BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi -...

32
9 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi 2.1.1. Program Supervisi Menurut Good Carter (dalam Sahertian, 2008: 17) bahwa program supervisi adalah rencana atau usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas–petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, metode, dan evaluasi pengajaran. Mc Nerney (dalam Sahertian, 2008: 17) menyatakan bahwa program supervisi adalah suatu prosedur, memberi arah dan mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran. Menurut Kimball Wiles (dalam Sahertian, 2008: 18) program supervisi adalah bantuan yang diberikan untuk memperbaiki situasi belajar mengajar agar dapat menjadi lebih baik. Seorang supervisor yang baik sebaiknya memiliki lima ketrampilan, yaitu: Ketrampilan dalam hubungan kemanusiaan, Ketrampilan dalam proses kelompok, Ketrampilan dalam kepemimpinan pendidikan, Ketrampilan dalam mengatur tenaga kependidikan, Ketrampilan dalam evaluasi. Semua definisi tentang program supervisi di atas bersifat umum, dan dalam perkembangannya supervisi

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi -...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

9

BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Supervisi

2.1.1. Program Supervisi

Menurut Good Carter (dalam Sahertian, 2008: 17)

bahwa program supervisi adalah rencana atau usaha dari

petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan

petugas–petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran,

termasuk menstimulasi, merevisi tujuan-tujuan

pendidikan, bahan pengajaran, metode, dan evaluasi

pengajaran.

Mc Nerney (dalam Sahertian, 2008: 17)

menyatakan bahwa program supervisi adalah suatu

prosedur, memberi arah dan mengadakan penilaian

secara kritis terhadap proses pengajaran.

Menurut Kimball Wiles (dalam Sahertian, 2008:

18) program supervisi adalah bantuan yang diberikan

untuk memperbaiki situasi belajar mengajar agar dapat

menjadi lebih baik. Seorang supervisor yang baik

sebaiknya memiliki lima ketrampilan, yaitu:

Ketrampilan dalam hubungan kemanusiaan,

Ketrampilan dalam proses kelompok, Ketrampilan

dalam kepemimpinan pendidikan, Ketrampilan

dalam mengatur tenaga kependidikan, Ketrampilan dalam evaluasi.

Semua definisi tentang program supervisi di atas

bersifat umum, dan dalam perkembangannya supervisi

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

10

kemudian difokuskan ke dalam batasan yang lebih

spesifik, yaitu supervisi pengajaran (Sagala, 2010: 88).

Supervisi pengajaran adalah segala sesuatu yang

dilakukan oleh personalia sekolah untuk memelihara atau

mengubah apa yang dilakukan sekolah dengan cara yang

langsung mempengaruhi proses belajar mengajar dalam

usaha meningkatkan proses belajar siswa.

Menurut Sagala (2010: 89) Supervisi pengajaran

adalah tindak laku pejabat yang dirancangkan oleh

lembaga yang langsung berpengaruh terhadap

perilaku guru dalam berbagai cara untuk membantu cara belajar siswa dan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan oleh lembaga.

Dari definisi para ahli di atas tentang supervisi

dapat disimpulkan bahwa kegiatan pokok supervisi

adalah melakukan pembinaan kepada lembaga pada

umumnya dan kepada guru, kepala sekolah pada

khususnya agar kualitas pembelajarannya meningkat.

Sebagai dampak meningkatnya kualitas pembelajaran,

tentu dapat meningkat pula prestasi belajar siswa, dan

itu berarti akan meningkat pula kualitas lulusan dari

lembaga/sekolah tersebut. Jika perhatian supervisi sudah

tertuju pada keberhasilan siswa dalam memperoleh ilmu

pengetahuan dan ketrampilan maka berarti kegiatan

supervisi sudah sesuai dengan tujuan. Supervisi

dibedakan menjadi dua yaitu supervisi akademik dan

supervisi manajerial/administrasi.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

11

2.1.2. Supervisi Akademik

Supervisi akademik merupakan usaha yang

sifatnya membantu atau melayani guru agar dia dapat

memperbaiki, mengembangkan, dan bahkan

meningkatkan proses belajar mengajar, serta dapat pula

mempersiapkan kondisi belajar siswa yang efektif dan

efisien untuk mencapai tujuan dan meningkatkan mutu

pendidikan. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh

Arikunto (2009:12) bahwa supervisi akademik bukan

hanya dapat membantu guru dalam memahami

pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai

tujuannya, tapi juga membantu guru dalam memahami

keadaan dan kebutuhan siswa, sebagai dasar analisis

dalam menyusun rencana kegiatan belajar mengajar

secara tepat.

Menurut Mulyasa (2013:112) salah satu supervisi

akademik yang populer adalah supervisi klinis, yang

memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan

perintah), sehingga inisiatif tetap berada di tangan

tenaga kependidikan.

b. Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang

dikaji bersama kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan.

c. Instrumen dan metode observasi dikembangkan

bersama oleh guru dan kepala sekolah.

d. Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan

dengan mendahulukan interpretasi guru. e. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara

tatap muka, dan supervisor lebih banyak

mendengarkan serta menjawab pertanyaan guru dari

pada memberi saran dan pengarahan.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

12

f. Supervisi klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan awal, pengamatan, dan umpan balik.

g. Adanya penguatan dan umpan balik kepala sekolah

sebagai supervisor terhadap perubahan perilaku

guru yang positif sebagai hasil pembinaan.

h. Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan dan memecahkan

suatu masalah.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa supervisi akademik adalah

serangkaian kegiatan untuk membantu guru dalam

mengembangkan kemampuannya mengelola proses

pembelajaran guna mencapai tujuan.

2.1.3. Tujuan Supervisi Akademik

Tujuan supervisi akademik adalah memberikan

layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas

mengajar guru di kelas yang pada gilirannya dapat

meningkatkan kualitas belajar siswa (Aqib & Rohmanto,

2007:190). Hal ini dimaksudkan bukan saja untuk

memperbaiki kemampuan guru mengajar tetapi juga

untuk pengembangan potensi dan kualitas guru sebagai

berikut:

a. Mengembangkan kurikulum yang sedang digunakan di

sekolah.

b. Meningkatkan mutu proses kegiatan belajar mengajar

di sekolah.

c. Mengembangkan kemampuan seluruh staf di sekolah.

Untuk dapat tercapai tujuan dan maksud

supervisi akademik, maka harus tahu sasaran supervisi

akademik tersebut. Sasaran supervisi akademik adalah

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

13

guru dalam melaksanakan proses kegiatan belajar

mengajar yang terdiri dari materi pokok dalam proses

pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

metode pembelajaran, penggunaan alat peraga dan media

pembelajaran, penilaian kegiatan dan hasil kegiatan

pembelajaran serta penelitian tindakan kelas.

Glickman (dalam Pusbangtendik, 2015:16) tujuan

supervisi akademik yaitu membantu guru mengembangkan potensinya, mengembangkan

kurikulum, mengembangkan kelompok kerja guru,

dan membimbing penelitian tindakan kelas.

2.1.4. Prosedur Supervisi Akademik

Prosedur supervisi akademik merupakan

rangkaian kegiatan supervisi untuk memberikan bantuan

dan bimbingan kepada kepala sekolah dan guru agar

termotivasi melakukan perbaikan-perbaikan yang

diperlukan dalam bidang akademik dengan cara memilih

pendekatan, metode, dan tehnik supervisi yang tepat

sesuai tujuan yang ingin dicapai (Pusbangtendik,

2015:17). Prosedur pelaksanaan supervisi akademik

terdiri atas:

a. Tahap persiapan, meliputi menyiapkan instrumen dan menyiapkan jadwal bersama,

b. Tahap pelaksanaan, yaitu pelaksanaan observasi

supervisi baik secara langsung maupun tidak

langsung,

c. Tahap pelaporan, meliputi: mengidentifikasi hasil

pengamatan pada saat observasi, menganalisis hasil supervisi, mengevaluasi bersama antara supervisor

dengan kepala sekolah dan guru, dan membuat

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

14

catatan hasil supervisi yang didokumentasikan sebagai laporan,

d. Tahap tindak lanjut, meliputi: mendiskusikan dan

membuat solusi bersama, memberitahukan hasil

pelaksanaan supervisi akademik, dan

mengkomunikasikan hasil pelaksanaan supervisi akademik kepada kepala sekolah dan guru.

2.2. Kepala Sekolah

Kepala sekolah harus dapat berfungsi sebagai

edukator, manajer, administrator, supervisor, leader,

inovator dan motivator (EMASLIM).

Kepala sekolah sebagai edukator artinya kepala

sekolah harus mempunyai strategi yang tepat untuk

meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan disekolahnya, kepala sekolah sebagai manajer

artinya kepala sekolah harus mampu

merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan,

memimpin dan mengendalikan para anggota organisasi yang dipimpin, kepala sekolah sebagai administrator maksudnya kepala sekolah mampu

dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi

yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan

pendokumenan seluruh program sekolah, kepala sekolah sebagai supervisor artinya kepala sekolah

mampu menyupervisi pekerjaan yang dilakukan tenaga kependidikan, kepala sekolah sebagai leader

harus mampu memberikan petunjuk dan

pengawasan, membuka komunikasi dua arah, dan

mendelegasikan tugas, kepala sekolah sebagai inovator artinya memiliki strategi yang tepat, mencari

gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, sebagai motivator kepala sekolah harus mampu

memberi motivasi kepada tenaga kependidikan

untuk melaksanakan tugas dan fungsinya. (Mulyasa,

2006: 98)

Dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selaku

supervisor dalam melaksanakan supervisi akademik

harus menyusun konsep kegiatan supervisi yaitu

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

15

penyusunan dokumen perencanaan pembinaan,

pemantauan, penilaian, dan serangkaian kegiatan yang

membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam

mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

2.3. Kinerja Mengajar Guru

Robbins (dalam Karwati & Priansa, 2013:83)

menyatakan bahwa kinerja merupakan keadaan di mana

individu atau kelompok berfungsi untuk melaksanakan

tugas.

Suhardiman (2012:29) menyatakan bahwa kinerja

pada dasarnya merupakan hasil dari suatu pekerjaan.

Hasil ini merupakan akhir dari pekerjaan yang

dipengaruhi oleh sumber daya dan lingkungan yang

berinteraksi secara bersama-sama untuk mencapai

tujuan. Jika hasil dari suatu kinerja dapat mencapai atau

melebihi dengan yang diharapkan, baik secara kualitas

maupun kuantitas, maka hasil tersebut dapat dikatakan

memuaskan. Sebaliknya jika hasil di bawah standar yang

diharapkan maka dikatakan kurang baik.

Menurut Supardi (2014:47) “Kinerja adalah hasil

kerja yang telah dicapai oleh seseorang dalam suatu

organisasi untuk mencapai tujuan, berdasarkan atas standarisasi atau ukuran dan waktu yang

disesuaikan dengan jenis pekerjaannya dan sesuai

norma dan etika yang telah ditetapkan”.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

16

Berdasarkan beberapa pengertian di atas ada

persamaan tentang pengertian kinerja yaitu kinerja

merupakan prestasi seseorang baik secara individu

maupun kelompok untuk mencapai tujuan dalam waktu

tertentu. Tetapi ada beberapa perbedaan antara lain

kinerja berdasarkan prestasi seseorang dapat

menyelesaikan pekerjaan, kualitas dan kuantitas, kinerja

merupakan pergeseran paradigma. Selain itu dapat

disimpulkan pula bahwa kinerja merupakan prestasi yang

unjuk kerja (performance) secara individu atau kelompok

yang dibuktikan dengan output sesuai target yang telah

ditentukan secara kualitas dan kuantitas oleh sebuah

lembaga untuk mencapai tujuan. Kinerja seseorang

didukung oleh beberapa faktor antara lain kompetensi

seseorang, lingkungan, iklim kerja dan tentunya umpan

balik yang berupa gaji.

Dalam UU No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen, Bab IV Bagian kedua tentang Hak dan Kewajiban

Guru Pasal 20 menjelaskan bahwa: “Dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban

Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses

pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan

mengevaluasi hasil pembelajaran.”

Kinerja mengajar merupakan penampilan kerja

yang dilakukan oleh seorang guru dalam menjalankan

tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

17

bimbingan belajar yang berisi pengetahuan dan

keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan

prestasi peserta didik. Kinerja mengajar yang baik

merupakan salah satu prasyarat bagi keberhasilan dan

kesuksesan proses belajar mengajar. Dengan demikian

untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan,

guru dituntut untuk senantiasa mampu tampil dengan

baik.

Kinerja mengajar guru sebagaimana yang telah

dikemukakan yaitu berhubungan dengan tugas guru

sebagai pengajar di kelas. Kinerja mengajar guru yang

baik tentunya tergambar pada penampilan kemampuan

akademik maupun kemampuan profesi, artinya mampu

mengelola proses belajar mengajar di dalam kelas dan

mendidik siswa di luar kelas dengan sebaik-baiknya demi

mencapai hasil belajar yang maksimal.

Berdasarkan uraian diatas, maka tugas guru

dalam mengajar harus memiliki kemampuan

merencanakan, melaksanakan dan menilai hasil proses

belajar mengajar. Hal tersebut merupakan perwujudan,

penampilan atau kinerja mengajar guru dalam

melaksanakan tugas profesinya sebagai pengajar.

Untuk mengetahui kinerja seseorang perlu adanya

evaluasi kinerja. Menurut Dessler dalam Sudarmanto

(2014:251) penilaian kinerja adalah sesuatu proses yang

meliputi:

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

18

(1) penetapan standar prestasi kerja, (2) penilaian prestasi kinerja aktual karyawan dalam hubungan

dengan standar, (3) memberi umpan balik kepada

seseorang dengan tujuan memotivasi prestasi kerja.

Jadi kinerja perlu diadakan penilaian secara

sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan seseorang

dan kinerja suatu organisasi. Di samping itu untuk

menentukan tindak lanjut secara tepat, memberikan

tanggapan yang lebih baik untuk peningkatan kinerja di

masa mendatang yang lebih baik dan sebagai dasar untuk

promosi jabatan, peningkatan karir dan penentuan

imbalan yang sesuai.

2.4. Peningkatan Mutu Pembelajaran

Menurut Arcaro (2006:75) mutu adalah sebuah

proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang

dihasilkan. Untuk meningkatkan mutu perlu proses dan

tata kerja yang teratur dilakukan secara terus-menerus.

Mutu sebuah lembaga pendidikan menjadi tanggung

jawab semua personal yang ada, sedangkan mutu

pembelajaran menggambarkan kompetensi dari guru di

lembaga pendidikan tersebut.

Untuk mendukung peningkatan mutu

pembelajaran di sekolah dasar yang perlu diperhatikan

adalah latar belakang pendidikan dari pengajar harus

memenuhi syarat sesuai dengan tuntutan dunia

pendidikan dasar. Seperti yang disyaratkan dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 pasal 29

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

19

ayat 2 menyatakan, bahwa pendidik pada SD/MI, atau

bentuk lain yang sederajat memiliki:

a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma

empat (D-IV) atau sarjana (S-1). b. Latar belakang pendidikan tinggi di bidang

pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau

psikologi.

c. Sertifikasi profesi guru untuk SD/MI.

Menurut Usman (2014:543) mutu adalah produk

atau jasa yang sesuai dengan standar mutu yang telah

ditetapkan dan memuaskan pelanggan.

Sesuai dengan pendapat di atas, disimpulkan

bahwa pembelajaran dikatakan bermutu apabila

pelaksanaan pembelajaran di sekolah bisa menghasilkan

keluaran (output) yang lebih baik, karena setiap rangkaian

pekerjaan merupakan sebuah usaha untuk memberikan

sumbangan pada penciptaan keluaran yang memuaskan

pelanggan. Di lembaga pendidikan pelanggan adalah

orang tua murid, masyarakat dan lembaga pengguna

hasil (keluaran). Dalam menunjang terpenuhinya

pembelajaran bermutu tentunya diperlukan

pendidik/guru yang profesional, sehingga mutu

pembelajaran bisa memenuhi standar yang diharapkan.

Danim (2013:17) menyatakan bahwa guru

merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas

utama itu akan efektif jika guru memiliki derajat

profesionalitas tertentu yang tercermin dari

kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

20

keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma dan etika tertentu.

Peningkatan kompetensi guru melalui berbagai

kegiatan profesionalisme guru adalah salah satu upaya

untuk peningkatan mutu pembelajaran, karena dengan

kompetensi guru yang meningkat akan meningkat pula

kemempuan guru dalam melakukan praktik pembelajaran

di sekolah.

Menurut Hikmat (2011:285) seseorang dianggap

profesional apabila dalam mengerjakan tugasnya, ia

selalu berpegang teguh pada etika kerja, independent

(bebas dari tekanan pihak luar), cepat (produktif), tepat

(efektif), efesien, dan inovatif, serta berdasarkan pada

prinsip-prinsip pelayanan prima yang didasarkan pada

unsur-unsur:

(1) ilmu atau teori yang sistematis, (2) kewenangan

profesional yang diakui oleh klien, (3) sanksi dan

pengakuan masyarakat akan keabsahan

kewenangannya, (4) kode etik dan regulatif.

Proses pembelajaran yang bermutu melibatkan

berbagai input pembelajaran seperti peserta didik

(kognitif, afektif, dan psikomotorik), bahan belajar,

metodologi yang bervariasi sesuai kemampuan guru,

sarana sekolah, dukungan administrasi, sarana

prasarana, sumber daya lainnya dan penciptraan suasana

yang kondusif. Mutu pembelajaran di sekolah ditentukan

melalui metode, input, suasana kondusif dan kemampuan

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

21

memberdayakan sumber daya yang ada (guru) untuk

peserta didik dalam pembelajaran secara produktif

Menurut Karwati & Priansa (2013) Mutu

pembelajaran merupakan hasil pendidikan yang

ditentukan oleh beberapa faktor pendukung antara lain:

1) peserta didik, 2) pendidik yaitu kompetensi guru

yang meliputi kemampuan guru dalam

melaksanakan manajemen proses pembelajaran, kemampuan guru dalam menggunakan metode

mengajar secara bervariasi, dan kelengkapan

administrasi sebagai pendukung keberhasilan

pembelajaran, 3) sarana prasarana yang memenuhi

standar kebutuhan artinya sesuai dengan yang

dibutuhkan saat mengajar, (4) suasana kondusif sangat mendukung mutu pembelajaran.

Menurut Mustakim (2008) Kepemimpinan kepala

sekolah dan kreativitas yang profesional, inovatif, kreatif,

merupakan salah satu tolok ukur dalam peningkatan

mutu pembelajaran di sekolah, karena kedua elemen ini

merupakan figur yang bersentuhan langsung dengan

proses pembelajaran, kedua elemen ini merupakan figure

sentral yang dapat memberikan kepercayaan kepada

masyarakat akan terlihat dari output dan outcome yang

dilakukan pada setiap periode. Jika pelayanan yang baik

kepada masyarakat maka mereka akan secara sadar dan

secara otomatis akan membantu segala kebutuhan yang

diinginkan oleh pihak sekolah, sehingga dengan demikian

maka tidak akan sulit bagi pihak sekolah untuk

meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan

di sekolah.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

22

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka

peneliti menyimpulkan bahwa peningkatan mutu

pembelajaran atau pendidikan yang berkualitas secara

keseluruhan berkaitan dengan kualitas/kompetensi guru,

karena guru merupakan ujung tombak dalam upaya

peningkatan kualitas (mutu) pembelajaran dan hasil

pendidikan. Untuk itu, seorang guru harus memenuhi

persyaratan sebagai guru profesional dengan kompetensi

yang harus dimiliki: kompetensi pribadi, kompetensi

sosial, koimpetensi pedagogik, dan kompetensi profesional

mengajar. Untuk meningkatkan kompetensi tersebut bisa

ditempuh dengan beberapa program pelatihan dan diklat

serta kegiatan yang mendukung profesionalisme dan

pengembangan karir guru karena dengan profesional yang

meningkat berarti akan memberikan konstribusi dalam

peningkatan mutu pembelajaran di sekolah.

Selain guru, mutu pembelajaran masih

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: siswa

sebagai input, metode pembelajaran yang digunakan,

media pembelajaran, sarana dan prasarana yang

mencukupi, serta lingkungan yang kondusif.

Prestasi siswa tergantung dari efektivitas guru, kerja

sama guru dalam organisasi di sekolah memberi dampak

positif dalam prestasi. Stabilitas dan kualitas organisasi

dan pengajaran akademik berkaitan dengan tingkat

pencapaian. Hal ini menunjukan bahwa efektif dan kinerja guru secara kolaborasi serta kualitas dalam

proses akademik akan mempermudah dalam mencapai

tujuan yang diharapkan.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

23

2.5. Evaluasi Program

2.5.1. Evaluasi

Evaluasi merupakan proses, mencari dan

pemberian informasi bermanfaat bagi pengambil

keputusan dalam menentukan alternatif keputusan

seperti yang dikemukakan Stufllebeam (dalam Suharsimi

& Jafar, 2010:2). Sedangkan menurut Tyler (dalam

Tayibnapis, 2008:3) menyebutkan “Evaluasi ialah proses

yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan

dapat dicapai”. Apabila tujuan yang hendak dicapai

bertahap, maka dengan evaluasi berkesinambungan akan

dapat dipantau, tahapan manakah yang sudah

diselesaikan, tahapan manakah yang berjalan dengan

mulus, dan mana pula tahapan yang mengalami kendala

dalam pelaksanaannya (Sudijono, 2008:7-9). Evaluasi

sendiri memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya

mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh

kebutuhan, nilai dan kesempatan yang dicapai, dan

evaluasi juga memberikan kritikan terhadap berjalannya

suatu program.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan informasi

yang valid mengenai suatu pekerjaan. Evaluasi

merupakan sarana untuk memantau dan mengkritik

berjalannya suatu program. Selain itu evaluasi juga dapat

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

24

digunakan untuk menentukan alternatif dalam

mengambil sebuah keputusan.

2.5.2. Program

Ada dua pengertian untuk istilah program, yaitu

pengertian secara khusus dan umum, program dapat

diartikan sebagai rencana. Apabila program ini dikaitkan

langsung dengan evaluasi program, maka program

didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan

yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu

kebijakan, berlangsung dalam proses yang

berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi

yang melibatkan sekelompok orang. Ada tiga pengertian

penting dan perlu ditekankan dalam menentukan

program, yaitu:

(1) realisasi atau implementasi kebijakan, (2) terjadi

dalam waktu relatif lama bukan kegiatan tunggal

tapi jamak berkesinambungan, (3) terjadi dalam organisasi yang melibatkan banyak orang (Suharsimi

& Jafar, 2010:4).

Program menurut Sudijono (2006:313) adalah

kegiatan yang diselenggarakan oleh perorangan, lembaga,

institusi dengan dukungan sarana dan prasarana yang

diorganisasi dan dilakukan dengan maksud untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup manusia

Berdasarkan pendapat beberapa peneliti yang

disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

program adalah rencana suatu kegiatan yang dilakukan

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

25

oleh perseorangan atau sekelompok orang yang saling

berkesinambungan dalam melaksanakan kebijakan dan

memerlukan waktu yang relatif lama.

2.5.3. Evaluasi Program

Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan

yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat

keberhasilan suatu kegiatan atau program yang

dilaksanakan (Suharsimi & Jafar, 2010:297).

Sudijono (2006:20) mendifinisikan, evaluasi program

sebagai suatu proses yang berkaitan dengan

penyiapan berbagai wilayah keputusan melalui

pemilihan informasi yang tepat, pengumpulan dan

analisis data, serta pelaporan yang berguna bagi

para pengambil keputusan dalam menentukan berbagai alternatif pilihan untuk menentapkan

keputusan.

Menurut Tyler (1950) yang dikutip oleh Suharsimi

& Jafar (2010:5), evaluasi program adalah proses untuk

mengetahui apakah tujuan pendidikan telah

terealisasikan.

Dari berbagai definisi yang sudah dijelaskan, dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi

program adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi

tentang realisasidan tingkat keberhasilan suatu

programyang selanjutnya informasi tersebut digunakan

untuk menentukan pilihan yang tepat dalam mengambil

sebuah keputusan. Dengan melakukan evaluasi maka

akan ditemukan fakta pelaksanaan kebijakan di

lapangan.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

26

Wujud dari hasil evaluasi adalah adanya

rekomendasi dari evaluator untuk pengambil keputusan.

Menurut Arikunto (2009:22) ada empat kemungkinan

kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil

evaluasi pelaksanaan program, yaitu:

a. Menghentikan program, karena dipandang bahwa

program tersebut tidak ada manfaatnya, atau tidak

dapat terlaksana sebagaimana diharapkan. b. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang

kurang sesuai dengan harapan (terdapat kesalahan

tetapi hanya sedikit).

c. Melanjutkan program, karena pelaksanaan program

menunjukkan bahwa segala sesuatu sudah berjalan

sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat.

d. Menyebarluaskan program (melaksanakan program

di tempat-tempat lain atau mengulangi lagi program

di lain waktu), kerena program tersebut berhasil

dengan baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain.

2.5.4. Tujuan Evaluasi Program

Ada 2 macam tujuan evaluasi, yaitu tujuan umum

dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan pada

program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus

diarahkan pada masing-masing komponen. Tujuan

evaluasi program adalah ingin mengetahui seberapa

efektif program yang sudah dilaksanakan, sedangkan

tujuan khusunya adalah mengetahui seberapa tinggi

kinerja masing-masing komponen sebagai faktor penting

yang mendukung kelancaran proses dan pencapaian

tujuan (Suharsimi & Jafar, 2010:19).

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

27

Menurut Sudijono (2006:18) tujuan evaluasi

adalah:

(l) untuk mencari informasi atau bukti-bukti tentang

sejauh mana kegiatan-kegiatan yang dilakukan telah mencapai tujuan, atau sejauhmana batas

kemampuan yang telah dicapai oleh seseorang atau

sebuah lembaga; (2) untuk mengetahui sejauhmana

efektifitas cara dan proses yang ditempuh untuk

mencapai tujuan tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

diadakannya evaluasi program adalah untuk mengetahui

pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui

keterlaksanaan kegiatan program. Tujuan evaluasi

program berbeda-beda tergantung konsep atau pengertian

seseorang tentang evaluasi. Konsep seseorang tentang

evaluasi dipengaruhi oleh pandangan filosofis seseorang

tentang posisi evaluasi sebagai suatu bidang kajian dan

sebagai suatu profesi. Terkadang tujuan tersebut

tercantum secara jelas, tetapi terkadang tidak tercantum

dalam definisi yang dikemukakan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan

bahwa tujuan evaluasi program yaitu adalah: (1) memberi

masukan; (2) mengetahui ketercapaian sebuah program;

(3) membuat kebijakan dan keputusan; (4) mengetahui

efektifitas cara dan proses yang ditempuh.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

28

2.6. Evaluasi Model CIPP (Context, Input, Process, Product)

2.6.1. Model Evaluasi Program CIPP

Stufflebeam menyatakan model evaluasi Context,

Input, Process, Product merupakan kerangka yang

komprehensif untuk mengarahkan pelaksanaan evaluasi

formatif dan sumatif terhadap objek program, proyek,

personalia, produk, institusi, dan sistem. Model Context,

Input, Process, Product terdiri dari empat jenis evaluasi yang

mencakup konteks (context), masukan (input), proses

(proces), dan hasil (product), yang disingkat menjadi CIPP

(Wirawan, 2011: 92).

Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan

CIPP tersebut merupakan sasaran evaluasi, yang tidak

lain adalah komponen dari proses sebuah program

kegiatan. Dengan kata lain, model evaluasi CIPP adalah

model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi

dengan sebuah sistem. Dengan demikian, jika tim

evaluator sudah menentukan model evaluasi CIPP sebagai

model evaluasi yang akan digunakan untuk mengevaluasi

program yang akan ditugaskan maka mau tidak mau

mereka harus menganalisis program tersebut

berdasarkan komponen-komponennya.

Evaluasi konteks (context evaluation) dimaksud

untuk menilai kebutuhan, masalah, asset, dan peluang

guna membantu pembuat kebijakan menetapkan tujuan

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

29

dan prioritas, serta membantu kelompok pengguna

lainnya untuk mengetahui tujuan, peluang, dan hasilnya.

Evaluasi masukan (input evaluation) dilaksanakan

untuk menilai alternatif pendekatan, rencana tindakan,

rencana staf dan pembiayaan bagi kelangsungan

program dalam memenuhi kebutuhan kelompok sasaran

serta mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi ini

berguna bagi pembuat kebijakan untuk memilih

rancangan, bentuk pembiayaan, alokasi sumber daya,

pelaksana dan jadwal kegiatan yang paling sesuai bagi

kelangsungan program.

Evaluasi proses (process evaluation) ditujukan

untuk menilai implementasi dari rencana yang telah

ditetapkan guna membantu para pelaksana dalam

menjalankan kegiatan dan kemudian akan dapat

membantu kelompok pengguna lainnya untuk

mengetahui kinerja program dan memperkirakan

hasilnya.

Evaluasi hasil (product evaluation) dilakukan

dengan tujuan mengidentifikasi dan menilai hasil yang

dicapai yang diharapkan dan tidak diharapkan, jangka

pendek dan jangka panjang baik bagi pelaksana kegiatan

agar dapat memfokuskan diri dalam mencapai sasaran

program maupun bagi pengguna lainnya dalam

menghimpun upaya untuk memenuhi kebutuhan

kelompok sasaran. Menurut Stufflebeam, evaluasi hasil

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

30

ini dapat dibagi ke dalam penilaian terhadap dampak

(impact), efektivitas (effectiveness), keberlanjutan

(sustainability), dan daya adaptasi (transportability).

Berdasarkan uraian tersebut dapat dimaknai

bahwa model evaluasi CIPP terdiri atas evaluasi konteks,

evaluasi masukan, evaluasi proses dan hasil. Evaluasi

yang dianalisis dari beberapa komponen ini dimaksudkan

agar memudahkan mendata kekurangan selama program

dilaksanakan, sehingga pengelola program lebih mudah

dalam mengambil tindakan lanjutan.

2.6.2. Komponen Evaluasi Model CIPP

Penjelasan masing-masing dimensi dapat

dijabarkan lebih jelas lagi seperti di bawah ini.

a. Context Evaluation

Context evaluation (evaluasi konteks) diartikan

sebagai situasi atau latar belakang yang mempengaruhi

jenis-jenis tujuan dan strategi yang dilakukan dalam

suatu program yang bersangkutan. Penilaian dari dimensi

konteks evaluasi ini seperti kebijakan atau unit kerja

terkait, sasaran yang ingin dicapai unit kerja dalam

waktu tertentu, masalah ketenagaan yang dihadapi dalam

unit kerja terkait dan sebagainya. Evaluasi konteks

adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci

lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi

dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

31

Konteks dalam penelitian ini adalah tujuan, manfaat,

sasaran supervisi.

b. Input Evaluation

Input evaluation pada dasarnya mempunyai tujuan

untuk mengaitkan tujuan, konteks, input, dan proses

dengan hasil program. Evaluasi ini juga untuk

menentukan kesesuaian lingkungan dalam membantu

pencapaian tujuan dan objektif program. Menurut

Widoyoko (2015:15), evaluasi masukan (input evaluation)

ini adalah untuk membantu mengatur keputusan,

menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa

yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai

tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk

mencapainya.

Evaluasi ini menolong mengatur keputusan,

menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa

yang diambil, apa rencana dan strategiuntuk mencapai

kebutuhan, bagaimana prosedur kerja untuk

mencapainya.

Input dalam penelitian ini adalah 1) Rencana

program supervisi, 2) Yang terlibat supervisi, 3) Sarpras

yang mendukung supervisi, 4) Anggaran atau biaya

supervisi, 5) Mekanisme pelaksanaan supervisi.

c. Process Evaluation

Process evaluation ini ialah merupakan model CIPP

yang diarahkan untuk mengetahui seberapa jauh

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

32

kegiatan yang dilaksanakan, apakah program terlaksana

sesuai dengan rencana atau tidak. Evaluasi proses juga

digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi

rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama

tahap implementasi, menyediakan informasi untuk

keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip

prosedur yang telah terjadi.

Stufflebeam (dalam Arikunto, 2004), mengusulkan

pertanyaan untuk proses antara lain sebagai berikut:

1) Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal?

2) Apakah yang terlibat dalam pelaksanaan program

akan sanggup menanganikegiatan selama program

berlangsung?

3) Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal?

4) Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai selama

pelaksanaan program?

Proses dalam penelitian ini adalah rencana dan

pelaksanaan program supervisi, evaluasi dan tindak

lanjut pelaksanaan supervisi.

d. Product Evaluation

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa

evaluasi produk ialah untuk melayani daur ulang suatu

keputusan dalam program. Dari evaluasi produk

diharapkan dapat membantu pimpinan proyek dalam

mengambil suatu keputusan terkait program yang sedang

terlaksana, apakah program tersebut dilanjutkan,

berakhir, ataukah ada keputusan lainnya. Keputusan ini

juga dapat membantu untuk membuat keputusan

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

33

selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai

maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan.

Evaluasi produk diarahkan pada hal-hal yang

menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan

mentah. Pertanyaan-pertanyaan yang bisa diajukan

antara lain:

1) Apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan sudah

tercapai?

2) Apakah kebutuhan peserta didik sudah dapat

dipenuhi selama proses belajar mengajar?

Produk dalam penelitian ini adalah hasil supervisi,

tingkat kepuasan yang di supervisi, kesiapan guru dalam

supervisi selanjutnya, dan tindak lanjut supervisi.

2.6.3. Tujuan dan Fungsi Model CIPP

Model evaluasi program model CIPP memiliki

tujuan utama yaitu untuk keperluan pertimbangan dalam

pengambilan sebuah keputusan/kebijakan.

Adapun fungsi dari evaluasi model CIPP adalah

sebagai berikut:

a. Membantu penanggung jawab program tersebut

(pembuat kebijakan) dalam mengambil keputusan

apakah meneruskan, modifikasi, atau menghentikan

program.

b. Apakah tujuan yang ditetapkan program telah

mencapai keberhasilannya, maka ukuran yang

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

34

digunakan tergantung pada kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya.

2.7. Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan:

Harun (2013) Bahwa penelitian yang berjudul

Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah

Dalam meningkatkan Profesional Guru Pada SMP Negeri I

Simeulue Timur Kabupaten Simeulue dengan hasil

penelitian bahwa supervisi akademik di sekolah

merupakan upaya kepala sekolah dalam membekali guru

untuk meningkatkan dan mengembangkan

kemampuannya dalam mengelola perangkat pembelajaran

dan peningkatan mutu pendidikan. Tujuan penelitian ini

untuk mengetahui program supervisi, pelaksanaan

supervisi,evaluasi pelaksanaan supervisi, faktor

pendukung dan kendala pelaksanaan supervisi kepala

sekolah. Hasil penelitian ini adalah bahwa program

supervisi berjalan sesuai jadwal yang berlaku dan sesuai

rencana yan telah dipersiapkan.

Zakiyah (2013) Penelitian yang berjudul

Kemampuan Kepala Sekolah dalam meningkatkan

kompetensi guru Pada SMA Negeri 7 Banda Aceh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program

kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

35

guru,strategi kepala sekolah dalam meningkatkan

kompetensi guru, dan kendala kendala yang dihadapi

kepala sekolah dalam melaksanakan program

peningkatan kompetensi guru. Hasil penelitian ini adalah

bahwa pelaksanaan supervisi sesuai dengan program

yang telah ditetapkan sekolah dan sudah dilaksanakan

oleh kepala sekolah. Guru di SMA Negeri 7 Banda Aceh

mengalami perubahan yang signifikan terhadap

kompetensinya.

Penelitian Sarono (2002) menemukan bahwa

terdapat hubungan positif dan signifikan baik partial

maupun bersama-sama antara sikap terhadap profesi

guru, pengetahuan proses belajar mengajar, motivasi

kerja dengan pelaksanaan supervisi pengajaran. Sarono

menganalisis hubungan antara faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap pelaksanaan supervisi pengajaran

yang dilakukan oleh pengawas sekolah. Ada tiga faktor

yang berpengaruh terhadap pelaksanaan supervisi

pengajaran, yaitu: 1)Sikap pengawas terhadap profesinya.

2)Pengetahuan pengawas mengenai proses belajar

mengajar. 3) Motivasi kerja yang dimiliki pengawas.

Hasilnya menunjukan bahwa ketiga faktor tersebut baik

secara terpisah ataupun secara gabungan memiliki

hubungan yang positif, artinya semakin baik kondisi

faktor-faktor tersebut maka pelaksanaan supervisi

pengajaran juga akan semakin baik. Di samping itu

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

36

hubungan itu terjalin sangat erat atau kuat dengan

pelaksanaan supervisi pengajaran pengawas sekolah.

Untuk meningkatkan pelaksanaan supervisi pengajaran

pengawas sekolah dapat melakukan dengan

meningkatkan program kerja evaluasi supervisi.

Hasil Penelitian Sahid (2005) tentang Pelaksanaan

Supervisi Pendidikan oleh Pengawas di Sekolah Menengah

Atas Negeri se Kabupaten Sleman menunjukkan bahwa

perencanaan program supervisi pendidikan yang

dilakukan pengawas termasuk dalam kategori baik yang

meliputi perencanaan program supervisi akademik dan

perencanaan program supervisi manajerial. Evaluasi dan

tindak lanjut program supervisi pendidikan yang

dilakukan oleh pengawas di SMA Negeri se Kabupaten

Sleman termasuk pada kategori baik yang meliputi

evaluasi dan tindak lanjut program supervisi akademik

dan supervisi manajerial. Pelaksanaan supervisi ini me

liputi tiga tahap pelaksanaan yaitu: perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi serta tindak lanjut. Penelitian

ini berhasil mengungkapkan harapan para guru dan

kepala sekolah terhadap pelaksanaan supervisi

pendidikan yang dilakukan oleh pengawas agar pengawas

ikut memberikan solusi dalam mengatasi berbagai

permasalahan yang dihadapi guru dan kepala

sekolah,agar pengawas selalu menjalin komunikasi yang

baik dengan guru dan kepala sekolah,agar pengawas

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

37

memberikan demonstrasi cara mengajar yang baik, dan

agar supervisi dilaksanakan secara berkelanjutan.

Harapan ini merupakan bahan masukan untuk dikaji

lebih lanjut sebagai faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan supervisi bagi

para pengawas sekolah.

Sudin (2008) melalui penelitiannya

mengungkapkan bahwa pelaksanaan supervisi dalam

seluruh mata pelajaran belum berjalan optimal. Secara

pelaksanaan supervisi yang menyangkut aspek

pengelolaan pembelajaran berada dalam kategori cukup.

Pelaksanaan supervisi yang menyangkut aspek

peningkatan kemampuan akademik guru dalam

pembelajaran berada dalam kategori cukup

juga.Pelaksanaan supervisi yang menyangkut aspek

pengembangan profesi sebagai guru kelas/mata

pelajaran oleh supervisor berada dalam kategori kurang.

Lukum (2013) menguji pengaruh supervisi dan

kualitas mengajar guru terhadap kinerja akademik siswa

dalam konteks sekolah di Nigeria. Analisis menunjukan

dimensi supervisi mempunyai pengaruh yang kuat pada

kinerja akademik siswa secondary school. Supervisi

diramalkan mempunyai signifikan menambah pengaruh

ke kualitas mengajar guru dari kinerja akademik siswa

secondary school. Sekolah yang memajukan budaya

kinerja guru dan kompetensi guru untuk penilaian yang

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

38

berkelanjutan menawarkan kapasitas untuk

memperbesar pencapaian siswa dan perkembangan

profesional guru.

Ryan dan Gottfried (2012) dalam penelitiannya

yang berjudul “Elementary supervision and the supervisor

Teacher attitudes and inclusive education“ menunjukkan

bahwa seorang supervisor harus mengetahui kondisi

setiap orang atau individu yang akan disupervisi agar

kegiatan supervisi tersebut dapat berjalan dengan lancar.

Dongara (2015) dalam penelitian yang berjudul

“The Impact of Instructional Supervition on Academic of

Secondary School Student is Nasarawa State” menjelaskan

bahwa supervisi akademik yang dilakukan secara rutin

terhadap administrasi sekolah dan administrasi

pembelajaran guru memiliki hubungan yang signifikan

dengan kinerja guru dan prestasi akademik siswa Sekolah

Menengah.

Penelitian yang dilakukan oleh Sardiyo (2015)

dengan judul: Peningkatan Kemampuan Guru Dalam

Pengelolaan Pembelajaran Melalui Kegiatan supervisi

Akademik, menyimpulkan bahwa supervisi akademik

dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola

proses pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Merta (2015) yang

berjudul Kontribusi supervisi Akademik, Iklim Kerja, dan

Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru dalam

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

39

Mengelola Proses pembelajaran, menyimpulkan bahwa

terdapat kontribusi yang signifikan antara supervisi

akademik terhadap kinerja guru dalam pengelolaan

proses pembelajaran.

Penelitian oleh Indriana (2014) dalam penelitian

yang berjudul: Determinasi Kepemimpinan Kepala

sekolah, Pelaksanaan supervisi Akademik dan sikap Guru

terhadap Profesinya dengan Kinerja Guru SMP Negeri se

Kecamatan Gerogak, menyimpulkan bahwa terdapat

determinasi yang signifikan pelaksanaan supervisi

akademik dengan kinerja guru dengan determinasi

sebesar 30,2 %.

Penelitian yang relevan dilakukan oleh Kurniati,

Permana dan Hartin (2014) yang berjudul Pengaruh

Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja

Mengajar Guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) se-

kabupaten Tasikmalaya, menyimpulkan bahwa supervisi

akademik berpengaruh secara positif terhadap kinerja

mengajar guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) se-

Kabupaten Tasikmalaya.

Dari beberapa hasil penelitian di atas dapat

disimpulkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah

berpengaruh positif terhadap kinerja guru.

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Supervisi - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10633/2/T2_942014025_BAB II... · pembelajaran, pembuatan silabus dan RPP, pemilihan

40

2.8. Kerangka Berpikir

Pelaksanaan evaluasi program supervisi akademik

kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja mengajar

guru SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan Pegandon

Kabupaten Kendal seperti bagan di bawah ini.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Evaluasi Program Supervisi

Akademik

PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK DALAM RANGKA

MENINGKATKAN KINERJA MENGAJAR GURU

Context

1. Tujuan Program Supervisi

2. Manfaat

Program Supervisi

3. Sasaran

Program

Supervisi

Input

1. Rencana program supervisi

2. Yang terlibat Supervisi

3. Sarpras Pendukung Supervisi

4. Anggaran/ biaya Supervisi

5. Mekanisme Pelaksanaan

Supervisi

Process

1. Rencana

Pelaksanaan Program Supervisi

2. Pelaksanaan Program Supervisi

3. Evaluasi Pelaksanaan Supervisi

4. Tindak lanjut Pelaksanaa

n Supervisi

Product

1. Hasil Program Supervisi

2. Tingkat Kepuasan Yang Disupervisi

3. Kesiapan guru dalam Supervisi selanjutnya

4. Tindak Lanjut hasil

Supervisi

Hasil Rekomendasi Kebijakan Meningkatkan Kinerja Mengajar Guru