bab-ii landasa teori

63
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas 2.1.1 Perancangan Suatu perancangan dibuat sebagai gambaran atau sketsa dalam pembuatan sebuah sistem informasi agar sistem yang dihasilkan dapat berjalan sesuai yang diinginkan. Definisi perancangan menurut John Burch & Gary Grudnitski yang didefinisikan oleh Jogiyanto Hartono dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain, menyebutkan bahwa: “Desain sistem adalah penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah dari suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi”. [11] Definisi perancangan menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa: Perancangan mencakup perancangan logis dan perancangan fisik. Kegiatan pokok dalam perancangan logis adalah melengkapi eksternal level schema dan menerjemahkan persyaratan data para pemakai dan program aplikasi kedalam conceptual level schema. Perancangan fisik adalah mengubah hasil rancangan konsep kedalam struktur penyimpanan fisik. [12] 14

description

Landasa teori pd Skripsi bab 2

Transcript of bab-ii landasa teori

Page 1: bab-ii landasa teori

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran

Kas

2.1.1 Perancangan

Suatu perancangan dibuat sebagai gambaran atau sketsa dalam pembuatan

sebuah sistem informasi agar sistem yang dihasilkan dapat berjalan sesuai yang

diinginkan.

Definisi perancangan menurut John Burch & Gary Grudnitski yang

didefinisikan oleh Jogiyanto Hartono dalam bukunya yang berjudul Analisis dan

Desain, menyebutkan bahwa: “Desain sistem adalah penggambaran,

perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen

yang terpisah dari suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi”.[11]

Definisi perancangan menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul

Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa:

Perancangan mencakup perancangan logis dan perancangan fisik. Kegiatan pokok dalam perancangan logis adalah melengkapi eksternal level schema dan menerjemahkan persyaratan data para pemakai dan program aplikasi kedalam conceptual level schema. Perancangan fisik adalah mengubah hasil rancangan konsep kedalam struktur penyimpanan fisik.[12]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

perancangan adalah proses penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa

dari beberapa elemen yang terpisah dari suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

2.1.2 Sistem

Dalam sebuah perusahaan, suatu sistem dibuat agar setiap kegiatan yang

berjalan di perusahaan dapat dilaksanakan sesuai dengan pola yang telah

ditentukan sehingga dapat menyelesaikan sasaran yang diinginkan. Suatu sistem

akan berjalan dengan baik apabila dirancangan berdasarkan prosedur yang saling

berhubungan.

14

Page 2: bab-ii landasa teori

Definisi sistem menurut Andri Kristanto dalam bukunya yang berjudul

Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, menyebutkan bahwa: ”Suatu

sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.[4]

Definisi sistem menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem

Akuntansi, menyebutkan bahwa: “Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang

dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan

perusahaan”.[16]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

sistem adalah sekumpulan kegiatan yang saling bekerja sama yang dibuat menurut

pola yang terpadu untuk melaksanakan pokok perusahaan guna menyelesaikan

suatu sasaran tertentu.

Sebuah sistem juga mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang

mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan suatu sistem. Karakteristik sistem

menurut Jogiyanto Hartono dalam bukunya yang berjudul Analisis & Desain

adalah sebagai berikut:[11]

a. Komponen Sistemb. Batas sistemc.Lingkungan luar sistemd. Penghubung sisteme.Masukkan sistemf. Keluaran sistem g. Pengolah sistem h. Sasaran sistem.[11]

Adapun uraian dari karakteristik sistem diatas adalah sebagai berikut:

a. Komponen sistem

Suatu sistem terdiri dari komponen yang saling berinteraksi, yang artinya

saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan.

b. Batas sistem

Batas sistem (Boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu

sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas

suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

15

Page 3: bab-ii landasa teori

c. Lingkungan luar sistem

Lingkungan luar sistem (Environtment) dari suatu sistem adalah apapun

diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar

sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan

sistem tersebut.

d. Penghubung sistem

Penghubung sistem (Interface) merupakan media penghubung antara satu

subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini

memungkinkan sumber daya mengalir dari suatu sistem ke sistem lainnya.

Dengan penghubung juga satu sub sistem dapat berintegrasi dengan sub

sistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

e. Masukkan sistem

Masukkan sistem (Input) adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem.

Masukan dapat berupa masukkan perawatan (Maintenance input) dan

masukan sinyal (Signal input).

f. Keluaran sistem

Keluaran sistem (Output) adalah hasil dari energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

g. Pengolah sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah

masukan menjadi keluaran.

h. Sasaran sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau

suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya.

Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

16

Page 4: bab-ii landasa teori

Berdasarkan uraian karakteristik sistem diatas, menurut Jogiyanto Hartono

dalam bukunya yang berjudul Analisis & Desain dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 2.1 Karakteristik Suatu Sistem[11]

2.2.2 Informasi

Informasi merupakan kumpulan data yang telah diolah menjadi bentuk

yang lebih bermanfaat. Dalam melakukan suatu penelitian, informasi yang didapat

haruslah akurat, tepat waktu, relevan dan lengkap.

Definisi informasi menurut Andri Kristanto dalam bukunya yang

berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, menyebutkan bahwa:

“Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang

lebh berguna dan berarti bagi yang menerima”.[4]

17

Page 5: bab-ii landasa teori

Definisi informasi menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul

Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa: “Informasi adalah data

yang telah diorganisasi, dan telah memiliki kegunaan dan manfaat”.[12]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

informasi adalah data yang telah diolah atau diorganisasi sehingga menjadi bentuk

yang penting bagi penerimanya karena memiliki kegunaan dan manfaat.

Menurut Mc Leod didalam buku Azhar Susanto yang berjudul Sistem

Informasi Akuntansi, mengatakan bahwa suatu informasi yang berkualitas harus

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:[6]

1. Akurat.2. Tepat waktu.3. Relevan.4. Lengkap.[6]

Adapun uraian dari ciri-ciri informasi diatas adalah sebagai berikut:

1. Akurat artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

2. Tepat waktu artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi

tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi.

3. Relevan artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang

dibutuhkan.

4. Lengkap artinya informasi harus diberikan secara lengkap.

2.1.4 Sistem Informasi

Sistem informasi dalam suatu perusahaan digunakan untuk menyediakan

informasi baik informasi keuangan maupun informasi non keuangan yang

diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi secara efektif.

Definisi sistem informasi menurut Jogiyanto Hartono dalam bukunya

yang berjudul Analisis dan Desain, menyebutkan bahwa:

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.[11]

18

Page 6: bab-ii landasa teori

Definisi sistem informasi menurut Azhar Susanto dalam bukunya yang

berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa:

Sistem informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harminis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna. [6]

Berdasarkan definisi diatas penulis memberikan simpulan bahwa sistem

informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berhubungan dan

bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yaitu pengolahan data menjadi

informasi yang berguna dalam suatu organisasi.

Blok sistem informasi menurut Jogiyanto Hartono dalam bukunya yang

berjudul Analisis dan Desain Sistem digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Blok Sistem Informasi yang berinteraksi[13]

2.1.5 Akuntansi

Akuntansi dapat dipandang sebagai informasi karena akuntansi merupakan

kegiatan jasa yang menyajikan informasi keuangan mulai dari proses pencatatan,

pengelompokkan, pengidentifikasian dan pelaporan transaksi berupa laporan

keuangan. Akuntansi juga digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi

dalam suatu organisasi.

Menurut Soemarso SR dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Suatu

Pengantar Jilid 1, menyebutkan bahwa American Accounting Association

mendefinisikan akuntansi sebagai: ”Proses mengidentifikasikan, mengukur,

dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian

dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan

informasi tersebut”.[17]

19

Page 7: bab-ii landasa teori

Definisi akuntansi menurut Azhar Susanto dalam bukunya yang berjudul

Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa: “Akuntansi adalah bahasa

bisnis, setiap organisasi menggunakannya sebagai bahasa komunikasi saat

berbisnis”.[6]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

akuntansi adalah suatu proses penyediaan informasi keuangan mulai dari proses

pencatatan, pengelompokkan, pemeriksaaan dan pelaporan kegiatan transaksi

keuangan yang bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan.

2.1.5.1 Metode Pencatatan Akuntansi

Ada 2 metode pencatatan akuntansi menurut Achmad Tjahjono,

Sulastiningsih dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Pengantar Pendekatan

Terpadu, adalah sebagai berikut:[2]

1. Akuntansi dasar kas (Cash Basis).

2. Akuntansi dasar akrual.[2]

Adapun uraian dari metode pencatatan akuntansi diatas adalah sebagai

berikut:

1. Akuntansi dasar kas (Cash Basis), pendapatan hanya akan dilaporkan

apabila benar-benar diterima dalam bentuk tunai. Demikian juga dengan

beban, dilaporkan hanya jika beban sungguh-sungguh dikeluarkan secara

tunai.

2. Akuntansi dasar akrual, pendapatan dilaporkan pada saat pendapatan itu

diperoleh tanpa mempertimbangkan kapan uang tunai akan diterima.

Demikian juga dengan beban, akan dilaporkan pada saat terjadinya, tanpa

menunggu pengeluaran uang tunai dilakukan.

PT. Margusta Bangun Perkasa menggunakan metode Akuntansi dasar

akrual karena perusahaan mengakui pendapatan pada saat pendapatan itu

diperoleh walaupun kasnya belum diterima. Dan beban diakui pada saat

terjadinya, tanpa menunggu pengeluaran yang dilakukan.

20

Page 8: bab-ii landasa teori

Transaksi Pencatatan Penggolongan

Pengikhtisaran

Laporan Keuangan

Pengidentifikasian & pengukuran data

Pemrosesan & Pelaporan

Menganalisis & Menginterprest

asikan

Pemakai informasi Akuntansi

Pengkomunikasian Informasi

2.1.5.2 Proses Akuntansi

Proses akuntansi menurut Soemarso SR dalam bukunya yang berjudul

Akuntansi Suatu Pengantar Jilid 1, digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.3 Proses Akuntansi[17]

Keterangan:

1. Identifikasi & Pengukuran Data

Data yang relevan untuk keputusan terdiri dari transaksi-transaksi kejadian

dalam perusahaan. Data yang telah diidentifikasikan kemudian diukur,

satuan pengukur yang tepat dalam akuntansi adalah satuan uang (rupiah,

dolar, dan lain-lain).

2. Proses & Pelaporan

Proses dan pelaporan data mencakup kegiatan pencatatan, pengolongan,

pengikhtisaran, pencatatan transaksi dapat dilakukan dengan berbagai cara

misalnya ditulis pensil atau pena mengetik pada peralatan komputer, atau

memberi tanda-tanda tertentu. Pencatatan transaksi berarti mengumpulkan

data secara kronologis. Penggolongan transaksi dilakukan agar penyajian

dapat diringkas. Pengikhtisaran adalah penyajian informasi yang telah

digolongkan kedalam bentuk laporan seperti yang diinginkan pemakai.

21

Page 9: bab-ii landasa teori

3. Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh suatu sistem akuntansi banyak

ragamnya, jenis laporan yang dihasilkan tergantung pada pihak-pihak yang

akan menggunakan laporan tersebut, salah satu yang utama adalah laporan

keuangan.

4. Analisa & Interprestasi

Agar berguna dalam proses pengambilan keputusan, laporan akuntansi perlu

dianalisa dan diinterprestasikan. Analisa laporan keuangan pada hakikatnya

adalah menghubungkan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan

dengan angka lain atau menjelaskan arah perubahannya.

2.1.5.3 Siklus Akuntansi

Proses pencatatan dalam siklus akuntansi akan dilakukan terus menerus

dan berulang, sehingga prosesnya bertahap dan berulang. Suatu organisasi akan

berjalan dengan baik apabila dalam pencatatan akuntansinya dilakukan sesuai

dengan siklus akuntansi.

Definisi siklus akuntansi menurut Soemarso SR dalam bukunya yang

berjudul Akuntansi Suatu Pengantar mengemukakan bahwa: ”Siklus Akuntansi

(Accounting Cycle) adalah tahap-tahap kegiatan dalam proses pencatatan

dan pelaporan akuntansi mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan

dibuatnya laporan keuangan”.[27]

Definisi siklus akuntansi menurut Achmad Tjahjono, Sulastiningsih

dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Pengantar Pendekatan Terpadu,

mengemukakan bahwa: ”Siklus akuntansi (accounting cycles) adalah tahap-

tahap yang dilalui dalam melakukan aktifitas pencatatan transaksi bisnis

sampai disusun laporan keuangan”.[2]

22

Page 10: bab-ii landasa teori

Siklus akuntansi menurut Achmad Tjahjono, Sulastiningsih dalam

bukunya yang berjudul Akuntansi Pengantar Pendekatan Terpadu,

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.4 Siklus Akuntansi[2]

Langkah-langkah dalam siklus akuntansi formal adalah sebagai berikut:

1. Analisis Transaksi Bisnis.2. Pencatatan pada Buku Jurnal.3. Posting ke Buku Besar.4. Penyusunan Daftar saldo.5. Penyesuaian.6. Daftar Saldo Disesuaikan.7. Penyusunan Laporan Keuangan.8. Penutupan Buku Besar.9. Daftar Saldo Setelah Penutupan.[2]

Berikut penjelasan masing-masing langkah dalam siklus akuntansi formal:[2]

1. Analisis Transaksi Bisnis

Transaksi bisnis merupakan kejadian ekonomis yang secara langsung

berpengaruh terhadap posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan.

Transaksi bisnis kemudian didokumentasikan dalam betuk bukti-bukti

23

Page 11: bab-ii landasa teori

transaksi. Untuk kepentingan pencatatan dalam akuntansi, transaksi bisnis

dilakukan analisis setiap transaksi bisnis untuk menentukan akun apa yang

terpengaruh dari transaksi tersebut.

2. Pencatatan pada Buku Jurnal

Akuntansi membutuhkan sebuah catatan setiap transaksi bisnis secara

kronologis atau urut sesuai dengan tanggal terjadinya yang biasa disebut

dengan jurnal. Dengan demikian, jurnal adalah media untuk mencatat

transaksi bisnis secara kronologis. Proses pencatatan transaksi pada jurnal

disebut dengan penjurnalan (jurnalizing).

3. Posting ke Buku Besar

Posting adalah proses pemindahan (pentransferan) ayat-ayat jurnal dari jurnal

ke akun buku besar. Posting dilakukan karena jurnal umum menunjukkan

urutan pencatatan atas transaksi, tetapi tidak diklasifikasikan ke berbagai

kategori. Sebaliknya buku besar menyediakan klasifikasi catatan berdasarkan

kategori.

4. Penyusunan Daftar Saldo

Sebelum laporan keuangan disusun, saldo dari masing-masing akun harus

ditentukan terlebih dahulu. Saldo tersebut dapat dilihat dari buku besar, dan

harus dibuktikan persamaan debit dan kreditnya. Sehingga diperlukan daftar

semua saldo akun untuk melihat total saldo debit akun sama dengan saldo

kredirnya. Daftar ini dinamakan dengan Daftar Saldo atau Neraca Saldo.

5. Penyesuaian

Beberapa akun dalam neraca saldo belum menunjukkan informasi yang up to

date (terkini). Karena beberapa informasi baru dapat diketahui pada akhir

tahun, melalui analisis terhadap keadaan pada akhir periode. Jurnal yang

digunakan untuk menyesuaikan akun agar up to date disebut dengan jurnal

penyesuaian. Dalam setiap jurnal penyesuaian paling tidak melibatkan satu

akun neraca dan satu akun rugi-laba.

6. Daftar Saldo Disesuaikan

Setelah penyesuaian dicatat dan diposting ke akun buku besar, neraca saldo

disesuaikan disiapkan. Dalam neraca saldo, besarnya saldo setiap akun sudah

menunjukkan kondisi yang mutakhir.

24

Page 12: bab-ii landasa teori

7. Penyusunan Laporan Keuangan

Penyusunan laporan keuangan diawali dengan menyiapkan laporan rugi-laba.

Laba atau rugi bersih kemudian digunakan untuk menyusun laporan ekuitas

pemilik. Laporan ekuitas pemilik menyajikan saldo modal akhir peioda, yang

diperlukan untuk menyusun neraca.

8. Penutupan Buku Besar

Proses pemindahan saldo-saldo akun nominal ke akun riil dinamakan

penutupan buku besar. Penutupan buku besar akan menjadikan semua saldo

akun pendapatan, beban dan prive bersaldo nol (nihil). Ayat jurnal yang dibuat

untuk menutup akun nominal ini disebut jurnal penutup (closing entries).

9. Daftar Saldo Setelah Penutupan

Setelah proses penutupan buku besar langkah berikutnya adalah

mempersiapkan Daftar Saldo Setelah Penutupan (post clossing trial balance).

Pembuatan Daftar Saldo Setelah Penutupan bertujuan untuk menguji apakah

penutupan buku telah dilakukan secara benar. Daftar Saldo Setelah Penutupan

hanya berisi semua akun riil (akun Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas pemilik).

2.1.5.3.1 Jurnal

Akuntansi membutuhkan sebuah catatan untuk setiap transaksi bisnis

secara kronologis atau urut sesuai dengan tanggal terjadinya. Daftar yang

menyajikan informasi transaksi secara kronologis ini disebut dengan jurnal.

Definisi jurnal menurut Achmad Tjahjono, Sulastiningsih dalam bukunya yang

berjudul Akuntansi Pengantar Pendekatan Terpadu, menyebutkan bahwa:

”Jurnal adalah media untuk mencatat transaksi secara kronologis”.[2]

Definisi jurnal menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem

Akuntansi, menyebutkan bahwa: ”Jurnal merupakan catatan akuntansi

pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan

meringkas data keuangan dan data lainnya”.[16]

Jurnal menyediakan catatan yang lengkap untuk setiap transaksi. Karena

setiap transaksi pertama-tama dicatat pada jurnal, maka jurnal disebut juga

sebagai ”Book of original entry”.

25

Page 13: bab-ii landasa teori

Bentuk jurnal yang dapat digunakan perusahaan pada umumnya ada dua tipe

yaitu:[2]

a. Jurnal umum (general journal).

b. Jurnal khusus (special journal).[2]

Adapun uraian dari bentuk jurnal diatas adalah sebagai berikut:

a. Jurnal umum (general journal).

Jurnal umum (general journal) merupakan jurnal yang paling sederhana yang

terdiri dari dua kolom debit dan kredit. Jurnal umum (general journal)

merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi yang tidak dapat

dicatat pada jurnal khusus.

b. Jurnal khusus (special journal).

Jurnal khusus (special journal) adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat

transaksi-transaksi yang sejenis, misalnya jurnal khusus untuk mencatat

transaksi penerimaan kas, jurnal khusus untuk mencatat transaksi pembelian

barang dagangan secara tunai dan kredit, dan lain-lain.

Standar jurnal Umum Penerimaan dan Pengeluaran Kas menurut

Achmad Tjahjono, Sulastingsih dalam bukunya yang berjudul Akuntansi

Pengantar Pendekatan Terpadu, adalah sebagai berikut:

a. Transaksi Pendapatan Jasa secara tunai

Tabel 2.1 Transaksi Pendapatan Jasa secara Tunai[2]

    JURNAL UMUM   Halaman : 1

Tanggal Akun dan KeteranganPost Ref. Debit Kredit

2007 03 Kas 111 xxx  Mei Pendapatan Jasa 411   xxx

   untuk mencatat pendapatan jasa secara tunai      

26

Page 14: bab-ii landasa teori

b. Transaksi Pendapatan Jasa secara kredit

Tabel 2.2 Transaksi Pendapatan Jasa Kredit [2]

    JURNAL UMUM   Halaman : 1

Tanggal Akun dan KeteranganPost Ref. Debit Kredit

2007 03 Kas 111 xxx  Mei Piutang usaha 113  xxx

   

Pendapatan Jasauntuk mencatat pendapatan jasa secara kredit

411 

 

xxx

 

c. Transaksi Pembayaran Beban Gaji

Tabel 2.3 Transaksi Pembayaran Beban Gaji [2]

    JURNAL UMUM   Halaman : 1

Tanggal Akun dan KeteranganPost Ref. Debit Kredit

2007 03 Beban Gaji 511 xxx  Mei Kas 111   xxx

   untuk mencatat pembayaran beban gaji      

d. Transaksi Pembayaran Beban Listrik

Tabel 2.4 Transaksi Pembayaran Beban Listrik [2]

    JURNAL UMUM   Halaman : 1

Tanggal Akun dan KeteranganPost Ref. Debit Kredit

2007 03 Beban Listrik 512 xxx  Mei Kas 111   xxx

   untuk mencatat pembayaran beban listrik      

e. Transaksi Pembayaran Beban Air

Tabel 2.5 Transaksi Pembayaran Beban Air [2]

    JURNAL UMUM   Halaman : 1

Tanggal Akun dan KeteranganPost Ref. Debit Kredit

2007 03 Beban Air 513 xxx  Mei Kas 111   xxx

   untuk mencatat pembayaran beban air      

27

Page 15: bab-ii landasa teori

f. Transaksi Pembayaran Beban Telepon

Tabel 2.6 Transaksi Pembayaran Beban Telepon [2]

    JURNAL UMUM   Halaman : 1

Tanggal Akun dan KeteranganPost Ref. Debit Kredit

2007 03 Beban Telepon 514 xxx  Mei Kas 111   xxx

   untuk mencatat pembayaran beban Telepon      

g. Transaksi Pembayaran Beban lain-lain

Tabel 2.7 Transaksi Pembayaran Beban Lain-lain [2]

    JURNAL UMUM   Halaman : 1

Tanggal Akun dan KeteranganPost Ref. Debit Kredit

2007 03 Beban Lain-lain 516 xxx  Mei Kas 111   xxx

   untuk mencatat pembayaran beban lain-lain      

h. Transaksi Pelunasan Piutang

Tabel 2.8 Transaksi Pelunasan Piutang[2]

    JURNAL UMUM   Halaman : 1

Tanggal Akun dan KeteranganPost Ref. Debit Kredit

2007 03 Kas 111 xxx   Mei   Piutang Usaha 113   xxx

   untuk mencatat pelunasan piutang      

2.1.5.3.2 Buku Besar

Buku besar berisi perkiraan-perkiraan untuk mencatat pengaruh transaksi

terhadap assets, liabilities, capital, revenue, dan expense sehingga perkiraan

dalam buku besar berfungsi untuk mencatat pengaruh semua transaksi yang

berhubungan dengan perkiraan yang bersangkutan.

28

Page 16: bab-ii landasa teori

Definisi buku besar menurut Achmad Tjahjono, Sulastiningsih dalam

bukunya yang berjudul Akuntansi Pengantar Pendekatan Terpadu,

menyebutkan bahwa:

Buku besar merupakan kumpulan dari akun-akun yang saling berhubungan, yang dicatat pada buku atau komputer. Buku besar merupakan catatan atas akun-akun sebuah perusahaan yang akan disajikan laporan keuangan.[2]

Definisi buku besar menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul

Sistem Akuntansi, menyebutkan bahwa: ”Buku besar (General ledger) terdiri

dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan

yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal”.[16]

Setiap transaksi yang dicatat pada jurnal, selanjutnya dipindahkan ke

akun buku besar, proses inilah yang disebut dengan posting. posting dilakukan

karena jurnal umum menunjukkan urutan pencatatan atas transaksi, tetapi tidak

diklasifikasikan ke berbagai kategori. Sebaliknya, buku besar menyediakan

klasifikasi catatan berdasarkan kategori. Definisi posting menurut Achmad

Tjahjono, Sulastiningsih dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Pengantar

Pendekatan Terpadu, menyebutkan bahwa: ”Posting adalah proses

pemindahan (pentransferan) angka-angka dalam buku jurnal ke akun buku

besar”.[2]

BUKU BESAR

Tabel 2.9 Buku Besar Kas[2]

Akun : Kas       No. Akun: 110Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit D/K Saldo

Mei 03   JU1 xxx   D xxx           

Tabel 2.10 Buku Besar Piutang Usaha[2]

Akun : Piutang Usaha     No. Akun: 113Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit D/K Saldo

Mei 03   JU1 xxx   D xxx           

Tabel 2.11 Buku Besar Pendapatan Jasa[2]

29

Page 17: bab-ii landasa teori

Akun : Pendapatan Jasa     No. Akun: 410Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit D/K Saldo

Mei 03   JU1 xxx  K xxx           

Tabel 2.12 Buku Besar Beban Gaji[2]

Akun : Beban Gaji     No. Akun: 511Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit D/K Saldo

Mei 03   JU1 xxx K xxx           

Tabel 2.13 Buku Besar Beban Listrik[2]

Akun : Beban Listrik     No. Akun: 512Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit D/K Saldo

Mei 03   JU1 xxx K xxx           

Tabel 2.14 Buku Besar Beban Air[2]

Akun : Beban Air     No. Akun: 513Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit D/K Saldo

Mei 03   JU1 xxx K xxx           

Tabel 2.15 Buku Besar Beban Telepon[2]

Akun : Beban Telepon     No. Akun: 514Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit D/K Saldo

Mei 03   JU1 xxx K xxx           

Tabel 2.16 Buku Besar Beban Lain-lain[2]

Akun : Beban Lain-lain     No. Akun: 515Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit D/K Saldo

Mei 03   JU1 xxx K xxx           

2.1.5.3.3 Laporan Keuangan

30

Page 18: bab-ii landasa teori

Definisi laporan keuangan menurut Achmad Tjahjono, Sulastiningsih

dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Pengantar Pendekatan Terpadu,

menyebutkan bahwa: ”Laporan keuangan merupakan hasil akhir proses

akuntansi”.[2]

Definisi laporan keuangan menurut Mulyadi dalam bukunya yang

berjudul Sistem Akuntansi, menyebutkan bahwa:

Hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya.[16]

Laporan keuangan utama bagi perusahaan perseorangan meliputi:[2]

a. Laporan rugi-laba.b. Laporan ekuitas pemilik.c. Neraca.d. Laporan arus kas.[2]

Adapun uraian dari laporan keuangan diatas adalah sebagai berikut:

a. Laporan rugi-laba, merupakan ringkasan pendapatan dan beban selama

periode waktu tertentu yang disebut dengan periode akuntansi, misalnya

bulanan, kuartalan, semesteran atau tahunan.

b. Laporan ekuitas pemilik, merupakan ringkasan perubahan ekuitas pemilik

yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya bulanan, kuartalan,

semesteran atau tahunan.

b. Neraca, merupakan ringkasan posisi keuangan yang meliputi aktiva, utang,

modal pada tanggal tertentu, misalnya akhir bulan, akhir kuartal, akhir

semester dan akhir tahun.

c. Laporan arus kas, merupakan ringkasan penerimaan dan pengeluaran kas

selama periode waktu tertentu, misalnya bulanan, kuartalan, semesteran atau

bulanan.

Dari keempat laporan keuangan diatas, laporan keuangan yang

digunakan penulis dalam penerimaan dan pengeluaran kas adalah laporan rugi-

laba, Neraca dan laporan arus kas

a. Laporan Rugi-Laba

31

Page 19: bab-ii landasa teori

Laporan rugi-laba melaporkan pendapatan (revenue) dan beban (expense)

selama periode waktu tertentu, yang disebut dengan periode akuntansi.

Pada dasarnya terdapat dua betuk penyajian laporan rugi-laba yaitu bentuk

satu langkah (single step) dan langkah bertahap (multiple step).[2]

1. Bentuk satu langkah (single step).

2. Langkah bertahap (multiple step)[2].

Adapun uraian dari bentuk penyajian laporan rugi-laba diatas adalah

sebagai berikut:

1 Bentuk satu langkah (single step) menyajikan elemen laporan rugi-laba

diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu pendapatan dan beban.

2. Langkah bertahap (multiple step) menyajikan elemen-elemen laporan rugi-

laba ke dalam tiga bagian utama yaitu bagian pendapatan, bagian beban

operasi, dan bagian pendapatan dan beban diluar operasi.

Bentuk penyajian laporan rugi-laba yang penulis gunakan adalah bentuk satu

langkah (single step) yang digambarkan dibawah ini:

2.17 Tabel Laporan Rugi-Laba[2]

PT "XXX"

LAPORAN RUGI-LABA   

Untuk Bulan Yang Berakhir …… in RpPendapatan:        Pendapatan Jasa xxx  Pendapatan bunga xxx  Pendapatan sewa xxx  Total Pendapatan xxx

Beban Operasi:    Beban sewa xxx    Beban gaji xxx  

  Beban listrik dan Telepon xxx    Beban bunga xxx    Beban lain-lain xxx    Jumlah Beban (xxx)

Laba bersih     xxx

b. Neraca

Neraca dapat disajikan dalam bentuk akun (account form) atau bentuk laporan

(report form). Dalam bentuk akun, aktiva ditempatkan disebelah kiri, dan

kewajiban serta ekuitas pemilik ditempatkan disebelah kanan. Dalam bentuk

laporan, elemen-elemen neraca disusun kebawah dengan urutan paling atas

aktiva, kemudia kewajiban dan ekuitas pemilik.

c. Laporan Arus Kas

32

Page 20: bab-ii landasa teori

Laporan arus kas menunjukkan saldo kas awal periode, penambahan,

pengurangan kas dan saldo kas akhir periode. Laporan arus kas disusun

dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai

penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode. Laporan Arus Kas

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2.18 Laporan Arus Kas[2]

PT "XXX"LAPORAN ARUS KAS

Untuk Periode Yang Berakhir…… in RpArus kas dari kegiatan operasi:    Penerimaan kas dari pelanggan xxx    Pengeluaran kas untuk membayar utang    kepada kreditur (xxx)    Pembayaran macam-macam biaya (xxx)    Arus kas bersih dari kegiatan operasi xxx   Arus kas dari kegiatan investasi:    Pembelian tanah (xxx)    Pembelian bangunan (xxx)    Arus kas bersih dan kegiatan investasi (xxx)   Arus kas dari kegiatan pendanaan    Setoran modal pemilik xxx    Pinjaman dari bank xxx    Pengambilan prive (xxx)    Arus kas bersih dari kegiatan pendanaan xxxKenaikan Saldo Kas Bersih xxxSaldo Kas per….(awal periode) xxxSaldo Kas per….(akhir periode)   xxx

2.1.6 Sistem Akuntansi

Definisi sistem akuntansi menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul

Sistem Akuntansi, menyebutkan bahwa:

Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.[16]

Definisi sistem akuntansi menurut George H Bodnan dalam bukunya

yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa:

33

Page 21: bab-ii landasa teori

Sistem akuntansi adalah metode dan catatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, menganalisis, mengidentidikasikan mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi organisasi dan untuk menjaga pertanggungjawaban aktiva dan kewajiban.[7]

Berdasarkan definisi diatas penulis memberikan simpulan bahwa sisem

akuntansi adalah suatu sistem informasi yang menyediakan informasi keuangan

yang digunakan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan.

2.1.7 Sistem Informasi Akuntansi

Definisi sistem informasi akuntansi menurut Jogiyanto Hartono dalam

bukunya yang berjudul Analisis dan Desain yang didefinisikan oleh Stephen A,

Moscove dan Mark G. Simkin, menyebutkan bahwa:

Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisis, mengkomunikasikan informasi pengambilan keputusan dengan orientasi financial yang relevan bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam perusahaan (secara prinsip adalah manajemen).[11]

Definisi sistem informasi akuntansi menurut Azhar Susanto dalam

bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa:

Sistem Informasi Akuntansi didefinisikan sebagai kumpulan (integrasi) dari subsistem/komponen baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harminis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan.[6]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

sistem informasi akuntansi adalah kumpulan dari komponen organisasi yang

saling berhubungan dan bekerja sama diantaranya mengumpulkan,

mengklasifikasikan, memproses, menganalisis dan mengkomunikasikan informasi

pengambilan keputusan.

2.1.8 Kas

34

Page 22: bab-ii landasa teori

Definisi kas menurut Soemarso SR dalam bukunya yang berjudul

Akuntansi Suatu Pengantar Jilid 1, menyebutkan bahwa: “Kas adalah sesuatu

(baik yang berbentuk uang/bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan

diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya”.[17]

Definisi kas menurut Theodorus M. Thuanakotta dalam bukunya yang

berjudul Teori Akuntansi, menyebutkan bahwa: ”Cash sangat penting karena

sifatnya yang liquid, mudah sebagai alat pertukaran, dan menunjukkan daya

beli secara umum. Cash disini uaang tunai maupun saldo kas dalam bank.[21]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa kas

merupakan alat bayar atau alat tukar dalam transaksi keuangan baik berbentuk

uang atau bukan dan menunjukkan daya beli secara umum.

2.1.9 Penerimaan Kas

Definisi penerimaan kas menurut Soemarso SR dalam bukunya yang

berjudul Akuntansi Suatu Pengantar Jilid 1, menyebutkan bahwa:

Penerimaan kas adalah suatu transaksi yang menambah jumlah uang kas yang dicatat dalam buku penerimaan kas. Uang kas diterima dari berbagai sumber, misal satuan modal dari pemilik, pencarian kredit bank, penjualan tunai, penagihan piutang dan lain-lain.[17]

Definisi penerimaan kas menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul

Sistem Akuntansi, menyebutkan bahwa: ”Penerimaan kas perusahaan berasal

dari dua sumber utama yaitu penerimaan kas dari penjualan dan

penerimaan kas dari piutang”.[16]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

penerimaan kas adalah suatu transaksi yang dapat menambah jumlah kas

diperusahaan baik itu dari penjualan maupun dari piutang.

2.1.9.1 Dokumen yang digunakan

35

Page 23: bab-ii landasa teori

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan

tunai menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi adalah

sebagai berikut:[16]

a. Faktur penjualan tunai.d. Pita register kas (case register tape).e. Credit Card sales slip.f. Bill of Lading.g. Faktur penjualan COD.h. Bukti setor bank.i. Rekap harga pokok penjualan.[16]

Adapun uraian dari dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas

dari penjualan tunai adalah sebagai berikut:

a. Faktur penjualan tunai. Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai

informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan

tunai.

b. Pita register kas (case register tape). Dokumen ini merupakan bukti

penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen

pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.

c. Credit Card sales slip. Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank

yang menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang

menjadi anggota kartu kredit.

d. Bill of Lading. Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari

perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum.

e. Faktur penjualan COD. Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan

COD. Tembusan faktur penjualan COD digunakan oleh perusahaan untuk

menagih kas yang harus dibayar oleh pelanggan pada saat penyerahan

barang yang dipesan oleh pelanggan.

f. Bukti setor bank. Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti

penyetoran kas ke bank.

g. Rekap harga pokok penjualan. Dokumen ini digunakan oleh fungsi

akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu

periode (misalnya satu bulan).

2.1.9.2 Catatan Akuntansi yang digunakan

36

Page 24: bab-ii landasa teori

Catatan yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai

menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi adalah

sebagai berikut:[16]

a. Jurnal penjualan.b. Jurnal penerumaan kas.c. Jurnal umum.d. Kartu persediaan.e. Kartu gudang.[16]

Adapun uraian dari catatan yang digunakan dalam sistem penerimaan kas

dari penjualan tunai adalah sebagai berikut:

a. Jurnal penjualan. Jurnal penjualan digunakan oeh fungsi akuntansi untuk

mencatat dan meringkas data penjualan.

b. Jurnal penerumaan kas. Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi

akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya

dari penjualan tunai.

c. Jurnal umum. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal

ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok prduk yang

dijual.

d. Kartu persediaan. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,

kartu persedian digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat

berkurangnya harga pokok produk yang dijual.

e. Kartu gudang. Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena

hanya berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang.

2.1.9.3 Fungsi yang terkait

Fungsi yang terkait dalam penerimaan kas dari penjualan tunai menurut

Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi adalah sebagai berikut:[16]

a. Fungsi penjualan.b. Fungsi kas.c. Fungsi gudang.d. Fungsi pengiriman.e. Fungsi akuntansi.[16]

37

Page 25: bab-ii landasa teori

Adapun uraian dari fungsi yang terkait dalam penerimaan kas dari penjualan

tunai adalah sebagai berikut:

a. Fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari

pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan kartu tersebut

kepada pembeli, mengisi faktur penjualan pembeyaran harga barang ke

fungsi kas.

b. Fungsi kas. Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari

pembeli.

c. Fungsi gudang. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang

yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut kepada

fungsi pengiriman.

d. Fungsi pengiriman. Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus

barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada

pembeli.

e. Fungsi akuntansi. Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi

penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporran penjualan.

2.1.9.4 Prosedur Penerimaan Kas

Prosedur penerimaan uang dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian

rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang

seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. Menurut

Soemarso SR dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Suatu Pengantar Jilid

1, mengemukakan bahwa prosedur penerimaan kas perlu memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:[17]

1. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, yang menerima dan

yang mencatat penerimaan uang. Apabila untuk perusahaan kecil

pemisahan demikian tidak dapat dilakukan, maka penggabungan antara

ketiga tugas tadi hanya dapat dilakukan oleh pemilik perusahaan.

2. Setiap penerimaan uang langsung disetor ke bank sebagaimana adanya.

38

Page 26: bab-ii landasa teori

2.1.10 Pengeluaran Kas

Definisi Expense (Pengeluaran) menurut Ardiyos dalam Kamus Besar

Akuntansi, menyebutkan bahwa:

Expense (Pengeluaran) merupakan suatu imbangan periodik terhadap penerimaan yang diakui dalam prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, yang merepresentasikan pengeluaran kas secara langsung, atau alokasi, atau akrual dari pengeluaran sebelumnya dan pengeluaran masa mendatang.[5]

Definisi Pengeluaran kas menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul

Sistem Akuntansi, menyebutkan bahwa: ”Pengeluaran kas dapat dilakukan

dengan menggunakan cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan

dengan cek (biasanya karena jumlahnya yang relatif kecil)”.[16]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

pengeluaran kas adalah suatu transaksi pengeluaran yang dapat dilakukan dengan

uang tunai maupun cek yang dapat mengurangi jumlah kas diperusahaan.

2.1.10.1 Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas dengan cek

menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi adalah

sebagai berikut:[16]

a. Bukti kas keluar.

b. Cek.

c. Permintaan cek (check request).[16]

Adapun uraian dari dokumen yang digunakan dalam sistem pengeluaran

kas dengan cek, adalah sebagai berikut:

a. Bukti kas keluar. Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas

dari fungsi kas sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.

b. Cek. Dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan

pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya

tercantum pada cek.

c. Permintaan cek (check request). Dokumen ini berfungsi sebgai permintan dari

fungsi yang memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk

membuat bukti kas keluar.

39

Page 27: bab-ii landasa teori

2.1.10.2 Catatan yang digunakan

Catatan yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas dengan cek

menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi adalah

sebagai berikut:[16]

a. Jurnal pengeluaran kas (cash disbursement journal).

b. Register cek (check register).[16]

Adapun uraian dari catatan yang digunakan dalam adalah sebagai

berikut:

a. Jurnal pengeluaran kas (cash disbursement journal).

Dalam pencatatan utang dengn account payable system, untuk mencatat

transaksi pembelian digunakan jurnal pembelian dan untuk mencatat

pengeluaran kas digunakan jurnal pengeluaran kas. Dokumen sumber yang

dipakai sebgai dasar pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas adalah faktur

dari pemasok yang telah dicap lunas oleh fungsi kas.

b. Register cek (check register).

Register cek digunakan untuk mencatat cek-cek perusahaan yang

dikeluarkan untuk pembayaran kreditur perusahan atau pihak lain.

2.1.10.3 Fungsi yang terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem pengeluaran kas dengan cek menurut

Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi adalah sebagai berikut:[16]

a. Fungsi kas.

b. Fungsi akuntansi.

c. Fungsi pemeriksa intern.[16]

Adapun uraian dari fungsi yang terkait dalam sistem pengeluaran kas

dengan cek adalah sebagai berikut:

a. Fungsi Kas.

Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi ini bertanggung

jawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek, dan mengirimkan

cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur.

40

Page 28: bab-ii landasa teori

b. Fungsi Akuntansi.

Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi akuntansi

bertanggung jawab atas:

1. Pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan.

2. Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau

register cek.

3. Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi

kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen

tersebut.

c. Fungsi pemeriksa intern

Dalam sistem akuntansi pengeluran kas dengan cek, fungsi ini bertanggung

jawab atas penghitungan kas (cash count) secara periodik dan mencocokan

hasil penghitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi

(rekening kas dalam buku besar). Fungsi ini juga bertangung jawab atas

pemeriksaan secara mendadak (surprised audit) terhadap saldo kas yang ada

dan membuat rekonsiliasi bank secara periodik.

2.1.10.4 Prosedur Pengeluaran kas

Prosedur pengeluaran kas perlu dirancang sedemikian rupa sehingga

hanya pengeluaran-pengeluaran yang telah disetujui dan betul-betul untuk

kegiatan perusahaan saja yang dicatat dalam pembukuan perusahaan. Menurut

Soemarso SR dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Suatu Pengantar Jilid

1, mengemukakan bahwa prosedur pengeluaran kas harus memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:[17]

1. Semua pengeluaran dilakukan cek. Pengeluaran-pengeluaran dalam jumlah

kecil dilakukan melalui dana kas kecil.

2. Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari yang

berwenang terlebih dahulu.

3. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas,

yang menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta mencatat

pengeluaran kas.

41

Page 29: bab-ii landasa teori

2.1.11 Pengertian Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan

Pengeluaran Kas

Definisi perancangan menurut John Burch & Gary Grudnitski yang

didefinisikan oleh Jogiyanto Hartono dalam bukunya yang berjudul Analisis dan

Desain, menyebutkan bahwa: “Desain sistem adalah penggambaran,

perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen

yang terpisah dari suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi”.[11]

Definisi sistem informasi akuntansi menurut Jogiyanto Hartono dalam

bukunya yang berjudul Analisis dan Desain yang didefinisikan oleh Stephen A,

Moscove dan Mark G. Simkin, menyebutkan bahwa:

Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisis, mengkomunikasikan informasi pengambilan keputusan dengan orientasi financial yang relevan bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam perusahaan (secara prinsip adalah manajemen).[11]

Definisi kas menurut Soemarso SR dalam bukunya yang berjudul

Akuntansi Suatu Pengantar Jilid 1, menyebutkan bahwa: “Kas adalah sesuatu

(baik yang berbentuk uang/bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan

diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya”.[17]

Berdasarkan definisi-definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan

bahwa pengertian perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan dan

pengeluaran kas adalah suatu rancangan sistem yang dapat memberikan informasi

keuangan khususnya mengenai informasi arus kas yang terjadi di perusahaan.

2.2 Alat Kelengkapan Sistem

2.2.1 Diagram Flow Document (DFD)

Definisi Diagram Flow Document (DFD) menurut Krismiaji dalam

bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa:

“DFD digunakan untuk mendokumentasikan sistem yang digunakan

sekarang dan untuk merencanakan serta mendesain sistem yang baru”.[12]

Definisi Diagram Flow Document (DFD) menurut Jogiyanto Hartono

dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain, menyebutkan bahwa: “DFD

adalah gambaran suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan

42

Page 30: bab-ii landasa teori

dikembangkan secara mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut

tersimpan.[11]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

Diagram Flow Document (DFD) adalah suatu gambaran sistem yang digunakan

sekarang dan suatu perencanaan sistem yang baru.

2.2.1.1 Diagram Konteks

Definisi diagram konteks menurut Al-bahra Bin Ladjamudin dalam

bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, menyebutkan

bahwa: ”Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan

menggambarkan ruang lingkup suatu sistem”.[3]

Definisi diagram konteks menurut Andri Kristanto dalam bukunya yang

berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, menyebutkan bahwa:

Diagram konteks adalah sebuah diagram sederhana yang menggambarkan hubungan antara entity luar, masukan dan keluaran dari sistem. Diagram konteks direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.[4]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

diagram konteks adalah sebuah diagram sederhana yang terdiri dari suatu proses

yang menggambarkan hubungan antara entity luar, masukkan dan keluaran dari

sistem tersebut.

2.2.1.2 Diagram Nol

Definisi diagram nol menurut Al-bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya

yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, menyebutkan bahwa:

Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari dataflow diagram. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data, dan eksternal entity.[3]

Definisi diagram nol menurut Andri Kristanto dalam bukunya yang

berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, menyebutkan

bahwa: ”Model ini menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antar

43

Page 31: bab-ii landasa teori

fungsi yang berhubungan satu dengan yang lain dengan aliran dan

penyimpanan data”.[4]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari dataflow diagram

sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu dengan yang lain

dengan aliran dan penyimpanan data.

2.2.1.3 Diagram Rinci (Level Diagram)

Definisi diagram rinci menurut Al-bahra Bin Ladjamudin dalam

bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, menyebutkan

bahwa: ”Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang

ada dalam diagram zero atau diagram level diatasnya”.[3]

Definisi diagram rinci menurut Andri Kristanto dalam bukunya yang

berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, menyebutkan

bahwa:

Diagram rinci (Level X+1) mendefinisikan proses pada level diatasnya (Level X/diagram nol) sehingga aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses dalam Level (X+1) harus berhubungan dengan aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses dalam level X (Diagram nol). [4]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses dalam diagram nol atau

diagram diatasnya sehingga aliran data yang masuk dan keluar pada diagram rinci

harus berhubungan dengan diagram nol.

2.2.2 Kamus Data

Kamus data menurut Tata Sutabri dalam bukunya yang berjudul

Analisa Sistem Informasi, menyebutkan bahwa: “Kamus data adalah suatu

katalog yang menjelaskan lebih detail tentang DFD yang mencakup proses,

data flow dan data store”.[19]

Definisi kamus data menurut Al-bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya

yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, menyebutkan bahwa:

44

Page 32: bab-ii landasa teori

Kamus data sering disebut dengan sistem data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap.[5]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

kamus data merupakan katalog fakta tentang data dan kebutuhan informasi dari

suatu sistem informasi sehingga dapat mendefinisikan data yang mengalir pada

sistem dengan lengkap.

Tahapan pembuatan kamus data menurut Tata Sutabri dalam bukunya

yang berjudul Analisa Sistem Informasi, adalah sebagai berikut:

1. Arus data2. Nama arus data3. Tipe data4. Struktur data5. Alias6. Volume7. Periode8. Penjelasan.[29]

Adapun uraian penjelasan tahapan pembuatan kamus data antara lain:

1. Arus Data

Arus data menunjukan darimana data mengalir dan kemana data akan menuju.

Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus data untuk memudahkan

mencari arus data di dalam data flow diagram (DFD).

2. Nama Arus Data

Karena kamus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di data flow

diagram, maka nama dari arus data juga harus dicatat di kamus data, sehingga

mereka yang membaca DFD dan memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang

suatu arus data tertentu di DFD dapat langsung mencarinya di kamus data

dengan mudah.

3. Tipe Data

Telah diketahui bahwa arus data dapat mengalir dari hasil suatu proses ke

proses yang lainnya. Data yang mengalir ini biasanya dalam bentuk laporan

serta dokumen hasil catatan komputer. Dengan demikian bentuk dari data

yang mengalir dapat berupa dokumen dasar atau formulir dokumen hasil

45

Page 33: bab-ii landasa teori

cetakan komputer, laporan tercetak, tampilan layar di monitor, variabel,

parameter dan field-field.

4. Struktur Data

Struktur data menunjukan arus data yang dicatat pada kamus data yang terdiri

dari item-item atau elemen-elemen data.

5. Alias

Alias atau nama lain dari data juga harus dituliskan. Alias perlu ditulis karena

data yang lama mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau departemen

lainnya.

6. Volume

Volume yang perlu dicatat di dalam kamus data adalah volume rata-rata dan

volume puncak dari arus data. Volume rata-rata menunjukan banyaknya arus

data yang mengalir dalam satu periode tertentu, sementara volume puncak

menunjukan volume yang terbanyak.

7. Periode

Periode ini menunjukan kapan terjadinya arus data. Periode perlu dicatat di

kamus data karena dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kapan input

data harus dilakukan ke dalam sistem, kapan proses program harus dilakukan

dan kapan laporan-laporan dihasilkan.

8. Penjelasan

Untuk lebih memperjelas makna dari arus data yang dicatat di kamus data,

maka bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan-keterangan arus data

tersebut.

2.2.3 Bagan Alir (flowchart)

Definisi bagan alir (flowchart) menurut Jogiyanto Hartono dalam

bukunya yang berjudul Analisis dan Desain, menyebutkan bahwa: ”Bagan alir

(flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) didalam

program atau prosedur sistem secara logika”.[13]

Definisi bagan alir (flowchart) menurut Krismiaji dalam bukunya yang

berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa: ”Bagan alir

46

Page 34: bab-ii landasa teori

merupakan teknik analitis yang digunakan untuk menjelaskan aspek-aspek

sistem informasi secara jelas, tepat, dan logis”.[14]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

bagan alir (flowchart) adalah teknik analitis yang digunakan untuk menjelaskan

program atau posedur sistem informasi secara jelas, tepat, dan logis.

2.2.3.1 Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

Definisi bagan alir dokumen menurut Andri Kristanto dalam bukunya

yang berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, menyebutkan

bahwa:

Block chart berfungsi untuk memodelkan masukan, keluaran, proses, maupun transaksi dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Pembuatan block chart harus memudahkan bagi pemakai dalam memahami alur dari sistem atau transaksi.[6]

Definisi bagan alir dokumen (Flowchart Document) menurut Mulyadi

dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi, menyebutkan bahwa: ”Bagan

alir dokumen (Document flowchart) adalah Bagan yang menggambarkan

aliran dokumen dalam suatu informasi disebut dengan alir dokumen

(Document Flowchart)”.[18]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart) adalah bagan yang menggambarkan

aliran dokumen dalam suatu informasi yang digunakan untuk menyajikan

kegiatan manual, kegiatan pemrosesan komputer atau keduanya.

2.2.3.2 Bagan Alir Sistem (System Flowchart)

Definisi bagan alir sistem (system flowchart) menurut Krismiaji dalam

bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa:

Bagan alir sistem (system flowchart) merupakan salah satu alat penting untuk menganalisi, mendesain dan mengevaluasi sebuah sistem. Bagan alir sistem merupakan alat yang sempurna untuk menguraikan arus informasi dan prosedur dalam sebuah sistem informasi akuntansi.[14]

Definisi bagan alir sistem (system flowchart) menurut Jogiyanto Hartono

dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain, menyebutkan bahwa:

47

Page 35: bab-ii landasa teori

”Bagan alir sistem (system flowchart) merupakan bagan yang menunjukkan

arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menunjukkan

urutan dari prosedur yang ada didalam sistem”.[13]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

bagan alir sistem (system flowchart) merupakan bagan yang menunjukkan arus

pekerjaan secara keseluruhan mulai dari menganalis, mendesain dan mengevaluasi

sebuah sistem.

2.2.4 Basis Data

Definisi basis data menurut Fathansyah dalam bukunya yang berjudul

Basis Data, menyebutkan bahwa: ”Basis data adalah kumpulan data yang

saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan

tanpa pengulangan (redundansasi) yang tidak perlu, untuk memenuhi

berbagai kebutuhan”.[12]

Definisi basis data menurut Andri Kristanto dalam bukunya yang

berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, menyebutkan bahwa:

“Basis data adalah kumpulan data, yang dapat digambarkan sebagai

aktifitas dari satu atau lebih organisasi yang berelasi”.[6]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

kumpulan data yang digambarkan sebagai aktivitas secara bersama dan tidak

terjadi pengulangan yang tidak perlu untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

2.2.5 Entity Relationship Diagram (ERD)

Definisi Entity Relationship Diagram (ERD) menurut Andri Kristanto

dalam bukunya yang berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya,

menyebutkan bahwa:

Teknik ER (Entity Relationship) biasa digunakan untuk mengembangkan inisial dari desain basis data. Teknik ER (Entity Relationship) menyediakan suatu konsep yang bermanfaat yang dapat mengubah deskripsi informal dari apa yang diinginkan oleh user menjadi hal yang lebih detail, presisi, dan deskripsi detail tersebut dapat diimplementasikan kedalam DBMS.[6]

Definisi Entity Relationship Diagram (ERD) menurut Fathansyah dalam

bukunya yang berjudul Basis Data, menyebutkan bahwa:

48

Page 36: bab-ii landasa teori

Model Entity-Relationship yang berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari dunia nyata yang kita tinjau, dapat kita gambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan Diagram Entity Relationship (Diagram E-R).[12]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah Model Entity-Relationship yang

digunakan untuk menyajikan relasi antar entitas dalam sebuah sistem.

2.2.5.1 Key

Ada 3 (tiga) macam key yang dapat diterapkan pada suatu tabel, yang

dikemukakan oleh Fathansyah dalam bukunya yang berjudul Basis Data,

diantaranya sebagai berikut:[12]

1. Superkey.

2. Candidate-Key.

3. Key Primer (Primary-Key).[12]

Adapun uraian dari macam-macam key yang telah disebutkan diatas adalah

sebagai berikut:

1. Superkey

Merupakan satu atau lebih atribut (kumpulan atribut) yang dapat

membedakan setiap baris data dalam sebuah tabel secara unik.

2. Candidate-Key

Merupakan kumpulan atribut minimal yang dapat membedakan setiap baris

data dalam sebuah tabel secara unik.

3. Key Primer (Primary-Key)

Merupakan salah satu dari Candidate-Key (jika memang ada lebih dari satu)

yang lebih sering (lebih natural) untuk dijadikan sebagai acuan, lebih

ringkas dan jaminan keunikan key tersebut lebih baik.

Dari tiga jenis key yang disebutkan diatas, yang penulis gunakan dalam

merancang sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas adalah

Key Primer (Primary-Key).

2.2.5.2 Derajat Relationship

49

Page 37: bab-ii landasa teori

Derajat Relationship yang sering dipakai dalam ERD Definisi

kamus data menurut Al-bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul

Analisis dan Desain Sistem Informasi, adalah sebagai berikut:[5]

a. Unary Relationship.

b. Binary Relationship.

c. Ternary Relationship.[5]

Adapun uraian dari derajat relationship yang telah disebutkan diatas adalah

sebagai berikut:

a. Unary Relationship

Unary Relationship adalah model relationship yang terjadi diantara entity

yang berasal dari entity set yang sama. Unary relationship sering juga

disebut Recursive Relationship atau Reflective Relationship.

Contoh:

Gambar 2.5 Unary Relationship[5]

b. Binary Relationship

Binary Relationship adalah model relationship antara instance-instance dari

suatu tipe entitas (dua entity yang berasal dari entity yang sama).

Relationship ini paling umum digunakan dalam pembuatan model data.

Contoh:

Gambar 2.6 Binary Relationship[5]

c. Ternary Relationship

Ternary Relationship merupakan relationship antara instance-instance dari

tiga tipe entitas secara sepihak.

50

Page 38: bab-ii landasa teori

Contoh:

Gambar 2.7 Ternary Relationship[5]

Dari ketiga derajat relationship diatas yang penulis gunakan dalam membuat

ERD adalah Binary Relationship.

2.2.5.3 Participation Constrain

Participation constrain dibagi menjadi dua yaitu:[11]

1. Total participation.

2. Partial participation.[11]

Adapun uraian dari jenis participation constrain diatas adalah sebagai

berikut:

1. Total participation adalah keberadaan suatu entitas tergantung hubungannya

terhadap entitas lain.

Gambar 2.8 Total Participation[11]

2. Partial participation adalah keberadaan suatu entitas tidak tergantung pada

hubungannya dengan entitas lain.

Gambar 2.9 Partial Participation[11]

2.2.5.4 Relasi

Contoh penggambaran relasi antar himpunan entitas lengkap dengan

kardinalitas relasi dan atribut-atributnya:

1. Relasi satu-ke-satu (one to one)

Contoh:

51

Page 39: bab-ii landasa teori

Adanya relasi antara himpunan entitas Dosen dengan himpunan entitas

Jurusan. Himpunan relasinya adalah mengepalai. Pada relasi ini, setiap

Dosen paling banyak mengepalai satu jurusan. Dan setiap jurusan dikepalai

oleh paling banyak satu dosen.

Maka penggambarannya adalah:

2. Relasi satu-ke-banyak (one to many)

Contoh:

Adanya relasi antara himpunan entitas Dosen dengan himpunan entitas

Kuliah. Himpunan relasinya adalah mengajar. Pada relasi ini, setiap Dosen

dapat mengajar lebih dari satu mata kuliah. Sedang setiap mata kuliah diajar

hanya oleh paling banyak satu orang dosen. Maka penggambarannya adalah:

3. Relasi banyak-ke-banyak (many to many)

Contoh:

Adanya relasi antara himpunan entitas Mahasiswa dengan himpunan entitas

Kuliah. Himpunan relasinya adalah Mempelajari. Pada relasi ini, setiap

Mahasiswa dapat mempelajari lebih dari satu mata kuliah. Dan setiap mata

kuliah dapat dipelajari oleh lebih dari satu orang mahasiswa.

Maka penggambarannya adalah:

52

Gambar 2.10 contoh Relasi satu-ke-satu[12]

Gambar 2.11 contoh Relasi satu-ke-banyak[12]

Page 40: bab-ii landasa teori

Relasi antar himpunan entitas yang penulis gunakan dalam membuat Entity

Relationship Diagram (ERD) adalah relasi satu-ke-banyak (one to many).

2..3 Microsoft Visual Basic 6.0

Definisi Microsoft Visual Basic 6.0 menurut Agung Novian dalam

bukunya yang berjudul Panduan Microsoft Visual Basic, menyebutkan bahwa:

Visual Basic adalah sebuah bahasa pemograman yang digunakan untuk membuat program aplikasi berbasis orientasi objek atau Object Oriented Program (OOP). Visual basic merupakan pengembangan dari bahasa basic yang pernah popular.[3]

Definisi Microsoft Visual Basic 6.0 menurut Adi Kurniadi dalam

bukunya yang berjudul Pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0, menyebutkan

bahwa: “Visual Basic adalah sebuah bahasa pemrograman komputer. Bahasa

pemrograman adalah perintah-perintah atau instruksi yang dimengerti oleh

komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu”.[2]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

visual basic adalah sebuah bahasa pemrograman komputer yang digunakan untuk

membuat program aplikasi berbasis orientasi objek.

2.3.1 Kelebihan Microsoft Visual Basic 6.0

Kelebihan Microsoft visual basic 6.0 adalah sebagai berikut:[3]

1. Dapat lebih mudah menyusun program aplikasi dengan tampilan grafis yang

menawan dalam waktu yang relatif singkat.

2. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan kita untuk menyusun sebuah

program dengan memasang objek-objek grafis dalam sebuah form.

2.3.2 Komponen Microsoft Visual Basic 6.0

Komponen Microsoft Visual Basic 6.0 adalah sebagai berikut:[16]

a. Title bar merupakan batang judul dari program visual basic 6.0 yang terletak

pada bagian paling atas dari jendela program yang berfungsi untuk

menampilkan judul atau nama jendela.

53

Gambar 2.12 contoh Relasi banyak-ke-banyak[12]

Page 41: bab-ii landasa teori

b. Menu bar merupakan batang menu yang terletak dibawah title bar yang

berfungsi untuk menampilkan pilihan menu atau perintah untuk

mengoperasikan program visual basic. Didalam menu bar terdiri dari 13

menu utama, yaitu: File, Edit, View, Project, Format, Debug, Run, Query,

Diagram, Tools, Add-Ins, Windows dan Help.

c. Toolbar merupakan sebuah batang yang berisi kumpulan tombol yang

terletak dibagian bawah menu bar yang dapat digunakan untuk menjalankan

suatu perintah.

d. Toolbox merupakan kotak perangkat yang berisi kumpulan tombol objek

atau kontrol untuk mengatur desain dari aplikasi yang akan dibuat.

e. Project merupakan suatu kumpulan module atau merupakan program

aplikasi itu sendiri. Dalam visual basic, file project disimpan dengan nama

file berakhiran VBP, dimana file ini berfungsi untuk menyimpan seluruh

komponen program.

f. Properties Windows merupakan sebuah jendela yang digunakan untuk

menampung nama properti dari kontrol yang terpilih. Pengaturan properti

pada program visual basic merupakan hal yang sangat penting untuk

membedakan objek yang satu dengan yang lainnya.

g. Form Layout Windows merupakan sebuah jendela yang digunakan untuk

mengatur posisi dari form pada form saat program dijalankan.

h. Immediate Window merupakan sebuah jendela yang digunakan untuk

mencoba beberapa perintah dengan mengetikkan baris program dan anda

dapat secara langsung melihat hasilnya.

i. Form Window merupakan jendela desain dari sebuah aplikasi.

k. Code Window merupakan sebuah jendela yang digunakan untuk menuliskan

kode program dari kontrol yang anda pasang pada jendela form dengan cara

memilih terlebih dahulu kontrol tersebut pada kotak objek.

l. Event adalah suatu kejadian yang akan diterima oleh suatu objek.

m. Method adalah suatu kumpulan perintah yang memiliki kegunaan yang

hampir sama dengan suatu fungsi atau prosedur, tetapi perintah-perintah

tersebut sudah disediakan dalam suatu objek.

54

Page 42: bab-ii landasa teori

n. Module hampir sama fungsinya dengan form, tetapi module tidak berisi

objek dan bentuk standar, dan module berisi kode program atau prosedur

yang dapat digunakan oleh program aplikasi.

2.4 Microsoft Access 2003

Definisi Microsoft Access 2003 menurut Budi Permana dalam bukunya

yang berjudul 36 Jam Belajar Komputer Microsoft Access 2003, menyebutkan

bahwa:

Microsoft Access 2003 merupakan pengembangan Microsoft Access versi sebelumnya yang dikonsentrasikan agar program aplikasi database ini lebih mudah dipakai (user-friendly), lebih fleksibel, lebih mudah diintegrasikan dengan program aplikasi Microsoft Office 2003 lainnya, dapat bekerja bersama pada sistem jaringan dengan lebih baik serta dapat memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang terdapat pada Internet dan Intranet dengan secara lebih optimal.[10]

Definisi Microsoft Access 2003 menurut Yahya Kurniawan dalam

bukunya yang berjudul Microsoft Office Access 2003, menyebutkan bahwa:

Microsoft Office Access 2003 adalah sebuah Sistem Menejemen Database atau Database Management System (DBMS), dengan Access 2003 anda dapat menyimpan berbagai macam informasi (selanjutnya akan disebut data), mengaturnya, dan mengolahnya sedemikian rupa agar data tersebut mudah dipergunakan kembali pada saat diperlukan.[24]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

Microsoft Access 2003 adalah program aplikasi database yang dapat menyimpan

berbagai macam informasi atau data, mengaturnya dan mengolahnya agar data

tersebut mudah dipergunakan pada saat diperlukan.

Kelebihan Microsoft Access 2003, selanjutnya disingkat menjadi Access

2003, merupakan pengembangan dari Microsoft Access versi sebelumnya yang

dikonsentrasikan agar program aplikasi database ini lebih mudah dipakai (user-

friendly), lebih fleksibel, lebih mudah diintegrasikan dengan program aplikasi

Microsoft Office 2003 lainnya.[10]

2.5 Crystal Report

55

Page 43: bab-ii landasa teori

Definisi crystal report menurut Madcoms dalam bukunya yang berjudul

Program Aplikasi Terintegrasi Inventory & Hutang Dagang dengan Visual

Basic 6.0 dan Cristal Report, menyebutkan bahwa: ”Crystal Report

merupakan program khusus untuk membuat laporan yang terpisah dengan

program Microsoft Visual Basic 6.0, tetapi keduanya dapat dihubungkan

(Linkage)”.[17]

Definisi crystal report menurut Ali Akbar dalam bukunya yang berjudul

Visual Basic.Net Belajar Praktis Melalui Berbagai Turtorial dan Tips,

menyebutkan bahwa: ”Crystal Report adalah sebuah software untuk membuat

report/laporan yang paling terkenal di dunia, software ini dibuat oleh

perusahaan IT terkenal, yakni Seagate”.[4]

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa

crystal report adalah sebuah program/software yang digunakan untuk membuat

report/laporan yang terpisah dengan program Microsoft Visual Basic 6.0, tetapi

keduanya dapat dihubungkan (Linkage).

Kelebihan dari crystal report adalah hasil cetaknya lebih baik dan lebih

mudah, karena pada crystal report banyak tersedia objek maupun komponn yang

mudah digunakan.[17]

56