bab-ii landasa teori
-
Upload
candra-kadarisman -
Category
Documents
-
view
109 -
download
2
description
Transcript of bab-ii landasa teori
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran
Kas
2.1.1 Perancangan
Suatu perancangan dibuat sebagai gambaran atau sketsa dalam pembuatan
sebuah sistem informasi agar sistem yang dihasilkan dapat berjalan sesuai yang
diinginkan.
Definisi perancangan menurut John Burch & Gary Grudnitski yang
didefinisikan oleh Jogiyanto Hartono dalam bukunya yang berjudul Analisis dan
Desain, menyebutkan bahwa: “Desain sistem adalah penggambaran,
perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen
yang terpisah dari suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi”.[11]
Definisi perancangan menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul
Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa:
Perancangan mencakup perancangan logis dan perancangan fisik. Kegiatan pokok dalam perancangan logis adalah melengkapi eksternal level schema dan menerjemahkan persyaratan data para pemakai dan program aplikasi kedalam conceptual level schema. Perancangan fisik adalah mengubah hasil rancangan konsep kedalam struktur penyimpanan fisik.[12]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
perancangan adalah proses penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa
dari beberapa elemen yang terpisah dari suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
2.1.2 Sistem
Dalam sebuah perusahaan, suatu sistem dibuat agar setiap kegiatan yang
berjalan di perusahaan dapat dilaksanakan sesuai dengan pola yang telah
ditentukan sehingga dapat menyelesaikan sasaran yang diinginkan. Suatu sistem
akan berjalan dengan baik apabila dirancangan berdasarkan prosedur yang saling
berhubungan.
14
Definisi sistem menurut Andri Kristanto dalam bukunya yang berjudul
Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, menyebutkan bahwa: ”Suatu
sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan
atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.[4]
Definisi sistem menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem
Akuntansi, menyebutkan bahwa: “Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang
dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan”.[16]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
sistem adalah sekumpulan kegiatan yang saling bekerja sama yang dibuat menurut
pola yang terpadu untuk melaksanakan pokok perusahaan guna menyelesaikan
suatu sasaran tertentu.
Sebuah sistem juga mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang
mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan suatu sistem. Karakteristik sistem
menurut Jogiyanto Hartono dalam bukunya yang berjudul Analisis & Desain
adalah sebagai berikut:[11]
a. Komponen Sistemb. Batas sistemc.Lingkungan luar sistemd. Penghubung sisteme.Masukkan sistemf. Keluaran sistem g. Pengolah sistem h. Sasaran sistem.[11]
Adapun uraian dari karakteristik sistem diatas adalah sebagai berikut:
a. Komponen sistem
Suatu sistem terdiri dari komponen yang saling berinteraksi, yang artinya
saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan.
b. Batas sistem
Batas sistem (Boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas
suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
15
c. Lingkungan luar sistem
Lingkungan luar sistem (Environtment) dari suatu sistem adalah apapun
diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar
sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan
sistem tersebut.
d. Penghubung sistem
Penghubung sistem (Interface) merupakan media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini
memungkinkan sumber daya mengalir dari suatu sistem ke sistem lainnya.
Dengan penghubung juga satu sub sistem dapat berintegrasi dengan sub
sistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
e. Masukkan sistem
Masukkan sistem (Input) adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem.
Masukan dapat berupa masukkan perawatan (Maintenance input) dan
masukan sinyal (Signal input).
f. Keluaran sistem
Keluaran sistem (Output) adalah hasil dari energi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
g. Pengolah sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran.
h. Sasaran sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau
suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya.
Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
16
Berdasarkan uraian karakteristik sistem diatas, menurut Jogiyanto Hartono
dalam bukunya yang berjudul Analisis & Desain dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Karakteristik Suatu Sistem[11]
2.2.2 Informasi
Informasi merupakan kumpulan data yang telah diolah menjadi bentuk
yang lebih bermanfaat. Dalam melakukan suatu penelitian, informasi yang didapat
haruslah akurat, tepat waktu, relevan dan lengkap.
Definisi informasi menurut Andri Kristanto dalam bukunya yang
berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, menyebutkan bahwa:
“Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang
lebh berguna dan berarti bagi yang menerima”.[4]
17
Definisi informasi menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul
Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa: “Informasi adalah data
yang telah diorganisasi, dan telah memiliki kegunaan dan manfaat”.[12]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
informasi adalah data yang telah diolah atau diorganisasi sehingga menjadi bentuk
yang penting bagi penerimanya karena memiliki kegunaan dan manfaat.
Menurut Mc Leod didalam buku Azhar Susanto yang berjudul Sistem
Informasi Akuntansi, mengatakan bahwa suatu informasi yang berkualitas harus
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:[6]
1. Akurat.2. Tepat waktu.3. Relevan.4. Lengkap.[6]
Adapun uraian dari ciri-ciri informasi diatas adalah sebagai berikut:
1. Akurat artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
2. Tepat waktu artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi
tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi.
3. Relevan artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang
dibutuhkan.
4. Lengkap artinya informasi harus diberikan secara lengkap.
2.1.4 Sistem Informasi
Sistem informasi dalam suatu perusahaan digunakan untuk menyediakan
informasi baik informasi keuangan maupun informasi non keuangan yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi secara efektif.
Definisi sistem informasi menurut Jogiyanto Hartono dalam bukunya
yang berjudul Analisis dan Desain, menyebutkan bahwa:
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.[11]
18
Definisi sistem informasi menurut Azhar Susanto dalam bukunya yang
berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa:
Sistem informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harminis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna. [6]
Berdasarkan definisi diatas penulis memberikan simpulan bahwa sistem
informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berhubungan dan
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yaitu pengolahan data menjadi
informasi yang berguna dalam suatu organisasi.
Blok sistem informasi menurut Jogiyanto Hartono dalam bukunya yang
berjudul Analisis dan Desain Sistem digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2 Blok Sistem Informasi yang berinteraksi[13]
2.1.5 Akuntansi
Akuntansi dapat dipandang sebagai informasi karena akuntansi merupakan
kegiatan jasa yang menyajikan informasi keuangan mulai dari proses pencatatan,
pengelompokkan, pengidentifikasian dan pelaporan transaksi berupa laporan
keuangan. Akuntansi juga digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi
dalam suatu organisasi.
Menurut Soemarso SR dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Suatu
Pengantar Jilid 1, menyebutkan bahwa American Accounting Association
mendefinisikan akuntansi sebagai: ”Proses mengidentifikasikan, mengukur,
dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian
dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan
informasi tersebut”.[17]
19
Definisi akuntansi menurut Azhar Susanto dalam bukunya yang berjudul
Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa: “Akuntansi adalah bahasa
bisnis, setiap organisasi menggunakannya sebagai bahasa komunikasi saat
berbisnis”.[6]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
akuntansi adalah suatu proses penyediaan informasi keuangan mulai dari proses
pencatatan, pengelompokkan, pemeriksaaan dan pelaporan kegiatan transaksi
keuangan yang bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan.
2.1.5.1 Metode Pencatatan Akuntansi
Ada 2 metode pencatatan akuntansi menurut Achmad Tjahjono,
Sulastiningsih dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Pengantar Pendekatan
Terpadu, adalah sebagai berikut:[2]
1. Akuntansi dasar kas (Cash Basis).
2. Akuntansi dasar akrual.[2]
Adapun uraian dari metode pencatatan akuntansi diatas adalah sebagai
berikut:
1. Akuntansi dasar kas (Cash Basis), pendapatan hanya akan dilaporkan
apabila benar-benar diterima dalam bentuk tunai. Demikian juga dengan
beban, dilaporkan hanya jika beban sungguh-sungguh dikeluarkan secara
tunai.
2. Akuntansi dasar akrual, pendapatan dilaporkan pada saat pendapatan itu
diperoleh tanpa mempertimbangkan kapan uang tunai akan diterima.
Demikian juga dengan beban, akan dilaporkan pada saat terjadinya, tanpa
menunggu pengeluaran uang tunai dilakukan.
PT. Margusta Bangun Perkasa menggunakan metode Akuntansi dasar
akrual karena perusahaan mengakui pendapatan pada saat pendapatan itu
diperoleh walaupun kasnya belum diterima. Dan beban diakui pada saat
terjadinya, tanpa menunggu pengeluaran yang dilakukan.
20
Transaksi Pencatatan Penggolongan
Pengikhtisaran
Laporan Keuangan
Pengidentifikasian & pengukuran data
Pemrosesan & Pelaporan
Menganalisis & Menginterprest
asikan
Pemakai informasi Akuntansi
Pengkomunikasian Informasi
2.1.5.2 Proses Akuntansi
Proses akuntansi menurut Soemarso SR dalam bukunya yang berjudul
Akuntansi Suatu Pengantar Jilid 1, digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.3 Proses Akuntansi[17]
Keterangan:
1. Identifikasi & Pengukuran Data
Data yang relevan untuk keputusan terdiri dari transaksi-transaksi kejadian
dalam perusahaan. Data yang telah diidentifikasikan kemudian diukur,
satuan pengukur yang tepat dalam akuntansi adalah satuan uang (rupiah,
dolar, dan lain-lain).
2. Proses & Pelaporan
Proses dan pelaporan data mencakup kegiatan pencatatan, pengolongan,
pengikhtisaran, pencatatan transaksi dapat dilakukan dengan berbagai cara
misalnya ditulis pensil atau pena mengetik pada peralatan komputer, atau
memberi tanda-tanda tertentu. Pencatatan transaksi berarti mengumpulkan
data secara kronologis. Penggolongan transaksi dilakukan agar penyajian
dapat diringkas. Pengikhtisaran adalah penyajian informasi yang telah
digolongkan kedalam bentuk laporan seperti yang diinginkan pemakai.
21
3. Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh suatu sistem akuntansi banyak
ragamnya, jenis laporan yang dihasilkan tergantung pada pihak-pihak yang
akan menggunakan laporan tersebut, salah satu yang utama adalah laporan
keuangan.
4. Analisa & Interprestasi
Agar berguna dalam proses pengambilan keputusan, laporan akuntansi perlu
dianalisa dan diinterprestasikan. Analisa laporan keuangan pada hakikatnya
adalah menghubungkan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan
dengan angka lain atau menjelaskan arah perubahannya.
2.1.5.3 Siklus Akuntansi
Proses pencatatan dalam siklus akuntansi akan dilakukan terus menerus
dan berulang, sehingga prosesnya bertahap dan berulang. Suatu organisasi akan
berjalan dengan baik apabila dalam pencatatan akuntansinya dilakukan sesuai
dengan siklus akuntansi.
Definisi siklus akuntansi menurut Soemarso SR dalam bukunya yang
berjudul Akuntansi Suatu Pengantar mengemukakan bahwa: ”Siklus Akuntansi
(Accounting Cycle) adalah tahap-tahap kegiatan dalam proses pencatatan
dan pelaporan akuntansi mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan
dibuatnya laporan keuangan”.[27]
Definisi siklus akuntansi menurut Achmad Tjahjono, Sulastiningsih
dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Pengantar Pendekatan Terpadu,
mengemukakan bahwa: ”Siklus akuntansi (accounting cycles) adalah tahap-
tahap yang dilalui dalam melakukan aktifitas pencatatan transaksi bisnis
sampai disusun laporan keuangan”.[2]
22
Siklus akuntansi menurut Achmad Tjahjono, Sulastiningsih dalam
bukunya yang berjudul Akuntansi Pengantar Pendekatan Terpadu,
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.4 Siklus Akuntansi[2]
Langkah-langkah dalam siklus akuntansi formal adalah sebagai berikut:
1. Analisis Transaksi Bisnis.2. Pencatatan pada Buku Jurnal.3. Posting ke Buku Besar.4. Penyusunan Daftar saldo.5. Penyesuaian.6. Daftar Saldo Disesuaikan.7. Penyusunan Laporan Keuangan.8. Penutupan Buku Besar.9. Daftar Saldo Setelah Penutupan.[2]
Berikut penjelasan masing-masing langkah dalam siklus akuntansi formal:[2]
1. Analisis Transaksi Bisnis
Transaksi bisnis merupakan kejadian ekonomis yang secara langsung
berpengaruh terhadap posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan.
Transaksi bisnis kemudian didokumentasikan dalam betuk bukti-bukti
23
transaksi. Untuk kepentingan pencatatan dalam akuntansi, transaksi bisnis
dilakukan analisis setiap transaksi bisnis untuk menentukan akun apa yang
terpengaruh dari transaksi tersebut.
2. Pencatatan pada Buku Jurnal
Akuntansi membutuhkan sebuah catatan setiap transaksi bisnis secara
kronologis atau urut sesuai dengan tanggal terjadinya yang biasa disebut
dengan jurnal. Dengan demikian, jurnal adalah media untuk mencatat
transaksi bisnis secara kronologis. Proses pencatatan transaksi pada jurnal
disebut dengan penjurnalan (jurnalizing).
3. Posting ke Buku Besar
Posting adalah proses pemindahan (pentransferan) ayat-ayat jurnal dari jurnal
ke akun buku besar. Posting dilakukan karena jurnal umum menunjukkan
urutan pencatatan atas transaksi, tetapi tidak diklasifikasikan ke berbagai
kategori. Sebaliknya buku besar menyediakan klasifikasi catatan berdasarkan
kategori.
4. Penyusunan Daftar Saldo
Sebelum laporan keuangan disusun, saldo dari masing-masing akun harus
ditentukan terlebih dahulu. Saldo tersebut dapat dilihat dari buku besar, dan
harus dibuktikan persamaan debit dan kreditnya. Sehingga diperlukan daftar
semua saldo akun untuk melihat total saldo debit akun sama dengan saldo
kredirnya. Daftar ini dinamakan dengan Daftar Saldo atau Neraca Saldo.
5. Penyesuaian
Beberapa akun dalam neraca saldo belum menunjukkan informasi yang up to
date (terkini). Karena beberapa informasi baru dapat diketahui pada akhir
tahun, melalui analisis terhadap keadaan pada akhir periode. Jurnal yang
digunakan untuk menyesuaikan akun agar up to date disebut dengan jurnal
penyesuaian. Dalam setiap jurnal penyesuaian paling tidak melibatkan satu
akun neraca dan satu akun rugi-laba.
6. Daftar Saldo Disesuaikan
Setelah penyesuaian dicatat dan diposting ke akun buku besar, neraca saldo
disesuaikan disiapkan. Dalam neraca saldo, besarnya saldo setiap akun sudah
menunjukkan kondisi yang mutakhir.
24
7. Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan laporan keuangan diawali dengan menyiapkan laporan rugi-laba.
Laba atau rugi bersih kemudian digunakan untuk menyusun laporan ekuitas
pemilik. Laporan ekuitas pemilik menyajikan saldo modal akhir peioda, yang
diperlukan untuk menyusun neraca.
8. Penutupan Buku Besar
Proses pemindahan saldo-saldo akun nominal ke akun riil dinamakan
penutupan buku besar. Penutupan buku besar akan menjadikan semua saldo
akun pendapatan, beban dan prive bersaldo nol (nihil). Ayat jurnal yang dibuat
untuk menutup akun nominal ini disebut jurnal penutup (closing entries).
9. Daftar Saldo Setelah Penutupan
Setelah proses penutupan buku besar langkah berikutnya adalah
mempersiapkan Daftar Saldo Setelah Penutupan (post clossing trial balance).
Pembuatan Daftar Saldo Setelah Penutupan bertujuan untuk menguji apakah
penutupan buku telah dilakukan secara benar. Daftar Saldo Setelah Penutupan
hanya berisi semua akun riil (akun Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas pemilik).
2.1.5.3.1 Jurnal
Akuntansi membutuhkan sebuah catatan untuk setiap transaksi bisnis
secara kronologis atau urut sesuai dengan tanggal terjadinya. Daftar yang
menyajikan informasi transaksi secara kronologis ini disebut dengan jurnal.
Definisi jurnal menurut Achmad Tjahjono, Sulastiningsih dalam bukunya yang
berjudul Akuntansi Pengantar Pendekatan Terpadu, menyebutkan bahwa:
”Jurnal adalah media untuk mencatat transaksi secara kronologis”.[2]
Definisi jurnal menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem
Akuntansi, menyebutkan bahwa: ”Jurnal merupakan catatan akuntansi
pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan
meringkas data keuangan dan data lainnya”.[16]
Jurnal menyediakan catatan yang lengkap untuk setiap transaksi. Karena
setiap transaksi pertama-tama dicatat pada jurnal, maka jurnal disebut juga
sebagai ”Book of original entry”.
25
Bentuk jurnal yang dapat digunakan perusahaan pada umumnya ada dua tipe
yaitu:[2]
a. Jurnal umum (general journal).
b. Jurnal khusus (special journal).[2]
Adapun uraian dari bentuk jurnal diatas adalah sebagai berikut:
a. Jurnal umum (general journal).
Jurnal umum (general journal) merupakan jurnal yang paling sederhana yang
terdiri dari dua kolom debit dan kredit. Jurnal umum (general journal)
merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi yang tidak dapat
dicatat pada jurnal khusus.
b. Jurnal khusus (special journal).
Jurnal khusus (special journal) adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat
transaksi-transaksi yang sejenis, misalnya jurnal khusus untuk mencatat
transaksi penerimaan kas, jurnal khusus untuk mencatat transaksi pembelian
barang dagangan secara tunai dan kredit, dan lain-lain.
Standar jurnal Umum Penerimaan dan Pengeluaran Kas menurut
Achmad Tjahjono, Sulastingsih dalam bukunya yang berjudul Akuntansi
Pengantar Pendekatan Terpadu, adalah sebagai berikut:
a. Transaksi Pendapatan Jasa secara tunai
Tabel 2.1 Transaksi Pendapatan Jasa secara Tunai[2]
JURNAL UMUM Halaman : 1
Tanggal Akun dan KeteranganPost Ref. Debit Kredit
2007 03 Kas 111 xxx Mei Pendapatan Jasa 411 xxx
untuk mencatat pendapatan jasa secara tunai
26
b. Transaksi Pendapatan Jasa secara kredit
Tabel 2.2 Transaksi Pendapatan Jasa Kredit [2]
JURNAL UMUM Halaman : 1
Tanggal Akun dan KeteranganPost Ref. Debit Kredit
2007 03 Kas 111 xxx Mei Piutang usaha 113 xxx
Pendapatan Jasauntuk mencatat pendapatan jasa secara kredit
411
xxx
c. Transaksi Pembayaran Beban Gaji
Tabel 2.3 Transaksi Pembayaran Beban Gaji [2]
JURNAL UMUM Halaman : 1
Tanggal Akun dan KeteranganPost Ref. Debit Kredit
2007 03 Beban Gaji 511 xxx Mei Kas 111 xxx
untuk mencatat pembayaran beban gaji
d. Transaksi Pembayaran Beban Listrik
Tabel 2.4 Transaksi Pembayaran Beban Listrik [2]
JURNAL UMUM Halaman : 1
Tanggal Akun dan KeteranganPost Ref. Debit Kredit
2007 03 Beban Listrik 512 xxx Mei Kas 111 xxx
untuk mencatat pembayaran beban listrik
e. Transaksi Pembayaran Beban Air
Tabel 2.5 Transaksi Pembayaran Beban Air [2]
JURNAL UMUM Halaman : 1
Tanggal Akun dan KeteranganPost Ref. Debit Kredit
2007 03 Beban Air 513 xxx Mei Kas 111 xxx
untuk mencatat pembayaran beban air
27
f. Transaksi Pembayaran Beban Telepon
Tabel 2.6 Transaksi Pembayaran Beban Telepon [2]
JURNAL UMUM Halaman : 1
Tanggal Akun dan KeteranganPost Ref. Debit Kredit
2007 03 Beban Telepon 514 xxx Mei Kas 111 xxx
untuk mencatat pembayaran beban Telepon
g. Transaksi Pembayaran Beban lain-lain
Tabel 2.7 Transaksi Pembayaran Beban Lain-lain [2]
JURNAL UMUM Halaman : 1
Tanggal Akun dan KeteranganPost Ref. Debit Kredit
2007 03 Beban Lain-lain 516 xxx Mei Kas 111 xxx
untuk mencatat pembayaran beban lain-lain
h. Transaksi Pelunasan Piutang
Tabel 2.8 Transaksi Pelunasan Piutang[2]
JURNAL UMUM Halaman : 1
Tanggal Akun dan KeteranganPost Ref. Debit Kredit
2007 03 Kas 111 xxx Mei Piutang Usaha 113 xxx
untuk mencatat pelunasan piutang
2.1.5.3.2 Buku Besar
Buku besar berisi perkiraan-perkiraan untuk mencatat pengaruh transaksi
terhadap assets, liabilities, capital, revenue, dan expense sehingga perkiraan
dalam buku besar berfungsi untuk mencatat pengaruh semua transaksi yang
berhubungan dengan perkiraan yang bersangkutan.
28
Definisi buku besar menurut Achmad Tjahjono, Sulastiningsih dalam
bukunya yang berjudul Akuntansi Pengantar Pendekatan Terpadu,
menyebutkan bahwa:
Buku besar merupakan kumpulan dari akun-akun yang saling berhubungan, yang dicatat pada buku atau komputer. Buku besar merupakan catatan atas akun-akun sebuah perusahaan yang akan disajikan laporan keuangan.[2]
Definisi buku besar menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul
Sistem Akuntansi, menyebutkan bahwa: ”Buku besar (General ledger) terdiri
dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan
yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal”.[16]
Setiap transaksi yang dicatat pada jurnal, selanjutnya dipindahkan ke
akun buku besar, proses inilah yang disebut dengan posting. posting dilakukan
karena jurnal umum menunjukkan urutan pencatatan atas transaksi, tetapi tidak
diklasifikasikan ke berbagai kategori. Sebaliknya, buku besar menyediakan
klasifikasi catatan berdasarkan kategori. Definisi posting menurut Achmad
Tjahjono, Sulastiningsih dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Pengantar
Pendekatan Terpadu, menyebutkan bahwa: ”Posting adalah proses
pemindahan (pentransferan) angka-angka dalam buku jurnal ke akun buku
besar”.[2]
BUKU BESAR
Tabel 2.9 Buku Besar Kas[2]
Akun : Kas No. Akun: 110Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit D/K Saldo
Mei 03 JU1 xxx D xxx
Tabel 2.10 Buku Besar Piutang Usaha[2]
Akun : Piutang Usaha No. Akun: 113Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit D/K Saldo
Mei 03 JU1 xxx D xxx
Tabel 2.11 Buku Besar Pendapatan Jasa[2]
29
Akun : Pendapatan Jasa No. Akun: 410Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit D/K Saldo
Mei 03 JU1 xxx K xxx
Tabel 2.12 Buku Besar Beban Gaji[2]
Akun : Beban Gaji No. Akun: 511Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit D/K Saldo
Mei 03 JU1 xxx K xxx
Tabel 2.13 Buku Besar Beban Listrik[2]
Akun : Beban Listrik No. Akun: 512Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit D/K Saldo
Mei 03 JU1 xxx K xxx
Tabel 2.14 Buku Besar Beban Air[2]
Akun : Beban Air No. Akun: 513Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit D/K Saldo
Mei 03 JU1 xxx K xxx
Tabel 2.15 Buku Besar Beban Telepon[2]
Akun : Beban Telepon No. Akun: 514Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit D/K Saldo
Mei 03 JU1 xxx K xxx
Tabel 2.16 Buku Besar Beban Lain-lain[2]
Akun : Beban Lain-lain No. Akun: 515Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit D/K Saldo
Mei 03 JU1 xxx K xxx
2.1.5.3.3 Laporan Keuangan
30
Definisi laporan keuangan menurut Achmad Tjahjono, Sulastiningsih
dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Pengantar Pendekatan Terpadu,
menyebutkan bahwa: ”Laporan keuangan merupakan hasil akhir proses
akuntansi”.[2]
Definisi laporan keuangan menurut Mulyadi dalam bukunya yang
berjudul Sistem Akuntansi, menyebutkan bahwa:
Hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya.[16]
Laporan keuangan utama bagi perusahaan perseorangan meliputi:[2]
a. Laporan rugi-laba.b. Laporan ekuitas pemilik.c. Neraca.d. Laporan arus kas.[2]
Adapun uraian dari laporan keuangan diatas adalah sebagai berikut:
a. Laporan rugi-laba, merupakan ringkasan pendapatan dan beban selama
periode waktu tertentu yang disebut dengan periode akuntansi, misalnya
bulanan, kuartalan, semesteran atau tahunan.
b. Laporan ekuitas pemilik, merupakan ringkasan perubahan ekuitas pemilik
yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya bulanan, kuartalan,
semesteran atau tahunan.
b. Neraca, merupakan ringkasan posisi keuangan yang meliputi aktiva, utang,
modal pada tanggal tertentu, misalnya akhir bulan, akhir kuartal, akhir
semester dan akhir tahun.
c. Laporan arus kas, merupakan ringkasan penerimaan dan pengeluaran kas
selama periode waktu tertentu, misalnya bulanan, kuartalan, semesteran atau
bulanan.
Dari keempat laporan keuangan diatas, laporan keuangan yang
digunakan penulis dalam penerimaan dan pengeluaran kas adalah laporan rugi-
laba, Neraca dan laporan arus kas
a. Laporan Rugi-Laba
31
Laporan rugi-laba melaporkan pendapatan (revenue) dan beban (expense)
selama periode waktu tertentu, yang disebut dengan periode akuntansi.
Pada dasarnya terdapat dua betuk penyajian laporan rugi-laba yaitu bentuk
satu langkah (single step) dan langkah bertahap (multiple step).[2]
1. Bentuk satu langkah (single step).
2. Langkah bertahap (multiple step)[2].
Adapun uraian dari bentuk penyajian laporan rugi-laba diatas adalah
sebagai berikut:
1 Bentuk satu langkah (single step) menyajikan elemen laporan rugi-laba
diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu pendapatan dan beban.
2. Langkah bertahap (multiple step) menyajikan elemen-elemen laporan rugi-
laba ke dalam tiga bagian utama yaitu bagian pendapatan, bagian beban
operasi, dan bagian pendapatan dan beban diluar operasi.
Bentuk penyajian laporan rugi-laba yang penulis gunakan adalah bentuk satu
langkah (single step) yang digambarkan dibawah ini:
2.17 Tabel Laporan Rugi-Laba[2]
PT "XXX"
LAPORAN RUGI-LABA
Untuk Bulan Yang Berakhir …… in RpPendapatan: Pendapatan Jasa xxx Pendapatan bunga xxx Pendapatan sewa xxx Total Pendapatan xxx
Beban Operasi: Beban sewa xxx Beban gaji xxx
Beban listrik dan Telepon xxx Beban bunga xxx Beban lain-lain xxx Jumlah Beban (xxx)
Laba bersih xxx
b. Neraca
Neraca dapat disajikan dalam bentuk akun (account form) atau bentuk laporan
(report form). Dalam bentuk akun, aktiva ditempatkan disebelah kiri, dan
kewajiban serta ekuitas pemilik ditempatkan disebelah kanan. Dalam bentuk
laporan, elemen-elemen neraca disusun kebawah dengan urutan paling atas
aktiva, kemudia kewajiban dan ekuitas pemilik.
c. Laporan Arus Kas
32
Laporan arus kas menunjukkan saldo kas awal periode, penambahan,
pengurangan kas dan saldo kas akhir periode. Laporan arus kas disusun
dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode. Laporan Arus Kas
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2.18 Laporan Arus Kas[2]
PT "XXX"LAPORAN ARUS KAS
Untuk Periode Yang Berakhir…… in RpArus kas dari kegiatan operasi: Penerimaan kas dari pelanggan xxx Pengeluaran kas untuk membayar utang kepada kreditur (xxx) Pembayaran macam-macam biaya (xxx) Arus kas bersih dari kegiatan operasi xxx Arus kas dari kegiatan investasi: Pembelian tanah (xxx) Pembelian bangunan (xxx) Arus kas bersih dan kegiatan investasi (xxx) Arus kas dari kegiatan pendanaan Setoran modal pemilik xxx Pinjaman dari bank xxx Pengambilan prive (xxx) Arus kas bersih dari kegiatan pendanaan xxxKenaikan Saldo Kas Bersih xxxSaldo Kas per….(awal periode) xxxSaldo Kas per….(akhir periode) xxx
2.1.6 Sistem Akuntansi
Definisi sistem akuntansi menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul
Sistem Akuntansi, menyebutkan bahwa:
Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.[16]
Definisi sistem akuntansi menurut George H Bodnan dalam bukunya
yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa:
33
Sistem akuntansi adalah metode dan catatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, menganalisis, mengidentidikasikan mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi organisasi dan untuk menjaga pertanggungjawaban aktiva dan kewajiban.[7]
Berdasarkan definisi diatas penulis memberikan simpulan bahwa sisem
akuntansi adalah suatu sistem informasi yang menyediakan informasi keuangan
yang digunakan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan.
2.1.7 Sistem Informasi Akuntansi
Definisi sistem informasi akuntansi menurut Jogiyanto Hartono dalam
bukunya yang berjudul Analisis dan Desain yang didefinisikan oleh Stephen A,
Moscove dan Mark G. Simkin, menyebutkan bahwa:
Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisis, mengkomunikasikan informasi pengambilan keputusan dengan orientasi financial yang relevan bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam perusahaan (secara prinsip adalah manajemen).[11]
Definisi sistem informasi akuntansi menurut Azhar Susanto dalam
bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa:
Sistem Informasi Akuntansi didefinisikan sebagai kumpulan (integrasi) dari subsistem/komponen baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harminis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan.[6]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
sistem informasi akuntansi adalah kumpulan dari komponen organisasi yang
saling berhubungan dan bekerja sama diantaranya mengumpulkan,
mengklasifikasikan, memproses, menganalisis dan mengkomunikasikan informasi
pengambilan keputusan.
2.1.8 Kas
34
Definisi kas menurut Soemarso SR dalam bukunya yang berjudul
Akuntansi Suatu Pengantar Jilid 1, menyebutkan bahwa: “Kas adalah sesuatu
(baik yang berbentuk uang/bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan
diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya”.[17]
Definisi kas menurut Theodorus M. Thuanakotta dalam bukunya yang
berjudul Teori Akuntansi, menyebutkan bahwa: ”Cash sangat penting karena
sifatnya yang liquid, mudah sebagai alat pertukaran, dan menunjukkan daya
beli secara umum. Cash disini uaang tunai maupun saldo kas dalam bank.[21]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa kas
merupakan alat bayar atau alat tukar dalam transaksi keuangan baik berbentuk
uang atau bukan dan menunjukkan daya beli secara umum.
2.1.9 Penerimaan Kas
Definisi penerimaan kas menurut Soemarso SR dalam bukunya yang
berjudul Akuntansi Suatu Pengantar Jilid 1, menyebutkan bahwa:
Penerimaan kas adalah suatu transaksi yang menambah jumlah uang kas yang dicatat dalam buku penerimaan kas. Uang kas diterima dari berbagai sumber, misal satuan modal dari pemilik, pencarian kredit bank, penjualan tunai, penagihan piutang dan lain-lain.[17]
Definisi penerimaan kas menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul
Sistem Akuntansi, menyebutkan bahwa: ”Penerimaan kas perusahaan berasal
dari dua sumber utama yaitu penerimaan kas dari penjualan dan
penerimaan kas dari piutang”.[16]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
penerimaan kas adalah suatu transaksi yang dapat menambah jumlah kas
diperusahaan baik itu dari penjualan maupun dari piutang.
2.1.9.1 Dokumen yang digunakan
35
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan
tunai menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi adalah
sebagai berikut:[16]
a. Faktur penjualan tunai.d. Pita register kas (case register tape).e. Credit Card sales slip.f. Bill of Lading.g. Faktur penjualan COD.h. Bukti setor bank.i. Rekap harga pokok penjualan.[16]
Adapun uraian dari dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas
dari penjualan tunai adalah sebagai berikut:
a. Faktur penjualan tunai. Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai
informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan
tunai.
b. Pita register kas (case register tape). Dokumen ini merupakan bukti
penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen
pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.
c. Credit Card sales slip. Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank
yang menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang
menjadi anggota kartu kredit.
d. Bill of Lading. Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari
perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum.
e. Faktur penjualan COD. Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan
COD. Tembusan faktur penjualan COD digunakan oleh perusahaan untuk
menagih kas yang harus dibayar oleh pelanggan pada saat penyerahan
barang yang dipesan oleh pelanggan.
f. Bukti setor bank. Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti
penyetoran kas ke bank.
g. Rekap harga pokok penjualan. Dokumen ini digunakan oleh fungsi
akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu
periode (misalnya satu bulan).
2.1.9.2 Catatan Akuntansi yang digunakan
36
Catatan yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi adalah
sebagai berikut:[16]
a. Jurnal penjualan.b. Jurnal penerumaan kas.c. Jurnal umum.d. Kartu persediaan.e. Kartu gudang.[16]
Adapun uraian dari catatan yang digunakan dalam sistem penerimaan kas
dari penjualan tunai adalah sebagai berikut:
a. Jurnal penjualan. Jurnal penjualan digunakan oeh fungsi akuntansi untuk
mencatat dan meringkas data penjualan.
b. Jurnal penerumaan kas. Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya
dari penjualan tunai.
c. Jurnal umum. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal
ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok prduk yang
dijual.
d. Kartu persediaan. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai,
kartu persedian digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
berkurangnya harga pokok produk yang dijual.
e. Kartu gudang. Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena
hanya berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang.
2.1.9.3 Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalam penerimaan kas dari penjualan tunai menurut
Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi adalah sebagai berikut:[16]
a. Fungsi penjualan.b. Fungsi kas.c. Fungsi gudang.d. Fungsi pengiriman.e. Fungsi akuntansi.[16]
37
Adapun uraian dari fungsi yang terkait dalam penerimaan kas dari penjualan
tunai adalah sebagai berikut:
a. Fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari
pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan kartu tersebut
kepada pembeli, mengisi faktur penjualan pembeyaran harga barang ke
fungsi kas.
b. Fungsi kas. Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari
pembeli.
c. Fungsi gudang. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang
yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut kepada
fungsi pengiriman.
d. Fungsi pengiriman. Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus
barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada
pembeli.
e. Fungsi akuntansi. Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi
penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporran penjualan.
2.1.9.4 Prosedur Penerimaan Kas
Prosedur penerimaan uang dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian
rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang
seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. Menurut
Soemarso SR dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Suatu Pengantar Jilid
1, mengemukakan bahwa prosedur penerimaan kas perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:[17]
1. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, yang menerima dan
yang mencatat penerimaan uang. Apabila untuk perusahaan kecil
pemisahan demikian tidak dapat dilakukan, maka penggabungan antara
ketiga tugas tadi hanya dapat dilakukan oleh pemilik perusahaan.
2. Setiap penerimaan uang langsung disetor ke bank sebagaimana adanya.
38
2.1.10 Pengeluaran Kas
Definisi Expense (Pengeluaran) menurut Ardiyos dalam Kamus Besar
Akuntansi, menyebutkan bahwa:
Expense (Pengeluaran) merupakan suatu imbangan periodik terhadap penerimaan yang diakui dalam prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, yang merepresentasikan pengeluaran kas secara langsung, atau alokasi, atau akrual dari pengeluaran sebelumnya dan pengeluaran masa mendatang.[5]
Definisi Pengeluaran kas menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul
Sistem Akuntansi, menyebutkan bahwa: ”Pengeluaran kas dapat dilakukan
dengan menggunakan cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan
dengan cek (biasanya karena jumlahnya yang relatif kecil)”.[16]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
pengeluaran kas adalah suatu transaksi pengeluaran yang dapat dilakukan dengan
uang tunai maupun cek yang dapat mengurangi jumlah kas diperusahaan.
2.1.10.1 Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas dengan cek
menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi adalah
sebagai berikut:[16]
a. Bukti kas keluar.
b. Cek.
c. Permintaan cek (check request).[16]
Adapun uraian dari dokumen yang digunakan dalam sistem pengeluaran
kas dengan cek, adalah sebagai berikut:
a. Bukti kas keluar. Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas
dari fungsi kas sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.
b. Cek. Dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan
pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya
tercantum pada cek.
c. Permintaan cek (check request). Dokumen ini berfungsi sebgai permintan dari
fungsi yang memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk
membuat bukti kas keluar.
39
2.1.10.2 Catatan yang digunakan
Catatan yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas dengan cek
menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi adalah
sebagai berikut:[16]
a. Jurnal pengeluaran kas (cash disbursement journal).
b. Register cek (check register).[16]
Adapun uraian dari catatan yang digunakan dalam adalah sebagai
berikut:
a. Jurnal pengeluaran kas (cash disbursement journal).
Dalam pencatatan utang dengn account payable system, untuk mencatat
transaksi pembelian digunakan jurnal pembelian dan untuk mencatat
pengeluaran kas digunakan jurnal pengeluaran kas. Dokumen sumber yang
dipakai sebgai dasar pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas adalah faktur
dari pemasok yang telah dicap lunas oleh fungsi kas.
b. Register cek (check register).
Register cek digunakan untuk mencatat cek-cek perusahaan yang
dikeluarkan untuk pembayaran kreditur perusahan atau pihak lain.
2.1.10.3 Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem pengeluaran kas dengan cek menurut
Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi adalah sebagai berikut:[16]
a. Fungsi kas.
b. Fungsi akuntansi.
c. Fungsi pemeriksa intern.[16]
Adapun uraian dari fungsi yang terkait dalam sistem pengeluaran kas
dengan cek adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Kas.
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi ini bertanggung
jawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek, dan mengirimkan
cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur.
40
b. Fungsi Akuntansi.
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi akuntansi
bertanggung jawab atas:
1. Pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan.
2. Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau
register cek.
3. Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi
kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen
tersebut.
c. Fungsi pemeriksa intern
Dalam sistem akuntansi pengeluran kas dengan cek, fungsi ini bertanggung
jawab atas penghitungan kas (cash count) secara periodik dan mencocokan
hasil penghitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi
(rekening kas dalam buku besar). Fungsi ini juga bertangung jawab atas
pemeriksaan secara mendadak (surprised audit) terhadap saldo kas yang ada
dan membuat rekonsiliasi bank secara periodik.
2.1.10.4 Prosedur Pengeluaran kas
Prosedur pengeluaran kas perlu dirancang sedemikian rupa sehingga
hanya pengeluaran-pengeluaran yang telah disetujui dan betul-betul untuk
kegiatan perusahaan saja yang dicatat dalam pembukuan perusahaan. Menurut
Soemarso SR dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Suatu Pengantar Jilid
1, mengemukakan bahwa prosedur pengeluaran kas harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:[17]
1. Semua pengeluaran dilakukan cek. Pengeluaran-pengeluaran dalam jumlah
kecil dilakukan melalui dana kas kecil.
2. Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari yang
berwenang terlebih dahulu.
3. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas,
yang menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta mencatat
pengeluaran kas.
41
2.1.11 Pengertian Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas
Definisi perancangan menurut John Burch & Gary Grudnitski yang
didefinisikan oleh Jogiyanto Hartono dalam bukunya yang berjudul Analisis dan
Desain, menyebutkan bahwa: “Desain sistem adalah penggambaran,
perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen
yang terpisah dari suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi”.[11]
Definisi sistem informasi akuntansi menurut Jogiyanto Hartono dalam
bukunya yang berjudul Analisis dan Desain yang didefinisikan oleh Stephen A,
Moscove dan Mark G. Simkin, menyebutkan bahwa:
Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisis, mengkomunikasikan informasi pengambilan keputusan dengan orientasi financial yang relevan bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam perusahaan (secara prinsip adalah manajemen).[11]
Definisi kas menurut Soemarso SR dalam bukunya yang berjudul
Akuntansi Suatu Pengantar Jilid 1, menyebutkan bahwa: “Kas adalah sesuatu
(baik yang berbentuk uang/bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan
diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya”.[17]
Berdasarkan definisi-definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan
bahwa pengertian perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas adalah suatu rancangan sistem yang dapat memberikan informasi
keuangan khususnya mengenai informasi arus kas yang terjadi di perusahaan.
2.2 Alat Kelengkapan Sistem
2.2.1 Diagram Flow Document (DFD)
Definisi Diagram Flow Document (DFD) menurut Krismiaji dalam
bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa:
“DFD digunakan untuk mendokumentasikan sistem yang digunakan
sekarang dan untuk merencanakan serta mendesain sistem yang baru”.[12]
Definisi Diagram Flow Document (DFD) menurut Jogiyanto Hartono
dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain, menyebutkan bahwa: “DFD
adalah gambaran suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan
42
dikembangkan secara mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut
tersimpan.[11]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
Diagram Flow Document (DFD) adalah suatu gambaran sistem yang digunakan
sekarang dan suatu perencanaan sistem yang baru.
2.2.1.1 Diagram Konteks
Definisi diagram konteks menurut Al-bahra Bin Ladjamudin dalam
bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, menyebutkan
bahwa: ”Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan
menggambarkan ruang lingkup suatu sistem”.[3]
Definisi diagram konteks menurut Andri Kristanto dalam bukunya yang
berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, menyebutkan bahwa:
Diagram konteks adalah sebuah diagram sederhana yang menggambarkan hubungan antara entity luar, masukan dan keluaran dari sistem. Diagram konteks direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.[4]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
diagram konteks adalah sebuah diagram sederhana yang terdiri dari suatu proses
yang menggambarkan hubungan antara entity luar, masukkan dan keluaran dari
sistem tersebut.
2.2.1.2 Diagram Nol
Definisi diagram nol menurut Al-bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya
yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, menyebutkan bahwa:
Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari dataflow diagram. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data, dan eksternal entity.[3]
Definisi diagram nol menurut Andri Kristanto dalam bukunya yang
berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, menyebutkan
bahwa: ”Model ini menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antar
43
fungsi yang berhubungan satu dengan yang lain dengan aliran dan
penyimpanan data”.[4]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari dataflow diagram
sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu dengan yang lain
dengan aliran dan penyimpanan data.
2.2.1.3 Diagram Rinci (Level Diagram)
Definisi diagram rinci menurut Al-bahra Bin Ladjamudin dalam
bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, menyebutkan
bahwa: ”Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang
ada dalam diagram zero atau diagram level diatasnya”.[3]
Definisi diagram rinci menurut Andri Kristanto dalam bukunya yang
berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, menyebutkan
bahwa:
Diagram rinci (Level X+1) mendefinisikan proses pada level diatasnya (Level X/diagram nol) sehingga aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses dalam Level (X+1) harus berhubungan dengan aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses dalam level X (Diagram nol). [4]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses dalam diagram nol atau
diagram diatasnya sehingga aliran data yang masuk dan keluar pada diagram rinci
harus berhubungan dengan diagram nol.
2.2.2 Kamus Data
Kamus data menurut Tata Sutabri dalam bukunya yang berjudul
Analisa Sistem Informasi, menyebutkan bahwa: “Kamus data adalah suatu
katalog yang menjelaskan lebih detail tentang DFD yang mencakup proses,
data flow dan data store”.[19]
Definisi kamus data menurut Al-bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya
yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, menyebutkan bahwa:
44
Kamus data sering disebut dengan sistem data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap.[5]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
kamus data merupakan katalog fakta tentang data dan kebutuhan informasi dari
suatu sistem informasi sehingga dapat mendefinisikan data yang mengalir pada
sistem dengan lengkap.
Tahapan pembuatan kamus data menurut Tata Sutabri dalam bukunya
yang berjudul Analisa Sistem Informasi, adalah sebagai berikut:
1. Arus data2. Nama arus data3. Tipe data4. Struktur data5. Alias6. Volume7. Periode8. Penjelasan.[29]
Adapun uraian penjelasan tahapan pembuatan kamus data antara lain:
1. Arus Data
Arus data menunjukan darimana data mengalir dan kemana data akan menuju.
Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus data untuk memudahkan
mencari arus data di dalam data flow diagram (DFD).
2. Nama Arus Data
Karena kamus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di data flow
diagram, maka nama dari arus data juga harus dicatat di kamus data, sehingga
mereka yang membaca DFD dan memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang
suatu arus data tertentu di DFD dapat langsung mencarinya di kamus data
dengan mudah.
3. Tipe Data
Telah diketahui bahwa arus data dapat mengalir dari hasil suatu proses ke
proses yang lainnya. Data yang mengalir ini biasanya dalam bentuk laporan
serta dokumen hasil catatan komputer. Dengan demikian bentuk dari data
yang mengalir dapat berupa dokumen dasar atau formulir dokumen hasil
45
cetakan komputer, laporan tercetak, tampilan layar di monitor, variabel,
parameter dan field-field.
4. Struktur Data
Struktur data menunjukan arus data yang dicatat pada kamus data yang terdiri
dari item-item atau elemen-elemen data.
5. Alias
Alias atau nama lain dari data juga harus dituliskan. Alias perlu ditulis karena
data yang lama mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau departemen
lainnya.
6. Volume
Volume yang perlu dicatat di dalam kamus data adalah volume rata-rata dan
volume puncak dari arus data. Volume rata-rata menunjukan banyaknya arus
data yang mengalir dalam satu periode tertentu, sementara volume puncak
menunjukan volume yang terbanyak.
7. Periode
Periode ini menunjukan kapan terjadinya arus data. Periode perlu dicatat di
kamus data karena dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kapan input
data harus dilakukan ke dalam sistem, kapan proses program harus dilakukan
dan kapan laporan-laporan dihasilkan.
8. Penjelasan
Untuk lebih memperjelas makna dari arus data yang dicatat di kamus data,
maka bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan-keterangan arus data
tersebut.
2.2.3 Bagan Alir (flowchart)
Definisi bagan alir (flowchart) menurut Jogiyanto Hartono dalam
bukunya yang berjudul Analisis dan Desain, menyebutkan bahwa: ”Bagan alir
(flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) didalam
program atau prosedur sistem secara logika”.[13]
Definisi bagan alir (flowchart) menurut Krismiaji dalam bukunya yang
berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa: ”Bagan alir
46
merupakan teknik analitis yang digunakan untuk menjelaskan aspek-aspek
sistem informasi secara jelas, tepat, dan logis”.[14]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
bagan alir (flowchart) adalah teknik analitis yang digunakan untuk menjelaskan
program atau posedur sistem informasi secara jelas, tepat, dan logis.
2.2.3.1 Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)
Definisi bagan alir dokumen menurut Andri Kristanto dalam bukunya
yang berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, menyebutkan
bahwa:
Block chart berfungsi untuk memodelkan masukan, keluaran, proses, maupun transaksi dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Pembuatan block chart harus memudahkan bagi pemakai dalam memahami alur dari sistem atau transaksi.[6]
Definisi bagan alir dokumen (Flowchart Document) menurut Mulyadi
dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi, menyebutkan bahwa: ”Bagan
alir dokumen (Document flowchart) adalah Bagan yang menggambarkan
aliran dokumen dalam suatu informasi disebut dengan alir dokumen
(Document Flowchart)”.[18]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart) adalah bagan yang menggambarkan
aliran dokumen dalam suatu informasi yang digunakan untuk menyajikan
kegiatan manual, kegiatan pemrosesan komputer atau keduanya.
2.2.3.2 Bagan Alir Sistem (System Flowchart)
Definisi bagan alir sistem (system flowchart) menurut Krismiaji dalam
bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menyebutkan bahwa:
Bagan alir sistem (system flowchart) merupakan salah satu alat penting untuk menganalisi, mendesain dan mengevaluasi sebuah sistem. Bagan alir sistem merupakan alat yang sempurna untuk menguraikan arus informasi dan prosedur dalam sebuah sistem informasi akuntansi.[14]
Definisi bagan alir sistem (system flowchart) menurut Jogiyanto Hartono
dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain, menyebutkan bahwa:
47
”Bagan alir sistem (system flowchart) merupakan bagan yang menunjukkan
arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menunjukkan
urutan dari prosedur yang ada didalam sistem”.[13]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
bagan alir sistem (system flowchart) merupakan bagan yang menunjukkan arus
pekerjaan secara keseluruhan mulai dari menganalis, mendesain dan mengevaluasi
sebuah sistem.
2.2.4 Basis Data
Definisi basis data menurut Fathansyah dalam bukunya yang berjudul
Basis Data, menyebutkan bahwa: ”Basis data adalah kumpulan data yang
saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan
tanpa pengulangan (redundansasi) yang tidak perlu, untuk memenuhi
berbagai kebutuhan”.[12]
Definisi basis data menurut Andri Kristanto dalam bukunya yang
berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, menyebutkan bahwa:
“Basis data adalah kumpulan data, yang dapat digambarkan sebagai
aktifitas dari satu atau lebih organisasi yang berelasi”.[6]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
kumpulan data yang digambarkan sebagai aktivitas secara bersama dan tidak
terjadi pengulangan yang tidak perlu untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
2.2.5 Entity Relationship Diagram (ERD)
Definisi Entity Relationship Diagram (ERD) menurut Andri Kristanto
dalam bukunya yang berjudul Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya,
menyebutkan bahwa:
Teknik ER (Entity Relationship) biasa digunakan untuk mengembangkan inisial dari desain basis data. Teknik ER (Entity Relationship) menyediakan suatu konsep yang bermanfaat yang dapat mengubah deskripsi informal dari apa yang diinginkan oleh user menjadi hal yang lebih detail, presisi, dan deskripsi detail tersebut dapat diimplementasikan kedalam DBMS.[6]
Definisi Entity Relationship Diagram (ERD) menurut Fathansyah dalam
bukunya yang berjudul Basis Data, menyebutkan bahwa:
48
Model Entity-Relationship yang berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari dunia nyata yang kita tinjau, dapat kita gambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan Diagram Entity Relationship (Diagram E-R).[12]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah Model Entity-Relationship yang
digunakan untuk menyajikan relasi antar entitas dalam sebuah sistem.
2.2.5.1 Key
Ada 3 (tiga) macam key yang dapat diterapkan pada suatu tabel, yang
dikemukakan oleh Fathansyah dalam bukunya yang berjudul Basis Data,
diantaranya sebagai berikut:[12]
1. Superkey.
2. Candidate-Key.
3. Key Primer (Primary-Key).[12]
Adapun uraian dari macam-macam key yang telah disebutkan diatas adalah
sebagai berikut:
1. Superkey
Merupakan satu atau lebih atribut (kumpulan atribut) yang dapat
membedakan setiap baris data dalam sebuah tabel secara unik.
2. Candidate-Key
Merupakan kumpulan atribut minimal yang dapat membedakan setiap baris
data dalam sebuah tabel secara unik.
3. Key Primer (Primary-Key)
Merupakan salah satu dari Candidate-Key (jika memang ada lebih dari satu)
yang lebih sering (lebih natural) untuk dijadikan sebagai acuan, lebih
ringkas dan jaminan keunikan key tersebut lebih baik.
Dari tiga jenis key yang disebutkan diatas, yang penulis gunakan dalam
merancang sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas adalah
Key Primer (Primary-Key).
2.2.5.2 Derajat Relationship
49
Derajat Relationship yang sering dipakai dalam ERD Definisi
kamus data menurut Al-bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul
Analisis dan Desain Sistem Informasi, adalah sebagai berikut:[5]
a. Unary Relationship.
b. Binary Relationship.
c. Ternary Relationship.[5]
Adapun uraian dari derajat relationship yang telah disebutkan diatas adalah
sebagai berikut:
a. Unary Relationship
Unary Relationship adalah model relationship yang terjadi diantara entity
yang berasal dari entity set yang sama. Unary relationship sering juga
disebut Recursive Relationship atau Reflective Relationship.
Contoh:
Gambar 2.5 Unary Relationship[5]
b. Binary Relationship
Binary Relationship adalah model relationship antara instance-instance dari
suatu tipe entitas (dua entity yang berasal dari entity yang sama).
Relationship ini paling umum digunakan dalam pembuatan model data.
Contoh:
Gambar 2.6 Binary Relationship[5]
c. Ternary Relationship
Ternary Relationship merupakan relationship antara instance-instance dari
tiga tipe entitas secara sepihak.
50
Contoh:
Gambar 2.7 Ternary Relationship[5]
Dari ketiga derajat relationship diatas yang penulis gunakan dalam membuat
ERD adalah Binary Relationship.
2.2.5.3 Participation Constrain
Participation constrain dibagi menjadi dua yaitu:[11]
1. Total participation.
2. Partial participation.[11]
Adapun uraian dari jenis participation constrain diatas adalah sebagai
berikut:
1. Total participation adalah keberadaan suatu entitas tergantung hubungannya
terhadap entitas lain.
Gambar 2.8 Total Participation[11]
2. Partial participation adalah keberadaan suatu entitas tidak tergantung pada
hubungannya dengan entitas lain.
Gambar 2.9 Partial Participation[11]
2.2.5.4 Relasi
Contoh penggambaran relasi antar himpunan entitas lengkap dengan
kardinalitas relasi dan atribut-atributnya:
1. Relasi satu-ke-satu (one to one)
Contoh:
51
Adanya relasi antara himpunan entitas Dosen dengan himpunan entitas
Jurusan. Himpunan relasinya adalah mengepalai. Pada relasi ini, setiap
Dosen paling banyak mengepalai satu jurusan. Dan setiap jurusan dikepalai
oleh paling banyak satu dosen.
Maka penggambarannya adalah:
2. Relasi satu-ke-banyak (one to many)
Contoh:
Adanya relasi antara himpunan entitas Dosen dengan himpunan entitas
Kuliah. Himpunan relasinya adalah mengajar. Pada relasi ini, setiap Dosen
dapat mengajar lebih dari satu mata kuliah. Sedang setiap mata kuliah diajar
hanya oleh paling banyak satu orang dosen. Maka penggambarannya adalah:
3. Relasi banyak-ke-banyak (many to many)
Contoh:
Adanya relasi antara himpunan entitas Mahasiswa dengan himpunan entitas
Kuliah. Himpunan relasinya adalah Mempelajari. Pada relasi ini, setiap
Mahasiswa dapat mempelajari lebih dari satu mata kuliah. Dan setiap mata
kuliah dapat dipelajari oleh lebih dari satu orang mahasiswa.
Maka penggambarannya adalah:
52
Gambar 2.10 contoh Relasi satu-ke-satu[12]
Gambar 2.11 contoh Relasi satu-ke-banyak[12]
Relasi antar himpunan entitas yang penulis gunakan dalam membuat Entity
Relationship Diagram (ERD) adalah relasi satu-ke-banyak (one to many).
2..3 Microsoft Visual Basic 6.0
Definisi Microsoft Visual Basic 6.0 menurut Agung Novian dalam
bukunya yang berjudul Panduan Microsoft Visual Basic, menyebutkan bahwa:
Visual Basic adalah sebuah bahasa pemograman yang digunakan untuk membuat program aplikasi berbasis orientasi objek atau Object Oriented Program (OOP). Visual basic merupakan pengembangan dari bahasa basic yang pernah popular.[3]
Definisi Microsoft Visual Basic 6.0 menurut Adi Kurniadi dalam
bukunya yang berjudul Pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0, menyebutkan
bahwa: “Visual Basic adalah sebuah bahasa pemrograman komputer. Bahasa
pemrograman adalah perintah-perintah atau instruksi yang dimengerti oleh
komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu”.[2]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
visual basic adalah sebuah bahasa pemrograman komputer yang digunakan untuk
membuat program aplikasi berbasis orientasi objek.
2.3.1 Kelebihan Microsoft Visual Basic 6.0
Kelebihan Microsoft visual basic 6.0 adalah sebagai berikut:[3]
1. Dapat lebih mudah menyusun program aplikasi dengan tampilan grafis yang
menawan dalam waktu yang relatif singkat.
2. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan kita untuk menyusun sebuah
program dengan memasang objek-objek grafis dalam sebuah form.
2.3.2 Komponen Microsoft Visual Basic 6.0
Komponen Microsoft Visual Basic 6.0 adalah sebagai berikut:[16]
a. Title bar merupakan batang judul dari program visual basic 6.0 yang terletak
pada bagian paling atas dari jendela program yang berfungsi untuk
menampilkan judul atau nama jendela.
53
Gambar 2.12 contoh Relasi banyak-ke-banyak[12]
b. Menu bar merupakan batang menu yang terletak dibawah title bar yang
berfungsi untuk menampilkan pilihan menu atau perintah untuk
mengoperasikan program visual basic. Didalam menu bar terdiri dari 13
menu utama, yaitu: File, Edit, View, Project, Format, Debug, Run, Query,
Diagram, Tools, Add-Ins, Windows dan Help.
c. Toolbar merupakan sebuah batang yang berisi kumpulan tombol yang
terletak dibagian bawah menu bar yang dapat digunakan untuk menjalankan
suatu perintah.
d. Toolbox merupakan kotak perangkat yang berisi kumpulan tombol objek
atau kontrol untuk mengatur desain dari aplikasi yang akan dibuat.
e. Project merupakan suatu kumpulan module atau merupakan program
aplikasi itu sendiri. Dalam visual basic, file project disimpan dengan nama
file berakhiran VBP, dimana file ini berfungsi untuk menyimpan seluruh
komponen program.
f. Properties Windows merupakan sebuah jendela yang digunakan untuk
menampung nama properti dari kontrol yang terpilih. Pengaturan properti
pada program visual basic merupakan hal yang sangat penting untuk
membedakan objek yang satu dengan yang lainnya.
g. Form Layout Windows merupakan sebuah jendela yang digunakan untuk
mengatur posisi dari form pada form saat program dijalankan.
h. Immediate Window merupakan sebuah jendela yang digunakan untuk
mencoba beberapa perintah dengan mengetikkan baris program dan anda
dapat secara langsung melihat hasilnya.
i. Form Window merupakan jendela desain dari sebuah aplikasi.
k. Code Window merupakan sebuah jendela yang digunakan untuk menuliskan
kode program dari kontrol yang anda pasang pada jendela form dengan cara
memilih terlebih dahulu kontrol tersebut pada kotak objek.
l. Event adalah suatu kejadian yang akan diterima oleh suatu objek.
m. Method adalah suatu kumpulan perintah yang memiliki kegunaan yang
hampir sama dengan suatu fungsi atau prosedur, tetapi perintah-perintah
tersebut sudah disediakan dalam suatu objek.
54
n. Module hampir sama fungsinya dengan form, tetapi module tidak berisi
objek dan bentuk standar, dan module berisi kode program atau prosedur
yang dapat digunakan oleh program aplikasi.
2.4 Microsoft Access 2003
Definisi Microsoft Access 2003 menurut Budi Permana dalam bukunya
yang berjudul 36 Jam Belajar Komputer Microsoft Access 2003, menyebutkan
bahwa:
Microsoft Access 2003 merupakan pengembangan Microsoft Access versi sebelumnya yang dikonsentrasikan agar program aplikasi database ini lebih mudah dipakai (user-friendly), lebih fleksibel, lebih mudah diintegrasikan dengan program aplikasi Microsoft Office 2003 lainnya, dapat bekerja bersama pada sistem jaringan dengan lebih baik serta dapat memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang terdapat pada Internet dan Intranet dengan secara lebih optimal.[10]
Definisi Microsoft Access 2003 menurut Yahya Kurniawan dalam
bukunya yang berjudul Microsoft Office Access 2003, menyebutkan bahwa:
Microsoft Office Access 2003 adalah sebuah Sistem Menejemen Database atau Database Management System (DBMS), dengan Access 2003 anda dapat menyimpan berbagai macam informasi (selanjutnya akan disebut data), mengaturnya, dan mengolahnya sedemikian rupa agar data tersebut mudah dipergunakan kembali pada saat diperlukan.[24]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
Microsoft Access 2003 adalah program aplikasi database yang dapat menyimpan
berbagai macam informasi atau data, mengaturnya dan mengolahnya agar data
tersebut mudah dipergunakan pada saat diperlukan.
Kelebihan Microsoft Access 2003, selanjutnya disingkat menjadi Access
2003, merupakan pengembangan dari Microsoft Access versi sebelumnya yang
dikonsentrasikan agar program aplikasi database ini lebih mudah dipakai (user-
friendly), lebih fleksibel, lebih mudah diintegrasikan dengan program aplikasi
Microsoft Office 2003 lainnya.[10]
2.5 Crystal Report
55
Definisi crystal report menurut Madcoms dalam bukunya yang berjudul
Program Aplikasi Terintegrasi Inventory & Hutang Dagang dengan Visual
Basic 6.0 dan Cristal Report, menyebutkan bahwa: ”Crystal Report
merupakan program khusus untuk membuat laporan yang terpisah dengan
program Microsoft Visual Basic 6.0, tetapi keduanya dapat dihubungkan
(Linkage)”.[17]
Definisi crystal report menurut Ali Akbar dalam bukunya yang berjudul
Visual Basic.Net Belajar Praktis Melalui Berbagai Turtorial dan Tips,
menyebutkan bahwa: ”Crystal Report adalah sebuah software untuk membuat
report/laporan yang paling terkenal di dunia, software ini dibuat oleh
perusahaan IT terkenal, yakni Seagate”.[4]
Berdasarkan definisi diatas penulis dapat memberikan simpulan bahwa
crystal report adalah sebuah program/software yang digunakan untuk membuat
report/laporan yang terpisah dengan program Microsoft Visual Basic 6.0, tetapi
keduanya dapat dihubungkan (Linkage).
Kelebihan dari crystal report adalah hasil cetaknya lebih baik dan lebih
mudah, karena pada crystal report banyak tersedia objek maupun komponn yang
mudah digunakan.[17]
56