BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bola Volieprints.uny.ac.id/7726/3/BAB 2 -...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bola Volieprints.uny.ac.id/7726/3/BAB 2 -...
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Bola Voli
Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan tahun
1895. William G. Morgan adalah seorang Pembina pendidikan jasmani
pada Young Christian Association ( YMCA ) di kota Holyoke,
Massachusetts, Amerika Serika0t. Nama permainan semula “ Mintonette “,
dimana permainannya hampir serupa badminton. Jumlah pemain di sini
tidak terbatas sesuai dengan tujuan semula untuk mengembangkan
kesegaran jasmani para buruh di samping bersenam umum. William G.
Morgan kemudian melanjutkan idenya untuk mengembangkan permainan
tersebut agar mencapai cabang olahraga yang dipertandingkan. Nama
permainan kemudian dirubah menjadi “Volley Ball“ yang artinya kurang
lebih memvolley bola berganti-ganti.
Perkembangan permainan bola voli pada waktu itu di Amerika
Serikat sangat cepat berkat usaha William G. Morgan.Tahun 1922 YMCA
berhasil mengadakan kejuaraan nasional bola voli di Negara Amerika
Serikat. Pada saat Perang Dunia I tentara-tentara Sekutu menyebar luaskan
permainan ini ke negara-negara Asia dan Eropa. Indonesia mengenal
permainan bola voli sejak tahun 1928 pada zaman penjajahan Belanda
(Suharno, 1979: 2-3).
7
Menurut Suharno (1979: 1) permainan bola voli merupakan
olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak sampai orang dewasa baik
wanita maupun pria. Selanjutnya menurut Bonnie Robinson (1993: 12)
bola voli adalah permainan di atas lapangan persegi empat yang lebarnya
100 cm dan panjangnya 1800 cm, dibatasi oleh garis selebar 5 cm. Di
tengah-tengah dipasang jaring/jala yang lebarnya 100 cm, terbentang kuat
dan sampai pada ketinggian 244 cm untuk laki-laki dan 224 cm untuk
perempuan.
Menurut Muhajir (2004: 34-38) permainan bola voli adalah
memperagakan teknik dan taktik memainkan bola dilapangan untuk
meraih kemenangan dalam setiap pertandingan. Untuk mendukung
pernyataan di atas, Dewan dan Bidang Perwasitan PP. PBVSI (2004: 7)
permainan bola voli merupakan olahraga yang dimainkan oleh dua tim
dalam setiap lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net. Tujuan dari
permainan bola voli ini adalah melewatkan bola di atas net agar jatuh
menyentuh lantai lapangan lawan untuk mencegah usaha yang sama dari
lawan.
Permainan bola voli menurut Sukintaka (1983: 34) adalah
memainkan bola dengan mem-voli dan menjatuhkan bola di dalam
lapangan permainan lawan, dengan melewati bola di atas net dan
mempertahankan agar bola tidak jatuh dalam lapangan permainan sendiri.
Di dalam permainan bola voli terdapat beberapa teknik seperti: passing
atas, passing bawah, servis, blok, smes.
8
a. Servis
Menurut Syarifudin dan Muhadi (1992-1993: 187) servis
merupakan pukulan permulaan yang dilakukan oleh pihak yang berhak
melakukan servis untuk memulai menghidupkan bola dalam
permainan. Pada saat sekarang servis merupakan serangan awal yang
dilakukan untuk mendapatkan point. Servis adalah satu-satunya teknik
yang digunakan untuk memulai pertandingan. Suatu tim akan terus
dapat mengawasi pertandingan selama servis berada di tim kita (Viera
Barbara, 1996: 28).
Menurut Beautelstahl (2005: 8) servis merupakan sentuhan
pertama dengan bola, mula-mula servis ini sebagai pukulan permulaan
kemudian berkembang menjadi senjata yang ampuh untuk menyerang.
Servis juga merupakan pukulan bola yang dilakukan dari garis
belakang lapangan permainan (daerah servis) malampaui net ke daerah
lawan. (Mariyantum, dkk, 1994: 114). Menurut Suharno (1985: 13)
dalam servis ada berbagai bentuk, yaitu:
1) Servis tangan bawah :
a) Servis tangan bawah normal
b) Cutting underhand servis
c) Servis mengapung tangan bawah
2) Servis tangan atas
a) Servis tenis
b) Servis mengapung
c) Servis cekis
b. Passing atas
Passing atas adalah mengoper bola menggunakan jari-jari
tangan baik kepada kawan maupun langsung ditujukan ke lapangan
9
melalui atas jaring (Syarifudin dan Muhadi, 1992-1993: 190). Passing
atas ini lebih sering digunakan oleh set upper dalam mengoper bola
kepada smasher karena bola yang dikasihkan kepada smasher lebih
bisa terkontrol dan bisa dipukul dengan baik. Menurut Muhajir (2007:
10) mengumpan adalah suatu usaha ataupun upaya seseorang pemain
bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang
tujuannya adalah untuk menyajikan bola yang dimainkan kepada
teman seregunya yang selanjutnya dapat melakukan serangan terhadap
lawan. Menurut Mariyanto, dkk (1994: 54) passing atas adalah suatu
teknik memainkan bola yang dilakukan oleh seseorang pemain bola
voli dengan tujuan untuk mengarahkan bola yang dimainkan ke suatu
tempat atau kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan
sendiri.
c. Passing bawah
Passing bawah dalam permainan bola voli berfungsi sebagai
defance smash dan recive servis, bola yang dipantulkan tangan akan
jauh lebih baik dan terkontrol untuk diberikan kepada set upper.
Menurut Nuril Ahmadi (2007: 23) passing bawah merupakan cara
memainkan bola dengan sisi dalam lengan bawah. Passing bawah
merupakan teknik mengambil bola yang berada di bawah badan atau
bola dari bawah dan biasanya dilakukan dengan kedua lengan bagian
bawah. Menurut Syarifudin dan Muhadi (1992-1993: 189) passing
bawah adalah mengambil bola yang berada di bawah badan atau bola
10
dari bawah dan biasanya dilakukan dengan keduan lengan bagian
bawah (dari siku sampai pergelangan tangan yang dirapatkan) baik
untuk dioperkan kepada teman maupun langsung diarahkan
kelapangan lawan melalui atas jaring. Kegunaan passing bawah
menurut Nuril Ahmadi (2007: 23), yaitu:
1) Untuk menerima bola servis
2) Untuk mengambil bola yang rendah dan mendadak datangnya
3) Menyelamatkan bola yang kadang-kadang terpental jauh dari
lapangan permainan
4) Menerima bola dari lawan yang berupa serangan atau smash
5) Untuk mengambil bola setelah terjadi blok atau pantulan dari
net
d. Blok
Blok merupakan tindakan dalam usaha untuk menahan
serangan lawan pada saat bola tepat melewati atas jaring, dengan
menggunakan satu atau dua tangan yang dilakukan oleh seorang
pemain atau dua atau tiga orang yang bersamaan dari pihak yang
mempertahankannya (Syarifudin dan Muhadi, 1992-1993: 193).
Menurut Barbara (1996: 121) tujuan dari blok adalah menutup
sebanyak mungkin lapangan permainan kita sendiri dari penyerang.
Oleh karena itu, semakin lebar blok semakin kecil daerah yang tersisa
yang harus dijaga oleh pemain bertahan.
e. Smes
Smes merupakan suatu pukulan yang dilakukan dengan keras
dan tajam dengan jalannya bola menghujam ke dalam lapangan lawan.
(Syarifudin dan Muhadi, 1992-1993: 191). Dalam melakukan smes
11
bisa dilakukan dari posisi mana saja, tidak terpaku pada posisi 2, 3 dan
4. Menurut Pranatahadi (2009: 5-7) macam-macam smes dalam bola
voli terdiri atas:
1) Smash open atau normal
2) Smes semi
3) Smash push atau semi tepi
4) Smash pull
5) Smash pull straight atau pull potong
6) Smash double pump atau double step
7) Smes zig-zag
8) Smes jingkat atau engkling atau smash running
9) Smes dari lapangan belakang atau back attack
2. Tinjauan Tentang Pelatih
a. Kriteria dan Tugas Pelatih
Pelatih adalah seorang profesionalisme yang bertugas
membantu, membina, mengarahkan atau olahragawan dalam mencapai
prestasi maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Agus
Purwanto, 1998: 1). Menurut Kamtono (1986: 67) untuk menjadi
seorang pelatih yang baik, paling tidak harus mempunyai beberapa
kemampuan atau kriteria antara lain: “kemampuan fisik, kemampuan
psikis, kemampuan pengendalian emosi, kemampuan sosial,
tanggungjawab dan pengabdian demi prestasi atlet”.
Mendukung pernyataan tersebut, Sukadiyanto (1997: 33)
menyatakan bahwa pelatih yang baik memiliki kriteria sebagai berikut:
memiliki pengetahuan dan keterampilan cabang olahraga profesinya,
bersikap kepribadian yang baik, sehat jasmani dan rohani, serta mampu
12
berperan sebagai seorang pendidik atau guru yang baik. Tugas sebagai
pelatih menurut Siregar (1978: 23), adalah:
1) Mengenal atlet secara keseluruhan
2) Bersama atlet mengolah cabang olahraga pilihannya
3) Mengembangkan kepribadian atlet
4) Mengajarkan rasa hormat pada social property
5) Mengawasi kesehatan atlet
6) Menyadarkan atlet tentang pentingnya berlatih
7) Menanamkan kepatuhan pada atlet
b. Kemampuan Fisik Pelatih
Menurut Djoko Pekik (2002: 18-19) pelatih yang mempunyai
kemampuan fisik yang baik akan dapat membantu atletnya mencapai
prestasi yang maksimal karena pelatih itu adalah sebagai model bagi
atletnya. Menurut Kamtomo (1986: 67) ada tiga hal perlu diperhatikan
dalam kemampuan fisik seorang pelatih, antara lain:
1) Physical fitness
2) Skill performance
3) Proporsi fisik yang harmonis dan sesuai dengan cabang olahraga
yang dilatih.
c. Kemampuan Psikis Pelatih
Harsono (1988: 31) menyatakan bahwa tinggi rendahnya
prestasi atlet banyak tergantung dari tinggi rendahnya pengetahuan dan
kemampuan serta keterampilan seorang pelatih, pendidikan formal
dalam ilmu olahraga dan kepelatihan akan sangat membantu segi
kognitif dan psikomotorik dari pelatih. Kamtomo (1986: 70)
13
menjelaskan ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian
dalam kemampuan psikis, diantaranya adalah:
1) Memiliki kecintaan dan dedikasi yang tinggi terhadap
bidangnya
2) Memiliki IQ yang tinggi
3) Memiliki pengetahuan yang luas tentang bidangnya baik
secara teoritis maupun praktis
4) Memiliki daya imajinasi serta daya kreasi yang
mengagumkan
5) Memiliki keberanian bertindak dan berkemampuan keras
untuk menang dalam batas-batas sportifitas.
d. Kepribadian Pelatih
Menurut Harsono (1988: 57) kepribadian yang baik
diharapkan dari seorang pelatih adalah: 1) Akrab, 2) Ambisi tinggi,
3) Dipercaya, 3) Jujur, 4) Kooperatif, 5) Kepemimpinan yang tinggi,
7) Kreatif, 8) Mengerti orang lain, 9) Disiplin pribadi, 10) Objektif,
11) Optimis, 12) Energik, 13) Rajin, 14) Setia, 15) Mempunyai sifat
humor, 16) Emosi stabil dan, 17) Tulus hati. Menurut Bompa (1994)
ilmu pendukung dalam profesi kepelatihan terdiri dari: anatomi,
fisiologi, kedokteran olahraga, biomekanika olahraga, psikologi,
ilmu gizi, sosiologi, ilmu pendidikan, pembelajaran motorik,
statistik, tes dan pengukuran.
Dalam buku yang diterjemahkan oleh Kasiyo Dwijowinoto
(1993: 1) Mc Clenaghan mengemukakan bahwa pelatih itu harus ada
kebutuhan untuk dapat berhasrat memiliki kesenangan dasar dan
sifat-sifat yang dibutuhkan oleh profesi itu sendiri, harus memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang menunjang keahlian agar dapat
14
berhasil. Menurut Direktorat Keolahragaan, Ditjen PLSPO dan
PBVSI (1993: 13) meliputi antara lain:
1) Menjadi seorang guru, pendidik, bapak dan teman sejati.
2) Menganalisis perubahan yang terjadi pada atlet atau pemain.
3) Menjadi motivator bagi atlet atau pemain.
4) Organisatoris yang baik dan bekerja sama secara administrative.
5) Mencari dan memilih bibit-bibit atlet potensial dan
6) Mengawasi, memperhatikan dan membimbing atlet.
3. Tinjauan tentang Alat dan Fasilitas
Menurut Depdikbud (1979: 7) fasilitas berlatih adalah semua alat
dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam proses berlatih melatih di klub
olahraga. Dapat dikatakan bahwa dengan didukung alat dan fasilitas yang
baik bisa menentukan pencapaian prestasi atlet yang baik. Fasilitas
merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran
pendidikan jasmani, bersifat permanen (tidak dapat dipindahkan) contoh
lapangan, hall, GOR dan lain-lain (Agus S. Suryobroto, 2004: 4).
Fasilitas adalah segala sesuatu yang digunakan untuk pelajaran
tetapi tidak dapat dipindah-pindahkan, seperti lapangan, gedung. Menurut
Agus S. Suryobroto (2004: 4) alat adalah segala sesuatu yang diperlukan
dalam pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindahkan bahkan di
bawah oleh pelakunya. Alat dan fasilitas dalam bola voli terdiri dari bola,
net, lapangan, dan perlengkapan pemain.fasilitas dan perlengkapan terdiri
dari:
1) Lapangan
Lapangan permainan berbentuk persegi panjang dengan ukuran
19 x 9 meter, dikelilingi oleh daerah bebas minimal 3 meter disemua
15
sisi. Permukaan lapangan harus datar, horizontal, dan seragam. Semua
garis lebarnya 5 cm. di daerah lapangan pertandingan terdapat daerah
untuk pemanasan dengan ukuran 3 x 3 meter, daerah penalty berukuran
1 x 1 meter dengan dilengkapi kursi yang terletak dalam kontrol,
daerah pergantian libero, daerah pergantian pemain dan daerah servis.
2) Suhu udara (temperature)
Minimal suhu tidak boleh di bawah 100C, untuk kejuaraan dunia tidak
boleh melebihi 250C dan suhu minimal tidak di bawah 16
0C.
3) Penerangan Lampu
Untuk kejuaraan dunia dan pertandingan resmi FIVB, penerangan
lampu pada lapangan harus 1000 sampai 1500 lux, pada jarak 1 meter
di atas lapangan permainan.
4) Net
Net dipasang tegak lurus di atas garis tengah, dengan ketinggian 2,43
meter untuk putra dan 2,24 meter untuk putri. Lebar net 1 meter dan
panjang net 9,50-10 meter dengan pita samping 25-50 cm disetiap sisi
dan terbuat dari jala hitam 10 cm berbentuk persegi.
5) Antena
Antena yang digunakan adalah yang lentur, panjang 1,80 cm dan
bergaris tengah 10 mm terbuat dari fiberglass. Tinggi antena di atas net
adalah 80 cm. antenna adalah bagian dari net dan sebagai batas
samping dari daerah (ruang) penyeberangan bola.
16
6) Pita samping
Dua pita putih dipasang tegak lurus pada net dan dipasang pada
setiap sisi net. Lebar dari pita putih adalah 5 cm dan panjang 1 meter.
Pita putih termasuk ke dalam bagian dari net.
7) Tiang
Sebagai penunjang net, tiang-tiang diletakan dengan jarak 0,50-
1 meter dari luar garis putih. Tinggi 2,55 kemudian bisa dinaik
turunkan. Tiang harus bulat dan licin, diletakan pada lantai tanpa
bantuan kawat-kawat.
8) Bola
Bola harus berbentuk bulat, terbuat dari kulit yang lentur atau
terbuat dari kulit sintesis yang bagian dalamnya terbuat dari karet atau
sejenisnya. Keliling bola 65-67 dan beratnya 260-280 g. tekanan pada
bola harus 0,30-0,325 kg/cm2.
9) Perlengkapan pemain
Perlengkapan pemain terdiri dari baju kaos, celana pendek,
kaos kaki, dan sepatu olahraga. Warna yang digunakan harus seragam
kecuali libero. Diberi nomor punggung 1-18, nomor harus berada di
tengah depan dan tengah belakang (Wasil Nuri, 2009: 1 – 5).
Alat dan fasilitas yang digunakan dalam latihan bola voli tidak
sama ketika fasilitas yang dilakukan pada saat pertandingan. Alat untuk
melakukan latihan fisik bisa menggunakan medicine ball, tali skipping,
pancang dan alat fitnes. Untuk melakukan latihan mental terdiri atas :
17
berpikir positif, membuat catatan harian atau mental log, goal setting,
relaksasi, visualisasi dan imajeri dan yang terakhir dengan konsentrasi.
Salah satu bentuk latihan konsentrasi adalah dengan memfokuskan
perhatian kepada suatu benda tertentu (misalnya: nyala lilin; jarum detik;
bola atau alat yang digunakan dalam olahraganya).
Untuk latihan teknik, seperti latihan teknik smes dibutuhkan
tempat latihan yang tidak begitu besar seperti hall, karena dalam melatih
smes bola yang di pukul akan bergelinding jauh. Apabila menggunakan
GOR yang besar dan mempunyai tribun tidak akan efektif karena akan
membutuhkan waktu pengambilan bola yang lama dan itu menggangu
proses berlatih melatih.
4. Deskriptif Alat dan Fasilitas di Klub Bola Voli Se Kabupaten Sleman
Di Kabupaten Sleman terdapat beberapa klub bola voli yang
terdaftar resmi di PBVSI Kabupaten Sleman, antara lain terdiri dari : Yuso
Sleman, Spirit, Ge Lighting, Pervas, Puteri Godean, Surya Alam. Data alat
dan fasilitas yang terdapat pada klub bola voli di Kabupaten Sleman
sebagai berikut:
a. Yuso Sleman
Klub bola voli Yuso Sleman memiliki atlet dari tingkatan
remaja sampai senior. Untuk bagian putera jumlah atlet remaja di
tambah dengan junior 24 orang dan atlet seniornya berjumlah 25
orang. Di bagian puteri berjumlah 40 orang, itu terdiri dari atlet remaja
dan atlet junior. Bola yang tersedia untuk latihan berjumlah 50 buah
18
terdiri atas 30 bola untuk tim putra dan 20 untuk tim putri. Tempat
yang digunakan untuk latihan adalah GOR UNY, Hall Badminton FIK
UNY, selain memiliki bola voli Yuso Sleman juga memiliki net sendiri
untuk latihan berjumlah 4 buah. Yuso Sleman sendiri memiliki pelatih
berjumlah 9 orang pelatih.
b. Pervas
Klub bola voli Pervas memiliki jumlah atlet yang terdaftar 200
atlet dan yang aktif berjumlah 30-35 atlet dengan rincian 15 atlet
pemula, 15-20 atlet remaja dan yunior. Untuk atlet yang senior, mereka
tidak menjalani latihan rutin seperti yang telah dijadwalkan akan tetapi
mereka latihan mandiri, ketika akan ada kejuaraan baru pemain senior
tersebut dikumpulkan. Jumlah bola yang terdapat pada klub Pervas
berjumlah 14 buah yang layak untuk di gunakan pada saat latihan dan
net yang digunakan merupakan net yang dimiliki oleh Yuso Kota
Gunadarma dan bertempat latihan di GOR AAU. Pervas sendiri
memiliki pelatih berjumlah 1 orang.
c. GE Lighting
GE Lighting latihan bertempat di GOR Pangukan Kabupaten
Sleman dan lapangan bola voli Pemerintah Kabupaten Sleman. Klub
bola voli Ge Lighting memiliki atlet 30 orang, memiliki 12 bola dan
net yang ada berjumlah 2 buah, selain itu juga memiliki pelatih
berjumlah 2 orang.
19
d. Spirit
Klub bola voli Spirit memiliki bola 27 buah, net 3 buah, atlet
berjumlah 60 atlet dan bertempat latihan di GOR Pangukan dan
memiliki pelatih 4 orang pelatih.
e. Putri Godean
Putri Godean latihan bertempat di Dusun Buntalan, Sido
Agung Godean, Sleman. Dalam satu minggu terdapat empat kali
jadwal latihan antara lain hari senin, rabu, jumat dan minggu pagi.
Jumlah atlet yang terdaftar di klub bola voli Puteri Godean berjumlah
50 orang yang terdiri dari siswa SD, SMP dan SMA. Memiliki jumlah
pelatih 2 orang. Jumlah bola sebanyak 25, net 3 buah dan lapangan
untuk digunakan latihan sebanyak 1 buah lapangan outdoor.
f. Surya Alam
Klub bola voli Surya Alam ini bertempat latihan di lapangan
bola voli Dusun Kronggahan, Trihanggo, Sleman, Yogyakarta. Jumlah
atlet yang terdaftar di klub bola voli Surya Alam adalah 60 atlet, yang
terdiri dari putera dan puteri. Memiliki bola sebanyak 20 buah dan net
1 buah. Klub bola voli Surya Alam ini baru terdaftar resmi di Koni
Kabupaten Sleman pada bulan desember tahun 2011.
20
5. Hakikat Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk
menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada
dasarnya baru dan sebelumnya belum dikenal pembuatnya (Hurlock
1994: 16). Kreativitas dapat berupa kegiatan yang imajinatif atau
sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman.
Kreativitas menurut Conny Semiawan, dkk (1984: 8) merupakan
kemampuan menciptakan suatu produk untuk menciptakan suatu
produk baru, ciptaan itu tidak perlu seluruh produk baru, mungkin saja
gabunganya, kombinasinya, sedang unsur-unsurnya sudah ada
sebelumnya.
Kreativitas menunjuk kepada kemampuan mewujudkan bentuk
baru, struktur baru dan produk baru yang mungkin bersifat fisikal
seperti teknologi atau yang bersifat simbolik dan abstrak seperti
definisi, rumus, karya sastra atau lukisan (Rachman, 2008: 84).
Kreativitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiap
orang dengan tingkatan yang berbeda-beda. Tingkatan dalam
kreativitas itu tergantung kepada ide-ide kreatif orang tersebut. Awal
mulanya bisa tercipta kreativitas disebabkan karena adanya masalah
yang timbul, maka dari ini orang tersebut berfikir bagaimana cara
untuk memecahkan permasalahannya.
21
Kreativitas dapat muncul dalam kehidupan manusia, tidak
terbatas dengan satu bidang ilmu tertentu, serta tidak pula pada
tingkatan usia, gender, suku dan budaya. Kreativitas sebagai suatu
proses memikirkan berbagai gagasan dalam menghadapi suatu
persoalan atau masalah, sebagai proses bermain dengan gagasan-
gagasan yang terkandung dalam pikiran. Orang yang kreatif memiliki
banyak memiliki pengetahuan yang bisa didapatkan baik itu di dunia
pendidikan formal maupun dalam kehidupan sehari-hari kita. Orang
yang kreatif itu mampu membuat, menciptakan, menghasilkan hal-hal
yang baru. Hal-ha l baru tersebut bias terdiri dari ide, gagasan maupun
betuk wujud suatu benda.
b. Ciri-ciri Kreativitas
Ciri-ciri kreativitas menurut Conny Semiawan, dkk (1984: 29)
sebagai berikut: pertama mempunyai dorongan ingin tahu yang besar,
sering mengajukan pertanyaan yang baik, dua memberikan banyak
gagasan atau usulan terhadap suatu masalah. Tiga bebas dalam
menyatakan pendapat. Empat menonjol dalam bidang seni. Lima
mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapnya. Enam tidak
terpengaruh dengan orang lain. Tujuh daya imajinasi yang kuat.
Delapan orisinalitas tinggi (tampak dalam ungkapan, gagasan,
karangan dan sebagainya serta menggunakan cara-cara orisinalitas
dalam pemecahan masalah). Kesembilan dapat bekerja sendiri dan
senang dengan hal-hal yang baru.
22
Menurut Utami Munandar (1984: 10) ciri-ciri orang kreatif
menurut penelitian yang telah dilakukan di Indonesia oleh sejumlah
ahli psikologi terdiri dari:
1) Mempunyai rasa ingin tahu yang yang besar
2) Tidak mudah putus asa
3) Menghargai keindahan
4) Ingin mencari pengalam baru
5) Mempunyai rasa humor
6) Dapat menghargai diri sendiri maupun orang lain
7) Tertarik terhadap hal-hal majemuk yang dirasakan sebagai
tantangan.
8) Berani mengambil resiko untuk membuat kesalahan atau
untuk dikritik orang lain.
Menurut Sund yang dikutip oleh Slameto (1995: 147) orang
yang mempunyai kreatifitas memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Hasrat keingintahuan yang cukup besar.
2) Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru.
3) Panjang akal.
4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti.
5) Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit.
6) Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.
7) Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan
tugas.
8) Berfikir fleksibel.
9) Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung
memberi jawaban yang lebih banyak.
10) Kemampuan membuat analisis dan sintesis.
11) Memiliki semangat bertanya serta meneliti.
12) Memiliki daya abstraksi yang cukup baik.
13) Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.
Menurut Moore yang dikutip oleh Sidiq A. Kuntoro (1992: 21)
menyebutkan empat macam ciri utama kreativitas yaitu:
1. Problem Sentivity
Menunjukkan pada kemampuan untuk melihat masalah
secara tajam. Orang yang kreatif memiliki kekuatan yang tajam
23
melihat problem, situasi dan tantangan yang tidak diperlihatkan
orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari selalu terdapat
permasalahan kehidupan yang harus dipandang sebagai tantangan.
Banyak orang tidak dapat mengetahui dan merumuskan
permasalahan kehidupannya yang harus dihadapi, sehingga tidak
bisa memecahkannya.
2. Idea Fluency
Kelancaran ide. Menunjukkan kemampuan untuk
menciptakan ide-ide sebagai alternatif pemecahan terhadap suatu
masalah. Orang kreatif mempunyai kemampuan untuk
mengajuakan ide-ide. Untuk menghasilkan ide-ide tersebut
dibutuhkan pengetahuan yang luas dan dalam. Orang yang kreatif
mempunyai kemampuan melihat masalah dari berbagai sudut
pandang, sehingga lebih mampu menciptakan ide-ide dan
pemecahan masalah tersebut.
3. Idea Flexibility
Kelenturan pikiran. Menunjukkan kemampuan
memindahkan ide, menghasilkan satu kerangka pikiran lainnya,
untuk menganti pendekatan satu dengan yang lain. Orang yang
kreatif tidak terikat dengan cara-cara pemecahan yang sudah biasa
digunakan melainkan berupaya menemukan alternatif baru untuk
memecahkan masalah lebih efektif lagi.
24
4. Idea Originality
Keaslian pemikiran. Kemampuan menciptakan pemikiran
atau ide-ide yang asli pada dirinya. Orang yang kreatif memiliki
kemampuan menciptakan idea tau pemikiran dalam bentuk yang
imajinatif, original dan berbeda dengan pemecahan masalah yang
lama. Orang yang kreatif dapat menjangkau pemikiran di luar
pemikiran orang yang biasa, lebih berpikir dengan cara unik untuk
melampaui cara-cara yang biasa digunakan, terbuka terhadap hal
yang baru.
Menurut David Campbel dikutip oleh Mangun Hardjana (1986:
27) ciri pokok orang kreatif adalah :
1. Kelincahan mental berpikir dari segala arah adalah
kemampuan untuk bermain-main dengan ide-ide, gagasan-
gagasan, konsep, lambang-lambang, kata-kata, angka-angka
dan khususnya melihat hubungan yang tidak biasa antara
ide-ide, gagasan-gagasan dan sebagainya itu.
2. Kelincahan mental berpikir ke segala arah (divergent
thingking) merupakan kemampuan untuk berpikir dari satu
ide, gagasan menyebar ke segala arah.
3. Fleksibilitas konseptual (conceptual flexibility) yaitu
kemampuan untuk secara spontan mengganti cara pandang
pendekatan kerja yang tidak selesai.
25
4. Orisinalitas (originality) adalah kemampuan untuk
mengeluarkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja yang
tidak lazim (meski tidak selalu baik), yang jarang, bahkan
“mengejutkan”.
5. Lebih menyukai kompleksitas dari pada simplisitas yaitu
orang-orang kreatif lebih menyukai kerumitan dari pada
kemudahan, memilih tantangan dari keamanan, cenderung
pada banyak tali-temalinya (complexity) dari yang
sederhana (simplixity).
6. Latar belakang yang merangsang. Orang yang kreatif
biasanya sudah lama hidup dalam lingkungan orang-orang
yang dapat menjadi contoh dalam bidang tulis-menulis,
seni, study, penelitian dan pengembangan ilmu serta
penerapannya dan dalam suasan ingin belajar, ingin
bertambah tahu, ingin maju dalam bidang-bidang yang
digumuli.
7. Kecakapan dalam banyak hal. Para manusia kreatif pada
umumnya banyak minat dan kecakapan dalam berbagai
bidang (multiple skills).
Kesimpulan dari beberapa teori di atas adalah pelatih harus
mempunyai kreativitas yang besar dalam memberikan latihan agar program
latihan dibuat dapat berjalan dengan baik. Pelatih yang mempunyai problem
sentivity yaitu mampu menunjukan pada kemampuan untuk melihat masalah
26
secara tajam. Pelatih yang kreatif memiliki kekuatan yang tajam melihat
masalah, situasi dan tantangan yang tidak terlihat. Dalam proses berlatih
melatih, pelatih harus mempunyai kemampuan melihat masalah dalam berlatih
melatih itu sendiri yang terdiri dari sebelum melatih, saat melatih dan setelah
melatih.
Seorang pelatih harus mempunyai idea fluency atau lebih dikenal
dengan kelancaran ide dimana pelatih di sini mampu menunjukan kemampuan
ide-ide sebagai alternatif pemecahan terhadap suatu masalah. Pelatih yang
kreatif mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang, sehingga lebih
mampu menciptakan ide-ide dan pemecahan masalah tersebut. Di sini seorang
pelatih mempunyai kemampuan menciptakan ide-ide sebagai alternatif
pemecahan masalah dalam berlatih melatih. Idikator dalam berlatih melatih
yang berhubungan dengan kemampuan menciptakan ide-ide sebagai alternatif
terdiri dari latihan fisik, latihan mental, latihan teknik, latihan taktik dan
bagaimana keadaan alat dan fasilitas.
Pelatih selain memiliki problem sentivity dan idea fluency juga
memiliki idea originality yaitu seorang pelatih yang mempunyai keaslian
pemikiran. Keaslian pemikiran di sini memiliki kemampuan untuk
menciptakan ide dalam bentuk yang imajinatif, original dan berbeda dengan
pemecahan masalah yang lama. Pelatih yang kreatif lebih berpikir dengan cara
yang unik untuk melampaui cara-cara yang biasa dilakukan dan terbuka
terhadap hal-hal baru. Dalam kaitannya dengan proses berlatih melatih, pelatih
mempunyai kemampuan terbuka terhadap hal-hal baru yang akan menambah
27
wawasannya dalam memberikan materi latihan baik itu dari segi pengetahuan
dan metode yang akan diberikan.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilaksanakan oleh Alamsyah yang berjudul “Kreativitas Guru Pendidikan
Jasmani Dalam Menyikapi Keterbatasan Alat di SMU N Se-Kota Yogyakarta“
dari penelitian tersebut didapatkan hasil kreativitas guru pendidikan jasmani
dalam menyikapi masalah keterbatasan alat dan fasilitas olahraga kategori
tinggi 72,7% dan yang termasuk sedang 27,3%. Hanya perbedaan kalau
penelitian ini adalah populasinya berasal dari pelatih bola voli se Kabupaten
Sleman.
C. Kerangka Berpikir
Ketersediaan alat dan fasilitas di klub bola voli se Kabupaten Sleman
sangat jauh dari layak, untuk latihan saja masih ada beberapa klub bola voli di
Kabupaten Sleman yang belum menggunakan lapangan yang standar, net yang
standar, tinggi tiang yang standar, jadi kalau hujan lapangan tergenang air dan
latihan tidak berjalan dengan semestinya. Dengan ketersedian alat dan fasilitas
yang kurang ini, tingkat pendidikan dan lama melatih yang berbeda, pelatih
dituntut mempunyai tingkat kreativitas yang tinggi agar latihan yang akan
diberikan dapat diterima dengan baik oleh atlet, tidak keluar dari program
latihan yang telah dibuat sebelumnya.
Kreativitas seorang pelatih dapat dilihat dari sub variabel melihat
masalah dalam proses berlatih melatih dengan indikator sebelum melatih, saat
28
melatih dan sesudah melatih. Sub variabel kemampuan menciptakan ide-ide
sebagai alternatif pemecahan masalah dalam berlatih melatih dengan indikator
latihan fisik, keadaan alat dan fasilitas, latihan mental, latihan teknik, dan
latihan taktik. Sub variabel terbuka terhadap hal-hal baru dalam proses berlatih
melatih dengan indikator pengetahuan dan motode.
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir diatas maka pertanyaan penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Seberapa besar pendidikan berhubungan dengan kreativitas pelatih bola
voli se Kabupaten Sleman dalam menyikapi ketersediaan alat dan fasilitas?
2. Seberapa besar lama melatih berhubungan dengan kreativitas pelatih bola
voli se Kabupaten Sleman dalam menyikapi ketersediaan alat dan fasilitas?
3. Seberapa besar tingkat kreativitas pelatih di klub bola voli se Kabupaten
Sleman dalam menyikapi ketersedian alat dan fasilitas?