BAB II KONSEP DASAR A. Keluarga -...
Transcript of BAB II KONSEP DASAR A. Keluarga -...
7
BAB II
KONSEP DASAR
A. Keluarga
Banyak ahli mendefinisikan tentang keluarga sesuai dengan
perkembangan sosialdi masyarakat. Berikut ini akan dikemukakan definisi
keluarga menurut beberapa ahli.
Duvall dan Logan (1986) menguraikan definisi keluarga adalah :
“ Sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental emosional serta sosial dari tiap
anggota keluarga.
Bailon dan Maglaya (1989) mendefinisikan sebagai berikut :
“ Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena
hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lain, dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Departemen Kesehatan R.I. 1998
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan dalam saling ketergantungan.
8
WHO 1969
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
Bergess (1962)
Keluarga terdiri atas kelompok orang yang mempunyai ikatan
perkawinan, keturunan atau hubungan sedarah atau hasil adopsi , anggota
tinggal bersama dalam satu rumah, anggota berinteraksi dan berkomunikasi
dalam peran sosial, serta mempunyai kebiasaan/ kebudayaan yang berasal
dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri.
Dari pengertian diatas tentang keluarga maka dapat disimpulkan
bahwa karakteristik keluarga dalah sebagai berikut :
1. Terdiri atas dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi.
2. Anggoata keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial, suami, istri, anak, kakak, adik.
4. Mempunyai tujuan yaitu : menciptakan dan mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa keluarga juga merupakan
sistem. Sebagai sistem keluarga mempunyai anggota yaitu : ayah, ibu dan
anak atau semua individu yang tinggal didalam rumah tangga tersebut.
9
Anggota keluarga tersebut saling berinteraksi, intelerasi dan interdependensi
untuk mencapai tujuan bersama.
Keluarga merupakan sistem yang terbuka sehingga dapat
dipengaruhi oleh supra sistemnya yaitu: lingkungan atau masyarakat dan
sebaliknya sebagai sub sistem dari lingkungan atau masyarakat, keluarga
dapat mempengaruhi masyarakat (suprasistem). Oleh karena itu betapa
pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai
anggota masyarakat yang sehat bio-psiko-sosial dan spiritual. Jadi sangat
tepat bila keluarga sebagai titik sentral pelayanan keperawatan. Diyakini
bahwa keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan
mewujudkan masyarakat yang sehat.
B. Struktur Keluarga
1. Macam-macam struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
10
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami istri. (Nasrul Effendy, 1998)
2. Cirri-ciri struktur keluarga
a. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan
Setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-
masing. (Anderson Carter)
11
Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan proses komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila
dilakukan secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, dan ada
hierarki kekuatan.
Komunikasi dalam keluarga di katakan tidak berfungsi
apabila tertutup, adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus
pada satu hal, dan selalu mengulang isu dan pendapat sendiri.
Karakteristik komunikasi berfungsi untuk :
1) Karakteristik pengirim
a) Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat.
b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
c) Selalu meminta dan menerima umpan balik.
2) Karakteristik penerima
a) Siap mendengarkan.
b) Memberikan umpan balik.
c) Melakukan validasi.
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa
bersifat formal atau non formal.
12
c. Struktur kekuatan dan struktur nilai
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual)
dari individu untuk mengontrol, mempengaruhi, atau mengubah
perilaku orang lain ke arah positif. Ada beberapa macam tipe
struktur kekuatan :
1) Legitimate power (power).
2) Referent power (ditiru).
3) Reward power (hadiah).
4) Coercive power (paksa).
5) Affective power.
6) Expert power (keahlian).
d. Struktur Norma dan nilai
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan dan mengikat
anggota keluarga dalam budaya tertentu. Norma adalah pola
perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan
keluarga, dan lingkungan sekitar masyarakat keluarga.
C. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari
berbagai macam pola kehidupan.Sesuai dengan perkembangan sosial maka
tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran
serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu
mengetahui berbagai tipe keluarga.
13
1. Tipe keluarga tradisional
a. Keluarga inti
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan anak
(kandung atau angkat).
b. Keluarga besar
Yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai
hubungan darah, misalnya : kakek, nenek, keponakan, paman, bibi.
c. Keluarga “Dyad”
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak.
d. Single parent
Suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) dengan
anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian
atau kematian.
e. Single Adult
Suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya
seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau
kuliah ).
2. Tipe keluarga non tradisional
a. Commue family yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah hidup
serumah.
b. Orang tua (suami istri) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak
hidup dalam satu rumah tangga.
14
c. Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis (laki-laki) hidup satu
rumah tangga.
D. Fungsi Keluarga
Fungsi dan tugas keluarga.
Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga
sebagai berikut :
1. Fungsi biologis
a. Untuk meneruskan keturunan.
b. Memelihara dan membesarkan anak.
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
2. Fungsi psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga.
b. Memberikan perhatian diantara keluarga.
c. Memberikan kedewasaan kepribadian anggota keluarga.
d. Memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak.
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan masing-masing.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya.
15
4. Fungsi ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
b. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang.
5. Fungsi pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan,
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan dating
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Dalam sebuah keluarga ada beberapa tugas dasar didalamnya
terdapat delapan tugas pokok didalamnya yaitu sebagai berikut :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Memelihara sumber-sumber daya dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas.
16
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.
(Nasrul Effendy, 1998 : 37)
Friedmann (1986) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga,
sebagai berikut :
a. Fungsi afektif (The Affective Function).
Fungsi efektif berhubungan erat dengan fungsi internal
keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif
berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.
Tiap anggoata keluarga saling mempertahankan iklim yang
positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui
interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga
yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga
dapat mengembangkan konsep diri positif.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam
melaksanakan fungsi afektif adalah :
1) Memelihara saling asuh (mutual nurturance)
Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima,
dan saling mendukung antar anggota.
2) Keseimbangan saling menghargai
Adanya sikap saling menghargai dengan mempertahankan
iklim yang positif dimana tiap anggota diakui serta dihargai
17
keberadaan dan haknya sebagai orang tua maupun sebagai anak,
sehingga fungsi afektif tercapai.
3) Pertalian dan identifikasi.
Kekuatan yang besar dibalik persepsi dan kepuasan dari
kebutuhan-kebutuhan individu dalam keluarga adalah pertalian
(bonding) atau kasih sayang (attechment). Kasih sayang adalah
ikatan emosional yang relative unik dan abadi antara dua orang
tertentu. Ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup
baru.
Hubungan dikembangkan dengan hubungan orang tua dan
anak melalui proses identifikasi. Identifikasi merupakan unsur
penting dalam pertalian dan inti dari hubungan keluarga.
4) Keterpisahan dan keterpaduan
Untuk merasakan dan memenuhi kebutuhan psikologis,
anggota keluarga harus mencapai pola keterpisahan (separatness)
dan keperpaduan yang memuaskan .
b. Fungsi sosialisasi (The Socialization Function).
Keluarga merupakan tempat individu melakukan sosialisasi.
Sosialisasi dimulai pada saat lahir dan akan diakhiridengan kematian.
Pada setiap tahap perkembangan keluarga dan individu (anggota
keluarga) dicapai melalui interaksi atau hubungan yang diwujudkan
dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya
18
serta perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga,
sehingga individu mampu berperan di masyarakat.
c. Fungsi reproduksi (The Reproductive Function).
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi (The Economic Function).
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan seperti :
sandang, pangan dan papan maka keluarga memerlukan sumber
keuangan.
e. Fungsi perawatan kesehatan (The Health Care Function)
Fungsi keperawatan kesehatan merupakan pertimbangan vital
dalam pengkajian keluarga yang memerlukan penyadiaan kebutuhan-
kebutuhan fisik, seperti : makanan, pakaian, tempat tinggal, dan
perawatan kesehatan. Jika dilihat dari perspektif masyarakat, keluarga
merupakan sistem dasar, dimana perilaku sehat dan perawatan
kesehatan diatur, dilaksanakan dan diamankan.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
(Friedman, 1998)
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah tangga yang
sehat.
19
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas
kesehatan masyarakat.
E. Keluarga Sebagai Suatu Sistem
Keluarga merupakan unit pelayanan dasar di masyarakat dan juga
merupakan perawat utama dalam anggota keluarga. Keluarga akan berperan
banyak terutama dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota
keluarga. Sebagai satu sistem akan terjadi saling interaksi, intelerasi, dan
interdependensi antara sub-sub sistem di dalam keluarga. Dengan kata lain
salah satu anggota keluarga mengalami gangguan , maka sistem keluarga
secara keseluruhan akan terganggu.
1. Definisi sistem.
Kumpulan dari beberapa bagian fungsional yang saling
berhubungan dan tergantung satu dengan yang lain dalam waktu tertentu
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Alasan keluarga disebut sistem.
a. Keluarga mempunyai sub sistem yaitu : anggota, fungsi, peran,aturan,
budaya,dan lainnya yang dipelajari dan dipertahankan dalam
kehidupan keluarga.
b. Terdapat saling berhubungan dan ketergantungan antar sub sistem.
c. Merupakan unit (bagian) terkecil dari masyarakat yang dapat
mempengaruhi supra sistemnya.
20
Keluarga merupakan sistem sosial karena terdiri dari kumpulan dua
orang atau lebih yang mempunyai peran sosial yang berbeda dengan ciri
saling berhubungan dan tergantung antar individu. Komponen-komponen
sistem :
Gambar 1 komponen dalam keluarga
Gambar diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Masukan atau input, terdiri dari : anggota keluarga, struktur keluarga,
fungsi keluarga, aturan dari lingkungan (masyarakat) sekitar (luas)
budaya, agama, dan sebagainya.
2) Proses (throughput) merupakan proses yang terjadi dalam
melaksanakan fungsi keluarga.
Lingkungan
Masukan proses keluaran
Umpan balik
21
3) Keluaran (output) adalah hasil dari suatu proses yang berbentuk
prilaku keluarga : perilaku sosial, perilaku kesehatan, perilaku
keagamaan, perilaku sebagai warga negara dan yang lainnya.
4) Umpan balik (feedback) adalah sebagai pengontrol dalam masukan dan
proses yang berasal dari perilaku keluarga yang ditampakkan pada
lingkungan/masyarakat disekitar.
3. Karakteristik keluarga sebagai sistem.
a. Pola komunikasi keluarga
1) Sistem terbuka
Langsung, jelas, spesifik, tulus, jujur, tanpa hambatan.
2) Sistem tertutup
Tidak langsung, tidak jelas, tidak spesifik, tidak selaras, sering
menyalahkan, kacau dan membingungkan.
b. Aturan keluarga
1) Sistem terbuka
Hasil musyawarah, tidak tertinggal zaman, berubah sesuai
kebutuhan keluarga, bebas mengeluarkan pendapat.
2) Sistem tertutup
Ditentukan tanpa musyawarah, tidak sesuai perkembangan,
mengikat, tidak sesuai, kebutuhan dan pendapat terbatas.
22
c. Perilaku anggota keluarga
1) Sistem terbuka
Sesuai dengan kemampuan keluarga, memiliki kesiapan,
mampu berkembang sesuai kondisi, harga diri : percaya diri,
mengikat, dan mampu mengembangkan dirinya.
2) Sistem tertutup
Memiliki sikap melawan, kacau, tidak siap (selalu
tergantung), tidak berkembang, harga diri : kurang percaya diri,
ragu-ragu dan kurang dapat dukungan untuk mengembangkan
diri.
F. Tahap Perkembangan Keluarga Pasangan Baru Menikah (Berginning
Family)
Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada
sistem keluarga yang meliputi : perubahan pola interaksi dan hubungan antara
anggotanya disepanjang waktu. Siklus perkembangan keluarga merupakan
komponen kunci dalam setiap kerangka kerja yang memandang keluarga
sebagai suatu sistem.Pada setiap tahapan keluarga memiliki tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan
sukses.
Kerangka perkembangan keluarga menurut Evelyn Duvall
memberikan pedoman untuk memriksa serta menganalisis perubahan dan
perkembangan tugas-tugas dasar yang ada dalam keluarga selama siklus
23
kehidupan mereka. Tingkat perkembangan keluarga ditandai oleh usia anak
yang tertua.
Tahap perkembangan keluarga baru menikah (berginning
family)
Tahap perkembangan keluarga baru menikah sering juga disebut
dengan keluarga tahap 1.Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing
individu, yaitu suami dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang
sah dan meninggalkan keluarga masing-masing, dalam arti secara psikologis
keluarga tersebut sudah memiliki keluarga baru.
Dua orang yaitu suami dan isttri yang membentuk keluarga baru
tersebut perlumempersiapkan kehidupan yang baru karena keduanya
membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari. Masing-masing
pasangan menghadapi perpisahan dengan keluarga orang tuanya dan memulai
membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok sosial pasangan
masing-masing. Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi
dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Misalnya kebiasaan : makan,
tidur, bangun pagi, bekerja dan sebagainya.
Tugas perkembangan pada keluarga pasangan baru menikah (keluarga
tahap 1) adalah :
1. Membina hubungan intim dan kepuasaan bersama.
2. Menetapkan tujuan bersama.
3. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
4. Merencanakan untuk memiliki anak, KB.
24
5. Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk
menjadi orang tua.
Menurut Carter dan Mc.Goldrik, 1988, Duval dan Miller, 1985 tugas
perkembangan keluarga pasangan baru meliputi :
1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2. Mengubungkan jaringan persaudaraan secara armonis.
3. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua)
Fungsi perawat selain melakukan kegiatan asuhan keperawatan juga
melakukan konsultasi, misalnya : tentang KB, perawatan pre natal dan
komunikasi. Kurangnya informasi tentang berbagai hal tersebut dapat
menimbulkan masala seksual, emosional, rasa takut atau cemas, rasa bersalah,
kehamilan yang tidak direncanakan.
G. Peran Keluarga Dan Peran Perawat Keluarga
1. Peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem (Kozier,
Barbara 1995 : 7). Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam
maupun dari luar dan bersifat stabil.
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan
aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan
formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk
25
menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara professional
sesuai dengan kode etik professional.
2. Peran keluarga
Setiap posisi formal dalam keluarga adalah peran-peran yang
terkait, yaitu sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogen.
Keluarga membagi peran secara merata kepada para anggota keluarga
seperti cara masyarakat membagi peran-perannya. Peran yang formal yang
setandar terdapat dalam keluarga (pencari nafkah, ibu rumah tangga,
pengasuh anak, menejer keuangan, dan tukang masak). Peran dasar yang
membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu antara lain
sebagai berikut.
a. Peran sebagai provider atau penyedia.
b. Sebagai pengatur rumah tangga.
c. Perawatan anak, baik yang sehat maupun yang sakit.
d. Sosialisasi anak.
e. Rekreasi.
f. Persaudaraan (kinship), memlihara hubungan keluarga paternal dan
maternal.
g. Peran terapeutik (memnuhi kebutuhan afektif dari pasangan).
h. Peran seksual.
Peran informal keluarga
Peran-peran informal keluarga bersifat implisit, biasanya tidak
tampak, dimaikan hanya untuk meenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional
26
individu dan / untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga(Satir, 1967).
Kievit, 1968 menerangkan bahwa, peran informal mempunyai tuntutan
yang berbeda, tidak terlalu didasarkan pada usia, jenis kelamin melainkan
lebih didasarkan pada atribut-atribut personalitas atau keperibadian
anggota keluarga individual. Beberapa contoh peran informal yang bersifat
adaptif dan merusak kesejahteraan keluarga diantaranya sebagai berikut.
Peran adaptif antara lain:
a. Pendorong
b. Pengharmonis
c. Inisiator-kontributor
d. Pendamai
e. Pencari nafkah
f. Perawatan keluarga
g. Penghubung keluarga
h. Pionir keluarga
i. Sahabat, penghibur, dan coordinator
j. Pengikut dan saksi
3. Peran perawat keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang
ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan
keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk
menyelesaikan kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan
27
keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran
perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah:
a. Educator
Perawat kesehatan keluarga harus mampu memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga, agar keluarga dapat melakukan program
asuhan kesehatan keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab
terhadap masalah keehatan keluarga.
b. Coordinator
Koordinasi merupakan salah satu peran utama perawat yang bekerja
dengan keluarga.Misalnya klien yang pulang dari rumah sakit
memerlukan perawatan lanjutan dirumah, maka perlu koordinasi
lanjutan asuhan keperawatan dirumah.
c. Pelaksana perawatan dan pengawas perawatan langsung
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik dirumah, klinik
maupun di rumah sakit bertanggung jawab memberikan perawatan
langsung atau mengawasi keluarga memberikan perawatan pada
anggota keluarga yang sakit.
d. Pengawas kesehatan
Perawat mempunyai tugas melakukan home visit yang teratur untuk
mengidentifikasi attau melakukan pengkajian tentang kesehatan
keluarga.
28
e. Konsultan atau penasehat
Perawat sebagi nara sumber bagi keluarga didalam mengatasi masalah
kesehatan.
f. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah
sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap
kesehatan keluarga yang optimal.
g. Advokasi
Perawat sebagai advokat klien harus dapat melindungi hak dan
kewajiban klien.
h. Fasilitator
Peran perawat disini adalah membantu keluarga didalam menghadapi
kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
i. Penemu kasus
Perawat berperan mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini,
sehingga tidak terjadi penyakit yang mewabah.
j. Modifikasi lingkungan
Perawat juga harus berperan dalam memodifikasi lingkungan, baik
lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar dapat tercipta
lingkungan yang sehat.
29
H. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehtan keluarga tersebut dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
Asuhan keperawatan keluarga juga didefinisikan suatu rangkain
kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai
anggota keluarga, pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses
keparawatan, berpedoman pada standar keperawatan, berlandaskan pada etika
dan etiket keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan (kelompok kerja keperawatan CHS, 1994; Mc Closkey & grace,
2001)
Menurut teori / model family center nursing friedman, meliputi 7
komponen pengkajian yaitu :
Tahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian
a. Data umum
1) Identitas kepala keluarga
2) Komposisi kepala keluarga
3) Genogram
4) Tipe keluarga
5) Suku bangsa
6) Agama
30
7) Status social ekonomi keluarga
8) Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembengan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga ini.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat penyakit keturunan dan penyakit
menular pada keluarga serta riwayat kebiasaan / gaya hidup yang
mempengaruhi kesehatan.
31
c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah yang meliputi : ukuran rumah (luas rumah),
kondisi dalam dan luar rumah, kebersihan rumah, ventilasi rumah,
saluran pembuangan air limbah, air bersih, pengelolaan sampah,
kepemilikan rumah, kamar mandi / WC, denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal,
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan /
kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul bersama, serta perkumpulan yang ada. Sejauhmana
keluarga berinteraksi dengan masyarakat (organisasi sosial yang
diikuti oleh anggota keluarga)
5) System pendukung keluarga
Yang termasuk pada system pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas
32
fisik, fasilitas psikologi dan dukungan dari anggota keluarga dan
fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga
serta cara keluarga memecahkan masalah.
2) Struktur kekuatan keluarga
Menjelaskan kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku. Respon keluarga
bila ada anggota keluarga yang mengalami masalah, serta power
yang digunakan keluarga.
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing–masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
4) Nilai dan norma keluarga.
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga,
yang berhubungan dengan keluarga.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya, bagimana kehangatan tercipta
33
pada anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, budaya dan perilaku, serta bagaimana memperkenalkan
anggota anggota keluarga dengan dunia luar.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan terkait 5 fungsi kesehatan keluarga
yaitu bagaimana keluarga mengenal masalah, mengambil
keputusan, merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan,
dan memodifikasi lingkungan.
Kondisi perawatan kesehatan ditujukan pada seluruh anggota
keluarga (bukan hanya kalau sakit diapakan tetapi bagaimana
prevensi / promosi).
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksikeluarga adalah:
Berapa jumlah anak yang direncakan oleh keluarga , bagaimana
keluarga merencakan jumlah anggota keluarga, adakah penggunaan
alat kontrasepsi.
34
f. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan stressor jangka panjang
Stesor jangka pendek yaitu stesor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan.
Stesor jangka panjang yaitu stesor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2) Respon keluarga terhadap stress
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap
situasi / stesor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Menjelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. Adakah cara
keluarga mengatasi masalah secara maladaptive.
g. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
Pemeriksaan fisik ( Head to toe)
2. Perumusan diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkan pada pengkajan.
35
Tipologi dari diagnosis keperawatan :
a. Aktual (terjadi defisit / gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan.
Diagnosa gangguan digunakan bila sudah timbul gangguan / masalah
kesehatan dikeluarga, didukung dengan adanya beberapa data
maladaptive. Perumusan diagnosa keperawatan keluarga nyata / sign
(S).
Perumusan problem (P) merupakan respon terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi (E) mengacu pada 5
tugas keluarga yaitu:
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, meliputi :
Persepsi terhadap keparahan penyakit, pengertian, tanda dan
gejala, faktor penyebab, persepsi keluarga terhadap masalah.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, meliputi:
Sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah, masalah yang dirasakan keluarga, keluarga menyarah
terhadap masalah yanga dialami, sikap negatif terhadap masalah
kesehatan, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan, serta
informasi yang salah.
36
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
meliputi:
Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit, sifat dan
perkembangan keluarga perawatan yang dibutuhkan, sumber-
sumber yang ada dalam keluarga, sikap keluarga terhadap yang
sakit.
4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan, meliputi:
Keuntungan / manfaat pemeliharaan linhkungan, pentingnya
hiegyene sanitasi, upaya pencegahan penyakit.
5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga,
meliputi:
Keberadaan fasilitas kesehatan, keuntungan yang didapat,
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan, pengalaman
keluarga yang kurang baik, pelayanan kesehatan yang terjangkau
oleh keluarga.
b. Risiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misalnya :
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak
adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat.
c. Potensial (keadaan sejahtera / “wellness”)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan belum ada data maladaptive.
Perumusan diagnosa keperawatan keluarga potensial, hanya terdiri
37
dari komponen problem (P) saja uatau P (problem) dan S (symptom
/sign), tanpa komponen etiologi (E).
3. Intervensi keperawatan
Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin
dicapai serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan
dirumuskan untuk mengatasi atau meminimalkan stresor dan intervensi
dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk
memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk
memperkuat garis pertahanan sekunder dan pencegahan tersier untuk
memperkuat garis pertahanan resisten (Anderson & Mc Farlane, 2000).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Penetapan tujuan jangka panjang (tujuan umum) megacu pada bagaimana
mengatasi problem / masalah (P) dikeluarga, sedangkan penetapan tujuan
jangka pendek (tujuan khusus) mengacu pada bagaimana mengatasi
etiologi (E). Tujuan jangka pendek harus SMART (S= spesifik, M=
measurable / dapat diukur, A= achievable / dapat dicapai, R= reality, T=
Time limited / punya limit waktu).
4. Implementasi
Implementasi merupakan langkah yang dilkukan setelah
perencanaan program. Program dibuat untuk menciptakan keinginan
berubah dari keluarga, memandirikan keluarga. Seringkali perencanaan
program yang sudah baik tidak diikuti dengan waktu yang cukup untuk
merencanakan implementasi.
38
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi
merupakan sekumpulan informasi yang sistematis berkenaan dengan
program kerjadan efektifitas dari serangkaian program yang digunakan
terakhir program kegiatan, karakteristik dan hasil yang telah dicapai
(Patton, 1986 dalam Halvie, 1998).
Evaluasi digunakan untuk mengetahui sebarapa tujuan yang
ditetapkan telah tercapai dan apakah intervensi yang dilakukan efektif
untuk keluarga setempat sesuai dengan kondisi dan situasi keluarga.
Program evaluasi dilaksanakan untuk memastikan apakah hasil program
sudah sejalan dengan sasaran dan tujuan yang direncanakan.
Pada tahap evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
S adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan.
O adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan.
A adalah analisa dari hasil yang telah di capai dengan mengacu pada
tujuan yang terkait dengan diagnosis.
P adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari
keluarga pada tahapan evaluasi.