BAB II KAJIAN PROGRAM · beberapa contoh dokumenter yang berdasar gaya dan bentuk bertutur, antara...
Transcript of BAB II KAJIAN PROGRAM · beberapa contoh dokumenter yang berdasar gaya dan bentuk bertutur, antara...
BAB II
KAJIAN PROGRAM
2.1. Kategori Program
Setiap hari stasiun televisi menyajikan program-program acara dengan jenis
yang beragam. Program atau acara yang membuat faktor penonton menjadi
menarik untuk setiap acara program yang ditayangkan.
Program merupakan segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk
memenuhi keburuhan audiennya. Program atau acara yang disajikan adalah faktor
yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang di pancarkan stasiun
penyiaran (Irwanto dkk, 2014:17).
Menurut (Supriyadi dkk, 2014:23) program terbagi dalam lima bagian, yaitu
program pendidikan, program informasi, program berita, program budaya, dan
program hiburan. Ketiga kategori tersebut bisa menunjuk pada program berita,
dokumenter, program drama, program magazine show, program musik, program
animasi, dan lain-lain.
Program pendidikan dimaksudkan program yang tersaji memuat unsur,
entitas, serta nilai-nilai yang mengandung edukasi dan pembelajaran yang baik
dan benar bagi khalayak. Program informasi dimaknai sebagai program
informasi dimaknai sebagai program yang tersaji memuat unsur, entitas, serta
nilai-nilai informatif umum dan khusus yang baik dan benar bagi khalayak.
Program berita menyajikan liputan peristiwa dan berita aktual yang perlu dan
patut diketahui khalayak. Program hiburan adalah program yang disajikan
menurut unsur, entitas, serta nilai-nilai yang menghibur, menyenangkan, dan
membahagiakan secara baik dan benar bagi khalayak (Supriyadi dkk, 2014:23-
24).
Dalam hal ini penulis mengkategorikan program dokumenter “NAGARA
SIANG PADANG” terdiri dari informasi dan pendidikan. Informasi yang
dimaksud merujuk kepada keberadaan situs prasejarah Gunung Padang dan
peninggalan-peninggalan yang ada di dalamnya. Sedangkan untuk pendidikan di
dalam dokumenter ini ditayangkan penyampaian cerita tentang sejarah Gunung
Padang dari narasumbernya.
2.2. Format Program
Format program adalah suatu program yang dicirikan dan didominasi oleh
elemen tertentu dalam suatu acara. Ada sejumlah format program yang dikenal,
yaitu, program buletin berita, program variety show, program drama, program
musik, program dokumenter, program feature, program takshow, program kuis,
program komedi, dan pogram magazine show (Irwanto dkk, 2014:45).
Menurut sumber (http://sarifudin.com/penyiaran/) Secara umum program
siaran televisi terbagi dua bagian, yaitu :
a. Hiburan
Program Hiburan terbagi dua, yaitu program drama dan nondarama.
Pemisahan ini dapat dilihat dalam teknik pelaksanaan produksi dan penyajian
materinya.
1. Nondrama merupakan runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan
unsur hiburan yang dipenuhi aksi, gaya, dan musik.
a. Musik
Program ini merupakan pertunjukan yang menampilkan kemampuan
seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio
maupun diluar studio. Program ini sangat ditentukan artis menarik
audiens, tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan
bagaimana mengemas penampilannya agar lebih menarik.
b. Permainan (Game Show)
Suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara
individu atau kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan
sesuatu.
c. Reality show merupakan progam yang diproduksi berdasarkan fakta
apa adanya, tanpa scenario atau arahan tetapi drama realitasnya
program reality show tetap fleksibel dalam proses kreatif sebagai
tontonan yang menghibur.
d. Variety show program yang memadukan berbagai format, diantaranya
musik, komedi, lawak, tari, fashion show, interview dan vox vops.
e. Pertunjukkan merupakan program yang menampilkan kemampuan
seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik distudio maupun
diluar studio.
f. Lawak merupakan program yang menampilkan guyonan ringan yang
mudah disukai masyarakat Indonesia.
g. Repackaging merupakan program dengan materi video dalam bentuk
shot shot yang sudah ada digabungkan menjadi satu program siaran.
2. Drama merupakan suatu format acara televisi yang diproduksi dan
diciptakan melalui proses imajinasi kreatif dari kisah kisah drama atau
fiksi yang direkasa dan di kreasi ulang.
a. Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh
secara bersamaan, masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka
sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan.
b. Film televisi menjadi media paling akhir yang dapat menayangkan
film sebagai salah satu programnya karena pada awalnya tujuan
dibuatnya film untuk layar lebar kemudian film itu sendiri di
distribusikan menjadi VCD atau DVD setelah itu fiml baru dapat
ditayangkan ditelevisi.
c. Kartun program televisi yang menggunakan imajinasi.
3. Talkshow sebuah program televisi/radio dimana seseorang ataupun grup
berkumpul bersama untuk mendiskripsikan berbagai hal topic dengan
suasana santai tetapi serius yang dipandu oleh seorang moderator.
b. Informasi
1. Hard news segala informasi penting dan menarik yang harus segera
disiarkan oleh media penyiaran, karena sifatnya terikat waktu agar
diketahui oleh pemirsa.
a. Straight news berita yang singkat dengan hanya menyajikan informasi
terpenting yang sedang terjadi di masyarakat.
b. On the reporting berita berupa laporan pandangan mata dari tempat
kejadian yang disiarkan stasiun televisi.
c. Interview on air wawancara dengan melihat langsung narasumber
yang diwawancarai atau mendengarkan suaranya. Meskipun hanya
mendengar suaranya, format program wawancara menjadi suatu
program yang diminati penonton.
2. Soft News segala informasi penting dan menarik yang disampaikan secara
mendalam namun tidak bersifat harus segera tayang.
a. Current affair berita yang berdasarkan pada proses (process centred
news) yang disajikan dengan interpretasi tentang kondisi dan situasi
dalam masyarakat yang dihubungkan dalam konteks yang lebih luas
dan melampaui waktu.
b. Dokumenter program yang menyajikan cerita nyata dilakukan pada
lokasi sesungguhnya dan didukung narasi.
c. Feature berita ringan namun menarik, tidak terikat dengan waktu dan
berita yang mengangkat human interest atau hal-hal yang dianggap
menarik, bermanfaat, atau mendatangkan rasa simpati dan perlu
diketahui masyarakat luas.
d. Infotainment informasi dan hiburan adalah program informasi yang
menyajikan berita kehidupan orang-orang terkenal yang bekerja pada
industri hiburan.
Menurut Irwanto dkk (2014:49) Program dokumenter adalah suatu program
televisi yang memuat unsur-unsur peristiwa sejarah yang penting dan perlu
diketahui khalayak yang dapat disajikan secara naratif, wawancara narasumber
kompeten, maupun deskriptif melalui proses perekaman kamera.
Menurut Gerzon R. Ayawaila dalam Fachruddin (2014:324-325) Ada
beberapa contoh dokumenter yang berdasar gaya dan bentuk bertutur, antara lain :
a. Laporan perjalanan
Penuturan model laporan perjalanan menjadi ide awal seseorang untuk
membuat film non fiksi. Awalnya, mereka hanya ingin
mendokumentasikan pengalaman yang didapat selama melakukan
perjalanan jauh. Bentuk dokumenter ini dikenal dengan nama travel film,
travel documentary, adventure films, dan road movies.
b. Sejarah
Awalnya, produksi film sejarah dimaksudkan untuk propaganda. Diawali
saat meletusnya Perang Dunia I pada sekitar 1914 hingga 1918, kemudian
dilanjutkan pada Perang Dunia II sekitar tahun 1935 hingga 1950-an. Kala
itu, film lebih diposisikan untuk kebutuhan propaganda. Contohnya :
Triumph des Willens.
c. Potret/Biografi
Isi jenis film ini merupakan respresentasi kisah pengalaman hidup seorang
tokoh terkenal ataupun anggota masyarakat biasa yang riwayat hidupnya
dianggap hebat, menarik, unik, atau menyedihkan. Bentuk potret
umumnya berkaitan dengan aspek human interest, sementara isi tuturan
bisa merupakan kritik, penghormatan, atau simpati.
d. Perbandingan
Dokumenter ini dapat dikemas kedalam bentuk dan tema yang bervariasi,
selain dapat pula digabungkan dengan bentuk penuturan lainnya, untuk
mengetengahkan sebuah perbandingan. Contohnya : berisi perbandingan
masa lampau dan masa kini perihal budaya suatu masyarakat, dalam
tradisi, kesenian serta politik.
e. Kontradiksi
Dari sisi bentuk maupun isi, tipe kontradiksi memiliki kemiripan dengan
tipe perbandingan, hanya saja tipe kontradiksi cenderung lebih kritis dan
radikal dalam mengupas permasalahannya. Tipe ini lebih banyak
menggunakan wawancara untuk mendapatkan informasi lengkap
mengenai opini publik. Misalnya kontradiksi mengenai masyarakat kaya
dan miskin, demokratis dan otoriter, modern dan tradisional, dan
sebagainya.
f. Ilmu pengetahuan
Cukup jelas bahwa bentuk dokumenter ini berisi penyampaian informasi
mengenai suatu teori, sistem, berdasarkan disiplin ilmu tertentu.
Dokumenter tipe ilmu pengetahuan terbagi dalam dua bentuk kemasan
dengan tujuan publik berbeda. Bila ditujukkan untuk publik khusus biasa
disebut film edukasi, sedangkan jika ditujukkan untuk publik umum dan
luas disebut film instruksional.
g. Nostalgia
Kisah yang kerap dianggap dalam dokumenter nostalgia ialah kisah kilas
balik dan nampak tilas para veteran perang Amerika yang kembali
mengunjungi Vietnam atau Kamboja.
h. Rekontruksi
Pada umumnya dokumenter bentuk ini dapat ditemui pada dokumenter
investigasi dan sejarah, termasuk pula pada film etnografi dan antropologi
visual. Dalam tipe ini, pecahan-pecahan atau bagian-bagian peristiwa
masa lampau maupun masa kini disusun atau di rekontruksi berdasarkan
fakta sejarah. Pada saat merekontruksi suatu peristiwa, latar belakang
sejarah, periode, serta lingkungan alam dan masyarakatnya menjadi
bagian dari kontruksi peristiwa tersebut. Konsep penuturan rekontruksi
terkadang tidak mementingkan unsur dramatik, tetapi lebih terkonsentrasi
pada pemaparan isi sesuai kronologi peristiwa.
i. Investigasi
Dokumenter investigasi mencoba mengungkap misteri sebuah peristiwa
yang belum atau tidak pernah teruungkap jelas yang dipilih biasanya
berupa peristiwa besar yang pernah menjadi berita hangat dalam media
massa.
j. Association picture story
Disebut juga sebagai film eksperimen atau film seni. Sejumlah pengamat
film menganggap bentuk ini merupakan film seni atau eksperimen.
k. Buku harian
Dokumenter jenis ini disebut juga diary film. Dari namanya, buku harian,
jelas bahwa bentuk penuturannya sama seperti catatan pengalaman hidup
sehari-hari dalam buku harian pribadi.
l. Dokudrama
Dokudrama merupakan bentuk dan gaya bertutur yang memiliki motivasi
komersial. Karena itu subjek yang berperan di sini adalah artis film.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan format program yaitu program
dokumenter. Dalam hal tersebut dokumenter televisi kami termasuk dalam
beberapa jenis dokumenter. yaitu dokumenter sejarah karena mengulas kembali
tentang asal sebuah nama diawal, yang akan diceritakan langsung oleh
narasumber tujuan. Dokumenter perbandiangan karena narasumber memberikan
beberapa perbadingan tentang Gunung Padang pada masa-masanya. Serta
dokumenter ilmu pengetahuan karena dalam dokumenter ini narasumber juga
memberikan informasi mengenai kebudayaan dan keunikan yang terdapat dalam
situs Gunung Padang tersebut.
2.3. Judul Program
Setiap program yang dibuat sebaiknya memiliki nama atau judul acara yang
khas dan unik, yang diselaraskan dengan sasaran pemirsanya (Irwanto dkk 2014:
53).
Memilih sebuah judul untuk suatu program merupakan bagian yang tidak
kalah penting. Melalui sebuah judul kita sudah bisa memberikan suatu gambaran
dari isi program secara garis besar.
Program dokumenter yang kami produksi berjudul “Nagara Siang Padang”.
Dari nama tersebut memiliki cerita sejarah. Masyarakat didaerah sekitar pada
jaman dahulu tidak menyebutnya Gunung Padang, melainkan Nagara Siang
Padang yang akan diceritakan lebih lanjut dalam dokumenter yang kami buat.
Nagara Siang Padang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ke
3:2007) Kata Nagara pada halaman 771 yang artinya bukit, kata Siang pada
halaman 1059 yang artinya terang dan kata Padang pada halaman 808 artinya
tanah yang datar dan luas. Dapat disimpulkan, Nagara Siang Padang artinya bukit
yang terang dan luas. Sedangkan dalam bahasa Sunda, nagara artinya tempat.
Siang artinya kesiangan atau telat, dan padang artinya cahaya. Jika disimpulkan,
Nagara Siang Padang dalam arti yang sebenarnya adalah tempat pencerahan
dikemudian hari.
Kami memberikan judul tersebut setelah melakukan diskusi dan melalui hasil
riset yang kami lakukan. Alasannya dikarenakan kami ingin menampilkan sesuatu
yang menarik dan membuat para penonton penasaran dengan judul yang kami
pilih.
2.4. Target Audience
Menentukan target audiensi sudah harus dipikirkan sejak awal. Karena tidak
mungkin dan tidak pernah ada program televisi yang bisa ditonton oleh semua
kalangan, usia, jenis kelamin. Target penonton berdasarkan jenis kelamin, usia
dan SES (socio economy status). Jenis kelamin adalah laki-laki dan perempuan,
jenis usia terdiri atas anak-anak, remaja dan dewasa. SES terdiri dari kelas A
(kalangan atas), B (kalangan menengah atas), C (kalangan menengah bawah), dan
D (kalangan bawah). (Fachruddin, 2014:11).
Penggolongan kelompok usia menentuka klasifikasi program siaran televisi
diatur dalam memo Bersama antara Lembaga Sensor Film dan Komisi Penyiaran
Indonesia (Fachruddin, 2016:54).
Tabel II.1 Data Usia Penonton & Klasifikasi Program Siaran
No. Usia Penonton Klasifikasi Keterangan
1 2-6 tahun P
Siaran untuk Anak-anak Pra
Sekolah
2 7-12 tahun A Siaran untuk Anak-anak
3 13-17 tahun R Siaran untuk Remaja
4 18 tahun > D Siaran untuk Dewasa
5 2 tahun > SU Siaran untuk Semua Umur
Menurut Fachruddin (2016: 173-174) Menentukan jadwal penayangan suatu
acara ditentukan atas dasar perilaku audien yaitu rotasi kegiatan mereka dalam
satu hari dan juga kebiasaan untuk menonton televisi atau mendengarkan radio
pada jam tertentu. Pembagian waktu pagi, siang, sore dan malam hari yang
ditentukan target audience. Berdasarkan data kecederungan sampel penonton
televisi di Indonesia berikut dibawah ini:
Tabel II 2. Pembagian Waktu Siaran
02.00 Wib – 04.59
Wib
Early Morning
penonton kelas A+-
B+ (laki-laki usia
40 tahun keatas)
jumlah audien
sedikit
05.00 Wib – 08.59
Wib
Morning Time
penonton kelas A-
B+ (semua umur)
Jumlah audien
yang banyak
09.00 Wib – 11.59
Wib
Day Time Penonton kelas A-C
(semua umur, anak-
anak, perempuan)
Jumlah audien
sedikit
12.00 Wib – 15.59 Noon Time penonton kelas B-C
(semua umur, anak-
Jumlah Audien
Wib anak, perempuan) Sedikit
16.00 Wib – 17.59
Wib
Evening Time penonton klas A+-C
(semua umur, anak-
anak, perempuan)
Jumlah Audien
mulai besar
18.00 Wib – 18.59
Wib
Early Prime Time penonton kelas A+-
C (semua Audien)
Jumlah Audien
besar
19.00 Wib – 20.59
Wib
Central Prime
Time
penonton klas A-C
(semua Audien)
Jumlah Audien
besar sekali
21.00 Wib – 22.29
Wib
Late Prime Time penonton keas A+-
C (semua Audien)
Jumlah Audien
besar
22.30 Wib – 23.59
Wib
Night Time Penonton A-B (laki-
laki)
jumlah audien
mulai menurun
24.00 Wib – 01.59
Wib
Mid Night Penonton A-B (laki-
laki)
jumlah audien
sedikit
Dalam program dokumenter ini target audiens yang dipilih adalah laki-laki
dan perempuan, remaja berkisar usia 15-20 tahun, dewasa berkisar 20-40 tahun
dan orangtua berkisar 40-keatas. Untuk golongan kelas B sampai C karena pada
usia dan golonan tersebut mayoritas penontonnya memiliki kemampuan
menyerap informasi yang disajikan sebagai sumber edukasi yang memberikan
ilmu pengetahuan. Serta untuk waktu siarannya pada evening time yaitu jam
16.00 di akhir pekan karena pada saat tersebut, adalah waktu yang tepat untuk
bersantai bersama keluarga, teman, atau bahkan menikmati waktu sendiri untuk
melepas kepenatan setelah sekian hari bekerja.
2.5. Karakteristik Produksi
Menurut Latief dan Utud (2015:152-153) produksi program siaran langsung
dilakuakn dengan dua cara, yaitu sistem siaran langsung (live) dan system
rekaman (taping).
1. Taping
Taping (rekaman) merupakan kegiatan merekam adegan dari naskah
menjadi bentuk audio video (AV). Ada beberapa teknik yang dilakukan
dalam perekaman program siaran televisi yaitu:
a. Live on tape : produksi program yang direkam secara utuh dengan
konsep siaran langsung. Menggunakan bebrapa kamera dan
direkam terus - menerus menggunakan VTR melalui vision mixer,
hasilnya akan diedit sebelum disiarkan. Live on tape juga disebut
dengan istilah MCR (Multi Camera Remote).
b. Multi Camera Recording : rekaman yang dilakukan dengan
beberapa kamera pada satu adegan. Dimana setiap kamera
merekam sendiri-sendiri adegan tersebut, dengan komposisi dan
ukuran gambar berbeda.
c. Recording in Segment : rekaman yang dilakukan menggunakan
satu atau lebih kamera bagian per bagian (scene) sesuai dengan
breakdown script.
d. Single Camera : produksi rekaman dengan satu kamera. Dimana
hasilnya melaui proses editing, gambarnya disusun untuk dapat
menjelaskan makna dan informasi sesuai kebutuhan program.
2. Live
Live atau siaran langsung, dalam peraturan KPI Nomor 01/P/KPI/03/2012
tentang Perilaku Penyiaran disebutkan, siaran langsung adalah segala
bentuk program siaran yang ditayangkan tanpa penundaan waktu (Latief
dan Utud, 2015:154).
Dari uraian diatas karakteristik produksi program dokumenter kami bersifat
taping karena melalui tahap pengambilan gambar terlebih dahulu dan hasilnya
melalui proses editing, kemudian ditambahkan dengan voice over untuk mempertegas
informasi dari situs Gunung Padang tersebut. Untuk pengambilan gambarnya kami
menggunakan teknik singlecam sedangkan satu lagi pengambilan stok gambar untuk
mengambil bentuk dan struktur Gunung Padang dan sekitarnya secara kseluruhan
menggunakan DJI Phantom agar lebih maksimal.