BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0710008_bab2.pdf ·...
Transcript of BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0710008_bab2.pdf ·...
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Perancangan
Kata perancangan berasal dari kata dasar rancang, yang kemudian
mendapatkan awalan per- dan akhiran –an sehingga terbentuklah kata
perancangan. Perancangan dapat diartikan proses, cara, pembuatan merancang,
merencanakan segala sesuatu sebagai bagian dari kerangka kerja. (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2007: 927)
Perancangan adalah proses pemecahan masalah yang disertai dengan
pemikiran yang kreatif guna mencapai hasil yang optimal. Kata perancangan atau
dalam bahasa Inggris, “design” yang memiliki arti “to plan and manage
everything to be better” merencanakan dan mengatur sesuatu agar berubah
menjadi lebih baik. (Kamus Inggris Indonesia, John M. Echols dan Hasan
Shadily)
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik, dan
berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset,
pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya.
Secara umum proses juga dianggap sebagai produk dari desain, sehingga muncul
istilah “perancangan proses”.
1. Pengertian perancangan menurut bahasa (etimologi):
a. Designose, dari bahasa latin yang artinya memotong dengan gergaji atau
tindakan menarik atau memberi tanda yang memiliki maksud memberi
citra terhadap suatu objek.
10
b. Designare, dari bahasa Perancis yang memiliki arti menandai,
memisahkan, dengan maksud untuk menghindari kesimpangsiuran.
c. Design, dari bahasa Inggris yang artinya memikirkan, menggambar
rencana, menyusun bagian-bagian menjadi sesuatu yang baru.
2. Proses Perancangan
Perancangan meliputi proses pemrograman, perencanaan, dan
perancangan. Dalam proses pemrograman terjadi penetapan hal-hal yang
menjadi tujuan, kebutuhan, dan perhatian yang kemudian masuk ke dalam
proses perencanaan dimana dalam proses ini masalah umum diubah menjadi
masalah standar yang mudah dipecahkan. Proses-proses perancangan menurut
Kotler dan Andreasen antara lain:
a. Menentukan objektif, misi, dan tujuan spesifik organisasi secara luas yang
memerlukan peran pemasaran strategis.
b. Menilai ancaman dan peluang dari lingkungan luar yang dapat ditujukan
oleh pemasaran untuk mencapai keberhasilan yang lebih besar.
c. Mengevaluasi sumber daya serta keahlian potensial dan nyata dari
organisasi untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada atau
menyingkirkan ancaman yang tampak dalam analisis lingkungan
eksternalnya.
d. Menentukan misi, objektif, dan tujuan spesifik pemasaran untuk periode
perencanaan yang akan datang.
e. Merumuskan strategi pemasaran pokok untuk mencapai tujuan yang
spesifik.
11
f. Menempatkan sistem dan struktur organisasi yang perlu dalam fungsi
pemasaran agar pelaksanaan strategi yang telah disusun dapat dipastikan.
g. Menetapkan rincian dan taktik untuk melaksanakan strategi pokok dalam
masa perencanaan, termasuk jadwal, kegiatan, dan tugas tanggung jawab
tertentu.
h. Menetapkan patokan untuk mengukur hasil sementara dan hasil akhir
program.
i. Melaksanakan program yang telah direncanakan.
j. Mengatur kinerja dan mengatur strategi pokok, rincian taktik, atau
keduanya jika diperlukan.
Dapat disimpulkan bahwa perancangan adalah sebuah proses pemecahan
masalah yang disertai dengan pemikiran kreatif guna mencapai hasil yang
maksimal.
B. Media
1. Definisi Media
”Media adalah alat atau sarana komunikasi untuk penyampaian pesan
pengiklan kepada konsumen dalam bentuk cetak maupun audio visual”.
(Kamus Istilah Periklanan Indonesia, 1996, Jakarta : PT Balai Pustaka
Utama). MenurutM. Suyanto (2004 : 21) yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih media adalah ”jangkauan, frekuensi, dan pengaruhnya. Selain hal
tersebut harus dipertimbangkan pula biaya, keunggulan, dan keandalannya”.
Selanjutnya, Menurut Kustadi Suhandang (2005 : 86) ”untuk
memperluas khalayak sasaran, tentunya media yang perlu digunakan adalah
12
media massa”. Berbeda dengan media personal communication, media massa
terbagi dalam tiga golongan (menurut sifatnya), yaitu yang bersifat auditif
(lisan) atau juga disebut the spoken word; bersifat visual (perpaduan
gambar/tulisan dengan suara). Namun kini orang banyak mengenalnya sebagai
media cetak (seperti surat kabar, majalah, dan barang-barang cetakan lainnya)
dan media elektronik (seperti radio, televisi, film dan Internet).
Menurut Rudi Brets dalam bukunya “Media Pembelajaran” (2008:52)
membagi media berdasarkan indera yang terlihat yaitu :
a. Media audio
Media audio yaitu media yang hanya melibatkan indera
pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.
Dilihat dari sifat pesan yang diterimanya media audio ini menerima pesan
verbal dan non-verbal. Pesan verbal audio yakni bahasa lisan atau kata-
kata, dan pesan non-verbal audio adalah bunyi-bunyian dan vokalisasi,
seperti gerutuan, gumam, musik, dll.
b. Media visual
Media visual yaitu media yang hanya melibatkan indera
penglihatan. Termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-verbal,
media cetak grafis, dan media visual non-cetak. Pertama media visual-
verbal adalah media visual yang memuat pesan verbal (pesan linguistic
berbentuk tulisan). Kedua, media visual non-verbal grafis adalah media
yang memuat pesan non-verbal yakni berupa symbol-simbol visual atau
unsur-unsur grafis, seperti gambar (sketsa, lukisan, dan foto), grafik,
13
diagram, bagan, dan peta. Ketiga, media visual non-verbal tiga dimensi
adalah media visual yang memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti
miniatur, mock-up, specimen, dan diorama.
c. Media audio visual
Media audio visual adalah media yang melibatkan indera
pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam suatu proses. Sifat pesan
yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan non-
verbal yang terdengar layaknya media visual juga pesan verbal yang
terdengar layaknya media audio diatas. Pesan visual yang terdengar dan
terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual seperti film
documenter, film drama, dll.
2. Tujuan Media
Tujuan media didasarkan pada tujuan penyampaian pesan, yaitu untuk
mengkomunikasikan produk yang ditawarkan dengan kualitas dan
keunggulan yang dimilikinya melalui perancangan media yang tepat secara
efektif dan mampu menjangkau konsumen dalam jumlah besar dan efisien.
Didalam periklanan media penyampaian pesan dibedakan menjadi dua
pengertian, yaitu:
1) Media Lini Atas (above the line)terdiri dari iklan-iklan yang dimuat
dalam media cetak, media elektronik (radio, televisi, bioskop), serta media
luar ruang (papan reklame dan angkutan).
Media Lini Atas (above the line media) meliputi :
14
1. Iklan Media Cetak
Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-
pesan visual- Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar,
atau foto, dalam tata warna dan halaman putih.Media cetak yang digunakan
sebagai media untuk beriklan adalah iklan majalah dan iklan koran/surat
kabar, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda.
2. Media Luar Ruang
a. Papan Reklame / Billboard
Papan rekJame adalah poster dalam ukuran besar.Poster ukuran
besar ini didesain untuk dilihat orang-orang yang melakukan perjalanan
dengan kendaraan. Kata "papan reklame" atau billboard yang sekarang
digunakan oleh orang awam dan praktisi periklanan sedunia untuk
menjelaskan poster berukuran raksasa itu sebenarnya berkaitan dengan
istilah bills dari abad ke-I9. Pada masa itu orang menyebut poster dengan
namabills. (Rhenald Kasali, 1995 : 136).
b. Iklan transportasi / angkutan
Iklan transportasi terdiri dari iklan-iklan luar ruang yang khusus di
pasang di sisi luar dan disebelah dalam kendaraan atau instrumen
transportasi yang selalu menjadi tempat yang bergerak (bis, kereta api,
kapal laut, pesawat terbang, dan sebagainya) atau di tempat yang menjadi
pangkalan atau persinggahan alat transportasi (stasiun, terminal, bandara,
atau pelabuhan laut). (htrp://digilib.petra.ac.id/)
15
2) Media Lini Bawah (below the line media) terdiri dari seluruh media selain
media di atas, seperti direct mail, exhibition (pameran), point of sale
display material, kalender, agenda, gantungan kunci, atau tanda mata.
(Rhenald Kasali, 1995 :23)
Sedangakan Media Lini Bawah (below the line media) meliputi:
1. Direct mail
Direct mail termasuk dalam kategori periklanan tanggapan
langsung, yakni segala bentuk advertensi yang digunakan untuk menjual
barang secara langsung kepada konsumen, apakah melalui surat, kupon
yang disebarkan di berbagai media cetak, atau melalui telepon. (Rhenald
KasaJi, 1995 : 144).
2. Pameran/Exhibition
Di dalam dunia perdagangan dewasa ini, pameran mempunyai
fungsi sebagi tempat pengusaha memamerkan hasil produksinya
sekaligus sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. (Rhenald
Kasali, 1995 : 146)
3. Point of Purchase
Point of purchase merupakan display atau tanda-tanda yang
mendukung penjualan, dengan tujuan memberi informasi, mengingatkan,
membujuk konsumen untuk membeli secara langsung dan menjajakan
produk.(Rhenald Kasali, 1995 : 145)
Beberapa contoh media Point of purchase yang saat ini banyak
digunakan aniara lain:
16
1) Brosur
Brosur adalah lembaran kertas yang berisi informasi yang ingin
disampaikan perusahaan secara lengkap.
2) Leaflet
Leaflet berfungsi sebagai media promosi yang berisi informasi terbaru
mengenai produk, potongan harga, dan lain sebagainya.Biasanya berupa
selebaran yang isinya singkat, jelas, dan padat.Leaflet berwujud sehelai
kertas dan bahan yang agak kaku (agar tidak mudah ditekuk, robek atau
dilipat)
3) Price List
Price List merupakan media informasi yang menerangka dan kadang-
kadang ditambahkan dengan ilustrasi tentang berbagai produk yang
ditawarkan perusahaan beserta harganya.
4) KalenderMeja
Biasanya kalender yang diberikan untuk kalangan bisnis, karena umumnya
dipasang di ruang kerja, didesain secantik mungkin dengan logo produk
kecil.Cukup dengan memberikan identitas perusahaan, dan orang
diharapkan sudah tahu siapa sponspor kalender tersebut. (Rhenald Kasali,
1995 : 147).
5) Flag Chain
Flag Chain merupakan rangkaian benders kecil dengan tujuan untuk
menarik perhatian pengunjung mengingat posisinya diatas penglihatan
manusia.
17
6) X-baner
Baner merupakan media luar ruang yang fungsinya sama dengan roll-
baner, hanya saja kerangka pondasinya biasanya berbentuk X.
7) Signage
Signage merupakan media luar yang berfungsi sebagai media yang
memberi infcrmasi mengenai keberadaan suatu perusahaan atau
keberadaan suatu tempat yang menjadi bagian dari perusahaan.
8) Hadiah Langsung
Hadiah (premium) bertujuan membangkitkan orang untuk
menjadikonsumen atau pembeli. Bonus-bonus ini lebih mengundang dan
menggugah pembeli untuk melakukan tindakan segera dalam pembelian
produk. Media hadiah antara lain : pin, stiker, gantungan kunci, jam
dinding, dan berbagai souvenir lainnya. (Russel J., Lane W., Ronald, 1992
:75).
4. Merchandising Schemes (Voucher/Kupon)
Merchandising Schemes berusaha mempertahankan pembeli
dengan memberi hadiah ekstra berupa potongan harga, premium offer
(harga khusus dengan membawa potongan koran), dan kupon hadiah
yang dapat ditukar langsung. (Rhenald Kasali, 1995 : 146).
5. Stationary
Stationary merupakan media yang bermanfaat bagi identitas suatu
perusahaan, yang meliputi: kartu nama, kop surat, amplop, nota, kwitansi,
dan lain sebagainya.
18
6. Seragam Karyawan
Seragam karyawan merupakan seperangkat pakaian yang menjadi
identitas dan digunakan oleh karyawan suatu perusahaan.
C. Promosi
1. Definisi Promosi
Berdasarkan asal kata promosi yaitu promovera atau dalam bahasa
Inggris adalah promotion, dapat diterjemahkan to move forward or advance.
Dimana terjemahan secara fungsional adalah merangsang pembelian ditempat
(immediately stimulating purchase). Kata tersebut pertama kali digunakan
oleh Daniel Starch pada Harvard University dalam bukunta Principles Of
Arvertising, 1926. (Rhenald Kasali, 1995 : 10) Sedangkan pengertian promosi
menurut Kamus Istilah Periklanan Indonesia adalah usaha komunikasi yang
menjembatani kesenjangan antara produsen dan konsumen.Usaha komunikasi
tersebut dapat dibagi dalam bagian-bagian yang terdiri atas periklanan
publisitas, humas dan proyek-proyek khusus.
Menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman (2002 : 123)
Promosi adalah suatu komunikasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk
merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang sebelumnya tidak mengenal
menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan pengingat produk tersebut.
Sedangkan menurut Buchari Alma (2006 : 179) adalah Promosi adalah sejenis
komunikasi yang memberi penjelasan dan meyakinkan calon konsumen
mengenai barang atau jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian,
mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen.
19
Promosi merupakan alat komunikasi dan penyampaian pesan yang
dilakukan baik oleh perusahaan maupun perantara dengan tujuan memberikan
informasi mengenai produk, harga dan tempat. Informasi itu bersifat
memberitahukan, membujuk, mengingatkan kembali kepada konsumen, para
perantara atau kombinasi keduannya. Dalam promosi juga terdapat beberapa
unsur yang mendukung jalannya sebuah promosi tersebut yang biasa disebut
bauran promosi.
2. Tujuan Promosi
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai suatu perusahaan melalui
kegiatan promosi. Hal ini di kemukakan oleh Darmesta dan Irawan (2005: 353-
355) sebagai berikut :
a. Modifikasi tingkah laku
Promosi berusaha merupah tingkah laku, pendapat dan memperkuat tingkah
laku yang ada. Penjual (sebagai sumber) selalu berusaha menciptakan kesan
tentang dirinya (promosi kelembagaan) atau mendorong pembelian barang
atau jasa perusahaan.
b. Memberitahu
Kegiatan promosi itu dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju
tentang penawaran perusahaan.
c. Membujuk
Promosi bersifat membujuk (persuasive) umumnya kurang disenangi oleh
sebagaian masyarakat. Namun pernyataannya sekarang ini justru yang
banyak muncul adalah promosi yang bersifat persuasive.
20
d. Mengingatkan
Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk
mempertahankan merk produk di masyarakat dan perlu dilakukan selama
tahap kedewasaan siklus kehidupan produk.
3. Bauran Promosi
Menurut Stanton yang dikutip Saladin (2006:172) Bauran promosi
adalah bauran tatapan muka, periklanan, promosi penjualan, publicity, dan
hubungan masyarakat yang membantu pencapaian tujuan perusahaan.
Menurut Drs. Agus Sulastiyono, M.Si, (2002 : 277)Perangkat promosi
yang kita kenal mencakup aktivitas :
a. Advertising (periklanan)
Advertising merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal yang
digunakan oleh perusahaan baik barang/jasa. Peranan periklanan adalah
membangun kesadaran (awareness)konsumen, untuk menambah
pengetahuan konsumen produk/jasa yang ditawarkan, untuk membujuk
calon customer agar membeli atau menggunakan produk/jasa tersebut, dan
untuk membedakan perusahaan satu dengan perusahaan lain (differentiate
the service) yang mendukung positioning jasa.
b. Personal Selling (tatap muka)
Personal selling mempunyai peranan yang penting dalam pemasaran
produk/jasa, karena interaksi secara personal antara penyedia jasa dan
konsumen sangat penting.
21
Sifat personal selling dapat dikatakan lebih luwes karena tenaga penjual
dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan
kebutuhan dan perilaku masing-masing calon pembeli.
c. Sales Promotion
Sales Promotion adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk
meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan
akhir.Point of sales promotion terdiri dari brosur, information sheets, dan
lain-lain.
d. Public Relation (PR)
Public Relation merupakan kiat pemasaran penting lainnya, dimana
perusahaan tidak harus berhubungan hanya dengan pelanggan, pemasok,
dan penyalur, tetapi ia juga harus berhubungan dengan kumpulan
kepentingan publik yang lebih besar.
e. Word of Mouth
Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam mempromosikan
jasa.Customer sangat dekat dengan pengiriman jasa, dengan kata lain
customer tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial
tentang pengalamannya dalam menerima jasa tersebut, sehingga word-of-
mouth ini sangat besar pengaruhnya dan dampaknya terhadap pemasaran jasa
dibandingkan dengan aktivitas komunikasi lainnya.
f. Direct Mail
Direct Mail merupakan kegiatan dalam bauran promosi melalui
pengiriman surat langsung.
22
D. Pariwisata dan Budaya
1. Pengertian Pariwisata
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan
melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap
masyarakat setempat. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak
yang luar biasa, yang mampu membuat masyarakat setempat mengalami
metamorphose dalam berbagai aspeknya (I Gede Pitana dan Putu G. Gayarti,
2005 : 109).
Sedangkan menurut Happy Marpaung (2002:13) dalam bukunya
Pengetahuan Kepariwisataan, Pariwisata adalah perpindahan sementara yang
dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan yang rutin.
Keluar dari tempat kediamannya. Aktivitas dilakukan selama mereka tinggal
ditempat yang dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Dan menurut Suyitno (2001) tentang Pariwisata sebagai berikut :
1. Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku wisata akan
kembali ke tempat asalnya.
2. Melibatkan beberapa komponen wisata, misalnya sarana transportasi,
akomodasi, restoran, obyek wisata, souvenir dan lain-lain.
3. Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenanga.
4. Tidak untuk mencari nafkah di tempat tujuan, bahkan keberadaannya
dapat memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat atau daerah
yang dikunjungi, karena uang yang di belanjakannya dibawa dari tempat
asal.
23
2. Jenis Pariwisata
Ada beberapa jenis pariwisata yang ada, Hal ini di kemukakan oleh
Pendit (1994:14) sebagai berikut :
a. Wisata Budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk
memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan
kunjungan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat,
kebiasan dan adat istiadat, cara hidup, kebudayan dan seni mereka.
b. Wisata Kesehatan yaitu perjalanan seseorang wisatawan yang bertujuan
untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia
tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan
rohani.
c. Wisata Olahraga yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan
tujuan untuk berolahraga atau memang sengaja untuk mengambil bagian
aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau Negara.
d. Wisata Komersial yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan untuk
mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial
seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.
e. Wisata Industri yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan
mahasiswa atau pelajar, atau orang-orang awam ke suatu tempat
perindustrian dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan penelitian.
f. Wisata Bahari yaitu perjalanan yang banyak dikaitkan dengan olahraga air
seperti danau, pantai atau laut.
24
g. Wisata Cagar Alam yaitu jenis wisata yang biasanya banyak
diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan
usaha-usaha dengan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam,
Taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya, yang
kelestariannya dilindungi oleh Undang-Undang.
h. Wisata Bulan Madu yaitu suatu perjalanan yang dilakukan bagi pasangan
pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas
khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan.
3. Tujuan Pariwisata
Tujuan pariwisata telah dijabarkan oleh para ahli di bidang pariwisata
sebagai optimalisasi pemanfaatan dan pengembangan sumber-sumber daya
pariwisata. Daerah tujuan wisata menurut Surjanto (dalam A. hari Karyono,
1997:11) yaitu daerah-daerah yang berdasarkan kesiapan prasarana dan sarana
dinyatakan siap menerima kunjungan wisatawan di Indonesia. Daerah tujuan
wisata diharuskan memiliki objek wisata dan daya tarik wisata (atraksi wisata)
sebagai media untuk menarik minat wisatawan.
Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan membawa perubahan
pada daerah tersebut. Perubahan yang dimaksud dapat bernilai positif jika
pengembangan pariwisata dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang
benar, yakni melalui perencanaan yang cermat dan matang supaya sesuai
dengan kondisi setempat. Namun demikian, jika pelaksanaannya tidak
direncanakan dengan baik maka justru akan membawa kerugian atau
berdampak negatif bagi daerah tempat pariwisata berkembang.
25
Sedangkan menurut Oka A. Yoeti (1997: 35) dalam bukunya “
Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata” dikatakan bahwa tujuan dari
pengembangan kepariwisataan adalah:
1). Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan Negara
serta masyarakat pada umumnya. Memperluas kesempatan serta lapangan kerja
dan mendorong kegiatan-kegiatan industri penunjang dan industri sampingan
lainnya.
2). Memperkenalkan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia.
3). Meningkatkan persaudaraan atau persahabatan nasional dan internasional.
4. Pengertian Budaya
Kata budaya diambil dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang
mempunyai arti bahwa segala sesuatu yang ada hubungannya dengan akal dan
budi manusia. Secara harfiah, budaya ialah cara hidup yang dimiliki
sekelompok masyarakat yang diwariskan secara turun temurun kepada generasi
berikutnya. Adapun perbedaan antara agama, suku, politik, pakaian, lagu,
bahasa, bangunan, maupun karya seni itu akan membuat terbentuknya suatu
budaya.
Menurut Soelaiman Soemardi dan Selo Soemardjanmenerangkan
bahwa suatu kebudayaan merupakan buah atau hasil karya cipta & rasa
masyarakat. Suatu kebudayaan memang mempunyai hubungan yang amat erat
dengan perkembangan yang ada di masyarakat.
26
E. Media Desain Komunikasi Visual
Ada berbagai macam bentuk media sebagai sarana penyampaian pesan
dari komunikator kepada komunikan diantaranya media audio berupa radio media
visual seperti brosur majalah surat kabar dan sebagainya. Serta media audio visual
berupa internet, televisi, dan sejenisnya.
Sinyal visual merupakan salah satu pendekatan pemrosesan informasi
yang berkaitan dengan media. Lambang-lambang naskah atau pesan visual yang
dirancang pada iklan dapat terwujud dalam berbagai bentuk dan perpaduan unsur
naskah atau tulisan pesan warna gambar dan komposisi. Pesan visual ini bertujuan
untuk membangkitkan impuls-impuls pada otak melalui indra penglihatan, agar
orang yang melihatnya akan memilah-milah serta melakukan aksi sesuai dengan
tujuan penyampaian pesan tersebut.
Media visual dianggap paling mudah dan murah dalam pembuatannya
karena media ini tidak memerlukan proses pembuatan yang rumit. Dalam kegiatan
komunikasi media visual juga memiliki kelemahan, yaitu media ini hanya bisa
dinikmati oleh orang dengan penglihatan normal (tidak tuna netra).
1. Media
Kata media berasal dari bahasa Latin “medius” yang secara harfiah berarti
”tengah”, ”perantara” atau ”pengantar”. Dalam bahasa Arab media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar
27
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “media /me·dia/ /média/ [n] (1)
alat; (2) alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film,
poster, dan spanduk; (3) yang terletak di antara dua pihak (orang, golongan,
dsb): wayang bisa dipakai sebagai -- pendidikan; (4) perantara; penghubung;
(5) zat hara yang mengandung protein, karbohidrat, garam, air, dan sebagainya
baik berupa cairan maupun yang dipadatkan dengan menambah gelatin untuk
menumbuhkan bakteri, sel, atau jaringan tumbuhan.” (http://kbbi.web.id/)
Menurut Jefkins (dalam Rahmat, 2012: 21), media periklanan meliputi
segenap yang dapat memuat atau membawa pesan-pesan penjualan kepada
calon pembeli. Pembelian media merupakan bisnis yang menuntut penanganan
yang penuh keahlian, mengingat sasarannya adalah mendapatkan iklan yang
paling efektif dengan biaya semurah-murahnya.
Menurut Sandra Moriarty (2009: 736) dalam bukunya yang berjudul
“Advertising”, media adalah saluran komunikasi yang memuat pesan iklan
untuk audiensi sasaran. Sandra Moriarty (2009: 274) juga menambahkan
definisi media, yaitu semacam perantara dalam model komunikasi-cara pesan
dikirim dan dikembalikan oleh sumber dan penerima.
Sandra Moriarty (2009: 20) menjelaskan bahwa media massa merupakan
faktor penting dalam perkembangan advertising sebab media massa
menawarkan jalan untuk menjangkau audiensi yang sangat luas. Media terdiri
28
dari kanal-kanal komunikasi yang membawa pesan dari pengiklan kepada
audiensi.
Media adalah alat atau sarana komunikasi untuk penyampaian pesan
pengiklan kepada konsumen dalam bentuk cetak maupun audio visual.
(Kamus Istilah Periklanan Indonesia, 1996, Jakarta: PT Balai Pustaka Utama).
Menurut Sumbo Tinarbuko dalam bukunya yang berjudul “Semiotika
Komunikasi Visual” (2009: 28) aplikasi perencanaan dan perancangan desain
iklan komersial maupun iklan layanan masyarakat (nonkomersial) senantiasa
melibatkan seluruh media periklanan yang meliputi: pertama media iklan lini
atas (above the line advertising), yakni: jenis-jenis iklan yang disosialisasikan
menggunakan sarana media massa komunikasi audio visual. Misalnya surat
kabar, majalah, tabloid, iklan radio, televisi, bioskop, internet, telepon seluler.
Pada umumnya, biro iklan yang bersangkutan mendapat komisi karena
pemasangan iklan tersebut. Kedua, media iklan lini bawah (below the line
advertising), yaitu kegiatan periklanan yang disosialisasikan tidak
menggunakan media massa cetak dan elektronik. Media yang digunakan
berkisar pada printed ad: poster, brosur, leaflet, folder, flyer, katalog, dan
merchandising: payung, mug, kaus, topi, dompet, pin, tas, kalender, buku
agenda, bolpoin, gantungan kunci. Ketiga, new media: ambient media,
guerillas advertising, theatrical advertising, dan adman.
Namun dengan berjalannya waktu, media semakin berkembang kearah
yang lebih dinamis. Seiring dengan internet yang semakin mudah dijangkau,
semakin marak pula media sosial yang berkembang dan digunakan oleh
29
banyak orang di hampir seluruh lapisan masyarakat. Hal ini menimbulkan
kecenderungan untuk memunculkan media yang baru yang berhubungan
dengan internet, sehingga memudahkan para audience menjangkau suatu
produk hanya dengan melihat di media sosial dan mencari informasinya
melalui search engine. Berdasarkan fenomena ini, muncul berbagai istilah
media baru yang memanfaatkan teknologi internet sebagai media utamanya.
Berhubungan dengan interaksi suatu produk dengan konsumen,
Amalia E. Maulana, brand consultant dan ethnographer di Etnomark
Consulting (2014) menjelaskan tentang istilah Moment of Truth, yaitu momen
penting interaksi antara konsumen dengan brand, pada saat brand dicoba (atau
dibeli). Bila ternyata janji-janji nya tidak terpenuhi, maka momen ini dianggap
gagal. Moment of Truthakan membuka, membeberkan „siapa‟ diri brand itu
sebenarnya. Ia juga menambahkan, dalam Personal Branding, Moment of
Truth konsep lama berarti saat dimana audience bertemu langsung dengan
Seseorang – apakah ia mendapatkan experience yang menyenangkan atau
sebaliknya.
Menurut Amalia E. Maulana (2014), ada 3 jenis momen interaksi
suatu brand dengan konsumennya:
a. The Second Moment of Truth (SMOT)
Menurut A.G. Lafley, CEO Procter & Gamble di tahun 2005, Moment of
Truth pada saat produk sudah dibeli dan dicoba bukanlah yang terpenting.
Ia menyebut momen ini sebagai Moment of Truth Kedua (The Second
Moment of Truth/SMOT).
30
b. The First Moment of Truth (FMOT)
Menurut Lafley, FMOT lebih penting lagi dibandingkan dengan SMOT.
FMOT adalah pada saat saat konsumen bertemu langsung dengan brand di
rak display. Disana, pada saat ia sedang berada di zona terdekat dengan
brand, sedang berada di hadapannya, disitulah kekuatan sebuah brand
diuji. Sukseskah ia menarik hati dan membuat seorang konsumen
membelinya?
c. Zero Moment of Truth (ZMOT)
Jim Lecinski dari Google membuat terobosan dengan memperkenalkan
istilah baru yang masih berkaitan dengan moment of truth ini dengan
nama“Zero Moment of Truth”
ZMOT diyakini jauh lebih penting daripada FMOT dan SMOT ala P&G.
Menurut Google, saat seseorang akan membeli produk – baik itu sekedar
snack, atau tiket konser hingga liburan ke Paris – dunia Internet bisa
mengubah cara ia memutuskan brand apa yang akan dipilihnya.
(http://amaliamaulana.com/)
Menurut Brand24, Zero Moment of Truth merupakan sebuah
konsep pemasaran yang mengacu pada keputusan pembelian pelanggan
dan tidak terjadi dengan sendirinya. Pada teori ini konsumen yang
ditargetkan bukanlah konsumen yang dipengaruhi oleh iklan suatu produk,
brand atau layanan, melainkan model konsumen yang secara aktif mencari
informasi mengenai pandangan dan bahkan andil dalam berbagai forum
mengenai suatu produk yang diminatinya. Aktivitas inilah yang menjadi
31
dasar ZMOT dan semestinya perusahaan cukup jeli pada tahap ini, agar
dapat memahami dan membimbing keputusan pelanggan tersebut.
(http://brand24.co.id/)
Untuk konsumen masa kini, Pre-shopping Moment adalah saat-saat
penting. Saat mencari informasi tentang sebuah produk (ZMOT) ternyata
bisa lebih penting lagi daripada saat berada di outlet (FMOT) dan saat
menggunakannya (SMOT).
ZMOT mengingatkan kita akan pentingnya menjaga First
Impression dan ini merupakan pintu gerbang terpenting sebelum berbagai
interaksi lanjutan (membeli produk atau memilih Tokoh).
(http://amaliamaulana.com/)
Media adalah salah satu dari area praktik komunikasi pemasaran
yang paling dinamis dan cepat berubah. Dalam buku “Advertising”,
Sandra Moriarty (2009: 269) menjelaskan tentang lima tren penting yang
menggerakkan perubahan area media yang diidentifikasi oleh profesor dan
pakar media, Don Jugenheimer, yaitu konvergensi, interaktivitas,
keterlibatan, komoditisasi, dan kadensi (cadence).
a. Konvergensi : digitalisasi media, dimana semua media massa
menyimpan dan mengirimkan inormasi dengan format digital, dan
integrasi media untuk bekerjasama satu sama lain.
b. Interaktivitas : audiensi dapat mengirim pesan balik ke media atau
saling berkirim pesan sesama audiensi.
32
c. Keterlibatan : mempertahankan audiensi melalui media dengan
menggunakan pesan interaktif.
d. Komoditisasi : ketika banyak tipe produk menjadi makin mirip
dan sama di mata konsumen. Media iklan juga bernasib sama.
e. Kadensi : mencerminkan jejak perubahan kehidupan dewasa ini.
Segala sesuatu makin cepat bergerak, rentang perhatian makin pendek,
dan audiensi ingin tidak banyak dibanjiri iklan.
Dalam buku “Advertising”, Sandra Moriarty (2009: 278)
menjelaskan mengenai rencana media. Tantangan bagi pengiklan adalah
bagaimana mengelola semua peluang media dan memaksimalkan efisiensi
anggaran sekaligus menjangkau setiap konsumen potensial. Semua
keputusanini dilakukan dalam rencana media, yang mengidentifikasi
media terbaik untuk menyampaikan pesan secara efisien kepada audiensi
sasaran. Rencana media adalah subbagian di dalam rencana advertising
yang memiliki tujuan, strategi, dan taktik tersendiri. Sandra Moriarty
(2009: 281) juga menambahkan bahwa tujuan dari kebanyakan rencana
media adalah menjangkau orang sebanyak mungkin di dalam audiensi
sasaran dan sesering mungkin sesuai dengan anggaran yang tersedia.
Menurut Denis McQuail (2011: 79) dalam bukunya yang berjudul
“McQuail‟s Mass Communication Theory” Edisi 6-Buku 2, motif utama
studi konten media adalah sebagai berikut:
a. Menggambarkan dan membandingkan keluaran media.
b. Membandingkan media dengan realitas sosial.
33
c. Konten media sebagai cerminan nilai dan keyakinan sosial budaya.
d. Membuat hipotesis mengenai fungsi dan efek media.
e. Mengevaluasi kinerja media.
f. Studi mengenai bias media.
g. Analisis khalayak.
h. Menjawab pertanyaan mengenai genre, analisis tekstual dan wacana,
naratif, serta bentuk lain.
i. Rating dan klasifikasi konten.
2. Desain Komunikasi Visual
Arti kata desain dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kerangka
bentuk; rancangan. Pengertian umumnya, desain diartikan merancang,
menciptakan bentuk, termasuk juga memilih unsur-unsurnya, kemudian
menyusun, mengolah, dan membentuknya sehingga mewujudkan suatu
kesatuan “bentuk ciptaan” yang mengandung kaidah, rasa, dan nilai estetik. Di
dalamnya terdapat suatu proses mulai dari ide, memilih, menyusun,
memecahkan masalah, dan sebagainya dengan tujuan-tujuan menciptakan
suatu tatanan atau susunan.
Menurut Sumbo Tinarbuko (2009: 32) dalam bukunya yang berjudul
“Semiotika Komunikasi Visual”, desain adalah suatu konsep untuk
memecahkan fenomena bentuk, bahan, teknik, rupa, pemakaian, dan fungsi
guna yang dinyatakan dalam bentuk dan gambar. Semua itu diabdikan untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
34
Menurut Widagdo (dalam Prima, 2013: 10), Desain adalah salah satu
manifestasi kebudayaan yang berwujud dan merupakan produk nilai-nilai
untuk status kurun waktu tertentu. Menurut The Columbia Encyclopedia
pengertian desain dibagi menjadi 3:
a. Merupakan rencana atau susunan garis, bentuk, massa, dan ruang dalam
satu kesatuan.
b. Penciptaan untuk melayani kebutuhan fungsional, seperti arsitektur, desain
produk industri, dan lain-lain, atau dapat pula sebagai ekspresi estetis yang
bersifat pribadi.
c. Tahap-tahap persiapan suatu pekerjaan seni; atau merupakan elemen-
elemen yang dikomposisikan pada suatu karya seni.
Desain merupakan aturan dari bagian-bagian ke dalam sebuah koherensi
yang menyeluruh. Ada pula yang mengartikannya sebagai berikut: desain
adalah rancangan, pola dua maupun tiga dimensional, memilih dan menyusup,
memecahkan masalah yang bertujuan menciptakan susunan atau organisasi.
Suatu desain yang baik biasanya memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Memenuhi maksud atau fungsi dan kaidah estetika.
b. Memenuhi proporsi terencana menurut kegunaannya.
c. Sesuai dengan material yang dipergunakan.
d. Sederhana.
Menurut Widagdo ( 2013: 10)Komunikasi berasal dari kata dalam bahasa
latin “communis”, yang berarti ”sama” (dalam bahasa Inggris common).
Komunikasi dianggap sebagai proses menciptakan suatu kesamaan
35
(commonness) atau suatu kesatuan pemikiran antara pengirim dengan
penerima. Kesamaan pemikiran ini membutuhkan adanya hubungan saling
berbagi (sharing) antara pengirim (pengiklan, misalnya) dengan penerima
(konsumen).
Menurut Denis McQuail (2011: 324) dalam bukunya yang berjudul
“McQuail‟s Mass Communication Theory” Edisi 6-Buku 2, komunikasi
memiliki banyak makna dan definisi, tetapi gagasan utamanya adalah proses
dari kesamaan yang meningkat atau berbagi di antara partisipan yang berbasis
pengiriman dan penerimaan „pesan‟. Ketidaksetujuan teoritis muncul diantara
apakah kita sebaiknya memandang komunikasi sebagai transmisi atau ekspresi
beberapa pesan dengan sendirinya tanpa bukti penerimaan atau efek atau
penyelesaian urutan. Dimensi yang paling penting dari komunikasi, yaitu dua
hal: derajat respon atau umpan balik (satu arah versus proses interktif); dan
derajat dimana hubungan komunikasi juga merupakan hubungan sosial. Secara
umum, teknologi modern meningkatkan kemungkinan dan kecenderungan
komunikasi (penyebaran atau pertukaran pesan) yang terlepas dari basis sosial
manapun.
Kata komunikasi juga berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”.
Dengan demikian maka secara garis besar dalam duatu proses komunikasi
harus terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran
pikiran dan pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan
(penerima pesan).
Tujuan-tujuan komunikasi adalah sebagai berikut :
36
a. Mendorong sikap positif terhadap produk/jasa dan mempengaruhi niat
(intensions).
b. Membangkitkan keinginan akau suatu kategori produk/jasa.
c. Menciptakan kesadaran akan merek (brand awareness).
d. Memfasilitasi pembelian.
Unsur-unsur proses komunikasi adalah sebagai berikut :
a. Sumber (source) atau pengirim: adalah orang atau kelompok orang yang
memiliki pemikiran untuk disampaikan kepada orang atau kelompok orang
yang lain.
b. Encoding: adalah suatu proses menterjemahkan pemikiran ke dalam
bentuk-bentuk simbolis.
c. Decoding: melibatkan aktifitas yang dilakukan pihak-pihak penerima
dalam mengartikan pesan pemasaran.
d. Pesan (message): adalah suatu ekspresi simbolis dari pemikiran sang
pengirim.
e. Saluran penyampaian pesan (message chanel): adalah suatu saluran yang
dilalui pesan dari pihak pengirim, untuk kemudian disampaikan kepada
pihak penerima.
f. Penerima (receiver): adalah orang atau kelompok orang yang mereka
pihak si pengirim berusaha untuk menyampaikan ide-idenya.
g. Umpan balik (feedback): untuk menentukan apakah pesan sampai pada
target secara akurat atau apakah pesan tersebut perlu diubah untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas di benak penerima.
37
h. Noise: gangguan atau distorsi yang dapat terjadi pada tahap manapun
dalam proses komunikasi.
Sebagai dasar pengembangan kegiatan promosi adalah komunikasi.
Berikut adalah definisi dari komunikasi pemasaran:
Komunikasi adalah sarana yang menghubungkan antar manusia lewat
perantaraan media. Sedangkan visual adalah sesuatu yang bersifat kasat
mata.
Dengan demikian, desain komunikasi visual adalah perancangan yang
menghubungkan antar manusia lewat perantara media yang bersifat kasat
mata.
Menurut Adi Kusrianto (2007: 2) dalam bukunya yang berjudul
“Pengantar Desain Komunikasi Visual” menurut definisinya, Desain
Komunikasi Visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari
konsep-konsep komuunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai
media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan
mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan
huruf, serta komposisi warna serta layout (tata letak atau perwajahan).
Dengan demikian, gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang
menjadi sasaran penerima pesan.
Adi Kusrianto (2007: 12) juga menjelaskan tiga makna yang saling
berkaitan dalam Desain Komunikasi Visual, yaitu:
Desain : Berkaitan dengan perancangan estetika, cita rasa, serta
kreatifitas.
38
Komunikasi : Ilmu yang bertujuan menyampaikan maupun sarana untuk
menyampaikan pesan.
Visual : Sesuatu yang dapat dilihat.
Menurut Sumbo Tinarbuko (2009: 23) dalam bukunya yang
berjudul “Semiotika Komunikasi Visual”, Desain Komunikasi Visual
adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya
kreatif, yang dialpikasikan dalam pelbagai media komunikasi visual
dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri atas gambar (ilustrasi),
huruf dan tipografi, warna, komposisi, dan layout. Semua itu dilakukan
guna menyampaikan pesan secara visual, audio, dan/atau audio visual
kepada target sasaran yang dituju.
Dalam bukunya yang berjudul “Semiotika Komunikasi Visual”,
Sumbo Tinarbuko (2009: 23-24) mengutip Widagdo (1993: 31), desain
komunikasi visual dalam pengertian modern adalah desain yang dihasilkan
dari rasionalitas, dilandasi pengetahuan bersifat rasional, dan prakmatis.
Jagad desain komunikasi visual senantiasa dinamis, penuh gerak dan
perubahan karena peradaban dan ilmu pengetahuan modern
memungkinkan lahirnya industrialisasi. Sebagai produk kebudayaan yang
terkait dengan sistem sosial dan ekonomi, desain komunikasi visual juga
berhadapan dengan konsekuensi sebagai produk massa dan konsumsi
massa.
Terkait dengan fakta diatas, T. Sutanto (2005: 15-16) menyatakan
bahwa desain komunikasi visual senantiasa berhubungan dengan
39
penampilan rupa yang dapat diserap orang banyak dengan pikiran maupun
perasaan. Rupa yang mengandung pengertian atau makna, karakter, serta
suasana yang mampu dipahami (diraba dan dirasakan) oleh khalayak
umum atau terbatas.
Dalam pandangan Sanyoto (2006: 8), desain komunikasi visual
memiliki pengertian secara menyeluruh, yaitu rancangan sarana
komunikasi yang bersifat kasat mata.
Dalam bukunya, Sumbo Tinarbuko (2009: 28) juga menjelaskan
bahwa desain komunikasi visual merupakan salah satu bagian dari seni
tarap yang mempelajari perencanaan dan perancangan pelbagai bentuk
informasi komunikasi visual. Perjalanan kreatifnya diawali dari
menemukenali permasalahan komunikasi visual; mencari data verbal dan
visual; menyusun proses kreatif yang berlandaskan pada karakteristik
target sasaran; sampai dengan penentuan visualisasi final desain untuk
mendukung tercapainya sebuah komunikasi verbal-visual yang fungsional,
persuasif, artistik, estetik, dan komunikatif.
Artinya, menurut Sumbo Tinarbuko, desain komunikasi visual
dapat dipahami sebagai salah satu upaya pemecahan masalah (komunikasi,
komunikasi visual) untuk menghasilkan suatu desain yang paling baru
diantara desain yang baru. (Tinarbuko, 1998: 66)
Dalam bukunya yang berjudul “Semiotika Komunikasi Visual”,
Sumbo Tinarbuko (2009: 32) mengutip Umar Hadi (1998), bahwa sebagai
bahasa, desain komunikasi visual adalah ungkapan ide dan pesan dari
40
perancang kepada masyarakat yang dituju melalui simbol-simbol berwujud
gambar, warna, dan tulisan. Ia akan komunikatif apabila bahasa yang
digunakan itu mudah dimengerti oleh khalayak sasarannya. Ia juga akan
berkesan apabila dalam penyajiannya tersebut terdapat suatu keunikan
sehingga ia tampil secara istimewa, mudah dibedakan dengan yang
lainnya. Maka, dalam berkomunikasi, diperlukan sejumlah pengetahuan
yang memadai sekitar target sasaran yang akan dituju dan bagaimana cara
terbaik untuk berkomunikasi dengan mereka. Semakin baik dan lengkap
pemahaman kita terhadap hal-hal tersebut, akan semakin mudan
menciptakan bahasa visual yang komunikatif.
Dalam bukunya yang berjudul “Semiotika Komunikasi Visual”,
Sumbo Tinarbuko (2009: 32) mengutip dari Jewler dan Drewniany (2001:
57) dalam hal bentuk atau visualisasinya, desain komunikasi visual
berhadapan dengan sejumlah alat,teknik, bahan, dan ketrampilan.
Ungkapan yang baik akan lebih bernilai apabila didukung denganteknik
penyampaian yang baik dan ditunjang kepiawaian dalam mewujudkannya.
Seperangkat alat yang dimanfaatkan oleh desain komunikasi visual antara
lain adalah aspek visual yang meliputi bentuk ilustrasi, layout, warna, serta
aspek verbal yang terdiri atas teks dan tipografi.
Adapun ruang lingkup desain komunikasi visual ini diantaranya
meliputi:
a. Desain Grafis Periklanan (Advertising)
b. Animasi
41
c. Desain Identitas Usaha (Corporate Identity)
d. Desain Marka Lingkungan (Environmental Graphics)
e. Desain Multimedia
f. Desain Grafis Industri (promosi)
g. Desain Grafis Media (buku, surat kabar, majalah, dll.)
h. Cergam (komik) dan Karikatur
i. Fotografi, Tipografi, dan Ilustrasi