BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil …
Transcript of BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil …
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil Kabupaten Ogan Komering Ilir
Ogan komering ilir (disingkat OKI) adalah kabupaten di Sumatra selatan yang
memiliki luas 19.023,47 Km2 dan berpenduduk sekitar 787.513 jiwa . Pada tahun
2015, Kabupaten ini memiliki 18 kecamatan yang terdiri atas 18 kecamatan yang
terdiri atas 314 desa beserta 13 kelurahan . Iklim di Kayu agung, ibu kota Kabupaten
Ogan Komering Ilir tergolong tropik basah dengan curah hujan rerata tahunan >
2.500 mm/tahun dan jumlah hari hujan dan hari hujan rata-rata > 116 hari/tahun.
Musim kemarau umumnya Oktober setiap tahunnya, sedangkan musim penghujan
berkisar antara bulan November sampai bulan April. Penyimpangan musim biasanya
terjadi dalam lima tahun, berupa musim penghujan, dengan rata-rata curah hujan
lebih kurang 1.000 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 60 hari/tahun. Di wilayah
OKI juga terdapat beberapa pelabuhan yakni, Pelabuhan sungai lumpur yang
memiliki dua dermaga.
Gambar .2.1 Peta Luas Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir
B. Geografis Kabupaten Ogan Komering Ilir
Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir Terletak di Bagian Timur
Provinsi Sumatra Selatan yaitu tepatnya antara 104020
’ dan 106
000
’ Bujur Timur
2030
’ sampai 4
015
’ Lintang Selatan, luasnya mencapai 19.023,47 Km
2.
Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan luas wilayah 21.689,54 Km2
dengan kepadatan 1.568 jiwa/km2 memiliki 18 Kecamtan dan 321 desa/kelurahan
terdiri dari 308 desa dan 13 kelurahan. Wilayah paling luas adalah kecamatan Tulung
Selapan dengan luas 4.853,40 km2, dan wilayah yang paling sempit adalah
kecamatan Mesuji dengan Luas wilayah 55,86 Km2. Secara rinci luas wilayah dan
jumlah desa/kelurahan masing-masing kecamatan dalam Kabupaten Ogan Komering
Ilir .
1. Batas wilayah
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ogan Ilir,
Kabupaten Banyuasin dan Kota Palembang.
Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Bangka dan Laut Jawa
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten OKU Timur dan
Provinsi Lampung.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ogan Ilir dan
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
Sekitar 75% dari luas wilayah Kabupaten OKI merupakan bentangan rawa
dan 25% merupakan daratan. Daerah ini dialiri oleh banyak sungai dan memiliki
wilayah pantai dan laut. Wilayah pesisir pantai Timur OKI meliputi Kecamatan Air
Sugihan,Tulung Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang. Secara fisiografi
datarannya dibedakan.
2. Fisiologi
Secara fisiografis Kabupaten OKI terletak pada bentang alam dataran rendah
yang menempati sepanjang Sumatra bagian timur. Wilayah ini sebagian besar
memperlihatkan tipologi ekologi rawa, meskipun secara lokal dapat ditemukan
dataran kering. Dengan demikian wilayah OKI dapat dibedakan menjadi dataran
lahan basah dengan topografi rendah dan dataran lahan kering yang memperlihatkan
topografi lebih tinggi. Daerah lahan basah hampir meliputi 75 % wilayah OKI dan
dapat dijumpai di kawasan sebelah timur seperti Kecamatan Air Sugihan, Tulung
Selapan, Cengal, dan Kecamatan Sungai Menang. Sedangkan lahan kering terdapat di
wilayah dengan topografi bergelombang, yaitu di Kecamatan Mesuji Makmur,
Lempuing dan Kecamatan Lempuing Jaya.
Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki tofografi lembah, datar sampai
bergelombang dengan ketinggian 8 meter sampai 45 meter diatas permukaan air laut.
Lokasi tertinggi berada kecamatan Mesuji Makmur, dengan titik ketinggian sekitar 45
meter dpal, sedangkan daerah terendah terletak di kawasan timur yang termasuk di
wilayah Kecamatan Air Sugihan, dengan rata-rata ketinggian sekitar 8 meter dpal.
Berdasarkan tingkat kemiringan, wilayah Kabupaten OKI dapat dibedakan menjadi
daerah dengan topografi datar sampai landai dengan tingkat kemiringan antara 0 –
2 %, dan daerah dengan topografi bergelombang dengan tingkat kemiringan berkisar
antara 2 – 15 %. Sebagian besar daerah OKI merupakan daerah datar sampai landai,
sedangkan daerah yang bergelombang hanya dijumpai di beberapa lokasi di wilayah
Kecamatan Mesuji, Mesuji Makmur dan Kecamatan Pedamaran Timur.
Di Kabupaten Ogan Komering Ilir dialiri oleh beberapa sungai besar yaitu
sungai Komering yang mengalir mulai dari Kecamatan Tanjung Lubuk, Pedamaran,
Kayuagung, Sirah Pulau Padang dan Kecamatan Jejawi serta bermuara di Sungai
Musi di Kota Palembang, Sungai Mesuji mengalir dari Kecamatan Mesuji sampai
Kecamatan Sungai Menang yang merupakan perbatasan Kabupaten OKI dengan
Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung. Sedangkan sungai lainnya antara lain
sungai Lempuing, Air Sugihan, Sungai Jeruju, Sungai Riding, Sungai Lebong Hitam,
Sungai Lumpur, dan Sungai Jeruju. Danau Teluk Gelam merupakan potensi sumber
penampungan air, sarana olahraga air dan objek wisata. Disamping itu juga terdapat
lebak yang luas dan dalam yaitu lebak teleko di Kecamatan Kota Kayuagung, lebak
Danau Rasau di Kecamatan Pedamaran, lebak Deling di Kecamatan Pangkalan
Lampam, dan lebak Air Itam di Kecamatan Pedamaran.
3. Iklim
Tabel 2.2 data Iklim Kabupaten OKI
Data iklim Kayu Agung
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-
rata
terting
gi °C
(°F)
29
(85)
30
(86)
31
(87)
31
(88)
31
(88)
31
(88)
31
(88)
31
(88)
31
(88)
31
(88)
31
(87)
30
(86)
31
(87)
Rata-
rata
terend
24
(75)
24
(75)
24
(75)
24
(76)
25
(77)
24
(76)
24
(75)
24
(75)
24
(75)
24
(75)
24
(75)
24
(75)
24
(75)
ah °C
(°F)
Presipit
asi mm
(inci)
238
(9.3
7)
256
(10.0
8)
280
(11.0
2)
273
(10.7
5)
190
(7.4
8)
115
(4.5
3)
104
(4.0
9)
90
(3.5
4)
110
(4.3
3)
200
(7.8
7)
260
(10.2
4)
330
(12.9
9)
2.500
(0.098
43)
Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan daerah yang mempunyai iklim
Tropis Basah (Type B) dengan musim kemarau berkisar antara bulan Mei sampai
dengan bulan Oktober, sedangkan musim hujan berkisar antara bulan November
sampai dengan April. Curah hujan 5 tahun terahir rata-rata per bulan terendah
118 mm pada bulan Agustus dan September 2011, atau rata-rata per tahunadalah
2.906 mm dan rata-rata hari hujan 116 hari per tahun. Suhu udara harian berkisar
antara 210 C terendah pada malam hari sampai 360 C tertinggi malam siang hari.
Kelembaban udara harian berkisar antara 69 % sampai 98 %.
Iklim di Kayu Agung, Ibu Kota Kabupaten Ogan Komering Ilir tergolong
dalam Tropik Basah dengan curah hujan rerata tahunan > 2.500 mm/tahun dan
jumlah hari hujan dan hari hujan rata-rata > 116 hari/tahun. Musim kemarau
umumnya berkisar antara bulan Mei sampai Oktober setiap tahunnya, sedangkan
musim penghujan berkisar antara bulan November sampai bulan April.
Penyimpangan musim biasanya terjadi sekali dalam lima tahun, berupa musim
kemarau yang lebih panjang dari musim penghujan, dengan rata – rata curah hujan
lebih kurang 1.000 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 60 hari/tahun.
4. Hidrologi
Berdasarkan daerah Aliran Sungai (DAS), wilayah OKI dapat dibedakan
menjadi tiga sistem yaitu DAS Musi yang meliputi sub DAS Komering dan arah
aliran ke Sungai Musi, DAS Bulurarinding yang meliputi Sub DAS Sugihan dengan
sungai utama Sugihan, Batang dengan sungai utama Sungai Batang, Riding dengan
sungai utama Sungai Batang, Lebong Hitam dengan sungai utama Sungai Lebong
Hitam, Lumpur dengan sungai utama Sungai Lumpur, Jeruju dengan sungai utama
Sungai Jeruju. Arah aliran ke Selat Bangka dan Laut Jawa, dan DAS Mesuji yang
meliputi Sub DAS Mesuji Hulu, Padang Mas Hitam dan Mesuji dengan sungai utama
Sungai Mesuji. Sub DAS Komering mencakup wilayah Kecamatan Mesuji Makmur
bagian barat, Lempuing, Tanjung Lubuk, Lempuing Jaya, Teluk Gelam, Kota
Kayuagung, Pampangan bagian utara, SP Padang, dan Kecamatan Jejawi. Sungai –
sungai yang membentuk Sub DAS Sugihan dan Sub DAS Batang mengaliri wilayah
Kecamatan Air Sugihan; sedangkan Sub DAS Riding dan Sub DAS Lebong Hitam
meliputi wilayah Kecamatam Tulung Selapan dan Sub DAS Jeruju berkembang di
wilayah Kecamatan Cengal dan sebagian di Kecamatan Sungai Menang. Disamping
sistem sungai, di wilayah OKI banyak terdapat danau, di antara yang cukup besar
adalah Danau Deling di Kecamatan Pangkalan Lampam, Danau Air Nilang di
Kecamatan Pedamaran, Danau Teluk Gelam yang saat ini sudah dikembangkan
menjadi salah objek tujuan wisata di Kabupaten OKI dan Teloko di Kota kayuagung.
Disamping sungai dan danau, dalam sistem hidrologi di Kabupaten OKI terdapat
lebak, yang kuantitas airnya sangat tergantung dengan musim. Pada masa musim
kemarau airnya kering, dan saat musim hujan terendam air. Di dalam sistem lebak ini
terdapat bagian yang dalam dan tidak pernah kering airnya, yang di masyarakat
Kabupaten OKI dikenal dengan istilah Lebak Lebung. Biasanya kawasan lebak
lebung ini memiliki sumberdaya ikan yang besar dan potensial untuk dikembangkan
untuk kawasan budidaya perikanan air tawar
5. Topografi
DaerahTopografi Kabupaten OKI secara umum merupakan dataran rendah
dengan ketinggian rata-rata 10 mdpl. Lokasi tertinggi berada di daerah Bukit Gajah
kecamatan Tulung Selapan, dengan titik ketinggian sekitar 14 mdpal, sedangkan
daerah terendah terletak di kawasan timur yang termasyuk di wilayah Kecamatan
Tulung Selapan juga, dengan rata-rata ketinggian sekitar 6 mdpal.Berdasarkan tingkat
kemiringan, wilayah Kabupaten OKI dapat dibedakan menjadi daerah dengan
topografi datar sampai landai dengan tingkat kemiringan antara 0 – 2%, dan daerah
dengan topografi bergelombang dengan tingkat kemiringan berkisar antara 2 – 15 %.
Sebagian besar daerah OKI merupakan daerah datar sampai landai, sedangkan daerah
yang bergelombang hanya dijumpai di beberapa lokasi di wilayah Kecamatan Mesuji.
Lempuing dan Kecamatan Lempuing Jaya.
C. Sejarah Kabupaten Ogan Komering Ilir
Era penjajahan Belanda wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)
termasuk ke dalam wilayah Keresidenan Sumatra Selatan dan Sub Keresidenan
(Afdeeling) Palembang dan Tanah Datar dengan ibu kota Palembang. Afdeeling ini
dibagi dalam beberapa onder afdeeling, dan wilayah Kabupaten OKI meliputi
wilayah onder afdeeling Komering Ilir dan onder afdeeling Ogan Ilir. Di era
kemerdekaan wilayah Kabupaten OKI termasuk dalam Keresidenan Palembang yang
meliputi 26 marga. Kemudian di era ORBA wilayah Kabupaten OKI menjadi bagian
dari Provinsi Sumatra Selatan. Setelah adanya pembubaran marga, wilayah
Kabupaten OKI dibagi menjadi 12 Kecamatan defenitif dan 6 kecamatan perwakilan.
Sebelum tahun 2000 Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) memiliki 14
kecamatan defenitif dan 4 kecamatan perwakilan. Keempat kecamatan perwakilan
tersebut adalah Kecamatan Rantau Alai dengan Kecamatan Induk Tanjung Raja,
Kecamatan Jejawi dengan Kecamatan Induk Sirah Pulau Padang, Kecamatan
Pematang Panggang dengan Kecamatan Induk Mesuji dan Kecamatan Cengal dengan
Kecamatan Induk Tulung Selapan. Namun semenjak tahun 2001, empat kecamatan
perwakilan tersebut disahkan menjadi kecamatan defenitif sehingga jumlah
kecamatan di Kabupaten OKI menjadi 18 kecamatan dan meliputi 434 desa dan 13
kelurahan.
Dalam perjalanannya, berdasarkan KEPPRES Nomor 37 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir
dan Kabupaten Ogan Ilir di Provinsi Sumatra Selatan, Kabupaten OKI dimekarkan
menjadi dua kabupaten yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Ogan
Ilir yang beribu kota di Inderalaya. Wilayah Kabupaten Ogan Ilir meliputi Kecamatan
Inderalaya, Tanjung Raja, Tanjung Batu, Muara Kuang, Rantau Alai dan Kecamatan
Pemulutan. Setelah pemekaran ini, wilayah Kabupaten OKI terdiri dari 12 kecamatan,
yang meliputi 272 desa dan 11 kelurahan.
Selanjutnya, Berdasarkan Perda Nomor 5 Tahun 2005, wilayah Kabupaten
Ogan Komering Ilir kembali dimekarkan sehingga terbentuk 6 kecamatan baru, yaitu
Kecamatan Pangkalan Lampam, Mesuji Makmur, Mesuji Raya, Lempuing Jaya,
Teluk Gelam dan Kecamatan Pedamaran Timur. Setelah pemekaran ini Kabupaten
Ogan Komering Ilir secara administratif meliputi 18 Kecamatan, 11 kelurahan dan
290 desa.
D. Demografi
Dari segi demografi penduduk OKI Pada hasil sensus penduduk tahun 2010
adalah 727.376 jiwa yang terdiri atas 373.006 jiwa laki-laki, dan 354.370 jiwa
perempuan, memiliki pertumbuhan penduduk setiap tahunnya sekitar 2,01 persen per
tahun, dan tingkat kepadatan sekitar 69 jiwa per km2.
Tabel 2.3 .Adapun Kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir beserta
luasnya, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk pada tahun 2018 yaitu:
Kecamatan Luas Wilayah
(Km2)
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Kepadatan
penduduk
(jiwa/km2)
Lempuing 525,61 70.642 134
Lempuing Jaya 503,80 59.786 119
Sungai Menang 2.876,17 46.567 16
Mesuji 55,86 38.870 696
Mesuji Raya 128,85 34.334 226
Mesuji Makmur 1.513,14 51.456 34
Tulung Selapan 4.853,40 40.683 8
Cengal 2.226,41 42.778 19
Tanjung Lubuk 222,97 32.296 145
Teluk Gelam 168,29 21.268 126
Pedamaran 1.059,68 40.114 38
Pedamaran Timur 464,79 20.110 43
Kota Kayu Agung 145,45 62.694 431
Pampangan 177,42 27.758 156
Pangkalan Lampam 1.139,75 26.003 23
SP.Padang 149.08 41.709 280
Jejawi 218,98 38.098 174
Air Sugihan 2.593,82 32,180 12
Sumber:BadanpusatStatistikKAB.OKI
1. Kependudukan
Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur,
umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran,
mobilitas dan kualitas serta ketahananya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial,
dan budaya.Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis
Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili
kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap.1
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Dan Jenis Kelamin di
KAB OKI
NO Nama Kecamatan KAB OKI Jumlah Penduduk Menurut
Kecamatan Dan Jenis Kelamin di
1Diakses melalui badan pusat statistik www.bps.go.id/subject/12/kependudukan.html, pada
tanggal 18 Agustus 2019 pukul 20.22
KAB OKI 2019
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Lempuing 41.369 39.257 80.626
2 Lempuing Jaya 35.495 33.234 68.729
3 Mesuji 22.692 21.492 44.184
4 Sungai Menang 28.553 26.027 54.580
5 Mesuji Makmur 30.353 28.408 58.761
6 Mesuji Raya 20.345 19.299 39.644
7 Tulung Selapan 23.753 22.952 46.705
8 Cengal 26.262 23.983 50.245
9 Pedamaran 23.016 22.723 45.739
10 Pedamaran Timur 11.839 11.442 23.281
11 Tanjung Lubuk 17.790 17.186 34.976
12 Teluk Gelam 12.128 11.650 23.778
13 Kayu Agung 35.895 35.618 71.513
14 Sirah Pulau Padang 23.415 22.945 46.360
15 Jejawi 21.720 21.283 43.003
16 Pampangan 15.713 15.575 31.470
17 Pangkalan Lampam 15.027 15.027 30.297
18 Air Sugihan 18.527 17.382 35.909
19 Kabupaten OKI 423.892 405.908 829.800
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur (Jiwa)
No Kelompok Umur Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jiwa
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 0-4 40714 39494 80208
2 5-9 40757 39674 80431
3 10-14 39102 37302 76404
4 15-19 36012 33630 69642
5 20-24 32863 32182 65045
6 25-29 34705 34115 68820
7 30-34 35653 34337 69990
8 35-39 36460 34181 70641
9 40-44 32335 29144 61479
10 45-49 26559 24506 51065
11 50-54 20818 20567 41385
12 55-59 17238 17348 34586
13 60-64 15213 14004 29217
14 65-69 9452 8672 18124
15 70-74 5647 5720 11367
16 75+ 5271 5950 11221
17 TOTAL 428799 410826 839625
E. Sosial Budaya Kabupaten OKI
Kabupaten Ogan Komering Ilir terbagi atas beberapa suku bangsa baik suku asli
Ogan Komering Ilir maupun pendatang dari Jawa, Bali dan Sunda. Adapun suku asli
Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri atas:
1. Suku Melayu: meliputi penduduk asli tersebar di Kecamatan Teluk
Gelam terkecuali Desa Talang Pangeran, Bumi Harapan, Panca
Tunggal Benawa dan Sinar Harapan Mulya dan Mulya Guna di
Kecamatan Kayuagung terkecuali 11 Kelurahan dan Desa Celikah, di
Kecamatan Pedamaran meliputi Desa Sukadamai, Serinanti dan
Sukaraja, di Kecamatan Tanjung Lubuk meliputi Desa Suka Mulya,
sebagian Kecamatan Sirah Pulau Padang, Pampangan, Pangkalan
Lampam, dan Tulung Selapan, berbahasa Melayu.
2. Suku Lampung Komering: meliputi penduduk asli di Kecamatan
Tanjung Lubuk terkecuali Desa Suka Mulya, sehari-hari berbahasa
Komering.
3. Suku Kayuagung: meliputi penduduk asli yang tersebar di 10
Kelurahan Kecamatan Kayuagung, sebagian kecil di Kecamatan
Lempung Jaya,Lempuing, Mesuji Raya dan Sungai Menang, sehari-
hari berbahasa asli Kayuagung.
4. Suku Penesak/ Danau: meliputi penduduk asli Kecamatan Pedamaran
tersebar di desa-desa dalam Kecamatan Pedamaran tidak termasuk
penduduk Sukadamai, Serinanti Sukaraja, Burnai Timur, Sukapulih,
Lebuh Rarak. di Kecamatan Pedamaran Timur meliputi Desa Kayu
Labu dan Pulau Geronggang, Berbahasa Penasak.
5. Suku Pegagan: meliputi penduduk asli di Kecamatan Jejawi,
Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kelurahan Tanjung Rancing dan Desa
Celikah Kecamatan Kayuagung, berbahasa Pegagan.
6. Suku Jawa, Sunda, dan Bali: meliputi penduduk di Kecamatan
Lempuing, Lempuing Jaya, Mesuji, Mesuji Raya, Mesuji Makmur,
Sungai Menang, Air Sugihan, Pedamaran Timur dan sebagian
penduduk di Kecamatan Teluk Gelam dan Pedamaran. Bahasa yang
mereka gunakan adalah bahasa Sunda, Jawa atau Bali.
7. Suku Palembang: meliputi penduduk asli Desa Talang Pangeran
Kecamatan Teluk Gelam dan Desa Santapan di Kabupaten Ogan Ilir
dengan susunan penduduk yang multietnis. Bahasa yang mereka
gunakan Bahasa Palembang.
F. Warisan Budaya Daerah
Midang
Kayuagung memiliki khasanah budaya yang kuat dan kental. Suku
Kayuagung yang mendiami wilayah Kota Kayuagung dan sekitarnya selalu
menjunjung tinggi adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari berbagai segi kehidupan
seperti kelahiran bayi, pernikahan, sampai kematian diatur dan dituntun oleh adat
istiadat budaya setempat.
Midang (tradisi arak-arakan yang diiringi musik tradisional seperti tanjidor)
merupakan agenda nasional dalam kunjungan wisata lokal maupun mancanegara
yang dimiliki Kabupaten OKI khususnya. Tradisi yang telah ada pada abad 17 yang
lalu ini berawal dari adanya persyaratan keluarga perempuan dalam menikahkan
putra-putri mereka. Sang putri merupakan keluarga dari keturunan orang terpandang
pada waktu itu.
Sementara calon pengantin laki-laki berasal dari keluarga miskin yang
berkepribadian luhur. Persyaratan itu diantaranya pihak calon laki-laki harus
menyediakan semacam kereta hias yang dibentuk menyerupai naga yang disebut
dengan juli (karena nama pengantin perempuan bernama Juliah). Kereta ini
dipergunakan untuk untuk membawa kedua orang tua calon pengantin laki-laki yang
bertandang ke rumah pengantin perempuan setelah ijab Kabul; pengantin laki-laki
dan perempuan diapit oleh kedua orang tuanya diarak keliling kampung. Berkat
keluhuran budi keluarga mempelai laki-laki, semua permintaan keluarga mempelai
perempuan ini dapat dipenuhi. Inilah asal muasal budaya Midang yang masih
dilestarikan sampai saat ini.
Midang dalam perkembangannya sesuai dengan fungsi dan hakekatnya dapat
dibagi menjadi 2 macam, yaitu: (1) Midang Begorok yakni arak-arakan yang menjadi
bagian prosesi pernikahan yang bersifat besar-besaran, termasuk juga sunatan,
ataupun persedekahan lainnya; (2) Midang Bebuke (Midang Lebaran Idul Fitri) yang
disebut demikian karena dilakukan untuk memeriahkan hari Raya Idul Fitri tepatnya
pada hari ketiga dan keempat Hari Raya idul Fitri. Midang Bebuke ini disebut juga
Midang Morge Siwe (Sembilan Marga) karena diikuti oleh seluruh marga yang ada di
wilayah karesidenan. Pemerintah Daerah Kabupaten OKI menyikapi tradisi midang
sebagai warisan tradisi budaya leluhur yang sangat mahal nilai karakteristiknya.
Tradisi ini merupakan aset budaya yang sangat diperhatikan disamping tradisi lainnya
di Kabupaten OKI. Kondisi midang sampai saat ini masih sangat lestari bahkan
berkembang menjadi wisata budaya Primadona di OKI. Midang telah menjadi nilai
tradisi budaya unik di negeri pertiwi. Saat ini midang sudah dijadikan suatu
kelengkapan karnafal Budaya di OKI yang dilaksanakan setiap tahunnya
Mulah
Malam mulah adalah malam menjelang akan dilaksanakan prosesi akad nikah
pada esok harinya. Secara adat di era 80- an bahwa Malam Mulah itu adalah malam
bagi pihak Keluarga dan Tetangga untuk bermasak-masak guna persiapan Hari
persedekahan. Sedangkan pihak mudamudinya mengadakan malam tetabuhan
semacam Malam Gembira. Pada saat itu pasangan Calon penganten berada di antara
muda-mudi yang hadir, Baik muda-mudi yang datang dari kampung /dusunnya
sendiri maupun dari luar dusun. Secara adat tempo dulu, pasangan Calon Penganten
berkali-Kali naik-turun/keluarmasuk Rumah untuk berganti-ganti pakaian sebanyak
12 Kali. Pakaian yang digunakan Calon Mempelai Perempuan disebut “Pesakin”,
yang dipakai Calon Penganten Laki-laki adalah satu stel dengan kain Calon
Penganten Perempuannya. Perempuan memakai kebaya panjang, sedangkan laki-laki
memakai stelan jas, peci dan memakai handuk. Namun karena adanya pergeseran
nilai, Calon Mempelai Laki-laki terkadang hanya melakukan ganti pakaian sebanyak
5 atau 3 Kali Saja.
Kunganyan
Adalah bagian dari prosesi Pernikahan dalam Masyarakat suku Kayuagung.
Kungayan adalah sekelompok bapakbapak dari pihak Calon Mempelai Perempuan
yang kesemuanya adalah Keluarga dan Tetangga Calon penganten Perempuan, yang
diundang oleh pihak Keluarga Calon mempelai laki-laki untuk menyaksikan jalannya
ijab qobul. Rombongan mereka disebut rombongan Suami “ungaian” kegiatannya
disebut Kungayan.
Tarian Daerah
Tari Penguton Dari sejarahnya, tarian ini lahir pada tahun 1889 dan pada
tahun 1920, oleh keluarga Pangeran Bakri, tarian ini disempurnakan untuk
penyambutan kedatangan Gubernur Jendral Belanda. Sejak itu tarian ini dijadikan
sebagai tari sekapur sirih Kayuagung. Tarian ini ditarikan oleh Sembilan orang
gadiscantik yang dipilih dari Sembilan Marga yang ada di Kayuagung menggunakan
iringan musik perkusi seperti Gamelan, gong, gendang yang sebagian instrumen
tersebut merupakan hadiah dari Kerajaan Majapahit pada abad ke 15 dibawa oleh
utusan Patih Gajah Mada. Konon alat-alat ini masih ada dan digunakan pada saat
menyambut kedangan Presiden Soekarno saat pertama kali berkunjung ke Bumi
Bende Seguguk pada tahun 1959. Pada tahun 1992 tari ini dibakukan sebagai tari
sekapur sirih Kabupaten OKI.
Tari Gopung
Tari Gopung Tari Gopung merupakan tari-tarian yang digunakan untuk
penobatan rajaraja. Tarian ini lahir pada tahun 1778 di suku Bengkulah Komering.
Fungsi tarian ini sampai sekarang masih eksis digunakan sebagai tari penobatan
pangkat dan penyambutan tamu pemerintah di Kecamatan Tanjung Lubuk.
Pakaian Adat
Nama-Nama Kain Adat Dan Baju Adat Di Kayuagung
Angkinan: Baju pengantin/baju kebesaran adat Kayuagung
Kebaya Kurung Panjang: ciri yang memakai sudah bersuami
Kebaya Kurung Pendek/bunting: cirri yang memakai masih perawan
Kebaya Tapuk: Ciri yang memakai sudah bersuami
Kebaya Tojang: untuk undangan kehormatan/misal si ibu pengantin lakilaki
diundang menghadiri hidangan atau kedulangan atau untuk menghadiri
pernikahan
Balah Buluh: Pakaian laki-laki yang dilengkapi dengan Kepudang atau kopiah
(kain berada di luar baju)
Teluk Belango: sejenis baju untuk kaum laki-laki untuk kepentingan adat
dengan memakai peci dan kain dibalik baju
Sarung Pelikat:bentuk kain untuk lakilaki yang terbuat dari jerat jerami yang
bermotif kotak-kotak besar ataupun kecil
Sarung bugis: untuk laki-laki
Kain Putungan (kain panjang) untuk pasangan kebaya pendek maupun kurung
maupun kebaya biasa
Sarung Sungkitan (songket): pasangan Angkinan juga bisa untuk kebaya biasa
Untuk kaum wanita, nama-nama pakaian adatnya adalah: Beribit, Pelangi dan Jupri.
Sedangkan motif yang utama adalah: Motif bunga biduk, Motif bunga oteh, Motif
bunga Payi, Motif bunga Inton, Motif bunga Kipas, Motif Kemplang, Motif Jelujur,
dan Motif bunga Kecubung.
G. Infrastruktur
Perbankan
Di Kayu Agung, ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ilir terdapat beberapa jenis
Bank, yakni:
Bank Sumsel Babel
Bank Negara Indonesia (BNI)
Bank Mega
Bank Mandiri Syariah
Bank Perkreditan Rakyat Sumsel (BPR Sumsel)
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Bank Pundi
Hotel
Sebagai salah satu wilayah dengan destinasi wisata andalan, Kabupaten OKI memilik
fasilitas penginapan, antara lain di Kecamatan Lempuing (Hotel Romli dan Ratu
Pangkat; Penginapan Lestari dan Musi); Teluk Gelam (Hotel Kembar, Parai Lake,
Resort, dan SPA Teluk Gelam yang berbintang 3); Kayuagung (Hotel Dinesti
berbintang 3, Cipta, Gatra Pratama, Pajri, Gatra Pratama II, Ciknah, Wisata dan
Risky); Tulung Selapan (Hotel Waras; Penginapan Deny Cipta, Mitra Usaha, Losmen
Handayani Lestari); Pampangan (Penginapan Fikri). Demikian juga dengan restoran
yang banyak bertebaran dengan berbagai jenis menu makanan baik daerah, nasional,
maupun internasional yang tersebar di 18 kecamatan.
H. Sosial, Ekonomi, Politik, Pemerintahan Kab OKI
Sejak Organisasi Konferensi Islam OKI berdiri tahun 1969 , kerjasama
ekonomi antar anggotanya yang berjumlah 57 negara belum intensif. Salah satunya
indikasinya adalah rendahnya porsi intra-trade dan intra-investnebt OKI , serta
pertumbuhan mereka juga relatif lambat. Dimanika kerja sama ekomomi antara
indonesia dan anggota OKI serta prospek liberalisasi ekonomi OKI potensi
dampaknya terhadap perekonomian indonesia. Model yang digunakan adalah Standar
Global Trade Analysis Project (GTAP) . Liberalisasi ekonomi oki berfotensi
memberikan dampak sektoral yang beragama bagi indonesia , khususnya terlihat pada
variabel markroekonomi seperti pertumbuhan ekonomi dan inflasi, output industri
dan perdagangan. Indonesia dan anggota oki lainnya dapat memperoleh manfaat
optimal ketika diterapkan full dan pendalaman liberalisme perdaganagan yang lebih
konprehensif antara anggota oki. Sebagai langka awal. Indonesia perlu segera
meatifikasi perjanjian Tread Preferetial System Of The Organization Of The Islamic
Conference (TPS-OIC) .
Anggota OKI merupakan bagian penting dalam perdagangan luar negeri
indonesia . Nilai perdagangan indonesia oki menunjukkan tren yang semakin
meningkat dalam tahun terakhir. Perdagangan luar negeri indonesia-OKI dalam
priode 2003-2012 mengalami pertumbuhan yang jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan perdagangan indonesia secara total. Pada priode tersebut,
pertumbuhan perdagangan indonesia OKI mencapai 400% . sementara pertumbuhan
perdagangan indonesia secara total pada priode yang sama sekitar 308% pada tahun
2012, nilai perdagangan indonesia OKI untuk komoditi migas dan non-migas telah
mencapai USD 52,4 meliar atau setara dengan 13,7% total perdagangan indonesia .
Warga masyarakat KAB OKI perekonomiannya dan politiknya sangat
berpengaruh dalam ke agamaan seperti MTQ bisa mendorong perekonomian
masyarakat KAB OKI. Yang sangat berperan dalam keagaaman ini yaitu KH Khoiri
HZ, Khoiri mengerakan perekonomian lokal dalam bidang keagamaan . Dalam
bidang ekonomi di buatlah usah mikro kecil seperti UMKM . Selain mensyiarkan
agama ada potensi ekonomi lokal, UMKM lokal yang menampilkan berbagai jenis
produk termasuk kuliner lokal setempat. Dalam bidang sosial keagaman masyarakat
juga menyorot dampak sosial kemsayarakatan atas ekonomi bagi warga masyarakat.
Ruang bagi ilmuwan sosial lainnya, termasuk sosiolog untuk lebih jauh
menjelaskan hubungan-hubungan tersebut, sehingga menumbuhkan sebuah disiplin
yang dikenal sebagai sosiologi ekonomi. Upaya sosiologi ekonomi antara lain adalah
mendiakan teori ekonomi san masyarakat yang lebih kuat daripada teori ekonomi
liberal atau ekonomi politik, yang berarti mengenalkan aspek-aspek tradisi yang dapat
mebantu dalam memahami proses diferensasi dan integrasi. Perkembangan ekonomi
masyarakat nelayan perairan umum lebak lebung menggunakan pendekatan sosiologi
ekonomi. Terdapat komunitas nelayan di KAB OKI yang sebagian besarnya
melaksanakan penangkapan ikan di perairan ogan komering ilir , sumatra selatan .
akses masyarakat nelayan terhadap sumber daya perikanan dikelola oleh
pemerintahan marga berubah menjadi dikelola oleh pemerintahan daerah kabupaten
mengakibatkan rendahnya tingkat pendapatan masyarakat nelayan,bahkan,lebih renda
jika dibandingkan dengan upah buruan harian. Akibatnya , tindakan ekonomi yang
melekat dalam hubungan sosial pada masyarakat pedesaan yang selama masa
pemerintahan marga banyak berlangsung dan membudaya menjadi hilang. Kemudian
berbarengan dengan itu perkembangan ekonomi masyarakat desa berubah dari sistem
ekonomi budaya tradisional menjadi berbudaya kearah ekonomi kapitalis. Tindakan
ekonomi merupakan tindakan individu yang tidak lagi mempertimbangkan berbagai
aspek kehidupan sosial dan budaya masyarakat, kecuali hanya untuk hal-hal tertentu
yang bersifat adat kebiasaan inipun pada prinsipnya merupakan suatu prestise dalam
masyarakat setempat. Dapat disimpulkan bahwa perubahan kase sumber daya
perikanan perairan lebak lebung bagi masyarakat pedesaan nelayan tersebut dari
berbudaya tradisional kearah kapitalis. Kemudian, tindakan ekonomi masyarakat
pedesaan dalam wilayah desa mengakibatkan tererosinya ikatan sosial kemsyarakatan
pada komunitas nelayan yang sebelumnya bersifat melekat dalam tindakan ekonomi.
Pembangunan ekonomi pada hakikatnya adalah serangkaian usaha dankebijakan
yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan
kerja, meratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan
ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan kata lain arah dari
pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik
secara mantap dengan tingkat pemerataan sebaik mungkin. Bertolak dari keadaan ini,
kondisi pertumbuhan ekonomi Kecamatan Sukarami menunjukkan perkembangan
yang positif dari tahun ke tahun.
I. Stuktur Pemerintahan Kabupaten OKI
Tabel 2.6 Strutur Pemerintahan KAB OKI
1. Kondisi pendidikan masyarakat
Kondisi pendidikan di Kabupaten OKI sudah cukup memadai, hal ini di dukung
oleh adanya sarana pendidikan yang cukup baik yaitu telah berdirinya 78 taman
kanak-kanak (TK) , 112 Sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) , 8
sekolah menengah pertama (SMP) DAN Madrasah Tsanuwiyah (MTS) , 6 sekolah
menengah atas (SMA), 4 sekolah menengah Keguruan (SMK) , 2 Perguruan tinggi, 1
sekolah terpadu dan 2 Pondok Pesantren (PonPes).
Msayarakat kabupaten OKI Dalam menempuh pendidikan formal mayoritas
tamatan sekolah menengah atas (SMA) . Adapun kalsifikasi pendidikan teahir
masyarakat Kabupaten OKI dapat dilihat dari tabel .
Tabel 2.7 Persentase Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Terakhir.
No Tingkat pendidikan Persentase
1 Tamatan sekolah dasar (SD) 10%
2 Tamatan sekolah menegah pertama (SMP) 20%
3 Tamatan sekolah menegah atas (SMA) 35%
4 Tamatan sekolah menegah keguruan (SMK) 20%
5 Tamatan perguruan tinggi 15%
Jumlah 100%
2. Mata pencarian
Mata pencarian penduduk Kabupaten OKI umumnya adalah pegawai
wirausaha,petani,nelayan,pertukangan,buruh serabutan (pekerjaan tidak tetap) dan
juga sebagai pengerajianan pada industri kecil, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.8 Jenis Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten OKI
NO JENIS MATA PENCAHARIAN JUMLAH
1 Petani Sawah 41.573
2 Petani Karet 20.621
3 Nelayan 1.891
4 Wirausaha 2.678
5 Pertukangan 216
6 Pengerajinan 150
7 Buruh / Perkejaan Tidak Tetap 1.789
Jumlah 68.392
3. Kehidupan keagamaan masyarakat
Masyarakat kabupaten OKI adalah masyarakat yang 100% penduduknya
memeluk agama islam. Akan tetapi, mengenai pengetahuan agama masih taraf
standar, terutama kaum-kaum remaja dan anak-anak yang masih mimin tentang
pengetahuan keagamaan yang mereka miliki.
Tabel.2.9 Jumlah penduduk menurut agama.
No Nama-nama Kecamatan Se KAB
OKI
Jumlah Penduduk Menurut Jumlah
Jiwa
Islam 2019 Budha 2019
1 Lempuing 68.358 30
2 Lempuing Jaya 54.525 42
3 Mesuji 37.001 4
4 Sungai Menang 29.006 0
5 Mesuji Makmur 53.430 54
6 Mesuji Raya 35.241 1
7 Tulung Selapan 38.257 0
8 Cengal 29.632 1
9 Pedamaran 41.040 2
10 Pedamaran Timur 20.318 39
11 Tanjung Lubuk 36.659 0
12 Teluk Gelam 24.173 0
13 Kayu Agung 74.171 208
14 Sirah Pulau Padang 44.655 0
15 Jejawi 33.383 0
16 Pampangan 29.778 0
17 Pangkalan Lampam 22.566 0
18 Air Sugihan 33.431 0
19 Kabupaten OKI 706.052 381
4. Kondisi sarana pendidikan dan sarana ibadah
Tabel 2.10 Sarana Pendidikan
Pendidikan
formal
SD atau
MI negeri
dan
SMP atau
MTs
negeri
SMA
negeri
dan
MA
negeri
dan
SMK
negeri
dan
Perguruan
tinggi
swasta dan
swasta
swasta swasta swasta
Jumlah
satuan
179 136 87 63 20 2
Tabel 2.11 Sarana Ibadah
NO NAMA JUMLAH KEADAAN
1 Masjid 56 Baik
2 Mushallah 103 Baik
Jumlah 159 Baik
5. Kesehatan
Setiap penduduk memilik hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
baik dan memadai.Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan.Dalam
pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu
komponenutama selain pendidikan dan pendapatan. Sarana dan Prasarana kesehatan
yang dimiliki di Kabupaten OKI:
Tabel 2.12 Jumlah Sarana Kesehatan di KAB OKI.
N0 Nama Pos Kesehatan JUMLAH
1 Rumah Sakit 5
2 Rumah sakit bersalin 13
3 Poliklinik 10
4 Puskesmas 3
5 Pustu (Puskesmas Pembantu) 6
6 Praktek Dokter 40
7 Praktek Bidan 37
8 Posyandu 64
9 Apotik 21
10 Toko Obat 33
Jumlah 232
Sumber:BadanpusatstatistikKABOKI
H. Sejarah Kecamat Sirah Pulau Padang .
Sejarah Kecamatan SP.Padang yang berada di Kabupaten OKI pada masa
penjajahan belanda KAB OKI termasuk diwilayah keresidenan sumatra selatan dan
Subkrsidenan (Abdeeling) palembang serta tanah datar dengan ibu kota palembang.
Kemudian Abdeeling dibagi dalam beberapa onder abdeeling. Wilayah Kabupaten
OKI meliputi wilayah Ondeer Abdeeling komering ilir dan ondeer abdeeling ogan
ilir. Pemerintahan kabupaten (Odeera Deeling) membawa beberapa kecematan
(ordeditrik),dan salah satunya sp.padang.
Adapun pada masa penjajahan belanda tersebut kurang lebih tahun 1914 Ibu
Kota Kecamatan Onderdistrik SP.Padang. Pada tingkat kecamatan Onderdistrik ini
dipimpin oleh seorang asisten demang yang pada saat itu dipimpin oleh Tjek Kotjik.
Namun pada tahun 1921 Kecamatan SP.Padang tidak ada perubahan sama sekali
kecamatan sp.padang sendiri membawahi 20 desa. Namun setelah merdeka pada
tahun 1949 Kecamatan SP.Padang terdapat dusun teratai dahulu sebelum desa ini
berdiri banyak sekali tumbuhan teratai penuh dengan bunga dan buahnya, desa ini
seluruhnya tergenang air dan semuanya terdiri dari rawa-rawa, bila penduduk
mendirikan rumah pastilah harus pakai tiang yang tinggi, supaya kalau air besar
terhindar dari banjir, terbukti sampai sekarang masih dapat dilihat pada rumah-rumah
yang sudah berumur lebih dari seratus tahun semuanya memakai tiang. Setelah
penduduknya ramai serta rumahnya sudah banyak, maka atas hasil mupakat rakyat
setempat maka dinamakan desa teratai kecamtan sp.padang KAB OKI.