BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemahaman Konseprepository.ump.ac.id/5073/3/BAB II.pdf · Siswa yang tidak...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemahaman Konseprepository.ump.ac.id/5073/3/BAB II.pdf · Siswa yang tidak...
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pemahaman Konsep
Pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari
bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan
isi pokok dari suatu bacaan, misalnya mengubah data yang disajikan dalam
bentuk tertentu ke bentuk lain, seperti rumus matematika ke dalam bentuk kata-
kata (Winkel, 1996). Menurut Uno dan Koni (2012) pemahaman adalah
kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau
menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah
diterimanya. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pemahaman adalah kemampuan menangkap makna dan arti serta mengartikan,
menafsirkan, menerjemahkan sesuatu dengan caranya sendiri.
Konsep menurut Wardhani (2008) adalah ide (abstrak) yang dapat
digunakan atau memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan atau
menggolongkan sesuatu objek. Pendapat lain dikemukakan oleh Uno dan Koni
(2012) bahwa konsep adalah sekelompok objek, peristiwa, atau simbol yang
memiliki karakteristik yang sama yang dapat diidentifikasi. Selanjutnya,
menurut Suprijono (2009) konsep dapat diartikan sebagai suatu jaringan
hubungan dalam objek, kejadian, dan lain – lain yang mempunyai ciri – ciri
tetap dan dapat diobservasi. Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa
7
Peningkatan Pemahaman Konsep..., Prisma Fadjar Budhi Mumtahanah, FKIP, UMP, 2016
8
konsep adalah ide (abstrak), sekelompok objek, peristiwa atau simbol yang
memiliki karakteristik yang sama dan tetap serta dapat di observasi.
Pemahaman konsep menurut Shadiq (2009) yaitu siswa mampu
mendefinisikan, mengidentifikasi, dan memberi contoh atau bukan contoh dari
konsep. Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukan peserta
didik dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma)
secara luwes, akurat, efisien dan tepat (Uno dan Koni, 2012).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan pemahaman konsep adalah
kemampuan untuk mendefinisikan, mengidentifikasi, dan memberi contoh atau
bukan contoh dari suatu konsep dengan ditunjukan peserta didik dapat
memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes,
akurat, efisien dan tepat.
Menurut Wardhani (2008) beberapa ciri khusus yang membedakan
antara soal pemahaman konsep dengan soal untuk aspek penilaian yang lain.
Indikator-indikator pemahaman konsep pada petunjuk teknis pelaksanaan
peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas no. 506/c/PP/2004 yaitu :
a. Menyatakan ulang sebuah konsep.
b. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya.
c. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep.
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.
e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep.
Peningkatan Pemahaman Konsep..., Prisma Fadjar Budhi Mumtahanah, FKIP, UMP, 2016
9
f. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
tertentu.
g. Mengaplikasi konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.
Berdasarkan indikator pemahaman konsep di atas, maka dalam penelitian
ini indikator yang digunakan adalah:
a. Menyatakan ulang sebuah konsep yaitu dapat menjelaskan kembali
konsep-konsep yang telah dipelajari.
Contoh: Saat siswa belajar mengenai prisma dan limas maka siswa dapat
menyatakan ulang pengertian prisma dan limas.
b. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya yaitu dapat mengidentifikasi sifat-sifat pada suatu obyek yang
sesuai dengan konsep tersebut.
Contoh : Saat siswa diberikan berbagai gambar prisma dan limas siswa
dapat menunjukan mana gambar yang merupakan prisma dan mana
gambar yang merupakan limas serta dapat menjelaskan unsur-unsur dari
bangun tersebut.
c. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep yaitu dapat
menuliskan beberapa contoh dan bukan contoh dari suatu konsep yang di
dapat. Contoh : siswa diminta menyebutkan contoh benda di sekitar
mereka yang berbentuk prisma dan limas dalam kehidupan sehari-hari.
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis yaitu
dapat menuliskan bentuk model matematika dari suatu permasalahan dan
dapat disajikan ke dalam gambar, grafik dan lain-lain. Contoh : Saat siswa
Peningkatan Pemahaman Konsep..., Prisma Fadjar Budhi Mumtahanah, FKIP, UMP, 2016
10
diberikan soal cerita mengenai prisma segitiga yang diketahui panjang sisi
alas dan tingginya, maka siswa dapat menggambar prisma tersebut dengan
disertai ukuran-ukurannya.
e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep dapat
menentukan syarat perlu dan syarat cukup yang harus diketahui dalam soal
dan mampu mengembangkannya.
Contoh : Siswa diberikan soal menentukan berapa tinggi prisma segitiga
siku-siku dengan diketahui luas permukaan prisma, panjang sisi miring
dan salah satu sisinya. Untuk menentukan tinggi prisma terlebih dahulu
kita harus mencari tinggi alasnya terlebih dahulu yaitu dengan
menggunakan rumus pytagoras, kemudian menghitung tinggi prisma
tersebut.
f. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
tertentu dapat memilih prosedur yang akan digunakan dalam
menyelesaikan masalah.
Contoh : Saat siswa diberikan soal untuk menghitung volume prisma maka
rumus yang digunakan adalah rumus volume.
g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah yaitu
dapat mengaitkan konsep ke dalam pemecahan masalah.
Contoh : Siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan
dengan materi prisma atau limas.
Peningkatan Pemahaman Konsep..., Prisma Fadjar Budhi Mumtahanah, FKIP, UMP, 2016
11
B. Kemandirian Belajar
1. Pengertian Kemandirian Belajar
Desmita (2009) berpendapat bahwa kemandirian adalah kemampuan
untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan dan tindakan sendiri
secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-perasaan
malu dan keragu-raguan. Sedangkan menurut Chaplin (Desmita, 2009),
kemandirian adalah kebebasan individu manusia untuk memilih, untuk
menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai dan menentukan
dirinya sendiri. Dari beberapa uraian diatas disimpulkan bahwa
kemandirian adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur
pikiran sesuai kebebasan individu untuk memilih dan menentukan sendiri.
Menurut Slamento (2010) belajar adalah proses usaha untuk
memperoleh perubahan tingkah laku baru yang merupakan hasil dari
pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pendapat lain
dikemukakan oleh Gagne (Dahar, 2011) mendefinisikan bahwa belajar
adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman. Maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
perubahan dari hasil pengalaman sendiri sebagai akibat dari pengalaman
Moore (Rusman, 2012) menyatakan bahwa kemandirian belajar
peserta didik adalah sejauh mana dalam proses pembelajaran itu siswa
dapat ikut menentukan tujuan, bahan dan pengalaman belajar, serta
evaluasi pembelajarannya. Pendapat lain dikemukakan oleh Nurmi (2010),
kemandirian belajar adalah aktivitas belajar yang dilakukan oleh individu
Peningkatan Pemahaman Konsep..., Prisma Fadjar Budhi Mumtahanah, FKIP, UMP, 2016
12
dengan kebebasannya dalam menentukan dan mengelolah sendiri bahan
ajar, waktu, tempat, dan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang
diperlukan.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
kemandirian belajar adalah aktivitas belajar siswa yang didorong oleh
kemauan, pilihan dan tanggung jawab diri sendiri tanpa adanya bantuan
orang lain untuk menguasai kompetensi tertentu yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah serta mampu mempertanggung jawabkan
tindakannya.
Menurut Desmita (2009) kemadirian belajar biasanya ditandai
dengan: (a) memiliki kemampuan menentukan nasib sendiri; (b) kreatif dan
inisiatif; (c) bertanggung jawab; (d) mampu menahan diri; (e) membuat
keputusan sendiri; (f) mampu mengatasi masalah.
2. Gejala Kemandirian Belajar
Menurut Sunaryo (Desmita, 2009) menyebutkan beberapa gejala
yang berhubungan dengan permasalah kemandirian belajar yaitu:
1. Ketergantungan disiplin bukan karena niat sendiri yang ikhlas.
Perilaku seperti ini akan mengarah pada perilaku tidak konsisten
yang akan menghambat pembentukan etos kerja dan etos kehidupan
yang mapan sebagai salah satu ciri dari kemandirian. Contoh : saat
mengerjakan tugas atau ulangan mengandalkan teman lain yang lebih
pintar atau mencontek jawaban teman yang lain.
Peningkatan Pemahaman Konsep..., Prisma Fadjar Budhi Mumtahanah, FKIP, UMP, 2016
13
2. Sikap tidak peduli terhadap lingkungan hidup.
Siswa yang tidak peduli terhadap lingkungannya merupakan
gejala yang menunjukan bahwa kemandiriannya masih rendah. Jika
siswa peduli dengan lingkungan sekitar berarti memiliki kemandirian
belajar. Contoh : siswa mengobrol sendiri dengan teman sebangkunya
apabila guru sedang menjelaskan materi pelajaran.
3. Ketidak jujuran dalam berfikir dan bertindak
Ketidakjujuran dalam berpikir dan bertindak menunjukan
bahwa kemandirian masih rendah. Contoh: siswa lebih memilih diam
daripada bertanya kepada guru tentang kesulitan dalam memahami
masalah yang dihadaripnya dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Upaya-upaya pengembangan kemandirian belajar
Upaya-upaya dalam pengembangan kemandirian belajar siswa,
diantaranya :
a. Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis, yang
memungkinkan anak merasa dihargai
b. Mendorong anak untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan
dan dalam berbagai kegiatan sekolah.
c. Memberi kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan,
mendorong rasa ingin tahu mereka.
d. Penerimaan positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak, tidak
membeda-bedakan anak yang satu dengan yang lain.
e. Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak.
Peningkatan Pemahaman Konsep..., Prisma Fadjar Budhi Mumtahanah, FKIP, UMP, 2016
14
Indikator kemandirian belajar yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Memiliki keinginan yang kuat untuk belajar
b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah
yang dihadapi.
c. Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya secara
mandiri.
d. Memiliki tanggung jawab atas apa yang dilakukannya
C. Discovery Learning
1. Pengertian Discovery Learning
Menurut Sund (Roestiyah, 2012) discovery adalah proses mental
dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses
mental tersebut antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-
golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat
kesimpulan. Sedangkan Gulo (Trianto, 2009) berpendapat bahwa discovery
adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang mendorong siswa untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga
dapat merumuskan menemuannya sendiri
Discovery learning (Sinambela, 2013) adalah teori belajar yang
didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila siswa tidak
disajikan dengan materi pelajaran dalam bentuk utuh, tetapi diharapkan
siswa mengorganisasi sendiri. Budiningsih menyatakan bahwa discovery
learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses
Peningkatan Pemahaman Konsep..., Prisma Fadjar Budhi Mumtahanah, FKIP, UMP, 2016
15
intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Kemendikbud,
2013). Menurut Krismanto (2003) discovery learning adalah pembelajaran
dimana guru berperan meyatakan persoalan, kemudian membimbing siswa
untuk menemukan penyelesaian dari persoalan itu dengan perintah –
perintah atau lembar kerja. Siswa mengikuti petunjuk dan menemukan
sendiri penyelesaiannya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Discovery
learning adalah suatu metode pembelajaran kelompok yang dalam proses
pembelajarannya siswa dituntut untuk menemukan sebuah konsep melalui
lembar kerja dengan guru bertugas sebagai pembimbing.
2. Langkah – langkah Discovery Learning
Menurut Rusvan dkk. (1994) tahapan proses pembelajaran discovery
learning adalah:
a. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pada tahap ini guru memulai dengan bertanya mengajukan
pertanyaan, atau memerintah peserta didik membaca atau
mendengarkan uraian yang memuat permasalahan.
b. Problem statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah peserta didik
diberi kesempatan mengidentifikasi permasalahan, sebanyak mungkin
memilihnya yang dipandang paling menarik dan fleksibel untuk
dipecahkan. Permasalahan yang dipilih ini selanjutnya harus
Peningkatan Pemahaman Konsep..., Prisma Fadjar Budhi Mumtahanah, FKIP, UMP, 2016
16
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis (pernyataan sebagai
jawaban sementara atas pertanyaan tersebut).
c. Data collection (Pengumpulan Data)
Tahap ini dilakukan untuk menjawab petanyaan atau membuktikan
benar tidaknya hipotesis itu, peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, dengan membaca
buku sumber, mengamati objeknya, mewawancarai orang sebagai
sumber, dan sebagainya.
d. Data processing (Pengolahan Data)
Semua informasi yang di dapat pada tahap sebelumnya yaitu dari
hasil membaca buku sumber, wawancara dan sebagainya, selanjutnya
diolah, diacak, bahkan kalau perlu dihitung dengan cara tertentu serta
ditafsirkan.
e. Verification (Pembuktian)
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada
tersebut (available information), pertanyaan atau hipotesis yang telah
dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak
dengan kata lain terbukti atau tidak.
f. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Tahap selanjutnya, berdasarkan hasil verifikasi tadi siswa dapat
belajar menarik generalisasi atau kesimpulan tertentu.
Sedangkan menurut Suhana (2012), beberapa langkah discovery
learning yang harus diperhatikan adalah:
Peningkatan Pemahaman Konsep..., Prisma Fadjar Budhi Mumtahanah, FKIP, UMP, 2016
17
a. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.
b. Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari.
c. Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari.
d. Menentukan peran yang akan dilakukan oleh masing – masing peserta
didik.
e. Mengecek pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan
diselidiki atau ditemukan.
f. Mempersiapkan setting kelas.
g. Mempersiapkan fasilitas yang diperlukan.
h. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
penyelidikan dan penemuan
i. Menganalisis sendiri atas data temuan.
j. Merangsang terjadinya dialog antar peserta didik.
k. Memberi penguatan kepada peserta didik untuk giat dalam proses
penemuan.
l. Memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan prinsip – prinsip
generalisasi atas hasil penemuannya
Dalam penelitian ini langkah-langkah discovery learning yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Tahap stimulasi dimulai dengan guru memberikan ceramah singkat
mengenai materi untuk mendorong rasa ingin tahu siswa terhadap materi
yang akan dipelajari.
Peningkatan Pemahaman Konsep..., Prisma Fadjar Budhi Mumtahanah, FKIP, UMP, 2016
18
b. Problem statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)
Pada tahap ini guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk
memancing siswa mengidentifikasi masalah sebanyak mungkin yang
selanjutnya akan dipecahkan.
c. Data collection (Pengumpulan Data)
Pada tahap ini siswa mengumpulkan data sebanyak-banyaknya yang
nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
d. Data processing (Pengolahan Data)
Pada tahap ini semua data yang didapat dari tahap pengumpulan data
selanjutnya diolah untuk menyelesaikan masalah.
e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap verifikasi jawaban atas masalah yang didapat pada tahap
pengolahan data kemudian diverifikasi apakah jawaban atas
penyelesaian masalah itu benar atau tidak.
f. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Tahap selanjutnya, berdasarkan hasil verifikasi tadi siswa dapat
belajar menarik generalisasi atau kesimpulan tertentu.
3. Tahapan Discovery Learning
Dalam tabel dibawah ini disajikan tahap-tahap discovery learning yang
digunakan dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
Tabel 2.1 Tahapan discovery learning
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan
a. Guru memberikan salam
b. Guru meminta siswa berdoa bersama sebelum memulai pembelajaran
Peningkatan Pemahaman Konsep..., Prisma Fadjar Budhi Mumtahanah, FKIP, UMP, 2016
19
c. Guru mengecek kehadiran siswa, dengan cara menanyakan siapa yang
tidak berangkat
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
e. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu
discovery learning
Kegiatan Inti
Stimulation (Stimulasi/ Pemberian rangsangan)
f. Guru memberikan materi dasar berupa ceramah
Problem statment (Pernyataan/ Identifikasi masalah)
g. Guru memberikan pertanyaan untuk memancing rasa ingin tahu siswa
Data collection (Pengumpulan data)
h. Siswa bersama kelompoknya mengumpulkan data yang dibutuhkan
dalam permasalahan tersebut.
Data processing (Pengolahan data)
i. Siswa bersama kelompoknya mengolah data yang sudah didapatnya
untuk menyelesaikan masalah.
Verification (Pembuktian)
j. Guru meminta perwakilan kelompok untuk maju ke depan kelas untuk
menuliskan jawaban dari masalah
k. Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa untuk membuktikan apakah
jawaban dari masalah tersebut benar
Generalization (Kesimpulan)
l. Guru menarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan
berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama.
Penutup
m. Guru menginformasikan materi pembelajaran di pertemuan yang akan
datang.
n. Mengakhiri pembelajaran dengan salam
D. Penelitian Relevan
Penelitian ini didukung penelitian sebelumnya oleh Purwitasari (2012),
dalam penelitiannya yang berjudul Model Discovery Learing Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII D SMP
Negeri 1 Kedungbanteng, didapatkan hasil bahwa dengan menggunakan
discovery learning dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
Peningkatan Pemahaman Konsep..., Prisma Fadjar Budhi Mumtahanah, FKIP, UMP, 2016
20
siswa, hal ini ditunjukan dengan peningkatan nilai pemahaman konsep pada
setiap siklusnya. Pada pelaksanaan siklus I nilai rata-rata pemahaman konsep
adalah 70,4 pada siklus II meningkat menjadi 75,3 kemudian pada siklus III
nilai rata-ratanya adalah 80.
Penelitian lain yang berjudul Peningkatan Kemandirian Belajar dan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dengan Pembelajaran Discovery
di Kelas VIII B MTs Ma’arif NU 06 Bojongsari dilakukan oleh Suning (2013),
dari penelitiannya didapatkan hasil bahwa dengan menggunakan discovery
leaarning dapat meningkatkan kemandirian belajar siswanya, hal itu
dibuktikan dengan hasil kemandirian belajar yang meningkat setiap siklusnya.
Pada siklus I skor kemandirian belajar siswa adalah 54,77, pada siklus II adalah
57,69 dan pada siklus III adalah 61,68.
E. Materi Prisma dan Limas
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas,
dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar Indikator
5.1 Mengidentifikasi sifat-
sifat kubus, balok, prisma
dan limas serta bagian-
bagiannya.
1. Menyebutkan unsur-unsur prisma
2. Menyebutkan unsur-unsur limas
5.2 Membuat jaring-jaring
kubus, balok, prisma dan
limas
1. Membuat jaring-jaring prisma
2. Membuat jaring-jaring limas
5.3 Menghitung luas
permukaan dan volume
prisma dan limas
1. Menemukan rumus luas
permukaan prisma dan limas.
2. Menghitung luas permukaan
prisma dan limas.
3. Menetukan rumus volume prisma
dan limas.
4. Menghitung volume prisma dan
limas.
Peningkatan Pemahaman Konsep..., Prisma Fadjar Budhi Mumtahanah, FKIP, UMP, 2016
21
5. Menghitung luas permukaan dan
volume prisma dan limas dalam
kehidupan sehari-hari
F. Kerangka Pikir
Masalah yang dihadapi adalah pemahaman konsep dan kemandirian
belajar yang masih rendah pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 8 Purwokerto.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka dibutuhkan model pembelajaran yang
dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kemandirian belajar. Maka, untuk
meningkatkan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa adalah
digunakannya discovery learning. Discovery learning adalah pembelajaran
dimana guru berperan meyatakan persoalan, kemudian membimbing siswa
untuk menemukan penyelesaian dari persoalan itu dengan perintah – perintah
atau lembar kerja. Siswa mengikuti petunjuk dan menemukan sendiri
penyelesaiannya
Pada discovery learning tahap awal yang dilakukan guru adalah
stimulation atau pemberian rangsangan untuk menggali pengetahuan awal
siswa tetang materi yang akan dipelajari. Pada tahap ini siswa dapat
menyatakan ulang sebuah konsep dan dapat mendorong siswa untuk memiliki
keinginan yang kuat untuk belajar. Selanjutnya, pada tahap problem statment
atau identifikasi masalah digunakan untuk mengidentifikasi masalah sehingga
siswa dapat mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai
dengan konsepnya, pada tahap ini juga dapat mendorong siswa untuk memiliki
keinginan yang kuat untuk belajar.
Peningkatan Pemahaman Konsep..., Prisma Fadjar Budhi Mumtahanah, FKIP, UMP, 2016
22
Pada tahap data collection atau pengumpulan data siswa dapat menggali
informasi yang dibutuhkan sebanyak-banyaknya sehingga dapat memberikan
contoh dan bukan contoh dari suatu konsep dan mendorong siswa untuk
mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang
dihadapi. Pada tahap data processing atau pengolahan data akan melatih siswa
untuk menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis,
mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep,
menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu,
mengaplikasi konsep dan algoritma pada pemecahan masalah dan mendorong
siswa memiliki rasa percaya diri dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara
mandiri.
Pada tahap verification atau verifikasi diharapkan siswa dapat merinci
jawaban yang di dapat dari data processing dan membuktikan jawaban yang
didapatnya benar atau salah sehingga akan mendorong siswa untuk
mengembangkan rasa bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Selanjutnya pada tahap generalization atau generalisasi adalah tahap penarikan
kesimpulan tentang materi yang di dapat sebelumnya berdasarkan infromasi
yang mereka miliki dapat mendorong sifat bertanggung jawab atas apa yang
dilakukannya.
Dari uraian di atas diduga dengan discovery learning dapat
meningkatkan kemandirian belajar karena dalam proses pembelajaran siswa
menyelesaikan masalah dengan mencari data yang dibutuhkan dan
mengolahnya secara mandiri kemudian siswa juga dapat memahami,
Peningkatan Pemahaman Konsep..., Prisma Fadjar Budhi Mumtahanah, FKIP, UMP, 2016
23
menyelidiki, menemukan sendiri suatu konsep tanpa tergantung dan
mengandalkan penjelasan dari guru saja.
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir yang telah dirumuskan di atas, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah pembelajaran discovery learning dapat
meningkatkan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa kelas VIII A
SMP Negeri 8 Purwokerto.
Peningkatan Pemahaman Konsep..., Prisma Fadjar Budhi Mumtahanah, FKIP, UMP, 2016