BAB II KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · ... seperti bermain bersama dengan anggota keluarga...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA - abstrak.ta.uns.ac.id · ... seperti bermain bersama dengan anggota keluarga...
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Momen Keluarga
1. Pengertian Momen
Momen atau saat adalah pandangan sesaat atau waktu yang singkat, dalam
artian luas suatu pandangan yang memberikan perbedaan dalam suasana menjadi
baik ataupun buruk di suatu tempat tersebut atau dalam lingkungan pada masyarakat,
lingkungan keluarga dan lain-lain. Momen merupakan suatu yang tidak bisa terduga,
dimana pada suasana tersebut bisa di jadikan suatu objek yang memberikan apa yang
terjadi pada saat itu bisa saat sedih, bahagia, berfikir dan lain-lain. Momen memiliki
berbagai ekspresi, disini penulis hanya memberikan beberapa beberapa contohnya
yaitu sebagai berikut ini:
a. Momen kebahagiaan
Kebahagiaan sendiri adalah konsep yang subyektif karena setiap individu
memiliki tolak ukur yang berbeda-beda. Setiap individu juga memiliki faktor yang
berbeda sehingga bisa mendatangkan kebahagiaan untuknya. Faktor-faktor diantara
lain yaitu uang, status pernikahan, kehidupan sosial, usia, kesehatan, pendidikan,
iklim, ras, dan jenis kelamin, serta agama atau tingkat regiulisitas seseorang muslim
(Seligman,2005:65). Momen ini memiliki ekspresi kecerian, dalam artian keceriaan
saat mendapatkan hasil yang diinginkan ataupun mendapatkan hasil yang maksimal.
Kebahagiaan dalam kelurga merupakan kebahagiaan yang sangat indah, dalam
4
5
contohnya di mana dalam keluarga semua anggotanya merasa terhibur atau senang
dengan hal-hal apapun, seperti seorang istri yang sedang hamil atau menunggu
kehadiran sang buah hatinya.
Gambar 2.1 Contoh Momen Kebahagiaan
Sumber:(http://www.merries.co.id/pregnancy/yang-harus-moms-lakukan-ketika-usia-
kehamilan-6-bulan) diakses pada 22/02/2016.
b. Momen Kasih Sayang
Kasih sayang adalah suatu ekspresi yang tidak bisa diungkapkan namun bisa
dengan gerakan, dalam artian sederhananya kasih sayang merupakan suatu tindakan
dari diri sendiri untuk membantu atau menolong orang lain, teman, sahabat, pacar,
anak, orang tua, dan makhluk hidup lainnya. Kasih sayang dalam keluarga
merupakan ajaran orang tua terhadap anaknya dalam mendidik, dan memberikan
apapun demi anaknya.
6
Gambar 2.2 Contoh Momen Kasih Sayang
Sumber:(http://tabloidnova.com/Keluarga/Anak/Kasih-Sayang-Tanpa-Batas-Dari-
Jessica-Iskandar-Untuk-Putranya-Sebagai-Single-Parent) diakses pada 24/06/2016.
c. Momen kesedihan
Kesedihan adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan yang tidak
beruntung, kehilangan, dan ketidak berdayaan. Kesedihan merupakan suatu ekspresi
duka cita atau perubahan dalam suasana hati yang menjadi berkecamuk. Kesedihan
juga bisa merubah suatu perilaku setiap individu terhdap sesuatu. Dalam hal ini
setiap individu menggambarkan dengan tangisan atau kesusahan hati. Kesedihan
dalam momen keluarga merupakan suatu momen sering, karena setiap anggota
keluarga pasti memiliki permasalahan. Dalam permasalahan tersebut membuat hati
menjadi sedih, wajah terlihat murung, dan susana hati berkecamuk. Dalam contohnya
7
seperti anaknya yang sedang sakit, berduka cita atau kehilangan sosok seseorang
dalam keluarga tersebut, pertengkaran antara anggota keluarga dan lain-lain.
Gambar 2.3 Contoh Momen Kesedihan
Sumber: (http://liputan75.blogspot.com/2016/03/jangan-pernah-kau-buat-wanita-
menangis.html) diakses pada 24/06/2016.
d. Momen kebersamaan
Kebersamaan adalah kata yang selalu kita inginkan keberadaannya untuk
menjaga hubungan harmonis antara kita dengan lingkungan. Kebersamaan itu awal
dari terciptanya kedamaian hidup antar manusia yang biasanya sulit terjalin benar.
Kebersamaan tidak hanya sekedar kehadiran fisik belaka namun adanya keterlibatan
emosi pada seluruh anggotanya. Jadi dalam hal ini bisa di contohkan dengan
kehadiran anggotanya dan bisa mengembangkan dalam suatu kelompok itu untuk
maju. Kebersamaan merupakan hal yang sangat penting bagi keluarga, karena pada
saat itu atau momen itu sangat jarang sekali. Dalam hal tersebut banyak hal yang di
8
lakukan dalam momen tersebut, seperti bermain bersama dengan anggota keluarga
lainnya, makan bersama atau mendengarkan cerita dari salah satu anggota keluarga,
dan bisa juga sebagai momen saat kumpul untuk berfoto bersama.
Gambar 2.4 Contoh Momen Kebersamaan
Sumber: (http://www.combiphar.com/id/healthy-living/5-kegiatan-seru-bersama-keluarga-
saat-lebaran) diakses pada 24/06/2016.
2. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah merupakan suatu kelompok primer yang paling penting dalam
masayrakat. Keluarga merupakan kelompok yang terbentuk dari bagian laki-laki dan
perempuan, hubungan yang berlangsung lama dalam menciptakan dan membesarkan
anak. Jadi, keluarga dalam bentuk yang merupakan satu kesatuan sosial terdiri atas
suami istri dan anak-anak yang belum dewasa (Hartono dan Arnicun:79)
Keluarga adalah sekumpulan orang dalam suatu ikatan perkawinan, kelahiran
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
9
meningkatkan pengembangan fisik, mental, serta sosial dari setiap anggota keluarga
(Duvall dan Logan,1986:26)
Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana sema lembaga atau pranata
sosial lainnya berkembang. Di masyarakat mana pun di dunia, keluarga merupakan
kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam
kehidupan individu (Narwoko dan Suyanto:2004)
3. Tugas dan tanggung jawab keluarga
Keluarga memliki peran penting dalam kehidupan manusia, tugas utamanya
adalah untuk memenuhi kebutuhan jasmani, rohani dan sosial semua anggotanya.
Peranan penting yakni ayah dan ibu yang menentukan kehidupan anak, karena
merupakan mendidik dalam keluarga dan pengasuh dalam hidupnya. Penulis akan
memberikan penjelasan peranan di dalam keluarga.
a. Ayah
Seorang ayah dianggap sebagai kepala keluarga yang diharapkan memiliki
kepemimpinan sesuai dengan ajaran-ajaran tradisional maka dengan itu pemimpin
harus menjadi tauladan yang baik, memberikan semangat sehingga dapat memiliki
pengikut yang kreatif dalam keluarga dan membimbing sebagai pemimpin dalam
rumah tangga (Prof.Dr. Soerjono Soekanto, S.H.,1992:115)
b. Ibu
Seorang ibu memiliki peranan yang sangat besar sekali pada seorang anak
dalam proses sosialisasi. Ibu adalah jantung dari keluarga, perempuan ini
10
menyimpulkan bahwa kedudukan seorang ibu merupakan sebagai tokoh sentral dan
sangat penting untuk melaksanakan kehidupan (Gunarasa,2000)
c. Anak
Anak merupakan amanah dari Allah SWT yang diberikan kepada setiap orang
tua, anak juga buah hati, anak juga cahaya mata, tumpuan harapan serta kebanggaan
keluarga. Anak merupakan generasi mendatang yang mewarnai masa kini dan
diharapkan dapat membawa kemajuan dimasa mendatang bagi keluarga.
Gambar 2.3 Anak
Sumber: Hanif nazmi ramadhani, Dokumentasi Puji Nursidik, 2015.
11
Menurut Fidi Mahendra dalam bukunya “Winner of Love” mengungkapkan
pendapat sebagai berikut,
....ibarat kertas anak merupakan kertas putih polos yang belum ada
coretannya, ibarat kaset ia adalah kaset kosong yang bisa di isi apa saja.
Tinggal bagaimana orang tua mengajarkan anaknya, jadi semua
tergantung pada orang tua (Fidi Mahendra,2010:202)
B. Pengertian Seni
Pengertian seni adalah karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman-
pengalaman batinnya, pengalaman batin itu di sajikan secara menarik. Sehingga
merangsang timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain yang
menghayatinya. Kelahirannya tidak didorong hasrat memenuhi kebutuhan pokok,
melainkan merupakan usaha untuk melengkapi dan menyempurnakan derajat
kemanusiaan memenuhi kebutuhan sifatnya spiritual (Mikke Susanto, 2003:102)
Nooryan Bahari dalam bukunya yang berjudul “Kritik Seni, wacana, apresiasi
dan kreasi”. Menjelaskan bahwa seni adalah bentuk keterampilan yang diperoleh
melalui pengalaman, belajar, atau pengamatan-pengamatan (Nooryan
Bahari,2008:61)
Dapat disimpulkan bahwa seni adalah hasil karya manusia yang
menginformasikan atau mengkomunikasikan suatu perasaan atau batin setiap
manusia agar dapat di nikmati dan dihayati oleh orang lain.
12
C. Komponen Seni Rupa
Berhubungan dengan definisi seni, seni adalah mentransfer isi seni dari
senimana untuk penikmat melalui benda yang biasa disebut dengan karya seni.
Penting dalam menjelaskan komponen seni, karena karya seni merupakan
perwujudan terindra dan dalam wujud tersebut selalu ada komponen-komponen
pembentuk daripada karya seni itu sendiri. Begitu bentuk seninya, begitu pula isi
kandungan di dalamnya (Jacob Sumardjo,2000:96). Komponen-komponen karya seni
tersebut ialah subject metter atau tema, bentuk, dan isi atau arti:
1. Tema atau (Subject matter)
Tema dalam seni adalah suatu (persoalan) yang akan diungkap pada suatu
karya, dan oleh karena itu sering kali juga disebut dengan pokok soal atau tema
(P.Mulyadi, 1998:15). Sedangkan pendapat lain mengungkapkan tema merupakan
gagasan yang hendak di komunikasikan oleh pencipta karya seni pada khalayak.
Tema bisa jadi menyangkut masalah sosial, budaya, religi, pendidikan, politik,
pembangunan, dan sebagainya (Nooryan Bahari,2008:22).
Di sini penulis mengambil tema momen keluarga, dalam hal ini penulis ingin
memvisualisasikan contoh momen atau saat yang berharga dalam keluarga dimana
dalam keluarga pasti memiliki momen yang begitu banyak. Penulis mengambil salah
satu momen pada saat hamil, saat hamil merupakan momen kebahagiaan yang
terlihat dari sang suami dan sang istri yang kemudian penulis jadikan suatu karya.
13
2. Bentuk (Form)
Bentuk adalah totalitas dari pada karya seni, atau kenyataan visual karya seni
hasil pengolahan subject mattter yang dibenturkan dengan organisasi unsur-unsur
rupa (P.Mulyadi,1994:16). Dalam sebuah karya seni merupakan obyek yang harus di
tampilkan dalam sebuah karya. Tanpa adanya bentuk seseorang tidak dapat
menikmati atau memahami karya seni tersebut.
3. Isi atau Makna
Jika ditinjau dalam aspek isi, nilai-nilai di dalamnya dapat konstekstual dan
universal. Jiwa manusia dari dulu sampai sekarang tetap sama, memiliki perasaan,
instuisis, pikiran, kemauan, kesadaran dan bawah sadar. Seorang seniman memiliki
tujuan dan hak sendiri dalam melahirkan karya seninya, tetapi tiap nilai yang di
tangkap dari karya tersebut berbeda-beda. Ini memiliki tafsir tersendiri dari setiap
orang, tafsiran yang berpengaruh semisalnya kritikus dapat memberikan isi nilai
yang di akui kebenarannnya oleh banyak penikmat.
…isi disebut kualitas atau arti, yang ada dalam suatu karya seni. Isi juga
dimaksudkan sebagai final statement, mood (suasana hati), atau pegalaman
penghayat, isi merupakan arti yang esensial daripada bentuk, dan seringkali
dinyatakan sebagai bentuk sejenis emosi, aktivitas intelektual, atau asosiasi
yang kita lakukan terhadap suatu karya seni. Apabila ada suatu usaha untuk
menganalisa mengapa bentuk dari suatu karya menimbulkan emosi atau
ekspresi terhadap kita, atau menstimulasi aktivitas intelektual penghayatnya,
sebenarnya kita sedang menghadapi isi atau arti (P.Mulyadi,1998:16).
14
D. Elemen-Elemen Seni Rupa
Di samping komponen seni, dalam suatu karya juga harus memperhatikan
unsur yang ada dalam karya seni. Di sini penulis mengambil beberapa elemen yang
penulis gunakan dalam pembuatan karya tugas akhir ini. Berikut penjelasan masing-
masing dari unsur rupa tersebut:
1. Garis
Garis merupakan kumpulan dari titik satu ke titik yang lainnya dimana
menjadikan suatu goresan yang menghasilkan suatu karya. Setiap garis tersebut dapat
menimbulkan kesan beragam yang di namakan sifat garis. Menurut pendapat ahli,
garis di mulai dari sebuah titik, merupakan “jejak” yang di timbulkan oleh titik-titik
yang di gerakan atau merupakan sederetan titik-titik yang berhimpit. Juga merupakan
goresan atau sapuan yang sempit dan panjang sehingga membentuk seperti benang
atau tali (Arfial Arsad,1997:37).
Kemudian menurut pendapat lain mengungkapkan bahwa Raut adalah ciri khas
suatu bentuk dari sebuah garis. Raut garis adalah ciri khas bentuk garis. Raut garis
secara garis besar hanya terdiri dari dua macam, yaitu garis lurus dan bengkok atau
lengkung. Namun, jika dirinci terdapat empat jenis garis sebagai berikut ini: garis
lurus yang meliputi garis horizontal, diagonal dan vertical. Garis lengkung meliputi
garis lengkuk kubah, garis lengkung busur dan lengkung mengapung. Garis majemuk
yang meliputi garis zig-zag dan garis berombak. Garis gabungan meliputi antara
garis lurus, lengkung dan majemuk (Sadjiman Ebdi Sanyoto,2009:98)
15
Garis yang dipilih penulis dalam cukilan karya seni grafis cetak dalam ini ada
tiga jenis, yaitu garis nyata yang digunakan untuk membentuk objek visual langsung
pada bidang blok cetak. Garis semu, muncul karena adanya batas bentuk dan warna,
garis ekspresif dimunculkan oleh spontanitas, garis lengkung, serta gabungan. Garis
yang digunakan pada karya penulis adalah garis lurus, garis lengkung dan gabungan
dibuat untuk menampilkan bentuk manusia dan objek baranglewat arsiran pada
objek gambar.
Gambar 2.5 Raut Garis
(Sumber: Sadjiman Ebdi Sanyoto, “Nirmana”.Tahun 2010, halaman 90)
2. Bidang (Shape)
Penulis menggunakan bidang geometri, dalam hal ini penulis menggunakan
hardboard yang membentuk persegi yang kemudian sebagai bahan untuk dasar dari
16
karya ini. Seorang seniman harus menguasai bidang karena bidang merupakan
tempat objek yang ditampilkan, memperhatikan tata letak objek dan juga
mempertimbangkan keseimbanganya. Shape adalah suatu bidang yang terbatas baik
secara teratur atau tidak teratur dibatasi oleh garis ataupun warna
(P.Mulyadi,1998:16).
Bidang adalah suatu bentuk raut pipih, datar sejajar dengan dimensi panjang
dan lebar serta menutup permukaan. Bidang dapat di artikan sebagai bentuk
menempati ruang, dan bentuk bidang sebagai ruangannya sendiri di sebut dwimatra
(Sadjiman Ebdi Sanyoto,2010:103).
Jenis bidang yang digunakan penulis dalam karyanya adalah bidang geometric
dan bidang biomorphic. Bidang geometric penulis gunakan untuk membentuk objek-
objek lingkaran atau bulatan seperti pada tubuh manusia dan objek barang,
sedangkan untuk bidang biomorphic penulis gunakan dalam membentuk objek-objek
bidang yang bebas, tidak beraturan, dan bentuk yang organik.
17
Gambar 2.6 Macam-macam Raut Bidang
(Sumber: Sadjiman Ebdi Sanyoto, “Elemen-elemen Seni dan Desain”.2009:105)
3. Tekstur
Tekstur adalah sifat suatu permukaan dari benda atau bidang, yang memberi
karakter atas suatu benda atau bidang permukaan tersebut, apakah halus, sedang atau
kasar. Tekstur adalah nilai atau ciri khas suatu permukaan atau raut.
Pada umumnya orang menyebut tekstur itu dihubungkan dengan sifat
permukaan yang halus pun merupakan tekstur di mana nilai, sifat, atau ciri khas
permukaannya atau teksturnya halus. Sifat-sifat permukaan kasar-halus, kasap-licin,
keras-lunak, bermotif-polos, cemerlang-suram, dan lain-lain (Sadjiman Ebdi
Sanyoto,2009:120).
Tekstur yang penulis gunakan adalah tekstur semu. Teksur semu ini dihasilkan
dari penggunaan garis-garis hasil dari proses cukilan serta cetakan yang berkali-kali
18
sehingga menimbulkan tekstur yang dapat diraba. Begitu juga tekstur pada kertas
untuk mencetak menggunakan kertas concord yang terdapat tekstur kasar namun
tekstur ini tidak akan nampak sebab dalam penyajian karya penulis menggunakan
kaca sehingga tekstur yang dihasilkan menjadi tekstur semu.
Gambar 2.7 TEKSTURE HIAS/SEMU dan INTERVAL TANGGA TEKSTUR
(Sumber: Sadjiman Ebdi Sanoyoto, “Elemen-elemen Seni dan Desain”. 2009:126)
4. Warna
Warna yang digunakan dalam karya penulis ini adalah campuran dari beberapa
warna primer, ini bertujuan agar warna tersebut dapat memunculkan momen dari
dalam keluarga tersebut. Dalam pemilihan warna seorang seniman memiliki kesan
dan pengertian yang berbeda-beda dalam menempatkan warna, sehingga seniman
satu dengan yang lainnya mempunyai karakter warna yang berbeda.
19
…Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan
benda-benda yang dikenainya; corak rupa seperti merah, biru, hijau, dan
lain-lain. Peranan warna sangat dominan pada karya seni rupa, hal ini dapat
dikaitkan dengan upaya menyatakan gerak, jarak, tegangan (tension),
deskripsi alam (naturalism), ruang, bentuk, ekspresi atau makna simbolik
dan justru dalam kaitan yang beraneka raga mini kita akan melihat betapa
kedudukan warna dalam seni rupa. Zat warna didapatkan dari perpaduan
pigmen yang berupa bubuk halus, kemudian disatukan dengan binder (zat
pengikat) atau paint vechile (pembawa pigmen) (Mike Susanto,2002:113).
Warna yang penulis gunakan adalah warna yang mirip dengan objek aslinya.
Penggunaan warna primer seperti merah, kuning, biru, hitam, putihdan ditambah
dengan warna campuran disesuaikan dengan fungsinya, seperti penggunaan warna
cerah pada pakaian dan warna kontras pada background belakang dimaksudkan
untuk mempertegas sosok manusia sebagai objek utama. Penulis juga menggunakan
dimensi value dengan susunan warna dari warna terang ke warna gelap. Melalui
kesan gelap terangnya warna tersebut menciptakan kesan ruang dan menghasilkan
dimensi pada karya.
20
Gambar 2.8 LINGKARAN WARNA (THE COLOR WHELL)
Sumber: Sadjiman Ebdi Sanyoto, “Elemen-elemen Seni dan Desain”.2009:31
E. Prinsip-prinsip Seni Rupa
Untuk menciptakan sebuah karya seni selalu berpegang pada prinsip
keorganisasian biasanya di sebut prinsip organisai, prinsip desain, atau asas-asas
desain, anatara lain rhytm (irama), unity (kesatuan), balance (keseimbangan),
domination (penekanan) dan proportion (kesepadanan). Komposisi perlu
diperhatikan adanya unsur yang saling berintegrasi dan saling mendukung, tidak
perlu bahwa tiap-tiap unsur memiliki kekuatan yang sama (P.Mulyadi,1998:22).
1. Irama (Rhytm)
Irama adalah gerak perulangan atau gerak mengalir atau aliran yang ajeg,
runtut, teratur, terus-menerus (sadjiman Ebdi Sanyoto,2010:161).
21
2. Kesatuan (Unity)
Kesatuan atau unity merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada
keselarasan dari unsur-unsur yang di susun, baik dalam wujudnya maupun kaitannya
dengan ide yang melandasinya. Kesatuan di perlukan dalam suatu karya grafis yang
mungkin terdiri dari beberapa elemen di dalamnya. Melalui kesatuan itulah elemen-
elemen yang ada saling mendukung sehingga diperoleh fokus yang dituju (Adi
Kusrianto, 2009: 35).
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa. Kesatuan dapat di sebut
sebagai keutuhan. Semua unsur atau bagian-bagian dari karya seni atau desain harus
menyatu dalam satu kesatuan, saling mendukung, tidak ada bagian-bagian yang
menggangu dan terasa keluar dari susunan. Tanpa adanya kesatuan maka karya unsur
seni akan terlihat tidak enak dilihat. Suatu kesatuan dapat menyampaikan
keteraturan, di mengerti oleh penikmat karya seni secara utuh, bukan merupakan
suatu unsur yang terpisah (Sadjiman Ebdi Sanyoto,2010:213).
3. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan merupakan salah satu prinsip dasar seni rupa, karya seni harus
memiliki keseimbangan agar enak dipandang atau di lihat dan tidak berat sebelah.
Seperti halnya kita dekat dengan pohon atau bangunan yang akan roboh yang berarti
dalam keadaan kurang seimbang, persaan tidak enak, tidak tenang, gelisah, takut
kejatuhan. , di dalam keseimbangan ada keseimbangan simetri (symmetrical
balance), keseimbangan memancar (radial balance), keseimbangan sederajat
(obvious balance).
22
Keseimbangan simetris yaitu keseimbangan antara ruang sebelah kiri dan
ruang sebelah kanan sama persis, baik dalam bentuk, rautnya, besaran ukurannya,
arahnya, warnanya, maupun teksturnya. Dapat dikatakan komposisi dengan
keseimbangan simetris ini adalah setangkup. Keseimbangan memancar
sesungguhnya sama dengan keseimbangan simetri, tetapi kesamaan polanya bukan
hanya diantara ruang sebelah kiri dan ruang sebelah kanan saja, melainkan juga
antara ruang sebelah kanan dan ruang sebelah bawah. Keseimbangan sederajat yaitu
keseimbangan komposisi antara ruang sebelah kiri dan ruang sebelah kanan tanpa
mempedulikan bentuk yang ada di masing-masing ruang. Jadi meskipun memiliki
bentuk raut yang berbeda, tetapi besarannya sederajat. Sedangkan keseimbangan
tersembunyi yaitu keseimbangan antara ruang sebelah kiri dan ruang sebelah kanan
meskipun keduanya tidak memiliki besaran sama maupun bentuk raut yang sama.
Jika keseimbangan ini bisa di capai maka akan menghasilkan komposisi yang
dinamis, hidup, bergairah (Sadjiman Ebdi Sunyoto, 2009: 237). Karya penulis akan
menggunakan keseimbangan asimetris, agar karya tersebut terlihat dinamis, tidak
kaku, dan terkesan hidup.
4. Penekanan (Domination)
Dominasi dalam karya seni itu bisa juga di sebut keunggulan, keunikan,
keistimewaaan, keganjilan, atau penyimpangan. Di dalam karya seni harus ada
dominasi agar terlihat menarik (Sadjiman Ebdi Sanyoto,2009:225).
Setiap bagian dari suatu bentuk karya seni hendaknya memiliki tingkat
kekuatan (dominan) yang layak. Bagian tertentu yang mendominasi di dalam suatu
23
bentuk karya seni, akan menjadi titik perhatian yang menonjol. Kelayakan tingkat
dominan dari unsur-unsur pendukung akan menimbulkan harmoni yang akhirnya
mencapai suatu kesatuan (Arfial Arsad Hakim, 1987:19).
5. Kesepadanan (Proportion)
Proporsi atau perbandingan merupakan salah satu prinsip dasar seni rupa
untuk memperoleh keserasian. Proporsi juga bisa disebut dengan kesepadanan
(Sadjiman Ebdi Sanyoto,2009:273).
F. Komposisi dalam Seni Rupa
Komposisi dalam sebuah karya terbagi menjadi 4 tipe yaitu, komposisi terbuka,
komposisi tertutup, komposisi piramida, dan komposisi piramida terbalik. Komposisi
terbuka adalah suatu kompoisi dalam suatu bidang atau ruang komposisi yang
dimana objek gambar terkesan menerus, tersebar, meluas dari pusat bidang tersebut.
Sedangkan jika objek gambar tersebut seakan-akan terpusat di dalam suatu ikatan,
mengumpul, menyempit, sehingga terlihat adanya pengelompokan objek gambar ke
dalam pusat bidang atau ruang komposisi, maka komposisi yang demikian itu di
katakan komposisi tertutup (Arfial Arsad Hakim,1997:37).
G. Seni Grafis
Seni grafis adalah medium kreatif secara sadar menggunakan keterampilan
teknik dan imaji kreatif untuk menciptakan objek-objek estetik dengan proses
mencetak. Grafis berasal dari bahasa Yunani, graphien, yang berarti menulis atau
menggambar. Seni grafis merupakan gambar bebas karya berupa cetakan, yang
24
memalui proses manual dan menggunakan material tertentu, dengan tujuan membuat
perbanyakan karya dalam jumlah tertentu (Mike Susanto,2002:47).
Sedangkan menurut Nooryan Bahari dalam tulisannya “Kritik Seni Wacana,
Apresiasi dan Kreasi” menerangkan bahwa:
…”Seni grafis termasuk bagian seni murni yan berwujud dua dimensional yang
dihasilkan melalui proses cetak. Kelebihan dari seni grafis adalah karya dapat
dilipat gandakan tanpa mengurangi orisinalitasnya. Teknik seni grafis anatara
lain, cetak tinggi, cetak dalam cetak datar, dan cetak saring” (Nooryan
Bahari,2008:83).
1. Teknik dalam seni grafis
Dalam seni grafis memiliki berbagai teknik, di sini penulis sedikit menjelaskan
dari beberapa teknik yang digunakan oleh para seniman di Indonesia. Berikut
tekniknya:
a. Cetak Saring (Silkscreen)
Cetak saring adalah bagian dari seni grafis terapan yang bersifat praktis,
teknik cetak saring dilakukan untuk mencetak berbagai media terkecuali yang
tidak mengandung air (Guanawan Mahendra,2013:7). Cetak saring merupakan
proses stencil untuk memidahkan suatu objek ke atas berbagai jenis media atau
bahan cetak seperti: kertas, kayu, metal, kaca, kain, plastic, kulit, dan lain-lain.
Pada teknik cetak saring acuan yang berupa stensil dapat juga melalui tahapan
fotografi, yang pada umumnya dikenal dengan istilah hand cut (Guanawan
Mahendra,2013:8-9).
25
Gambar 2.9 Visual Cetak Saring
http://grafikapagi-pengilmugraf.blogspot.co.id/2014/01/jenis-jenis-acuan-hasil-pre-
press.html diakses pada 20/02/2016
b. Cetak Dalam (Intaglio)
Cetak dalam adalah proses cetak di mana permukaan cetak yang terkena
tinta adalah bagian yang menjorok kedalam tinta atau terkena cukil, material
yang dipakai adalah plat tembaga, plat alumunium, acrilik, dan lain-lain
(M.Dwi Marianto,1988:15).
Sedangkan menurut pendapat lain yaitu teknik dalam seni cetak dengan
media acuan plat metal yang kemudian di torehkan langsung dengan jarum etsa
(scraper) atau melalui proses pengasaman sehingga plat tergigit asam. Proses
pencetakan dilakukan dengan tekanan yang kuat dengan memakai mesin
khusus, karena tintanya yang akan dipindahkan pada kertas tidak berada di
permukaan plat melainkan dalam cekungan hasil penggarapan plat (Mikke
Susanto,2012:194).
26
Gambar 2.10 Visual Cetak Dalam
http://grafikapagi-pengilmugraf.blogspot.co.id/2014/01/jenis-jenis-acuan-hasil-pre-
press.html diakses pada 20/02/2016
c. Cetak Tinggi
Cetak Tinggi adalah Proses cetak dimana permukaan cetak yang terkena
tinta adalah bagian yang menonjol atau menjorok ke atas atau yang tidak cukil.
Pada proses cukil kayu ini menggunakan pahat atau alat cukil khusus. Pada
cetakan relief bagian permukaan yang menonjol itu dapat dicapai karena
adanya tempelan atau hasil percukilan bagian yang tidak mencetak. Pada cetak
cukil kayu bagian yang tidak mencetak di cukil menggunakan cukil atau pahat
(M. Dwi Marianto, 1988:15).
Cetak tinggi pada dasarnya sama yaitu memberikan efek jiplakan atau
tapak tinta dari permukaan yang timbul ke kertas. Para seniman membuat satu
bagian yang lebih tumbul dari permukaan yang lainnya dan menentukan daerah
tersebut yang akan bersentuhan dengan tinta dan dicetakkan di atas kertas,
daerah yang timbul tersebut akan menampakan tinta ke atas kertas (F.M.
Andrews,1964:9).
27
Gambar 2.11 Visual Cetak Tinggi
http://grafikapagi-pengilmugraf.blogspot.co.id/2014/01/jenis-jenis-acuan-hasil-pre-
press.html diakses pada 20/02/2016
Dalam tugas akhir ini, penulis mengambil teknik cetak tinggi di
karenakan cetak tinggi memiliki karakter cukilan yang kuat. Kemudian teknik
cetak tinggi merupakan teknik yang lebih dikuasai penulis dibandingkan
dengan teknik lainnya dan di rasa cocok oleh penulis karena untuk
memvisualisasikan momen dalam keluarga.
2. Medium Cetak Tinggi
Dalam proses pembuatan karya dibutuhkan permukaan cetakan, permukaan
tersebut meliputi papan, kayu, plat logam, lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum
atau litografi.
…Setiap acauan cetak biasanya mewakili satu warna, jika ingin
menghasilkan karya dengan warna lebih satu warna, maka acuan cetak yang
harus dipersiapkan juga lebih dari satu, menurut banyaknya warna. Ada juga
yang memanfaatkan satu acuan saja untuk menghasilkan karya dengan
bermacam-macam warna, yaitu dengan teknik cukil habis (reduksi). Sesuai
bahan acuan yang digunakan, masih terdapat berbagai istilah teknik seperti
wood-cut dan hardboard-cut (Devy Ferdiyanto,2003:09).
Dalam pembuatan karya cetak tinggi ini penulis menggunakan hardboard yang
di potong secara vertical atau horizontal berukuran 40x60 cm. Penulis menggunakan
28
hardboard karena ramah lingkungan dan tekstur hardboard lebih halus dibandingkan
dengan softwood, lino dan sebagainya.
Gambar 2.12 Hardboard
Sumber: Dokumentasi Puji Nursidik, 2016.
3. Alat-alat dalam Proses Cetak Tinggi
Ada beberapa alat dan bahan yang di gunakan dalam proses pembuatan karya
cetak tinggi. Alat dan bahan tersebut antara lain sebagai berikut ini:
a. Viner
Secara tradisional viner di gunakan sebagai alat cukil cetak kayu.
Terdapat dua tipe viner yang di gunakan pada beberapa Negara Barat dan
Jepang. Jika di Barat mata pisau pada viner tersebut tidak dapat di lepas dan di
sesuaikan dengan bentuk tangan si pencukil sedangkan di Jepang mata
pisaunya dapat di sesuaikan kedudukannya panjang ataupun pendek (M.Dwi
Marianto,1988:26).
29
1. Viner Bentuk “V”
Alat ini memiliki fungsi membuat garis yang di gunakan pada media
kayu, hardboard, dan linoleum. Pahat ini dapat menghasilkan bermacam-
macam bentuk cukilan (M.Dwi Marianto,1988:26).
Gamabar 2.13 Viner bentuk”V”
(Sumber: Dokumentasi Puji Nursidik, 22/02/2016)
2. Gauge Viner bentuk “U”
Gauge viner bentuk “U” memiliki beberapa ukuran, cukil ini biasanya
di gunakan untuk menghilangkan atau mencukil area yang lebar, dan
menghasilkan bentuk “U”. alat ini memiliki dua ukuran, yang satu
berukuran besar dan yang satu berukuran kecil (M.Dwi Marianto,1988:26).
Gamabar 2.14 Gouge Viner bentuk “U” besar dan Kecil
(Sumber: Dokumentasi Puji Nursidik, 22/02/2016)
30
3. Knife and Chisel
Alat ini memiliki sudut yang miring dan cukup tajam, alat ini di
gunakan untuk bagian yang sempit dan bagian yang lebar atau bisa di
katakan menghilangkan bagian yang tidak penting pada hardboard. Knife
memliki ujung atau mata yang miring sedangkan chisel memiliki ujung atau
mata yang lurus.
Gambar 2.15 Gouge Viner bentuk “U” besar dan Kecil
(Sumber: Dokumentasi Puji Nursidik, 22/02/2016)
4. Rol
Rol atau disebut juga dengan bayer di pakai untuk mentransfer tinta
dari bantalan adukan tinta ke permukaan blok cetak. Rol yang baik adalah
rol yang rata dan terbuat dari karet atau gelatin yang mudah tergores jadi
dalam pengguaannya haruslah berhati-hati. Singkat kata rol memiliki fungsi
yang sama dengan kuas (M.DwiMarianto,1988:32).
31
Gambar 2.16 Rol Karet
(Sumber: Dokumentasi Puji Nursidik, 22/02/2016)
5. Tinta
Tinta yang di pakai dalam proses mencetak karya cukil kayu adalah
tinta berbasis minyak dalam pengolahannya di campur dengan terpentin
untuk mengencerkan tinta serta mempercepat dalam proses pengeringan.
Cat ini di kemas dalam kaleng atau tube dan di kenal sebagai cat untuk
letterpress yang di pakai untuk mencetak cukil kayu (Dwi Marianto,1988:
42).
Gambar 2.17 Tinta Cetak
(Sumber: Dokumentasi Puji Nursidik, 22/02/2016)
32
6. Scraper
Scraper merupakan suatu alat sejenis palet yang berfungsi untuk
mengambil, mengolah serta meratakan tinta yang akan di gunakan untuk
memberi warna pada blok kayu atau hardboard.
Gambar 2.18 Scraper
(Sumber: Dokumentasi Puji Nursidik, 22/02/2016)
7. Sendok
Sendok merupakan alat pengganti baren. Sama halnya dengan baren,
sendok ini di gunakan penulis untuk menggosok dan melekatkan tinta pada
kertas.
Gambar 2.19 Sendok
(Sumber: Dokumentasi Puji Nursidik, 22/02/2016)
33
H. Referensi Karya
1. Sutrisno
Dalam proses penciptaan karya, penulis terpacu oleh karya-karya cukil kayu
Sutrisno. Salah satunya adalah karya yang berjudul “Semangat Anak Kali Code”
yang di buat pada tahun 2011. Karya ini terinspirasi dari anak-anak kali Code, pasca
meletusnya Merapi. Meskipun masih di landa lahar dingin , mereka tidak takut dan
tetap semangat. Melalui kegiatan menggambar bersama, mereka bisa mengatasi rasa
trauma akibat bencana alam. Tema kehidupan sosial yang diangkat, figur-figur
manusia yang dimunculkan serta warna-warna cerah yang ditampilkan, dijadikan
sumber referensi penulis dalam menciptakan karya seni grafis.
Gambar 2.20 Referensi karya oleh Sutrisno
(Sumber: (http://woodcutsz.blogspot.com/2011/12/writing-to-sutrisno-of-m-dwi-
marianto.html ) diunduh pada 21/04/2014 pukul 22.55 WIB.
34
2. Agus Yulianto
Selain nama Sutrisno, sosok seniman grafis lain yang mengispirasi adalah
Agus Yulianto yang identik dengan karya-karya berukuran besarnya. Salah satu
karyanya yang fenomenal berjudul “Shocking beat”. Dalam karya ini, warna hitam
putih serta ruang yang di buat tiga dimensi membuat karya ini sangat menarik dan
memiliki nilai estetis yang sangat tinggi. Garis-garis yang dimuculkan pada cukilan
detail objek serta background dijadikan sumber referensi dalam penciptaan karya
seni grafis.
Gambar 2.21 Referensi karya oleh Agus Yulianto
(Sumber:( Http://kendragallery.com/artists/59/agus-yulianto) diunduh pada 24/06/2016 pukul
22.55 WIB.