BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Administrasi · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Administrasi · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian...
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Administrasi
Menurut Siagian (2008:2) mengemukakan bahwa, “administrasi adalah
sebagai keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang
didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya”.
Menurut Dewi (2011:4) mengemukakan bahwa, “administrasi merupakan
proses kerjasama beberapa individu dengan cara yang efisien dalam mencapai
tujuan sebelumnya”.
Menurut Haryadi (2009:1) mengemukakan bahwa, “administrasi adalah
kegiatan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis dengan
tujuan untuk menyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya
kembali secara keseluruhan dan dalam satu hubungan satu sama lain”.
Menurut Westra (2009:10) mengemukakan bahwa, “administrasi
merupakan setiap penyusunan keterangan – keterangan secara sistematis
dan pencatatannya secara tertulis dengan maksud untuk memperoleh suatu
ikhtisar mengenai keterangan itu dalam keseluruhan dan dalam
hubungannya satu sama lain”.
2.1.1. Jenis – Jenis Administrasi
Menurut Dewi (2011:3), administrasi dapat dilihat dari dua sudut
pandang yakni,
8
1. Administrasi dalam arti sempit
Secara sempit, administrasi berasal dari kata administrative (bahasa Belanda)
yang diartikan sebagai pekerjaan tulis – menulis atau
ketatusahaan/kesekretarisan. Pekerjaan ini berkaitan dengan kegiatan
menerima, mencatat, menghimpun, mengolah, menggandakan, mengirim,
menyimpan dan sebagainya.
1. Administrasi dalam arti luas
Secara luas, administrasi merupakan proses kerjasama beberapa individu
dengan cara yang efisien dalam mencapai tujuan sebelumnya.
2.1.2. Unsur – Unsur Administrasi
Dalam kegiatan administrasi, menurut Dewi (2011:10) terdapat delapan unsur
yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya,
meliputi :
1. Organisasi
Kegiatan mengelompokkan dan menyusun kerangka kerja, jalinan hubungan
kerjasama di antara para pekerja dalam suatu wadah bagi segenap usaha
mencapai tujuan tertentu.
2. Manajemen
Kegiatan yang berfungsi merencanakan, mengorganisasikan, membina
membimbing, menggerakan, dan mengawasi sekelompok orang, serta usaha
kerjasama yang telah ditentukan dapat tercapai dengan baik.
9
3. Komunikasi
Kegiatan menyampaikan berita, pemberian ide, dan gagasan dari seseorang
kepada orang lain, yang bersifat timbal-balik antara pimpinan dengan
pimpinan, pimpinan dengan bawahan, baik secara formal maupun nonformal
mewujudkan usaha kerjasama.
4. Informasi
Kegiatan menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, menyebarkan,
dan menyimpan berbagai keterangan obyektif yang diperlukan dalam usaha
kerjasama.
5. Personalia
Kegiatan mengatur dan mengurus penggunaan tenaga kerja yang diperlukan
dalam usaha kerjasama.
6. Keuangan
Kegiatan mengatur dan mengolah penggunaan segi pembiayaan sekaligus
pertanggungjawaban keuangan dalam usaha kerjasama
7. Perbekalan
Kegiatan merencanakan, mengurus, dan mengatur penggunaan peralatan
keperluan kerja dalam usaha kerjasama.
8. Humas
Kegiatan menciptakan hubungan dan dukungan yang baik dari lingkungan
masyarakat sekitarnya terhadap usaha kerjasama perusahaan.
10
2.1.3. Sifat Ilmu Administrasi
Menurut Dewi (2011:20), dengan beberapa sifat inilah membawa
tujuan yang telah ditentukan menemukan cara yang lebih efisien dan efektif.
Sifat ilmu administrasi yaitu :
1. Netral, dalam arti ilmu administrasi tidak mengandung nilai yang baik
maupun yang buruk, sehingga dapat diterapkan untuk menyikapi
permasalahan yang bertujuan baik atau buruk.
2. Fleksibel, dalam arti ilmu administrasi berkaitan dengan individu yang
dinamis, sehingga tidak mencatumkan dalil yang eksak/pasti seperti ilmu
matematika atau ilmu alam.
2.2. Pengertian Asuransi
Menurut Hastuti & Fitri (2016:12) mengemukakan bahwa “Asuransi
ialah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian – kerugian kecil (sedikit) yang
sudah pasti sebagai pengganti/subtitusi kerugian – kerugian besar yang belum
pasti”.
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
11
2.2.1. Tujuan Asuransi
Menurut Hastuti & Fitri (2016:15), tujuan dari asuransi adalah untuk
menyiapkan bekal guna menghadapi bahaya yang menimpa kehidupan dan urusan
manusia. Karena itu, “pencegahan kerugian” (loss prevention) atau “pemikulan
kerugian” (loss asumption), penerapannya sangat terbatas dan tidak dapat
mengatasi kerugian yang besar, yang menghancurkan dan tak terduga.
1. Pengalihan Risiko
Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko yang
mengancam harta kekayaan atau jiwanya. Dengan membayar sejumlah premi
kepada perusahaan asuransi (penanggung)
2. Pembayaran Ganti Kerugian
Jika suatu ketika sungguh-sungguh terjadi peristiwa yang menimbulkan
kerugian (risiko berubah menjadi kerugian), maka kepada tertanggungakan
dibayarkan ganti kerugian yang besarnya seimbang dengan jumlah
asuransinya.
2.2.2. Jenis – Jenis Asuransi
Menurut Hastuti & Fitri (2016:59), Jenis asuransi yang paling banyak
berkembang dan beredar dewasa ini antara lain sebagai berikut,
1. Asuransi Kebakaran
Asuransi kebakaran adalah suatu bentuk asuransi yang menjamin kerugian
dan kerusakan akibat terjadi kebakaran atau risiko perluasannya yang
menimpa objek pertanggungan. Objek yang dapat diasuransikan berupa harta
benda, berupa bangunan rumah tinggal, ruko, gudang, pabrik, gedung
12
perkantoran, hotel, perabot rumah tangga, perlengkapan rumah, mesin, barang
dagangan, persediaan bahan baku atau barang jadi dan sebagainya.
2. Asuransi Kendaraan
Asuransi kendaraan adalah suatu bentuk asuransi yang menjamin kerugian,
kerusakan dan kehilangan atas kendaraan akibat terjadinya risiko yang
menimpa objek pertanggungan. Objek – objek yang dapat diasuransikan yaitu
kendaraan bermotor roda empat atau lebih (sedan, minibus, jeep, truck)
termasuk aksesoris atau perlengkapan tambahan yang menempel pada
kendaraan tersebut.
3. Asuransi Laut
Asuransi pengangkutan laut merupakan suatu perjanjian pertanggungan
antara penanggung dan tertanggung atas kepentingan yang berhubungan
dengan kapal sebagai alat pengangkut dan barang sebagai muatan kapal dari
kemungkinan resiko kerusakan/kerugian yang diakibatkan oleh bahaya –
bahaya laut atau bahaya lain yang berhubungan dengan bahaya laut.
4. Asuransi Pengangkutan
Marine Cargo Insurance adalah suatu bentuk asuransi yang menjamin
kerugian keuangan akibat kerusakan/hilangnya cargo yang sedang/selama
proses pengangkutan. Pengangkutan dapat dibedakan menjadi melalui laut,
darat dan udara.
13
5. Asuransi Kredit
Asuransi kredit merupakan proteksi yang diberikan Asuransi Asei selaku
“Penanggung” kepada Bank/Lembaga Keuangan Non Bank selaku
“Tertanggung” atas risiko kegagalan Debitur didalam melunasi fasilitas kredit
atau pinjaman tunai yang diberikan oleh Bank/Non Bank.
6. Asuransi Kecelakaan
Asuransi kecelakaan pribadi adalah sebuah asuransi yang memberi
perlindungan atau proteksi kepada orang yang memberi polis jasa asuransi
terhadap bahaya atau resiko kecelakaan yang menyebabkan kematian, cacat
tetap, cacat sementara, biaya perawatan.
7. Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk asuransi yang menjamin biaya
kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika mereka sakit
atau mengalami kecelakaan.
2.3. Prosedur Pengajuan Klaim
Menurut Hastuti & Fitri (2016:148), penyebutan kata „klaim‟ menjadi
sesuatu yang sensitif. Sering kita dengar istilah „klaim‟ yang dapat berarti
„pergantian risiko‟ . Dalam asuransi jiwa, klaim mencakup beberapa hal. Klaim
juga dapat diajukan ketika kita rawat inap di Rumah Sakit, mengalami cacat tetap
14
total (yang disebabkan oleh sakit kritis terlebih dahulu, kecelakaan, maupun
tidak), penyakit kritis, kecelakaan yang disertai meninggal, dan meninggal dunia.
Penggantian klaim bukan tanpa pengajuan. Dalam hal-hal ketika klaim
seharusnya keluar, memang harus diajukan. Perusahaan asuransi ditempat
berasuransi tidak akan tahu jika seseorang tersebut tidak mengajukan klaimnya.
Berikut paparan jenis-jenis klaim dan syarat-syaratnya :
1. Rawat Inap Rumah Sakit
Jika terjadi rawat inap, maka dokumen yang diperlukan untuk pengajuan klaim
adalah sebagai berikut :
a. Formulir klaim
b. Surat keterangan dokter
c. Fotokopi seluruh hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi
d. Kwitansi asli berikutnya dari RS.
2. Meninggal Dunia
Jika terjadi keadaan meninggal dunia bagi si pemilik polis, maka sama seperti
pada keadaan kecelakaan yang menyebabkan meninggal, maka anda sebagai
kerabat dekat akan membantu proses pengajuan klaim ini. Dalam hal ini,
dokumen-dokumen yang harus anda siapkan meliputi :
a. Formulir klaim meninggal
b. Surat keterangan dokter klaim meninggal
c. Fotokopi seluruh hasil pemeriksaan Laboratorium dan radiologi.
d. Fotokopi KTP
15
e. Surat keterangan meninggal dari dokter/RS
f. Surat keterangan meninggal dari pemerintah setempat
g. Surat keterangan kepolisian asli jika tertanggung meninggal karena
kecelakaan
h. Dokumen-dokumen lain yang dianggap perlu oleh pihak asuransi.
1.3.1. Jenis-Jenis Klaim
Menurut Nopriansyah (2016:90), Klaim asuransi kesehatan terbagi
menjadi empat jenis, yaitu :
1. Klaim kontrak habis
Perusahaan akan memberikan santunan kepada peserta yang telah
menyelesaikan kontrak dalm pembayaran premi, yaitu berupa tabungan beserta
hasil keuntungan investasi
2. Klaim kesehatan
Perusahaan akan membiayai pemulihan kesehatan peserta, baik itu santunan
untuk rawat inap, biaya operasi, obat-obatan dan biaya perawatan lain sesuai
akad sebelumnya.
3. Klaim kecelakaan
Diberikan kepada peserta jika mengalami kecelakaan, baik yang
mengakibatkan cacat tetap maupun tidak.
4. Klaim meninggal
Perusahaan akan menyerahkan santunan peserta yang meninggal dunia kepada
ahli waris dengan besar santunan sesuai akad sebelumnya. Ahli waris tidak
16
hanya mendapatkan santunan sesuai dengan akad yang dijanjikan, tetapi juga
berhak mendapat tabungan peserta beserta hasil keuntungan dari investasi.
1.4. Pengertian Premi
Menurut Nopriansyah (2016:87),“premi merupakan beban kewajiban yang
harus dibayar oleh pemegang polis atau peserta, karena premi ini yang akan
dijadikan klaim risiko ketika terjadi musibah pada peserta. Oleh sebab itu sudah
menjadi kewajiban peserta asuransi untuk membayarnya”.