BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/1492/3/Wardah...
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Sejenis yang Relevan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meninjau penelitian
sebelumnya. Peninjauan pada penelitian lain sangat penting dilakukan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui relevansi antara penelitian dari peneliti dengan penelitian
sebelumnya. Selain itu, peninjauan bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan
persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilaksanakan
sehingga dapat diketahui apakah penelitian ini sudah pernah dilakukan atau belum dan
dari segi orisinalitas penelitian dapat diketahui. Dari peninjauan tersebut, peneliti
dapat melengkapi kekurangan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Penelitian
yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.
1. Penelitian dengan judul Bentuk Imperatif Tindak Tutur Wacana Persuasif
pada Fasilitas Umum oleh Desy Andriyani dari Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada
tahun 2012
Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang yaitu
terletak pada bentuk imperatif yang terdiri dari 17 jenis kalimat imperatif. Kalimat
imperatif tersebut terdiri dari kalimat imperatif perintah, kalimat imperatif suruhan,
kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif permohonan, kalimat imperatif
desakan, kalimat imperatif bujukan, kalimat imperatif imbauan, kalimat imperatif
permintaan, kalimat imperatif ajakan, kalimat imperatif permintaan izin, kalimat
imperatif mengizinkan, kalimat imperatif larangan, kalimat imperatif harapan, kalimat
8
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
9
imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat imperatif
anjuran, kalimat imperatif „ngelulu‟. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang sekarang yaitu terletak pada data dan sumber datanya. Data dan
sumber data penelitian sebelumnya yaitu wacana persuasif pada fasilitas umum
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo,
Stasiun Kereta Api Purwokerto, Objek Wisata Baturraden, dan Terminal Bus Bulupitu
Purwokerto, sedangkan penelitian yang sekarang kalimat yang mengandung bentuk
imperatif dan variasi kalimat imperatif berupa kalimat berita dan kalimat suruh pada
banner dan poster di rumah sakit se-Kabupaten Banyumas. Selain itu pada penelitian
yang sebelumnya mencakup dua bahasan, meliputi: (a) jenis tindak tutur, dan (b)
bentuk imperatif, sedangkan pada penelitian yang sekarang mencakup dua
pembahasan, meliputi: (a) bentuk imperatif, dan (b) variasi kalimat imperatif. Metode
penganalisisan data yang digunakan pada penelitian yang sebelumnya yaitu metode
agih dengan teknik perluas, sedangkan pada penelitian yang sekarang yaitu metode
padan ortografis dengan teknik dasar : teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) dengan daya
pilah ortografis.
2. Penelitian dengan judul Analisis Variasi Kalimat dan Penggunaan Teknik
Persuasif dalam Spanduk Kampanye Calon Presiden dan Wakil Presiden
Republik Indonesia Tahun 2014 di Kota Yogyakarta oleh Angga Nugroho dari
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Negeri
Yogyakarta pada tahun 2015
Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang yaitu
terletak pada bentuk variasi kalimat imperatif. Bentuk variasi kalimat imperatif terdiri
dari kalimat berita, kalimat suruh (kalimat suruh yang sebenarnya, kalimat persilaan,
kalimat ajakan, kalimat larangan) dan kalimat tanya. Perbedaan penelitian sebelumnya
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
10
dengan penelitian yang sekarang yaitu terletak pada data dan sumber datanya. Pada
penelitian sebelumnya data penelitian yaitu seluruh kata dan kalimat yang terdapat
dalam spanduk kampanye Capres dan Cawapres RI tahun 2014 di Kota Yogyakarta,
sedangkan penelitian yang sekarang data penelitian yaitu kalimat yang mengandung
bentuk imperatif dan variasi kalimat imperatif berupa kalimat berita dan kalimat suruh
pada banner dan poster di rumah sakit se-Kabupaten Banyumas. Selain itu pada
penelitian yang sebelumnya mencakup dua pembahasan, meliputi: (a) variasi kalimat,
dan (b) penggunaan teknik persuasif, sedangkan pada penelitian yang sekarang
mencakup dua pembahasan, meliputi: (a) bentuk imperatif, dan (b) variasi kalimat
imperatif. Metode penganalisisan data yang digunakan pada penelitian yang
sebelumnya yaitu metode simak, baca, dan catat dengan teknik dasar teknik simak
bebas libat cakap, sedangkan pada penelitian yang sekarang menggunakan metode
yaitu metode padan ortografis dengan teknik dasar : teknik Pilah Unsur Penentu (PUP)
dengan daya pilah ortografis.
B. Sintaksis
1. Pengertian Sintaksis
Istilah sintaksis secara langsung berasal dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam
bahasa Inggris digunakan istilah syntax. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu
bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa, berbeda
dengan morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan morfem (Ramlan, 2005:
18). Menurut Chaer (2007: 206) sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya
dengan kata lain, atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran, sedangkan
menurut Stryker dalam Tarigan (1986 : 5) sintaksis adalah telaah mengenai pola-pola
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
11
yang dipergunakan sebagai sarana untuk menggabung-gabungkan kata menjadi
kalimat. Jadi dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang
membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain, atau unsur-unsur lain
sebagai suatu satuan ujaran. Sintaksis merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang
luas dibandingkan morfologi. Bidang sintaksis lebih kompleks dengan banyaknya
unsur-unsur pembentuknya. Secara lebih luas sintaksis dapat digunakan untuk
mempelajari wacana dan lebih kecil yaitu mempelajari frasa.
2. Jenis Sintaksis
Menurut Ramlan (2005 : 18) sintaksis terdiri dari dari empat jenis. Jenis
sintaksis yang pertama yaitu wacana. wacana adalah satuan bahasa yang lengkap,
sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau
terbesar. Jenis sintaksis yang kedua yaitu kalimat. kalimat adalah satuan bahasa
terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Jenis sintaksis yang ketiga yaitu klausa. klausa adalah satuan gramatikal berupa
kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat. Jenis
sintaksis yang terakhir yaitu frasa. Frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari
dua kata atau lebih. Uraian dari jenis sintaksis adalah sebagai berikut.
a. Wacana
Menurut (Chaer, 2007 : 267) wacana adalah satuan bahasa yang lengkap,
sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau
terbesar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, wacana bisa dipahami oleh pembaca
(dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan) tanpa keraguan apa pun.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
12
Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti wacana dibentuk dari
kalimat-kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan
persyaratan kewacanaan lainnya, sedangkan menurut Mulyana (2005 : 1) wacana
merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan
pendukung kebahasaannya meliputi: fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat,
paragraf, hingga karangan utuh. Namun demikian, wacana pada dasarnya juga
merupakan unsur bahasa yang bersifat pragmatis. Berdasarkan berbagai pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap dan
utuh yang merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar yang penggunaan
bahasanya pun dipilih berdasarkan unsur bahasa (fonem, morfem, kata, frasa, klausa,
kalimat, paragraf).
b. Kalimat
Menurut Ramlan (2005 : 23) kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi
oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik, sedangkan menurut
Alwi, dkk (2014 : 317) kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat
diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan
ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan
berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik
(.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Sementara itu, di dalamnya disertakan pula
berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda
titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
13
lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda
seru melambangkan kesenyapan.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan
gramatik atau satuan bahasa terkecil yang berwujud lisan atau tulisan. Jika dalam
wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut. Nada
tersebut dibatasi oleh adanya jeda panjang. Jeda panjang tersebut disertai nada akhir
tuturan atau naik. Jeda pada nada tersebut bertujuan untuk mengungkapkan pikiran
yang utuh. Disela jeda, nada diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh
kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun
proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik tanda tanya, dan tanda seru sepadan
dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang
mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan.
c. Klausa
Menurut Kridalaksana (2011 : 117) klausa adalah satuan gramatikal berupa
kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat. Kelompok
kata tersebut mempunyai potensi untuk menjadi kalimat, sedangkan menurut Ramlan
(2005 : 79) klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari subjek dan predikat.
Satuan gramatik tersebut disertai objek, pelengkap, dan keterangan ataupun tidak.
Dengan ringkas, klausa ialah subjek, predikat, (objek), (pelengkap), (keterangan).
Tanda kurung menandakan bahwa apa yang terletak dalam kurung tersebut bersifat
manasuka, artinya boleh ada, boleh juga tidak. Jadi dapat disimpulkan bahwa klausa
adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang terdiri terdiri dari subjek dan
predikat. Unsur-unsur lainnya boleh ada, boleh juga tidak.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
14
d. Frasa
Menurut Kridalaksana (2011 : 78) frasa adalah gabungan dua kata atau lebih
yang sifatnya tidak predikatif. Gabungan itu dapat itu dapat rapat, dapat juga
renggang, sedangkan menurut Ramlan (2005 : 139) frasa merupakan satuan gramatik
yang terdiri dari dua kata atau lebih. Frasa merupakan satuan yang tidak melebihi
batas unsur klausa. Maksudnya frasa itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur
klausa. Unsur tersebut yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa frasa adalah gabungan
dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas unsur klausa. Jadi frasa itu selalu
terdapat dalam satu fungsi unsur klausa. Unsur tersebut yaitu subjek, predikat, objek,
pelengkap, atau keterangan.
Dari semua unsur sintaksis tersebut peneliti memilih kalimat sebagai objek
penelitian. Peneliti memilih kalimat dijadikan data penelitian karena peneliti
membahas bentuk imperatif dan variasi kalimat imperatif. Bentuk imperatif terdapat
tujuh belas kalimat imperatif, yaitu kalimat imperatif perintah, kalimat imperatif
suruhan, kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif permohonan, kalimat
imperatif desakan, kalimat imperatif bujukan, kalimat imperatif imbauan, kalimat
imperatif persilaan, kalimat imperatif ajakan, kalimat imperatif permintaan izin,
kalimat imperatif mengizinkan, kalimat imperatif larangan, kalimat imperatif
larangan, kalimat imperatif harapan, kalimat imperatif umpatan, kalimat imperatif
pemberian ucapan selamat, kalimat imperatif anjuran, dan kalimat imperatif „ngelulu‟.
Variasi kalimat imperatif terdapat tiga jenis kalimat. Jenis kalimat tersebut yaitu
kalimat berita, kalimat suruh, dan kalimat tanya.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
15
C. Kalimat
1. Pengertian Kalimat
Alwi dkk (2014: 317) kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud
lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh Dalam wujud lisan, kalimat
diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan
ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan
berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik
(.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); sementara itu, di dalamnya disertakan pula
berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda
titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca
lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda
seru melambangkan kesenyapan.
Alwi, dkk (2014 : 317) mengemukakan bahwa kalimat merupakan satuan
dasar wacana. Artinya, wacana hanya akan terbentuk jika ada dua kalimat, atau lebih.
Dua kalimat atau lebih tersebut letaknya berurutan. Kalimat tersebut berurutan
berdasarkan kaidah kewacanaan. Dengan demikian, setiap tuturan berupa kata atau
untaian kata, yang memiliki ciri-ciri yang disebutkan di atas pada suatu wacana atau
teks, berstatus kalimat, sedangkan menurut Kridalaksana (2011 : 103) kalimat adalah
konstruksi gramatikal yang terdiri atas satu atau lebih klausa yang ditata menurut pola
tertentu, dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kalimat adalah satuan bahasa terkecil, yang terdiri atas satu atau lebih klausa yang
ditata menurut pola tertentu, dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan. Kalimat
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
16
memiliki satuan yang saling membangun berupa klausa. Klausa tersebut yang
membentuk suatu pola yang menjadikannya sebagai kalimat. Kalimat harus memiliki
informasi dari pikiran yang utuh.
2. Jenis Kalimat
Menurut Alwi dkk (2014: 345 – 374), jenis kalimat dapat ditinjau dari
beberapa jenis. Jenis kalimat yang pertama yaitu dilihat dari jumlah klausanya. Jenis
kalimat yang kedua yaitu dilihat dari bentuk sintaksisnya. Jenis kalimat yang ketiga
yaitu dilihat dari, kelengkapan unsurnya. Jenis kalimat yang terakhir yaitu jenis
kalimat yang dilihat dari susunan subjek dan predikatnya. Berdasarkan jumlah
klausanya, kalimat dapat dibagi atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
Berdasarkan bentuk sintaksisnya, kalimat dapat dibagi menjadi empat jenis. Jenis
kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya yang pertama yaitu kalimat deklaratif atau
kalimat berita. Jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya yang kedua yaitu
kalimat imperatif atau kalimat perintah. Jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya
yang ketiga yaitu kalimat interogatif atau kalimat tanya. Jenis kalimat berdasarkan
bentuk sintaksisnya yang terakhir yaitu kalimat ekslamatif atau kalimat serum.
Berdasarkan kelengkapan unsurnya, kalimat hanya berupa kalimat tak lengkap,
sedangkan menurut susunan subjek dan predikatnya, kalimat hanya berupa kalimat
inversi. Penulis hanya membatasi kalimat yang dilihat dari bentuk sintaksisnya saja,
karena penulis hanya menemukan data yang berupa kalimat dilihat dari bentuk
sintaksisnya. Berdasarkan bentuk sintaksisnya, peneliti membatasi kalimat imperatif
dan kalimat deklaratif saja.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
17
D. Banner
1. Pengertian Banner
Banner adalah salah satu media promosi yang dicetak dengan print digital
yang umumnya berbentuk potrait atau vertikal. Banner adalah bentuk penyederhanaan
dari baliho (Gleenook Desain Grafis, 2013). Banner banyak terdapat di berbagai
fasilitas umum meliputi rumah sakit, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU),
stasiun kereta api, objek wisata, tempat ibadah, pasar, swalayan, terminal bus.
Tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang menjadi sasaran penempatan banner
karena banyak dilalui orang sehingga informasi yang disampaikan akan lebih efektif.
Selain itu, banner juga bertujuan untuk mempengaruhi pembaca melalui informasi
yang disampaikan oleh penutur. Informasi tersebut harus dapat dipahami oleh lawan
tutur sehingga tujuan yang diharapkan penutur akan tercapai.
2. Ciri-ciri banner
Ciri-ciri banner terbagi menjadi tiga. Ciri yang pertama yaitu banner berisikan
gambar yang menggambarkan logo suatu komunitas. Penggunaan banner sebagai logo
dapat mencerminkan identitas komunitas tersebut. Ciri yang kedua yaitu banner
biasanya berbentuk menyerupai bendera. Banner salah media promosi yang dicetak
dengan print digital yang umumnya berbentuk potrait atau vertikal. Banner tersebut
memanjang menyerupai bendera. Ciri yang ketiga yaitu banner memuat pesan.
Banner dapat juga berisi pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat. Pesan-
pesan yang akan disampaikan bertujuan agar semua lapisan masyarakat mengetahui
tujuan dari pembuat banner (Ismail, 2015). Uraian dari ciri-ciri banner adalah sebagai
berikut.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
18
a. Banner berisikan gambar yang menggambarkan logo suatu komunitas
Logo adalah sebuah karya seni rupa dan tidak bisa lepas dari elemen-elemen
seni rupa dasar yang membentuknya, seperti garis, bentuk, warna, ruang, tipografi,
dan lain-lain. Logo juga mencerminkan citra positif dengan cara memaksimalkan
pesan-pesan yang menguntungkan dalam bentuk lambang dan gambar. Bentuk-bentuk
yang kaku atau garis lurus yang divisualkan dengan tepat akan menyampaikan
kekuatan, profesionalisme, dan efisiensi. Image bentuk itulah yang ingin klien
sampaikan kepada publik melalui visual sebuah logo. Sebuah logo akan berhasil
apabila ia memiliki konsep visual yang kuat. Penggambaran inilah yang dibuat dalam
berbagai cara, baik dengan warna, ilustrasi, atau bahkan dengan image. Penggunaan
banner sebagai logo dapat mencerminkan identitas komunitas. Wujud penggunaan
banner dapat ditemukan pada gambar yang menggambarkan logo suatu komunitas.
Logo pada banner tersebut digunakan sebagai media untuk promosi atau memasarkan
suatu produk, baik itu barang atau jasa. Banner termasuk ke dalam jenis media
promosi atau pemasaran yang dapat digunakan baik di dalam ruangan maupun di
dalam ruangan. tersebut. Selain itu, banner juga mempermudah masyarakat untuk
mengenalnya.
b. Biasanya banner berbentuk menyerupai bendera
Banner merupakan salah satu media promosi yang dicetak dengan print digital
yang umumnya berbentuk potrait atau vertikal. Banner identik dengan ukuran yang
kecil. Banner disebut juga baliho kecil. Kemudahan banner adalah digulung, disimpan
dan diletakkan di space kecil. Banner tersebut menampilkan simbol, logo, atau pesan
lainnya. Simbol atau logo tersebut digunakan secara simbolis untuk memberikan
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
19
sinyal atau identifikasi. Identifikasi tersebut digunakan untuk melambangkan suatu
komunitas yang digunakan untuk mempromosikan suatu produk. Selain itu, dengan
adanya pengunaan banner menyerupai bendera menjadi lebih efesien karena sedikit
memakan biaya.
c. Banner memuat pesan
Pesan adalah pemberitahuan yang digunakan dalam berkomunikasi. Pesan
disampaikan melalui media yang tepat, bahasa yang dimengerti, kata-kata yang
sederhana dan sesuai maksud, serta tujuan pesan itu akan disampaikan dan mudah
dicerna oleh komunikan. Pesan menjadi inti dari setiap komunikasi yang terjalin.
Banner dapat juga berisi pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat. Pesan-
pesan yang akan disampaikan bertujuan agar semua lapisan masyarakat mengetahui
tujuan dari pembuat banner. Pesan yang disampaikan melalui banner memiliki
keuntungan karena relatif tahan lama karena dalam wujud tulisan. Selain itu,
penyampaian dapat dalam wujud yang lebih menarik. Hal tersebut lebih efektif
apabila ditempatkan di tempat strategis dan ramai.
3. Jenis Banner
Ada beberapa jenis banner yang bisa dijadikan sarana atau media promosi.
Media promosi tersebut memuat pesan-pesan merk yang disampaikan kepada
khalayak. Banner dapat ditemukan di sekolah, mall, atau di mana saja karena banner
diletakkan di tempat yang banyak dijumpai banyak orang. Berdasarkan lokasi dan
letaknya, banner dibagi menjadi dua jenis. Jenis banner yang pertama yaitu banner
outdoor. Banner outdoor adalah banner yang digunakan di luar ruangan. Jenis banner
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
20
yang kedua yaitu banner indoor. Banner indoor adalah banner yang digunakan di
dalam ruangan (Affandi, 2016). Uraian dari kedua jenis banner tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Banner Outdoor
Banner yang digunakan di luar ruangan (outdoor) disebut banner pohon.
Dinamakan banner pohon karena tempat pemasangannya dipaku atau diikat di pohon
di pinggir-pinggir jalan. Pada umumnya banner outdoor dipasang secara vertikal atau
juga disebut vertical outdoor. Media promosi banner outdoor mempunyai beberapa
variasi ukuran. Banner outdoor ini biasanya berukuran 40x60 cm, 60x90 cm, 80x120
cm, dan lain-lain. Contoh dari banner outdoor adalah banner seminar nasional
pendidikan, banner seminar kesehatan, banner peringatan, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah contoh banner outdoor.
b. Banner Indoor
Banner indoor dikenal dengan nama standing promotion. Banner ini sering
digunakan untuk pemberitahuan atau media promosi yang biasanya ditemui di tempat-
tempat tertutup seperti toko, mall, dan lainnya. Dinamakan standing banner karena
banner jenis ini tidak diikat, tetapi memiliki penahannya tersendiri. Ada tiga jenis
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
21
standing banner, yaitu: X Banner, Y Banner, dan Roll Up Banner. Dalam suatu event
pameran, standing banner promosi cocok digunakan untuk menarik perhatian
pengunjung. Ukuran X atau Y Banner yang sejajar dengan tinggi badan manusia dan
berdiri secara vertikal membuat media banner mampu membuat gambar dan huruf
yang besar. Contoh dari tiga jenis standing banner adalah sebagai berikut.
1) Contoh X Banner
2) Contoh Y Banner
3) Contoh Roll Up Banner
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
22
Dari kedua jenis banner tersebut, peneliti memilih outdoor banner. Alasan
memilih outdoor banner, karena banner yang diteliti yaitu berada di luar ruangan.
Kelebihan Banner outdoor juga tidak dipasang dengan menggunakan penahan dan
dipasang dengan paku atau tali rafia, sedangkan standing banner memiliki kelemahan
rentan jatuh jika tertiup angin atau tersenggol sedikit saja karena beratnya sangat
ringan. Peneliti memilih outdoor banner karena banner ini bukan bertujuan untuk
media promosi, tetapi untuk mengetahui bentuk imperatif yang bersifat informatif. Di
dalam banner ini hanya menginformasikan yang berupa bentuk imperatif.
E. Poster
1. Pengertian Poster
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 890) poster adalah plakat
yang dipasang di tempat umum (berupa pengumuman atau iklan). Menurut Basuki,
dkk (2007 : 26) poster adalah plakat atau tempelan yang biasanya berisi pengumuman
dan ditempel di tempat-tempat umum. Poster merupakan informasi yang ditulis dalam
media tertentu (biasanya papan atau kertas). Poster biasanya dipergunakan untuk
kepentingan publikasi atau propaganda. Agar lebih menarik, biasanya dilengkapi
dengan gambar ilustrasi, sedangkan menurut Sudjana (2013 : 51) poster adalah
kombinasi visual dari rancangan yang kuat dengan warna dan pesan, dengan maksud
untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan
yang berarti di dalam ingatannya. Menurut Nurhadi, dkk (2006 : 199) poster dibuat
untuk memberitahu, mengajak, atau mempengaruhi pembacanya. Tujuannya yaitu
agar pembacanya tahu, mengerti, tertarik, atau bertindak sesuai dengan pesan yang
ditampilkan.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
23
Dari beberapa pendapat, dapat disimpulkan bahwa poster adalah plakat
berupa desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas
berukuran besar berisi informasi yang ditulis dalam media tertentu (biasanya papan
atau kertas). Poster biasanya dipergunakan untuk kepentingan publikasi atau
propaganda. Agar lebih menarik, biasanya dilengkapi dengan gambar ilustrasi.
Penggunaan poster tersebut untuk membuat pembaca terpengaruh dengan informasi
yang disampaikan serta memberikan respon dengan adanya informasi dari penutur.
Lawan tutur akan merasa tertarik dengan informasi tersebut baik secara tulisan
maupun dalam bentuk gambar yang menarik. Gambar tersebut harus menarik serta
mewakili informasi yang disampaikan agar saling mendukung.
2. Ciri-ciri Poster
Ciri-ciri poster terbagi menjadi tiga. Ciri poster yang pertama yaitu bahasa
poster ringkas. Ringkas artinya pembahasan mengenai sebuah topik dilakukan secara
garis besar tidak sampai detail. Bahasa pada poster tidak panjang dan tidak berbelit-
belit. Ciri poster yang kedua yaitu kalimat pada poster jelas. Jelas artinya tulisan
tersebut mencerminkan judul. Artinya kalimat yang terdapat pada poster tidak
membingungkan pembaca. Ciri poster yang ketiga yaitu tepat sasaran. Tepat sasaran
artinya isi poster harus sesuai dengan sasaran yang dibicarakan dalam permasalahan
yang diangkat dalam poster tersebut. Ciri yang terakhir yaitu poster berisi gambar
yang menarik. Poster biasanya bukan hanya berisi kalimat saja, umumnya poster
disertai dengan gambar-gambar yang menarik. Gambar-gambar dirancang sedemikian
rupa sehingga menarik perhatian. (Nurhadi, dkk., 2006 : 200). Uraian dari ciri-ciri
poster tersebut adalah sebagai berikut.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
24
a. Bahasa poster ringkas
Ringkas artinya pembahasan mengenai sebuah topik dilakukan secara garis
besar tidak sampai detail. Bahasa pada poster tidak panjang dan tidak berbelit-belit.
Artinya walaupun bahasa pada poster tersebut ringkas, tetapi tulisannya berbobot.
Tidak hanya dalam uraian dan sudut pandangnya saja, tetapi juga dalam cara
penyajiannya. Jadi bahasa pada poster tidak menggunakan kata-kata yang tidak
bermanfaat. Kalimat pada bahasa poster tanpa basa-basi, dan tidak mengandung
makna ganda. Setiap kata yang ditempelkan memiliki arti dan saling mendukung.
Penyajian pada poster singkat tetapi tetap mempertahankan urutan isi dan sudut
pandang dari penutur.
b. Kalimat pada poster jelas
Jelas artinya tulisan tersebut mencerminkan judul. Artinya kalimat yang
terdapat pada poster tidak membingungkan pembaca. Kalimat pada poster tidak boleh
menimbulkan tafsir ganda. Bentuk dan pilihan kata serta susunan kalimatnya hanya
memungkinkan satu penafsiran, yaitu tafsiran yang sesuai dengan maksud penutur.
Kalimat pada poster harus sesuai dengan gagasan yang disampaikan. Menyusun kata-
kata pada poster harus menghindari kat-kata yang bernada bombastis atau memuji
kegiatan yang ingin dilaksanakan secara berlebihan. Poster tersebut akhirnya tidak
akan komunikatif dan tidak menempel di hati masyarakat.
c. Biasanya poster tepat sasaran
Tepat sasaran artinya isi poster harus sesuai dengan sasaran yang dibicarakan
dalam permasalahan yang diangkat dalam poster tersebut. Dengan membaca atau
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
25
melihat poster yang dipasang, masyarakat tergugah hatinya untuk mengikuti isi dan
tujuan poster. Bahasa poster bersifat persuasif artinya bahasa tersebut berisi paparan
yang membujuk, mengajak, ataupun berdaya himbau. Paparan tersebut berdaya
himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembacanya. Himbauan tersebut
dapat berupa implisit maupun eksplisit. Himbauan tersebut dibuat agar seseorang
melakukan sesuatu dalam waktu ini maupun waktu yang akan datang. Kalimat
himbauan tersebut tidak berupa paksaan atau kekerasan terhadap orang menerima
persuasi.
d. Poster berisi gambar yang menarik
Poster biasanya bukan hanya berisi kalimat saja, umumnya poster disertai
dengan gambar-gambar yang menarik. Gambar-gambar dirancang sedemikian rupa
sehingga menarik perhatian. Sedikit menggunakan kata-kata, dicetak pada sehelai
kertas atau bahan lain yang ditempelkan pada tempat tertentu. Bukan hanya gambar
saja, tetapi juga foto-foto yang menarik, serta warna-warna yang juga menarik. Poster
biasanya dibuat dengan warna-warna yang kontras dan kuat. Pembuatan poster
memang dibutuhkan kreativitas, sebab dalam sebuah media yang dibilang terbatas,
namun harus mampu menarik minat orang untuk melihatnya.
3. Jenis-jenis Poster
Jenis-jenis poster dibagi menjadi dua. Jenis poster yang pertama yaitu jenis
poster berdasarkan tujuannya. Jenis poster berdasarkan tujuannya yaitu poster
propaganda, poster kampanye, poster “wanted”, poster “cheesechake”, poster film,
poster komik, poster afirmasi, poster riset, poster kelas, dan poster komersial. Jenis
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
26
poster yang kedua yaitu jenis poster berdasarkan isinya. Jenis poster berdasarkan
isinya yaitu poster niaga, poster kegiatan, poster kesehatan, poster pelayanan
masyarakat, dan poster karya seni. Uraian dari jenis-jenis poster tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Jenis Poster berdasarkan tujuannya
1) Poster Propaganda
Poster propaganda merupakan poster yang bertujuan memberikan semangat
kepada khalayak umum agar bersemangat di dalam mengarungi kehidupan dalam
usaha untuk mencapai cita-cita. Poster propaganda lebih banyak mempengaruhi orang
untuk melakukan sesuatu dengan membuka jalan pemikiran yang lebih baik. Poster ini
tidak menyampaikan informasi secara objektif, tetapi memberikan informasi yang
dirancang untuk mempengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya. Poster ini
juga dapat merubah kebiasaan yang melekat pada diri seseorang melalui berbagai
propaganda. Apabila seseorang membaca poster jenis ini maka dirinya akan tergerak
untuk melakukan sesuai dengan isi poster tersebut. Hal tersebut merupakan tujuan
utama dari jenis poster propaganda.
2) Poster Kampanye
Poster kampanye merupakan poster yang tujuannya adalah merebut simpati
masyarakat umum agar memilih dirinya ketika pemilihan tiba, poster ini akan ramai
ketika menjelang Pemilu dan Pilkada. Poster ini juga bertujuan mendapatkan
dukungan, usaha kampanye yang bisa dilakukan oleh perorangan atau sekelompok
orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu suatu proses pengambilan
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
27
keputusan di dalam suatu kelompok. Jenis poster ini bersifat politis yaitu untuk
menggiring opini masyarakat terhadap pandangan politik seseorang. Opini tersebut
lebih banyak menonjolkan keunggulan dari orang tersebut. Hal tersebut dilakukan
agar dapat menghilangkan berbagai opini negatif yang mungkin mengendap dalam
masyarakat. Poster jenis ini juga dapat sebagai wadah untuk memberitahukan visi dan
misi seseorang dalam mengikuti pilkada.
3) Poster “Wanted” atau “Dicari”
Poster “Wanted” atau “Dicari” merupakan poster yang tujuan utamanya untuk
menginformasikan orang hilang atau perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.
Poster ini sering dipasang di pohon-pohon. Bukan hanya dipasnag di pohon-pohon
saja, terkadang poster ini banyak ditemukan di jalan. Selain itu, poster ini juga
dipasang di tempat yang banyak dilalui orang. Penempatan tersebut bertujuan agar
masyarakat mengetahui informasi yang disampaikan baik itu orang hilang atau
lowongan tenaga kerja. Penutur mengharapkan adanya respon dari lawan tutur apabila
mengetahui serta membutuhkan informasi tersebut. Biasanya pada jenis poster ini
terdapat alamat serta nomor telepon dari penutur.
4) Poster “Cheesecake”
Poster “Cheesecake” ini bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat ramai.
Poster ini umumnya dibuat dengan gambar orang-orang tenar seperti selebriti, artis,
dan lain-lain. Dengan adanya gambar orang tenar tersebut maka diharapkan akan
membuat seseorang lebih tertarik dengan poster tersebut. Hal tersebut terbilang efektif
karena informasi yang disampaikan langsung terserap oleh lawan tutur. Poster ini
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
28
lebih banyak digunakan dalam bidang periklanan suatu produk agar dapat
meningkatkan penjualan. Strategi ini juga terbilang sangat jitu dalam bidang
marketing.
5) Poster Film
Poster film adalah poster yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan
kepada sekelompok orang. Pesan pada poster film tersebut dapat berbentuk apa saja
tergantung dari misi poster tersebut. Akan tetapi, umunya poster mencakup pesan
pendidikan dan informasi. Pesan dalam poster film adalah menggunakan mekanisme
lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan. Poster film
mempunyai satu sasaran, yaitu menarik perhatian orang terhadap muatan-muatan
masalah yang dikandung. Poster film ini digunakan untuk mempromosikan film-film
yang akan ditayangkan kepada masyarakat. Poster jenis ini banyak dijumpai di lounge
bioskop sebelum menonton film. Poster ini juga digunakan untuk mewakili tema
dalam sebuah film. Dengan adanya poster tersebut masyarakat akan lebih mudah
dalam menilai suatu film. Selain itu, penggunaan poster ini juga dapat digunakan
untuk menaikan popularitas film.
6) Poster komik
Poster komik adalah poster yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak
yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Poster komik
terdapat gambar-gambar yang menarik sebagai penunjang untuk memikat hati si
pembaca khususnya anak-anak. Di dalam poster komik didominasi oleh gambar-
gambar yang seolah-olah berbicara dan gambar tersebut membentuk sebuah narasi.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
29
Biasanya, poster komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Tujuan dari
poster komik ini adalah untuk mempopulerkan komik kepada masyarakat. Hal ini
dikarenakan saat ini trend komik sedang menurun berbeda saat kejayaannya di tahun
60-an. Poster jenis ini juga sebagai wadah komunikasi komunitas pecinta komik.
Komik yang ada dalam berbagai belahan dunia dapat disatukan dengan adanya poster
tersebut. Pada akhirnya akan menaikkan kembali popularitas komik.
7) Poster afirmasi
Poster afirmasi adalah poster yang berupa pernyataan positif yang ditujukan
untuk diri sendiri yang bias mempengaruhi pikiran pembacanya. Poster afirmasi
bertujuan untuk memotivasi para pembacanya dengan kata-kata yang sugestif, poster
ini banyak dijumpai di acara-acara seminar atau talkshow-talkshow. Dengan adanya
poster ini, pembaca akan terpengaruh dan pada akhirnya mau mengikuti lawan tutur.
Pembaca juga akan tergerak untuk lebih tertarik karena bahasa yang disampaikan
mengandung motivasi yang tinggi. Hal ini lebih tepat apabila digunakan pada
pembaca yang membutuhkan bahan penyemangat hidup. Selain itu, juga
mempengaruhi jiwa dari pembaca agar lebih peka terhadap lingkunganya.
8) Poster riset atau kegiatan ilmiah
Poster riset adalah poster yang berupa suatu pemeriksaan, pencermatan,
percobaan yang membutuhkan ketelitian dengan menggunakan metode atau kaidah
tertentu untuk memperoleh suatu hasil atau tujuan tertentu. Poster riset bertujuan
menginformasikan kegiatan riset atau penelitian kepada masyarakat umum. Poster ini
sering di pasang di majalah dinding kampus atau sekolah. Tujuan pemasangan di
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
30
tempat tersebut karena sekolah dan kampus merupakan pusat riset dan kegiatan
ilmiah. Dengan adanya poster tersebut, seluruh warga sekolah dan kampus
mengetahui riset serta kegiatan ilmiah yang sedang dilakukan. Hal tersebut juga dapat
menambah semangat kalangan akademi untuk terus melakukan penelitian sesuai
bidangnya.
9) Poster Kelas
Poster kelas adalah poster yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan,
wawasan, penerangan, serta memotivasi kepada para siswa. Poster ini dipasang di
dalam kelas di sekolah-sekolah. Poster ini biasanya juga dihubungkan dalam
keseharian siswa. Dengan adanya poster ini, siswa akan lebih memiliki pengetahuan
yang luas karena penyampaian menarik. Selain itu, poster ini dapat juga digunakan
untuk mempengaruhi siswa dalam hal positif misalnya belajar, kebersihan dan sopan
santun. Tujuan serta visi sekolah juga dapat dimasukkan dalam poster ini agar siswa
dapat membangun kerja sama dengan sekolah untuk mewujudkan hal tersebut.
10) Poster komersial
Poster komersial adalah poster yang memiliki tujuan untuk mempromosikan
atau menginformasikan barang dan jasa yang akan dijual oleh perusahaan. Poster
komersial ini dikeluarkan oleh perusahaan ataupun badan-badan usaha dalam rangka
menjalankan usahanya. Poster ini disebut juga poster niaga. Poster jenis ini memang
dikhususkan dalam bidang perdagangan. Umumnya poster komersial ini berisi
tawaran, jual-beli yang ada hubungannya dnegan barang ataupun jasa. Bahasa yang
digunakan juga lebih banyak berisi keunggulan suatu produk. Dalam poster ini juga
menampilkan produk yang dijual dengan tampilan menarik.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
31
b. Jenis Poster Berdasarkan Isinya
1) Poster Niaga
Poster niaga adalah poster yang bertujuan mempromosikan atau menjual
barang dan jasa suatu perusahaan. Isi dari poster niaga adalah kalimat serta gambar
promosi produk. Poster niaga dibuat oleh orang-orang ataupun oleh suatu badan usaha
dengan tujuan untuk mencari keuntungan. Poster niaga merupakan poster yang paling
banyak dipampang. Di Indonesia, salah satu poster niaga yang sering terpampang
adalah poster produk rokok. Dengan adanya poster ini, jumlah penjualan produk atau
jasa akan semakin naik karena konsumen merasa lebih tertarik baik dalam segi
kalimat maupun gambar produk yang secara menarik.
2) Poster Kegiatan
Poster kegiatan adalah poster yang bertujuan menginformasikan suatu
kegiatan. Sebagai upaya publikasi kegiatan, sebuah penyelenggara acara biasanya
membuat poster yang berisi informasi acara. Informasi tersebut meliputi hal-hal
umum seperti waktu dan tempat acara berlangsung, tema acara, beserta gambar-
gambar yang dibuat untuk menarik minat pengunjung. Tujuan umum dari poster ini
juga untuk menyebarkan informasi kegiatan seluas-luasnya kepada masyarakat. Hal
tersebut dilakukan dengan harapan masyarakat ikut berpartisipasi dalam kegiatan.
3) Poster Pendidikan
Poster pendidikan adalah poster yang bertujuan memberikan pendidikan
kepada masyarakat luas. Poster ini berisi berbagai informasi pendidikan seperti
sosialisasi program pendidikan dari pemerintah. Salah satu contohnya adalah ketika
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
32
pemerintah mensosialisasikan program wajib belajar 9 tahun. Maka selama periode
sosialisasi tersebut, ada banyak poster yang disebar di berbagai tempat. Pemasangan
poster tersebut dilakukan pada tempat yang strategis dan ramai seperti terminal,
stasiun, jalan raya atau kantor instansi pemerintah.
4) Poster Layanan Masyarakat
Poster layanan masyarakat adalah poster yang bertujuan menginformasikan
pelayanan kepada masyarakat. Poster layanan masyarakat ini menyajikan pesan-pesan
sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah
masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam keselarasan
dan kehidupan umum. Program layanan masyarakat ini digagas oleh pemerintah.
Salah satu contohnya adalah layanan pos layanan terpadu (posyandu). Selain itu,
poster jenis ini banyak berisi himbauan dari instansi pemerintah. Himbauan tersebut
berkaitan dengan kondisi yang dialami masyarakat. Poster layanan masyarakat ini
dapat dikampanyekan oleh organisasi profit ataupun non profit dengan tujuan sosial
ekonomis yaitu menngkatkan kesejahteraan masyarakat.
5) Poster Karya Seni
Poster karya seni adalah poster yang diciptakan oleh seseorang yang
mempunyai unsur keindahan dan terkadang bisa dimanfaatkan. Poster karya seni ini
bersifat ekspresif yang belum tentu sama diartikan antara orang yang satu dengan
lainnya. Poster ini umumnya gambar dan minim sekali kata-kata. Poster jenis ini lebih
mengutamakan seni baik dalam pembuatan maupun cara penyampaiannya. Pembaca
juga dibebaskan untuk menginterpretasi informasi yang disampaikan. Informasi
tersebut dikemas secara unik dalam wujud gambar yang menonjolkan seni.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
33
F. Bentuk Imperatif
1. Pengertian Bentuk Imperatif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 135) bentuk adalah
penampakan bentuk satuan bahasa, sedangkan imperatif menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2007: 427) adalah bentuk perintah untuk kalimat atau verba yang
menyatakan larangan atau keharusan melaksanakan perbuatan. Jadi bentuk imperatif
adalah bentuk satuan bahasa yang menyatakan larangan atau keharusan melaksanakan
perbuatan. Bentuk imperatif merupakan realisasi maksud imperatif dalam bahasa
indonesia dikaitkan dengan konteks situasi tutur yang melatarbelakanginya. Bentuk
imperatif ditentukan oleh konteksnya (Rahardi, 2005 : 93). Konteks tersebut
merupakan bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah
kejelasan makna. Konteks menjadi sarana penjelas suatu maksud. Sarana penjelas
tersebut berupa situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian. Bentuk imperatif
dan konteks memiliki suatu hubungan untuk memperjelas makna yang dimaksud.
2. Bentuk Imperatif
Bentuk imperatif terdiri dari dua jenis. Dua jenis tersebut yaitu kalimat
imperatif dan variasi kalimat imperatif. Pada kalimat imperatif terdapat 17 jenis
kalimat imperatif. Kalimat imperatif tersebut yaitu kalimat imperatif perintah, kalimat
imperatif suruhan, kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif permohonan,
kalimat imperatif desakan, kalimat imperatif bujukan, kalimat imperatif imbauan,
kalimat imperatif persilaan, kalimat imperatif ajakan, kalimat imperatif permintaan
izin, kalimat imperatif mengizinkan, kalimat imperatif larangan, kalimat imperatif
larangan, kalimat imperatif harapan, kalimat imperatif umpatan, kalimat imperatif
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
34
pemberian ucapan selamat, kalimat imperatif anjuran, dan kalimat imperatif „ngelulu‟.
Pada variasi kalimat terdapat tiga jenis yaitu kalimat berita, kalimat suruh, dan kalimat
tanya. Penjelasan tentang kalimat imperatif dan variasi kalimat imperatif adalah
sebagai berikut.
a. Kalimat Imperatif
Menurut Rahardi (2005 : 79) kalimat imperatif mengandung maksud
memerintah atau meminta agar mitra tutur melakukan sesuatu sebagaimana diinginkan
si penutur. Kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia dapat berkisar antara suruhan
yang sangat keras atau kasar sampai dengan permohonan yang sangat halus atau
santun. Kalimat imperatif dapat pula berkisar antara suruhan untuk melakukan
sesuatu. Kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia sangat kompleks dan bervariasi.
Pada kalimat imperatif terdapat 17 jenis kalimat imperatif. Ketujuh belas kalimat
imperatif tersebut ditemukan baik di dalam kalimat imperatif langsung maupun di
dalam kalimat imperatif tidak langsung. Masing-masing kalimat imperatif tersebut
diuraikan secara terperinci sebagai berikut.
1) Kalimat Imperatif perintah
Di dalam pemakaian bahasa Indonesia keseharian, terdapat beberapa bentuk
kalimat imperatif perintah. Kalimat imperatif perintah tidak saja diwujudkan dengan
kalimat imperatif, melainkan dapat diwujudkan dengan kalimat nonimperatif. Kalimat
imperatif yang demikian dapat disebut dengan kalimat imperatif tidak langsung yang
hanya dapat diketahui makna imperatif melalui konteks situasi tutur yang
melatarbelakangi dan mewadahinya. Banyak tuturan di sekitar kita yang sebenarnya
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
35
mengandung kalimat imperatif tertentu, namun wujud konstruksinya bukan kalimat
imperatif. Hanya konteks situasi tuturlah yang dapat menentukan kapan sebuah
kalimat ditafsirkan dengan kalimat imperatif yang lain.
Contoh:
(1) “Diam! Hansip tahu apa. Orang mati kok hidup lagi. Ini bukan lenong”
Informasi Indeksal:
Tuturan seorang polisi dengan seorang hansip dalam sebuah cerita yang
pada saat itu keduanya sedang terlibat dalam pertengkaran karena sesuatu
hal.
(2) “Bunuh saja. Ya, itu tentu. Tapi, bagaimana caranya? Tembak! Tembak!
Tidak, itu terlalu lekas dan ringan. Kita gantung. Kita gantung.”
Informasi Indeksal:
Tuturan orang-orang yang terlibat dalam sebuah kerusuhan masa pada saat
mereka berhasil menangkap seorang pemicu kerusuhan di suatu kota.
(3) “Monik, Lihat!”
Informasi Indeksal:
Tuturan yang disampaikan oleh pacar Monik ketika ia melihat ada sebuah
mobil yang menyelonong ke arahnya pada saat mereka berdua berjalan di
sebuah lorong kota.
2) Kalimat Imperatif Suruhan
Kalimat suruhan biasanya digunakan bersama penanda kesantunan biar, coba,
hendaklah, hendaknya, dan tolong. Kalimat imperatif suruhan dimaksudkan jika
pembicara menyuruh lawan bicaranya berbuat sesuatu. Selain itu kalimat imperatif
suruhan juga dapat ditandai dengan sufiks –kan. Kalimat imperatif suruhan dapat
diparafrasa sehingga menjadi kalimat untuk mengetahui secara pasti apakah benar
kalimat tersebut imperatif dengan makna suruhan. Pada kegiatan bertutur
sesungguhnya, kalimat imperatif suruhan tidak selalu diungkapkan dengan konstruksi
imperatif suruhan. Seperti yang terdapat pada kalimat imperatif lain, kalimat imperatif
suruhan dapat diungkapkan dengan kalimat deklaratif dan kalimat tanya.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
36
Contoh:
(4) “Coba hidupkan mesin mobil itu!”
(5) “Saya menyuruhmu supaya menghidupkan mesin mobil itu.”
Informasi Indeksal:
Tuturan 6 dan 7 disampaikan oleh seorang montir kepada pemilik mobil yang
kebetulan sedang rusak di pinggir jalan.
(6) “Coba luruskan kakimu kemudian ditekuk lagi perlahan-lahan!”
(7) “Saya menyuruhmu supaya meluruskan kakimu kemudian ditekuk lagi
perlahan-lahan.”
Informasi Indeksal:
Tuturan 8 dan 9 disampaikan oleh seorang ahli pijat urat kepada seorang
pasien. Pasien itu terkilir kakinya sehingga sangat sulit untuk diluruskan
seperti dalam keadaan normal.
3) Kalimat Imperatif Permintaan
Kalimat imperatif permintaan adalah kalimat imperatif dengan kadar suruhan
yang sangat halus. Lazimnya, kalimat imperatif permintaan disertai dengan sikap
penutur yang lebih merendah. Kalimat imperatif permintaan lebih halus jika
dibandingkan sikap penutur pada waktu menuturkan kalimat imperatif suruhan.
Kalimat imperatif permintaan ditandai dengan pemakaian penanda kesantunan tolong
atau frasa lain yang bermakna minta. Kalimat imperatif permintaan yang lebih halus
diwujudkan dengan penanda kesantunan mohon. Subjek pelaku kalimat imperatif
permintaan ialah pembicara yang sering tidak dimunculkan.
Contoh:
(8) Totok: “Tolong pamitkan, Mbak!”
Narsih: “Iya, Tok. Selamat Jalan, ya!”
Informasi Indeksial: Tuturan ini disampaikan oleh seseorang kepada sahabatnya pada saat ia akan
meninggalkan rumahnya pergi ke kota karena ada keperluan yang tidak dapat
ditinggalkan. Pada saat yang sama, sebenarnya, ia harus menghadiri sebuah
acara rapat karang tarunan di desanya.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
37
(9) Ella : “Stt. Ada orang, Monik.”
Monik : “Ah, tolonglah engkau lebih dekat ke pintu!”
Informasi Indeksial:
Tuturan seseorang kepada teman dekatnya pada saat mereka berdua di dalam
kamar. Mereka sedang membicarakan sesuatu dengan asyiknya, namun
seketika itu juga ada orang mengetuk pintu.
4) Kalimat Imperatif Permohonan
Kalimat imperatif permohonan adalah kalimat imperatif yang jika pembicara
demi kepentingannya meminta lawan bicara untuk berbuat sesuatu. Kalimat imperatif
permohonan sangatlah sopan sehingga sering digunakan untuk orang-orang yang
dihormati, misalnya orang tua, guru, dan lain-lain. Secara struktural, kalimat imperatif
permohonan, biasanya, ditandai dengan ungkapan penanda kesantunan mohon. Selain
ditandai dengan hadirnya penanda kesantunan itu, partikel –lah juga lazim digunakan
untuk memperhalus kadar kalimat imperatif permohonan. Sebagaimana dengan
kalimat-kalimat imperatif lainnya, dalam kegiatan bertutur, kalimat imperatif
permohonan tidak selalu dituangkan dalam konstruksi imperatif.
Contoh:
(10) “Mohon tanggapi secepatnya surat ini!” Informasi Indeksal: Tuturan seorang pimpinan kepada pimpinan lain dalam sebuah kampus. Pada saat mereka membicarakan surat lamaran pekerjaan dari seorang calon pegawai. (11) “Mohon ampunilah segala dosa kami!” Informasi Indeksal: Tuturan seorang Ibu yang sedang berdoa memohon pengampunan kepada Tuhan karena ia merasa telah membuat banyak kesalahan dalam hidupnya.
5) Kalimat Imperatif Desakan
Lazimnya imperatif dengan makna desakan menggunakan kata ayo atau mari
sebagai pemarkah makna. Selain itu, kadang-kadang digunakan juga kata harap atau
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
38
harus untuk memberi penekanan maksud desakan tersebut. Intonasi yang digunakan
untuk menuturkan imperatif jenis ini, lazimnya, cenderung lebih keras dibandingkan
dengan intonasi pada kalimat imperatif yang lainnya. Pada kalimat imperatif desakan,
kalimat dapat diparafrasa atau diubahujudkan, sehingga menjadi kalimat yang bukan
berbentuk kalimat imperatif. Kalimat imperatif desakan pada kalimat bertutur yang
sebenarnya dapat juga ditunjukkan dengan kalimat-kalimat yang berkonstruksi
nonimperatif.
Contoh:
(12) Kresna kepada Harjuna: “Ayo, Harjuna segera lepaskan pusakamu sekarang juga! Nanti keduluan kakakmu, Karna.”
Informasi Indeksal: Tuturan ini diungkapkan oleh Kresna kepada Harjuna pada saat mereka berada di medan laga bertempur melawan Karna dan Salnya dalam sebuah cerita pewayangan.
(13) Para Prajurit di hadapan Kaisar: “Ayo salibkan dia! Salibkan dia! Dia
menghujat Allah.”
Infromasi Indeksal: Tuturan ini diteriakkan oleh para prajurit kepada sang Kaisar menjelang penyaliban Yesus di Gunung Golgota.
6) Kalimat Imperatif Bujukan
Kalimat imperatif bujukan adalah kalimat imperatif yang bertujuan untuk
meyakinkan lawan tutur. Kalimat imperatif bujukan di dalam bahasa Indonesia,
biasanya, diungkapkan dengan penanda kesantunan ayo atau mari. Selain itu, dapat
juga imperatif tersebut diungkapkan dengan penanda kesantunan tolong. Seringkali
kalimat imperatif bujukan tidak diwujudkan dalam bentuk kalimat imperatif bujukan.
Kalimat imperatif bujukan dapat juga diwujudkan dengan kalimat deklaratif ataupun
interogatif.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
39
Contoh:
(14) Ibu kepada anaknya yang masih kecil: “Habiskan susunya dulu, yo! Nanti terus pergi ke Malioboro Mall.”
Informasi Indeksal: Tuturan ini disampaikan oleh seorang Ibu kepada anaknya yang masih kecil dan agak sulit disuruh minum susu. Tuturan itu dimaksudkan untuk membujuk si anak agar ia mau minum susu. (15) Dokter kepada pasien yang masih anak kecil: “Tiduran dulu, yuk, di
tempat tidur sebelah! Tak kasih es biar anyep.” Informasi Indeksal: Tuturan ini terjadi dalam ruang periksa di sebuah rumah sakit, disampaikan oleh seorang dokter kepada pasien yang masih anak-anak pada waktu ia akan dicabut giginya.
7) Kalimat Imperatif Imbauan
Kalimat imperatif imbauan adalah kalimat imperatif yang bertujuan untuk
menghimbau penutur kepada lawan bicaranya. Imbauan tersebut dapat berupa implisit
maupun eksplisit. Imbauan tersebut dibuat agar seseorang melakukan sesuatu dalam
waktu ini maupun waktu yang akan datang. Kalimat imperatif imbauan tersebut tidak
berupa paksaan atau kekerasan terhadap lawan tuturnya. Kalimat imperatif imbauan,
lazimnya, digunakan bersama partikel –lah. Selain itu, imperatif jenis ini sering
digunakan bersama dengan ungkapan penanda kesantunan harap dan mohon. Kalimat
imperatif imbauan dapat pula diwujudkan dalam bentuk kalimat nonimperatif.
Contoh:
(16) “Jagalah kebersihan lingkungan!” Informasi Indeksal: Bunyi tuturan peringatan di sebuah taman wisata di kota Yogyakarta. (17) “Mohon, jangan membuang sampah di sembarang tempat!” Informasi Indeksal: Bunyi tuturan peringatan yang terdapat di salah satu sudut kampus ASMI Santa Maria Yogyakarta.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
40
8) Kalimat Imperatif Persilaan
Kalimat imperatif persilaan adalah kalimat imperatif yang bertujuan untuk
meminta atau menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu dengan cara yang sopan.
Kalimat imperatif persilaan dalam bahasa Indonesia, lazimnya, digunakan dengan
penanda kesantunan silakan. Seringkali digunakan pula bentuk pasif dipersilakan
untuk menyatakan kalimat imperatif persilaan itu. Bentuk yang kedua cenderung lebih
sering digunakan pada acara-acara formal yang sifatnya protokoler. Kalimat imperatif
persilaan pada komunikasi keseharian dapat ditemukan juga kalimat yang berbentuk
nonimperatif.
Contoh:
(18) Ketua senat mahasiswa : “Silakan Saudara Monik!”
Monik : “Terima kasih Saudara Ketua.”
Informasi Indeksal:
Tuturan ini merupakan cuplikan percakapan yang terjadi di sebuah kampus
pada saat berlangsung rapat senat mahasiswa. (19) Komandan kepada Letnan Pongki: “Tenang, tenang, Pong! Sudah, silakan duduk saja, tidak usah tegang berdiri begitu, dan ini rokok biar agak
tenang.”
Informasi Indeksal:
Tuturan ini disampaikan oleh seorang komandan angkatan bersenjata kepada
bawahannya, seorang letnan, pada saat ia mealporkan suatu kejadian sangat
penting dan mendesak.
9) Kalimat Imperatif Ajakan
Kalimat imperatif ajakan disebut juga dengan kalimat imperatif persuasi.
Kalimat imperatif ini memiliki sifat persuasi, yaitu meminta orang lain untuk
melakukan sesuatu dengan cara mengajak. Kalimat imperatif ajakan, biasanya,
ditandai dengan pemakaian penanda kesantunan mari atau ayo. Kedua macam
penanda kesantunan itu masing-masing memiliki makna ajakan. Kalimat imperatif
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
41
ajakan dimaksudkan jika pembicara mengajak lawan bicara berbuat sesuatu. Kalimat
imperatif ajakan tidak selalu diwujudkan dengan kalimat yang berbentuk imperatif.
Contoh:
(20) Monik kepada Tante: “Mari makan, Tante!” Infornasi Indeksal: Tuturan ini terjadi dalam ruang makan pada sebuah keluarga, orang yang satu mengajak orang yang lain untuk makan bersama. (21) Bibi kepada Monik dan rekan-rekannya: “Ayo, pada makan dulu, yo.
Kebetulan saya bikin sayur asem dan pepes ikan Peda.” Informasi Indeksal: Tuturan ini terjadi di dalam ruang makan, pada saat sang bibi mengajak makan para tamu yang sudah sangat sering bertamu di rumah sang bibi.
10) Kalimat Imperatif Permintaan Izin
Kalimat imperatif permintaan izin adalah kalimat imperatif yang digunakan
pembicara agar lawan bicaranya melakukan permintaan izin sebelum berbuat sesuatu.
Kalimat imperatif permintaan izin digunakan untuk memancing agar tidak melarang
suatu perbuatan yang dikehendaki penutur. Kalimat imperatif permintaan izin
hendaknya menggunakan bahasa yang halus dan tidak memaksa. Kalimat imperatif
permintaan izin, biasanya, ditandai dengan penggunaan ungkapan penanda kesantunan
mari dan boleh. Kalimat imperatif permintaan izin dapat diwujudkan dalam bentuk
kalimat nonimperatif.
Contoh:
(22) Adik kepada kakak perempuan: “Mbak, mari saya bawakan tasnya!”
Informasi Indeksal:
Tuturan ini disampaikan oleh seorang adik kepada kakak perempuannya yang
bertemperamen keras, segala sesuatunya selalu akan dilakukan sendiri tanpa
campur tangan dan keterlibatan orang lain.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
42
(23) Sekretaris kepada direktur: “Pak, boleh saya bersihkan dulu meja
kerjanya?”
Informasi Indeksal:
Tuturan ini disampaikan oleh seroang sekretaris kepada direkturnya, ia
meminta izin untuk memberishkan dulu meja kerja direktur yang saat itu
penuh dengan keras dan berkas-berkas.
11) Kalimat Imperatif Mengizinkan
Kalimat imperatif mengizinkan adalah kalimat imperatif yang dimaksudkan
penutur untuk mengizinkan lawan bicaranya melakukan sesuatu. Kalimat imperatif
mengizinkan, lazimnya, ditandai dengan pemakaian penanda kesantunan silakan. Kata
silakan mempunyai makna mempersilakan lawan tutur melakukan sesuatu. Kalimat
imperatif mengizinkan dapat ditemukan dalam komunikasi sehari-hari dan lazimnya
diwujudkan dalam kalimat nonimperatif. Contoh kalimat imperatif mengizinkan
adalah sebagai berikut.
Contoh:
“Silakan merokok di tempat ini!”
Informasi Indeksal:
Tuturan ini ditemukan di tempat tertentu yang khusus disediakan untuk para
perokok. Di lokasi itu orang tidak diperkenankan merokok selain di tempat itu.
(24) “Silakan membuang sampah di lokasi ini!”
Informasi Indeksal:
Tuturan ini ditemukan di lokasi yang disediakan khusus untuk tempat
pembuangan sampah.
12) Kalimat Imperatif Larangan
Kalimat imperatif larangan dimaksudkan jika pembicara menyuruh untuk tidak
melakukan sesuatu seperti apa yang dikatakan penuturnya. Kalimat imperatif larangan
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
43
dapat diwujudkan dalam bahasa Indonesia keseharian. Kalimat imperatif larangan
biasanya berupa himbauan-himbauan. Kalimat imperatif larangan dapat berupa
tuturan yang bermacam-macam dan tidak selalu berbentuk kalimat imperatif. Kalimat
imperatif larangan, biasanya, ditandai oleh pemakaian kata jangan.
Contoh:
(25) Ishak kepada Satilawati: “Jangan kau sangka aku akan bersedih oleh
karena ini!” (Satilawati bergerak seperti hendak pergi).
Informasi Indeksal:
Tuturan ini terjadi pada saat keduanya sedang bertengkar di tempat tertentu.
Pria dan wanita ini memiliki hubungan yang sangat dekat dan khusus.
(26) Ishak kepada Satilawati: “Jangan berkata begitu Satilawati, hatiku
bertambah rusak!”
Informasi Indeksal:
Tuturan ini terjadi dalam perbincangan yang bersifat pribadi antara seorang
dengan orang yang lainnya pada saat mereka bertemu di kantin perguruan
tinggi.
13) Kalimat Imperatif Harapan
Kalimat imperatif harapan adalah kalimat yang menyatakan harapan yang
diinginkan oleh penuturnya untuk lawan tuturnya. Kalimat imperatif harapan,
biasanya ditunjukkan dengan penanda kesantunan harap dan semoga. Kedua macam
penanda kesantunan itu di dalamnya mengandung makna harapan. Kalimat imperatif
harapan banyak ditemukan dalam komunikasi keseharian. Maksud dari harapan itu
banyak diwujudkan di dalam kalimat nonimperatif.
Contoh:
(27) “Harap tenang ada ujian negara!” Informasi Indeksal: Bunyi tuturan peringatan pada salah satu tempat di dalam kampus perguruan tinggi.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
44
(28) “Semoga cepat sembuh!” Informasi Indeksal: Bunyi tuturan pada kantong plastik obat dari suatu apotek.
14) Kalimat Imperatif Umpatan
Kalimat imperatif umpatan adalah kalimat imperatif yang berisi umpatan.
Kalimat imperatif jenis ini relatif banyak ditemukan dalam pemakaian bahasa
Indonesia pada komunikasi keseharian. Kalimat imperatif umpatan dapat juga
ditemukan dalam komunikasi keseharian. Lazimnya, kalimat imperatif umpatan
banyak ditemukan dalam wujud bukan kalimat imperatif, melainkan kalimat non-
imperatif. Contoh kalimat imperatif umpatan adalah sebagai berikut.
Contoh: (29) Si Gendut kepada Sopir: “Kurang ajar kau! Jangan lancang, ya. Jangan
bikin tuan besar menjadi marah. Ayo belok!” Informasi Indeksal: Tuturan ini terjadi pada saat seorang sopir yang sedang berusaha menipu penumpangnya bertengkar denga si penumpang yang kebetulan sangat pemberani dan tidak mau dikelabui. (30) Antaranak muda: “Mampus kamu sekarang!” Informasi Indeksal: Tuturan ini disampaikan oleh seorang anak muda yang saat itu mendengar kabar bahwa temannya dijemput polisi dan diangkut ke kantor polisi.
15) Kalimat Imperatif Pemberian Ucapan Selamat
Imperatif jenis ini cukup banyak ditemukan di dalam pemakaian bahasa
Indonesia sehari-hari. Telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia bahwa
dalam peristiwa-peristiwa tertentu. Biasanya, anggota masyarakat bahasa Indonesia
saling menyampaikan ucapan salam atau ucapan selamat kepada anggota masyarakat
lain. Di dalam komunikasi keseharian, kalimat imperatif pengucapan selamat banyak
diungkapkan pada kalimat non-imperatif. Salam itu dapat berupa ucapan selamat,
seperti terdapat pada tuturan-tuturan berikut.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
45
(31) Neti kepada Ibu: “Mami! Selamat jalan, dan oleh-olehnya, ya, nanati.”
Informasi Indeksal:
Tuturan ini disampaikan pada saat ibunya Neti berangkat ke kota lain,
sedangkan Neti harus tinggal di rumah.
(32) Ayah kepada Totok: “Selamat jalan anakku! Semoga sukses! Jangan
bimbang, berangkatlah!”
Informasi Indeksal:
Tuturan ini disampaikan oleh ayah totok ketika totok yang kelihatan ragu-ragu
meninggalkan ayahnya tinggal di rumah sendirian.
16) Kalimat Imperatif Anjuran
Kalimat imperatif anjuran dimaksudkan penutur untuk menganjurkan lawan
bicaranya berbuat sesuatu. Secara struktural, kalimat imperatif anjuran, biasanya,
ditandai dengan menggunakan kata hendaknya dan sebaiknya. Kalimat imperatif
anjuran mudah ditemukan di dalam komunikasi keseharian. Kalimat imperatif anjuran
dapat diwujudkan dengan kalimat non-imperatif. Contoh kalimat imperatif anjuran
adalah sebagai berikut.
Contoh:
(33) Orang tua kepada anak: “Sebaiknya uang ini kamu simpan saja di
almari.”
Informasi Indeksal:
Tuturan ini disampaikan oleh Ibu kepada anaknya yang masih kecil. Ia baru
saja mendapat uang saku dari saudaranya.
(34) Dosen kepada mahasiswa: “Hendaknya Saudara mencari buku referensi
yang lain di toko buku.”
Tuturan Indeksal:
Tuturan ini disampaikan oleh seorang dosen kepada mahasiswa bimbingan
yang sedang menyusun karya tulis, namun kekurangan referensi yang
memadai untuk penulisan karya tersebut.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
46
17) Kalimat Imperatif “Ngelulu”
Di dalam bahasa Indonesia terdapat tuturan yang memiliki makna imperatif
“ngelulu”. Kata “ngelulu” berasal dari bahasa Jawa, yang bermakna seperti menyuruh
mitra tutur melakukan sesuatu namun sebenarnya yang dimaksud adalah melarang
melakukan sesuatu. Kata lain dari kalimat imperatif “ngelulu” adalah pembiaran jika
pembicara meminta agar jangan dilarang. Kalimat imperatif melarang, lazimnya
diungkapkan dengan penanda kesantunan jangan seperti disampaikan pada bagian
terdahulu. Imperatif yanng bermakna “ngelulu” di dalam bahasa Indonesia lazimnya
tidak diungkapkan dengan pennada kesantunan itu melainkan berbentuk tuturan
imperatif biasa.
Contoh:
(35) Ibu : “Makan saja semuanya biar ayahmu senang kalau nanti pulang kerja!”
Anak : “Ah,....Ibu. nanti benjut kepalaku!” Informasi Indeksal: Pertuturan antara seorang Ibu dengan anaknya yang senang makan banyak. Kalau makan, ia sering lupa dengan anggota keluarga yang lain, demikian pula dengan ayahnya yang biasanya pulang dari tempat kerja pada sore hari.
(36) Istri : “Mas, nanti malam tidak usah pulang lagi saja, kasihan Lastri lho,
Mas!”
Suami : (Berjalan menuju mobilnya dengan muka kusam karena malu) Informasi Indeksal:
Cuplikan pertuturan seorang istri dengan suaminya yang baru saja bertengkar di ruang makan pada saat sang suami akan berangkat kerja. Sang suami sering pulang malam dengan alasan yang tidak jelas, sementara sang istri mengetahui bahwa Lastri adalah teman dekat sang suami tersebut.
b. Variasi Kalimat Imperatif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1797) variasi adalah tindakan,
keadaan, atau hasil perubahan dari keadaan semula. Selain itu juga berarti sebagai
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
47
bentuk rupa yang lain. Di dalam penelitian ini memiliki berbagai macam variasi atau
jenis kalimat imperatif. Variasi kalimat imperatif yang ditemukan dalam penelitian ini
meliputi kalimat berita, kalimat perintah, dan kalimat seru. kalimat berita adalah
kalimat yang mendukung suatu pengungkapan peristiwa atau kejadian. Kalimat suruh
adalah kalimat suruh mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari orang yang
diajak berbicara. kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung suatu pertanyaan.
Variasi kalimat imperatif tersebut akan dijelaskan berikut ini.
1) Kalimat Berita (Deklaratif)
Menurut Cook dalam Putrayasa (2009: 19) kalimat berita adalah kalimat yang
mendukung suatu pengungkapan peristiwa atau kejadian. Kalimat berita sering juga
disebut kalimat pernyataan, yaitu kalimat yang dibentuk untuk menyiaran informasi
tanpa mengharapkan responsi tertentu, sedangkan menurut Kridalaksana (2011 : 103)
menyebut kalimat berita dengan istilah kalimat deklaratif, yakni kalimat yang
mengandung intonasi deklaratif dan pada umumnya mengandung makna „menyatakan
atau memberitahukan sesuatu‟; dalam ragam tulis biasanya diberi tanda titik (.) atau
tak diberi tanda apa-apa pada bagian akhirnya. Menurut Wijana (2011 : 194) kalimat
berita adalah kalimat yang berfungsi untuk memberitahukan sesuatu atau hal seperti
yang dinyatakan dalam kalimat tersebut. Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa kalimat berita adalah kalimat yang mengungkapkan peristiwa atau
kejadian dengan cara memberitahukan sesuatu hal.
Berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat berita berfungsi
memberitahukan sesuatu kepada orang lain sehingga tanggapan yang diharapkan
berupa perhatian seperti yang tercermin pada pandangan mata yang menunjukkan
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
48
adanya perhatian. Kadang-kadang perhatian itu disertai anggukan, kadang-kadang
pula disertai ucapan ya. Menurut Ramlan (2005: 27) kalimat berita memiliki intonasi
yang disebut pola intonasi berita, yaitu [2] 3 // [2] 3 1 # dan [2] 3 // [2] 3 # apabila P-
nya terdiri dari kata-kata yang suku kedua dari belakangnya bervokal /ə/, seperti kata
keras, cepat, kering, tepung, bekerja. Di samping itu, dalam kalimat berita tidak
terdapat kata-kata tanya seperti apa, siapa, di mana, mengapa, kata-kata ajakan
seperti mari, ayo, kata persilahan silakan, serta kata larangan jangan. Misalnya:
(37) Menurut ilmu sosial konflik dapat terjadi karena penemuan-penemuan
baru.
(38) Jalan itu sangat gelap.
2) Kalimat Suruh
Menurut Ramlan (2005: 39) berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi,
kalimat suruh mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari orang yang diajak
berbicara. Kalimat suruh biasanya digunakan bersama penanda kesantunan biar, coba,
hendaklah, hendaknya, dan tolong. Kalimat suruh juga dapat ditandai dengan sufiks –
kan. Berdasarkan ciri formalnya, kalimat ini memiliki pola dan intonasi yang berbeda
dengan pola intonasi kalimat berita dan kalimat tanya. Pola intonasinya ialah 2 3 #
atau 2 3 2 # jika diikuti partikel lah pada P-nya. Pola intonasi kalimat suruh itu
ditandai dengan tanda (!)
Misalnya:
(39) Pergi!
(40) Pergilah!
Berdasarkan strukturnya, kalimat suruh dapat digolongkan menjadi empat
golongan. Kalimat suruh yang pertama yaitu kalimat suruh yang sebenarnya. Kalimat
suruh yang sebenarnya ditandai dengan pola intonasi suruh. Kalimat suruh yang kedua
yaitu kalimat persilahan. Kalimat persilaan adalah kalimat yang digunakan oleh
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
49
penutur untuk mempersilakan lawan bicara berbuat sesuatu. Kalimat suruh yang
ketiga yaitu kalimat ajakan. Kalimat ajakan adalah kalimat yang disampaikan dengan
cara mengajak seseorang untuk melakukan seperti apa yang diperintahkan oleh
penuturnya. Kalimat suruh yang terakhir yaitu kalimat larangan. Kalimat larangan
dimaksudkan jika pembicara menyuruh agar jangan melakukan sesuatu. Uraian dari
kalimat suruh adalah sebagai berikut.
a) Kalimat Suruh yang Sebenarnya
Kalimat suruh yang sebenarnya ditandai dengan pola intonasi suruh. Selain
daripada itu, apabila P-nya terdiri dari kata verbal intransitif, bentuk kata verbal itu
tetap, hanya partikel lah dapat ditambahkan pada kata verbal itu untuk menghaluskan
perintah. S-nya yang berupa persona ke-2 boleh dibuangkan boleh juga tidak. Apabila
P-nya terdiri dari kata verbal transitif, kalimat suruh yang sebenarnya itu selain
ditandai dengan intonasi suruh juga boleh tidak adanya prefiks meN-. Apabila kata
kerja transitif itu digunakan secara absolut, maksudnya tidak diikuti objek, prefiks
meN- itu tidak hilang. Untuk memperhalus suruhan, di samping menambah partikel
lah, kata tolong dipakai di muka kata kerja yang beneaktif, ialah kata kerja yang
menyatakan tindakan yang dimaksudkan bukan untuk kepentingan pelakunya.
Misalnya:
(41) Duduk!
(42) Beristirahatlah!
b) Kalimat Persilaan
Kalimat persilaan adalah kalimat yang digunakan oleh penutur untuk
mempersilakan lawan bicara berbuat sesuatu. Kalimat persilahan menggunakan cara
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
50
yang sopan untuk meminta atau menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu. Selain
ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat persilahan ditandai juga oleh penambahan
kata silakan yang diletakkan di awal kalimat. S Kalimat boleh dibuang, boleh juga
tidak. Contoh kalimat persilahan adalah sebagai berikut.
(43) Silakan Bapak duduk di sini!
(44) Silakan datang ke rumahku!
c) Kalimat Ajakan
Sama halnya dengan kalimat persilahan dan kalimat suruh yang sebenarnya,
kalimat ajakan ini, berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi. Selain itu juga
pada kalimat ajakan mengharapkan suatu tanggapan yang berupa tindakan. Hanya
perbedaannya tindakan itu bukan hanya dilakukan oleh orang yang diajak berbicara,
melainkan juga oleh orang yang berbicara atau penuturnya. Dengan kata lain tindakan
itu dilakukan oleh kita. Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat ini
ditandai juga oleh adanya kata-kata ajakan, ialah kata mari dan ayo, yang diletakkan
di awal kalimat. Partikel lah dapat ditambahkan pada kedua kata itu menjadi marilah
dan ayolah. S kalimat boleh dibuang, boleh juga tidak. Contoh dari kalimat ajakan
adalah sebagai berikut.
(45) Mari kita berangkat sekarang!
(46) Marilah belajar ke perpustakaan pusat!
d) Kalimat Larangan
Kalimat larangan dimaksudkan jika pembicara menyuruh agar jangan
melakukan sesuatu. Kalimat larangan dapat diwujudkan dalam bahasa Indonesia
keseharian. Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat larangan ditandai
juga oleh adanya kata jangan di awal kalimat. Partikel lah dapat ditambahkan pada
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
51
kata tersebut untuk memperhalus larangan. S kalimat boleh dibuang, boleh juga tidak.
Contoh dari kalimat larangan adalah sebagai berikut.
(47) Jangan engkau membaca buku ini!
(48) Janganlah engkau berangkat sendiri!
3) Kalimat Tanya
Menurut Cook dalam Putrayasa (2009 : 26) kalimat tanya adalah kalimat yang
mengandung suatu pertanyaan. Kalimat tanya atau kalimat pertanyaan, yaitu kalimat
yang dibentuk untuk memancing responsi yang berupa jawaban. Sementara itu,
Kridalaksana dalam Putrayasa (2009 : 26) menyebut kalimat tanya dengan istilah
kalimat interogarif. Kalimat interogatif yakni kalimat yang mengandung intonasi
interogatif; dalam ragam tulis biasanya diberi tanda tanya (?). Jenis kalimat ini
ditandai pula oleh partikel tanya seperti kah, atau kata tanya apa, bagaimana. Contoh
kalimat tanya adalah sebagai berikut.
(49) Ahmad pergi?
(50) Murid itu masih belajar?
G. Rumah Sakit se-Kabupaten Banyumas
Rumah sakit se-Kabupaten Banyumas adalah rumah sakit yang berada di
wilayah Kabupaten Banyumas. Nama-nama rumah sakit yang terdapat di Kabupaten
Banyumas yaitu sebagai berikut:
1. Rumah Sakit Umum Daerah, meliputi RSUD Banyumas, RSUD Prof Dr.
Margono Soekarjo, dan RSUD Ajibarang,
2. Rumah Sakit Swasta, meliputi: RS Santa Elisabeth, RS Islam Purwokerto, RSU
Hidayah Purwokerto, RSU Bunda, RSU Ananda Purwokerto, RS Sinar Kasih,
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017
52
RSU Wishnu Husada, RSU Wiradadi Husada, RSU An-Ni‟mah, RSU Medika
Lestari Banyumas, dan RSU Dadi Keluarga.
3. Rumah Sakit Tentara, meliputi: Rumkit Tk III Wijayakusuma.
4. Rumah Sakit Ibu dan Anak, meliputi: RSIA Amanah, RSIA Bunda Arif, RSIA
Bedah Jatiwinangun, dan RSIA Budhi Asih.
5. Rumah Sakit Keluarga Berencana, meliputi: RSKB Mitra Ariva.
6. Rumah Sakit Khusus, meliputi: RSK Bedah Siaga Medika Banyumas dan RSK
Bedah Orthopaedi.
7. Rumah Sakit Gigi dan Mulut, meliputi: RS Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP)
Universitas Jenderal Soedirman.
Bentuk Imperatif Pada Banner…, Wardah Agustiani, FKIP UMP, 2017