Langkah kedua pukulan backhand 2 tangan
Sumber: http://www.belajar teknik dasar bermain tenis lapangan
Raket diayunkan ke depan menuju titik kontak dengan bola dan kontak
berada pada sweetspot dari raket. Dalam ayunan ke depan, tangan kiri
memegang peran yang dominan sedangkan tangan kanan sebagai
penyeimbang dan pengarah bola.
Gambar 2.10 Langkah ketiga pukulan backhand 2 tangan
Sumber: http://www.belajar teknik dasar bermain tenis lapangan
Kemudian ayunan diteruskan ke samping badan hingga raket ke arah
punggung untuk melakukan tahap followthrough.
Gambar 2.11 Langkah keempat pukulan backhand 2 tangan
Sumber: http://www.belajar teknik dasar bermain tenis lapangan
D. Teknik Pulan Volley
Menurut Dougles (1982:113) “Voli adalah pukulan menekan, bermain melawan
bola sebelum memantul disisi dan biasanya sebelum jatuh dari ketinggian. Gerakan ini
singkat, kuat dan tidak rumit membentuk dasar untuk semua voli, baik forehand atau
backhand”. Fungsi voli adalah memberikan lawan waktu sedikit mungkin untuk
memainkan tembakan berikutnya, dan dengan ini dalam pikiran, banyak pemain membuat
kesalahan dengan mencoba memukul bola sekeras mungkin. Saat bergerak untuk voli
tentu tidak cukup waktu untuk mencoba
memukul bola dengan keras.
Caranya untuk dapat melakukan pukulan voli dengan baik sebagai berikut:
Posisikan badan pada posisi bersiap dengan cara:
Pegang raket pada grip untuk pukulan voli yaitu kontinental.
Rentangkan kaki hingga kira-kira sejajar bahu dan agak ditekuk
sehingga berada pada titik keseimbangan yang baik.
Gerakan badan secara dinamis
Posisi siku di depan badan dan pegang raket ke atas setidaknya berada di
atas pergelangan.
Tangan yang pasif (tidak memegang raket) berfungsi sebagai penyeimbang,
biasakan untuk menempatkannya pada posisi memegang leher raket.
Gambar 2.12 Langkah pertama pukulan Volly
Sumber: http://www.belajar teknik dasar bermain tenis lapangan
Saat bola datang, posisikan kepala dan tangan menuju bola. Rasakan bahwa
badan menjemput bola dan biasanya kaki mengikuti.
Gambar 2.12 Langkah pertama pukulan Volly
Sumber: http://www. teknik dasar tenis lapangan.html
Cara memukul voli adalah dengan ayunan yang pendek. Bola yang datang
dipukul saat berada di depan badan sehingga terjadi perpindahan berat badan ke
depan..
Gambar 2.13 Langkah kedua pukulan Volly
Sumber: http://www. teknik dasar tenis lapangan.html
Gunakan pergelangan dalam memukul dan posisi raket agak terbuka. Ayunan
pendek dengan cepat dari atas ke bawah seperti gerakan membacok agar
memberikan sedikit efek spin pada bola.
Gambar 2.14 Langkah ketiga pukulan Volly
Sumber: http://www. teknik dasar tenis lapangan.html
Gerakan voli yang baik adalah gerakan yang memukul dalam keadaan bergerak
dan bukan statis. Artinya menjemput bola dengan bergerak ke depan atau
diagonal, kemudian Lakukan followthrough.
E. Teknik Pukulan Servis
a) Pengertian Servis
Servis merupakan pukulan pembuka permainan. Oleh karena itu, pukulan pionir
ini sangat penting untuk dapat dikuasai. Pertama kali yang harus dilakukan adalah
melempar bola (toss) secara konsisten pada satu tempat yang sama. Toss yang baik untuk
servis adalah agak di depan kepala anda dan lemparkan bola lurus ke atas.
Servis dalam permainan tenis lapangan merupakan pukulan yang penting dan
harus dikuasai oleh setiap mahasiswa.Servis merupakan stroke yang tidak dipengaruhi
oleh lawan dan merupakan satu-satunya pukulan dimana seorang mahasiswa mempunyai
kontrol sepenuhnya bagaimana bola harus dipukul.Pentingnya servis tenis lapangan,
(Mulyono,1999) menyatakan,dalam permainan tenis lapangan, kesempatan pertama untuk
memperoleh angka adalah dengan pukulan servis karena servis merupakan kesempatan
pertama untuk memperoleh angka.Maka sewajarnya pukulan servis dikembangkan secara
efektif.Menurut Brown(1996) menyatakan bahwa “setiap servis sangat penting, karena
angka tidak akan diperoleh tanpa melakukan servis terlebih dahulu”.Sesuai
denganpendapat yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwaservis memiliki peran
penting untuk memperoleh suatu angka.Selain bertujuan memperoleh angka, disisi lain
pukulan servis merupakan cara untuk mendesak lawan agar bertahan.Secara psikologis,
servis harus dipandang sebagai sarana untuk mendapat lawan bermain defensif(Rex
Lardner, 1994). Teknikservisberperan pentinguntuk memperoleh angka dan memaksa
lawan untuk bertahan, maka servis harus dilakukan seefektif mungkin agar lawan sulit
untuk mengembalikan atau apabila dapat mengembalikan bolanya tidak sempurna
sehingga mudah untuk mematikannya. Melakukan servis hendaknya tidak hanya
melakukan satu jenis pukulan servis tapidapat dilakukan dengan berganti-ganti jenis
pukulan servis, sehingga lawan akan kesulitan untuk memprediksinya. Dalam melakukan
pukulan servis dibutuhkan gerakan yang harmonis dari seluruh anggota badan mulai dari
kepala, tangan serta kaki dengan maksud untuk memperoleh kesempurnaan dalam
melakukan teknik servis dan terhindar dari kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak
perlu terjadi.
b) Jenis-jenis pukulan servis
Organisasi Tenis German(2000) mengemukakan bahwa “Servis tenis lapangan
dikelompokkan menjadi dua macam yaitu, sliceservis dan topspin servis atau twistservis”.
Dua jenis servis tersebut harus dikuasai oleh setiap mahasiswa tenis lapangan karena
dengan menguasai teknik servis tersebut, seorang mahasiswa dapat menggunakannya
sebagai senjata untuk mematikan lawan atau memenangkan pertandingan.Berikut ini
diuraikan secara singkat masing-masing jenis servis sebagai berikut:
1. Slice Servis
Slice servis adalah servis dasar. Slice servis biasanya diajarkan untuk
mahasiswa-mahasiswa pemula. Pelaksanaan sliceservis yaitu, muka raket menyabet
silang bagian bola yang terjatuh dari badan mahasiswa, daripada mengenainya
langsung dari bagian belakangnya. Bola dilambungkan sedikit rendah serta lebih ke
kanan daripada untuk servis slicebiasa. Slice berat digunakan untuk merubah tempo
lawan, yang mengharapkan serve ke-backhandnya tergeser dari keseimbangannya.
Servis ini setelah mengenaitanah melompat rendah serta tajam keluar dan ke kanan
receiver, dan bola sering meleset dari raket lawan, kecuali kalau cukup sabar untuk
menunggu memukul sampai putaran bola sudah berkurang.Pelaksanaaakhir
followthroughlengan kanan mengayun ke bawah lewat kaki kiri. Menurut (Barron,
2000) dalam pelaksanaan slice servis ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu :
Tenaga pendorong ke arah penerima servis harus diatur sedemikian rupa,
sehingga bola dapat terbang melintasi jaring untuk dijatuhkan di atas atau dekat
garis servis lawan, atau dekat jaring.
Tenaga yang memutar bola harus cukup banyak agar bola dapat berputar
kencang.
Kalau bola tidak cukup berputar kencang, bola kurang dapat membelok ke
kanan penerima servis dengan cepat, yang akan mengejutkan penerima servis dan
selanjutnya memaksa penerima servis bergerak ke kanan.
2. Topspin Servis
Servis topspin tersebut juga Americean Twist berbeda secara radikal dengan
slice servis yang konvensional dan baru diajarkan kepada mahasiswa sesudah
menguasai servis biasa. Twist servis mengandung banyak topspin sehingga
memberikan sedikit kemungkinan memukul salah dibandingkan dengan servis
lainnya. Bola melewati jaring menurut garis lengkung sehingga setinggi antara satu
dan dua meter, namun masih jatuh ke dalam batas-batas ruang servis. Bola
meninggalkan tali raket putaran topspinditambah dengan side spin.Timingnya yang
identik dengan yang lain, serve ini dalam semua segi berbeda dengan yang lain. Serve
ini harus dipandang selaku senjata baru dan bukan sebagai pengganti kedua servis
lain,slice servis juga jangan diabaikan. Grip yang dipakai pada twistservis ialah
backgand-gripEastern atau Continental. Dibandingkan dengan sikapnya pada serve
biasa, mahasiswa berdiri lebih miring ke jaring, sehingga kedua kakinya berada
sejajar dengan base-line.
Penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang hebat jarang memukul keras
lurus (flat hard serve). Mereka biasanya memukul servis dengan penuh tenaga dan
kecepatan dengan gerak naik dan keluar sesegera baik sebelum raket mengenai bola
atau sesudahnya (sedikit pelintiran saja).Servis topspinmemberikan pamain
kemungkinan salah yang sedikit disebabkan pada servis model ini bola melewati net
dengan kurve yang tinggi dan pantulan bolanya pun juga tinggi selepas menolak
tanah. Semakin keras permukaan lapangan, maka semakin tinggi pula pantulan
bolanya. Oleh sebab itulahservis model ini sangat efektif di lapangan tanah.
Dalam penelitian ini seluruh mahasiswa diharuskan menggunakan pukulan
servis topspin.
c) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan servis
Servis merupakan senjata dalam permainan tenis lapangan untuk mendapatkan
angka atau memaksa lawan untuk bertahan.Oleh karena itu server harus mampu
menerapkan taktik dan strategi dalam melakukan servis.Pelaksanaanservis, server harus
mampu melakukan servis yang kuat dan bervariasi dengan mengkombinasikan kecepatan,
putaran dan ketepatan bola yang efektif. Hal ini untuk mencegah lawan menjadi terbiasa
dengan serve tertentu,Dalam menghadapi serve yang berbeda-beda terpaksa receiverharus
terus menerus menerka servis berikutnya. Servis dilakukan dengan kuat dan bervariasi,
server harus memperhatikan beberapa hal yang dapat mendukung pukulan
servis.(Yudoprasetio, 1981) menyatakan bahwa agar servis sesuai dengan kehendak
server hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:
Memelihara keseimbangan badan
Mengangkat berat badan (disebut masa) dalam ayunan raket
Mengayun raket dengan wajar.
Memperhatikan bola yang akan dipukul, pada ketinggian yang tepat di jalan
yang akan dilalui agar bola yang ditubruk raket yang diayunkan dengan mantap.
Uraian di atassangat penting dan harus diperhatikan dalam melakukan servis.
Kesalahan gerakan servis atau teknik servis yang salah mengakibatkan bola akan mudah
untuk dikembalikan lawan atau bahkan lawan langsung dapat
mematikan.Pencapaiankeberhasilan servis yang optimal, ada hal lain yang ikut
mendukung keberhasilan tersebut, dan penting untuk dikuasai oleh setiap serveryang
diantaranya memberikan pembelajaran yang tepat pada unsur-unsur fisik yang membantu
keberhasilan dalam penguasaan servis. Unsur fisik tersebut diantaranya: power otot
lengan, kelentukan dan persepsi kinestetik.
Gambar 2.15 Pukulan Servis tenis lapangan
Sumber: http://www. Servis tenis lapangan.html
Adapun tahap untuk melakukan servis adalah:
Berdirilah di belakang garis baseline dan arahkan bola pada daerah servis lawan. Posisi
kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang dengan arah kaki paralel dengan garis
baseline. Grip yang dipakai untuk melakukan servis dalam hal ini adalah grip continental.
Gambar 2.16 Langkah pertama Pukulan Servis tenis lapangan
Sumber: http://www. Servis tenis lapangan.html
Lempar bola ke atas kira-kira agak di depan kepala setinggi kurang lebih 20-30 cm.
Kunci toss yang baik adalah tangan yang melempar bola harus lurus ke atas sehingga
trayek bola pun lurus. Pada saat ini transfer berat badan ke kaki belakang.
Bola telah melambung dan mulai mengayunkan raket ke belakang. Selalu fokuskan mata
pada bola dan gunakan tangan yang melempar sebagai patokan dalam memukul bola.
Gambar 2.17 Langkah kedua Pukulan Servis tenis lapangan
Sumber: http://www. Servis tenis lapangan.html
Pada saat bola sudah sampai pada titik kontaknya, raket diayunkan ke depan. Pada saat
ini buang berat badan dari kaki belakang ke kaki depan untuk memberikan tenaga pada
pukulan servis.
Gambar 2.18 Langkah ketiga Pukulan Servis tenis lapangan
Sumber: http://www. Servis tenis lapangan.html
Setelah kontak dengan bola lakukan followthrough dan bersiap kembali pada posisi
untuk melakukan pukulan berikutnya.
Gambar 2.19 Langkah ketiga Pukulan Servis tenis lapangan
Sumber: http://www. Servis tenis lapangan.html
2. Keterampilan bermain Tenis Lapangan
MenurutJohnson dalam Singer (1980:30) bahwa, “Keterampilan sebagai sesuatu
yang ditampilkan sebagai aktivitas gerak yang dibatasi waktu atau kecepatan, ketepatan,
bentuk yang menunjukkan aktivitas gerak yang efisien dan efektif dan kemampuan
beradaptasi dalam menghadapi masalah yang baru dalam situasi yang baru dengan tepat”.
Sedangkan Russell R. Pate , Bruce MC. Clenaghan& Robert Rotella (1993: 204) bahwa,
“Keterampilan olahraga adalah gerakan-gerakan tersebut yang dikaitkan dengan
penampilan yang berhubungan dengan kegiatan olahraga”.
Berdasarkan pengertian keterampilan tersebut dapat disimpulkan bahwa,
keterampilan bermaintenis lapangan merupakan kecakapan atau kemampuan seorang
pemain dalam memainkan teknik dasar tenis secara efektif dan efisien menurut
kebutuhan dalam bermain tenis. Seorang pemain tenis lapangan yang terampil, maka
gerakan-gerakan yang ditampilkan lebih efektif dan efisien serta hasilnya sesuai yang
diinginkan. Fitt (1965) & Adam (1971) dalamRussell R. Pate , Bruce MC. Clenaghan&
Robert Rotella (1993: 205) menandai tiga langkah dalam perolehan penampilan yang
terampil yaitu:
(1) Langkah 1. Tingkat kognitif. Ditandai oleh usaha pertama pelaku untuk
keterampilan baru yang lambat dan tidak tetap. Dibutuhkan perhatian kognitif
yang dapat cukup untuk menampilkan keterampilan tersebut. Pemusatan
perhatian diarahkan terhadap membuat program gerak ke bagan gerak awal.
(2) Langkah 2. Langkah kedua dalam perbaikan keterampilan olahraga ditandai
oleh naiknya penampilan pada saat program gerak dibuat. Apabila bagan
pelaku telah bertambah melalui latihan, perhatian terhadap pengelolaan
penampilan dapat dikurangi.
(3) Langkah 3. Tahap otonom. Latihan yang terus menerus menghasilkan
perbaikan lebih lanjut dari keteramilan gerak menjadi suatu tingkat otomatis.
Selama kegiatan ini, hanya sedikit perhatian kognitif yang dibutuhkan agar
pelaku dapat memusatkan perhatian pada faktor lingkungan yang
mempengaruhi strategi dan penampilannya.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dalam belajar keterampilan ada tiga
tahapan yang dialami mahasiswa. Pada tahap kognitifmahasiswa berusaha
mengetahui dan memahami ide atau konsep gerakan keterampilan yang dipelajari.
Mahasiswa berusaha mengerti gerakan yang akan dilakukan dan bagaimana
dilakukan. Berdasarkan pengertian yang diperoleh, difikirkannya membentuk
rencana gerak dan urutan rangkaian gerakan yang dilakukan. Untuk membentuk
rencana gerak dan membentuk pengertian yang benar diperlukan contoh yang
benar. Pada langkah kedua mahasiswa mulai mendapatkan rasa gerakan,
keterampilan gerak menjadi lebih lancar dan timing atau pengaturan tempo
gerakan menjadi lebih baik. Mahasiswa dapat menghubung-hubungan bagian-
bagian keterampilan dan mengembangkan ritme atau irama gerakan keterampilan
dan yang lebih sesuai. Selain itu, mahasiswa mampu merasakan gerakan benar,
gerakan lebih lancar, mampu mengembangkan ritme atau irama gerakan menjadi
lebih baik. Pada tahap kedua, gerakan tidak lagi dikontrol secara visual, tetapi
menggunakan mekanisme kontrol internal persepsi kinestetik atau rasa gerak
bersamaan dengan proses visual. Pada tahap ketigamenjadi otomatis. Mahasiswa
menjadi mampu menyelesaikan gerakan keterampilantanpa terpaku pada kontrol
perhatian langsung pada geraknnya. Gerakan keterampilandapat diselesaikan tanpa
kontrol secara sadar, tetapi tetap dapat melakukan perubahan gerakan jika memang
diperlukan. Gerakan keterampilan dapat dilakukan lebih cepat dan lebih lambat
sesuai dengan kebutuhan dan situasi.
a. Unsur-Unsur Pendukung Gerakan yang Terampil
Keterampilan gerak seseorang tidak terlepas dari beberapa faktor
pendukung. Kerena keterampilan gerak yang dimiliki mahasiswa tidak terjadi
begitu saja, namun ada faktor yang mempengaruhinya. Adnyana Putra (2010:
143) menyatakan,
Seseorang yang memiliki gerakan terampil adalah seseorang yang mampu
melakukan gerakan secara efisien dan benar secara mekanis. Untuk mencapai
efisiensi gerakan diperlukan dukungan dari beberapaunsur kemampuan yang
ada pada diri pelakunya. Yang perlu mendukung agar gerakan menjadi
terampil atau menjadi efisien bukan hanya kemampuan fisik, tetapi juga
mental dan kemampuan emosional.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, unsur yang mendukung gerakan
yang terampil dan efisien mencakup kemampuan fisik, kemampuan mental dan
kemampuan emosional. Ketiga kemampuan tersebut saling berpengaruh di
dalam bekerjanya. Kondisi fisik berpengaruh terhadap kondisi mental dan
emosional. Kondisi mental berpengaruh terhadap kondisi fisik dan emosional.
Demikian juga kondisi emosional berpengaruh terhadap kondisi fisik dan
mental. Lebih lanjut Adnyana Putra (2010: 144-148) menjelaskan bagian-
bagian dari kemampuan fisik, kemampuan mental dan emosional sebagai
berikut:
(1) Unsur kemampuan fisik:
(a) Kecepatan reaksi
(b) Kekuatan
(c) Ketahanan
(d) Kecepatan
(e) Fleksibilitas
(f) Ketajaman indera
(2) Unsur kemampuan mental:
(a) Kemampuan memahami geraan yang akan dilakukan
(b) Kecepatan memahami stimulus
(c) Kecepatan membuat keputusan.
(d) Kemampuan memahami hubungan spasial.
(e) Kemampuan menilai obyek yang bergerak
(f) Kemampuan menilai irama
(g) Kemampuan mengingat gerakan lampau
(h) Kemampuan memahami mekanika gerakan
(i) Kemampuan berkonsentrasi
(3) Unsur kemampuan emosional:
(a) Kemampuan mengendalikan emosi dan perasaan
(b) Tidak ada gangguan emosional
(c) Merasa perlu dan ingin mempelajari atau melakukan gerakan
(d) Memiliki sikap yang positif terhadap prestasi gerak.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dari masing-
masing unsur kemampuan fisik, mental dan emosional di dalamnya terdapat
beberapa bagian yang sangat berperan penting untuk mendukung keterampilan
gerak. Hal ini artinya, keterampilan gerak menjadi lebih baik apabila unsur-
unsur dari kemampuan fisik, mental dan emosional dimiliki mahasiswa.
3. Anthropometri dalam Olahraga
a. KesesuaianAnthropometridalam Olahraga
Anthropmetrimerupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pengukuran
terhadap berat badan (weight), ukuran tubuh (size) dan proporsi tubuh manusai serta
bagian-bagiannya (proportions of the human body and parts). Dari bagian-bagian
anthropmetritersebut memiliki keterkaitan dalam kegiatan olahraga dalam usaha
mencapai prestasi yang tinggi. Berikut ini dipaparkan bagian-bagian
anthropmometridan kesesuaian dengan cabang olahraga yang dikemukakan Yusuf
Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 72-73) sebagai berikut:
(1) Berat badan
Berat badan dibedakan menjadi dua komponen pokok, yaitu:
(a) Komponen lemak (fat component)
Pada komponen lemak atau bagian dari keseluruhan badan
kecenderungannya bahwa orang tersebut gemuk atau berat.
Keuntungan orang yang gemuk atau berat mudah mempertahankan
keseimbangan yang penting untuk cabang olahraga seperti: gulat, judo,
dan olahraga sejenisnya. Sedangkan sisi negatifnya memiliki beban
yang berat untuk dapat bergerak cepat atau digerakan atau dari segi
akselerasi.
(b) Komponen bebas lemak (fat free component)
Komponen bebas lemak dari berat badan seorang atlit sebagian besar
dari keseluruhan berat badannya terbentuk oleh berat otot dan
kerangka (skeleton). Antara komponen lemak dan bebas lemak, jika
dibandingkan maka komponen lemak pada badan bila yang lainnya
sama, kecuali kandungan lemak dalam badan. Sedangkan komponen
bebas lemak lebih ringan, sehingga lebih menguntungkan pada cabang
olahraga yang membutuhkan endurance atau akselerasi.
(2) Ukuran badan (body size)
Ukuran badan meliputi dimensi linier dari badan, lilitan (lingkaran) dari
bagian-bagian badan (the girth/circuference/of body parts) dan daerah
permukaan badan (the body surface area).
(a) Dimensi linear badan
Dimensi linier badan meliputi panjang (lenght), tinggi (hight), luas
(width) dan kedalaman (depth) dari bagian-bagian badan. Orang yang
tinggi umumnya anggota badannya seperti lengan dan tungkainya pun
juga panjang. Bentuk tubuh yang demikian memberikan keuntungan
pada cabang olahraga yang spesifikasinya memerlukan tubuh yang
demikian. Kelemahnnya kurang baik mempertahankan keseimbangan
dan mengangkat berat dibandingkan dengan orang yang lebih pendek,
apabila faktor lainnya sama. Tinggi badan dan kaki panjang penting
untuk sehubungan dengan aktivitas-aktivitas seperti lari dan lompat
tinggi. Keuntungan kaki yang panjang dimungkinkan bertambahnya
panjang langkah. Sedangkan keutungan tinggi badan pada lompat tinggi
berkenaan dengan posisi titik berat badan. Orang yang tinggi dan berkaki
panjang letak titik berat badannya lebih tinggi dibandingkan orang yang
pendek.
(b) Badan tinggi dan tangan panjang.
Bentuk tubuh yang tinggi serta tangannya panjang predominan terhadap
aktivitas yang memerlukan tinggi raihan dan jauh jangkauan atau jarak
jangkauan yang panjang. Aktivitas olahraga yang memerlukan tinggi
raihan seperti permainan bola basket, bolavoli. Sedangkan jauh
jangkauan atau jarak jangkauan yang panjang seperti pada gerakan
menangkap bola penjaga gawang dalam permainan sepakbola.
(3) Luas dan kedalaman bagian-bagian badan.
Pengukuran linier bagian-bagian badan penting bagi gerakan-gerakan
manusia yaitu, untuk memberikan gambaran yang relatif terhadap ukuran
dan masa segmen badan. Lebar tangan dan kaki predominan pada cabang
olahraga renang, karena akan memberikan kemampuan untuk mendayung
yang lebih menguntungkan. Sednagkan luas dan besarnya bagian badan
dapat membantu meredam goncangan, misalnya keadaan leher ynag luas dan
besar untuk petinju. Pengukuran pada lingkaran dan daerah permukaan
badan serta bagian-bagiannya sangat berguna untuk menentukan bangun
atau bentuk badan seseorang. Pengukuran seperti ini pada daerah bahu, dada
pinggang dan pinggul digunakan untuk menentukan bentuk dan garis-garis
badan. Untuk aktivitas olahraga, bentuk dan garis-garis badan yang baik
adalah menggambarkan terwujudnya sikap tubuh yang baik, sehingga
berperan dalam melakukan gerakan secara efektif dan efisien.
b. Cara Mengukur Anthropometri
Ditinjau dari perkembangan gerak bahwa, keadaan anthropometri seseorang
mengalami perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan tingkatan
usianya.Gallahue dan Ozmun (1998: 189) menyatakan,
Perkembangan ukuran anthropometri tubuh berkembang sesuai dengan periode
perkembangan individu. Perkembangan ukuran bagian-bagian tubuh ini
dipengaruhi faktor-faktor perkembangan seperti faktor genetis, lingkungan serta
aktivitas gerak fisik yang dilakukan. Perkembangan ukuran tubuh dan bagian-
bagiannya berlangsung terus selama masa pertumbuhan dengan tingkat
perkembangan yang berbeda-beda pada proporsi dan kecepatannya.
Pertumbuhan ukuran bayi berlangsung sangat cepat, kemudian secara
proporsional mengalami penurunan pada masa anak-anak dan kemudian
mengalami ledakan pertumbuhan pada masa adolesensi Perbedaan kecepatan
pertumbuhan menyebabkan terjadinya variasi pada bentuk dan tipe tubuh
seseorang.
Pendapat tersebut menujukkan bahwa, keadaan anthropometri seseorang
mengalami perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan masanya, sejak dari usia
bayi hingga remaja, yang pada akhirnya akan mengalami penurunan setelah masa
dewasa.
Tumbuh dan berkembangnya anthropometri tersebut sangat berperan
penting dalam kegiatan olahraga. Oleh karena itu, keberadaan anthropometri harus
diperhatikan dalam pelatihan olahraga. Agar anthropometri dapat memberi
kontribusi secara maksimal dalam kegiatan olahraga, maka harus memahami dan
menguasai cara mengukur anthropometri. Karena masing-masing cabang olahraga
memerlukan karakteristik anthropometri yang berbeda-beda. Hal ini berkaitan
dengan karakteristik gerak yang diperlukan dalam masing-masing cabang olahraga
tersebut. Perbedaan perbandingan dari bagian-bagian tubuh serta perbedaan struktur
tubuh memberikan kemungkinan efisien gerak yang berbeda pula.Frank. M.
Verducci (1988: 216) menjelaskan cara pengukuran anthropometri sebagai berikut:
(1) Ankel diukur pada saat berdiri dengan jarak diantara malleoll
(antropometer menunjukkan sudut 450 dari bawah)
(2) Lengan diukur pada saat berdiri dengan punggung bersandar pada dinding
rata, kedua lengan atas melebar bersama-sama, diukur panjang jarak antara
jangkauan jari kiri dan kanan.
(3) Diameter biocromial diukur dengan posisi siku berada disebelah badan,
jaraknya antara proyeksi tulang rusuk dari acromial.
(4) Diameter bideltoid diukur dengan posisi siku berada di samping tubuh dan
tangan berada di atas paha, jarak antara bagian terluar pundak
(antropometer hanya sedikit menyentuh kulit)
(5) Diameter bi-iliac pengukuran yang dilakukan antara proyeksi rusuk dari
puncak iliac.
(6) Diameter bitrochanteric diukur pada posisi berdiri dengan jarak antara
proyeksi rusuk dari trochanters yang lebih besar.
(7) Lebar dada diukur pada saat berdiri dengan lengan agak sedikit ditarik ke
depan dan belakang tubuh, dengan jarak antara tulang rusuk ke 5 sampai ke
6.
(8) Siku dengan siku satunya ditarik dan posisi tangan menghadap ke depan
dengan jarak antara kondilus dari homerus.
(9) Panjang tangan diukur dengan jarak antara ujung ruas distal dan titik-titik
pada tulang carpal proximal.
(10) Panjang kepala diukur dengan jarak anterior-posterior pada posisi alis dan
occipital protuberance.
(11) Lebar kepala diukur dengan jarak pada titik terlebar dari tengkorak.
(12) Lutut diukur dengan cara lutut direntangkan sampai sudut 900, dengan jarak
antara proyeksi terluar dari tibial condyles.
(13) Panjang kaki diukur pada saat berdiri dengan jarak antara lantai sampai
coccyx.
(14) Tinggi badan diukur pada ujung tumit kaki menapak lantai, tubuh bersandar
pada dinding dengan kepala menghadap ke depan, diukur sampai ujung
kepala.
Gambar2.20. Macam-Macam PengukuranAnthropometriTubuh Manusia
(Sumber: Frank. M. Verducci, 1988: 216)
4. Komponen Kondisi Fisik
Kodisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak
dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya, artinya bahwa
di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus
dikembangkan, walaupun disana-sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai keadaan
atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang
dibutuhkan tersebut. Hal ini akan semakin jelas bila kita sampai pada masalah status
kondisi fisik. Kondisi fisik dalam penelitian ini antara lain :
a. Power Otot Lengan
Menurut M. Sajoto (1995:8) power adalah daya ledak otot (muscular
power) kemampuan seseorang untuk mempergunakan power otot lengan
maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya dalam hal
ini dapat dinyatakan bahwa daya ledak otot = power otot lengan (force) x
kecepatan (velocity).
Seseorang pemain yang memaksimalkan power otot lengannya untuk
membantu dalam pukulanakan menghasilkan lecutanpukulan yang cepat sehingga
pukulan yang dilakukan menjadikeras dan sulit diterima oleh lawan, dikarenakan
menuntut lawan harus sesegera mungkin siap kembali setelah menyerang atau
mengembalikan bola.
b. Koordinasi mata dan tangan
Koordinasi mata dan tangan memiliki peranan dalam melakukan pukulan
servis, karena pada saat melakukan servis ketepatan antara mata, perkenaan bola
pada saat impek bola dengan raket dan proses ayunan tangan sangat menentukan
baiknya pukulan
Sehingga dengan memiliki koordinasi mata yang baik maka pemain akan
semakin mudah dalam mengantisipasi bola yang datang pada saat dilambungkan.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dalam melakukan keterampilan tenis
lapangan diperlukan koordinasi antara mata dan tangan untuk melakukan pukulan
servis.
c. Fleksibilitas Togok
Fleksibilitas atau flexibility menurut (M. Sajoto,1988:184) adalah
keefektifan seseorang dalam penyesuaian dirinya untuk melakukan aktifitas tubuh
dengan penguluran tangan yang seluas-luasnya, terutama otot-otot, ligament-
ligamen di sekitar persendian.
Fleksibilitas togok, akan dapat menimbulkan kemampuan untuk
melakukan gerak sendi dari berbagai arah di dalam melakukan pukulan, dimana
fleksibilitas togok yang akan sangat berpengaruh dalam melecutkan secara
horisontal suatu pukulan yang keras, tepat dan terarah pada sasaran yang
diinginkan baikpada saat pukulan forehand, backhand dan servis. Fleksibilitas
togok penting karena pada saat melakukan pukula servisdengan ditambah
memaksimalkan fleksibilitas togok, putaran bola dan kecepatan bola yang dipukul
akan menjadi lebih kencang, kemudian fleksibilitas sangat membantu pada saat
melakukan service untuk melakukan variasi – variasi pukulan service, dan apabila
seseorang mengalami kurang luas gerak dalam persendian dapat menimbulkan
gangguan kurang gerak dan mudah menimbulkan cedera.
d. Kelincahan
Sajoto (1988: 90) mendefinisikan kelincahan sebagai kemampuan untuk
mengubah arah dalam posisi di arena tertentu. Seseorang yang mampu mengubah
arah dari posisi satu ke posisi lainnya yang berbeda dengan koordinasi gerak yang
baik dan dalam kecepatan tinggi berarti kelincahannya cukup tingg cepat dan
mudah.
Kelincahan sebagai salah satu komponen kebugaran jasmanimempunyai
peranan yang signifikan dalam berbagai cabang olahragakhususnya tenis
lapangan.Seorang atlet yang mempunyai kelincahan cenderunglebih mudah untuk
melakukan gerakan-gerakan yang sulit, tidak mudahjatuh atau cedera, dan
kelincahan dapat mendukung teknik-teknik yangdigunakan oleh atlet tersebut.
Kelincahan akan membantu pemain untuk bergerak ke berbagai arah atau sudut (
depan, samping, belakang samping ) dengan mudah, cepat guna mengejar /
mengantisipasi bola dari lawan.
5. Homogenitas Laki-Laki dan Wanita
Dalam hal ini Baik laki-laki maupun wanita dapat melakukan aktivitas olahraga
tanpa pengecualian.Walaupun memang secara biologis anatara kedua jenis kelamin
berbeda sehingga dalam memberikan intensitas dan frekuensi pada wanita lebih ringan
dibandingkan laki-laki namun ada penelitian yang menunjukkan pada saat istirahat
sebelum latihan dimana 50% denyut nadi wanita dan laki-laki sama, namun setelah
diberi latihan secara maksimal menunjukkan perbedaan pada denyut jantungdimana
selisih antara denyut jantung laki-laki dan wanita 10 denyut permenit. Maka dianggap
tidak bermakna (Berger : 2002)
B. Kerangka Berpkir
Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan di atas dapat digambarkan
konseptual kerangka pikir sebagai berikut:
Faktor-Faktor Pendukung
Keterampilan Tenis Lapangan
Kondisi Fisik Anthropometri
1. Power otot lengan
2. Koordinasi mata
tangan
3. Fleksibilitas Togok
4. Kelincahan
1. Panjang Lengan
2. Luas Telapak
Tangan
3. Tinggi Badan
Keterampilan Teknik
Dasar
Tenis Lapangan
Gambar 2.37. Konseptual Kerangka Pikir
Berdasarkan konseptual kerangka pikir di atas menggambarkan bahwa, tenis lapangan
merupakan olahraga permainan yang dalam pelaksanaan permainannya harus memperagakan
macam-macam teknik dasar bermain tenis lapangan menurut kebutuhannya dalam permainan.
Untuk dapat bermain tenis dengan terampil harus menguasai tekninya, sehingga akan
diperoleh keterampilan teknik dasar bermain tenis lapangan. Untuk mencapai keterampilan
bermaintenis lapangan banyak faktor yang mempengaruhinya, di antaranya faktor
anthropometri dan kondisi fisik. Faktor anthropometri yang berkaitan dengan keterampilan
teknik dasartenis lapangan, yaitu Panjang lengan, Luas telapak tangan, dan Tinggi badan.
Sedangkan faktor kondisi fisik yang berkaitan dengan kemampuan servistenis lapangan,
yaitu, Power otot lengan, Koordinasi mata tangan, dan Fleksebelitas Togok, Kelincahan.
Komponen-komponen anthropometri dan kondisi fisik tersebut berperan dengan keterampilan
bermain tenis lapangan dipaparkan dalam kerangka berpikir sebagai berikut:
1. Anthropometri Dominan terhadap Keterampilan Teknik dasar Tenis Lapangan
Setiap cabang olahraga membutuhkan syarat anthropometri yang harus dimiliki
setiap atlet agar mampu mencapai prestasi yang tinggi. Demikian juga dalam permainan
tenis lapangan menuntut anthropometri yang ideal. Dengan memiliki anthropometri yang
ideal, maka akan mendukung penguasaan keterampilan bermain tenis lapangan.
Anthropometri yang dominan terhadap keterampilan bermain tenis lapangan di antaranya
panjang lengan, luas telapak tangan dan tinggi badan. Untuk mendukung keterampilan
bermain tenis lapangan, maka panjang lengan, luas telapak tangan dan tinggi badan harus
dimanfaatkan seoptimal mungkin pada teknik yang tepat.
Panjang Lengan berperen terhadap keterampilan tenis lapangan. Bagi petenis yang
memiliki lengan yang panjang dengan keserasian tinggi badan yang ideal merupakan
salah satu potensi yang turut menentukan kemampuan dalam melakukan dan
menghasilkan baik pukulan forehand, backhand,volly dan servis yang tepat, terlebih
untuk manfaat untuk servis dengan mempunyai lengan yang panjang kemungkinan besar
akan menghasilkan tajamnya servis sehingga bola sulit dikembalikan lawan.
Untuk memperoleh pukulan forehand, backhan, voli dan servis yang bagus
diperlukan pegangan raket yang kuat. Pegangan raket yang kuat dan maksimal dapat
diperoleh dari luas telapak tangan, Jika Pegangan raket kuat akan menghasilkan pukulan
yang maksimal pula.
Tinggi badan berperan terhadap kemampuan bermain tenis lapangan. Dalam hal
ini, tinggi badan sangat efektif untuk melakukan kemampuan servis. Untuk memperoleh
servis yang bagus dan tepat sasaran maka diperluka tinggi badan yang tinggi.
2. Kondisi fisik Dominan terhadap Keterampilan Teknik dasar Tenis Lapangan
Kemampuan kondisi fisik yang prima sangat dibutuhkan dalam keterampilan
bermain tenis lapangan. Komponen-komponen kondisi fisik yang berhubungan dengan
keterampilan bermain tenis lapangan, yaitu power otot lengan, koordinasi mata tangan,
fleksebilitas punggung, dan kelincahan. Untuk memperoleh keterampilan bermain tenis
lapangan yang baik, maka komponen-komponen tersebut harus dikerahkan pada teknik
yang tepat.
Dalam permainan tenis lapangan dituntut melakukan gerakan memukul secara
terus menerus dengan cepat, sehingga diperlukan power otot lengan untuk melakukan
gerakan secepat mungkin.Seseorang pemain yang memaksimalkan power otot lengannya
untuk membantu dalam pukulan servis menghasilkan pukulan yang sulit diterima oleh
lawan.
Pada saat melambungkan bola dapat menentukan jarak yang tepat untuk
mengayunkan raket dengan tangan guna memukul bola yang dilambungkan, serta
menentukan kemana arah bola yang diinginkan sebagai serangan balasan, itu semua
memerlukan koordinasi mata tangan yang baik. Berdasarkan hal tersebut maka dalam
melakukan keterampilan tenis lapangan diperlukan koordinasi antara mata dan tangan
untuk melakukan pukulan servis ataupun pada saat akan memukul forehand, backhan dan
Volly.
Fleksibilitas togok penting karena pada saat melakukan pukula forehand,
backhand,servisdengan ditambah memaksimalkan fleksibilitas togok, putaran bola dan
kecepatan bola yang dipukul pada saat memukul forehand atau backhand akan menjadi
lebih kencang, kemudian fleksibilitas sangat membantu pada saat melakukan service
untuk melakukan variasi – variasi pukulan service, dan apabila seseorang mengalami
kurang luas gerak dalam persendian dapat menimbulkan gangguan kurang gerak dan
mudah menimbulkan cedera.
Kelincahan sebagai salah satu komponen kebugaran jasmani mempunyai peranan
yang signifikan dalam berbagai cabang olahraga khususnya tenis lapangan.Seorang atlet
yang mempunyai kelincahan cenderung lebih mudah untuk melakukan gerakan-gerakan
yang sulit, tidak mudah jatuh atau cedera, dan kelincahan dapat mendukung teknik-
teknik yangdigunakan oleh atlet tersebut. Kelincahan akan membantu pemain untuk
bergerak ke berbagai arah atau sudut ( depan, samping, belakang samping ) dengan
mudah, cepat guna mengejar / mengantisipasi bola dari lawan.
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori di atas faktor Anthropometri yang dominan adalah
Panjang Lengan dan faktor Konsidi Fisik yang dominanadalah Koordinasi Mata Tangan
terhadapketerampilan teknik dasar tenis lapangan.