Bab ii kti ..
-
Upload
yovie-sopiandi -
Category
Education
-
view
2.514 -
download
4
Transcript of Bab ii kti ..
14
BAB II
TINJUAUAN TEORI
A.Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi melalui panca indra manusia
( Notoadmodjo, 2003).
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002) .
Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah suatu hasil tahu berupa
informasi yang telah dikombinasikan pemahaman yang terjadi melalui panca
indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan yaitu :
1. Tahu ( Know)
Tahu diartikan sebagai kemampuan untuk mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya, termasuk diantaranya adalah mengingat
kembali
( recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur
15
bahwaorang tahu apa yang telah dipelajari antara lain, menyebutkan,
menguraikan, mengidentifikasikan, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami ( Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi ( Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi dapat
diartikan juga sebagai penggunaan atau aplikasi hukum-hukum, rumus
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menyebarkan materi untuk
suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisi dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata
16
lain suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formula-
formula yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian
terhadap suatu materi atau objek. Penelitian ini didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria-kriteria yang telah ada
( Notoatdmojo, 1997).
2. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010) dari berbagai macam cara yang telah
digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah,
dapat dikelompokan menjadi dua yakni:
1). Cara memperoleh kebenaran non ilmiah
Cara- cara pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :
a. Cara coba salah ( Trial and error )
Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup
lama untuk memecahkan berbagai msalah. Bahkan sampai sekarang
pun metode ini masih sering digunakan, terutama oleh mereka yang
belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu yang tepat dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini telah banyak jasanya,
terutama meletakkan dasar-dasar- menemukan teori-teori dalam
berbagai cabang ilmu pengetahuan. Hal ini juga merupakan
pencerminan dari upaya memperoleh pengetahuan, walaupun pada
17
taraf yang masih primitif. Di samping itu, pegalaman yang diperoleh
melalui penggunaan metode ini banyak membantu perkembangan
berpikir dan kebudayaan manusia kearah yang lebih sempurna.
b. Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c. Cara kekuasaan atau otoritas
Dari sejarah kita ketahui dan kita pelajari bahwa kekuasaan raja
zaman dulu adalah mutlak, sehingga apapun yang keluar dari mulut
raja adalah kebenaran mutlak dan harus diterima oleh masyarakat atau
rakyatnya. Demikian pula pendapat yang digunakan sebagai referensi
dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi. Di bidang
kesehatan, otoritas pengetahuan tersebut bukan saja berasal dari para
dukun. Apabila masyarakat mempunyai kesulitan-kesulitan kesehatan
mereka minta nasehat atau pengobatan pada ahli-ahli tersebut,
termasuk juga dukun.
d. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.
Pepatah ini mengandung maksud bahwa pegalaman itu merupakan
sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan.
e. Cara akal sehat ( common sense )
18
Cara akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini
berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti
nasehat orang tuanya atau agar anak disiplin menggunakan cara
hukuman fisik bila anaknya berbuat salah.
f. Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan norma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan
dari tuhan melalui para nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini
oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah
kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima
oleh para nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha
penalaran atau penyelidikan manusia.
g. Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intutif diperoleh manusia secara cepat sekali
melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran
atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar
dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang
rasional dan sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya
berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.
h. Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpkir
manusiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan penularannya dalam memperoleh pengetahuannya.
19
Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia
telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun
deduksi.
i. Induksi
Induksi adalah proses pengambilan kesimpulan yang dimulai dari
pernyataan-pernyataan khusus kepernyataan yang bersifat umum.
j. Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan
umum ke khusus.
2). Cara ilmiah dalam pemperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut metodologi penelitian
(research methodology).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut
(Notoatmodjo,2003)
yaitu :
a. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang semakin bertambah usia akan semakin berkurang pula daya
20
tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin
membaik.
Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini.
Umur merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan yang baru,
semakin bertambahnya umur akan mencpai usia reproduksi. (
Notoatmodjo, 2003)
b. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu baik
lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada
dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal
balik atau pun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap
individu.
c. Sosial budaya dan ekonomi
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.
Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan
orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar
dan memperoleh suatu pengetahuan. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang.
21
d. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur
hidup. Pendidikan mempengaruuhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah seseorang tersebut untuk menerima
informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikn dimana
diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan
semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa
seorang yang berpendidikan rendah, tidak berarti mutlak berpengaruh
rendah juga. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di
pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non
formal.
e. Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact )
sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang
dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.
Sehingga sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian
informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-
pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
22
Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak
memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang
lebih luas (Notoatmodjo, 2003).
f. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi
masa lalu.
4. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin dikur dari subjek penelitian
atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita
ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan pengetahuan ( Notoatmodjo,
2003).
Menurut Nursalam (2008) skor yang sering digunakan untuk
mempermudah dan mengkategorikan jenjang atau peringkat pengetahuan
dalam penelitian biasanya dituliskan dalam persentase berikut ini :
1. Pengetahuan baik : Jika 76-100% pertanyaan dijawab benar
oleh responden
2. Pengetahuan cukup : Jika 56-75% pertanyaan dijawab benar oleh
responden
23
3. Pengetahuan kurang : Jika <56 % pertanyaan di jawab benar oleh
responden.
B. Menyusui
1. Pengertian Menyusui
Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada
bayi, dimana bayi memiliki refleks menghisap untuk mendapatkan dan
menelan ASI (Prasetyono, 2009)
Menyusui adalah sesuatu yang alami, dan segala sesuatu yang
alami adalah yang terbaik bagi semua orang. Namun, alami tidak selalu
mudah. Keberhasilan menyusui membutuhkan dukungan baik dari orang
yang telah mengalaminya atau dari seseorang yang profesional (Ramaiah,
2007).
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari
ASIproduksi sampai proses penghisapan dan menelan ASI. Laktasi
merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamallia termasuk
manusia (Azwar Azrul , 2005)
Ibu menyusui adalah ibu yang memberikan air susu kepada bayi
dan sebagainya untuk diminum dari buah dada (Kamus Besar Bahasa
Indonesia)
2. Managemen laktasi
Manajemen Laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang
keberhasilan menyusui. Ibu perlu mempersiakan segala hal agar proses
24
menyusui berjalan lancar. Manajemen laktasi di mulai pada masa kehamilan,
segera setelah persalinan, kemudian pada saat menyusui.
a. Fisiologi Laktasi
Pada hamil, terjadi perubahan pada payudara, dimana ukuran
payudara bertambah besar. ini disebabkan proliferasi selduktus laktiferus
dan sel kelenjar pembuat ASI. Karenapengaruh hormon yang dibuat
placenta yaitu laktogen, prolaktin koriogonadotropin, estrogen dan
progesterone. Pembesaran juga disebabkan oleh bertambahnya pembuluh
darah. Pada kehamilan lima bulan atau lebih, kadang-kadang dari ujung
puting mulai keluar cairan hitam yang disebut kolostrum. Sekresi cairan
tersebut karena pengaruh hormon laktogen dari plasenta dan hormon
prolaktin dari kelenjar hipofise. Produksi cairan tidak berlebihan karena
meski selama hamil kadar prolaktin cukup tinggi pengaruhnya dihambat
oleh estrogen. Setelah persalinan, dengan terlepasnya plasenta, kadar
estrogen dan progesterone menurun, sedangkan proaktin tetap tinggi. Pada
saat mulai menyusui, maka dengan segera, rangsangan isapan bayi
memacu lepasnya prolaktin dan hipofise yang memperlancar sekresi ASI
b. Volume ASI
Pada bulan-bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi kolostrum
pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan apabila bayi mulai menghisap
payudara, maka produksi ASI bertambah secara cepat. Dalam
kondisinormal ASI diproduksi sebanyak 10 - ± 100 cc pada hari-hari
pertama. Produksi ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai ke 14.
25
Yang sehat selanjutnya mengkonsumsi sebanyak 700 - 800 cc ASI per
hari. Namun kadang-kadang ada yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc
atau bahkan hampir 1 liter per hari dan tetap menunjukkan tingkat
pertumbuhan yang sama. Keadaan kurang gizi pada ibu pada tingkat berat
baik pada waktu hamil maupun menyusui dapat 24 mempengaruhi volume
ASI. Produksi ASI menjadi lebih sedikit yaitu hanya berkisar antara 500 -
700 cc pada 6 bulan pertama usia yaitu, 400 - 600 cc pada 6 bulan kedua
dan 300-500 cc pada tahun kedua usia anak.
c. Reflek Pembentukan/Produksi dan Pengeluaran ASI
Pada ibu yang menyusui dikenal dengan 2 reflek yang masing-masing
berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu :
1) Reflek Prolaktin:
Seperti telah dijelaskan bahwa menjelang akhir kehamilan terutama
hormon prolaktin memagang peranan untuk membuat kolostrum,
namun jumlah kolostrum terbatas, karena aktifitas prolaktin dihambat
oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi. Setelah
partus berhubung lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus
luteum maka estrogen dan progesteron sangat berkurang, ditambah lagi
dengan adanya isapan bayi yang merangsang puting susu dan kalang
payudara, akan merangsang ujung-ujung saraf sensoris yang befungsi
sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus
melalui medula spinalis dan mesensephalon. Hipotalamus akan
menekan pengeluaran faktor-faktor yang menghambat sekresi prolaktin
26
dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor-faktor yang memacu
sekresi prolaktin. Faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin akan
merangsang adenohipofise (hipofise anterior) sehingga keluar prolaktin.
Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat
air susu. Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui akan menjadi normal
3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat
tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walaupun ada isapan
bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu yang
melahirkan anak tetapi tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi
normal pada minggu ke 2-3.
„‟ Prolaktin : dirangsang hormon prolaktin kelenjar hipofise bagian
depan d dasar otak. Proses pengisapan merangsang ujung syaraf
disekitar payudara, saraf ini membawa pesan kebagian depn kelenjar
hipophisa untuk memproduksi prolaktin, prolaktin dialirkan oleh darah
ke kelenjar payudara untuk merangsang pembuatan ASI‟‟
2) Reflek “Let Down”
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofise,
rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke
neurohipofise (hipofise posterior) yang kemudian dikeluarkan oksitosin.
Melalui aliran darah, hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat
menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ
tersebut. Oksitosin yang sampai pada alveoli akan mempengaruhi sel
mioepitelium. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah
27
terbuat dari alveoli dan masuk ke sistem duktulus yang untuk
selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi.
Faktor-faktor yang meningkatkan refleks let down adalah:
a. Melihat bayi
b. Mendengarkan suara bayi
c. Mencium bayi
d. Memikirkan untuk menyusui bayi
Faktor-faktor yang menghambat refleks let down adalah :
Stres seperti :
a. Keadaan bingung/pikiran kacau
b. Takut
c. Cemas
Bila ada stres dari ibu yang menyusui maka akan terjadi suatu
blokade dari refleks let down. Ini disebabkan oleh karena adanya
pelepasan dari adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan vasokontraksi
dari pembuluh darah alveoli, sehingga oksitosin sedikit harapannya
untuk dapat mencapai target organ mioepitelium. Akibat dari tidak
sempurnanya refleks let down maka akan terjadi penumpukan air susu
di dalam alveoli yang secara klinis tampak payudara membesar.
Payudara yang besar dapat berakibat abses, gagal untuk menyusui dan
rasa sakit. Rasa sakit ini akan merupakan stres lagi bagi seorang ibu
sehingga stres akan bertambah.
28
“Isapan bayi merangsang saraf sekitar payudara, saraf membawa
pesan ke bagian belakang kelenjar hipofise, keluar hormon oksitosin
dialirkan darah, kontraksi sel-sel mioepitel sekitar alveoli dan duktus
lactiferous mendorong ASI keluar dari alveoli melalui duktus
lactiferous melalui sinus lactiferus”.
d. Mekanisme Menyusui
Bayi yang sehat memiliki 3 reflek intrinsic keberhasilan menyusui seperti
: sumber
1) Reflek mencari (Rooting reflek)
Payudara ibu yang menempel pada pipi atau daerah sekeliing mulut
merupakan rangsangan yang menimbulkan refleks mencari pada bayi. Ini
menyebabkan kepala bayi berputar menuju puting susu yang menempel
tadi diikuti dengan membuka mulut dan kemudian puting susu ditarik
masuk kedalam mulut. Puting atau tangan diletakkan pada pipi disekitar
mulut, maka akan menimbulkanreflek mencari pada bayi.
2) Reflek menghisap (Sucking reflek)
Tehnik menyusui yang baik adalah apabila kalang payudara
sedapat mungkin semuanya masuk ke dalam mulut bayi, tetapi hal ini
tidak mungkin dilakukan pada ibu yang kala payudaranya besar. Untuk itu
maka sudah cukup bila rahang bayi supaya menekan sinus laktiferus yang
terletak di puncak kalang payudara di belakang puting susu adalah tidak
dibenarkan bila rahang bayi hanya menekan puting susu saja, karena bayi
29
hanya dapat mengisap susu sedikit dan pihak ibu akan timbul lecet-lecet
pada puting susunya. Puting susu yang sudah masuk kedalam ulut dengan
bantuan lidah, dimana lidah dijulurkan di atas gusi bawah putting susu
ditarik lebih jauh sampai pada orofaring dan rahang menekan kalang
payudara dibelakang puting susu yang pada saat itu sudah terletak pada
langit-langit keras (palatum durum). Dengan tekanan bibir dan gerakan
rahang secara berirama, maka gusi akan menjepit kalang payudara dan
sinus laktiferus, sehingga air susu akan mengalir ke puting susu,
selanjutnya bagian belakang lidah menekan puting susu pada langit-langit
yang mengakibatkan air susu keluar dari puting susu. Cara yang dilakukan
oleh bayi ini tidak akan menimbulkan cedera pada puting susu.Rahang
menekan kalang payudara dengan bantuan bibir secara berirama, gusi akan
menjepit kalang payudara dan sinus lactiferous, sehingga air susu akan
mengalir.
3) Reflek menelan (swallowing reflek)
Pada saat air susu keluar dari puting susu akan disusul dengan
gerakan menghisap sehingga air susu akan bertambah dan diteruskan
dengan mekanisme menelan dan masuk ke lambung. Keadaan akan terjadi
berbeda bila bayi diberi susu botol, seab susu dengan mudah mengalir
peranan sedikit di dalam menelan dot botol, sebab susu dengan mudah
mengalir dari lubang dot. Dengan adanya gaya berat, yang disebabkan
oleh posisi botol yang dipegang ke arah bawah dan selanjutnya dengan
adanya isapan pipi (tekanan negatif) kesemuanya ini akan membantu
30
aliran susu, sehingga tenaga yang diperlukan oleh bayi untuk mengisap
susu menjadi minimal. Kebanyakan bayi-bayi yang masih baru belajar
menyusui pada ibunya, kemudian dicoba dengan susu botol secara
bergantian, maka bayi tersebut akan menjadi bingung puting (nipple
confusion).(Khasanah, 2010)
C. Cara Menyusui yang Baik dan Benar
Cara menyusui yang baik dan benar adalah cara memberikan ASI kepada
bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan baik dan benar
(Khasanah, 2010).
Cara menyusui yang baik dan benar adalah proses pemberian susu kepada
bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar(Musbikin, 2005).
Cara menyusui yang baik dan benar adalah suatu cara atau proses
pemberian ASI kepada bayi dari payudara ibu dengan perlekatan dan posisi
ibu dan bayi dengan benar.
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada
kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta
berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit.
Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan
untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu
makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan areola mamae makin
menghitam.
Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
31
1. Membersihkan puting susu dengan air minyak, sehingga epitel yang
lepas tidak menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk
memudahkan isapan bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan
jalan operasi.
D. Langkah-langkah menyusui yang benar
Ada beberapa langkah atau tahap yang perlu diperhatikan oleh ibu ketika
akan menyusui bayinya. Adapun langkah-langkah menyusui yang benar adalah
sebagai berikut:
a. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan
disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.
b. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh
bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus,
hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan
puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke
puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar
Gambar 1. Cara meletakan bayi (Perinasia, 2004)
32
Gambar 2. Cara memegang payudara (Perinasia, 2004)
c. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah
bayi terletak di bawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan
benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar
dan bibir bawah bayi membuka lebar.
d. Ketika menyusui, sentuh bibir bayi dengan ujung puting hingga bayi
membuka mulutnya. Biarkan ia membuka mulutnya sendiri hingga sampai
bagian besar areola (bagian berwarna cokelat). Gerakan rahang dan bunyi
tegukan memastikan ia menyusui dalam posisi yang betul.
Gambar 3. Cara merangsang mulut bayi (Perinasia, 2004)
33
e. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar, yaitu dagu menempel pada
payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar, dan bibir bawah bayi membuka
lebar.
Ketika menyusui, sentuh bibir bayi dengan ujung puting hingga bayi
membuka muutya. Biarkan ia membuka mulutnya sendiri hingga sampai
bagian besar areola (bagian berwarna cokelat)
Gambar 4. Perlekatan benar (Perinasia, 2004)
Gambar 5. Perlekatan salah (Perinasia, 2004)
f. Jika bayi ingin beralih payudara, alihkan bayi pada satu payudara sehingga
ia berhenti mengisap. Cara melepaskannya yang sedang menyusu adalah
34
dengan memasukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi
ke bawah dengan lembut. Angkat bayi, sendawakan dirinya dan
mengalihkannya ke payudara sebelah. Setelah itu, teruskan menyusui
sehingga ia merasa kenyang. Untuk menyusui yang berikutnya, dimulai
dari payudara yang terasa sarat dengan susu.
g. Selepas menyusui, masukan ujung jari kelingking ibu di ujung mulut bayi
untuk menghentikan isapan.
h. Sendawakan bayi setiap kali selesai menyusui. Menyendawakan dirinya
diperlukan untuk mengeluarkan udara dari lambung bayi agak tidak
muntah karena kemungkinan ia akan muntah sehabis menyusu. Maka dari
itu, pastikan ibu menyediakan kain/handuk.
i. Cara pengamatan teknik menyusui yang benar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan
puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu.
Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan
tanda-tanda sebagai berikut :
1. Bayi tampak tenang.
2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu.
5. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak
yang masuk.
35
6. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
7. Puting susu tidak terasa nyeri.
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
9. Kepala bayi agak menengadah.
Gambar 6. Teknik menyusui yang benar (Perinasia, 2004)
j. Melepas isapan bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai payudara terasa lembek,
sebaiknya diganti dengan payudara yang satunya. Cara melepas isapan
bayi:
1) Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau,
2) Dagu bayi ditekan ke bawah.
k. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada puting susu dan di sekitar payudara biarkan kering dengan
sendirinya.
l. Sendawakan bayi setiap kali selesai menyusui. Menyendawakan dirinya
diperlukan untuk mengeluarkan udara dari lambung bayi agak tidak
36
muntah karena kemungkinan ia akan muntah sehabis menyusu. Maka dari
itu, pastikan ibu menyediakan kain/handuk.
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari
lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh - Jawa) setelah menyusui.
Cara menyendawakan bayi adalah:
1) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu, kemudian
punggung ditepuk perlahan-lahan,
2) Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk
perlahan-lahan. (Mary Beth Hasselauist, 2006)
E. Posisi dan perlekatan menyusui
Cara menyusui bayi ternyata bisa dilakukan dengan berbagai macam
posisi. Adapun beberapa macam posisi tersebut akan diuraikan di bawah ini :
a. Posisi Menyusui yang Benar
Produksi ASI akan optimal ketika posisi menyusui bayi dengan benar.
Banyak ibu mengeluhkan produksi ASI-nya sedikit, padahal sebenarnya
produksi ASI menyesuaikan kebutuhan bayinya sehingga sangat sedikit
kasus bayi yang mengalami kekurangn ASI. Salah satu faktor yang sering
belum tepat dilakukan saat menyusui adalah posisi menyusui yang belum
tepat sehingga menganggu produksi dan transfer ASI ke bayi.
Ketika menyusui, posisikan bayi dengan seluruh tubuh bayi menghadap
tubuh ibu, sedangkan posisi hidung dan dagu bayi menghadap payudara.
37
Mulut bayi, sebaiknya menangkupkan seluruh bagian mulutnya pada
puting dan areola. Disamping itu, pandangan ibu hendaknya mengarah ke
bayi dan mengajaknya tetap berkomunikasi karena hal ini dapat
meningkatkan komunikasi dan ikatan kasih sayang antara ia dan bayinya.
Pada kenyataannya, masih banyak posisi ibu menyusui yang salah.
Ketika menyusui, kadang posisinya membungkuk dan kurang santai
sehingga ia merasa cepat lelah. Selain itu, ia sering memosisikan bayi
terlentang dan perutnya tidak menempel pada perut ibu, sehingga leher
bayi terpelintir ke sisi kanan. Hal ini dapat menyebabkan bayi kurang
efektif menyusu dan cepat lelah.
Posisi menyusui dapat dilakukan dengan beberapa posisi. Cara menyusui
yang tergolong biasa dilakukan adalah duduk, berdiri, atau berbaring.
Adapun posisi menyusui yang benar, dapat anda simak pada gambar
dibawah ini.
Gambar 7. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Khasanah, 2010)
Ibu berdiri, lalu letakkan kepala
bayi pada siku kiri bagian dalam,
tubuh bayi menghadap kebadan
ibu, tangan ibu memegang bokong
dan paha bayi sehingga perut bayi
menempel pada badan ibu
38
Gambar 8. Posisi menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 2004)
Gambar 9. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (Perinasia, 2004)
Ibu duduk dengan kaki
menyentuh lantai, badan ibu lurus
menempel pada kursi, sangga
payudara kanan dengan tangan
kiri, jangan di bagian yang hitam
atau areola.
Posisi ini mengggunakan peyangga
bantal yang diletakkan pada
pangkuan ibu dan berfungsi untuk
menaikkan posisi badan bayi agar
mencapai putting susu ibu dan
menempel pada badan ibu . kaki ibu
diluruskan dan punggung ibu
disangga dengan bantal.
39
Gambar 10. Posisi menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia, 2004)
Gambar 11. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang
perawatan (Perinasia, 2004)
Gambar 12.Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah
(Perinasia, 2004)
Posisi menyusui sambil
berbaring seperti ini adalah
posisi yang angat dianjurkan
ketika ibu belum bisa duduk
setelah operasi caesar juga
bisa pada saat ibu kelelahan
Posisi ini dilakukan bila ibu
masih kelelahan, dengan cara
menyangga badan bayi
dengan bantal di atas perut
ibu. Tangan ibu disangga
bantal agar ibu tidak pegal
40
Gambar 13. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004)
Gambar 14. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia,
2004)
b. Posisi Menyusui Berdasarkan Posisi Bayi Ketika Menyusu
Selain beberapa posisi menyusui di atas, ada beberapa posisi menyusui
berdasarkan posisi bayi ketika menyusu. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Baby-led Latching
Posisi menyusui baby-led latching adalah posisi menyusui yang
cukup simpel dan natural. Posisi tersebut membantu bayi untuk belajar
Menyusui bayi kembar
dilakukan dengan cara
sepertimemegang bola bila
disusui bersamaan, dipayudara
kiri dan kanan, dengan bantal
menyangga bayi.
Pada ASI yang memancar
(penuh), bayi ditengkurapkan
diatas dada ibu, tangan ibu
sedikit menahan kepala bayi,
dengan posisi ini bayi tidak
tersedak.
41
menyusu ketika ia belum dapat menyusu dengan baik atau ketika puting
ibu nyeri.
Posisi menyusui dengan baby-led latching dapat dilakukan dengan cara
seperti berikut ini:
a. Mulailah menyusui ketika bayi renang atau tidak rewel.
b. Duduklah dengan nyaman dengan beri sandaran yang cukup nyaman.
c. Letakkan bayi dengan kontak kulit (skin to skin) di atas dada ibu dan di
antara dua payudara.
d. Bayi akan mulai menggerakkan kepalanya, kemudian mencari
payudara ibu seperti gerakan mematuk.
e. Ketika menemukan payudara ibu, bayi akan menekan dagunya ke
payudara ibu dan membuka mulutnya.
f. Posisi menyusui baby-led latching dapat membuat ibu maupun
bayinya sama-sama dalam posisi nyaman.
2. Cross Cradle Position
Cross cradle position bisa dilakukan pada ibu yang baru belajar
menyusui atau menyusui bayi yang kecil ukurannya.
3. Cradle Position
Cradel position merupakan posisi klasik dan telah menjadi
kegemaran kebanyakan para ibu. Posisi ini membuat perut bayi menempel
pada perut ibu sehingga ia tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu.
Kepalanya berada di dalam dekapan ibu, yaitu dengan menyokong
42
belakang badan dan punggungnya, serta lengannya diletakkan di bagian
sisinya.
4. Football Position
Footbal position sangat sesuai jika ibu baru pulih dari operasi
caesar, memiliki payudara besar, menyusui bayi prematur, atau bayi yang
kecil ukurannya, maupun menyusui anak kembar pada waktu yang
bersamaan. Caranya, yaitu dengan menyokong kepala bayi dengan tangan,
lalu gunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu.
5. Posisi Berbaring
Posisi berbaring biasa dilakukan apabila ibu dan bayi merasa letih.
Jika ibu baru pulih dari operasi caesar, hal ini kemungkina satu-satnya
posisi yang bisa dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu
dengan lengan, lalu sokong pula bayi dengan lengan atas.
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan
puting payudara lecet, ASI tidak keluar dengan optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI selanjutnya, dan kebutuhan gizi bayi tidak
tercukupi atau ia enggan menyusu.
F. Lama dan frekuensi menyusui
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan
menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi
akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila
bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan
atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui
43
bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7
menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada
awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan
mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan
bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.
Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah
timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih
sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari
akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka
sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Anjurkan
kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar
produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan
payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu
menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak
terlalu ketat.
Gambar 14. Kutang (BH) yang baik untuk ibu menyusui (Perinasia, 2004)