BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Olahraga Tarung Derajat II.pdf · 2020. 12. 18. · Menurut Nala...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Olahraga Tarung Derajat II.pdf · 2020. 12. 18. · Menurut Nala...
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Hakikat Olahraga Tarung Derajat
Menurut Dradjat. A (2007:5) Olahraga Tarung Derajat adalah suatu seni keperkasaan
diri reaksi cepat yang mempelajari dan melatih tekhnik-taktik, dan strategi pergerakan kaki,
tangan, kepala serta anggota tubuh lainya secara praktis dan efektif dalam pola dan bentuk
latihan bertahan menyerang, dengan kemampuan otot-otak dan jiwa dalam rangka menguasai
suatu ilmu pertahanan diri yang mengandung 5 (lima) unsur daya gerak khas, yaitu :
Kekuatan - Kecepatan – Ketepatan – Keberanian dan Keuletan.
Alnedral (2010:12)tarung derajat itu adalah ilmu olahraga seni pembelaan diri yang
memanfaatkan senyawa daya gerak otot, otak serta nurani secara realistis dan rasional,
didalam proses pembelajaran dan pemberlatihan gerakan-gerakan seluruh anggota dan organ
tubuh serta bagian-bagian penting lainnnya, dalam rangka memiliki dan menerapkan 5 (lima)
unsur daya moral, antara lain yaitu : Kekuatan – kecepatan – ketepatan – keberanian dan
keuletan, yang melekat dengan dinamis dan agresif dalam suatu sistem ketahanan /
pertahanan diri serta pola teknik, taktik dan strategi bertahan menyerang yang praktis dan
efektif bagi suatu pembelaan diri. Untuk digunakan terutama pada upaya pemeliharaan
keselamatan, kesehatan dan kesempatan hidup sebagai manusia yang berhakekat, seperti
mampu menghindari dan menjauhkan sikap hidup permusuhan dan kesombongan,
pencegahan dan pemulihan penyakit fisik dan mental, serta mampu mensyukuri kehidupan
dan berbuat amal kebaikan bermanfaat bagi kemanusiaan.
Deklarasi Federasi Internasional (2011:33) mendefinisikan tarung derajat adalah ilmu,
tindakan moral dan sikap hidup yang bermanfaat kemampuan daya gerak otot, otak dan
nurani secara realistis dan rasional, terutama pada upaya penguasaan dan penerapan 5 (lima)
9
daya gerak moral, yaitu: kekuatan – kecepatan – ketepatan – keberanian – keuletan pada
sistem ketahanan dan pertahanan diri yang agresif dan dinamis pada bentuk-bentuk gerakan
pukulan, tendangan, tangkisan, bantingan, kuncian, hindaran dan gerakkan anggota tubuh
penting lainnya yang terpola pada teknik, taktik dan strategi bertahan dan menyerang yang
praktis dan efektif bagi suatu ilmu olahraga seni beladiri.
Sedangkan pengertian lain tarung derajat yang didapat melalui blog tarung derajat
menurut KONI, Tarung Derajat adalah ilmu olahraga seni pembelaan diri yang
memanfaatkan senyawa daya gerak otot otak serta nurani. Di dalam proses pembelajaran dan
pemberlatihan gerak seluruh anggota tubuh beserta bagian-bagian penting lainnya untuk
memiliki dan menerapkan 5 unsur daya gerak yaitu: kekuatan, kecepatan, ketepatan,
keberanian dan keuletan pada sistem tehnik-tehnik dan strategi ketahanan dan pertahanan diri
yang dinamis dan agresif dalam bentuk pukulan, tendangan, bantingan dan kuncian, serta
mampu digunakan secara praktis dan efektif terutama pada upaya pembelaan diri.
http//indonesiamatialart.blogsport.com/2015/11/apaitutarungderajat.html/=1. Diakses pada
tanggal 19 November 2019).
Prinsip olahraga Tarung Derajat adalah “Menyerang untuk menang”, falsafah
latihannya adalah: “Aku belajar dan berlatih bela diri adalah untuk menaklukkan diri sendiri,
tapi bukan untuk ditaklukkan orang lain”, dan motto Pengama-lannya ialah: “Aku Ramah
Bukan Berarti Takut, Aku Tunduk Bukan Berarti Takluk”, Serta Komando Penguasaannya
yaitu : “Jadikanlah dirimu oleh diri sendiri”. Kemudian Pengabdiannya adalah untuk :
Menegakkan Kehormatan Hidup, dan Meninggikan Derajat Kehidupan”.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat kita ketahui bahwa Tarung Derajat adalah seni
beladiri yang memanfaatkan kemampuan daya gerak otot, otak dan nurani secara realistis dan
rasional dengan melatih tehnik, taktik dan strategi bertahan dan menyerang secara praktis dan
efektif dengan tangan, kaki, kepala serta anggota tubuh lainnya yang memiliki ketahanan dan
pertahanan diri yang dinamis dan agresif dalam bentuk pukulan, tendangan, tangkisan,
bantingan, hindaran dan kuncian.
2.2.Tendangan Lingkar Dalam
Tendangan lingkar dalam merupakan bentuk seranganyang sering kali menghasilkan
poin atau angkayang lebih jelas dan telak dibandingkan denganserangan lainnya (Fani,
2017:3)
Tendangan lingkar dalam adalah tendangan yang lintasannyasetengah lingkaran ke
dalam, dengan sasaran seluruhtubuh, dengan punggung kaki atau jari-jari telapak kaki
(Johansyah, 2004:27)
Tendangan lingkar merupakan tendangan yang boleh digunakan disaat pertandingan.
Tendangan ini berfungsi untuk menyerang target yang ada di depan. Pada dasarnya
tendangan lingkar hampir sama dengan tendangan samping, posisi badan saat melakukan
tendangan sama sama sedikit menyerong. Namun yang membedakan tendangan lingkar dan
tendangan samping adalah pengenaan kaki kearah target, dan cara menendangkannya.
Tendangan lingkar dilakukan dengan cara melecutkan kaki kearah target dan bagian
punggung kaki yang mengenai target (Dradjat. A, 2007:5).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tendangan lingkar atau busur adalah
sikap tubuh tegak, salah satu tungkaidiangkat, bersamaan dengan sikap tubuh condong serong
ke depan, kemudian tungkai diluruskan dengan lintasan membusur atau memotong dan
perkenaannya pada punggung kaki atau kura-kura penuh.
Tujuan melakukan tendangan lingkar dalam Dradjat. A, (2007: 7) untuk melumpuhkan
lawan dengan melakukan tendangan samping yang mengarah target. Sedangkan menurut
(Johansyah, 2004: 29) tendangan lingkar dalam bertujuan melumpuhkan lawan dengan
tendangan menggunakan punggung kaki.
Manfaat tendangan lingkar dalam memberikan hasil tendangan yang memiliki power
yang kuat sehingga target yang di tendang dapat di lakukan dengan cepat dan kuat disbanding
tendangan lainnya (Dradjat. A, (2007: 7).
2.2.1 Cara melakukan tendangan lingkar dalam
Tendangan lingkar dalam atau busur adalah sikap tubuh tegak, salah satu tungkai
diangkat, bersamaan dengan sikap tubuh condong serong ke depan, kemudian tungkai
diluruskan dengan lintasan membusur atau memotong dan perkenaannya pada punggung kaki
atau kura-kura penuh. Untuk tendangan samping dilakukan jika lawanada di posisi sisi kanan
atau sisi kiri, di mana pesilat mengangkat salah satu tungkai dandiluruskan ke arah samping
serta posisi badan menjaga keseimbangan dengan condongke sisi sebaliknya, perkenaannya
pada sisi tumit kaki, gerakan dimulai dari sikappasang, angkat lutut setinggi sasaran. Putar
pinggang mengikuti arah lintasan tendangandan serentak diikuti oleh lecutan tungkai bawah,
berpusat pada lutut ( Agung Nugroho, 2004: 15)
Pada saat melakukan tendangan lingkar ini posisi kaki harus point untuk
mempermudah melakuakan tendangan. Tahap-tahap melakukan tendangan lingkar, yaitu:
1.Posisi awal kaki kiri didepan dan kaki kanan dibelakang. Posisi badan menyilang dengan
kaki dan posisi kepalan kedua tangan disamping rahang.
2.Lutut diangkat dengan posisi badan sedikit serong, dan kaki harus point.
3.Lecutkan kaki kearah target hingga lutut lurus, menggunakan punggung kaki.
4.Kembali ke posisi awal
Gambar 2.1 Tendangan Lingkar dalam
Sumber: Dokumentasi Pribadi
2.3 Hakekat Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan mudah, tanpa
keterbatasan serta bebas dari rasa nyeri dalam range of motion. Fleksibilitas berkaitan dengan
pemanjangan musculotendinous unit yang baik (Kisner & Colby, 2007: 53). Menurut Nala
(2011: 67) fleksibilitas adalah kemampuan tubuh untuk mengulur diri seluas luasnya
berhubungan erat dengan kemampuan gerak kelompok otot besar dan kapasitas kinerjanya
yang ditunjang oleh luasnya gerakan pada sendi.
Fleksibilitas adalah kemampuan jaringan atau otot untuk mengulur secara maksimal
sehingga tubuh dapat bergerak dengan full range of motion tanpa disertai nyeri atau hambatan
(Wismanto, 2011: 76). Fleksibilitas hamstring muscle yang baik adalah dapat berkontraksi
secara concentric maupun eccentric dengan maksimal range of motion tanpa adanya nyeri
atau gangguan. Pada kondisi otot hamstring yang mengalami pemendekan akan
menyebabkan mudah untuk cidera dan berpengaruh pada kekuatan keseimbangan dari otot
sehingga kerja dan fungsi otot tidak dapat maksimal (Gago, Lesmana, & Muliarta, 2013: 82).
Fleksibilitas terbagi menjadi dua yaitu fleksibilitas dinamis dan fleksibilitas pasif.
Fleksibilitas dinamis adalah mobilitas aktif range of motion dimana otot berkontraksi secara
aktif untuk menggerakkan sendi, segmen, dan selutuh tubuh. Sedangkan fleksibilitas pasif
adalah mobilitas pasif rangeof motion yang diukur secara pasif sehingga dapat digunakan
untuk penujungan fleksibilitas dinamis (Kisner & Colby, 2007: 59).
Fleksibilitas otot adalah aspek penting dari fungsional manusia secara normal.
Fleksibilitas yang terbatas telah dibuktikan mempengaruhi cedera musculoskeletal dan secara
signifikan mempengaruhi fungsional seseorang (Nagarwal, 2010: 27). Muscle tightness
diakui sebagai faktor resiko intrinsic terhadap kejadian cedera otot.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fleksibiltas yaitu kemampuan
melakukan gerakan dengan mudah, tanpa keterbatasan serta bebas dari rasa nyeri,
kemampuan tubuh untuk mengulur diri seluas luasnya berhubungan erat dengan kemampuan
gerak kelompok otot besar dan kapasitas kinerjanya yang ditunjang oleh luasnya gerakan
pada sendi.
Tujuan fleksibilitas dalam buku Imanudin Iman (2014:80) adalah: (1) Meregangkan
persendian, (2) Mengulur sekelompok otot. Kelentukan ini sangat diperlukan oleh setiap atlet
agar mereka mudah untuk mempelajari berbagai gerak, meningkatkan keterampilan, dan
mengoptimalkan kekuatan, kecepatan, daan koordinasi. Menurut Santoso dan Dikdik
(2012:181) Terdapat empat tujuan pelatihan untuk latihan fleksibilitas yaitu metode: (1)
Dinamis, (2) Statis, (3) Pasif, (4) PNF.
Manfaat fleksibiltas yaitu memberikan untuk menggerakkan sendi, segmen, dan selutuh
tubuh. Sedangkan fleksibilitas pasif adalah mobilitas pasif rangeof motion yang diukur secara
pasif sehingga dapat digunakan untuk penujungan fleksibilitas dinamis (Kisner & Colby,
2007: 63).
2.3.1Faktor yang Mempengaruhi Fleksibitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi fleksibilitas diantaranya adalah faktor internal dan
eksternal. Yang menjadi faktor internal diantaranya anatomi, usia (fleksibilitas meningkat
pada masa anak-anak dan berkurang bersamaan dengan bertambahnya usia), jenis kelamin
(perempuan lebih umumnya lebih fleksibel dari pada laki-laki karena struktur anatomi), berat
badan, dan psikologi. Sedangkan untuk faktor eksternal yang mempengaruhi diantaranya
suhu lingkungan (suhu yang hangat atau diatas suhu tubuh lebih kondusif utnuk
meningkatkan fleksibilitas), waktu (mayoritas lebih fleksibel disore hari di banding pagi
hari), kemampuan individu untuk melakukan latihan, serta pembatasan pakaian atau peralatan
yang dipakai (Kisner & Colby, 2007: 78).
2.4. Hakekat Variasi Latihan Tendangan dan Fleksibilitas
2.4.1. Pengertian Latihan
Latihan/training adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang
dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban
latihan atau pekerjaannya” (Harsono, 1988: 101). Sementara yang dimaksud dengan
latihan (exercise/vbung) adalah suatu proses pengolahan atau penerapan materi latihan
seperti keterampilan–keterampilan gerakan dalam bentuk pelaksanaan yang berulang-
ulang dan melalui tuntunan yang bervariasi Rothigat al dalam Syafruddin (2011:21)
Menuru http/latihandanprinsip_latihan/blogspot/skripsi.com (diakses tanggal
21 Desember 2019), latihan adalah proses mempersiapkan organisme atlet secara
sistematis untuk mencapai prestasi maksimal dengan diberikan beban fisik dan mental
secara teratur terarah, meningkat dan berulang-ulang waktunya.
Berdasarkan pendapat diatas maka latihan adalah suatu proses yang sistematik
dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dan kontinyu untuk
memperoleh suatu kecakapan melakukan permainan tenis meja. Latihan dilaksanakan
oleh atlet bertujuan untuk meningkatkan teknik tendangan lingkar dalam yang
dimiliki atlet tersebut.
Menurut Manfred Letzelter dalam Syafruddin (2011:22), dalam bukunya yang
berjudul “Trainingssgrundlagen” mengemukakan bahwa ada tiga tujuan training
olahraga yaitu:
a. Training olahraga dapat memperbaiki kemampuan di bidang fisik, psikis dan
sosial
b. Training olahraga bertujuan untuk menstabilkan kemampuan di bidang fisik,
psikis dan sosial
c. Training olahraga berusaha menghindari terjadinya penurunan kemampuan fisik,
psikis dan kualitas sosial.
Tujuan training, tujuan serta sasaran utama dari latihan atau training adalah
untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal
mungkin. Untuk mencapai hal itu, ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan
dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu (a) latihan fisik, (b) latihan teknik, (c)
latihan takti, (d) latihan mental.
a. Latihan Fisik (physical training). Perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh
amatlah penting, oleh karena tanpa kondisi fisik yang biak atlet tidak akan dapat
mengikuti latihan-latihan dengan sempurna.
b. Latihan teknik (technical training). Yang dimaksud dengan latihan teknik di sini
adalah latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk
mampu melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet.
c. Latihan taktik (tacyical training). Tujuan latihan taktik adalah untuk
menumbuhkan perkembangan interpretive atau daya tafsir pada atlet. Teknik-
teknik gerakan yang telah dikuasai dengan baik, kini haruslah dituangkan dan
diorganisir dalam pola-pola permainan, bentuk- bentuk dan formasi –formasi
permainan serta strategi- strategi dan taktik-taktik pertahanan dan penyerang
sehingga berkembang menjadi suatu kesatuan gerak yang sempurna.
d. Latihan mental (Psychological training). Perkembangan mental atlet tidak kurang
pentingnya dari perkembangan ketiga factor tersebut di atas, sebab, betapa
sempurna pun perkembangan fisik, teknik dan atktik atlet, apabila mentalnya tidak
turut berkembang, prestasi tinggi tidak mungkin akan dicapai.
2.4.2. Peran penting prinsip latihan
Prinsip latihan merupakan hal-hal yang harus ditaati, dilakukan atau dihindari
agar tujuan latihan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Prinsip-prinsip
latihan memiliki peranan penting terhadap aspek psiologis dan psikologis
olahragawan. Dengan memahami prinsip-prinsip latihan, akan mendukung upaya dalam
meningkatkan kualitas latihan. Selain itu, akan dapat menghindarkan olahragawan dari
rasa sakit dan timbulnya cidera selama dalam proses latihan. (Sukadiyanto &
Dangsina, 2011:13).
Menurut Tohar, (2002:4) prinsip-prinsip latihan yang paling penting untuk
dijadikan pedoman dalam meningkatkan prestasi dan performa dalam olahraga adalah:
a) Pemanasan tubuh (Warming Up),b) Metode latihan, c) Berfikir positif, d) Prinsip
beban lebih, e) Intensitas latihan.
2.5.Latihan Fleksibilitas
Tingkat kelentukan seseorang merupakan komponen komponen yangdapat diukur dari
kemampuaanya dalam melakukan gerakan tubuh baiksecara keseluruhan maupun bagian
bagian anatomy dalam melakukanvariasi gerakan. Kelentukan statis dapat dilatih dengan
latihanperenggangan yang sering dilakukan sebelum dan sesudah melakukanaktifitas
olahraga. Perenggangan statis bukanlah warming up.Perenggangan statis biasanya banyak
dilakukan pada pagi hari karenasistem anatomy tubuh manusia sangat exhausting to nervous
systemmenjelang latihan atau pertandingan, Waktu perenggangan 10-15 menit.
Peregangan statis dapat dilakukan dengan cara mengambil sikapsedemikian rupa
sehingga meregangkan suatu kelompok otot tertentuPelaku melakukan kontraksi terhadap
suatu tahanan yang diberikan olehtemannya pada sekelompok otot selama enam detik,
penguatan yang digunakan dalam suatu latihan yang berdasarkan anatomidan neurofisiologi.
Latihan PNF digunakan untuk meningkatkankekuatan, kelentukan dan ROM latihan PNF
adalah reflek meregang yang distimulasikan dari golgitendon dan kumpulan serat otot.
Stimulasi ini menyebabkan pengirimanrangsangan/impuls ke otak, sehingga mengakibatkan
kontraksi danrelaksasi ke otot. Ketika suatu bagian tubuh mengalami cidera,menyebabkan
golgi tendon dan kumpulan serat otot, sehinggamengakibatkan kelemahan pada otot. Latihan
PNF membantumengenalkan kembali terkena cidera terhadap rangsangan/stimulasi.
Pelaksanaannya yaitu melakukan penguluran dengan bantuan orang lain,atlet yang
sedang melakukan peregangan statis. Selanjutnya temannyamendorong secara perlahan-lahan
dan atlet yang sedang melakukanperegangan menahannya sampai terjadi kontraksi isometrik,
beberapadetik kemudian atlet yang sedang melakukan peregangan, melakukanrileksasi dan
temannya terus mendorong hingga titik optimum.
Bentuk-bentuk latihan fleksibilitas sebagai berikut:
1. Duduk berhadapan dengan telapak tangan saling bertemu
Cara melakukan:
a. Meluruskan kedua kaki sambil duduk dan saling menarik handuk.
b. Dilakukan secara bersama dengan teman.
c. Dilakukan berulang-ulang dilakukan dengan 8x hitungan.
Gambar 2.2 Duduk berhadapan dengan telapak tangan saling bertemu
Sumber: Masrozk.com.latihanfleksibilitas
2. Duduk berrhadapan kedua kaki di buka lebar ke samping dengan telapak kaki saling
memegang.
Cara melakukan:
a. Berpegangan tangan kemudian gerak sambil menarik.
b. Secara bergantian berulang-ulang
c. Dilakukan berulang-ulang dilakukan dengan 8x hitungan.
Gambar 2.3 Duduk berrhadapan kedua kaki di buka lebar ke samping dengan telapak kaki
saling memegang
Sumber: Masrozk.com.latihanfleksibilitas
3. Posisi tidur terlentang kedua tangan di pinggang
Cara melakukan:
a. Tangan menompang pinggul
b. pinggul ke atas dan kembali keposisi tidur telentang
c. Menggunakan kedua tangan hingga pinggang melenting
d. Lakukan berulang-ulang turun naik.
4. Posisi tidur terlentang kedua tangan disamping kepala
Cara melakukan:
a. Lentingkan pingang ke atas dengan bertumpu pada kedua kaki dan tangan
b. Lakukan berulang-ulang
Gambar 2.4 Posisi tidur terlentang kedua tangan di pinggang
Sumber: Masrozk.com.latihanfleksibilitas
Gambar 2.5 Posisi tidur terlentang kedua tangan disamping kepala
Sumber: Masrozk.com.latihanfleksibilitas
2.6 Latihan Tendangan
Adapun latihan tendangan yang dilakukan sebabgi berikut:
1. Tendangan Lingkar dalam kombinasi dengan cone
Gambar 2.6 Tendangan Lingkar dalam kombinasi dengan cone
Sumber: http//yotube.com.pengembanganspotdetrajat1sampai8
Pelaksanaan:
a. Atlet melakukan gerakan melewati cone yang sudah disiapkan
b. Lalu melakukan tendangan lingkar dalam s
2. Latihan tendangan lingkar dalam menggunakan sanksak yang di batasi kursi
Gambar 2.7Latihan tendangan lingkar dalam menggunakan sanksak yang di batasi kursi
Sumber:http//yotube.com.pengembanganspotdetrajat1sampai8
Pelaksanaan:
a. Atlet melakukan tendangan lingkar dalam ke samsak melewati kursi yang di sediakan,
b. kursi sebagai media untuk melatih tendangan atlet tersebut
3. Latihan tendangan Pengembangan Sport Derajat 1,2.
Gambar 2.8. Latihan tendangan Pengembangan Sport Derajat 1,2.
Sumber: http//yotube.com.pengembanganspotdetrajat1sampai8
Pelaksanaan:
a. Pengembagan sport derajat nomor 1 dan 2 ,
b. Atlet bersiap dari siaga silang melakukan tendangan lingkar dalam kaki kiri di
sambung kaki kanan
c. Lalu atlet melakukan squad sambil memukul cepat sekali lalu berdiri dan melakukan
pukulan cepat dua kali sebagai gerakan tambahan
4. Latihan tendangan Pengembangan Sport Derajat 5 dan 6
Gambar 2.9 Latihan tendangan Pengembangan Sport Derajat 5 dan 6
Sumber:http//yotube.com.pengembanganspotdetrajat1sampai8
Pelaksanaan:
a. Pengembangan Sport Derajat nomor 5 dan 6 ,
b. Atlet melakukan tendangan lingkar dalam kaki kiri lalu melakukan moving di
sambung pukukan cepat dua kali dan di variasi kan tendangan samping sebagai
gerakan tambahan
5. Latihan tendangan Pengembangan Sport Derajat 8.
Gambar 2.10 Latihan tendangan Pengembangan Sport Derajat 8.
Sumber: http//yotube.com.pengembanganspotdetrajat1sampai8
Pelaksanaan:
a. Pengembangan Sport Derajat nomor 8,
b. Atlet melakukan gerakan tendangan lingkar dalam menggunakan kaki kiri di sambung
pukulan cepat dua kali ,
c. Lalu squad dan saat berdiri di sambung tendangan lingkar dalam kaki belakang
(kanan) lalu di tutup dengan tendangan lingkar belakang sebagai gerakan tambahan
2.7Kerangka Berfikir
Berdasarkan perumusan masalah dan pembatasan masalah, maka dapat
dikembangakan kerangka berfikir, dimana latihan tendangan dan fleksibilitas berpengaruh
pada kemampuan tendangan lingkar dalam pada anggota tarung derajat. Karena latihan
fleksibilitas mampu meningkat kan kelenturan otot tungkai, maka akan meningkatkan saat
mengangkat lutut dan saat melakukan lecutan tendangan.Oleh karena itu, latihan ini dapat
meningkatkan tendangan yang berupa meningkatnya kemampuan tendangan lingkar dalam
anggota Satuan Latihan Indo Kota Batamtersebut.
Gambar 2.11Bagan Kerangka Pemikiran.
Tendagan lingkar
dalam kurang
Latihan tendangan
dan Fleksibilitas
Tendagan lingkar
dalam baik
2.8Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:284) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah yang diuraikan diatas maka “Terdapat pengaruh variasi latihan tendangan dan
fleksibilitas terhadap hasil tendangan lingkar dalam pada Atlet Tarung Derajat Satuan
Latihan Indo Kota Batam.