BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. -...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. -...
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Olahraga
a. Ruang Lingkup Olahraga
Olahraga mempunyai daya tarik tersendiri bagi segala aktivitas setiap
manusia, yang berpartisipasi dalam tingkat permainan yang bertujuan untuk
rekreasi sampai tingkat professional dari usia muda sampai usia lanjut. Alasan
mereka melakukan berbagai aktivitas olahraga tersebut diantaranya untuk
kebugaran, pembentukan karakter, bersosialisasi, dan tentunya untuk
kesehatan. Menurut Santoso Giriwijoyo dan Didik Jafar Sidik (2013:233)
berpendapat bahwa “olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan
terencana untuk memelihara hidup, meningkatkan kualitas hidup, dan
mencapai tingkat kemampuan jasmani yang sesuai dengan tujuan”. Dari
berbagai macam alasan tersebut dapat dilihat berbagai manfaat yang tidak
disadari berupa kepuasan diri, serta mengalami kematangan kepribadian
melalui pengalaman olahraga dari poin sosialisasi dan pembentukan karakter.
Karena pada hakikatnya dalam aktifitas olahraga mempunyai aspek kerjasama,
komunikasi, perjuangan, persaingan, mental jasmani maupun rohani,
kebersamaan, ekspresi diri, kejujuran, serta sportifitas.
Penjelasan tentang konsep olahraga hingga tuntas tidak akan berhasil
diperoleh karena definisi tentang olahraga ini terus mengalami perubahan
seiring dengan adanya perubahan social dan pengaruh IPTEK. Olahraga iru
sendiri pada hakikatnya bersifat netral, namun masyarakatlah yang kemudian
membentuk kegiatannya dan memberi arti bagi kegiatan tersebut. Karena itu,
Indonesia sesuai dengan fungsi dan tujuankita mengenal beberapa bentuk
kegiatan olahraga, seperti olahraga pendidikan yang bertujuan untuk
mendidik, olahraga rekreasi yang bersifat rekreasi atau kesenangan, olahraga
kesehatan yang bersifat rehabilitas, dan olahraga prestasi yang tujuannya
untuk mencapai sebuah kemenangan. Jadi olahraga dilakukan karena berbagai
9
alasan penting dari sisi pelakunya. Nilai-nilai dan manfaat yang diperoleh
pelaku didapatkan dari partisipasi aktif dari berbagai kegiatan yang
dilakukannya.
Berdasarkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab II Pasal 4
menyebutkan “Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan
meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia,
menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat
dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperlakukan ketahanan
nasiaonal serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa”. Maka
dapat dilihat, nilai yang terkandung dalam olahraga ini begitu positif bagi
pembentukan karakter suatu bangsa yang sesungguhnya menggambarkan
bahwa pembangunan olahraga tidak hanya cukup dengan pencapaian prestasi
yang diidentikkan dengan perolehan medali saja, tetapi dapat juga tersalurkan
dari olahraga rekreasi seperti halnya melalui pariwisata. Dengan potensi alam
maupun budaya yang dimiliki oleh Indonesia tentunya membuka peluang
besar untuk dikenal lebih luas oleh negara-negara lain. Menurut Emil Salim
(1993:6) mengutarakan bahwa “sejalan dengan pengelolaan sumber daya alam
secara lestari adalah penting untuk bisa mengembangkan gaya hidup yang
serasi dengan kemampuan daya dukung alam. Dalam hubungannya ini maka
pengembangan teknologi yang serasi dengan keperluan menyerap tenaga kerja
dan peningkatan daya dukung alam menjadi penting”. Maka olahraga sudah
pasti harus diprioritaskan karena dengan nilai-nilai tersebut diperlukan oleh
suatu bangsa yang ingin maju. Dengan keragaman sosial, budaya, serta
kondisi geografis yang spesifik juga menyebabkan keanekaragaman olahraga.
Dengan olahraga yang semakin berkembang, sehingga semakin lama semakin
kompleks baik dari jenis kegiatan sesuai tujuan yang ingin dicapai maupun
konteks lingkungan sosial budaya, serta perkembangan IPTEK yang semakin
maju.
10
Tetapi dengan adanya perkembangan IPTEK yang semakin canggih,
tentunya memberi dampak positif maupun dampak negatif tersendiri bagi
kehidupan manusia. Dari aspek keluarga dengan tingkat sosial ekonomi yang
tinggi dan memiliki kondisi sosiokultural yang berbeda. Dari dampak positif
yang diberikan oleh perkembanagn IPTEK ini misal, informasi yang didapat
akan lebih mudah, cepat dan banyak dari sumber yang tersedia. Dari segi
negatif misalnya, keluarga yang berada didaerah perkotaan cenderung lebih
membatasi anaknya untuk sekedar mengeksplorasi lingkungannya yang tanpa
disadari menghambat tumbuh kembang seorang anak tersebut. Dan struktur
kota yang minim dengan ruang terbuka menambah batasan-batasan seorang
anak melakukan interaksi yang berhubungan dengan gerak tubuh. Berbeda
dengan daerah pedesaan yang terdapat banyak ruang terbuka yang
memberikan mereka pengalaman gerak tubuh seperti memanjat, berlari,
mengembala, dan lain sebagainya.
Dari pernyataan diatas menyebutkan bahwa olahraga sangat banyak
berperan dalam berbagai ranah kehidupan yang membentuk kepribadian
seseorang. Seperti yang dikemukakan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab
VI Pasal 17 menyebutkan “Ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan: a)
Olahraga pendidikan, b) Olahraga rekreasi., dan c) Olahraga prestasi”.
Dibidang pendidikan tampak bahwa konsep gender juga dominan,
karena sejak kanak-kanak pastilah orang tua memberlakukan pendidikan yang
berbeda-beda berdasarkan konsep gender misalnya laki-laki memperoleh
mainan mobil-mobilan, dan bagi anak perempuan diberi mainan boneka.
Tetapi dalam konsep olahraga setiap gender memiliki kebebasan memilih
cabang olahraga apa saja yang sesuai minat dan bakat mereka.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005
Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I pasal I ayat 11 mengatakan
“Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang
11
dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan
untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan
kebugaran jasmani”. Menurut, pernyataan tersebut menerangkan bahwa ketika
seseorang atau sekelompok orang melakukan olahraga dengan tujuan untuk
pendidikan maka semua aktivitas gerak diarahkan untuk memenuhi tuntunan
tujuan-tujuan pendidikan, biasanya kita temukan disekolah-sekolah dengan
implikasinya, diharapkan dalam jangka yang pendek, paling tidak diarahkan
para siswa memiliki kebugaran jasmani, kesenangan melakukan aktifitas fisik
dan olahraga dan terbentuklah manusia yang sehat secara jasmani.
Olahraga rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran
kembali jasmani dan rohani seseorang. Kegiatan yang umum dilakukan untuk
rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi. Kegiatan rekreasi
umumnya dilakukan pada akhir pekan. Secara umum rekreasi dapat dibedakan
dalam dua golongan besar, yaitu rekreasi pada tempat tertutup dan rekreasi di
alam terbuka. Rekreasi dapat dinikmati, menyenangkan, dan bisa pula tanpa
membutuhkan biaya. Rekreasi bermanfaat untuk memulihkan kondisi tubuh
dan pikiran, serta mengembalikan kesegaran. Rekreasi adalah “kegiatan atau
pengalaman sukarela yang dilakukan seseorang di waktu luangnya, yang
memberikan kepuasan dan kenikmatan pribadi. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan
Nasional Bab I pasal I ayat 12 menyegatakan “Olahraga rekreasi adalah
olahraga yang dilakuakan oleh masyarakat dengan kegemaran dan
kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai
budaya masyarakat setempat untuk keehatan, kebugaran, dan kegembiraan”.
Olahraga rekreasi merupakan kegiatan fisik yang dilakukan pada waktu luang
sebagai sarana peningkatan kesehatan serta memberi kesenangan.
Dan olahraga prestasi pada Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab I pasal 1
ayat 13 mengatakan “Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan
12
mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan
melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu
pengetahuan dan teknologi keolahragaan”. Dengan olahraga dapat membina
serta mengembangkan olahragawan untuk mencapai prestasi melalui tujuan
yang dilakukan melalui sebuah pendekatan keilmuan yang menyeluruh dengan
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Faktor-faktor dasar yang
mempengeruhi suatu kegiatan olahraga, yaitu suatu tindakan organik dari
tubuh manusia adalah sistim-sistim sosial budaya. Sistim-sistim sosial budaya
itu merupakan suatu rangkaian model-model kognitif atau pengetahuan yang
terdapat pada berbagai tingkat kesadaran manusia. Manusia menggunakan
model-model ini secara selektif bagi kepentingan mereka berdasarkan atas
tujuan-tujuan dan juga karena menarik perhatian mereka. Model-model yang
dipilih oleh manusia dalam suatu keadaan tertentu digunakan untuk menuntun
tindakan-tindakan mereka didalam menghadapi lingkungan yang nyata yang
juga menyangkut sejumlah orang. Hal ini merangsang untuk dan merupakan
sandaran bagi interprestasi yang dapat digunakan didalam menghadapi situasi,
barang atau benda, dan serangkaian kemungkinan tingkah laku manusia yang
lainnya didalam suatu lingkungan tertentu. Tidak cenderung untuk berlaku
secara konsisten, maupun bersifat homogen pada suatu kelompok manusia
tertentu.
b. Hubungan Olahraga dengan Masyarakat dan Kebudayaan
Menurut Prabang Setyono (2015:10) mengemukakan bahwa
“kehidupan sebetulnya adalah proses pertukaran energi antara organisme dan
lingkungan”. Dalam pergerakan lingkungan hidup, masyarakat melalui
berbagai kelompok yang amat beragam, terlibat secara nyata. Manusia sebagai
makhluk sosial yang memiliki kecenderungan untuk saling berkelompok
dalam rangka mencapai tujuannya masing-masing yang memanfaatkan alam,
dimana telah terjadi suatu gejala saling membantu dan tak terlepas tentunya
terdapat pertikaian. Adanya perbedaan ini bersumber dari nilai dan norma
masing-masing individu maupun kelompok tersebut. Akibat adanya pola
13
sosial tersebut menciptakan suatu kelompok sosial yang tak dipungkiri lagi
bahwa setiap manusia dari waktu ke waktu dalam kehidupannya akan
mengalami pola-pola kehidupan sosial yang berpengaruh pada perilaku dan
karakternya. Hubungan sosial antar manusia ini tidak lepas dari ilmu sosiologi.
Struktur sosial dipahami sebagai suatu bangunan yang terdiri dari
berbagai unsur pembentukkan yang saling berhubungan satu dengan yang lain
secara fungsional. Menurut Elly M. Setiadi & Usman Kolip (2011:37) bahwa
“masyarakat adalah sekelompok manusia yang bertempat tinggal didaerah
tertentu dalam waktu yang relatif lama, memiliki norma-norma yang mengatur
kehidupannya menuju tujuan yang dicita-citakan bersama, dan ditempat
tersebut anggota-anggotanya melakukan regenerasi (beranak pinak)”.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka manusia memiliki keinginan untuk
menyatu dengan alam lingkungan demi kelangsungan hidupnya, dan
keinginan untuk menyatu dengan manusia lain dalam rangka memudahkan
proses hidupnya. Hal tersebut tentunya dapat terjadi melalui kegiatan
olahraga. Sebagai suatu bagian yang integral dari sistim-sistim sosial budaya
dari suatu masyarakat tertentu, kegiatan-kegiatan olahraga yang ada didalam
suatu masyarakat itu berbeda-beda. Suatu kegiatan olahraga hanyalah
merupakan bagian dari suatu rangkaian tindakan dan tingkah laku manusia
yang untuk bisa dipahami ekspresinya, haruslah dilihat dan dijelaskan dengan
memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan
olahraga atau tingkah laku manusia tersebut.
Keberagaman budaya itu merupakan tantangan, karena apabila tidak
dikelola dan ditangani dengan baik maka keberagaman budaya akan dapat
mendorong timbulnya persaingan dan pertentangan sosial. Serta merupakan
sebagai peluang, karena keragaman budaya itu bila dibina dan diarahkan
secara tepat, maka akan menjadi suatu kekuatan atau potensi dalam
melaksanakan pembangunan. Pengaruh lingkungan budaya yang dalam
ekspresi keberagamaan lebih banyak ditemukan dalam hal-hal praktis dan
14
konkrit. Macamnya tingkah laku manusia yang ekspresinya bisa dilihat itu,
sebagian dipengeruhi oleh macam kebudayaan dari yang bersangkutan dan
yang sebagian lagi oleh suatu keadaan sekelilingnya di mana yang
bersangkutan terlibat dalam suatu interaksi sosial. Berdasarkan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem
Keolahragaan Nasional Bab IV Pasal 6 menyebutkan “Setiap warga Negara
mempunyai hak yang sama untuk: a) melakukan kegiatan olahraga, b)
memperoleh pelayanan dalam kegiatan olahraga, c) memilih dan mengikuti
jenis atau cabang oalahraga yang sesuai dengan bakat dan minatnya, d)
memperoleh pengarahan, dukungan, bimbingan, pembinaan, dan
pengembangan dalam keolahragaan, e) menjadi pelaku olahraga, dan e)
mengembangkan industri olahraga.
Sehubungan dengan hal ini, suatu kegiatan olahraga adalah suatu
ekspresi dari tingkah laku sosial manusia yang muncul didalam suatu daerah
tertentu yang ekspresinya juga dipengeruhi oleh macam kebudayaan dari yang
bersangkutan dan keadaan sekeliling dimana kegiatan olahraga itu
dilangsungkan.Pengertian kebudayaan tidak hanya mencakup tingkah laku
manusia saja, tetapi juga keseluruhan dari pola-pola dan hasil tingkah laku
manusia. Kebudayaan itu terlahir dan terdiri dari serangkaian elemen-elemen,
yang tumbuh dari suatu rangkian pengalaman-pengalaman ilmiah, maupun
yang berasal dari pengetahuan sehari-hari. Suatu kebudayaan terdiri dari
serangkaian unsur-unsur kebudayaan, yaitu nilai-nilai, norma-norma, dan
serangkaian simbol-simbol, baik yang verbal maupun non verbal. Partisipasi
tinggi dalam olahraga disebabkan karena dapat memberikan bahkan
menyalurkan tenaga yang baik dalam persahabatan dan mencapai tujuan untuk
sehat, gembira, menuju kehidupan serasi, selaras, dan seimbang. Manusia
bergerak tidak hanya disebabkan oleh adanya dorongan secara biologis,
melainkan juga oleh faktor kejiwaan yang berpengaruh pada fisik dan psikis.
15
Dengan nilai budaya yang dimiliki, merupakan konsep dasar yang
bersifat umum sebagai acuan tingkah laku sebagian besar masyarakat yang
bersangkutan yang tidak dapat dirubah dengan nilai budaya lain. Seperti
misalnya olahraga tradisional yang merupakan hasil dari kebudayaan disuatu
daerah tertentu. Didukung oleh sumber daya alam, pekerjaan, infrastruktur,
nilai luhur yang didapat secara turun temurun, serta masuknya budaya asing
pada jaman terdahulu. Pendekatan pada analisis tersebut akan membentuk
sistem sebagai sebuah otonomi yang tidak dapat dihilangkan dari tindakan-
tindakan yang terbentuk, dianggap sebagai motivasi untuk secara progresif,
degenerative, atau siklis. Dengan olahraga diharapkan masyarakat mencapai
tujuan yang diharapkan dengan menjadi individu yang lebih baik karena dalam
olahraga memiliki nilai moral, norma, disiplin, toleransi, menghargai, saling
percaya, rasa persatuan, sportifitas, dan serta adanya hubungan timbal balik.
Dengan nilai dan norma yang dimiliki setiap individu tersebut berbeda, tetapi
tetap saja memiliki hubungan yang saling terkait dianggap sebagai hal yang
patut dan layak diwujudkan dalam kaidah suatu tindakan, sehingga manusia
memilik peradaban yang tinggi.
c. Kebijakan Pemerintah tentang Olahraga
Kebijakan pemerintah selalu dihadapkan pada berbagai macam
masalah mulai dari yang sederhana sampai permasalahan yang rumit. Maka
dibutuhkanlah sebuah kebijakan untuk mengatasi setiap masalah yang ada.
Untuk pemecahan masalah yang rumit tersebut mempunyai syarat yang
berbeda daripada pemecahan masalah yang sederhana. Masalah yang
sederhana memungkinkan analisis menggunakan metode-metode
konvensional, sementara masalah yang rumit menuntut analisis untuk
mengambil bagian aktif dalam mendefinikan hakekat dari masalah itu sendiri.
Gambaran tentang pemecahan masalah bertolak dari pandangan bahwa kerja
kebijakan bermula dari masalah-masalah yang sudah terartikulasi dan ada
dengan sendirinya.
16
Kebijakan bermula ketika masalah-masalah yang telah diketahui
kemudian membuat hipotesis tentang serangkaian tindakan yang mungkin
untuk dilakukan melalui kajian yang cermat agar dapat merumuskan kebijakan
apa yang harus ditetapkan dan mengimplikasikannya dalam sebuah tindakan
nyata. Hal ini dipelajari dalam ilmu kebijakan yaitu ilmu yang berorientasi
kepada masalah kontekstual, multidisiplin, dan bersifat normative, serta
dirancang untuk menyoroti masalah fundamental yang sering diabaikan, yang
muncul ketika warga Negara dan penentu kebijakan menyesuaikan
keputusannya dengan perubahan-perubahan sosial dan transformasi politik
guna pemenuhan tujuan-tujuan demokrasi.
Seorang pemimpin dalam hal ini ialah Pemerintah haruslah mampu
membuat sebuah kebijakan yang pada prinsipnya merupakan perwujudan dari
rakyat, yang mempunyai kebijakan atas dasar kehendak dan kebutuhan rakyat
dalam sebuah Negara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kebijakan
yaitu “kepandaian dan kemahiran, sebagai rangkaian konsep dan asas yang
menjadi garis besar dan dasar rencana pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpinan, dan cara bertindak (Pemerintah/Organisasi), pernyataan cita-
cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk managemen
dalam usaha mencapai sasaran atau garis haluan”. Pada dasarnya kebijakan
Pemerintah tidak hanya berupa sebuah tindakan yang diambil dalam sebuah
kasus namun bisa bermakna lebih luas lagi, bisa berupa ucapan dari seorang
pemimpin, dukungan, perhatian, dan lain sebagainya yang pada intinya setiap
respon bahkan tindakan yang dilakukan seorang pemimpin bisa diartikan
sebagai kebijakan. Kebijakan Pemerintah yang telah disahkan, tidak akan
bermanfaat apabila tidak diimplementasikan, karena Pemerintah berusaha
untuk mewujudkan kebijakan yang masih bersifat abstarak ke dalam bentuk
realita. Suatu kebijakan pemerintah akan berhasil apabila dilaksanakan dan
menghasilkan dapak positif bagi masyarakat banyak.
17
Kebijakan dalam bidang keolahragaan diposisikan pada upaya-upaya
memotivasi dan memfasilitasi masyarakat dari berbagai lapisan usia, agar
melakukan olahraga dan menjadikan olahraga sebagai gaya hidup. Yang
terutama untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran, pergaulan sosial,
menciptakan kesenangan, serta kesejahteraan individu maupun kelompok yang
dirancang secara terencana dan sistematik. Dalam hal ini melalui olahraga
rekreasi yang memanfaatkan potensi alamnya dari sektor kepariwisataan yang
sebagai daya tarik, sekiranya mempunyai potensi sebagai medan berbagai
macam pengembangan olahraga rekreasi. Dapat dilihat dari kebijakan yang
dibuat oleh Pemerintah dalam rangka meningkatkan budaya olahraga sebagai
bagian dalam suatu proses pembangunan nasional, keberadaan dan peran
olahraga dalam kehidupan olahraga dalam kehidupan masyarakat, berbangsa
dan bernegara haruslah mendapat kedudukan yang sejajar dengan sektor
pembangunan lainnya. Hal ini memungkinkan ketersediaan sarana dan
prasarana yang di berikan olah Pemerintah Daerah khususnya.
Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional Bab XI Pasal 67 Ayat 1, menyatakan bahwa “Pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan,
pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengawasan prasarana olahraga”.
Dengan demikian, pengelolaan sarana dan prasarana olahraga yang disediakan
dengan menggunakan APBN perlu dikelola dengan baik, karena merupakan
aset yang dapat mendorong perkembangan olahraga sebagai cerminan
seberapa besar perhatian pemerintah daerah terhadap olahraga di daerahnya.
Dan hal ini diperkuat dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional Bab XI Pasal 67 Ayat 3, menyatakan bahwa
“Jumlah dan jenis prasarana olahraga yang dibangun harus memperhatikan
potensi keolahragaan yang berkembang di daerah setempat”. Dengan potensi
alam yang ada dan dikemas dalam produk kepariwisataan akankah terjadi
perubahan yang berlangsung berpengaruh, serta kemungkinan perubahan dari
kecenderungan yang ada itu terlihat spesifik, dengan kata lain adanya
18
perkembangan olahraga rekreasi di Kepulauan Karimunjawa Jepara Provinsi
Jawa Tengah akibat pengaruh dari perhatian Pemerintah Daerah serta
dukungan dari masyarakat sehingga tujuan yang diinginkan tercapai
menimbulkan dampak positif tanpa melupakan dampak negatifnya.
2. Olahraga Rekreasi
a. Karakteristik Olahraga Rekreasi
Olahraga mempunyai arti segala gerak raga yang yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas hidup, sedangkan rekreasi merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk mencari hiburan, atau sekedar untuk melepas kelelahan
setelah dihadapkan pada berbagai kesibukan dan pekerjaan. Sehingga olahraga
rekreasi yaitu suatu kegiatan yang menyenangkan mengandung unsur gerak
positif dilakukan aktivitas indoor maupun outdoor yang didominasi unsur-
unsur olahraga sehingga dapat menyenangkan. Menurut Nurlan Kusmaedi
(2002:2) “rekreasi adalah suatu kegiatan pengisi waktu luang yang melibatkan
fisik, mental/emosi dan sosial yang mengandung sifat pemulihan kembali
kondisi seseorang dari segala beban yang timbul akibat kegiatan sehari-hari
dan dilaksanakan dengan kesadaran sendiri”. Sedangkan menurut Haryono
(1998:10) “olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik yang dilakukan pada waktu
senggang berdasarkan keinginan atau kehendak yang timbul karena memberi
kepuasan atau kesenangan”. Dan menurut Undang-Undang Nomor 3 tahun
2005 Bab VI Pasal 19 Ayat 1 menyebutkan bahwa “olahraga rekreasi
dilakukan sebagai bagian proses pemulihan kembali kesehatan dan
kebugaran”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan rekreasi merupakan
salah satu kegiatan fisik yang dibutuhkan oleh setiap manusia sebagai pelepas
lelah akibat aktivitas keseharian yang berfungsi pemberi kesenangan serta
pemulihan kesehatan dan kebugaran.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa olahraga rekreasi
mempunyai tujuan sebagai berikut:
1) Pengisi waktu luang
19
2) Pelepas lelah, kebosanan, dan kepenatan
3) Sebagai keseimbangan subsisten activity (kegiatan pengganti/pelengkap)
4) Sebagai pemenuhan fungsi sosial
5) Untuk kesegaran jasmani dengan olahraga yang menyenangkan
6) Memperoleh kesenangan dengan berolahraga
7) Memperkenalkan bahwa olahraga menyenangkan
Sasaran rekreasi olahraga yaitu semua kalangan masyarakat yang
disesuaikan dengan usia. Menurut Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 Bab
VI Pasal 19 Ayat 2 menyebutkan bahwa “Olahraga rekreasi dapat dilaksanakan
oleh setiap orang, satuan pendidikan, lembaga, perkumpulan, atau organisasi
olahraga”. Kegiatan yang dilakukan dalam olahraga rekreasi tersebut dapat
diawali dengan mengadakan perjalanan ke suatu tempat serta dapat dilakukan
oleh semua lapisan masyarakat dan tentunya olahraga tersebut sesuai dengan
usia baik itu atlet maupun non atlet dalam waktu senggang, sebagai pengisi
aktifitas sehari-hari sebagai variasi serta pembentukan mental. Seperti yang
dikemukakan oleh Djanu (1994:156) bahwa “olahraga rekreasi dapat dilakukan
oleh semua lapisan masyarakat dan semua kelompok umur baik itu atlet
maupun non atlet, didalam waktu yang luang atau senggang diantara
kesibukan-kesibukan, sebagai pengisi aktifitas sehari-hari untuk variasi
kehidupan dan untuk pembinaan fisik dan mental dalam usaha memperoleh
kesegaran jasmani dengan bentuk aktivitas fisik yang menyenangkan. Aktivitas
fisik yang menyenangkan tentunya dilakukan dalam waktu luang yang
mempunyai arti waktu yang bebas dari segala bentuk-bentuk ikatan baik
terhadap sesame manusia maupun terhadap pekerjaan bagi dirinya sendiri
maupun orang lain.
Secara psikologi banyak orang di lapangan yang merasa jenuh dengan
adanya beberapa kesibukan dan masalah, sehingga mereka membutuhkan
istirahat dari bekerja, tidur dengan nyaman, bersantai sehabis latihan,
keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan, mempunyai teman bekerja
20
yang baik, kebutuhan untuk hidup bebas, dan merasa aman dari resiko buruk.
Melihat beberapa kegiatan yang telah terjadi, maka rekreasi dapat disimpulkan
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan sebagai pengisi waktu luang untuk satu
atau beberapa tujuan, diantaranya untuk kesenangan, kepuasan, penyegaran
sikap dan mental yang dapat memulihkan kekuatan baik fisik maupun mental.
Olahraga Rekreasi diarahkan untuk memasalkan olahraga sebagai
upaya mengembangkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan,
kebugaran, kegembiraan dan hubungan sosial. Banyak nilai yang dapat
diperoleh dari rekreasi dengan menggunakan dasar persekutuan. Ketegangan
dapat dilepaskan dan energi yang ada dapat digunakan dengan cara-cara yang
berguna. Kreativitas dapat ditingkatkan serta dibangun, dengan cara-cara baru
untuk melakukannya dapat diperkenalkan. Salah satu manfaat penting dari
rekreasi adalah dalam pembentukan karakter/sifat. Tantangan pada pengajaran
yang efektif dengan menggunakan latar alami amat tidak terbatas bagi para
pemimpin dan para guru.
Olahraga rekreasi sudah menjadi kebutuhan setiap masyarakat di
Indonesia, yang dalam pelaksanaannya mengacu pada prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1) Aktivitas dilakukan pada waktu senggang
2) Aktivitas bersifat fisik, mental, dan social
3) Mempunyai motivasi dan tujuan
4) Dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja
5) Dilaksanakan secara sungguh-sunggung dan fleksibel
6) Kegiatan yang dilakukan bermanfaat bagi pelaku dan orang lain
Olahraga rekreasi untuk sekarang ini bentuknya bermacam-macam
misalnya jelajah kampung, camping, little farmers, arung jeram, fun offroad,
hiking, dan masih banyak lagi tentunya. Selain olahraga dalam bentuk modern,
olahraga dalam bentuk tradisional dari suatu daerah dapat pula dijadikan
sebagai olahraga rekreasi.
21
Prinsip-prinsip yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
menyusun program dalam rekreasi oleh beberapa ahli rekreasi sebagai
berikut:
1) Rekreasi menjadi kebutuhan dasar manusia
Rekreasi yang sehat menjadi kebutuhan dasar dan merupakan
esensi kesejahteraan hidup semua umat manusia (semua lapisan,
golongan, ras, usia, dan jenis kelamin). Rekreasi dengan isi kegiatannya
yang bersifat rekreatif, bermuara pada pencapaian kesejahteraan hidup
manusia. Prinsip ini menggaris bawahi semacam keharusan bahwa
kegiatan rekreasi dan pelaksanaannya, harus selaras dengan upaya yang
menyehatkan. Ini berarti, kegiatan bersenang-senang yang dapat
membahayakan kesehatan fisik dan mental, sungguh harus dihindari.
Berkaitan dengan karakteristiknya, maka pelaksanaan rekreasi yang
sehat, harus dapat menjamin keselamatan individu. (Meyer, 1994:39)
Dari pendapat diatas mencerminkan bahwa kegiatan yang
dilakukan untuk bersenang-senang tanpa mengabaikan keselamatan
dengan tujuan utama yaitu pencapaian kesejahteraan hidup.
2) Individu mempunyai hak yang sama untuk memperoleh kepuasan
Setiap individu mempunyai kesamaan yang sama untuk
memperoleh kepuasan serta memperkaya penggunaan waktu luang.
Prinsip ini menggaris bawahi keharusan, yakni rekreasi dan
pelaksanaanya, tidak membedakan seseorang dengan lainnya. Karena itu,
seperti halnya kesempatan berolahraga, atau mengikuti pendidikan
jasmani, setiap orang berhak untuk memperoleh layanan dan
mendapatkan kesempatan yang sama. Tentu saja asas individualitas yang
berkaitan dengan kebutuhan atau kompetensi, dapat dipakai sebagai
bahan pertimbangan, sebagai pelakunya dapat mencapai hasil yang
memuaskan. (Meyer, 1994:39-40)
22
Dengan penggunaan waktu luang bertujuan untuk mendapatkan
kepuasan yang tidak membedakan seseorang dalam rekreasi dan
pelaksanaannya menjadi sebuah keharusan dalam pencapaian hasil yang
memuaskan.
3) Rekreasi yang sehat dapat berkembang di masyarakat
Rekreasi yang sehat dapat tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat yang demokratis (bebas memilih, melakukan,
mengemukakan pendapat, dan lain sebagainya). Asas demokrasi juga
merupakan landasan pelaksanaan rekreasi. Maksudnya setiap individu,
selain memiliki hak dan kesempatan yang sama, juga memiliki
keleluasaan untuk memilih apa saja yang dikehendakinya untuk
dilaksanakan sebagai isi kegiatan rekreasinya. Tentu saja prinsip ini tidak
melupakan faktor tanggung jawab seseorang dalam hidup bermasyarakat.
Dalam kebebasan memilih itu, terkandung keterkaitan antara norma dan
sistem nilai dalam lingkungan masyarakat yang bersangkutan. (Meyer,
1994:40)
Dalam pelaksanaan rekreasi dalam masyarakat haruslah berasas
demokratis yang memiliki arti adanya hak dan kesempatan yang sama
bagi setiap individu dengan berpegang teguh pada tanggung jawab yang
berkaitan dengan norma dan sistem yang berlaku.
4) Rekreasi untuk tumbuh kembang seseorang
Rekreasi yang sifatnya hiburan hendaknya memberikan
kesempatan kepada setiap orang yang tumbuh dan berkembang pada
aspek-aspek yang kognitif, efektif psikomotorik, dan fisik. Pelaksanaan
rekreasi yang terkait dengan isi kegiatan dengan sifat-sifatnya yang
membangkitkan suasana yang menyenangkan. Selalu patuh pada asas
manfaat bagi pengembangan, bukan saja aspek fisik yang menyangkut
keterampilan atau efisien fungsi organ tubuh seperti tercermin dalam
kebugaran jasmani yang meningkat. Namun juga untuk membina sifat-
23
sifat psikologis yang terangkum dalam domain afektif, misal sikap positif
terhadap gaya hidup aktif, toleransi terhadap orang lain, kesetiakawanan,
semangat juan, dan lain-lain. Selain itu, faktor peningkatan pengetahuan
dan penalaran juga menjadi kepedulian dalam kaitannya dengan tujuan
untuk mencerdaskan seseorang dalam arti yang lebih luas. (Weiskopf,
1995:56)
Terkait dengan pelaksanaan rekreasi yang bersifat menyenangkan
diharapkan juga membangkitkan aspek-aspek kognitif, efektif
psikomotorik, dan fisik dengan pembinaan psikologis dengan domain
afektif.
5) Rekreasi menjadi tanggung jawab semua orang
Rekreasi yang sehat pada hakikatnya, bukan hanya tanggung jawab
perorangan, akan tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama antar
keluarga, masyarakat, badan lembaga-lembaga (formal dan non formal),
serta pemerintah pada semua tingkat. Prinsip ini menekankan pentingnya
tanggung jawab bersama dalam upaya menjamin kelangengan dan
kesinambungan pelaksanaan rekreasi. Maksutnya, rekreasi itu tidak tidak
akan subur kemajuannya, bila didukung oleh lingkungan masyarakat dan
bahkan pemerintah. Hal ini akan tercermin dalam upaya penyediaan
infrastruktur dan kelengkapan pendukung bagi kepentingan umum,
misalnya penyediaan taman-taman rekreasi, fasilitas transportasi, dan
dukungan bagi keselamatan dan keamanan. Kesemuanya itu tidak
mungkin dipikul oleh orang-orang, tetapi hanya dapat diwujudkan
melalui dukungan pemerintah atau mungkin juga sokongan pihak swasta.
(Meyer, 1994:42)
Tanggung jawab atas rekreasi yang sehat merupakan tanggung
jawab bersama yang dimaksud disini yaitu masyarakat dan pemerintah
dengan adanya prinsip dalam penekanan pentingnya tanggung jawab
dalam upaya adanya kelancaran serta kesinambungan atas pelaksanaan
24
rekreasi yang terlihat dari penyediaan sarana dan prasarana yang
memadai.
6) Rekreasi dapat berkembang dengan banyak dermawan
Rekreasi yang sehat dapat berkembang dengan baik dalam
masyaraat dengan bantuan para dermawan. Rekreasi memerlukan
fasilitas dan bahkan biaya yang bersifat langsung dikeluarkan akan
pelaksanaannya. Di Negara maju, para dermawan begitu ringan tangan
untuk memberikan bantuan, seperti menyediakan lahan yang selanjutnya
digunakan untuk kepentingan rekreasi. Penyediaan fasilitas yang
terjangkau, sangat mungkin teratasi oleh para dermawan. Karena itu,
prinsip keenam ini menekankan betapa pentingnya penggalian potensi
dilingkungan sekitar, berupa dukungan pihak-pihak yang mampu dan
berkelibahan kekayaan. (Butler, 1996:87)
Penyediaan fasilitas dan biaya yang bersifat langsung
mengandalkan potensi lingkungan yang tersedia dengan adanya
dukungan dari para investor atau para dermawan dengan kekanyaan yang
berlimpah.
7) Rekreasi dapat dilaksanakan disepanjang hayat
Kesempatan untuk melakukan kegiatan rekreasi hendaknya dapat
diperoleh sepanjang tahun (baik program yang dikelola oleh swasta
maupun pemerintah). Asas manfaat yang diperoleh disepanjang hayat
merupakan landasan penting yang perlu diperhatikan. Maksutnya,
kegiatan rekreasi sebaiknya dapat dilaksanakan disepanjang hayat
seseorang. (Weiskopf, 1995:58)
Untuk Negara Indonesia yang tidak mengenal pergantian musim,
maka pelaksanaan rekreasi disepanjang tahun sungguh memungkinkan
untuk dilakukan.
25
8) Rekreasi untuk masyarakat
Menurut Weiskopf (1995:59) bahwa kesempatan rekreasi
memang disediakan untuk masyarakat, program rekreasi harus
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
a) Kebutuhan minat serta kompetensi para pesertanya
b) Jenis masyarakatnya, lokasi, kondisi ekonominya, dan lain-lain
c) Kerjasama antar badan-badan atau organisasi atau lembaga didalam
masyarakat (pemerintah dan swasta)
d) Penggunaan sumber-smber yang ada
e) Kualitas pimpinan rekreasi, khususnya dalam hal menyusun program
sesuai dengan jumlah peserta, lokasi, fungsi alat-alat, serta ruangan
yang ada
f) Perencanaan hendaknya berkelanjutan
g) Rencana pengembangan program rekreasi hendaknya mengutamakan
masalah alat, ruangan atau tempat serta kegiatan rekreasi dalam
masyarakat.
9) Rekreasi dapat dilakukan dimana saja
Kesempatan berekreasi yang memadai hendaknya dapat
diciptakan dalam keluarga, sekolah, atau tempat-tempat ibadah.
Masyarakat hendaknya ikut membantu mendidik menggunakan waktu
luang secara sehat. (Mayer, 1994:44)
Rekreasi pada hakikatnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan
saja, dengan mengedukasi masyarakat tentang pemanfaatan waktu yang
benar-benar baik untuk pelaksanaannya.
10) Rekreasi untuk belajar tanggung jawab bagi pemimpin
Mutu bagi seorang pemimpin rekreasi, lebih-lebih yang sifatnya
sukarela, harus berkualitas tinggi terutama dalam hal intelektualnya,
penampilannya, tanggung jawab, dan sebagainya. Selain perlu untuk
menjamin tercapainya tujuan, kepemimpinan yang baik, juga menjamin
26
keterlaksanaan kegiatan yang dapat dipertanggung jawabkan. (Butler,
1996:85)
Dengan adanya kegiatan rekreasi memperlihatkan suatu nilai
kepemimpinan yang dimiliki seseorang atas pencapaian yang telah
didapatkan atas perencanaan yang telah disusun sebelumnya dengan.
11) Rekreasi butuh perhatian dari pemerintah
Uluran tangan dari pemerintah, baik dalam bentuk material
maupun moral, sangat diperlukan dalam usaha mengembangkan program
rekreasi dalam masyarakat yang sesuai dengan perkembangan minat dan
kebutuhan masyarakat. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan otonomi
daerah, betapa penting peranan pemerintah daerah untuk menyediakan
fasilitas bagi masyarakat agar dapat menikmati kegiatan yang bersifat
rekreatif. Dalih rekreasi merupakan hak semua orang, hak individu, dan
bagian kebebasan untuk memilih, maka seolah-olah seseorang memiliki
otonomi yang mutlak dalam menentukan pilihannya, apa jenis kegiatan
yang akan dilakukannya untuk dinyatakan sebagai kegiata rekreasi.
Rekreasi haruslah merupakan kegiatan yang sehat dan didalamnya
terkandung tanggung jawab social dan bahkan moral. Prinsip ini
merupakan fondasi utama, sebab kegiatan bersenang-senag dapat
terjerumus dalam tindakan yang tidak direstui oleh masyarakat, atau
bahkan bertentangan dengan nilai moral. (Weiskopf, 1995:60)
Dalam penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
upaya mengembangkan sebuah program rekreasi tergantung dalam
pelaksanaan otonomi daerah yang mengedepankan hak dari setiap
individu dalam sebuah kegiatan yang sehat serta dapat dipertangung
jawabkan secara sosial maupun moral.
Dengan adanya pendapat diatas menggambarkan bahwa potensi
lingkungan yang beragam tentunya akan memberikan keuntungan berlebih
dalam berbagai macam wahana sebagai area untuk melakukan suatu kegiatan
27
olahraga rekreasi. Rekreasi pada masa kini sudah menjadi kebutuhan dasar
bagi manusia, yang tentunya memili hak yang sama untuk perolehan kepuasan
melalui rekreasi ini. Perkembangan rekreasi dalam masyarakat akan
membantu tumbuh kembang dalam setiap aspek yaitu kognitif, afektif
psikomotorik, maupun fisik yang semua itu menjadi tanggung jawab bersama
yaitu masyarakat, Pemerintah, maupun para investor. Karena pada hakikatnya
rekreasi dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dan siapa saja tanpa
terkecuali. Yang memberikan pengalaman, serta perhatian khusus untuk
penyediaan sarana dan prasarana yang memadai.
Misal di area laut, sungai, dan danau mempunyai berbagai macam
olahraga rekreasi akuatik yang merupakan olahraga yang dilakukan didalam
air, dibawah air, dan diatas air. Yaitu berupa renang, polo air, snorkeling,
diving, rafting, fishing, kano, kayak, dan lain sebagainya. Dengan segala
kegiatan yang dilakukan di dalam air dapat melatih seseorang memperoleh
kemajuan potensi perkembangan gerak, kognisi, afeksi, dan sosial. Di area
daratan bisa melakukan olahraga rekreasi seperti voli pantai, tracking dan lain
sebagainya. Di area hutan, perbukitan, dan pegunungan bisa melakukan hiking
dan tracking. Dapat dilihat dengan masing-masing karakteristik daerah akan
memberikan manfaat dan tujuan berbeda pula yang membentuk karakteristik
olahraga tersebut.
b. Pengaruh Olahraga Rekreasi terhadap Masyarakat
Setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih apa yang
dikehendakinya sebagai kegiatan olahraga rekreasinya. Tentu saja hal tersebut
merupakan hak yang terkait akan norma dan system nilai dalam lingkungan
masyarakat yang bersangkutan. Olahraga rekreasi merupakan kegiatan
olahraga yang ditujukan untuk rekreasi atau wisata, seperti halnya olahraga
pendidikan yaitu olahraga untuk tujuan pendidikan, atau olahraga kesehatan
yaitu olahraga untuk tujuan kesehatan serta olahraga prestasi yaitu olahraga
untuk tujuan prestasi. Olahraga wisata adalah olahraga yang dilakukan sambil
28
melakukan perjalanan atau merupakan kunjungan. Pelaku olahraga rekreasi
wisata dapat menjadi pelaku aktif, dapat pula menjadi pelaku pasif.
Dengan banyaknya aspek yang terkandung dalam olahraga rekreasi
memberikan berbagai nilai positif yaitu mengembangkan rasa menghargai dan
mencintai lingkungan serta melestarikannya, mengembangkan pengertian dan
kemampuan serta pemahaman akan pentingnya menjaga keseimbangan
lingkungan dan menggunakannya secara bijaksana, menggugah kesadaran
manusia akan pentingnya membina hubungan timbal balik antara manusia dan
secara tidak sadar masyarakat telah membantu mengembangkan secara positif
tingkah laku serta hubungan sosial kepada individu, olahraga rekreasi juga
membantu mengembangkan ilmu pengetahuan tentang praktek lingkungan
yang sehat, serta membuka peluang membangun kerjasama antar masyarakat,
memperkuat rasa percaya diri dan harga diri yang merupakan pondasi yang
kuat, mempererat persaudaraan dan tumbuhnya saling mendukung diantara
anggota kelompok.
Ditinjau dari orang yang melakukan perjalanan wisata, Nurlan
Kusmaedi (2002:5) dibedakan menjadi beberapa kategori, yaitu: 1) Turis
bisnis, yaitu mereka yang melakukan perjalanan atau kunjungan dengan alasan
untuk berbisnis, termasuk didalamnya mengunjungi konferensi, dan
mengunjungi pameran. 2) Turis spesifik, yaitu mereka yang melakukan
perjalanan hanya untuk keperluan khusus. 3) Turis waktu luang, yaitu mereka
yang mengunjungi suatu tempat untuk kesenangan atau ingin luput dari
perhatian umum atau menghabiskan waktu libur.
Dalam suatu hubungan antara kelompok masyarakat dan individu
diharapkan dapat menambah atau meningkatkan keterampilan dan koordinasi,
mendidik seseorang untuk dapat mengisi waktu luangnya dengan kegiatan
positif dalam arti, tidak merugikan dirinya sendiri, orang lain, atau
lingkungan/alam dan sebaliknya mencegah munculnya kegiatan negatif,
seperti penggunaan narkoba, vandalisme kegiatan destruktif, dan kegiatan
29
negatif lain yang sejenis. Mengembangkan budaya hidup sehat, baik untuk
pribadi maupun untuk orang lain dan atau lingkungan alamnya.
Dengan adanya olahraga prestasi tentunya akan membuka berbagai
peluang bagi masyarakat yang berkenaan tentang peningkatan taraf hidup.
Dengan membuka lahan baru untuk kegiatan olahraga rekreasi mengandalkan
lingkungan yang ada, kerjasama antara Pemerintah, masyarakat maupun
investor harus dilakukan untuk terjalin kerjasama yang berkesinambungan.
Pemberian fasilitas berupa akomodasi serta sarana dan prasarana yang
memadai, pembukaan penginapan, toko souvenir, pelayanan jasa dan lain
sebagainya, memberikan efek domino yang menuntut para golongan ini untuk
berfikir kreatif dalam pemberian jasa yang mereka tawarkan agar tercapai
tujuan yang diinginkan. Kepuasan dalam kegiatan olahraga rekreasi bagi
pelaksana kegiatan merupakan kunci kesuksesan dari perencanaan yang telah
dibuat. Seperti dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab VI Pasal 19 Ayat 4
menyebutkan bahwa “Pemerintah, Pemerintah daerah, dan masyarakat
berkewajiban menggali, mengembangkan, dan memajukan olahraga rekreasi”.
3. Pengembangan Olahraga Rekreasi
a. Faktor Pengembangan Olahraga Rekreasi
Dunia kini semakin terbuka. Keterbukaan ini kian hari kian cepat
karena ditunjang oleh infrastruktur transportasi yang memungkinkan
terjadinya mobilitas manusia sekaligus perpindahan dan pertukaran informasi.
Disamping itu infrastruktur, teknologi, komunikasi juga sangat berpengaruh
pada proses pengembangan tersebut. Pengembangan adalah salah satu bagian
manjemen yang menitik beratkan pada implementasi potensi budaya yang
harus dilaksanakan dengan rentang waktu, berapa langka sistematis yang dapat
mengarah pada pencapaian hasil,dan hasil yangdicapai diharapkan pada
perencanaan manajeman dengan kegiatan yang sangat spesetif untuk mencapai
visi, tujuan, dan sasaran dari rencana tersebut. Dengan melakukan pendekatan
30
yang menenkankan kepentingan pada manfaat-manfaat sosial yang kultural
bagi masyarakat lokal bersama-sama termasuk di dalam pertimbangan
ekonomi dan lingkungan. Potensi pengembangan pariwisata sangat terkait
dengan lingkungan hidup dan sumberdaya, yang dapat dikemas melalui
olahraga rekreasi. Pendekatan yang dilakukan adalah menenkankan
kepentingan pada manfaat-manfaat sosial yang kultural bagi masyarakat lokal
bersama-sama termasuk di dalam pertimbangan ekonomi dan lingkungan.
Pengembangkan dalam olahraga rekreasi dapat terjadi melalui
pariwisata yang merupakan usaha untuk meningkatkan pendapatan asli daerah
melalui pajak hotel dan restoran, dan sekaligus meningkatkan aktivitas
ekonomi. Menurut John Finolly yang dikutip oleh Nurlan Kusmaedi (2002: 5)
mengatakan bahwa arti “rekreasi sangat luas dan tidak hanya bermain saja”.
Sedangkan menurut Jay B. Nash dalam Budhy Satyawan (2010: 35)
mengemukakan bahwa rekreasi merupakan pelengkap dari kerja, dan
karenannya merupakan kebutuhan setiap orang”. Rekreasi biasanya dilakukan
saat seseorang memiliki waktu luang, ketika bebas dari pekerjaan atau tugas,
setelah kebutuhan sehari-hari telah terpenuhi. Dengan demikian maka setiap
aktivitas orang dapat saja dijadikan aktivitas rekreasi asal memenuhi syarat-
syarat yang khas dari rekreasi. Telah diketahui bahwa setiap usaha dari setiap
orang mempunyai unsur postif dan negatif, karena manusia bukanlah makhluk
yang sempurna. Demikian pula aktivitas-aktivitas rekreasi ada yang bersifat
positif dan ada juga yang bersifat negatif.
Menurut PP RI No. 16 Tahun 2007 Pasal 93 Ayat 3 tentang
Penyelenggaraan Olahraga, ada standar minimal pelayanan olahraga untuk
olahraga rekreasi antara lain: a) Penyuluh atau instruktur, b)
Sanggar/perkumpulan, c) Pelatihan, d) Penataran, e) Invitasi atau festival, f)
Perlombaan, f) Prasarana dan sarana; dan g) Pendanaan. Pengembangan
pariwisata apapun jenis dan namanya memerlukan fungsi pengelolaan yang
kreatif dan inovatif berdasarkan atas perencanaan yang matang, konsisten, dan
evaluasi yang terukur serta konstruktif. Pembangunan wisata adalah
31
pembangunan yang terintegrasi dan holistik yang akan mewujudkan kepuasan
semua pihak. Untuk dapat menjadikannya sebagai produk wisata, diperlukan
integrasi aspek-aspek terkait yang terdiri dari aspek daya tarik daerah tersebut,
aspek transportasi, aspek fasilitas utama dan pendukung, dan
aspek kelembagaan berupa atribut sumber daya manusia, sistem, dan
kelembagaan terkait lainnya. Daerah yang dikembangkan sebagai pusat bisnis
merupakan pusat dari segala aktivitas para wisatawan baik wisatawan
domestik maupun mancanegara yang memerlukan pengelolaan dan penataan.
Penataan yang mendesak untuk dilakukan adalah penataan sentra bisnis
masyarakat lokal, penataan penginapan, hotel, dan sejenisnya. Berdasarkan
potensi dan peluang yang ada, maka pengembangan pariwisata perlu dilakukan
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan pemberdayaan
ekonomi rakyat. Dalam kerangka itu pariwisata perlu mengembangkan paket-
paket wisata baru seperti agrowisata atau ekowisata. Jenis wisata semacam ini
selain tidak membutuhkan modal yang besar juga dapat berpengaruh langsung
bagi masyarakat sekitar. Masyarakat dapat diikutsertakan dan keuntungan yang
diperolehpun dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Pariwisata olahraga itu ditujukan kepada suatu perjalanan orang-orang
yang bertujuan untuk melihat atau menyaksikan suatu pesta olahraga di suatu
tempat atau negara tertentu atau ikut berpartisipasi dalam kegiatan olahraga itu
sendiri. Pariwisata ini bertujuan untuk memenuhi kepuasan untuk melakukan
kegiatan olahraga yang disenangi seperti memancing, berburu, menyelam
dalam laut, mendaki, bermain sky, naik perahu, dan lain-lain. Hampir di
seluruh bagian dunia, pariwisata olahraga kini semakin maju sehingga banyak
bidang olahraga yang kini dijadikan objek maupun daya tarik bagi wisatawan,
terutama olahraga yang memanfaatkan fasilitas yang bersifat alamiah seperti
pegunungan, danau, sungai, laut maupun yang hanya menawarkan pesona
keindahan alam.
32
Pariwisata olahraga ini juga sering disebut dengan julukan sport
tourism yang merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata) yang
saat ini berkembang pesat dan banyak diminati kalangan wisatawan muda.
Wisatawan muda yang datang ke Indonesia antara lain menginginkan
petualangan dan tantangan alam dalam. Potensi Indonesia untuk sport tourism
sangat besar baik olahraga dirgantara (udara), marine (laut) dan darat seperti
mendaki gunung dan menyelurusi sungai atau arung jeram. Kemungkinan
besar untuk Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (DEPBUDPAR) akan
menempatkan program wisata olahraga (sport tourism) sebagai salah satu
produk wisata yang terus dikembangkan secara serius, bersinergi dengan
berbagai instansi terkait seperti MENPORA, KONI, dan federasi olahraga di
seluruh tanah air. Olahraga air (water sports) akhir-akhir ini sangat di gemari
masyarakat kita, terbukti banyaknya kunjungan ke tempat-tempat penyedia
jasa wisata bahari setiap liburan sekolah, libur panjang, atau liburan akhir
tahun di berbagai tempat. Water and Adventure Sport saat ini telah
berkembang dibeberapa objek wisata yang sudah mulai dikenal di dalam
maupun di luar negeri seperti: Motor Boat, Jet Sky, Sepeda Air, Sky Boat,
Berenang, Bola Air, Dayung/Kayak, Arum Jeram permaianan/Perahu arus.
Perkembangan Water and Adventure Sport Area sangat mendapat
respon yang baik dan mendapat dukungan penuh dengan maraknya olah raga
ini sebagai wadah untuk olah raga hiburan atau pertandingan yang
diselengarakan untuk memberikan hiburan atau tontonan kepada masyarakat.
Water and Adventure Sport Area, merupakan objek wisata alam yang
dipadukan dengan wisata buatan (rekreasi) dengan pengelolaan yang
profesional.
Secara lebih spesifik peranan rekreasi dalam kehidupan sosial dapat
diklasifikasikan sebagai pengembangan rasa menghargai dan mencintai
lingkungan serta melestarikannya, pengembangan pengertian dan kemampuan
serta pemahaman akan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dan
menggunakannya secara bijaksana, menggugah kesadaran manusia akan
33
pentingnya membina hubungan timbal balik antara manusia dan
lingkungannya serta agar semakin mengenal sifat ataupun karakternya,
membantu mengembangkan secara positif tingkah laku serta hubungan sosial
kepada individu, membantu mengembangkan ilmu pengetahuan tentang
praktek lingkungan yang sehat, membantu membuat pelajaran di kelas agar
menjadi lebih berarti melalui pengalaman langsung di lapangan, membuka
peluang membangun kerjasama antar masyarakat sekolah dengan organisasi
pelayanan rekreasi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya,
menumbuhkan dan atau memperkuat rasa percaya diri dan harga diri yang
merupakan pondasi yang kuat untuk menumbuhkan self concept, mempererat
persaudaraan dan tumbuhnya saling mendukung diantara anggota kelompok,
menambah atau meningkatkan keterampilan dan koordinasi, menambah
kesenangan pribadi serta rasa kebersamaan antara anggota kelompok,
mendidik seseorang untuk dapat mengisi waktu luangnya dengan kegiatan
positif dalam arti, tidak merugikan dirinya sendiri, orang lain, atau
lingkungan/alam dan sebaliknya mencegah munculnya kegiatan negatif,
seperti penggunaan narkoba, vandalisme kegiatan destruktif, dan kegiatan
negatif lain yang sejenis, mengembangkan budaya hidup sehat, baik untuk
pribadi maupun untuk orang lain dan atau lingkungan alamnya.
Secara langsung pengembangan pariwisata olahraga dapat memberikan
keuntungan yang besar pada pemerintah dalam hal meningkatkan ekonomi di
sekitar pariwisata olahraga berlangsung, meningkatkan area wisata yang
potensial, berbagi informasi dengan orang-orang untuk menstimulir partisipasi
aktif mereka, meningkatkan kerjasama antara pemerintah pusat dengan daerah
dalam mengontrol atraksi wisata dan objek wisata, mengembangkan dan
menemukan objek wisata baru untuk meningkatkan objek wisata yang sudah
ada, meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan produk-produk dan
pemasaran lokal dalam segala aspek pariwisata, memperkenalkan berbagai
jenis budaya daerah, memperkaya wasasan pemerintah dan pencinta olahraga
yang dipertandingkan ataupun dijadikan atraksi wisata. Penyelenggaraan
34
pariwisata olahraga di suatu tempat secara langsung dapat pula memberikan
keuntungan bagi masyarakat sekitar karena dapat membuka kesempatan
berusaha seperti penyediaan makanan, minuman, usaha transportasi baik
tradisional maupun konvensional. Dengan terbukanya kesempatan usaha
terjadi interaksi positif antara masyarakat dan objek wisata sehinggga dapat
menimbulkan rasa memiliki dan mau berpartisipasi secara aktif dalam
pengamanan kawasan, ketertiban, kebersihan, penyediaan sarana dan
prasarana, akomodasi, cenderamata, jasa pemandu, potografi dan lain-lain.
b. Upaya Pengembangan Olahraga Rekreasi
Olahraga mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk
melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik,
sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya. Olahraga merupakan proses
sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong
mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah
seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk
permainan, perlombaan atau pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif
untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
Pancasila. Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana
untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan
kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan.
Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodic, artinya olahraga
sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat
ditinggalkan. Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, rohani dan sosial. Olahraga dan pariwisata merupakan
dua disiplin ilmu yang dapat dipadukan sehingga memiliki kekuatan dan efek
ganda bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada umumnya. Menurut
Carlos Krauel & Global Marketing Turistico (2003:3) mengungkapkan bahwa
“Tourism and sport are key cultural components of our time and play a
significant role in the behaviour of present-day society. (...) Tourism and sport
35
are two forces that are helping to accelerate the pace at which countries are
coming closer together and the different social groups are getting to know
each other and thus also drawing closer”. Yang mempunyai arti "pariwisata
dan olahraga merupakan komponen kunci dari budaya waktu kita dan
memainkan peran penting dalam perilaku masyarakat masa kini. (...)
Pariwisata dan olahraga adalah dua kekuatan yang membantu untuk
mempercepat kecepatan di mana negara-negara yang datang lebih dekat
bersama-sama dan berbeda sosial kelompok yang saling mengenal satu sama
lain dan dengan demikian juga mendekat."
Oleh sebab itu olahraga pariwisata saat ini mendapat perhatian besar
baik dari pihak pemerintah, swasta, industri olahraga, industri pariwisata,
akademisi maupun masyarakat luas. Sport Tourism atau Pariwisata untuk
olahraga merupakan paradigma baru dalam pengembangan pariwisata dan
olahraga di Indonesia. Pariwisata olahraga mampu menunjukkan potensinya
sebagai sesuatu yang menarik, sehingga dapat menciptakan sebuah atraksi
wisata yang dapat menjadikan multicultural tourism. Atraksi wisata adalah
segala sesuatu yang terdapat di suatu daerah tujuan wisata yang merupakan
daya tarik agar orang-orang semakin memiliki minat yang lebih besar untuk
berkunjung ke suatu destinasi tempat wisata. Dengan mempunyai beberapa
syarat yang harus dimiliki yaitu adanya sesuatu yang dapat di lihat, adanya
suatu aktifitas yang akan di lakukan, adanya sesuatu yang dapat di beli. Hal ini
menjadi sangat penting karena pengembangan olahraga pariwisata
memerlukan sumber daya manusia yang unggul dan handal dalam mendesain
berbagai macam kegiatan olahraga sehingga menjadi atraksi wisata yang layak
jual karena memiliki nilai-nilai ekonomi (economic values) dan mendatangkan
keuntungan suatu negara atau daerah. Pengembangan olahraga pariwisata di
Indonesia saat ini merupakan suatu demand sehingga harus
mempertimbangkan supply yang harus tersediadi saat demand atau permintaan
meningkat.
36
Adanya kecenderungan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Peluang ini selain kurang membutuhkan modal yang besar, wisata ilmiah juga
dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi Indonesia. Kecenderungan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), transportasi,
komunikasi dan informasi yang terus meningkat dapat membuka peluang bagi
pengembangan pariwisata. Walaupun mungkin kondisi Iptek, transportasi, dan
lain-lain tersebut, saat ini belum memadai tetapi kecenderungan kemajuan
telah memberikan kemungkinan bahwa di waktu yang akan datang, akan lebih
baik. Dengan kemajuan komunikasi, transportasi dan informasi serta semakin
maraknya pembangunan lembaga-lembaga pendidikan pariwisata di seluruh
Inodensia, diharapkan dapat mempersiapkan SDM yang lebih baik serta
membuka peluang yang luas untuk bekerjasama dengan berbagai pihak di
dalam dan di luar negeri.
Walaupun telah terbuka peluang-peluang sebagaimana dikemukakan di
atas, pengembangan pariwisata pada saat ini maupun yang akan datang akan
dihadapkan pada tantangan-tantangan, dengan adanya berita-berita tantang
kerusuhan, kebakaran hutan, dan kondisi lain yang kurang baik di Indonesia
cukup menjadi komoditas yang laku dijual oleh negara-negara yang kurang
senang dengan Indonesia. Hal ini merupakan tantangan bagi Indonesia untuk
segera menciptakan keamanan. Keamanan merupakan hal yang mutlak
dibutuhkan oleh wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Karena itu
diharapkan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dengan seluruh
komponen bangsa dalam menciptakan keamanan. Sistem informasi yang
kurang memadahi juga tantangan yang perlu mendapat perhatian serius dalam
pengelolaan pariwisata. Hal ini menjadi penting agar pengalaman masa lalu
tidak terulang. Akibat sistem informasi yang kurang memadahi pandangan
dunia terhadap Indonesia menjadi miring, celakanya lagi ketika Jakarta atau
daerah-daerah tertentu rusuh, dunia menganggap bahwa seluruh Indonesia
rusuh sehingga mengeluarkan larangan berkunjung ke Indonesia. Untuk itu
maka diperlukan suatu sistem informasi yang profesional, mantap visinya serta
37
terampil dan cekatan dalam gerak langkahnya. Sistem informasi ini antara lain
bertugas untuk memberikan klarifikasi, sekaligus secara proaktif menyiapkan
dan memberikan informasi tentang obyek wisata, kesiapan sarana, prasarana
dan lain-lain. Selain itu, juga dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan
pariwisata di Indonesia ke negara-negara lain.
Dalam segi sumber daya manusia merupakan tantangan yang cukup
berat bagi pengembangan pariwisata, karena sangat menentukan segala
sesuatu yang perhubungan dengan pariwisata. Pariwisata sangat
mementingkan profesionalisme baik dalam pengelolaan investasi maupun
dalam bidang perhotelan, transportasi, komunikasi dan informasi. Selain itu,
walaupun pariwisata telah membuka peluang pasar bagi sektor-sektor lain,
akibat dari rendahnya sumber daya manusia peluang tersebut tidak dapat
dimanfaatkan secara optimal. Sumber daya manusia yang rendah dapat
menyebabkan mutu barang-barang kerajinan menurun, teknik pemasaran
kurang tepat, kurang tepat membaca trend pasar, dan lain-lain. Akibat
rendahnya sumber daya manusia dan kurangnya modal dalam negeri akan
membuka kemungkinan bahwa pariwisata akan dikuasai oleh pihak asing yang
memiliki sumber daya manusia yang lebih baik dan lebih siap dari segi modal.
Untuk itu dibutuhkan upaya-upaya khusus untuk menghindari hal tersebut.
Belum meratanya arus penerimaan wisatawan. Peristiwa ini mengindikasikan
bahwa selain kurang menarik, dapat terjadi karena belum diketahui oleh
wisatawan. Tantangan ini perlu dihadapi antara lain dengan meningkatkan
promosi dan melakukan upaya-upaya tertentu agar lebih menarik wisatawan.
Kemungkinan pariwisata dapat merusak budaya, seperti pergeseran nilai
upacara adat yang dapat mengarah kepada komersialisasi, timbulnya industri
seks, dan sebagainya. Hal ini harus diwaspadai dengan agar keutuhan dan
nilai-nilai budaya tetap diperhatikan.
c. Tujuan Pengembangan Olahraga Rekreasi
Tujuan rekreasi olahraga adalah sebagai pengisi waktu luang, pelepas
lelah, kebosanan dan kepenatan, sebagai imbangan subsisten activity (kegiatan
38
pengganti/pelengkap), contoh pendidikan dan pekerjaan/bekerja, sebagai
pemenuh fungsi sosial (fungsi sosial ini dilakukan untuk kegiatan
berkelompok serta rekreasi aktif), untuk memperoleh kesegaran jasmani
dengan olahraga yang menyenangkan, memperoleh kesenangan dengan cara
berolahraga, memperkenalkan olahraga bahwa olahraga itu menyenangkan.
Nurlan Kusmaedi (2002: 3) menjelaskan sebagai berikut: “Rekreasi adalah
suatu kegiatan pengisi waktu luang yang melibatkan fisik, mental / emosi dan
sosial yang mengandung sifat pemulihan kembali kondisi seseorang dari
segala beban yang timbul akibat kegiatan-kegiatan sehari-hari dan
dilaksanakan dengan kesadaran sendiri.” Dalam melakukan kegiatan olahraga
tersebut pelaku mengutamakan nilai-nilai kesenangan atau kepuasan, positif,
sehat, tanpa paksaan, dan dilakukan dalam konteks waktu senggang atau
luang. Mengenai pengertian olahraga rekreasi Husdarta (2010: 148-149)
mengatakan bahwa “Olahraga rekreasi adalah suatu kegiatan olahraga yang
dilakukan pada waktu senggang sehingga pelaku memperoleh kepuasan secara
emosional seperti kesenangan, kegembiraan, kebahagiaan, serta memperoleh
kepuasan secara fisik-fisiologis seperti terpeliharanya kesehatan dan
kebugaran tubuh, sehingga tercapainya kesehatan secara menyeluruh”. Dari
beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa olahraga rekreasi
adalah suatu kegiatan fisik yang dilakukan pada waktu luang / senggang
berdasarkan keinginan pribadi tanpa ada paksaan dari orang atau kelompok
lain dan bertujuan untuk memperoleh kepuasan secara emosional, seperti
kesenangan, kegembiraan, kebahagiaan, serta untuk memperoleh kepuasan
secara fisik dan fisiologis sehinnga tercapainya kesehatan secara menyeluruh.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 3 pasal 1 ayat 12
Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional juga disebutkan bahwa
“olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan
kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran dan
kesenangan”. Dalam hal ini olahraga dan pariwisata mempunyai tujuan yang
39
sama. Kalau olahraga bertujuan untuk memberikan kesenangan maka
pariwisata adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
kesenangan. Dalam pengembangannya pariwisata olahraga juga akan
membawa manfaat akan menambah pendapatan negara dan memperkuat
neraca pembayaran, bertambahnya pendapatan dari sektor pajak, merangsang
pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lain, seperti pertanian, peternakan,
industri ringan, dekorasi, kerajinan dan kreasi seni yang semuanya saling
menunjang dan saling terkait. Media pariwisata dimana terjalinnya hubungan
antara para wisatawan dengan masyarakat, baik dalam hubungan pariwisata
dalam negeri maupun pariwisata internasional akan membawa pandangan
hidup baru dan memupuk nila-nilai pribadi sendiri. Dengan demikian akan
tumbuh rasa persahabatan, toleransi, saling menghargai, persatuan dan
kesatuan sehingga kea rah pergaulan nasional yang penuh kedamaian dan
ketertiban. Pada umumnya para wisatawan yang akan datang mengunjungi
daerah atau wilayah dengan maksud untuk menikmati, mengagumi suatu
kreasi budaya yang asli, maka pariwisata mendorong pengembangan kreasi,
penggalian, pemeliharaan atau pagelaran seni yang baik. Disamping hal ini
ada kaitannya dengan bertambahnya pencaharian rakyat setempat, namun
kemudian timbulnya usaha-usaha untuk meningkatkan mutu dari hasil budaya
tersebut.
Menurut UU RI No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional, Pembinaan dan Pengembangan Olahraga
Rekreasi adalah:
a. Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan
dan diarahkan untuk memassalkan olahraga sebagai upaya
mengembangkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan
kesehatan, kebugaran, kegembiraan, dan hubungan sosial.
b. Pembinaan dan pengembangan sebagaimana dimaksud diatas
dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat dengan membangun dan memanfaatkan potensi
sumber daya, prasarana dan sarana olahraga rekreasi.
c. Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi yang bersifat
tradisional dilakukan dengan menggali, mengembangkan,
melestarikan dan memanfaatkan olahraga tradisional yang ada
dalam masyarakat.
40
d. Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan
berbasis mayarakat dengan memperhatikan prinsip mudah,
murah, menarik, manfaat dan massal.
e. Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan
sebagai upaya menumbuh kembangkan sanggar-sanggar dan
mengaktifkan perkumpulan olahraga dalam masyarakat, serta
menyelenggarakan festival olahraga rekreasi yang berjenjang
dan berkelanjutan pada tingkat daerah, Nasional, dan
Internasional.
Dengan adanya pembinaaan dan pengembangan olahraga rekreasi yang
yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk masyarakat sebagai upaya
memasalkan olahraga yang menumbuh kembangkan olahraga dalam
perkumpulan sehingga diarapkan dapat menyelenggaraan festival dalam
tingkat nasional sampai Internasional. Secara psikologi banyak orang di
lapangan yang merasa jenuh dengan adanya beberapa kesibukan dan masalah,
sehingga mereka membutuhkan istirahat dari bekerja, tidur dengan nyaman,
bersantai sehabis latihan, keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan,
mempunyai teman bekerja yang baik, kebutuhan untuk hidup bebas, dan
merasa aman dari resiko buruk. Melihat beberapa pernyataan di atas, maka
rekreasi dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan sebagai
pengisi waktu luang untuk satu atau beberapa tujuan, diantaranya untuk
kesenangan, kepuasan, penyegaran sikap dan mental yang dapat memulihkan
kekuatan baik fisik maupun mental. Banyak nilai yang dapat diperoleh dari
rekreasi dengan menggunakan dasar persekutuan. Ketegangan dapat
dilepaskan dan energi yang ada dapat digunakan dengan cara-cara yang
berguna. Anak-anak dapat diajari bagaimana berolah raga dalam berbagai
kegiatan sehingga kemampuan individu dapat dibangun dan ditingkatkan
melalui rekreasi. Anak-anak perlu belajar berelasi dengan orang lain di arena
bermain sebagaimana di dalam kelas atau rumah. Kreativitas dapat
ditingkatkan dan dibangun, dan cara-cara baru untuk melakukannya dapat
diperkenalkan. Hal ini akan berpengaruh dalam pembentukan karakter/sifat.
Melalui suatu program rekreasi yang telah disusun dan direncanakan dengan
baik, anak-anak dapat belajar untuk menikmati penggunaan waktu sebaik-
41
baiknya. Tantangan pada pengajaran yang efektif dengan menggunakan latar
alami amat tidak terbatas bagi para pemimpin dan para guru.
Pariwisata berbasis olahraga rekreasi dalam negeri akan menumbuhkan
persatuan dan kesatuan nasional karena tumbuhnya rasa cinta pada tanah air
dan bangsa sendiri. Dan pengenalan terhadap budaya bangsa akan
menumbuhkan rasa kebanggaan pribadi terhadap bangsa sendiri. Wisatawan
senantiasa ingin mengunjungi tempat-tempat yang mereka anggap nyaman,
sejuk, pemandangan yang indah dan asli. Hal ini mendorong pemeliharaan
lingkungan alam yang sekitarnya dapat memenuhi selera para wisatawan itu.
Selain itu, pada akhirnya kita harus berusaha membangun kembali lingkungan
alam yang selama ini terlantar dan kemudian dimanfaatkan sebagai tourist
object. Konsekuensi logis dari pengembangn pariwisata ialah berkembangnya
kebutuhan sarana pariwisata dan industri pariwisata. Industri pariwisata ini
berintikan pada pemberian pelayanan sebaik mungkin. Karena itu
berkembangnya industri pariwisata akan menyerap banyak tenaga kerja dalam
semua tingkatan untuk mengisi kesempatan-kesempatan kerja yang tersedia
dalam industri itu. Kegiatan pariwisata akan melepaskan ketegangan bagi
jasmani dan rohani. Dengan demikian akan menumbuhkan kesehatan yang
baik bagi seseorang. Pelepasan ketegangan ini akan memberikan pengaruh
dalam bentuk menghimpun kembali tenaga dan sekaligus turut meningkatkan
prestasi kerja dan kehidupan yang baik dalam masyarakat.
d. Macam-Macam Pengembangan Olahraga Rekreasi
Adapun beberapa hal yang dapat menjadi peluang bagi pengembangan
olahraga melalui pariwisata saat ini, antara lain adalah: pertama, turunnya nilai
mata uang rupiah terhadap dollar, dapat memicu meningkatnya jumlah
wisatawan. karena dengan turunnya nilai mata uang rupiah memungkinkan
biaya-biaya yang dikeluarkan wisatawan asing jauh lebih rendah dibanding
sebelumnya. Dengan demikian hal ini merupakan peluang yang akan
42
dimanfaatkan oleh wisatawan asing maupun penyelenggara pariwisata untuk
mengembangkan olahraga dengan lebih mudah.
Dalam perkembangannya dewasa ini muncul sebutan nama
yang popular dikalangan masyarakat jenis olahraga rekreasi yang
dikatakan oleh Nurlan Kusmaedi (2002:5) yaitu:
1) Olahraga rekreasi / wisata bahari (selam, dayung , layar, Sky
air, selancar air)
2) Wisata alam (jalan kaki di alam terbuka, mendaki gunung,
panjat tebing, out bound)
3) Olahraga wisata pertandingan (sepak bola, bola voli, bola
basket, tinju, tennis)
4) Olahraga wisata playground (menembak, balap mobil, gokart,
sepeda mini)
5) Olahraga wisata dirgantara (terjun payung, paralayang, gantole,
kapal radio control)
6) Olahraga wisata hotel (fitnees, kolam renang, tennis, golf,
bilyard)
7) Olahraga wisata permainan tradisional (egrang, patol lele,
bebentengan, gobak sodor)
8) Olahraga wisata spontanitas atau improvisasi (pukul air
didalam plastic, mengambil uang logam yang disimpan dalam
papaya).
Dengan adanya berbagai macam olahraga rekreasi yang disebutkan
diatas, tentunya memberi manfaat tersendiri yang tanpa kita sadari telah
melakukannya dalam aktivitas sehari-hari. Dari beberapa pendapat diatas maka
dapat disimpulkan bahwa olahraga rekreasi adalah suatu kegiatan fisik yang
dilakukan pada waktu luang/senggang berdasarkan keinginan pribadi tanpa ada
paksaan dari orang atau kelompok lain dan bertujuan untuk memperoleh
kepuasan secara emosional, seperti kesenangan, kegembiraan, kebahagiaan,
serta untuk memperoleh kepuasan secara fisik dan fisiologis sehinnga
tercapainya kesehatan secara menyeluruh.
Kusmaedi (2002:5) mengelompokan olahraga rekreasi
kedalam beberapa kelompok menurut tempat melakukannya dapat
dibedakan menjadi empat golongan besar, yaitu:
1) Olahraga rekreasi yang dilakukan didarat
2) Olahraga rekreasi yang dilakukan diair
3) Olahraga rekreasi yang dilakukan di udara
43
4) Olahraga rekreasi yang dilakukan gabungan dari ke dua atau
ketiga tempat tersebut.
Adanya pengelompokan olahraga rekreasi akan mempermudah cara
membedakannya. Dilihat dari wilayah yang digunakan sebagai sarana
olahraga tersebut, akan membentuk karakteristik olahraga apa saja yang akan
tercipta. Hal tersebut merupakan bukti pengembangan yang telah dilakukan.
Kemudian Kusmaedi (2002:5) menambahkan bahwa pada
garis besarnya cabang-cabang olahraga yang dilakukan didarat ini
dapat dikelompokan lagi atau merupakan modifikasi dari:
1) Atletik seperti lari, jalan, lompat, lempar, dan nomor-nomor
khusus.
2) Senam seperti umum, artisik, dan ritmik.
3) Permainan seperti menggunakan bola dan tanpa menggunakan
bola atau permainan tradisional dan modern.
4) Bela diri import dan asli.
5) Olahraga rekreasi / olahraga wisata yang diciptakan spontanitas
baik dialam terbuka maupun tertutup.
Setelah olahraga yang paten telah digunakan, mulailah muncul ide-ide
yang kreatif dan inovatif yang bertujuan untuk mencari kesenangan tanpa
melupakan aspek kesehatannya. Menurut Kusmaedi (2002:5), cabang-cabang
olahraga rekreasi yang dapat dilakukan di air yaitu dilaut, didanau atau waduk,
di sungai, dikolam renang dapat berupa:
1) Renang
Renang adalah salah satu cabang olahraga yang
mampu meningkatkan kesehatan seseorang yang merupakan
olahraga tanpa gaya gravitasi bumi, olahraga yang dilakukan
didalam kolam air, sungai, atau laut. Gaya-gaya renang yang
diperlombakan dalam cabang renang meliputi: gaya bebas,
gaya dada, gaya kupu-kupu, dan gaya punggung. Jarak renang
yang dilombakan meliputi: 50 meter, 100meter, 200 meter,
400 meter, 800meter, dan 1500 meter baik putra maupun putri.
Renang merupakan salah satu olahraga yang terbaik untuk
pertumbuhan. Mengingat dengan melakukan kegiatan renang,
faktor tubuh tidak terlalu berpengaruh terhadap kecepatan
pada saat berenang. Berbeda dengan olahraga lari, berat badan
akan menekan panggul maka akan memperlambat laju gerakan
lari.
44
Dalam olahraga renang, kita akan berhubungan dengan
suatu media yaitu air, hal ini sangat berbeda apabila dibanding
dengan cabang-cabang olahraga lain, dimana medianya adalah
tanah (lapangan) atau udara di sekitarnya. Seorang atlet dalam
perlombaan atletik nomor lari 100 m, dapat berlari dengan
cepat karena tahanan (hambatan) yang dilawannya dalam
berlari adalah udara (angin). Tahanan dalam berlari ini kecil
sekali, sangat berbeda apabila atlet tersebut berlari di kolam
renang yang ke dalamannya ± 1 m, maka ia akan sukar sekali
berlari, larinya lambat dan terasa berat sekali karena tahanan
yang dihadapinya dalam berlari adalah air. Pada benda yang
bergerak di dalam air akan dipengaruhi oleh tahanan depan,
yaitu air yang menahan di depan benda tersebut, makin besar
tahanan di depannya, makin berat benda tersebut bergerak
maju, sebaliknya makin kecil tahanan yang dihadapinya,
makin cepat benda tersebut bergerak maju.
2) Snorkeling
Snorkeling (selam permukaan) atau selam dangkal
(Skyn diving) adalah kegiatan berenang atau menyelam dengan
mengenakan peralatan berupa masker selam dansnorkel. Selain
itu, penyelam sering mengenakan alat bantu gerak berupa kaki
katak (fin) untuk menambah daya dorong pada kaki.
Snorkel adalah peralatan selam berupa selang berbentuk
huruf J dengan pelindung mulut di bagian ujung sebelah bawah.
Alat ini berfungsi sebagai jalan masuk udara ketika bernapas
dengan mulut tanpa harus mengangkat muka dari permukaan
air. Pemandangan bawah air bisa dilihat sambil berenang
dengan wajah menghadap ke permukaan air dan bernapas
melalui snorkel. Penyelam bisa mengambil napas dalam-dalam
sebelum menyelam ke bawah air. Penyelam scuba
menggunakan snorkel untuk menghemat udara di dalam tabung
sewaktu berenang di permukaan air.
Kegiatan snorkeling bisa dilakukan semua orang.
Penyelam yang tidak bisa berenang atau tidak bisa mengapung
bisa mengenakan baju pelampung. Ketika menyelam di air
bersuhu rendah, penyelam memakai baju selam untuk menjaga
tubuh dari kedinginan. Selain menguasai cara bernapas dengan
mulut melalui snorkel, kegiatan snorkeling tidak memerlukan
pendidikan khusus. Pemula yang belum pernah melakukan
snorkeling bisa mempelajarinya dalam waktu singkat dari
pemandu selam. Cara mengenakan masker, snorkel, dan kaki
katak bisa dipelajari dari pemandu selam, toko selam, atau
tempat penyewaan alat selam di pinggir pantai. Walaupun
demikian, seperti halnya selam scuba, kegiatan snorkeling tidak
45
untuk dilakukan seorang diri, melainkan bersama teman atau
secara berkelompok.
3) Diving
Diving (selam), yaitu terjun ke dalam laut dengan
menggunakan peralatan selam untuk menjelajahi kehidupan
bawah laut/air. Selam adalah kegiatan yang dilakukan di bawah
permukaan air, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jenis
kegiatan menyelam dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
tergantung anatra lain kepada kedalaman, tujuan dan jenis
peralatan yang digunakan. Kedalaman di bedakan menjadi tiga
ukuran yaitu, 1) penyelam dangkal dengan kedalaman
maksimum 10 m, 2) penyelam sedang 28dengan kedalaman <
10 m sampai 30 m, 3) penyelam dalam dengan kedalaman > 30
m.
4) Polo Air
Polo air adalah olahraga air beregu, yang dapat
dianggap sebagai kombinasi renang, sepak bola dan bola
basket. Tujuan permainan menyerupai sepak bola, yaitu untuk
mencetak gol sebanyak-banyaknya, satu gol dihitung satu poin.
Setiap regu polo air terdiri dari 13 atlet yang terdiri dari 2
penjaga gawang dan 11 pemain. Setiap regu yang akan
bertanding diwajibkan memakai uniform (training/kaos), celana
renang seragam, topi polo air yang bernomor (1 s/d 13) yang
dibedakan berwarna putih atau biru dan penjaga gawang nomor
1 dan 13 dibedakan dengan topi warna merah. (Jika regu yang
bertanding memiliki topi dengan warna tersendiri harus
membawa 2 set (1 set diberikan kepada sekretariat
pertandingan, diperlukan jika salah satu pemain dari regu
tersebut kehilangan topinya pada saat bertanding). Setiap regu
polo air menurunkan 6 pemain dengan 1 penjaga gawang, total
7 orang pemain di setiap pertandingan dan 6 orang cadangan
yang harus duduk dibangku cadangan di dalam lapangan
pertandingan, dengan 1 orang manager, 1 orang kepala pelatih
dan 1 orang asisten pelatih. Hanya kepala pelatih yang dapat
berdiri dan berjalan sampai batas 5 meter dari bangku cadangan
untuk memberikan instruksi kepada regunya pada saat posisi
regu tesebut melakukan penyerangan. Jika regu tersebut dalam
posisi bertahan kepala pelatih hanya boleh memberikan
instruksi dalam posisi duduk.
5) Kano
Kano adalah sebuah perahu kecil dan sempit, yang
biasanya digerakkan dengan tenaga manusia, tapi juga lazim
diberi layar. Kano biasanya lancip pada kedua ujungnya dan
46
terbuka di bagian atasnya. namun bagian ini dapat diberi tutup.
Kano yang menggunakan tenaga manusia digerakkan dengan
kayuh. Jumlah pengayuhnya tergantung pada ukuran kanonya
sendiri (yang paling umum dua). Para pengayuh duduk
menghadap ke arah tujuan perjalanan. Perlombaan pada
olahraga kano ini dilakukan di daerah periran seperti danau,
sungai dengan aliran sungai yang deras maupun tidak. Mereka
duduk di pada pendukung yang ada di badan perahu, atau
berlutut langsung di badan perahu tersebut. Hal ini
membedakan cara mengayuh kano dengan olahraga dayung;
dalam dayung para pengayuh duduk membelakangi tujuan
perahunya. Kayuh kano dapat bersisi tunggal atau bersisi dua.
6) Dayung
Olahraga dayung yang dikenal dan berkembang di
Indonesia, sebenarnya merupakan gabungan dari tiga cabang
olahraga, yaitu canoeing, rowing, dan tradisional boat race.
Mendayung merupakan sebuah olahraga yang menggunakan
dayung dan berlangsung di atas sungai, danau, dan laut. Dalam
teknik mendayung dengan hanya dikenal dua macam kayuhan
yaitu dayung maju dan dayung mundur. Jika menginginkan
perahu bergerak kedepan maka digunakan dayung maju
sedangkan dayung mundur untuk menghentikan perahu yang
sedang bergerak maju atau memang menginginkan perahu
bergerak mundur. Jika ingin membelokkan perahu ke kanan
maka tangan kiri mendayung maju dan tangan kanan
mendayung mundur,dan sebaliknya jika ingin membelok kekiri.
7) Kayak
Kayak, yaitu jenis kano yang terbuat dari fiberglass,
diperlombakan dengan 2, 3, atau 4 awak. Kayak adalah sebuah
perahu kecil bertenaga manusia, biasanya dengan bagian depan
dan belakang tertutup, sehingga hanya menyisakan lubang
seukuran awak. Kayak dilengkapi dengan dayung berkepala
tunggal atau ganda. Kayak awalnya hanya terbuat dari kayu dan
digunakan oleh suku Ainu, Aleut dan ESkymo untuk berburu.
Sekarang kayak dibuat dari berbagai material disesuaikan
dengan kegunaannya yang semakin bervariasi. Di beberapa
daerah kayak juga dikenal sebagai kano.
8) Arung jeram
Arung jeram atau rafting adalah sebuah aktifitas yang
memadukan unsur petualangan adventure, edukasi, olahraga,
dan rekreasi dengan mengarungi alur sungai yang ber ‘jeram’
menggunakan media boat karet, dayung, kayak, dan kano.
Selain menguji nyali, aktifitas rafting juga beresiko namun asal
47
setia mengikuti aba-aba yang diberikan pemandu. Namun
selain mental, kondisi fisik yang prima juga sangat disarankan
untuk dijaga agar bisa melewati tiap rintangan yang ada.
9) Jetsky
Jetsky merupakan olahraga yang menggunakan alat
yang biasa disebut dengan motor jet. Motor jet merupakan alat
transportasi untuk dikendarai diatas air atau diatas ombak yang
digunakan untuk berolahraga jetsky. Olahraga ini merupakan
salah satu olahraga yang menarik dan dapat dilakukan oleh
siapa saja, tetapi lebih baik jika mempunyai kemampua khusus,
karena merupakan suatu olahraga yang beradrenalin tinggi saat
melakukaknya diombak laut. Saat ini mesin jet bukan hanya
sekedar alat untuk berolahraga jetsky saja, tetapi juga untuk
membantu sarana olahraga air lainnya yang membutuhkan
tenaga beasar untuk melakukannya, seperti bananaboat,
parasiling, flying fish, dan olahraga lainnya. Keterampilan
utama yang dibutuhkan adalah keseimbangan. Organ yang akan
berpengaruh saat melakukan olahraga ini antara lain jantung
dan otot tungkai, otot lengan, otot lutut, otot perut, dan otot
punggung. Cukup untuk membuat tubuh kita bergerak menahan
keseimbangan. Manfaat bermain jetsky bukan hanya dari segi
fisik, namun juga mental. Secara mental, berolahraga jetsky
dapat menyenangkan hati sehingga menurunkan tingkat stress,
menekan depresi dan menumbuhkan rasa percaya diri serta
sportivitas.
Menurut Kusmaedi (2002:8) selain cabang-cabang olahraga air yang
sudah baku dapat diciptakan bentuk-bentuk permainan olahraga air sebagai
kegiatan yang bersifat rekreatif, seperti:
1) Bananaboat
Bananaboat adalah jenis permainan air menggunakan
perahu karet tunggal yang ditarik oleh speed boat berkeliling
pantai. Dinamakan bananaboat karena bentuk perahu karet
yang digunakan seperti pisang raksasa yang dapat menampung
4 sampai 5 orang, ditambah 1 orang instruktur sebagai
pendamping. Olahraga ini akan menyenangkan sekaligus
melatih keseimbangan serta kerjasama antar penumpang agar
tidak mudah terbalik saat perahu karet ditarik oleh mesin jet,
dan juga malakukan renang saat terjatuh ke air.
2) Tracking
Tracking adalah salah satu kegiatan outdoor dimana
pelakunya melakukan aktivitas berjalan kaki sebagai kegiatan
rekreatif dan olahraga. Biasanya tempat yang di tuju adalah
lokasi yang memiliki panorama indah, dengan jalur yang sudah
48
di buat.Dalam segi lokasi tracking biasanya sudah memiliki
jalur yang sudah di buat sebelumnya, jarak tempuh hiking
singkat,bahkan di beberapa spot sudah di bangun papan
penunjuk sehingga memudahkan pelakunya. Berdasarkan
waktu yang di butuhkan untuk melakukan tracking tidak terlalu
lama bisa tercapai dalam sehari.
3) Hiking
Hiking adalah perjalanan panjang dilakukan dengan
berjalan kaki di daerah yang biasanya tidak ada sarana
transportasi tersedia disana, pada jalur yang belum dipetakan,
serta di lingkungan yang menantang, mungkin berbukit atau
pegunungan. Dari segi lokasi, hikingdi lakukan di daerah yang
sarana transportasi masih belum ada. Contohnya di daerah
pegunungan yang memiliki hutan belantara sehingga
pandangan kita menjadi terbatas. Hiking membutuhkan waktu
yang relatif lama, berhari-hari bahkan bisa berminggu-minggu
saat melakukan perjalanan. Lamanya waktu dalam hiking di
karenakan jalurnya yang panjang maupun pemecahan dalam
menghadapi bentuk topografi medannya. Dan jarak tempuh
hiking sangat panjang.
4) Voli Pantai
Voli pantai adalah variasi dari bola voli, yang
dimainkan di atas pasir. Dua tim yang dipisahkan oleh jaring
memukul bola voli menggunakan lengan atau tangan. Para
pemain berusaha untuk memukul bola melawati atas jaring agar
memasuki lantai di daerah lawan, serta harus mencegah bola
jatuh di daerah mereka sendiri.Voli pantai populer sebagai
aktivitas rekreasi di tempat-tempat yang
memiliki pantai berpasir yang luas, namun sering juga
dimainkan dilapangan pasir yang bukan di pantai.
Dan Kusmaedi juga mengatakan bahwa (2002:10) cabang-cabang
olahraga rekreasi yang dapat dilakukan di udara yaitu berupa:
1) Terjun Payung
Terjun payung adalah aktivitas yang melibatkan terjun
dari sebuah pesawat terbang menggunakan parasut yang
dibentangkan.
2) Gantole
Layang Gantung atau Gantolle adalah salah satu olah
raga angin. Dia merupakan olah raga rekreasi atau kompetitif
yang berhubungan dekat dengan gliding, tetapi menggunakan
pesawat yang lebih sederhana yang kadangkala hanya terdiri
dari sayap kain yang berangka-metal, dengan pilot berada di
49
sebuah harness yang menggantung dari kerangka sayap dan
melakukan kontrol dengan menggerakan badan terhadap rangka
yang berbentuk segitiga yang juga menempel di kerangka
utama.
3) Paralayang
Paralayang merupakan olahraga terbang bebas dengan
menggunakan sayap kain (parasut) yang lepas landas
dengan kaki untuk tujuan rekreasi atau kompetisi. Olahraga
paralayang lepas landas dari sebuah lereng bukit atau gunung
dengan memanfaatkan angin. Angin yang dipergunakan
sebagai sumber daya angkat yang menyebabkan parasut ini
melayang tinggi di angkasa terdiri dari dua macam yaitu, angin
naik yang menabrak lereng (dynamic lift) dan angin naik yang
disebabkan karena thermal (thermal lift). Dengan
memanfaatkan kedua sumber itu maka penerbang dapat terbang
sangat tinggi dan mencapai jarak yang jauh. Yang menarik
adalah bahwa semua yang dilakukan itu tanpa menggunakan
mesin, hanya semata-mata memanfaatkan angin.
Dengan adanya berbagai macam olahraga rekreasi yang ada dari
olahraga air, darat, sampai udara dan macam olahraga yang sudah baku
sampai telah dimodifikasi merupakan ide-ide kreatif para ilmuan olahraga
yang bertujuan agar masyarakat lebih mengenal serta melakukan olahraga
dengan mengupayakan pengembangan olahraga rekreasi tersebut.
4. Potensi Alam
a. Karakteristik Potensi Alam
Pengertian potensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
kekuatan, kesanggupan, daya, atau kemampuan yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan. Pengertian alam menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang termasuk di satu lingkungan dan
dianggap sebagai satu keutuhan. Alam yang terhampar dimuka bumi begitu
luas dan penuh potensi sumber daya untuk kepentingan umat manusia, hewan,
serta tumbuhan. Sehingga potensi alam adalah sesuatu yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar
hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber
50
daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan
tanah, udara, dan lain sebagainya.
Menurut Rudi Hartono (2009: 24) “Sumber daya alam
dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi, dan jenisnya yaitu:
1) Berdasarkan sifat
Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi menjadi 3,
yaitu:
a) Sumber daya alam yang terbarukan atau renewable,
misalnya hewan, tumbuhan, mikroba, air, dan lain-lain.
Disebut terbarukan karena dapat memproduksi dan
memiliki daya regenerasi.
b) Sumber daya alam yang tidak dapat terbarukan atau
nonrenewable misalnya minyak, gas, dan bahan tambang
lainya.
c) Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya, udara,
matahari, energi laut.
2) Berdasarkan potensi
Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dapat
dibagi menjadi beberapa macam antara lain sebagai berkut.
a) Sumber daya alam materi, merupakan sumber daya alam
yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya batu,
besi, kayu, dan lain-lain
b) Sumber daya alam energi merupakan sumber daya alam
yang dimanfaatkan energinya. Seperti batu bara, minyak
bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari dan lain-lain.
c) Sumber daya alam ruang merupakan sumber daya alam
yang berupa ruang atau tempat hidup, misalnya daratan.
3) Berdasarkan jenis
Berdasarkan jenisnya sumber daya alam dibagi menjadi dua
yaitu
a) Abiotik disebut sebagai sumber daya alam fisik seperti
benda-benda mati misalnya. Bahan tambang, air, tanah dan
lain-lain.
b) Biotik merupakan sumber daya yang berupa makhluk
hidup. Misalnya hewan, tumbuhan, mikroba dan manusia.
Dengan adanya sumber daya alam, potensi penggunaan, serta berbagai
macam jenisnya tentunya memberi nilai tersendiri dari suatu wilayah.
Indonesia merupakan salah satu Negara bahari terbesar di dunia, karakteristik
geografis Indonesia serta struktur dan tipologi ekosistemnya yang di dominasi
51
oleh lautan. Sumber daya kelautan merupakan kekayaan alam yang memiliki
peluang amat potensial dimanfaatkan sebagai sumber daya yang efektif dalam
pembangunan bangsa Indonesia. Kelautan merupakan energy-konvensional
dan termasuk sumberdaya kelautan non-hayati yang dapat diperbarui memiliki
potensi untuk dikembangkan di kawasan pesisir dan laut Indonesia.
Pemanfaatan sumberdaya kelautan secara berkelanjutan juga dapat dilakukan
terhadap jasa-jasa lingkungan, terutama untuk pengembangan pariwisata.
Kekhasannya ini tidak hanya berlaku pada karakteristik sumber
dayanya saja, melainkan juga berdampak terhadap karakteristik sumberdaya
manusianya serta kelembagaan sosial yang ada. Dengan sumber daya manusia
yang ada tentunya membentuk suatu karakteristik alam yang ada karena suatu
kegiatan yang mereka lakukan dengan alam sebagai sumber penghidupan
mereka. Yang akan memberikan modal yang dapat digunakan sebagai medan
pengembangan olahraga rekreasi yang berbasis akuatik maupun darat.
Berhasil atau tidaknya sebuah upaya pengembangan tersebut tergantung pada
kreatifitas serta inovasi yang dilakukan oleh masyarakat, para usahawan,
maupun pemerintah yang memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia.
Tanpa merusaknya, bahkan seharusnya melestarikannya agar sumberdaya
alam tersebut dapat digunakan secara berkelanjutan sebagai obyek wisata.
Macam-macam potensi sumber daya alam yang dapat
dikelola sebagai obyek wisata alam dan budaya menurut Happy
Marpaung (2002:82-85) sebagai berikut:
1) Pantai
Pantai merupakan salah satu obyek dan daya tarik
wisata banyak diminati wisatawan. Banyak kawasan wisata
yang terkenal terletak di pantai. Jenis obyek dan daya tarik ini
erat kaitannya dengan aktivitas seperti berjemur matahari,
berselancar, dan berjalan-jalan di pantai. Dalam
perkembangannya secara umum diperlukan aksesbilitas menuju
lokasi dan tempat parkir yang memadai. Di pantai tidak boleh
terdapat bangunan, kecuali fasilitas-fasilitas non permanen
seperti parasol dan lain-lain. Pantai umum harus memiliki
fasilitas-fasilitas penjaga pantai, P3k, pos keamanan, kios-kios,
retauran dan dimungkinkan adanya fasilitas olahraga dan
52
bermain lainnya seperti bola voli, bulu tangkis dan lain lain.
Penataan alam, penentuan batas bangunan dari garis partai serta
pelaksanaan prinsip-prinsip konservasi merupakan hal yang
mutlak untuk dipertimbangkan.
2) Wisata Tirta / Bahari
Dalam wisata tirta atau bahari termasuk wisata laut,
danau dan sungai. Pengembangan lingkungan wisata tirta atau
bahari memerlukan adanya pertimbangan-pertimbangan khusus
dalam perencanaannya. Fasilitas-fasilitas utama harus di
letakkan di daerah pantai, dibelakang batas garis vegetasi.
Pengelompokan fasilitas merupakan kesatuan yang komplek.
Zonasi dalam hal ini diperlukan tidak hanya untuk daerah
pantai dan belakang pantai, tetapi area perairan. Hal ini untuk
mengidari timbulnya konflik penggunaan area untuk aktivitas-
aktivitas yang berbeda-beda, misalnya antara berenang dengan
perahu, menyelam atau snorkeling dengan memancing.
Pengawasan yang ketat terhadap konservasi harus dilakukan
khususnya terhadap penggunaan lingkungan bawah laut, seperti
pelarangan pengambilan ikan-ikan hias, terumbu karang,
pengawasan terhadap jangkarjangkar dari perahi-perahu aru
motor boat, serta pengawasan limbah. Secara umum dalam
pengembangannya diperlukan aksesbilitas, fasilitas pelayanan,
pusat informasi wisata, fasilitas pelengkap, ataupun fasilitas
khusus oceanarium.
3) Pegunungan
Jenis obyek dan daya tarik wisata pegunungan
khususnya dengankegi atan menikmati pemandangan, mendaki,
berkemah, dan berfoto. Jenis obyek dan daya tarik wisata ini
termasuk gunung berapi dan bukit-bukit dengan keunikan
tertentu. Fasilitanya yang perlu disediakan antara lain adalah
aksesbilitasnya dengan jalur pemandangan yang indah berikut
view point, jalan setapak, lahan perkemahan, look out post,
tempat sampah, tempah berteduh, fasilitas pelayanan,
akomodasi, dan lain lain.
4) Daerah Liar dan Terpencil
Daerah dan terpencil merupakan satu obyek dan daya
tarik wisata yang mulai diminati. Daerah seperti ini kadang-
kadang disebut sebagai Primitive areas, dimana pengunjung
mencari ketenangan, lingkungan alami dengan pembangunan
yang terbatas serta masyarakat tradisional. Fasilitas yang perlu
disediakan antara lain parkir, jalur jalan setapak, pusat
informasi, tempat berteduh, petunjuk arah. Penyediaan lahan
berkemah dan fasilitasnya ditetapkan pada zona tertentu,
53
termasuk untuk api unggun. Akomodasi jenis lain, rumah
makan, toko-toko, kios dan lain-lain diletakkan diluar kawasan
untuk akrivitas pada zona yang telah ditentukan. Obyek dan
daya tarik wisata termasuk daerah pertanian, peternakan, bukit
dan pegunungan, danau, sungai dan lain-lain yang berhubungan
dengan aktivitas menikmati pemandangan, berfoto, berkemah,
mempelajari pedesaan, hiking, cross country, berperahu,
memancing, berburu dan lainlain.
5) Taman dan Daerah Konservasi
Flora dan fauna yang unik dan menarik dapat menjadi
suatu obyek dan daya tarik wisata yang penting, yang harus
dilindungi sebagai daerah konservasi seperti taman nasional,
taman regional, suaka alam, suaka marga satwa ataupun
sebagai daerah liar yang diawasi. Konsep yang dianggap
penting saat ini dalam pengembangan obyek dan daya tarik
wisata ini adalah tujuan pendidikan bagi pengunjung tentang
apa yang mereka liat, khususnya penekanan terhadap masalah
ekologi dan konservasi pendekatan ini sangat sesuai
kecenderungan keinginan dan kebutuhan pengunjung akan
informasi yang memadai tentang lingkungan yang mereka
kunjungi.
Berbagai potensi sumber daya alam yang dimiliki tentunya
memberikan peluang yang besar bagi olahraga terutama olahraga rekreasi.
Hal ini membuka berbagai macam jenis olahraga apa saja yang akan tercipta
disetiap potensi alam yang ada yang tentunya dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat. Menurut Emil Salim (1993:54) pandangan probabilisme,
berbagai faktor alam menjadi peluang bagi penduduk untuk
memanfaatkannya dalam pengembangan kebudayaan mesyarakat. Dipihak
alam sendiri yang telah mengalami perubahannya, bisa menjadi ancaman
bagi umat manusia. Oleh karena itu, peluang dan ancaman alam
menyediakan tantangan bagi manusia itu sendiri. Manusia selama hidupnya
dialam semesta tidak bisa lepas dari lingkungan alam, berinteraksi timbal
balik dengan lingkungan alam yang selalu berubah-ubah. Ketika manusia
semakin padat, tidak cukup melangsingkan hidupnya dengan semata
menggantungkan diri pada alam semesta. Karena semakin tidak seimbang
54
antara jumlah penduduk dengan sumber daya alam, apabila tidak
dibudidayakan secara arif.
b. Faktor Potensi Alam
Menurut Wikipedia, kata alam berasal dari bahasa Inggris yaitu nature,
yang berasal dari kata Latin natura, atau kualitas esensial, disposisi bawaan,
dan pada zaman dahulu, secara harfiah berarti kelahiran. Natura adalah
terjemahan Latin dari kata Yunani physis, yang awalnya terkait dengan
karakteristik bawaan yang dimiliki tanaman, hewan, dan berbagai fitur lain di
dunia. Dalam berbagai penggunaan kata tersebut pada saat ini, alam sering
mengacu kepada geologi dan kehidupan liar. Kata alam mungkin mengacu
secara umum ke berbagai jenis tanaman hidup dan hewan, dan dalam beberapa
kasus ke proses yang berhubungan dengan benda mati yang mengenai
keberadaan jenis-jenis tertentu suatu benda dan bagaimana mereka berubah
dengan sendirinya, seperti cuaca dan geologi di Bumi, dan materi serta energi
dari mana semua hal-hal tersebut tersusun darinya. Kata ini sering diartikan
sebagai lingkungan alam atau hewan liar, batu, hutan, pantai, sungai dan
secara umum hal-hal yang belum diubah secara substansial oleh campur
tangan manusia.
Faktor yang mempengaruhi potensi alam suatu daerah tergantung pada
penggunaan sumber daya alam yang dikelola untuk mendapatkan manfaat
yang maksimal, tetapi pengelolaannya harus diusahakan agar produktifitasnya
tetap berkelanjutan. Eksploitasi yang dilakukan harus di bawah batas daya
regenerasi atau asimilasi sumberdaya alam. Serta penggunaan teknologi harus
sesuai tidak sampai merusak kemampuan sumberdaya untuk pembaruannya,
untuk menjamin pertumbuhan sumber daya alam hayati agar pemanfaatanny
dapat lestari dan berkelanjutan yang menanamkan pengertian sikap serasi
dengan lingkungannya, maka diperlukan kebijaksanaan yang digunakan
sebagai pelindung. Tentunya suatu kegiatan yang dilakukan akan memberi
dampak positif maupun negatif bagi kelangsungan sumberdaya, agar dampak
55
negatif tidak banyak berpengaruh maka pengelolaannya harus ikut dikelola,
misalnya dengan daur ulang, pengelolaannya harus secara serentak disertai
proses pembaruannya dan lain sebagainya.
Kemampuan akal, keterampilan, dan bahasa merupakan kemampuan
paling mendasar untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK). Yang dikembangkan sebagai penyejahtera untuk umat manusia, dan
tidak lepas dari dampak positif maupun negatifnya. Pertambahan jumlah
penduduk yang semakin cepat dan diiringi dengan IPTEK yang semakin
canggih, tetapi alam memliki daya dukung yang terbatas oleh karena itu terjadi
banyak konflik sosial yang bersumber pada penguasaan sumber daya alam
tersebut, yang mempunyai fungsi memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan
hidupnya. Yang dipihak lain, eksploitasi sumber daya alam semakin terkuras
yang dapat menumbuhkan kerusakan dan pencemaran lingkungan. Kasus
penangkapan ikan laut dengan bahan nuklir di Indonesia difasilitasi bahan dan
sarana oleh pengusaha. Jadi, pengrusakan lingkungan bukan sekedar untuk
hidup, tetapi untuk memperkaya diri. Oleh sebab itu, penanaman nilai
lingkungan melalui pendidikan lingkungan hidup penting sekali bagi setiap
orang. Untunglah terdapat para budiman yang berusaha melestarikan alam.
Etika lingkungan menjadi kunci keputusan tindakan manusia dalam
memanfaatkan sumber daya alam.
c. Potensi Alam sebagai Medan Pengembangan Olahraga Rekreasi
Dengan tersedianya potensi alam yang sangat indah, luas, dan
bermacam ini memacu pemikiran para masyarakat setempat bahkan pendatang
untuk lebih kreatif dalam pengelolaan potensi alam yang tersedia ini.
Melakukan perjalanan wisata saat ini bukan menjadi suatu hal yang tabu lagi.
Agar mencapai kepuasan dan tujuan wisatawan, diperlukan suatu pengemasan
yang baik dalam melakukan perjalanan wisata. Hal tersebut harus dikemas
sedemikian rupa yang merupakan komponen-komponen yang diperlukan
56
untuk memenuhinya untuk obyek wisata sebagai daya darik wisatawan
berkunjung.
Obyek dan daya tarik wisata alam adalah obyek yang tarifnya
bersumber pada keindahan alam dan tata lingkungannya, baik dalam keadaan
alami maupun setelah ada budidaya oleh manusia. Atau sumber daya alam
yang berpotensi dan mempunyai daya tarik yang menarik wisatawan dan
upaya pembinaan cinta alam, baik dalam keadaan alarm maupun setelah ada
budi daya oleh manusia. Wisata alam adalah bentuk kegiatan yang
memanfaatkan potensi sumber daya alam dan tata lingkungannya. Kegiatan
wisata alam yang dimaksud adalah kegiatan rekreasi dan pariwisata,
penelitian, kebudayaan dan cinta alam yang dilakukan.
Menurut Musanef, (1995:199-201) obyek dan daya tarik
alam pada dasarnya dapat digolongkan menjadi berikut:
1) Obyek dan daya tarik wisata alam
Yang terdapat di kawasan konservasi, obyek wisata
yang terdapat di dalam kawasan konservasi adalah kawasan
hutan atau kawasan pelestarian alam yang pengelolaan dan
pengawasannya berada dalam wewenang Departemen
Kehutanan Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan
Pelestarian Alam, meliputi:
a) Taman Nasional
Merupakan kawasan pelestarian alam yang dikelola
dengan system zonasi, terdiri dari zone ini dan zone-zone
lainnya yang di manfaatkan untuk ilmu pengetahuan,
pariwisata, rekreasi dan pendidikan. Zone yang
dikhususkan bagi pemanfaatan baik untuk sarana
pengelolaan taman nasional itu sendiri maupun untuk
kegiatan rekreasi (lazim disebut zone pemanfaatan intensi).
b) Taman Wisata
Merupakan hutan wisata yang memiliki keindahan
alam, baik keindahan untuk tumbuhan maupun satwa,
ataupun keindahan alamnya sendiri mempunyai corak khas
untuk dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi dan
kebudayaan. Dalam hal ini misalnya saja hutan Bunder
yang ada di Kecamatan Playen, Wonosari. Selain memiliki
keindahan alam hutan ini terkenal dengan tempat
penangkaran rusa dan penyulingan minyak kayu putih.
57
c) Taman Laut
Merupakan wilayah yang mempunyai ciri khas
berupa keindahan atau keunikan yang diperuntukkan secara
khusus sebagai kawasan konservasi laut, untuk dibina dan
dipelihara untuk perlindungan nuftah, rekreasi, pariwisata,
pendidikan dan kebudayaan.
2) Obyek dan daya tarik wisata alam
Diluar kawasan konservasi
Merupakan obyek dan daya tarik wisata alam yang
pengelolaannya berada di luar wewenang Direktorat Jenderal
Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. Seperti yang
dikelola oleh Pemerintah Daerah, Perum Perhutani, Taman
Safari, dan lain-lain
Dengan adanya potensi alam yang menjadi daya tarik tersedia maka
penduduk dapat menarik hubungan korelasi antara kehadiran sumber daya
alam ini dan pariwisata sebagai sumber penghidupan tambahan. Salah satu
jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang
cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standart
hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Sebagai sektor
yang kompleks, pariwisata juga meliputi industri-industri klasik seperti
kerajinan tangan dan cindera mata, penginapan, transportasi secara ekonomi
juga dipandang sebagai industri. Dengan mengelola sumber daya alam ini
diharapkan dapat mencegah timbulnya pengaruh negative terhadap lingkungan
dan mengusahakan kelestarian sumber alam agar bisa digunakan terus
menerus untuk generasi yang akan datang. Kebijakan pengembangan
lingkungan ini harus tertuju pada membina keselarasan antara manusia dengan
lingkungan, melestarikan sumber daya alam agar dapat dimanfaatkan terus-
menerus oleh generasi mendatang, mencegah kemrosotan mutu dan
meningkatkan mutu lingkungan sehingga meningkatkan kualitas hidup, serta
membimbing manusia dari posisi perusak lingkungan menjadi pembina
lingkungan.
Dengan konsep kreatif dalam perjalanan wisata melalui olahraga
rekreasi melihat potensi alam berupa pantai, laut, hingga perbukitan,
58
diharapkan para wisatawan akan puas dengan apa yang ingin mereka lihat
tanpa disadari telah melakukan aktifitas fisik melalui kreatifitas para
wirausaha perjalanan wisata misal seperti renang dibeberapa spot pantai yang
bersih, snorkeling dibeberapa spot taman terumbu karang, berbagai spot
diperbukitan yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki, dan masih
banyak lainnya yang tentu masih banyak usaha pemerintah maupun
masyarakat untuk membangun serta mengembangkan berbagai potensi yang
ada sebagai sarana daya tarik wisatawan. Menurut M. Kesrul (2003:13) bahwa
“divinisi tour bertugas dan bertanggung jawab dalam memberikan informasi
tour, menyediakan, merencanakan, menyusun, dan menyelenggarakan semua
kegiatan tour, baik tour domestic, inbound, maupun outbond serta sarana
wisata pendukung lainnya”.
5. Kepariwisataan
a. Definisi Kepariwisataan
Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena dengan
mengembangkan sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya
sangat besar, oleh karena itu permintaan akan pariwisata semakin bertambah
seiring dengan tingkat kebutuhan manusia yang semakin bertambah dari tahun
ke tahun. Menurut R.S Damardjati (2007:77), bahwa “kepariwisataan adalah
hakekat dari pada perlawatan serta masa tinggal dari pengunjung-pengunjung
asing ke suatu daerah Negara atau tempat, sepanjang tinggalnya itu tidak
mengakibatkan suatu keadaan tinggal menetap dan tidak pulang
mengakibatkan suatu hubungan yang bersifat employemet”. Kepariwisataan
merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan
hidup yang khas, seperti : hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan
alam yang indah dan iklim yang nyaman.
Di dalam Bab I Ketentuan Umum Undang-Undang
No.10/2009 ditetapkan berbagai ketentuan yang terkait dengan
kepariwisataan, di antaranya sebagai berikut:
59
1) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seorang
atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu
untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari
keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka
waktu tertentu.
2) Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata
3) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
4) Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait
dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin
yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara
serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat,
sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan
pengusaha.
Definisi yang ditentukan dalam UU No.10/2009 tersebut merupakan
salah satu definisi di antara sekian banyak definisi yang kita kenal selama ini.
Definisi ini dimaksudkan sebagai acuan dalam upaya pengembangan
kepariwisataan Indonesia. Didaerah perkotaan sekarang mempunyai potensi
alam kurang yang baik karena terlalu padatnya penduduk disana dan
banyaknya kendaraan membuat potensi alam menurun, maka dari diperlukan
suatu kawasan yang bebas dari polusi untuk dijadikan tempat wisata. Tetapi
budaya yang sangat kaya dan beragam merupakan salah satu faktor penarik
para wisatawan, dengan daya dukung faktor-faktor tersebut maka tentunya
daerah ini sangat berpeluang untuk dikembangkan terutama dibidang
pariwisata. Pengembangan pariwisata memiliki nilai yang sangat strategi
karena menggunakan kebudayaan dan menjaga potensi alamnya, dan potensi
kepariwisataan yang ada menjadi kegiatan ekonomi dalam menciptakan
lapangan kerja dan kemudian berimbas pada kesejahteraan masyarakat.
Host and Guest (1989) dalam Kusumanegara (2009:3)
mengklasifikasikan jenis pariwisata sebagai berikut:
1) Pariwisata Etnik (Etnhic Tourism), yaitu perjalanan untuk
mengamati perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat
yang menarik.
60
2) Pariwisata Budaya (Culture Tourism), yaitu perjalanan untuk
meresapi atau untuk mengalami gaya hidup yang telah hilang
dari ingatan manusia.
3) Pariwisata Rekreasi (Recreation Tourism), yaitu kegiatan
pariwisata yang berkisar pada olahraga, menghilangkan
ketegangan dan melakukan kontak social dengan suasana
santai.
4) Pariwisata Alam (Eco Tourism), yaitu perjalanan kesuatu
tempat yang relative masih asli atau belum tercemar, dengan
tujuan untuk mepelajari, mengagumi, menikmati pemandangan,
tumbuhan, dan binatang liar serta perwujudan budaya yang ada
atau pernah ada di tempat tersebut.
5) Pariwisata Kota (City Tourism), yaitu perjalanan dalam suatu
kota untuk menikmati pemandangan, tumbuhan dan binatang
liar serta perwujudan budaya yang ada atau pernah ada di
tempat tersebut.
6) Rersort City, yaitu kota atau perkampungan yang mempunyai
tumpuan kehidupan pada persediaan sarana atau prasarana
wisata yaitu penginapan, restoran, olahraga, hiburan dan
persediaan tamasya lainnya.
7) Pariwisata Agro (Agro Tourism yang terdiri dari Rural Tourism
atau Farm Tourism) yaitu merupakan perjalanan untuk
meresapi dan mempelajari kegiatan pertanian, perkebunan,
peternakan, kehutanan. Jenis wisata ini bertujuan mengajak
wisatawan memikirikan alam dan kelestariannya.
8) Pariwisata Olahraga (Sport Tourism) yaitu olahraga yang
dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan
yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai
budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran dan
kesenangan.
Hal ini diutarakan pula oleh Nyoman S Pandit (2002:38-43)
jenis-jenis pariwisata antara lain dibedakan menjadi:
1) Wisata Budaya yaitu perjalanan yang di lakukan atas dasar
keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang
dengan mengadakan kunjungan ke tempat lain untuk
mempelajari keadaan rakyat adat istiadat cara hidup mereka.
2) Wisata Olahraga yaitu perjalanan dengan tujuan berolahraga
atau mengambil aktif dalam pesta olah raga di suatu tempat
negara.
3) Wisata Kesehatan yaitu perjalanan seseorang dengan tujuan
menentukan keadaan dan lingkungan tempat sehari–hari
dimana ia tinggal dari kepentingan beristirahat dan tempat
tersebut mempunyai fasilitas–fasilitas kesehatan.
4) Wisata Industri yaitu perjalanan di komplek atau daerah
perindustrian dengan tujuan penelitian dan peninjauan.
61
5) Wisata Politik yaitu perjalanan yang dilakukan untuk
mengunjungi atau mengambil bagian penting dengan aktif
peristiwa kegiatan politik.
6) Wisata Komersial yaitu perjalanan untuk mengunjungi pameran
– pameran yang bersifat komersial.
7) Wisata Sosial yaitu pengorganisasian suatu perjalanan murah
serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan
masyarakat lemah untuk mengadakan perjalanan wisata.
8) Wisata Pertanian yaitu perjalanan yang dilakukan di proyek–
proyek pertanian, perhotelan dan sebagainya, dimana
wisatawan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk
tujuan study atau sekedar berekreasi.
9) Wisata Batu yaitu kegiatan wisata yang banyak dilakukan di
daerah–daerah yang mempunyai banyak hutan untuk berburu
yang telah dilegalkan
10) Wisata Bahari yaitu kegiatan wisata yang banyak terkait
dengan kegiatan olahraga air dan permainan air baik di danau,
sungai, maupun laut.
11) Wisata Cagar Alam yaitu kegiatan wisata yang diselenggarakan
oleh biro perjalanan wisata yang mengkhususkan usaha – usaha
dengan mengatur wisata setempat atau di daerah cagar alam,
taman lindung hutan, dan sebagainya.
12) Wisata Bulan Madu yaitu penyelenggaraan perjalanan bagi
pasangan–pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu
dengan fasilitas–fasilitas khususnya demi kelancaran
perjalanan.
13) Pikgrim, jenis wisata ini sedikit banyak kaitannya dengan
agama kelompok masyarakat. Wisata yang banyak
dihubungkan dengan niat atau hasrat wisatawan untuk
memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak
jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah atau kekayaan
yang melimpah, missal orang katholik melakukan wisata
pilgrim ini ke Istana Vatikan di Roma, orang Budha ke tempat
suci agama Budha seperti India, Nepal Tibet.
Perkembangan kawasan pariwisata tentunya tidak tumbuh begitu saja
tanpa ada suatu usaha yang dilakukan, oleh karena itu maka ketersedian sarana
dan prasarana sangat dibutuhkan untuk pengembangan sektor ini dan agar
dapat menjadi salah satu sektor andalan. Namun, kualitas lingkungan
merupakan bagian integral dari industri wisata. Bagi pengembang dan
penyelenggara kagiatan wisata, kualitas lingkungan harus mendapat perhatian
utama. Membuka industri yang terkait dengan tujuan wisata dengan karakter-
62
karakter keindahan, keseimbangan, natural, kesehatan, dan kualitas
lingkungan yang terjamin. Saat ini, kata lingkungan sering muncul sebagai
salah satu kunci sukses penyelenggara wisata. Dalam pandangan yang
terbatas, terminologi lingkungan banyak mengacu kepada hal-hal fisik
alamiah. Misalnya, bentang alam dan komponen fisik buatan manusia, seperti
pos-pos pengamatan, kolam renang buatan, atau bangunan-bangunan
penunjang aktifitas wisata lainnya. Dalam skala yang lebih luas, faktor sosial
dan budaya juga dipertimbangkan sebagai lingkungan integral industri wisata.
Kualitas lingkungan meliputi kualitas bentang atau pemandangan alamiah itu
sendiri, yang kualitasnya dapat menurun karena aktifitas manusia. Menurut M
Kesrul (2003: 2) “sebenarnya peluang bisnis ini cukup potensial bagi Negara
kepulauan dengan kekayaan bumi dan hayati yang luar biasa dan ditambah
dengan faktor sejarah bangsa yang panjang serta peninggalannya, suku dan
budaya yang melekat erat, adat istiadat, yang kukuh dan kental, pesona alam
dan yang bersahabat dan lain-lain. Ini semua merupakan modal yang bisa
dikembangkan dan dijual kepada masarakat international”.
Keindahan dan kenyamanan daerah tujuan wisata, seperti keindahan
pemandangan alam, sturuktur hidrologi almiah seperti air terjun dan sungai,
air bersih, udara segar, dan keanekaragaman spesies, kuailitasnya bisa
memburuk karena aktifitas manusia, tidak terkecuali aktifitas wisata itu
sendiri. Dengan demikian, pemeliharaan terhadap kualitas lingkungan menjadi
syarat mutlak bagi daya tahan terhadap kompetisi pemilihan tujuan wisata oleh
wisatawan. Jika kualitas suatu daerah tujuan wisata menurun, maka tempat
tersebut cenderung diabaikan.Adapun faktor yang mempengaruhi
kepariwisataan sebagai daya tarik wisata untuk berkunjung ke suatu daerah
pariwisata yaitu berupa Akomodasi, Jasa Boga dan Restoran, Transportasi dan
Jasa Angkutan, Atraksi Wisata, Cinderamata (Souvenir), Biro Perjalanan.
Apabila sudah lengkap fasilitas yang disediakan, maka para wisatawan tidak
enggan untuk berkunjung, faktor-faktor tersebut tidak terlepas dari campur
tangan pembangunan pariwisata.
63
b. Pembangunan Pariwisata sebagai Medan Pengembangan Olahraga
Rekreasi
Hakekat pembangunan adalah suatu proses yang berjalan terus
menerus untuk mencapai hasil maksimal, maka sumber pembangunan yang
tersedia perlu digunakan secara berencana dengan memperhatikan skala
prioritas pada kurun waktu tertentu. Sedangkan pariwisata adalah perjalanan
dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau
kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan
kebahagian dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2000 tentang program pembangunan
nasional mengamanatkan bahwa tujuan pembangunan pariwisata adalah: 1)
mengembangkan dan memperluas diversifikasi produk dan kualitas pariwisata
nasional, 2) berbasis pemberdayaan masyarakat, kesenian, dan sumber daya
(pesona) alam local dengan memperhatikan kelestarian seni dan budaya
tradisional serta kelestarian lingkungan hidup setempat, dan 3)
mengembangkan serta memperluas pasar pariwisata terutama pasar luar negeri
(Depbudpar,2000). Pembangunan ini mencangkup kemajuan lahiriah seperti
pangan, sandang, perumahan, dan lain sebagainya, selain itu kemajuan
batiniah seperti pendidikan, rasa aman, rasa keadilan dan rasa sehat, serta
kemajuan yang meliputi seluruh rakyat sebagaimana tercermin dalam
perbaikan hidup berkeadilan sosial. Dalam sebuah proses pembangunan
berencana diusahakan agar setiap tahap memiliki kemampuan menopang
pembangunan dalam tahap berikutnya. Disamping itu mengusahakan untuk
tujuan meningkatkan kemajuan serta memantapkan kemajuan yang telah
dicapai dalam kurun waktu yang telah ditetapkan. Tentunya dalam setiap
langkah yang telah diambil memiliki berbagai macam tantangan, hal ini
dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk. Menurut Emil Salim (1992:4)
bahwa “tantangan permasalahan pembangunan yang timbul dipengaruhi oleh
empat faktor pokok: 1) perkembangan penduduk dan masyarakat, 2)
perkembangan sumber alam dan lingkungan, 3) perkembangan teknologi dan
ruang lingkup kebudayaan, 4) perkembangan ruang lingkup internasional.
64
Dengan menunjukkan bagaimana menumbuhkan kesadaran lingkungan
manusia supaya pengolahan sumber alam bagi pembangunan dapat dilakukan
sejalan dengan pengembangan lingkungan.
Dengan adanya pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa tantangan
pembangunan berupa, pertambahan penduduk yang semakin meningkat, dan
tidak tersebar secara merata diseluruh pulau di Indonesia, meningkatnya
penduduk yang masuk kedunia kerja dalam usia muda, serta terjadinya
urbanisasi penduduk desa menuju ke perkotaan. Semua yang terjadi akan
menambah pengangguran yang bervariasi karena pertambahan tenaga kerja
diwilayah perkotaan akan semakin meningkat, sedangkan lapangan kerja yang
tersedia tidak naik secepat permintaan pekerjaan tersebut. Tanpa disadari
didesa atau tempat terpencil yang seharusnya bisa lebih dikembangkan sumber
daya alamnya akan lebih terpuruk karena ditinggalkan penduduk yang berusia
muda. Sumber daya alam pada umumnya terbagi atas sumber daya alam yang
dapat diperbarui (seperti hutan, perikanan, dan lain-lain) dan sumber alam
yang tidak dapat diperbarui (seperti minyak bumi, batubara, dan lain-lain).
Permintaan akan sumber daya alam ini akan terus meningkat dengan adanya
pertambahan jumlah penduduk. Tetapi yang terpenting perlunya perhitungan
dalam pengelolaan keperluan yang tepat dan efektif dengan langkah kebijakan
keserasian pembangunan dan pengembangan lingkungan yang perlu
dikembangkan sesuai kemampuan. Sejalan pengelolaan sumber daya alam
secara lestari sangat penting untuk dapat mengembangkan gaya dan pola hidup
yang serasi dengan kemampuan daya dukung alam, hubungannya sejalan pula
terhadap keperluan penyerapan tenaga kerja dan daya dukung alam melalui
perkembangan teknologi yang berperan aktif dalam persaingan di dunia.
Indonesia sebagai Negara Kepulauan ditengah lalu lintas perhubungan
internasional berpengaruh cukup besar bagi perekonomian Indonesia yang
berimbas pada sector pembangunan, perkembangan yang tidak menentu
menjadi salah satu permasalahannya.
65
Pembangunan pariwisata saat ini difokuskan dalam memenuhi
kebutuhan wisatawan, sambil melindungi dan mendorong kesempatan untuk
waktu yang akan datang. Mengarah pada pengelolaan seluruh sumber daya
sedemikian rupa sehingga kebutuhan ekonomi, sosial dan estetika dapat
terpenuhi sambil memelihara integritas kultural, proses ekologi esensial,
keanakeragaman hayati dan sistem pendukung kehidupan. Yang merupakan
salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi. Wilayah daratan dan lautan yang
luas dengan berbagai keragaman dan keunikannya merupakan potensi yang
dapat diandalkan bagi kemajuan pariwisata. Adapun kendala-kendala yang
akan dihadapi dalam pengembangan pariwisata, antara lain adalah: pertama,
sering timbulnya konflik dan kerusuhan sosial serta situasi dan konsisi politik
yang masih memanas, berakibat pada kurang terjaminnya keamanan bagi para
wisatawan, rendahnya mutu pelayanan dari para penyelenggara pariwisata,
persaingan yang tidak sehat di antara para penyelenggara pariwisata serta
kurangnya pemahaman terhadap pentingnya pelindungan konsumen, rendanya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengembangan pariwisata
merupakan kendala. Sebab banyak rencana pengembangan yang gagal karena
kurang mendapat dukungan dari masyarakat akibat rendahnya kesadaran
tersebut, kurangnya modal dan rendahya sumberdaya manusia, terutama
tenaga yang terampil dan profesional dalam hal manajerial di bidang
pariwisata merupakan kendala yang seringkali muncul terutama pada negara-
negara berkembang, sistem transportasi yang belum memadai seringkali
menjadi kendala dalam pariwisata yang perlu ditinjau kembali, untuk
meningkatkan pelayannya dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Peran serta masyarakat dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah
mejadi semakin penting seiring dengan kemajuan teknologi dalam bidang
komunikasi, dan transportasi. Dengan jarak yang cukup jauh, rakyat dengan
mudah mengikuti proses perumusan dan pelaksaan suatu kebijakan tertentu.
Secara umum kebijakan menjadi pedoman, operasional, serta kreativitas
sehingga memberi petunjuk pelaksanaan pembangunan baik bersifat positif
66
maupun negative yang meliputi seluruh wilayah yang bersangkutan. Menurut
Said Zainal A (2012:13) bahwa “strata kebijakan dapat dibedakan dalam tiga
tingkatan, yaitu kebijakan umum, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan
teknis”. Kebijakan pembangunan membawa perubahan yang lebih cepat
dimanfaatkan oleh yang mampu, berkeahlian khusus. Penduduk merupakan
sumber penawaran tenaga kerja yang dapat mempengaruhi terlihat dari
kelahiran atau fertilitas menyebabkan pertambahan jumlah penduduk. Usia
kerja sering disebut sebagai usia dimana tenaga kerja secara potensial dapat
melakukan kegiatan ekonomi-produktif, yaitu memproduksi barang-barang
dan jasa-jasa. Barang atau jasa yang dihasil tidak hanya dipergunakan oleh
mereka yang terlibat dalam kegiatan produktif tersebut, tetapi dipergunakan
atau dikonsumsi oleh seluruh penduduk setempat maupun para wisatawan.
Perhatian para ahli kependudukan dan ekonomi pada kelompok
penduduk yang berada pada usia produktif-ekonomis merupakan salah satu
penyebab perkembangannya studi ekonomi-kependudukan. Yang notabenya
setelah seseorang tersebut mencapai usia dewasa, mereka merasa harus
mempunyai penghasilan sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.
Penduduk disuatu daerah mengkonsumsi barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhannya, tetapi hanya sebagian dari mereka yang secara langsung terlibat
atau berusaha terlibat dalam suatu kegiatan produktif tersebut. Semisal usaha
jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata,
konvensi, perjalanan insentif dan pameran, impresariat, konsultan pariwisata,
informasi pariwisata), usaha sarana pariwisata yang terdiri dari: akomodasi,
rumah makan, bar, angkutan wisata dan sebagainya, usaha-usaha jasa yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata. Ketenagakerjaan mencangkup
semua kegiatan penduduk sebelum, sedang, dan setelah masa kerja. Bekerja
dibatasi semua kegiatan seseorang yang menghasilkan barang atau jasa yang
diukur dengan nilai uang yang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Motivasi
bekerja paling mendasar dorongan pemenuhan kebutan biologis dan
dikembangkan dengan motif kebudayaan, sosial, dan mungkin religi. Tenaga
67
kerja menjadi salah satu faktor produksi dalam meningkatkan kemakmuran.
Kewirausahaan menjadi usaha bisnis yang mandiri, dijadikan salah satu
alternative pencegahan masalah pengangguran.
Pengembangan dalam sektor kepariwisataan merupakan suatu
rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai
sumber daya pariwisata mengintegrasikan segala bentuk aspek di
luar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung akan
kelangsungan pengembangan pariwisata. Perencanaan pembangunan
pariwisata sebaiknya dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai pembangunan
yang memenuhi kebutuhan wisatawan saat ini, sambil melindungi dan
mendorong kesempatan untuk waktu yang akan datang. Mengarah pada
pengelolaan seluruh sumber daya sedemikian rupa sehingga kebutuhan
ekonomi, sosial dan estetika dapat terpenuhi sambil memelihara integritas
kultural, proses ekologi esensial, keanakeragaman hayati dan sistem
pendukung kehidupan. Produk pariwisata berkelanjutan dioperasikan secara
harmonis dengan lingkungan lokal, masyarakat dan budaya, sehingga
mereka menjadi penerima keuntungan yang permanen dan bukan menjadi
korban. Dalam hal ini kebijakan pembangunan pariwisata berkelanjutan
terarah pada penggunaan sumber daya alam dan penggunaan sumber daya
manusia untuk jangka waktu panjang. Yang dimaksud dengan pernyataan
diatas bahwa diperlukannya suatu strategi pengambangan untuk melakukan
upaya-upaya dengan tujuan memajukan, memperbaiki, dan meningkatkan
kondisi kepariwisataan suatu obyek dan daya tarik wisata sehingga mampu
menjadi mapan dan ramai untuk dikunjungi oleh wisatawan serta mampu
memberikan suatu manfaat baik bagi masyarakat di sekitar obyek dan daya
tarik dan lebih lanjut.
Karena secara sadar akan memberikan sumbangsih cukup besar
dibidang ekonomi dan sosial dalam biro perjalanan wisata, pelayanan wisma
atau penginapan, resto seafood dan berbagai usaha yang muncul dari berbagai
pemikiran kreatif untuk memenuhi kebutuhan wisatawan tentunya. Dengan
68
adanya para wirausaha yang telah didukung oleh pemerintah, akan
memberikan kemandirian serta peningkatan kualitas hidup dibidang ekonomi.
Dengan adanya pernyataan tersebut memberi peluang para wirausaha untuk
menyediakan paket wisata yang memberikan informasi, pelayanan
penginapan, dan konsumsi serta transportasi yang tentunya memberi
kemudahan pada para wisatawan memberikan ruang untuk tidak satu pun
objek wisata terlewati saat pemberangkatan, kelancaran perjalanan, hingga
selesainya perjalanan wisata tersebut. Menurut Wardhani, dkk. (2008:423)
“Paket wisata diartikan sebagai suatu perjalanan wisata dengan satu atau lebih
tujuan kunjungan yang disusun dari berbagai fasilitas perjalanan tertentu
dalam suatu acara perjalanan yang tetap, serta dijual dengan harga tunggal
yang menyangkut seluruh komponen dari perjalanan wisata”. Undang-Undang
RI No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan agar sumber
daya alam dan modal kepariwisataan dimanfaatkan secara optimal melalui
penyelenggaraan kepariwisataan yang ditujukan untuk meningkatkan
pendapatan nasional, memperluas, dan memeratakan kesempatan berusaha dan
lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan
mendayagunakan daya tarik wisata dan destinasi.
Ruang lingkup pengembangan lingkungan sangatlah luas dan beraneka
ragam sektor, karena menyentuh berbagai segi kehidupan manusia. Berbagai
sumber alam dikembangkan melalui berbagai jalur sektoral dan regional untuk
dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat. Fungsi kriteria dan indikator adalah
sebagai dasar dalam pengembangan daya tarik wisata melalui penetapan unsur
kriteria, penetapan bobot, penghitungan masing-masing sub unsur dan
penjumlahan semua nilai unsur kriteria. Tujuan membuat kriteria ini adalah
untuk menentukan skala prioritas pengembangan dan mengintensifikasikan
pemanfaatan dan pembinaannya. Komponen-komponen wisata tersebut dapat
berupa kegiatan-kegiatan wisata yang berhubungan dengan lingkungan alam,
kebudayaan, keunikan suatu daerah dan kegiatan-kegiatan lain yang
berhubungan dengan kegiatan wisata yang menarik wisatawan untuk
69
mengunjungi sebuah obyek wisata, akomodasi yang tersedia seperti berbagai
macam hotel dan berbagai jenis fasilitas lain yang berhubungan dengan
pelayanan untuk para wisatawan yang berniat untuk bermalam selama
perjalanan wisata yang mereka lakukan, fasilitas dan pelayanan wisata
perencanaan kawasan wisata tersebut termasuk tour and traveloperations
misalnya restoran dan berbagai jenis tempat makan lainnya, toko-toko untuk
menjual hasil kerajinan tangan, cinderamata, toko-toko khusus, toko
kelontong, bank, tempat penukaran uang dan fasilitas pelayanan keuangan
lainnya, kantor informasi wisata, pelayanan pribadi, fasilitas pelayanan
kesehatan, fasilitas keamanan umum, dan fasilitas perjalanan untuk masuk dan
keluar, Infrastruktur penyediaan air bersih, listrik, drainase, saluran airkotor,
telekomunikasi, elemen kelembagaan diperlukan untuk membangun dan
mengelola kegiatan wisata, termasuk perencanaan tenaga kerja dan program
pendidikan dan pelatihan penyusunan strategi marketing dan program
promosi, menstrukturisasi organisasi, peraturan dan perundangan yang
berhubungan dengan wisata. Komponen - komponen wisata tersebut dalam
suatu hubungan keseluruhan dari lingkungan alami dan sosial ekonomi antara
pasar internasional dan wisatawan domestik yang akan dilayani dan kawasan
tempat tinggal yang digunakan sebagai tempat atraksi, penyediaan fasilitas,
pelayanan, dan infrastruktur.
c. Potensi Kepariwisataan sebagai Medan Pengembangan Olahraga
Rekreasi
Dalam usahan pengembangan kepariwisataan yang baik dan
terkoordinir, diharapkan dapat tercapainya usaha penyelamatan lingkungan,
pengendalian pencemaran sektoral terhadap lingkungan, pemgembangan
lingkungan pemukiman yang lebih baik, serta pengembangan kesadaran
lingkungan dikalangan masyarakat. Fungsi kepariwisataan bisa membantu
peningkatan pendapatan penduduk, asalkan aktivitas yang berkaitan dengan
manfaat pariwisata diselenggarakan oleh penduduk setempat. Hal ini dapat
terlaksana dengan adanya pariwisata olahraga.
70
Pariwisata untuk olahraga (sport tourism) menurut
Spillane (dalam Angelin Alow, 2006:10) dapat dibagi menjadi
dua kategori, yaitu:
1) Big sport event yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti
Olimpic games, kejuaraan sky dunia, kejuaraan tinju dunia dan
olahraga laiinya yang menarik perhatian tidak hanya pada
olahragawan sendiri tetapi juga ribuan peonyon atau
penggemarnya.
2) Sporting tourism of the practicioners yaitu merupakan
pariwisata olahraha bagi mereka yang ingin berlatih dan
mempraktekkan sendiri seperti pendakian gunung, olahraga naik
kuda, berburu, memancing, dan lain sebagainya.
Hal ini memperlihatkan bahwa olahraga pariwisata pada saat ini
menjadi suatu hal yang berkembang karena mendatangkan pengaruh positif
terhadap sector lain.Kepariwisataan membuka kemungkinan perubahan
keadaan lingkungan, maka penting dalam pemeliharaan keselarasan antara
manusia dengan ekosistem. Semisal pemukiman warga terkena proyek
pembangunan beralih fungsi menjadi homestay, hotel, losmen, bungalau,
maupun sebagainya memberikan tambahan pemasukan tersendiri. Penduduk
yang mata pencahariannya nelayan, pembuat garam, pembuat ikan asin, dan
lain sebagainya beralih profesi untuk sementara waktu sebagai tour leader.
Yang tanpa disadari mengangkat martabat keluarga mereka menjadi lebih
hargai dan dibutuhkan. Tanpa terkecuali para nelayan yang mendapatkan
penghasilan besar karena mereka dapat menjual hasil tangkapan mereka untuk
wisata kuliner.
Sehingga terjadi hubungan simbiosis mutualisme antar profesi yang
dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Karimunjawa, yang tanpa
mengabaikan kepentingan bersama. Hal ini perlu dimonitoring secara rutin,
dengan adanya lembaga pedukung sebagai wadah komunitas suatu profesi
tertentu.hal tersebut dilakukan untuk menggali dan meneliti bagaimana suatu
system kebudayaan menyatukan banyak orang dari profesi yang berbeda–beda.
Dengan adanya pernyataan sebelumnya menyatakan bahwa pembangunan
pariwisata yang berkesinambungan ini, diharapkan lebih tersedianya fasilitas
71
yang berkenaan dengan olahraga pariwisata tersebut. Sehingga para wisatawan
merasa nyaman dan lebih mudah menuju ke tempat–tempat yang dituju untuk
melakukan wisata bahari sampai daerah perbukitan.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang berkaitan dengan pengembangan olahraga rekreasi mulai
banyak dilakukan. Pertama penelitian yang dilakukan Andy Umardiyono (2011)
yang meneliti tentang “Pegembangan Obyek Wisata Taman Nasional Laut
Kepulauan Karimun Jawa” menhasilkan kesimpulan bahwa melihat
keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna, dan benang alam yang ada
maka Kepulauan Karimun Jawa tidak hanya berpotensi besar untuk
mengembangkan industri kepariwisataannya khususnya memanfaatkan kondisi
alamnya. Sementara paket-paket wisata yang menyajikan atraksi-atraksi wisata
khususnya kekayaan dan keindahan alam masih sangat terbatas, maka segmentasi
pasar yang dijadikan target pencapaian juga terbatas. Pemberdayaan masyarakat
dalam upaya pengambilan keputusan terkait dengan program-program dan upanya
pengembangan masih pada tingkat partisipasi fungsional.
Kedua penelitian yang dilakukan oleh Intan Indrayana (2014) yang
meneliti tentang “Survei Perkembangan Kegiatan Rekreasi Snorkeling Di
Kepulauan Karimunjawa Dalam Rangka Olahraga Rekreasi” menghasilkan
kesimpulan bahwa kegiatan rekreasi snorkeling di Kepulauan Karimunjawa pada
tahun 2011-2013 mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Itu
artinya kegiatan rekreasi snorkeling di Kepulauan Karimunjawa mengalami
perkembangan. Faktor alam yang mendukung seperti keindahan terumbu karang,
biota laut, dan kondisi pantai yang bersih. Pendukung berkembangnya pariwisata
ini diantaranya adalah sarana transportasi dan penginapan beserta fasilitasnya.
Peralatan yang digunakan meliputi masker, fin, snorkel, dan life jacket, dari semua
peralatan tersebut pemerintah pada tahun 2013 hanya menyediakan life jacket dan
yang lainnya disediakan oleh penyedia jasa tour. Peran wisatawan yaitu mau ikut
melestarikan biota laut, dan peran serta masyarakatnya berupa peningkatan
pelanyanan.
72
C. Kerangka Berfikir
Gambar 1. 2. Alur Kerangka Berfikir
Dari kerangka berfikir tersebut dapat dijelaskan bahwa melalui aspek
potensi alam dan kepariwisataan yang dimanfaatkan sebagai sarana
pengembangan olahraga rekreasi di Kepulauan Karimunjawa. Dengan
pengembangan olahraga rekreasi melalui sarana dan prasarana pemanfaatan
sumber daya alam yang telah ada memanfaatkan masyarakat setempat sebagai
pelaku dari pengembangan itu sendiri melalui olahraga rekreasi yang dikemas
dalam paket tour, maka terjadilah pula peningkatan taraf hidup. Dengan konsep
kreatif dalam perjalanan wisata melalui olahraga rekreasi melihat potensi alam
berupa pantai, laut, hingga perbukitan, diharapkan para wisatawan akan puas
dengan apa yang ingin mereka lihat tanpa disadari telah melakukan aktifitas fisik
melalui kreatifitas para wirausaha perjalanan wisata misal seperti renang
dibeberapa spot pantai yang bersih, snorkeling dibeberapa spot taman terumbu
karang, berbagai spot diperbukitan yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan
kaki, dan masih banyak lainnya yang tentu masih banyak usaha pemerintah
maupun masyarakat untuk membangun serta mengembangkan berbagai potensi
yang ada sebagai sarana daya tarik wisatawan.
Karimunjawa
Jepara
Jawa Tengah
Potensi Alam
Kepulauan Karimunjawa
Olahraga Rekreasi
Pengembangan
Olahraga Rekreasi
Potensi Kepariwisataan
Kepulauan Karimunjawa
73
Pada masa yang akan datang, kebutuhan untuk berwisata akan terus
meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia, serta
perkembangan penduduk dunia yang semakin membutuhkan hiburan akibat dari
semakin tingginya kesibukan kerja yaitu keinginan untuk melepaskan diri dari
tekanan hidup. Adanya kecenderungan peningkatan pariwisata secara konsisten,
besarnya potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia bagi pengembangan
olahraga rekreasi.Sektor pariwisata selain dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, juga diharapkan tidak merusak lingkungan bahkan sebaliknya
merangsang pelestarian lingkungan hidup. Dengan olahraga yang tidak hanya
bertujuan menjadikan badan sehat dan jauh dari berbagai penyakit, tetapi olahraga
juga dapat membantu proses pembentukan karakteristik, membina karakteristik
menjadi lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup, tetapi olahraga juga
bertujuan untuk sarana rekreasi untuk menyegarkan dan menenangkan fikiran, ini
disebut sebagai olahraga rekreasi.
Pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk
mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata
mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata yang berkaitan secara
langsung maupun tidak akan mepengaruhi kelangsungan pengembangan
pariwisata yang bersifat berkelanjutan. Pembangunan pariwisata yang
berkesinambungan ini, diharapkan lebih tersedianya fasilitas yang berkenaan
dengan olahraga pariwisata tersebut. Sehingga para wisatawan merasa nyaman
dan lebih mudah menuju ke tempat–tempat yang dituju untuk melakukan wisata
bahari sampai daerah perbukitan.