BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 1. Kurikulum...
Transcript of BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 1. Kurikulum...
9
BAB II
KAJIAN TEORI
Bab ini membahas tentang konsep dan teori-teori dalam tiga subbab yang
menjadi landasan dalam penelitian ini, diantaranya kajian teori, kajian penelitian
yang relevan, dan kerangka berpikir. Berikut penjelasan selengkapnya.
2.1 Kajian Teori
1. Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan rencana pendidikan yang dijadikan acuan
pelaksanaan pendidikan dan di dalamnya berisi tentang tujuan, struktur, proses
berjalannya pendidikan. Ini terlihat dalam Peraturan Pemerintah No. 32 (2013: 4)
menyatakan bahwa : “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dari pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang
pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran”.
Kurikulum pendidikan di Indonesia sudah mengalami perubahan dari masa ke
masa yang disesuaikan dengan perubahan global yang semakin maju. Kurikulum
2013 merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya yaitu KBK 2004 dan
KTSP 2006. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pada
pendidikan karakter terutama pada tingkat dasar yang diintegrasikan dalam
seluruh mata pelajaran dan berbasis kompetensi sehingga menghasilkan insan
yang produktif,kreatif, inovatif dan berkarakter (Mulyasa, 2013:7).
10
Permendikbud No. 67 (2013: 4) tentang Standar Isi kurikulum SD
menyebutkan tujuan kurikulum 2013 yaitu untuk mempersiapkan insan
Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara
dan peradaban dunia. Dengan tujuan kurikulum tersebut diharapkan
kualitas pendidikan dan terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang
lebih produktif dan maju untuk mengikuti perkembangan zaman.
Perubahan kurikulum ini juga adanya perubahan didalam beberapa
elemen standar yang ada pada kurikulum. Ada 4 elemen standar pada
kurikulum yang berubah yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar
Proses, Standar Isi dan Standar Penilaian.
a. Perubahan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan dari
standar pendidikan yang lainnya seperti Standar Proses, Standar Isi,
Standar Penilaian, Standar Pendidik dan tenaga Pendidikan, Standar Sarana
dan Prasarana, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan (Peraturan
menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 54, 2013: 1).
Perubahan SKL ini merupakan langkah untuk mencapai tujuan
pendidikan naasional untuk mencerdaskan peserta didik Indonesia agar
lebih cerdas dan berkarakter. Berikut ini merupakan Standar Kompetensi
11
Lulusan (SKL) untuk jenjang SD/MI menurut Lampiran Permendikbud
No.54 (2013: 2) ada tiga yaitu sikap, Pengetahuan dan Keterampilan
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Standar Kompetensi Lulusan jenjang Dasar
(Sumber : Lampiran Permendikbud No. 54, 2013: 2)
SD/MI/SDLB/PAKET A
Dimensi Kualifikasi
Sikap Memiliki perikalu yang
mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan
alam di lingkungan rumah,
sekolah dan tempat
bermain.
Pengetahuan memiliki pengetahuan
faktual dan konseptual
berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya
dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait dengan
fenomena dan kejadian di
lingkungan rumah, sekolah dan
tempat bermain.
Keterampilan Memiliki kemampuan
pikir dan tindak yang produktif
dan kreatif dalam ranah abstrak
dan konkret sesuai dengan yang
ditugaskan kepadanya.
Tabel di atas terlihat bahwa SKL tersebut disesuaikan dengan tahap
perkembangan anak usia Sekolah Dasar yaitu rentangan usia 7-11 tahun
yang masih senang belajar sambil bermain.
b. Perubahan Standar Proses
12
Lampiran Permendikbud No.65 (2013:1) tentang Standar Proses,
tertulis bahwa standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar Kompetensi
Lulusan. Penjelasan tentang standar proses secara garis besarnya yaitu :
1) Prinsip pembelajaran yang digunakan dari peserta didik diberi tahu menuju
mencari tahu, guru sumber belajar tunggal, dari pendekatan tekstual menuju
pendekatan ilmiah, keseimbangan antara keterampilan mental (softskills) dan
keterampilan fisik (hardskills), membudayakan belajar sepanjang hayat,
memanfaatkan TIK dan adanya pengakuan dari perbedaan antar individu.
2) Karakteristik pembelajarannya mengacu pada keseimbangan sikap,
keterampilan dan pengetahuan, diterapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dalam memperkuat
pendekatan ilmiah (scientific approach), tematik terpadu (tematik antarmata
pelajaran), tematik (dalam suatu mata pelajaran), sedangkan proses
pembelajaran dilakukan secara interaktif, memberi ruang untuk mengasah
kreativitas dan menciptakan karya, menantang dan pembelajaran disesuaikan
dengan perkembangan peserta didik
S
ikap
P
engetahu
an
Kete
rampilan
M
enerima
M
engingat
Men
gamati
M
enjalanka
n
M
emahami
Men
anya
M
enghargai
M
enerapkan
Men
coba
M
enghayati
M
enganalisi
Men
alar
13
s
M
engamalk
an
M
engevalua
si
Men
yaji
M
encipta
Tabel 2.2 Rincian Aktivitas untuk Perolehan Sikap, Pengetahuan dan
Keterampilan
(Sumber Lampiran Permendikbud No. 65, 2013: 3)
3) Setiap pendidik menyusun perencanaan pembelajaran yaitu penyusunan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan memperhatikan cara
penyusunannya yang mengacu pada standar isi untuk terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
4) Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran (RPP)
yang telah disusun setiap pembelajaran, dan penilaian pembelajaran
menggunakan pendekatan penilaian otentik yaitu menilai sikap peserta didik,
proses dan hasil belajar.
c. Perubahan Standar Penilaian
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian ini tidak
hanya dengan tes tetapi dengan beberapa penilaian lain non tes. Penilaian
pendidikan sebagai pengukuran pencapaian hasil belajar peserta didik ini
mencakup penilaian otentik, penilaian diri, penilaian portofolio,ulangan harian,
UTS, UAS, Ujian Nasional, dan ujian sekolah/madrasah (Lampiran
Permendikbud No. 66 , 2013: 2).
Pendekatan penilaian yang digunakan kurikulum 2013 adalah penilaian
acuan kriteria (PAK). PAK berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Sedangkan KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh
14
satuan pendidikan dengan melihat KD yang dicapai dan peserta didik. Dan prinsip
penilaian kurikulum 2013 yaitu objektif, terpadu, transparan dan edukatif.
Lampiran Permendikbud No. 66 (2013:3-tentang Standar Penilaian, tertulis bahwa
:
Ruang lingkup penilaian mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta
didik. Ketiga ranah ini tidak terpisahkan satu sama lain. Untuk teknik penilaian dan
instrument yang digunakan yaitu observasi oleh guru secara berkesinambungan dalam
menilai sikap peserta didik, tes (tulis, lisan dan penugasan) untuk menilai pengetahuan dan
menilai keterampilan peserta didik dengan tes praktik, projek dan portofolio.
Penilaian yang dilakukan guru secara berkesinambungan tujuannya
untuk mengetahui prose kemajuan belajar peserta didik. Selain itu juga
untuk memperbaiki proses pembelajaran. Untuk hasil penilaiannya
dianalisa untuk mengetahui kesulitan peserta didik. Laporan hasil penilaian
oleh pendidik berbentuk nilai dan/atau mendeskripsikan hasil penilaian
kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan sikap sosial dan
spiritual dengan deskripsi. Hasil penilaian ini disampaikan kepada pihak
terkait (guru BK, orangtua/wali).
d. Perubahan Standar Isi untuk jenjang SD/MI
Lampiran Permendikbud Nomor 67 (2013:6), tertulis bahwa
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik
pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan
kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
15
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri dari
sikap, pengetahuan dan keterampilan yang bersumber dari kompetensi inti.
Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal serta cirri dari suatu
matapelajaran. Sehingga KD merupakan turunan dari Kompetensi Inti
(Lampiran Permendikbud No. 67, 2013: 10).
2. Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) dalam Pembelajaran
Kurikulum 2013
Kegiatan pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Oleh
karena itu, Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi criteria ilmiah, para ilmuwan lebih
mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) daripada penalaran
deduktif (deductive reasoning) (Abdul Majid, 2014: 195). Lazim (2013:1)
menyebutkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif memahami konsep
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
16
mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan 16
mengkomunikasikan konsep atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan ini
bermaksud untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa informasi
bisa berasal darimana saja, kapan saja. Karena itu pembelajaran yang tercipta
diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber,
bukan hanya diberi tahu.
Abdul Majid (2014: 196) tertulis hasil penelitian membuktikan bahwa
pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10 persen
setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada
pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar
lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual
sebesar 50-70 persen. Proses pembelajaran dengan berbasis pendekatan ilmiah
harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah.
a. Kriteria Proses Pembelajaran disebut Ilmiah
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik harus
dilaksanakan dengan prinsip-prinsip, kriteria ilmiah. Abdul Majid
(2014:196-197) mengatakan proses pembelajaran disebut ilmiah
jika memenuhi kriteria ilmiah seperti berikut ini :
1) Materi pembelajaran berdasarkan fakta atau fenomena yang terjadi
dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran, tidak dari cerita atau
dongeng saja.
2) Penjelasan guru, respon peserta didik dan interaksi antara peserta
didik-guru bebas dari prasangka atau penalaran yang menyimpang
17
dari logika logis serta berbasis pada teori, konsep dan fakta yang
dapat dipertanggungjawabkan.
3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis,
analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan
masalah dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk mampu berpikir
berdasarkan hipotesis dalam melihat perbedaan, kesamaan dan
tautan satu dengan yang lain dari materi pembelajaran.
5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola pikir yang rasional yang
obyektif dalam merespon materi pembelajaran.
6) Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan sederhana, jelas dan
menarik sistem penyajiannya.
Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat yang tidak
ilmiah seperti intuitif, coba-coba dan asal dalam berpikir kritis.
b. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 mengembangkan dua
modus pembelajaran yaitu pembelajaran langsung dan tidak langsung.
Dalam pembelajaran langsung di dalamnya ada keterampilan proses
pendekatan saintifik. Peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan
mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan
analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan
18
keterampilan langsung atau disebut dengan instructional effect
(Permendikbud No.81A Lampiran IV, 2013: 5).
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.81A Lampiran
IV (2013: 5) menyebutkan, ada lima kegiatan pokok dalam pembelajaran
tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut:
19
Tabel 2.3 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan
Belajar dan Maknanya.
LANGKAH PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR
KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN
Mengamati
Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
Mengumpulkan informasi/eksperimen
- melakukan eksperimen
- membaca sumber lain selain buku teks
- mengamati objek/ kejadian
- aktivitas -
wawancara dengan nara sumber
Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/
mengolah informasi
- mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
- Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan .
20
kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas,dan mengembangkan kemampuan berbahasa dengan baik dan benar.
Sumber : Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.81A Lampiran IV
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik ini meliputi tiga ranah
yaitu pengetahuan/kognitif, sikap dan keterampilan. Ranah sikap, peserta
didik “tahu mengapa”. Ranah keterampilan, peserta didik “tahu
bagaimana”. Ranah pengetahuan, peserta didik “tahu apa”.
Gambar 2.1 Langkah Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013
(Sumber gambar: materi diklat guru dalam implementasi kurikulum 2013)
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No 81A Lampiran IV (2013: 12) tertulis bahwa dalam pembelajaran
menurut standar proses, pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan
21
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup yang tertulis juga dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3. Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) dalam Pembelajaran
TematikTerpadu Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 menggunakan pedagogik modern yaitu dengan
pendekatan saintifik dalam pembelajarannya. Pada jenjang Sekolah Dasar,
dalam pembelajaran tematiknya juga menerapkan pendekatan saintifik.
Pelaksanaan pendekatan saintifik itu terlihat saat proses pembelajaran
berlangsung. Keterampilan-keterampilan proses secara ilmiah yang ada di
pendekatan saintifik diterapkan terpadu menjadi satu.
Keterampilan proses yang diterapkan dalam proses pembelajaran
seperti yang tercantum pada Permendikbud No.81A Lampiran IV jika ada
lima pengalaman pokok belajar yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Kelima pengalaman
belajar ini terlaksana dalam kegiatan pembelajaran dengan mamadukan
subtema. Pada jenjang SD dengan pembelajaran tematik terpadu beberapa
mata pelajaran sesuai subtema sehingga kelima pengalaman belajar
dipadukan dengan pembelajaran tematik terpadu. Kelima pengalaman
belajar diterapkan saat kegiatan inti pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan
belajar selain terlihat dalam proses pembelajarannya, juga tertulis pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tematik yang telah dibuat oleh
guru sebelum pembelajaran.
22
Di dalam RPP, pengembangan kegiatan pembelajarannya terdapat
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Pada kegiatan inti terdapat
pendekatan saintifik, seperti berikut ini :
1) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini menurut Permendikbud No 81A Lampiran IV
(2013:12), guru :
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan
terkait materi yang akan dipelajari.
c. Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan yang akan dilakukan
untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan atau KD yang akan
dicapai.
d. Menyampaikan garis besar materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan tugas.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan yang terpenting pada proses
pembelajaran. Jalannya kegiatan inti ini mempengaruhi bagaimana
pembelajaran itu bisa diterima dan bermakna bagi peserta didik. Kegiatan
inti untuk mencapai tujuan, dilakukan dengan berbagai metode yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, meliputi
proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan (Permendikbud No.81A
Lampiran IV, 2013:12).
23
Setiap kegiatan pembelajaran guru harus memperhatikan kompetensi yang
terkait dengan sikap jujur, teliti, kerjasama, toleransi, disiplin, taat aturan,
menghargai pendapat orang lain yang tercantum di silabus dan RPP. Berikut ini
contoh aplikasi kelima kegiatan belajar (learning event) :
a. Mengamati
Kegiatan mengamati ini, guru membuka secara luas dan bervariasi
kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan:
melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau
objek (Permendikbud No.81 A, 2013:13). 22
Guru juga bisa menggunakan alat peraga seperti gambar, film atau
video pendek yang diperlukan karena peserta didik masih di jenjang
Sekolah Dasar.
b. Menanya
Guru membuka kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang
apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau didengar. Peserta didik yang duduk
di kelas awal SD tidak mudah untuk diajak bertanya jawab apabila tidak ada
media yang menarik. Guru membimbing peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan tentang apa yang sudah dilihat. Pada saat guru bertanya, maka guru
saat itu juga membimbing peserta didik dengan baik untuk menjawab. Melalui
kegiatan bertanya, rasa ingin tahu peserta didik semakin dapat dikembangkan
(Abdul Majid, 2013: 222).
24
Dari pertanyaan tersebut akan muncul banyak jawaban peserta didik.
Ketika peserta didik menjawab pertanyaan tersebut sudah terlihat aspek Bahasa
Indonesia (mendengar, berbicara).
Kriteria pertanyaan yang baik ada beberapa. Kriteria tersebut ada 8 yaitu :
(1) singkat dan jelas, (2) menginspirasi jawaban, (3) memiliki fokus, (4) bersifat
probing atau divergen, (5) bersifat validatif atau penguatan, (6) merangsang
peningkatan kemampuan kognitif, (7) memberi kesempatan untuk berpikir ulang
dan (8) merangsang proses interaksi.
a. Mengumpulkan informasi/eksperimen/mencoba
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber selain buku teks. Menurut Modul Pelatihan
Guru Kelas I (2014:68) mengumpulkan informasi/eksperimen kegiatan
pembelajarannya antara lain melakukan eksperimen, membaca sumber lain
selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, dan wawancara
dengan narasumber. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses
mengumpulkan informasi/ eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti,
jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara
yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar sepanjang hayat.
b. Mengasosiasikan/mengolah informasi
Menurut Permendikbud No.81A Lampiran IV (2013: 13) menyatakan
bahwa setelah peserta didik mendapatkan informasi, maka informasi tersebut
menjadi dasar bagi kegiatan selanjutnya yaitu memproses informasi untuk
menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi yang lain dan
25
mengambil kesimpulan dari berbagai informasi tersebut. Guru bisa juga
mengkondisikan peserta didik belajar secara individu atau bersama dengan teman
yang lain. Dari situasi bersama temannya, peserta didik akan berinteraksi dengan
teman lain dan menumbuhkan rasa saling menghormati, empati, saling
bekerjasama menyelesaikan tugas.
c. Mengkomunikasikan
Kegiatan terakhir yaitu menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mengumpulkan informasi, mengasosiasikan. Kegiatan ini bisa
dikerjakan sendiri atau secara berkelompok Hasilnya dapat ditulis di buku atau
lembar portofolio. Dan hasil tersebut bisa disampaikan di kelas dan dinilai oleh
guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut
(Permendikbud No.81A Lampiran IV, 2013: 14).
Kelima kegiatan belajar tersebut diintegrasikan dengan materi subtema
pelajaran saat itu. Hal ini karena dalam subtema terdapat beberapa mata pelajaran
yang dipadukan saat proses pembelajarannya dan keterpisahan mata pelajaran
tidak terlihat. Sehingga kegiatan belajar juga disesuaikan dengan materi subtema.
1) Kegiatan Penutup
Berdasarkan Permendikbud No.65 tentang Standar Proses (2013: 10)
menjelaskan bahwa dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik
secara individu maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk
selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak
langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung.
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
26
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas
individual maupun kelompok.
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
Guru bersama peserta didik membuat rangkuman atau kesimpulan
pelajaran, melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan, memberikan umpan balik dan hasil pembelajaran, merencanakan
tindak lanjut dengan pembelajaran remidi, program pengayaan, memberikan tugas
individu atau kelompok.
4. Pembelajaran Tematik Terpadu dalam Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 untuk jenjang SD/MI menggunakan pembelajaran
tematik terpadu untuk kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik
terpadu merupakan pembelajaran yang memadukan berbagai kompetensi
dari berbagai mata pelajaran ke dalam suatu tema yang sesuai. Tema dipilih
yang sesuai dengan alam dan kehidupan sehari-hari peserta didik yang
sederhana (Abdul Majid, 2014: 49-50).
Pembelajaran tematik perlu dalam memilih materi dari beberapa
mata pelajaran yang mungkin dan saling terkait. Materi pelajaran yang
dipadukan dalam satu tema perlu mempertimbangkan karakteristik peserta
didik seperti kemampuan awalnya, minat dan kebutuhan. Materi pelajaran
yang dipadukan juga tidak boleh dipaksakan. Dengan demikian maka
materi-materi yang dipilih dapat mewakili tema tersebut. Pembelajaran
tematik terpadu ini memiliki fungsi dan tujuan. Menurut Modul Materi
Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SD Kelas I (2014: 15-
27
16)fungsi pembelajaran tematik terpadu yaitu memudahkan peserta didik
dalam memahami dan mendalami materi yang sesuai tema serta menambah
semangat belajar dan memberikan pengalaman bermakna bagi peserta
didik. Sedangkan tujuannya sebagai berikut:
(a). Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik
tertentu; (b). Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi muatan pelajaran dalam tema yang sama; (c). Memiliki
pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; (d).
Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan
berbagai muatan pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik;
(e). Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata, seperti bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari
pelajaran yang lain; (f). Lebih merasakan manfaat dan makna belajar
karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas; (g). Guru
dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara
terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3
pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan; dan (h). Budi pekerti dan
moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat
sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.
Pembelajaran tematik terpadu juga memiliki karakteristik. Menurut
Modul Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SD (2014:
16) Ada beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut:
a) Berpusat pada peserta didik
28
Pembelajaran tematik banyak menempatkan peserta didik sebagai
subjek belajar dan guru sebagai fasilitator.
b) Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung (direct
experience) kepada peserta didik dengan dihadapkan pada sesuatu/benda
yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak.
c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-tema yang
berkaitan dengan kehidupan peserta didik sehingga pemisahan antarmata
pelajaran tidak terlihat.
d) Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) yaitu guru bisa
mengaitkan mata pelajaran dengan kehidupan peserta didik.
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu mengenai pelaksanaan pendekatan saintifik
sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Devi Novita Sari dengan judul “
Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Kelas 2 SDN
Pandanwangi 4 Malang”. Hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut
adalah, disimpulkan bahwa kegiatan mengkomunikasikan belum dapat
diterapkan secara maksimal. Hasil analisis menunjukkan kegiatan
mengkomunikasikan mempunyai skor terendah baik dalam RPP maupun
pelaksanaan pembelajaran.
29
Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Devi Nofita Sari
lebih difokuskan pada cara implementasi pendekatan saintifik. Dan
penelitian yang sekarang akan lebih difokuskan untuk meneliti pelaksanaan
pendekatan saintifik.
2.3 Kerangka Pikir
Kerangka pikir dalam penelitian ini yang berjudul “Analisis
Pelaksanaan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) dalam
Pembelajaran Tematik kelas 5 di SDN Tawangargo 1 Karangploso adalah
sebagai berikut:
PEMBELAJARAN TEMATIK
()
30
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
BAB III
M
ENGAM
ATI
(MELIH
AT,
MEMBA
CA,
MENDE
NGAR)
METODOLOGI
PENELITIAN
(KUALITATIF DESKRIPTIF)
PENDEKATAN
SAINTIFIK
Bagaimana
pelaksanaan pendekatan
saintifik dalam
pembelajaran tematik
kelas 1 tema 1 subtema
1?
M
ENANYA
(Guru
membimb
ing
peserta
didik
untuk
mengauka
n
pertanyaa
n tentng
apa yang
sudah
dilihat dan
diamati)
M
ENGU
MPUL
KAN
INFOR
MASI
(Mengg
ali dan
mengu
mpulka
n
informa
si dari
berbaga
i
sumber)
1. Mengetahui pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik
kelas 1 tema 1 subtema 1
2. Mengetahui hambatan yang dialami daam pelaksanaan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran tematik kelas 1 tema 1 subtema 1
3. Mengetahui solusi dan upaya untuk mengatasi hambatan dalam
pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas 1
tema 1 subtema 1
4.
M
ENGAS
OSIASI
KAN
(Mempro
ses
informasi
untuk
menemu
kan
keterkait
an satu
informasi
dengan
informasi
lain )
M
ENGKO
MUNIK
ASIKAN
(mencerit
akan apa
yang
telah
ditemuka
n dari
keempat
kegiatan
sebelumn
ya )
Bagaimanasolusi
dan upaya untuk
mengatasi hambatan
dalam pelaksanaan
pendekatan saintifik
dalam pembelajaran
tematik kelas 1 tema 1
subtema 1?
Apakah
hambatan yang dialami
daam pelaksanaan
pendekatan saintifik
dalam pembelajaran
tematik kelas 1 tema 1
subtema 1?