BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K4611091_bab2.pdf ·...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1.abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K4611091_bab2.pdf ·...
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Lempar Lembing
a. Pengertian Lempar Lembing
Lempar lembing merupakan salah satu nomor lempar pada cabang
olahraga atletik. Lembing terdiri dari tiga bagian yaitu: mata lembing, badan
lembing, tali pegangan. Badan lembing terbuat dari kayu atau metal, dan
mata lembing yang runcing terpasang di ujung depan badan lembing. Tali
pegangan (melilit badan lembing) berada di titik berat badan lembing,
dipasang tanpa benjolan ataupun gerigi pada badan lembing. Adapun dalam
peraturan untuk panjang dan berat lembing yang digunakan seperti yang
dikutip oleh Syarifudin (1992:85) sebagai berikut:
Untuk putra: panjang lembing putra = 2,60 m – 2,70 m berat = 800
gram (antara 805 – 825) sedangkan, 2) untuk putri berat: 600 gram
(antara 605 – 620). 3) baik untuk putra ataupun putri, pada titik
tengah (di tengah-tengah) lembing dililit dengan tali yang terbuat dari
benang sepanjang kurang lebih 150-160 mm, yaitu untuk
pegangannya.
Kemudian Berdasarkan gaya lempar lembing, Riyadi (1985:137)
menyatakan bahwa:
Sampai saat ini hanya ada dua macam gaya dalam lempar lembing
yang banyak dipkai yaitu jingkat/ hop step dan gaya langkah silang/
crros step. Disamping itu sebenarnya ada pula gaya berputar, tetapi
gaya ini tidak boleh dipakai karena gerakan melempar akan lebih
cenderung berubah menjadi gerakan melontar.
Pendapat tersebut menunjukkkan bahwa, gaya lempar lembing yang
digunakan sampai skarang ada dua macam yaitu (1) gaya langkah silang
(crros step) yaitu gaya yang banyak dipakai para juara, awalan ini diakhiri
dengan satu langkah silang dimuka untuk mengamil posisi lempar. (2) gaya
langkah jingkat (hop step). Berikut ini akan dibahas lebih lanjut lempar
lembing hop step style atau jingkat.
7
b. Lempar Lembing hop step style
Lempar lembing hop step style merupakan gaya lempar lembing
yang pelaksanaaanya sebelum melempar dilakukan langkah jingkat.
Berkaitan dengan lempar lembin hop step style Riyadi (1985:138)
menyatakan, “lempar lembing gaya jingkat adalah saat akan mengambil
posisi/ sikap lempar didahului dengan gerakan jingkat. (hop)”.
Prinsip dari hop step atau langkah jingkat itu bertujun untuk
membuat posisi lempar, atau sikap akan melemparkan lembing kemudian
mendarat. Tujuan pendaratan ini adalah menurut Bremicker (2012:3)
“our primari goal was to achieve an exactly measurable landing of the
javelin so that it was no longer completely up to the discretion of the
judge on the infield to declare a throw valid or in- valid”.
Adapun cara pelaksanaan gerakan jengket atau hop menurut
syarifudin (1992:166) sebagai berikut:
(1) Tentukan lebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan
dengan memberi tanda “checmark” yaitu tanda pertama untuk
memulai lari awalan, tanda ke dua untuk melakukan jingkat.
(2) Pada waktu kaki kanan menginjak atau sampai pada tanda yang
ke dua, kaki kanan tersebut melakukan gerakan jingkat ke
depan. Pada sat kanan mendarat lambing diturunkan di bawa ke
belakang.
(3) Ketepatan dan keberhasilan untuk membuat gerakan jengket
(hop) dibutuhkan tanda (checkmark) yaitu tanda pertama untuk
memulai lari awalan, tanda ke dua untuk melakukan jengket.
Dengan menggunakan tanda, maka gerakan jingkat dapat
dilakukan dengan tepat, sehingga dapat mendukung gerakan
selanjutnya dan hasil belajar dapat diperoleh secara maksimal.
c. Teknik Lempar Lembing Hop Step Style
Teknik lempar lembing telah mengalami perkembangan dari teknik
yang diciptakan oleh bangsa Swedia sebelum perang dunia I, kemudian
bangsa Finlandia, bangsa Polandia dan uni soviet setelah tahun 1945 dan
kemudian bangsa Finlandia kembali mengembangkan teknik baru.
Namun teknik yang diterima sebagai paradiga baru yaitu pada saat
persiapan melemparkan lembing harus ditarik atau didorong lurus ke
8
belakang untuk meluruskan sumbu bahu dan membuat lengkung
punggung yang diperlukan untuk melempar dengan baik, titik pusat
busur harus sedekat mungkin dengan lembing.
Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan teknik pelaknsanaan
lempar lembing hop step style sebagai berikut:
1) Cara Memegang Lembing
Yang dimaksud cara memgag lembing adalah cara-cara
memegang lembing yang pada umumnya dipelajari. Cara memegang
lembing ada 3 macam antara lain: (a) Cara biasa (Amerika style) yaitu
dengan cara: Ibu jari dan jari telunjuk berada di pangkal bulatan
lembing, sedagkan jari lainnya menelakup wajar. (b) Cara finlandia
(Fin style) yaitu dengan cara: Ibu jari dan jari telunjuk bertemu pada
ujungnya tepat di pangkal balutan, jari telunjuk agak lurus ke atas, jari
lainnya menelangkup wajar. (c) Cara menjepit (Tang style) yaitu
dengan cara: jari tengah dan jari telunjuk sebagai tumpu pegangan
saling menjepit, ibu jari dan jari lainnya menelungkup wajar. (Slamet
S. R, 1994:9)
A B C
Gambar 1 Cara Memegang Lembing : A (Gaya Amerika), B
(Gaya Finlandia), C (Gaya Menjepit)
(Slamet S.R, 1994:10)
2) Cara membawa Lembing
Yang dimaksud dengan membawa lembing adalah cara
membawa lembing pada saat lari mengambil awalan. Cara membawa
lembing ada 3 macam antara lain: (a) Tangan membawa lembing lurus
ke belakang serong ke bawah. Lembing dipegang disamping badan
segaris dan menempel pada lengan, ujung lebing disamping dada. (b)
9
Tangan yang membawa lembing dilipat +/- 90 derajat lembing
dipegang setinggi telinga dan tepat diatas bahu. Posisi lembing dapat
menuju serong atas dan serong bawah dan dapat pula lurus mendatar.
(c) Seperti cara yang ke dua, tetapi sikap tangan yang membawa
lembing diangkat lebih tinggi lagi. Posisi lembing diatas kepala.
Gambar 2. Cara membawa lembing
(Slamet S.R, 1994:10)
3) Gerakan Lempar Lembing
Gerakan lempar dilakukan setelah mendapat posisi sikap
lempar, yaitu lengan yang membawa lembing lurus ke belakang dan
badan menyamping sektor, gerakan selanjutnya yang dijelaskan
Basoeki (2003:112) adalah sebagai berikut:
Menentukan tanda-tanda (checkmark), tanda yang dipergunakan
3 jumlahnya, pertama tempat start, kedu pada langkah 7, yang
ketiga pada langkah 13. Pelempar berdiri tegak mata lembing
menunjukkan serong atas. Genggam pada lembing sedang-
sedang saja dan langkah pertama dilakukan dengan kaki kanan.
Pada langkah 7 kaki kanan sampai paa langkah kedua. Sekarang
larinya dipercepat sampai ¾ kecepatannya. Dari tanda kedua
yaitu langkah 8 diteruskan dengan kaki kiri Langkah ketiga belas
dilakukan dengan kaki kanan yang langsung sampai tanda ke 3 .
Begitu kaki mendarat dilakukan langkah jangkit dengan kaki kanan
mendarat dilakukan langkah jangkit dengan kaki kanan ini. Ujung
kaki ini mendarat serong kekanan. Ini adalah langkah pertama dalam
persiapan lempar.tangan yang lurus tadi segera ditekuk dengan
disertai memutar pinggul diikuti badan menuju sektor lemparan. Atas
depan serta lewat bidang bahu. Pandangan tertuju kearah sasaran
(serong atas). Gerakan berikutnya adalah meluruskan kaki belakang
dan diteruskan meluruskan kaki depan. Pada saat itu sikap tangan
kanan sudah lurus dan diputar kedepan dari atas kepaa dan saat itu
pula lembing segera dilepas dari genggaman disertai gerak leutan
pergelangan tangan. Setelah lembing lepas dari tangan, kaki yang
10
belakang atau kanan (untuk yang tidak kidal) dilangkkahkan kedeoan
menggantikan kaki kiri yang diayun ke belakang (sebagai gerak lanjut
utuk menjaga keseimbangan badan). Selanjutnya, bagaimana teknik
lemparan dikerjakan adalah sama dengan gaya finlandia. Lembing
lepas agak sedikit ke muka sedikit dari bahu kanan; lembing
meluncur dekat kepala sebelah kanan; lembing meluncur dekat
kepala sebelah kanan; sudut lemparan ± 40 derajat.
Gambar 3. Rangkaian gerakan Lempar Lembing Hop step style
(Slamet S.R, 1994:11)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari lempar
lembing antara lain dideskripsikan sebagai berikut:
a. Hal-Hal yang Harus Dihindari
(1) Memegang lembing dengan kepalan tangan penuh
(menggenggam)
(2) Meloncat keatas padal angkah terakhir
(3) Melakukan dua kali atau lebih langkah silang
(4) Membawa kedua bahu menghadap ke depan
(5) Pinggul ditekuk sehingga badan membungkuk ke depan
(6) Membengkokkan lengan lemparpada saat memulai lemparan
(7) Penempatan kaki depan ditanah terlalu jauh kekiri
(8) Melempar berputar melalui samping badan
b. Hal-Hal yang Disarankan
(1) Memegang lembing sepanjang jalur lengan
(2) Melebarkan langkah terakhir dan membengkokan secara
perlahan tungkai kanan.
(3) Berlari lurus selama melakukan awalan.
(4) Bawalah berat badan melewati tulang belakang.
(5) Dapatkan sebuah pilinan antara tubuh bagian atas dan bagian
11
bawah.
(6) Luruskan lengan-lempar dan telapak tangan lempar dalam
posisi menghadap ke atas
(7) Langkah kantung kaiki kiri jauh kedepan dan cakarkan.
(8) Busurkan badan dalam posisi lempar dan bawalah siku ke
atas sewaktu melakukan lemparan.
d. Tujuan Pembelajaran Lempar Lembing Hop step style di SMP
Setiap pembelajaran dilakukan dengan tujuan-tujuan tertentu,
begitu pun dalam pembelajaran pokok bahasan lempar lembing hop
step style. Sebagai bagian dari materi sub-pokok mata pelajaran
penjasorkes tujuan dari pembelajaran lempar lembing hop step style
mempunyai tujuan yang tidak terlepas dari tujuan pendidikan jasmani
secara umum menurut Depdiknas(2006:2-3)yaitu:
(1) Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan gerak
(2) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai-nilai yang terkandung didalamnya (sportivitas,
kejujuran, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan
demokratis)
(3) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga sebagai
informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang
positif.
Sedangkan dilihat dari perkembangan anak kelas VIII, secara
umum pembelajaran lempar lembing hop step style sebagai materi yang
disampaikan di kelas VIII mempunyai tujuan untuk mengembangkan
teknik dasar siswa. Tujuan umum tersebut dapat terealisasi dengan
tercapainya tujuan-tujuan khusus dalam pembelajaran tersebut
sebagaimana dicantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
yang disusun oleh guru dengan mengacu pada kurikulum dan silabus
mata pelajaran Penjasorkes untuk kelas VIII SMP, antara lain: (1) siswa
dapat melakukan teknik dasar memegang lembing; (2) siswa dapat
melakukan teknik dasar membawa lembing; (3) siswa dapat melakukan
12
teknik dasar melempar lembing hop step style; (4) siswa dapat
melakukan lomba lempar lembing hop step styledengan peraturan yang
dimodifikasi. Siswa usia kelas VIII juga termasuk usia masa bermain
sehingga materi dalam pembelajaran pun cocok jika disajikan dalam
bentuk permainan. Wardani (2009:24) menyebutkan, ”Mempelajari dunia
permainan berarti kita sadar akan pentingnya pertumbuhan anak kita dan
lebih jauh kita ikut membantu secara tidak langsung, mencoba mengkaji
alternatif metodologi belajar baru untuknya”.
Selain itu dalam pembelajaran lempar lembing hop step style juga
mempunyai tujuan agar siswa mempunyai perubahan dalam watak dan
perilaku yaitu dengan memperhatikan nilai-nilai proses yang terkandung
dalam pembelajaran seperti nilai keberanian, percaya diri, semangat,
toleransi dan tanggung jawab.
2. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Kehidupan manusia tidak lepas dari belajar, baik secara individu
maupun dalam kelompok. Belajar secara umum dapat diartikan sebagai
aktifitas untuk memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan , dan sikap.
Dalam Husdarta dan Yudha M. Saputra (2013:2) mengemukakan bahwa:
Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku sebagai
akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya”
Belajar juga dapat dikatakan sebagai proses komunikasi. Belajar
merupakan proses komunikasi antara pengirim (sender) dengan
penerima (receiver) dan dalam proses itu terjadi saling tukar biasanya
secara informasi (message). Kegiatan proses belajar mengajar ini
berlangsung secara disengaja.
Sedang menurut Dimyanti dan Mudjiono (2009:7), “Belajar
merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan,
maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi
atau tidak terjadinya proses belajar”.
13
Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
belajar adalah aktifitas pada diri seorang untuk memperoleh pengetahuan.
Dalam belajar terjadi proses komunikasi untuk penyampaian informasi.
Hasil belajar ditandai dengan perubahan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan seorang karena adanya pengalaman baru.
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk
membantu seseorang dalam mempelajari sesuatu yang baru yang dapat
berupa nilai atau kemampuan. Didalam sebuah pembelajaran terjadi
kegiatan timbal balik antara guru dan peserta didik yang saling
mempengaruhi satu samalain. Maka dari itu guru harus mengupayakan
untuk menyusun program pebelajaran secara sistematis sehingga perhatian
siswa terhadap mata pelajarannya dapat meningkat.Menurut Syaiful Sagala
(2010:61) bahwa:
pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas
pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan konsep
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleeh guru sebagai
pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
c. Tujuan Belajar dan Pembelajaran
Tujuan adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan
yang diinginkan. Di dalamnya terkandung tujuan yang menjadi target
pembelajaran dan menyediakan pilar untuk menyediakan pengalaman
belajar.
Menurut Oemar Hamalik (2008:73), “tujuan belajar adalah sejumlah
hasil belajar yang menunjukan bahwa siswa telah melakukan perbuatan
belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap
baru yang diharapkan tercapai siswa”. Tujuan belajar sendiri merupakan
suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa
setelah berlangsungnya suatu proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran
adalah cara yang akurat untuk menentukan hasil pembelajaran.
14
Sedangkan Tujuan pembelajaran menurut Sumiati (2009: 86)
berpendapat bahwa :
Tujuan pembelajaran ini dapat menentukan seluruh kegiatan maupun
isi pembelajaran. Tujuan pembelajaran atau dikenal juga dengan
tujuan instruksional pada dasarnya merupakan rumusan tentang
bentuk-bentuk tingkah laku yang akan dimiliki siswa setelah
melakukan proses belajar, atau setelah mengikuti proses
pembelajaran.
Sementara untuk merumuskan tujuan pembelajaran menurut Oemar
Hamalik (2008:76) menyatakan bahwa:
Dalam menentukan tujuan pembelajaran kita harus mengambil suatu
rumusan tujuan dan menetukan tingkah laku siswa yang spesifik yang
mengacu ke tujuan tersebut, suatu tujuan seyogianya memenuhi
kriteria sebagai sebagia berikut:
1) Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat
diukur dan diamati.
2) Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar.
3) Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dihendaki.
Jadi tujuan utama dari pembelajaran adalah agar siswa dapat
mencapai kompetensi seperti apa yang telah diharapkan, dan untuk
mencapai tujuan tersebut proses pembelajaran perlu dirancang secara
sistematik. Untuk itu seorang guru harus memiliki atau menentukan
pendekatan pembelajaran mana yang sesuai untuk pembelajaran yang tepat
dan dapat memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran yang
efektif.
d. Ciri Belajar dan Pembelajaran
1) Ciri belajar
Belajar merupakan sesuatu yang berlangsung sepanjang hayat,
dimanapun dan kapanpun, sebenarnya kita telah melewati proses belajar.
Aunurrahman (2009:48) menyatakan, bahwa:
Definisi belajar mencakup tiga unsur, yaitu: (1) belajar adalah
perubahan tingkah laku, (2) perubahan tingkah laku tersebut terjadi
9karena latihan atau pengalaman, (3) perubahan tingkah laku
tersebut relatif permanen atau tetap ada untuk waktu yang cukup
lama.
15
Pendapat yang telah dikemukakan oleh tokoh tersebut sejalan
dengan pernyataan Syaiful Sagala (2010:53) tentang ciri-ciri perubahan
yang spesifik setiap perilaku belajar bahwa:
a) Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian
yang berfungsi terus menerus, yang berpengaruh pada proses
belajar selanjutnya.
b) Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat
individual.
c) Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yaitu arah yang
ingin dicapai melalui proses belajar.
d) Belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan
keseluruhan tingkah laku secara integral.
e) Belajar adalah proses interaksi.
f) Belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai pada
kompleks.
Pendapat lain tentang ciri-ciri perubahan perilaku belajar
dikemukakan oleh Agus Suprijono (2012: 4) yaitu:
a) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan
yang disadari.
b) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
d) Positif atau berakumulasi.
e) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
f) Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig, belajar
sebagai any relatively permanent change in an organism’s
behavioral reperoire that occurs as a result of experience.
g) Bertujuan dan terarah.
h) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
2) Ciri pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik (2008:65) ada tiga ciri khas yang
terkandung dalam sistem pembelajaran, ialah:
a) Rencana, ialah ketenagaan, material, dan prosedur, yang
merupakan unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana
khusus.
b) Kesaling ketergantungan (interdependence), antaraunsur-unsur
sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap
unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan
sumbangannya kepada sistem pembelajaran.
c) Tujuan, sistem pembelajaran tertentu yang hendak di capai.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ciri khas
belajar terletak pada perubahan perilaku yang relatif tetap dalam diri
16
siswa yang mencakup aspek afektif, kognitif dan psikomotor. Perubahan
tersebut merupakan hasil latihan, pengalaman dan pengembangan dimana
hasilnya dapat diamati selama periode waktu tertentu..
3. Hasil Belajar
a. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah
proses belajar mengajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan
tingkah laku baik pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa sehingga
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Nana Sudjana (2012:3) “hasil belajar ialah perubahan tinggkah laku yang
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa
setalah menerima pengalaman belajarnya”.Menurut Agus Suprijono
(2011:5), bahwa “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”.
Pendapat Gagne (1985) yang dikutip dari Agus Suprijono (2009:5)
menyebutkan ada lima macam hasil belajar berikut ini :
1) Keterampilan intelektual atau keterampilan prosedural yang
mencakup belajar deskriminasi, konsep prinsip, dan pemecahan
masalah yang kesemuanya diperoleh melalui materi yang disajikan
guru disekolah.
2) Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-
masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing
individu dalam memperhatikan, mengingat dan berikir.
3) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu
dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang
relevan.
4) Keterampilan motorik, yaitu keterampilan untuk melakukan dan
mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan
otot.
5) Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang memperngaruhi
tingkah laku seseorang didasari emosi, kepercayaan-kepercayaan,
serta faktor intelektual.
17
Kemudian Bloom mengatakan bahwa:
Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan), comprehenshion
(pemahaman), application (menerapkan), analysis (menguraikan),
synthesis (mengorganisasi), dan evaluation (menilai). Domain afektif
adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon),
organization (organisasi), characterization (karakter). Domain
psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan
rountinized.Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif,
teknik, fisik, sosial, managerial dan intelektual. (Agus Suprijono.
2009 : 06)
Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.Namun
hasil belajar mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor.
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak
pada siswa merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialami
yaitu proses yang ditempuh melalui program dan kegiatan yang dirancang
dan dilaksanaan oleh pendidik/pengajar dalam proses pengajarannya.
Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan
menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai
pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang
besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik
dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri.
Hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai
tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang
baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan
terjadinya hasil belajar yang baik.Hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan
faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.Faktor yang
datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.Faktor
kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang
dicapai.Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor
18
lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan
belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
Dalam dunia pendidikan, tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat
dikategorikan menjadi tiga yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual),
bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang
psikomotorik (kemampuan atau keterampilan, bertindak atau berperilaku).
Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki.Sebagai tujuan yang
hendak dicapai, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa di
sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut harus dipandang sebagai hasil
belajar siswa dari prosespembelajaran. Dan setelah itu dapat dinilai untuk
dijadikan hasilpembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan hasil yang dapat diperoleh siswa setelah terjadinya
proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh
guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.
b. Tujuan dan Fungsi Hasil belajar
Menurut teori yang dikemukakan, Hamdani (2011:302) menyebutkan
tujuan dan fungsi hasil belajar adalah sebagai berikut:
1) Tujuan penilaian hasil belajar
a) Tujuan umum:
(1) Menilai mencapai kompetensi siswa
(2) Memperbaiki proses pembelajaran
(3) Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa
b) Tujuan khusus
(1) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa
(2) Mendiagnosis kesulitan belajar
(3) Memberikan umpan balik atau perbaikan proses belajar
(4) Mengajar
(5) Menentukan kenaikan kelas
(6) Motivasi belajar siswa dengan mengenal dan memahami diri dan
merangsang untukmelakukan usaha perbaikan
2) Fungsi penilaian hasil belajar
a) Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas;
b) Umapan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar;
c) Meningkatkan motivasi belajar siswa;
19
d) Evaluasi diri terhadap kinerja siswa
Jadi tujuan dan fungsi penilaian hasil belajar adalah untuk melihat
tercapaiannya proses pembelajaran yang telah diberikan guru terhadap
siswa, dengan tujuan dapat mengetahui kesulitan belajar siswa dan untuk itu
guru dapat memotivasi siswa untuk melakukan usaha perbaikan agar hasil
belajar yang telah diterima bisa lebih baik darisebelumnya.
c. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar merupakan langkah yang dilakukan untuk
menilai hasil belajar, jadi penilaian hasil belajar digunakan untuk
melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Menurut Nana Sudjana (2008: 3), “ Penilaian hasil belajar adalah suatu
proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa
dengan kriteria tertentu”. Karena itu, dalam menilai hasil belajar, peran
tujuan yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan
dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan dalam
kegiatan penilaian. Dimyati dan Mudjiono (2009: 200) mengungkapkan
bahwa, “Penilaian hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai
belajar siswa melalui kegiatan penelitian atau pengukuran hasil belajar”.
Lebih lanjut Hamdani (2011:303) mengungkapkan bahwa dalam
pelaksanaan penilaian hasil belajar, guru harus memperhatikan prinsip-
prinsip penilaian hasil belajar adseblah sagai berikut:
1) Valid (sahih), yang berarti penilaian hasil belajar harus mengukur
pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standart isi dan
standart kompetensi lulusan.
2) Objektif, yang berarti hasil belajar siswa hendaknya tidak
dipengaruhi oleh unsur subjektivitas penilai, perbedaan latar
belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan
hubungan emosional.
3) Transparan (terbuka), yang berarti prosedur penilaian, kriteria
penilaian , dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil
belajar siswa dapat diketahui oleh semua pihak yang
berkepentingan.
4) Adil, yang berarti hasil belajar tidak menguntungkan atau
merugikan siswa karena berkebutuhan khusus serta perbedaan
20
latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi dan gender.
5) Terpadu yang berarti penilaian hasil belajar merupakan suatu
komponen yang tidak terpiah dari kegiatan pembelajaran.
6) Menyeluruh dan berkesinambungan, yang berarti penilaian hasil
belajar mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan
berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan siswa.
7) Bermakna, yang berarti penilaian hasil belajar mudah dipahami,
mempunyai arti, bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua
pihak, terutama guru, siswa, orang tua, serta masyarakat.
8) Sistematis yang berarti hasil belajar dilakukan secara berencana
dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
9) Akuntabel, yang berarti penilaian hasil belajar dapat
dipertanggung jawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun
hasilnya.
10) Beracuan kriteria, yang berarti penilaian hasil belajar didasarkan
pada ukuran pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, inti penilaian hasil belajar adalah proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu
kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar merupakan langkah yang dilakukan
untuk menilai hasil belajar, jadi penilaian hasil belajar digunakan untuk
melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
4. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Ganon dan Collay “Model adalah keseluruhan, struktur,
kerangka, rencana atau outline dan urutan dari kegiatan”. (Pribadi 2009:58).
Riyanto (2009:26) mendefenisikan model sebagai, “Prosedur terorganisasi
yang mencangkup langkah-langkah dalam menganalisis, mengembangkan,
mengimplementasikan, dan mengadakan avaluasi”. Selain itu, Pribadi
berpendapat (2009:58) “Model juga dapat diartikan sebagai proses
perencanaan yang sistematik yang dilakukan sebelum melakukan tindakan
pengembangan atau pelaksanaan sebuah kegiatan”. Proses perencanaan
sebelum melakukan tindakan merupakam langkah awal untuk
mempermudah jalannya kegiatan. Dalam hal ini mendesain sangat
21
diperlukan, seperti halnya dalam pembelajaran perlu adanya model
pembelajaran untuk mempermudah jalannya proses pembelajaran.
Kemudian istilah model berkembang jika dimaknai sebagai disiplin,
ilmu, sistem dan proses. Lebih lanjut Pribadi (2009:58) menjelaskan,
“Model pembelajaran yaitu suatu keseluruhan proses yang dilakukan untuk
menganalisis kebutuhan dan tujuan pembelajaran serta pengembangan
sistem penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dimaksud”. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran adalah proses sistematik yang dilakukan oleh
guru atau pelaksana pembelajaran dengan menerjemahkan prinsip-prinsip
belajar dan pembelajaran menjadi rancangan yang dikembangkan dan
kemudian diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan tertentu.
b. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran
1) Dasar atau Fondasi Profesional (Professional Foundation)
Kemampuan mendasar yag harus dimiliki oleh seorang perancang
atau designer model pembelajaran adalah kemampuan profesional,
meliputi: (a) mampu berkomunikasi secara efektif dengan menggunakan
sarana, visual, verbal, dan tulisan; (b) menerapkan hasil studi dan teori
mutakhir dalam mempraktikkan desain sistem pembelajaran; (c)
memperbarui dan memperbaiki kualitas pengetahuan (up to date
information) termasuk didalamnya kemampuan ilmu, keterampilan
ataupun sikap; (d) menerapkan keterampilan yang terbaru berdasarkn
hasil riset tentang desain pembelajaran; (e) mengidentifikasi implikasi
legal dan etis dari penerapan sistem desain pembelajaran.
2) Kemampuan Perencanaan dan Analisis (Planing and Analize)
Seorang guru hendaknya mampu melakukan perencanaan dan
analisis. Berikut beberapa kompetensi perencanaan dan analisis yang
harus dimiiki: (a) melakukan analisis kebutuhan; (b) merancang program
22
dengan mengacu kurikulum; (c) memilih dan menggunakan berbagai
teknik untuk melaksanakan pembelajaran atau latihan; (d) menganalisis
lingkungan tempat berlangsungnya pembelajaran; (e) menganalisis
karakteristik teknologi yang tersedia dan tengah berkembang
pemanfaatannyadalam lingkungan pembelajaran; (f) menganalisis
unsurunsur situasional sebelum membuat rancangan solusi dan strategi
yang bersifat final.
3) Kemampuan Perancangan dan Pengembangan (Design and
Development)
Beberapa kompetensi dalam perancangan dan pengembangan
meliputi: (a) memilih, memodifikasi dan mengembangkan model yang
tepat; (b) memilih dan menggunakan berbagai teknik untuk membuat
penjelasan sistematika dan strategi pembelajaran; (c) memilih dan
memodifikasi materi pembelajarantnpa menghilangkan unsur pokok dari
kurikulum; (d) mengembangkan materi sesuai kebutuhan dan
karakteristik siswa; (e) mengevaluasi dan menilai program pembelajaran
serta dampaknya terhadap pencapaian kompetensi siswa.
4) Kemampuan Implemantasi dan Menejemen (Implementation and
Management)
Kemampuan dalam melaksanakan dan mengelola program model
pembelajaran meliputi: (a) merencanakan dan mengelola aktivitas
pembelajaran; (b) meningkatkan kolaborasi kemihtraan dengan personil
yang terlibat; (c) menerapkan keterampilan manajemen dan atau
leadership; (d) mengimplementasikan program pembelajaran yang
inovatif, efektif, dan efisien menuju situasi belajar yang aktif. Dari
beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa para perancang
dan pengelola program desain pembelajaran perlu memiliki kemampuan
dalam hal menganalisis, mendesain, mengembangkan, menerapkan,
mengelola dan mengevaluasi program pembelajaran yang inivatif, eektif,
23
efisien sehingga tujuan-tujuan yng dimaksud dapapai dan pembelajaran
terkesan menarik pada siswa.
5. Definisi Model Pembelajaran ADDIE
Salah satu pembelajaran yang memperhatikan tahapan-tahapan dasar
sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah model
ADDIE. Model ini, sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase ataupun
tahap utama, yaitu (1) Analysis, (2) Desain, (3) Development, (4)
Implementation, (5) Evaluation.
Berikut penjelasan dan dskripsi model ADDIE (Analysis, Desain,
Development, Implementation, Evaluation) menurut Pribadi. (2009: 128-137).
a) Analysis
Analisis merupakan langkah pertama dari model pembelajaran
ADDIE. Langkah analisis melalui dua tahap yaitu
1) Analisis Kerja
Analisis kerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi
apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa
penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen.
2) Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk
menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu
dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.
Hal ini dapat dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai
solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi.
b) Design
Desain merupakan langkah kedua dari model pembelajaran
ADDIE. Langkah ini merupakan inti dari Langkah analisis karena
mempelajari masalah kemudian menemukan alternatif solusinya yang
berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan. Langkah
penting yang harus dilakukan untuk menentukan pengalaman belajar
24
yang perlu dimiliki oleh siswa selama mengikuti aktivitas belajar serta
langkah desain harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program
pembelajaran dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesenjangan
performa yang terjadi pada siswa.
c) Development
Pengembangan merupakan langkah ke tiga dalam
mengimplementasikan model pembelajaran ADDIE. Langkah
pengembangan meliputi kegiatan membut, membeli, dn memodifikasi
bahan ajar. Dengan kata lain, mencangkup kegiatan memilih,
menentukan metode, media, serta strategi pembelajaran yang sesuai
digunakan dalam penyampaian materi substansi program. Dalam
melakukan langkah pengembangan ada dua tujuan penting yang harus
dicapai antara lain (1) memproduksi, membeli, atau merefisi bahan ajar
yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telh
dirumuskan sebelumnya; (2) memilih media atau kombinasi media
terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
d) Implementation
Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan
langkah keempat dari model pembelajaran ADDIE. Langkah
implementasi sering diasosialisasikan dengan program pembelajaran itu
sendiri. Langkah ini memang mempunyai makna adanya penyampaian
materi pembelajaran dari guru atu instruktur kepada siswa.
e) Evaluation
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model pembelajaran
ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
memberikan nilai terhadap program pembelajaran.
Lima langkah tersebut merupakan arahan untuk mencapai tujuan-
tujuan instruksional yang efektif, efisien, dan menerik. Guru harus
melaksanakan fase-fase yang ada dalam prinsip-prinsip ADDIE dan
25
siswa pun harus aktif dalam pembelajaran. Adapun fase pembelajaran
ADDIE sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 1. Fase Pembelajaran ADDIE
D
l
i
h
a
t
Dari perkembangan geneasi pembelajaran, ADDIE merupakan model
pembelajaran generasi konstruksivistik yang dilatari oleh beberapa teori,
yaitu teori sistem, teori komunikasi, teori belajar, teori pembelajaran.
Pribadi (2009:74-80) berpendapat mengenai teori-teori tersebut adalah:
1) Teori sistem memandang bahwa pemelajaran merupakan suatu
komponen-komponen yang berhubungan menjadi suatu sistem
untuk mencapai tujuan yang diinginka. Output dari sebuah
komponen merupakan input bagi komponen-komponen yang
lain;
2) Teori komunikasi merupakan suatu aspek yang difungsikan
dalam model pembelajaran untuk mendiskripsikan tentang cara
pesan dan informasi yang dikomunikasikan dari seseorang yang
berperan sebagai sumber atau fasilitator kepada pembelajar;
3) Teori belajar dan pembelajaran merupakan prinsip-prinsip yang
menjelaskan tentang bagamana individu belajar serta
memeroleh pengetahuan dan keterampilan yang baru serta
bagaimana designer atau perancang memahami dan
Fase Kegiatan Guru
Analysis Guru menganalisis kebutuhan untuk menentukan
masalah dan solusi yang tepat dan menentukan
kompetensi siswa.
Design Guru menentukan kompetensi khusus, metode, bahan
ajar, dan strategi pembelajaran.
Development Guru memproduksi program dan bahan ajar yang
akan digunakan dalam program pembelajaran.
Implementation Guru melaksanakan program pembelajaran dengan
menerapkan model program pembelajaran.
Evaluation Guru melakukan evaluasi program pembelajaran dan
hasil belajar.
26
memanfaatkan prinsip-prinsip tersebut agar dapat merancag
pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik.
6. Pembelajaran Lempar Lembing Hop step style dengan ADDIE
Pembelajaran dengan model ADDIE dalam lempar lembing hop step
style disesuaikan dengan langkah-langkah menganalisis dan mensintesis model
ADDIE dengan lempar lembing hop step style yang mengarah pada 4 (empat)
pengembangan.
Pada pokok bahasan lempar lembing hop step style di kelas VIII ini
ADDIE merupakan model yang bisa menggunakan teknologi media video
(gambar bergerak) sebagai contoh (modeling) gerakan dalam permainan.
Teknologi video dapat memberi keuntungan optimal jika dimanfaatkan
sesuai dengan potensi yang ada. Siswa dapat belajar melalui unsur suara
(audio) dan gambar (visual) secara simultan. Pribadi (2009:146-147)
menyatakan “Media ini dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi dan
pengetahuan yang realistik dan konkrit”. Video yang dimaksud adalah
video contoh latihan dalam kegiatan pembelajaran lempar lembing hop step
styleyang telah didesain dan disesuaikan oleh peneliti dengan prinsip
ADDIE. Latihan gerakan tersebut mengarah pada lempar lembing hop step
style dengan bentuk permainan agar siswa tidak terkesan bosan sehingga
mudah untuk mengikuti, menirukan, serta mengembangkan gerakan yang
dimaksud. Saputra (2001:179-188) menyatakan “tujuan gerakan lempar
lembing hop step style yang dimaksud mengarah pada 4 (empat)
pengembangan pembelajaran yaitu : (a) Kebugaran jasmani; (b) Skill
(keterampilan); (c) Kerjasama dan; (d) Aspek kompetitif”.
Berikut Sintak dan Matrik Analisis, Sintesis Desain ADDIE untuk
lempar lembing hop step style Kelas VIII SMP :
27
Tabel 2.Tabel Sintak Pengembangan Kebugaran Jasmani dengan Model
ADDIE dalam Pembelajaran Lempar Lembing Hop Step Style.
Matrix
ADDIE
Analysis Desain Deve
lopment
Implemen
tation
Evaluation
Pengem
bangan
kebu
garan
jasmani
Mengalisis
kebutuhan
siswa dalam
pembelaja
ran lempar
lembing
hop step
style.
Menentuk
an
kompeten
si khusus,
metode,
bahan
ajar,
dansetrate
gipem
belajaran.
Memprodu
k si bahan
ajar yang
akan
digunakan.
Melaksanaka
n program
pembelajaran
dengan
menerapkan
program
pembelajaran.
Mengeval
uasi aktivitas
pembelaja ran
pengemba
ngan
kebugaran
jasmani.
Kebutuhan
siswa dalam
meningkat
kan
kebugaran
jasmaninya.
1. Lempar
pada
Jarak
Tertent u
2. Lempar
bola di
atas meja
Penerapan
permainan
,
mengguna
k an
metode
pembelajar
a n
bermain,
inquiridan
latihan dan
strategi
pem-
belajaran
mengguna
k an media
video.
Menyusun
bahan ajar
pengemban
gan
kebugaran
jasmani
dalambentu
k RPP dan
pelaksanaa
n dalam
tayangan
video.
Menerapkan
pembelajaran
pengembanga
n kebugaran
jasmani
dengan
memperlihatk
an tayangan
video tersebut
kepada siswa
Mengeval
uasi aktivitas
siswa dengan
memberik an
nilai setelah
melaksana
kan program
pembelaja ran
tersebut
Berikut ini permainan pengembangan kebugaran jasmani yaitu :
1) Lempar pada Jarak Tertentu
Siswa melakukan lempar tangkap bola berekor dengan satu
tangan pada jarak tertentu dengan masing-masing anak ada yang
menjadi pelempar dan penangkap lalu siswa yang sudah melempar
berpindah dengan berlari mengikuti arah lemparan bola.
28
Gambar 4. Permainan Lempar pada Jarak Tertentu
(Saputra, 2001168)
2) Melempar Bola Tenis Kesasaran Bola yang Diletakan di Atas Meja
Siswa melakukan lemparan kesasaran bola yang di letakan
diatas meja sampai bola tersebut jatuh.
Gambar 5. Permainan Lempar Bola Di Atas Meja
(Saputra, 2001164)
29
Tabel 3 Sintak Pengembangan Keterampilan dengan Model ADDIE dalam
Pembelajaran Lempar Lembing Hop Step Style.
Matrix
ADDIE Analysis Desain
Developmen
t
Implemen
tation
Evalua tion
Pengemb
angan
ketrampi
lan
Mengalisis
kebutuhan
siswa dalam
pembelajaran
lempar
lembing
hopstep
style.
Menentuka
n
kompetens
i khusus,
metode,
bahan ajar,
dan
setrategi
pem
belajaran
Memproduks
i bahan ajar
yang akan
digunakan.
Melaksanak
an program
pem
belajaran
dengan
menerapkan
program
pembelajara
n.
Mengeval
uasi aktivitas
pembelaja
ran
pengemba
ngan
ketrampila n
Kebutuhan
siswa dalam
pengembang
an
keterampilan
lempar
lembinghop
step
styleyaitu:lat
ihanTeknik
dasar lempar
lembing
hopstep
style. 1. Lempar
bola tangan
tanpa
awalan
2. Lempar bola
tangan
diikuti
garakanlari
3. Lempar bola
tenis
berekor
diikuti
gerakanlari
4. Lempar bola
tangandengan
awalan lari
5. Lempar bola
tenis
berekor
padadinding
Penerapan
bahan ajar
pengemba
ngan
ketrampila
n lempar
lembing
hop step
style
dengan
permainan,
mengguna
kan
metode
pem
belajaran
bermain,
inquiri dan
latihandan
strategi
pem
belajaran
mengguna
kan media
video
Menyusun
Bahan ajar
pengembanga
nketrampilan
lempar
lembing hop
step
styledalam
bentuk RPP
dan
pelaksanaan
pembelajaran
menggunaka
n tayangan
video
Menerapkan
pembelajara
n
pengemban
gadan
ketrampilan
lempar
lembing
hop step
style
dengan
memperliha
tkan
tayangan
video
tersebut
kepada
siswa.
Mengeval
uasi ketram
pilan siswa
dengan
menilainy a
Berikut ini latihan pengembangan keterampilan yaitu:
1) Latihan teknik dasar lempar lembing dengan menggunakan bola tangan
tanpa awalan.
30
Gamar 6. Melempar Bola Tangan Tanpa Awalan
(Roji, 2006:99)
2) Latihan teknik dasar lempar lembing dengan menggunakan bola tangan diikuti
gerakan lari setelah melempar.
Gambar 7. Melempar Bola Tangan Diikuti Dengan Lari
(Roji, 2006:101)
3) Latihan teknik dasar lempar lembing dengan menggunakan bola tenis
berekor diikuti gerakan lari setelah melempar.
Gambar 8. Melempar Bola Berekor Diikuti Gerakan Lari
(Roji, 2006:101)
4) Latihan teknik dasar lempar lembing dengan menggunakan bola tangan
dengan awalan berlari.
31
Gambar 9. Melempar Bola Tangan dengan Awalan Lari
Roji, (2006:100)
5) Latihan teknik dasar lempar lembing menggunakan bola tenis berekor pada
dinding dengan rangsangan jarak pantulan.
Gambar 10. Melempar Bola Berekor pada Dinding
(Roji, 2006:99)
6) Latihan rangkaian gerakan lempar lembing hop step styledengan bola tenis
berekor.
Gambar 11. Latihan Rangkaian Gerakan Lempar Lembing Hop
Step Style dengan Bola Tenis Berekor
32
Tabel 4. Sintak Pengembangan Kerjasama dengan Model ADDIE dalam
Pembelajaran Lempar Lembing Hop Step Style
Matrix
ADDIE Analysis Desain
Develop
ment
Implementat
ion
Evaluation
Pengemb
angan
kerja
sama
Mengalisis
kebutuhan
siswa
dalam
pembelajar
an lempar
lembing
hop step
style
Menentukan
kompetensi
khusus,
metode,bah
an ajar, dan
setrategi
pembelajara
n.
Mempro
duksi
bahan ajar
yang akan
digunakan.
Melaksanaka
n program
pembelajaran
dengan mene
rapkan
program pem
belajaran.
Mengeva
luasi aktivi
tas pem
belajaran
pengem
bangan
kerjasama
.
Kebutuhan
siswa
dalam
pengem
bangan
kerja
samanya. 1.Bola
hadang
2. Melempar
dengan
dua tangan
Penerapan
bahan ajar
pengembang
an kerjasama
dengan
permainan,
metode
pembelajaran
bermain,
inquiri dan
latihan dan
strategi
pembelajaran
menggunaka
n mediavideo
Menyusun
Bahan ajar
pengemban
gan kerja
sama
dalam
bentuk
RPP dan
pelaksanaa
n pem
belajaran
meng
gunakan
tayangan
video.
Mene rapkan
pembelajaran
pengembanga
n kerja sama
dengan
memperlihatk
an tayangan
video
tersebut
kepada
siswa.
Meng
evaluasi
aktivitas
pengemba
ngankerja
sama siswa
dengan
menilainy a
Berikut ini permainan pengembangan kerja sama yaitu :
1) Permainan Bola Hadang
Permainan ini bisa dilakukan dalam sebuah lapangan bola voli atau
bulu tangkis. Dengan membagi regu permainan ini di mulai di tengah
lapangan dilemparkan oleh guru. Kedua regu berusaha memasukkan bola
kekardus atau tempat sampah yang dipegang temannya di sisi lapangan.
Permainan ini sangat bermakna terutama dalam upaya memupuk siswa SMP
untuk saling kerjasama sesama kelompok. Meskipun ada unsur persaingan
tetapi ditanamkan sikap jujur. Menang dan kalah bukan tujuan, yang
terpenting konsep melempar yang menjadi pokok bahasan dapat
tersampaikan.
33
Gambar 12. Permainan Bola Hadang
(Saputra, 20001:169)
2) Melempar dengan Dua Tangan
Siswa berpasangan dan melakukan lempar tangkap bola dengan arah
lemparan ke arah teman. (lemparan bola berada di atas kepala dengan dua
tangan).
Gambar 13. Permainan Melempar dengan Dua Tangan
(Saputra, 2001 : 166)
Pelempar Merebutbola
Kardus Bola
34
Tabel 5. Sintak Pengembangan Sikap Kompetitif dengan Model ADDIE dalam
Pembelajaran Lempar Lembing Hop Step Style
Matrix
ADDIE Analysis Desain
Develop
ment
Implemen
tation Evaluation
Pengem
bangan
sikap
kom
petitif
Mengalisis
kebutuhansisw
a dalam pem-
belajaran
lempar
lembing hop
steps style
Menentukan
kompetensi
khusus,
metode,baha
n ajar,
dan setrategi
pembelajara
n
Mem
produksi
bahanajar
yang akan
digunakan
Melaksanak an
program
pembelajaran
dengan
menerapkan
program
pembelajaran.
Mengevalu
asiaktivitas
pembelaja
ran
pengemba
n gan
sikap
kompetitif
Kebutuhan
sisw dalam
pengem
bangan sikap
kompetitif.
Penerapan
bahan ajar
pengem
bangansika
p
Menyusun
Bahanajar
pengem-
bangan
Menerapkan
pembelajara n
pengemban
Mengevalu
asiaktivitas
pembelajar
an
1. Lomba
lempar bola
ke sasaran
kardus
2. Lomba
lempar
bolake
sasaran
gantung
kompetitif
dengan
permainan,
meng-
gunakan
metode
pem-
belajaran
bermain,
inquiri dan
latihan dan
meng
gunakanmed
ia video
sikap
kompetitif
dalam
bentuk
RPP dan
pelak
sanaan
pembelaja
ran meng
gunakan
tayangan
video.
an sikap
kompetitif
dengan
memperliha kan
tayangan video
tersebut kepada
siswa.
pengemban
gan sikap
kompetitif
Berikut ini permainan pengembangan sikap kompetitif yaitu :
1) Lomba Lempar Bola Kesasaran Kardus
Siswa di bagi menjadi dua sampai 5 kelompok, masing-masing
kelompok siswa mempraktikkan permainan lomba melempar bola ke
sasaran kardus yang berada di depan yang berjarak ±15m. Kelompok yang
berhasil memasukkan bola paling banyak dinyatakan sebagai pemenang.
35
Gambar 14. Permainan Melempar Bola Kesasaran Kardus
(Saputra, 2001:169)
2) Lomba Lempar Sasaran Gantung
Siswa dibagi menjadi dua kelompok atau dua regu,masing –masing
kelompok melakukan lemparan masing –masing lima bola arah lemparan ke
sasaran .menggantung, siapa yang memasukan bola terbanyak menjadi
pemenang dan kelompok yang kalah diberi hadiah menggendong temanya
yang menang atau
menyanyi.
Gambar 15. Permainan Melempar Bola Kesasaran Gantung
(Saputra, 2001:173)
36
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat dibuat skema
kerangka berpikir sebagai berikut:
C.
D.
Gambar 16. Bagan Konseptual Kerangka Berpikir
Rendahnya hasil belajar siswa dapat menunjukkan bahwa ada permasalahan
yang terjadi dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Permasalahan yang sering
dihadapi dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara
guru menyampaikan materi pelajaran. Sering kali materi yang diajarkan oleh guru
kurang tertanam kuat dalam pemahaman siswa. Khususnya dalam pembelajaran
praktik teknik dasar lempar lembing hop step style. Siswa kurang mampu
menganalisis gerakan yang diajarkan oleh guru, sebab guru hanya menyampaikan
materi secara verbal, serta dalam memberikan demonstrasi atau contoh kurang
dapat ditangkap oleh siswa secara optimal.
Masalah dalam
pembelajaran lempar
lembing hop step style
Kondisi Awal
Menerapkan model
pembelajaran ADDIE
dalam pembelajaran
lempar lembing hop
step style
Tindakan
Kondisi Akhir
Hasil belajar lempar
lembing hop step
style rendah
Aplikasi model
pembelajaran ADDIE
dapat meningkatkan
hasil belajar lempar
lembing hop step style
Siklus I : Menyusun
bentuk pembelajaran
dengan model
pembelajaran ADDIE
untuk meningkatkan
kemampuan dan
keterampilan teknik
dasar lempar lembing
hop step style
Siklus II : Upaya
perbaikan siklus I
37
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk
menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep yang dipelajari. Salah satu
upaya mencapai pembelajaran pendidikan jasmani yang baik yaitu harus
diterapkan model pembelajaran yang baik dan tepat juga. Banyak model
pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran pendidikan
jasmani. Model pembelajaran ADDIE dengan alat bantu pembelajaran merupakan
salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
pendidikan jasmani khususnya pembelajaran lempar lembing hop step style.
Model pembelajaran ADDIE lempar lembing hop step style merupakan
pembelajaran yang menuntut guru untuk aktif dan kreatif menciptakan suasana
pembelajaran, sehingga memicu siswa untuk aktif terlibat dalam kegiatan
pembelajaran lempar lembing hop step style. Inovatif menuntut seorang guru
untuk menemukan hal-hal yang baru dalam pembelajaran lempar lembing hop
step style. Kreatif menuntut seorang guru untuk menciptakan kegiatan belajar
mengajar lempar lembing hop step style yang beragam atau bervariasi, sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif yaitu menghendaki tujuan
pembelajaran lempar lembing hop step style dapat tercapai. Sedangkan
menyenangkan menuntut seorang guru menciptakan suasana pembelajaran lempar
lembing hop step style yang menyenangkan, siswa tidak memiliki rasa takut,
sehingga perhatian siswa lebih terarah terhadap pelajaran yang diterimanya.
Ditinjau dari ragam alat bantu pembelajaran dengan aplikasi model
pembelajaran ADDIE dalam proses pembelajaran lempar lembing hop step style,
maka diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan penguasaan lempar
lembing hop step style sehingga tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dapat
tercapai secara optimal.
Macam-macam bentuk pengembangan pembelajaran lempar lembing
hop step style dengan model pembelajaran ADDIE ini dapat di identifikasi
beberapa kelebihan. Kelebihan pembelajaran lempar lembing hop step style
dengan model pembelajaran ADDIE terangkum dalam nilai-nilai permainan
38
antara lain: dengan bermain siswa bisa aktif bergerak sehingga dapat
meningkatkan kebugaran jasmani sebagai bentuk pengembangan kebugaran
jasmani, dapat meningkatkan penguasaan teknik lempar lembing hop step
style sebagai bentuk pengembangan skill, dapat meningkatkan rasa solidaritas
dan menghargai sesama teman sebagai bentuk pengembangan kerjasama,
hasrat gerak siswa terpenuhi sehingga dapat menimbulkan rasa senang dan
gembira serta motivasi belajar meningkat sebagai bentuk pengembangan sikap
kompetitif.
Berdasarkan karakteristik pendekatan pembelajaran dengan model ADDIE
di atas menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran yang tepat
akan diperoleh hasil belajar lempar lembing hop step style yang optimal.