BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori A. Hasil Belajarrepository.ump.ac.id/1770/3/BAB...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori A. Hasil Belajarrepository.ump.ac.id/1770/3/BAB...
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
A. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang
untuk merubah dirinya menjadi lebih baik untuk berinteraksi dengan
lingkungannya sejalan dengan teori Slameto (2010: 2) belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Seseorang belajar akan berkembang dan berfikir secara kritis
sejalan dengan teori menurut Susanto (2013: 4) belajar merupakan
suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam
keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau
pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya
perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa,
maupun dalam bertindak.
Beberapa pengertian di atas dapat simpulkan bahwa belajar
adalah usaha sadar seseorang untuk merubah tingkah lakunya untuk
melakukan suatu perubahan tingkah laku dalam berinteraksi dengan
individu yang lain maupun dengan lingkungannya.
7
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
8
Pengertian belajar menurut beberapa ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa, belajar adalah suatu proses yang dilakukan secara
individu maupun berkelompok untuk menghasilkan suatu perubahan
tingkah laku yang baru yang belum dimiliki oleh seseorang tersebut
secara keseluruhan, melalui belajar dan pengalaman dari individu itu
sendiri yang di dalamnya banyak berbagai aspek diantaranya
menyangkut aspek pengetahuan (kognitif), nilai/sikap (afektif), dan
ketrampilan (psikomotor). Belajar juga dapat diperoleh dari
pengalaman keseharian individu di lingkungan sekitarnya untuk
merubah tingkah laku menjadi lebih baik dari sebelumnya.
b. Teori Belajar
Belajar dapat mengubah perilaku seseorang baik dari segi
kecerdasan maupun mental, salah satu teori belajar yang terkenal
berkaitan dengan teori belajar kontruktivisme adalah teori
perkembangan mental Piaget sesuai dengan pernyataan Rayubi (2014:
143) teori kontruktivisme yang dikemukakan oleh Piaget menjelaskan
pengetahuan seseorang merupakan bentukan orang itu sendiri. Lebih
jauh lagi Piaget mengemukan bahwa pengetahuan tidak diperboleh
secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan.
Perkembangan kognitif anak bergantung pada seberapa jauh mereka
aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Perkembangan anak dalam kognitif dapat dipahami bahwa
pada tahap-tahap tertentu anak mempunyai kemampuan yang berbeda-
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
9
beda dalam tahap tertentu, cara dan belajar anak dalam
mengembangkan ilmu yang sudah didapatkannya pun berbeda-beda,
berdasarkan kemampuan yang sudah dimiliki masing-masing. Adapun
implikasi dari teori kontruktivisme yang dijelaskan oleh Rayubi (2014:
143) dalam pendidikan anak adalah sebagai berikut :
1) Tujuan pendidikan menurut pandangan teori belajar kontruktivisme
adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki
kemampuan berpikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang
dihadapi.
2) Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang
memungkinkan pengetahuan atau ketrampilan dapat dikontruksi
oleh siswa. Selain itu, latihan memecahkan masalah sering
dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
3) Siswa diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar
yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai
mediator, fasilitator, dan teman yang membuat situasi kondusif
terjadinya kontruksi pengetahuan pada diri siswa.
Berdasarkan uraian di atas teori belajar Kontruktivisme
mendukung pembelajaran menggunakan metode diskusi. Salah
satunya karena dalam metode diskusi tersebut diharuskan siswa lebih
aktif dari gurunya dan guru hanyalah menjadi mediator saja dan
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
10
mendampingi siswa dalam membantu siswa melakukan diskusi.
Metode diskusi cocok dengan teori pembelajaran Kontruktivisme.
c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor yang mempengaruhi belajar menurut Susanto (2013: 12)
menyebutkan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu
faktor yang berasal dari diri individu tersebut (internal) dan faktor
yang berasal dari luar individu (eksternal). Faktor internal ini meliputi:
kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap,
kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Untuk faktor
eksternal yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi
hasil belajar yaitu keluarga, sekolah serta masyarakat. Keadaan
keluarga sangatlah berpengaruh kepada tingkat keberhasilan peserta
didik dalam belajar.
Uraian di atas menjelaskan, dapat diambil kesimpulan bahwa
ada dua faktor yang sangat mempengaruhi dalam belajar yaitu faktor
(internal) yang terdapat pada diri peserta didik tersebut kemudian yang
kedua faktor (ekstrenal) yang terdapat dari luar diri peserta didik
tersebut.
d. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia mengalami pengalaman belajarnya seperti yang
dikemukakan oleh Susanto (2013: 5) bahwa hasil belajar merupakan
kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
11
Hasil belajar yang dikemukakan oleh ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang telah
diperoleh oleh siswa setelah siswa mengalami pembelajaran atau
sebuah kegiatan yang membuat siswa mengalami perubahan dan
tingkah laku dari biasanya. Hasil belajar tidak hanya dapat diukur
dengan angka, melainkan terkait dengan perubahan tingkah laku yang
dialami oleh siswa.
Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara
garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotoris menurut Sudjana (2012: 22).
Adapun ranah/aspek adalah sebagai berikut:
1) Ranah Kognitif
a) Tipe hasil belajar: Pengetahuan
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemah dari
kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian,
maknanya tidak sepenuhnya. Ada beberapa cara untuk dapat
mengingat dan menyimpanannya dalam ingatan seperti teknik
memo, jembatan keledai, mengurutkan kejadian, membuat
singkatan yang bermakna.
b) Tipe hasil belajar: Pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan
adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan
kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya,
memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau
menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Pemahaman
dapat dibedakan ke dalam tiga kategori. Tingkat terendah
adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam
arti yang sebenarnya. Tingkat kedua adalah pemahaman
penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu
dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan
beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
12
yang pokok dan bukan yang pokok. Pemahaman tingkat ketiga
atau tingkat tertinggi adalah pemahman ekstrapolasi.
c) Tipe hasil belajar: Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi
kongkret atau situasi khusus, abstraksi tersebut mungkin berupa
ide, teori, atau petunuk teknis. Menerapkan abstraksi kedalam
situasi baru disebut aplikasi. Situasi itu lokal sifatnya dan
mungkin pula subjrktif, maka tidak mustahil bahwa isi suatu
item itu baru bagi banyak orang, tetapi sesuatu yang sudah
dikenal bagi beberapa orang tertentu.
d) Tipe belajar: Analisis
Analisis adalah usaha memilih suatu integrasi menjadi
unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan
atau susunanya. Analisis merupakan kecakapan yang
kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe
sebelumnya. Analisis diharapkan sesorang mempunyai
pemahaman yang komprehensif dan dapat memilihkan
integrasi menjadi bagian-bagian yang tepat dan terpadu.
e) Tipe hasil belajar: Sintesis
Berpikir berdasar pengetahuan hafalan, berpikir
pemahaman, berpikir aplikasi dan berpikir analisis dapat di
pandang sebagai berpikir konvergen yang satu tingkat lebih
rendah daripada berfikir devergen.
f) Tipe hasil belajar: Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu
yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja,
pemecahan, metode dan materi. Mengembangkan kemampuan
evaluasi penting bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Mampu memberikan evaluasi tentang kebijakan mengenai
kesempatan belajar, kesempatan kerja, dapat mengembangkan
partisipasi serta tanggung jawabnya sebagai warga negara.
Mengembangkan kemampuan evaluasi yang dilandasi
pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis akan mempertinggi
mutu evaluasinya.
Jenis perilaku yang akan diambil untuk ranah kognitif
adalah pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diajarkan
oleh guru, pemahaman siswa terhadap soal yang diberikan,
penerapan Metode diskusi dalam menyelesaikan soal dan
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
13
melakukan sebuah diskusi terhadap semua rangkaian yang
telah ditempuh sehingga permasalahan dalam pembelajaran
dapat dipecahkan. instrumen yang diberikan dalam
pembelajran ini adalah pemberian skor dalam hasil LKS yang
sudah dikerjakan oleh siswa secara berkelompok dan soal
evaluasi di setiap akhir siklus yang nantinya akan digunakan
dalam mengukur kemampuan siswa untuk pengolahan data
oleh peneliti.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap
dan nilai. Beberapa ahli menyatakan bahwa sikap seseorang dapat
diramalkan perubahannya, apabila seseorang telah memiliki
penguasaan kognitif. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa
dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajar,
disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,
kebiasaan belajar, dan hubungan sosial (Sudjana, 2012: 29).
Hasil belajar ranah afektif menurut Krathwohl dan Bloom
dkk dalam Aunurrahman (2010: 50) terdiri dari lima jenis perilaku,
yaitu :
a) Penerimaan
Penerimaan mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan
kesediaan memperhatikan hal tersebut.
b) Partisipasi
Partisipasi mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan
dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
c) Penilaian dan penilaian sikap
Penilaian dan penilaian sikap mencakup penerimaan
terhadap suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menetukan
sikap.
d) Organisasi
Organisasi mencakup kemampuan membentuk suatu sistem
nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
14
e) Pembentukan pola hidup
Pembentukan pola hidup mencakup kemampuan
menghayati nilai, dan membentuknya menjadi pola nilai
kehidupan pribadi.
Penilaian ranah afektif adalah penilaian yang berhubungan
dengan sikap. Penilaian hasil belajar ranah afektif pada penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri
Karangcegak adalah penilaian terhadap sikap dan partisipasi siswa
pada saat mengikuti proses pembelajaran diskusi terutama pada
saat kegiatan diskusi dan presentasi kelompok. Penilaian ranah
afektif dilaksanakan pada saat proses pembelajaran diskusi
berlangsung.
3) Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan. Menurut
Simpson dalam Aunurrahman (2010: 52) ranah psikomotor terdiri
dari tujuh perilaku atau kemampuan motorik, yaitu :
a) Persepsi
Persepsi mencakup kemampuan memilah-milahkan
(mendeskripsikan) suatu hal secara khusus dan menyadari
adanya perbedaan antara sesuatu tersebut.
b) Kesiapan
Kesiapan mencakup kemampuan menempatkan diri dalam
suatu keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau
rangkaian gerakan.
c) Gerakan terbimbing
Gerakan terbimbing mencakup kemampuan melakukan
gerakan sesuai contoh atau gerakan peniruan.
d) Gerakan terbiasa
Gerakan terbiasa mencakup kemampuan melakukan
gerakan tanpa contoh.
e) Gerakan kompleks
Gerakan kompleks memcakup kemampuan melakukan
gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap
secara lancar, efisien dan tepat.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
15
f) Penyesuaian pola gerakan
Penyesuaian pola gerakan mencakup kemampuan
mengadakan perubahan atau penyesuaian pola gerak gerik
dengan persyaratan khusus yang berlaku.
g) Kreativitas
Kreativitas mencakup kemampuan melahirkan pola-pola
baru atas dasar prakarsa sendiri.
Penilaian ranah psikomotor pada penelitian tindakan kelas
yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Karangcegak adalah
keterampilan membuat bagan yang berisi rangkuman materi yang
telah dipelajari. Penilaian ranah psikomotor dilaksanakan pada
setiap akhir siklus.
B. Ilmu Pengetahuan Sosial SD
a. Pengertian Mata Pelajaran IPS
Menurut Trianto (2010: 171) mengatakan Ilmu Pengetahuan
Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial
seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan
budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan
fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner
dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi, politik, hukum, dan budaya). Mata pelajaran IPS merupakan
salah satu proses dari seseorang yang berusaha dalam memperoleh
suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap sering disebut
dengan hasil belajar.
IPS merupakan cabang ilmu sosial yang terdiri dari sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik dan hukum sesuai dengan
pernyataan Susanto (2014: 6) IPS merupakan integrasi dari berbagai
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
16
cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, yaitu: sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu Pengetahuan
Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang
mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek cabang ilmu
sosial di atas.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan suatu pembelajaran yang berkaitan langsung dengan sosial
yang ada di daerah lingkungan siswa yang diajarkan mulai dari tingkat
SD/MI/SDLB yang materinya dipilih secara rinci dan dikemas sesuai
dengan tujuan pendidikan di Indonesia.
b. Tujuan Mata Pelajaran IPS
Pembelajaran IPS pada prinsipnya adalah untuk membekali
kemampuan siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
masyarakat di sekitarnya Menurut Mutakin dalam Susanto (2013: 145)
tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar adalah sebagai berikut :
1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai nilai sejarah dan
kebudayaan masyarakat.
2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang di adaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang
kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
sosial
3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang
berkembang di masyarakat.
4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial,
serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu
mengambil tindakan yang tepat.
5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung
jawab membangun masyarakat.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
17
Seorang pendidik dan calon didik haruslah paham dan
mengetahui karakteristik serta tujuan pembelajaran IPS yang ada di
Sekolah Pembelajaran IPS adalah ilmu yang abstrak dan yang benar-
benar terjadi di lingkungan masyarakat yang ada di sekitarnya,
sedangkan pada perkembangannya siswa SD pada saat ini masih
berada pada tahap operasinal yang snagat konkret.
C. Materi Mengenal Permasalahan Sosial
Materi yang akan diajarkan dalam penelitian ini yaitu materi
permasalahan sosial dengan Standar Kompetensi (SK) 2. Mengenal
sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi dan Kompetensi Dasar (KD) 2.4
Mengenal Permasalahan sosial di daerahnya.
Materi dibagi menjadi 4 kali pertemuan, dalam satu siklus terdapat
2 pertemuan, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Tabel Materi Pembelajaran
Siklus Pertemuan Materi
1
1 Pengertian Permasalahan Sosial
2 Macam-macam Permasalahan Sosial
2 1 Permasalahan Sosial Bidang Lingkungan
2 Permasalahan Sosial Bidang Kesehatan
D. Metode Diskusi
a. Pengertian metode diskusi
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah metode
diskusi. Wahab (2007: 100) menjelaskan bahwa metode diskusi
merupakan suatu kegiatan dimana orang-orang berbicara bersama
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
18
untuk berbagi dan saling tukar informasi tentang sebuah topik atau
masalah atau mencari pemecahan terhadap suatu masalah berdasarkan
bukti-bukti yang ada.
Diskusi bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan
keputusan tertentu secara bersama-sama. Majid (2013: 200)
menjelaskan bahwa metode diskusi juga diartikan sebagai metode
pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan.
Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu keputusan. Oleh karena
itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat adu argumentasi.
Metode diskusi dilakukan untuk saling mengemukakan
pendapat masing-masing anggota. Slavin (2005: 252) menjelaskan
pelaksanaan metode diskusi, siswa dibagi menjadi kelompok
beranggotakan 5 sampai 6 orang. Guru memberikan suatu pelajaran
dan kemudian siswa diminta untuk berdiskusi bersama kelompok yang
telah dibentuk. Masing-masing kelompok berdiskusi membahas topik
tertentu yang di dalam diskusi tersebut siswa dituntut untuk saling
berbagi informasi tentang sebuah topik atau masalah serta mencari
pemecahan terhadap suatu masalah berdasarkan bukti-bukti yang ada.
Kegiatan diskusi membutuhkan seorang pemimpin, pemimpin harus
dipilih berdasarkan kemampuan organisasional dan kepemimpinannya,
dan bukan hanya berdasarkan pada kinerja akademiknya saja.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
19
Pemimpin ini harus memastikan bahwa tiap orang berpartisipasi dan
bahwa kelompok tetap mengerjakan tugas.
Pembentukan kelompok diskusi memerlukan persiapan dan
pertimbangan. Slavin (2005: 252-253) memaparkan lebih jauh bahwa
pekerjaan pokok dalam mempersiapkan kelompok diskusi adalah
memastikan bahwa setiap anggota kelompok berpartisipasi.
Salah satu cara agar setiap anggota kelompok turut
berpartisipasi yaitu dengan membuat sebuah opini dari masing-masing
orang sebelum pelaksanaan diskusi. Opini dari tiap anggota kelompok
disampaikan pada saat diskusi untuk memperoleh kesepakatan
bersama.
Beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode
diskusi merupakan salah satu metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran dengan tujuan memecahkan permasalahan bersama
kelompok. Metode diskusi digunakan untuk memperoleh kesepakatan
dalam kelompok.
b. Pelaksanaan Metode Diskusi
Metode diskusi tidak bisa dilaksanakan secara sembarangan.
Agar pelaksanaan diskusi berhasil dengan efektif, maka pembelajaran
harus sesuai dengan langkah-langkah diskusi, Majid (2013: 203-204)
menjelaskan langkah-langkah diskusi sebagai berikut yaitu:
1) Langkah persiapan
Diskusi yang baik tidak akan terjadi begitu saja melainkan
memerlukan persiapan yang baik agar tujuan dari diskusi dapat
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
20
berjalan baik serta dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Hal-hal yang harus dalam persiapan diskusi di
antaranya:
a) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang
bersifat umum maupun tujuan khusus.
b) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
c) Menetapkan masalah yang akan dibahas.
d) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
teknik pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala
fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis
dan tim perumus jika diperlukan.
2) Tahap Pelaksanaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
diskusi adalah sebagai berikut:
a) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat
mempengaruhi kelancaran diskusi.
b) Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari.
c) Guru memberikan contoh terkait dengan materi yang akan
dipelajari.
d) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi,
misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai sera aturan-
aturan diskusi sesuai dengan jenis yang akan dilaksanakan.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
21
e) Guru membentuk kelompok 4-6 orang siswa untuk menjalan-
kan metode pembelajaran diskusi
f) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan. Pelaksanaan diskusi hendaklah memperhatikan
suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak
tegang, tidak saling menyudutkan dan lain sebagainya.
g) Guru menayangkan video tentang permasalahan sosial yang ada
di daerahnya.
h) Kelompok bersama-sama mendiskusikan bagaimana cara
mengatasi permasalahan sosial yang ada di daerahnya.
i) peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan serta ide-idenya.
j) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang
sedang dibahas. Hal ini sangat penting karena tanpa
pengendalian biasanya arah pembahasannya menjadi melebar
dan tidak fokus.
3) Menutup Diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan
diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai
hasil diskusi.
b) Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari
seluruh siswa sebagai umpan balik untuk perbaikan
selanjutnya.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
22
Pembelajaran menggunakan metode diskusi akan lebih
efektif apabila guru memperhatikan langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam diskusi. Langkah-langkah tersebut
menurut Trianto (2014: 162) yaitu:
1) Tahap 1: menyampaikan tujuan dan mengatur setting
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus dan
menyiapkan siswa untuk berpartisipasi
2) Tahap 2: mengarahkan diskusi
Guru mengarahkan fokus diskusi dengan menguraikan
aturan dasar, mengajukan pertanyaan awal, menyajikan
situasi yang tidak dapat segera dijelaskan, atau
menyampaikan isu diskusi
3) Tahap 3: menyelenggarakan diskusi
Guru memonitor antar-aksi, mengajukan pertanyaan
mendengarkan gagasan siswa, menanggapi gagasan,
melaksanakan aturan dasar, membuat catatan diskusi
menyampaikan gagasan sendiri.
4) Tahap 4: mengakhiri diskusi
Guru menutup diskusi dengan merangkum atau
mengungkapan makna diskusi yang diselenggarakan
kepada siswa.
5) Tahap 5: melakukan Tanya jawab singkat tentang proses
diskusi itu
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
23
Guru meninstruksikan para siswa untuk memeriksa proses
diskusi dan berpikir siswa.
c. Kelebihan Metode diskusi
Tidak ada metode pembelajaran yang terbaik. Setiap metode
pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan, bisa jadi
suatu metode pembelajaran cocok untuk materi dan tujuan tertentu,
tetapi kurang cocok untuk materi atau tujuan lainya.
Metode diskusi memiliki beberapa kelebihan manakala
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar (Majid, 2013: 204) antara
lain:
1) Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif,
khususnya dalam memberikan gagasan serta ide-ide.
2) Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam
mengatasi setiap permasalahan.
3) Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau
gagasan serta verbal. Diskusi juga bisa melatih siswa untuk
menghargai pendapat orang lain.
Jadi dapat disimpulkan kelebihan metode yaitu menjadikan
siswa aktif dalam proses pembelajaran. Adanya interaksi dan
kerjasama yang baik antar siswa dalam proses pembelajaran melalui
metode diskusi supaya mendapatkan hasil diskusi yang maksimal.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
24
d. Kelemahan Metode diskusi
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memliki beberapa
kelemahan seperti di bawah ini:
1) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3
orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
2) Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas sehingga
kesimpulan menjadi kabur.
3) Memerlukan waktu yang cukup panjang, dan kadang-kadang tidak
sesuai dengan yang direncanakan.
4) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat
emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada
pihak yang merasa tersinggung sehingga dapat mengganggu iklim
pembelajaran.
Kelemahan metode diskusi di atas diperbaiki guru yaitu:
1) Guru telah membagi kelompok secara heterogen sesuai dengan
kemampuan masing-masing anak sehingga tidak terjadi
penguasaan pembicaraan dalam kelompok.
2) Kelompok telah diberikan materi yang sama sehingga membuat
kelompok dapat saling berinteraksi dengan kelompok yang lainnya.
3) Materi telah disesuaikan dengan waktu pembelajaran sehingga
tidak membutuhkan waktu panjang.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
25
4) Sebelum diskusi dimulai guru telah memberikan pengarahan
kepada siswa sehingga kelompok harus mematuhi pengarahan
yang telah dijelaskan guru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode diskusi memiliki
kelebihan dan kelemahan dalam proses pembelajarannya. Kelebihan
diskusi yaitu melatih siswa untuk bertukar pikiran dan saling
berinteraksi dengan teman yang lainnya dalam mengatasi masalah
yang sedang dipecahkan kelompok dan kelemahan diskusi yaitu bahan
dalam kegiatan diskusi menjadi sangat luas apabila belum terjadi
kesepakatan kelompok. Guru juga harus memiliki kemampuan dalam
mengkondisikan keadaan kelas.
E. Implementasi Penerapan Metode Diskusi
Metode Diskusi pada materi Permasalah sosial yang ada di
sekitarnya akan digunakan untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas
IV. Metode Diskusi akan membantu siswa untuk lebih kreatif dan aktif
dalam berfikir dan mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, di
dalam pembelajaran menggunakan metode diskusi ini siswa dilatih untuk
berdiskusi dan saling berinteraksi dengan teman kelompoknya pada materi
permasalahan sosial di daerahnya. Metode Diskusi diharapkan dapat
meningkatan Hasil Belajar siswa kelas IV SD Negeri Karangcegak dalam
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
26
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian sejenis dilakukan oleh Lisa Brown Buchanan (2011: 19)
dengan judul “Discussion in the elementary classroom: How and why some
teachers use discussion“ dan Dr Fazalur Rahman, dkk (2011) dengan judul
“Impact of Discussion Method on Students Performance”. Penelitian yang
dilakukan oleh Buchanan merupakan studi kasus yang menceritakan
bagaimana dan mengapa tiga orang guru menggunakan diskusi dalam
pembelajaran di kelas pada lima sekolah di pinggiran kota Amerika Serikat.
Tujuan penelitian ini dirancang untuk menjelaskan peran guru mengapa
beberapa guru menggunakan metode diskusi, dan manfaat serta hambatan
yang berdampak diskusi didalam kelas.
Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Dr Fazalur Rahman (2011: 84)
tentang metode diskusi yaitu penelitian eksperimen. Penelitian ini
membandingkan antara kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah
dan metode diskusi di dalam kelas eksperimen. Penelitian ini dilatar belakangi
penggunaan metode pembelajaran yang berbeda dalam mata pelajaran IPS di
Pakistan, namun metode yang sering digunakan oleh guru adalah metode
ceramah. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kedua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol tidak memiliki perbedaan pada saat pretest,
namun setelah menggunakan metode diskusi dan ceramah terdapat perbedaan
di kedua kelas tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang
menggunakan metode diskusi memperoleh hasil lebih baik daripada kelompok
kontrol.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
27
Kedua penelitian di atas, memilik persamaan dan perbedaan yang
berbeda. Adapun perbedanya adalah penelitian yang akan dilaksanakan
menggunakan penelitian tindakan kelas atau biasa yang disebut PTK dan
persamaanya adalah sama-sama menggunakan metode diskusi.
C. Kerangka Berfikir
Belajar itu sendiri merupakan salah satu proses dari seseorang yang
berusaha dalam memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
menetap sering disebut dengan hasil belajar. Menurut Sudjana (2010: 22) hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
mengalami pengalaman belajarnya, dalam sistem pendidikan nasional
rumusan sebuah tujuan pendidikan, baik itu rumusan dalam bidang kurikuler
maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,
yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris menurut (Sudjana,
2012: 22).
Pembelajaran IPS yang abstrak menyebabkan materi IPS yang ada di
sekolah dasar sangatlah sulit dipahami oleh siswa SD yang masih berada pada
tahap berfikir yang sangatlah konkret dengan hal yang nyata. Kebanyakan
guru masih menggunakan model pembelajaran ceramah. Konsep pembelajaran
yang diterima cenderung verbal, dalam pembelajaran kebanyakan guru yang
berinteraksi dengan siswa dan siswa juga kurang aktif dalam pembelajaran,
siswa menjadi pasif, tidak berani bertanya dikarenakan siswa tidak dibiasakan
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
28
untuk bertanya dan dilatih untuk bertanya maupun menyampaikan pendapat,
sehingga interaksi siswa kurang maksimal.
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir
Adanya metode diskusi, siswa belajar dengan kelompok kecilnya
memungkinkan siswa dalam berpikir dapat berbagi sesama teman
sekelompoknya dan bertambah pengetahuan, mengembangkan dan
membangun sebuah kerjasama serta siswa melatih menerima pendapat orang
lain dan sebuah perbedaan. Melihat keadaan karakteristik dan segala kelebihan
yang dimiliki metode pembelajaran diskusi maka dilakukan sebuah tindakan
untuk mencoba menerapkan metode pembelajaran diskusi, dengan harapan
nantinya dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa
selain itu guru kelas juga akan mendapatkan pengetahuan tambahan tentang
Kondisi Awal:
A. Siswa kurang aktif
dalam
pembelajaran
B. Rendahnya rasa
ingin tahu siswa
dalam mata
pelajaran IPS.
Hasil
Belajar
Rendah
Tindakan Siklus 1
Dalam
pembelajaran guru
menggunakan
metode diskusi
Tindakan siklus 2
Dalam
pembelajaran guru
menggunakan
metode diskusi
Kondisi Akhir:
Hasil belajar meningkat yang
mencangkup 3 ranah yaitu
1. Ranah kognitif
2. Ranah afektif, dan
3. Ranah psikomotor
Secara keseluruhan ketiga ranah
tersebut meningkat dikarenakan guru
dalam pembelajaran menggunakan
metode diskusi.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016
29
model-model pembelajaran yang dapat diterapkan pada siswa-siswanya, dan
juga sikap dan ketrampilan akademik pada guru. Akibatnya akan
meningkatkan profesionalisme dan kualitas guru. Metode diskusi akan
meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa di Sekolah Dasar.
D. Hipotesis Tindakan
Penggunaan model pembelajaran yang tepat pada pelaksanaan proses
belajar mengajar dan perencanaan pembelajaran haruslah disusun dengan
matang, maka nantinya tujuan pembelajaran akan tercapai sesuai dengan yang
diharapkan dengan optimal. Berdasarkan hal tersebut maka diajukan hipotesis
tindakan yaitu:
1. Penggunaan pembelajaran Diskusi pada materi permasalahan sosial kelas
VI di SD Negeri Karangcegak dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa
ranah kognitif.
2. Penggunaan pembelajaran Diskusi pada materi permasalahan sosial kelas
VI di SD Negeri Karangcegak dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa
ranah afektif.
3. Penggunaan pembelajaran Diskusi pada materi permasalahan sosial kelas
VI di SD Negeri Karangcegak dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa
ranah psikomotor.
Upaya Meningkatkan Hasil..., Irma Leriyana, FKIP, UMP, 2016