BAB I.docx

19
BAB I PEMBAHASAN 1.1 Pengertian Hormon dan Sistem Endokrin Hormon berasal dari bahasa yunani yaitu hormaein yang berarti menggiatkan atau memacu. Hormon adalah getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung diedarkan oleh darah. Kelenjar tersebut tidak mempunyai saluran khusus, sehingga sering disebut sebagai kelenjar buntu atau kelenjar endokrin. Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin. 1.2 Fungsi Sistem Endokrin Beberapa fungsi sistem endokrin, yaitu : 1.Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh 2.Merangsang aktivitas kelenjar tubuh 3.Merangsang pertumbuhan jaringan 4. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usus halus 1 | SISTEM ENDOKRIN

Transcript of BAB I.docx

BAB IPEMBAHASAN

1.1 Pengertian Hormon dan Sistem EndokrinHormon berasal dari bahasa yunani yaitu hormaeinyang berarti menggiatkan atau memacu. Hormon adalah getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung diedarkan oleh darah. Kelenjar tersebut tidak mempunyai saluran khusus, sehingga sering disebut sebagaikelenjar buntuataukelenjar endokrin.Sistem endokrinadalah sistem kontrol kelenjartanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormonyang tersirkulasi di tubuh melalui alirandarah untuk mempengaruhiorgan-organlain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukankelenjar eksokrinsepertikelenjar ludah, kelenjar keringat dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.

1.2 Fungsi Sistem EndokrinBeberapa fungsi sistem endokrin, yaitu :1. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh2. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh3. Merangsang pertumbuhan jaringan4. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usus halus5. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein dan karbohidrat6. Memacu pertumbuhan reproduksi dan tingkah laku.

1.3 Aktivitas Kelenjar Buntu atau Kelenjar EndokrinBerdasarkanaktivitasnya kelenjar buntu dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut:a. Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misalnya hormon yang memegang peranan dalam metabolisme.b. Kelenjar yang bekerja mulai masa tertentu, misalnya hormon kelamin.c. Kelenjar yang bekerja sampai masa tertentu saja, misalnya hormon pertumbuhan dan hormon timus.

1.4 Macam-macam kelenjar endokrin1.4.1 HipotalamusHipotalamus terletak di otak depan dan berfungsi penting dalam pengaturan homeostatis. Hipotalamus menyekresikan hormon-hormon yang mengatur aktivitas dari kelenjar hipofisis (pituitari). Hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus merupakan sekresi dari sel-sel neurosekretori.NoHormon yang DihasilkanFungsi

1.Hormon penggiat kortikotropin atau Corticotrophic Releasing Factor (CRF)Merangsang lobus anterior hipofisis agar mensekresiArdrenocorticotrophic Hormone (ACTH)

2.Hormon penggiat hormon tumbuh atau Growth Hormone Factor (GRF)Merangsang pengeluaran hormon tumbuh Somatotrophic Hormone (STH)

3Hormon penggiat tirotrofik Thyrotrophic Releasing Faktor (TRT)Merangsang lobus anterior hipofisis mensekresi thyroiding stimulating hormone (TSH)

4Hormon penggiat hormon FSH atau follice stimulating hormon releasing factor (FRF)Merangsang lobus anterior mensekresi FSH (follice stimulating hormone)

5Hormon penggiat hormon LH atau LRF (Luteinizing Hormon Releasing Factor)Merangsang lobus anterior mensekresi LH (Luteinizing Hormone)

Hormon dan Fungsi hormon dari hipotalamus

1.4.2 Kelenjar pituiri atau hipofisisTerletak di dasar otak besar. Meskipun ukuran kelenjar ini sangat kecil namun memegang peranan yang sangat penting dalam koordinasi kimia tubuh. Kelenjar ini sering disebut master of glands atau Kelenjar raja karena sekresinya digunakan untuk mengontrol kegiatan kelenjar endokrin lainnya. Artinya, Kelenjar endokrin lain baru mensekresi hormon setelah mendapatkan kiriman hormon dari kelenjar hipofisis.Kelenjar hipofisis terdiri dari tiga lobus yaitu :a.Lobus anterior (depan)Hipofisis bagian anterior disebut adenohipofisis. Hormon dan fungsinya yang dihasilkan hipofisis anterior :

Hormon yang dihasilkanFungsi

Hipofisis anterior:Somatotrophic Hormone (STH) atau hormon pertumbuhanMengendalikan pertumbuhan tubuh.kelebihan hormon ini mengakibatkan pertumbuhan raksasa dan kekurangan dapat mengakibatkan kekerdilan.

Thyrotrophic Hormone (TH) atau hormon perangsang tiroidMengendalikan kegiatan kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroksin.

Adrenocorticotrophic Hormone (ACTH)Mengendalikan kegiatan kelenjar adrenal dalam menghasilkan hormon glukokortikoid.

Follicle Stimulating Hormone (FSH) berarti hormon perangsang pembentuk folikelWanita : mengatur perkembangan ovarium, berpengaruh terhadap pemasakan folikel (calon pembentuk gamet)Pria : mengatur perkembangan testis dan spermatogenesis

Luteinizing Hormone (LH)Wanita : mempengaruhi terjadinya ovulasi dan membentuk korpus luteum (badan kuning, pada pembentukan ovum) dari folikel pada ovariumPria : mengatur sekresi dari hormon testosteron dan aldosteron pada testis

Hormon Prolaktin (PRL)Mempengaruhi pertumbuhan kelenjar air susu dan memelihara korpus luteum, dan mengatur produksi hormon progesteron yang dikeluarkan korpus luteum

Hipofisis bagian tengah:Melanocyte Stimulating Hormone (MSH)Mensintesis melanin (pigmen warna)

Hipofisis Posterior :Antidiuretic Hormone (ADH)Mencegah pengeluaran urine terlalu banyak, menimbulkan kontraksi otot usus, kandung kemih, kantong empedu, menyempitkan pembuluh darah.

OksitosinMempengaruhi pengeluaran air susu, kontraksi uterus pada saat melahirkan, membantu transpor sperma, memperngaruhi pengeluaran hipofisis anterior.

b.Intermediet (Tengah)Hipofisis bagian tengah hanya aktif di masa bayi dan menghasilkan hormon melanocyte stimulating hormone (MSH) yang berfungsi untuk mensintesis melanin. Melanin adalah pigmen kulit yang memberi warna hitam pada kulit. Jadi, jika hormon ini tidak diproduksi, kulit akan kekurangan pigmen.

c.Posterior (belakang)Hipofisis bagian posterior disebut neurohipofisis. Lobus posterior dari kelenjar hipofisis mengahsilkan dua jenis hormon, yaitu hormon antidiuretik (ADH) dan hormon oksitosin.Produksi hormon secara berlebihan di sebut hiperfungsi atau hipersekresi. Pada masa pertumbuhan (remaja)akan mengakibatkan pertumbuhan yang luar biasa gigantisme. Bila kelainanini terjadi setelah masa pertumbuhan akan mengakibatkan akromegali yaitu pertumbuhan hanya terjadi pada ujung-ujung tulang pipa misalnya ujung tulang jari dan dagu.Produksi hormon yang kurang dari normal disebut hipofungsi,mengakibatkan pertumbuhan terhambat atau terjadi manusia kerdil.1.4.3 Kelenjar Pineal (Epifise)Terletak pada otak tengah. Kelenjar ini menghasilkan hormon melatonin. Kelenjar pineal di duga membantu mengatur proses fisiologi siang dan malam sehingga mempengaruhi pola tidur, selera makan dan suhu tubuh. Kelenjar ini memiliki ukuran sebesar kacang ercis.1.4.4 Kelenjar TiroidKelenjar tiroid terletak di leher sebelah kanan kiri trakea. Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroksin, triodotironin, serta kalsitonin. Fungsi hormon ini cukup luas. Kelenjar gondok banyak mengandung pembuluh darah.Bila kelebihan hormon ini pada orang dewasa dapat mengakibatkan penyakit gondok eksoftalmu.tanda-tanda penyakit ini adalah mata menonjol,mudag gugup,denyut nadi bertambah,mata lebar,nadi dan nafas cepat serta tidak teratur,dan insomnia.Selain nafsu makan meningkat tetapi di iringi menurunnya berat badan karena meningkatnya metabolisme dan gangguan pencernaan.Kekurangan hormon tiroksin pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan kretinisme,yaitu terjadinya pertumbuhan kerdil dan kemunduran mental.kekurangan hormon tiroksin pada orang dewasa mengakibatkan mixudema,dengan gejala proses metabolisme menurun,berat tubuh bertambah,gerakan lamban,berpikir dan berbicara lambat, kulit tebal dan rambut rontok.Tiroksin mengandung banyak iyodin. Kekurangan iyodin dalam waktu lama dapat mengakibatkan pembengkakankelenjar tiroid. Pembengkakan ini terjadi karena kelenjar harus berkerja keras agar produksi tiroksin terjamin akibatnya kelenjar kondok mengembang dan munculah menyakit gondok (Goiter). Penyakit ini ditandai dengan adanya pembengkakan di daerah leher penderita.1.4.5 Kelenjar Anak gondok ( Paratiroid )Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat sepasang kelenjar kecil, yaitu kelenjar anak gondok atau parotid. Kelenjar ini menghasilkan hormon paratiroid, yang berfungsi untuk mengatur pertukaran zat kapur dan posfor dalam darah.Kekurangan hormon ini mengakibatkan tetanus dengan gejala kejang pada tangan dan kaki, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan. Apabila kelenjar ini berkerja terlalu berlebihan mengakibatkan kalsium dan fosfor dalam tulang di keluarkan dan dimasukan kembali kedalam serum darah. Akibatnya tulang penderita mudah sekali patah dan di dalam urine banyak mengandung kapur dan fosfor, sehingga dapat menimbulkan batu ginjal dan kegagalan ginjal.1.4.6 Kelenjar anak Ginjal (Adrenal)Terletak di kutub sebelah atas setiap ginjal. Kelenjar ini terdiri atas 2 bagian, yaitu sebelah luar berwarna kekuningan yang di sebut korteks dan sebelah dalam di sebut medula.Hormon-hormon pada kelenjar adrenalNama KelenjarHormonFungsi Hormon

Adrenal (medula)Adrenalin (Epinefrin)Mempercepat kerjajantung, menaikan tekanan darah, mempercepat perubahan glikogen menjadi glukosa pada hati, menaikan gula darah dan mengubah glikogen menjadi asam laktat pada otot.

Noradrenalin (Norepinefrin)Menurunkan tekanan darah dan denyut jantung. Biasanya adrenalin dan noradrenalin berkerja antagonis.

Adrenal (Korteks)Glukokortikoid (Kortisol, kortikosteron)Menurunkan metabolisme hidrat arang dan lemak, meningkatkan metabolisme protein dan lemak serta mengurangi kekebalan.

Mineral Kortikoid (Aldosteron)Regulasi Na+dan K+, meningkatkan metabolisme hidrat arang, menahan Na+dan Cl-dalam tubuh dan regulasi air.

Beberapa kelainan yang dapat terjadi pada kelenjar adrenal adalah sindrom cushing dan penyakit addison. Sindrom cushing merupakan penyakit yang di akibatkan karena kelebihan glukokortikoid. Gejala-gejala dari kelainan ini antara lain, otot-otot mengecil, osteoforosis, luka sulit sembuh dan gangguan mental. Sedangkan penyakit addison adalah suatu penyakit akibat kekurangan sekresi hormon glukokortikoid. Penyakit ini memiliki gejala, yaitu tekanan darah rendah dan nafsu makan hilang. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada penderita.1.4.7 PankreasPada pankreas terdapat kelompok sel yang di kenal sebagai Pulau langerhans. Pulau ini berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Hormon insulin ini dihasilkan dari sel Beta yang mempunyai fungsi untuk mengubah gula darah menjadi glikogenpada hati dan otot lurik.Kekurangan hormon ini akan mengakibatkan gula darah tidak dapat di ubah menjadi glikogen. Sehingga mengakibatkan timbulnya penyakit diabetes melitus. Sedangkan hormon glukagon dihasilkan dari sel alfa yang berfungsi menaikan gula darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa.1.4.8 Kelenjar Kelamina. OvariumOvarium berbentuk seperti buah kenari yang terletak di kanan kiri uterus. Selain menghasilkan ovum, ovarium juga menghasilkan hormon. Ada 2 macam hormon yang di hasilkan yaitu estrogen dan progesteron. Estrogen dihasilkan oleh folikel graaf. Pembentukan estrogen di rangsang oleh FSH. Fungsi hormon ini adalah merangsang pertumbuhan ciri-ciri kelamin sekunder pada wanita dan perilaku seksual. Progesteron, dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukan progesteron di rangsang oleh LH. Berfungsi mengatur pertumbuhan ari-ari (placenta), menghambat produksi FSH oleh hipofisis, bersama laktogen berfungsi memperlancar produksi air susu, mengatur pertumbuhan endometrium dan pembuluh darah dari diding rahim.

b. TestisTestis adalah organ reproduksi laki-laki, Testis terletak pada skrotum. berfungsi sebagai penghasil spermatozoa dan hormon testosteron. Testosteron ini dirangsang oleh LH. Sekresi hormon testosteron bertambah pada massa pubertas. Hormon ini berpengaruh terhadap perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder pada pria dan perilaku seksual.1.4.9 Kelenjar TimusKelenjar timus hanya dijumpai pada anak-anak usia di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dekat tulang dada dan berwarna kemerah-merahan. Kelenjar timus terdiri atas dua lobus.Pada bayi yang baru lahir, kelenjar ini sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja mencapai 30 - 40 gram, kemudian berkerut lagi. Kelenjar timus menghasilkan hormon timosin yang berfungsi merangsang perkembangan dari limfosit T. Limfosit T berperan dalam kekebalan tubuh.

1.5 EtiologiHipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :1.Hipotalamus membuatThyrotropin Releasing Hormone(TRH) yang merangsang hipofisis anterior.2.Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone= TSH) yang merangsang kelenjar tiroid.3.Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin= T3 danTetraiodothyronin= T4 =Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormon-hormon lain.Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus.Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.

1.6 Gejala KlinisGejala-gejala hipotiroid adalah seringkali tidak kelihatan. Mereka tidak spesifik (yang berarti mereka dapat meniru gejala-gejala dari banyak kondisi-kondisi lain) dan adalah seringkali dihubungkan pada penuaan. Pasien-pasien dengan hipotiroid ringan mungkin tidak mempunyai tanda-tanda atau gejala-gejala. Gejala-gejala umumnya menjadi lebih nyata ketika kondisinya memburuk dan mayoritas dari keluhan-keluhan ini berhubungan dengan suatu perlambatan metabolisme tubuh.Gejala-gejala umum sebagai berikut:a)Kelelahanb)Depresic)Kenaikkan berat badand)Ketidaktoleranan dingine)Ngantuk yang berlebihanf)Rambut yang kering dan kasarg)Sembelith)Kulit keringi)Kejang-kejang ototj)Tingkat-tingkat kolesterol yag meningkatk)Konsentrasi menurunl)Sakit-sakit dan nyeri-nyeri yang samar-samarm)Kaki-kaki yang bengkakKetika penyakit menjadi lebih berat, mungkin ada bengkak-bengkak disekeliling mata, suatu denyut jantung yang melambat, suatu penurunan temperatur tubuh, dan gagal jantung. Dalam bentuknya yang amat besar, hipotiroid yang berat mungkin menjurus pada suatu koma yang mengancam nyawa (miksedema koma). Pada seorang yang mempunyai hipotiroid yang berat, suatu miksedema koma cenderung dipicu oleh penyakit-penyakit berat, operasi, stres, atau luka trauma.Kondisi ini memerlukan opname (masuk rumah sakit) dan perawatan segera dengan hormon-hormon tiroid yang diberikan melalui suntikan di diagnosis secara benar, hipotiroid dapat dengan mudah dan sepenuhnya dirawat dengan penggantian hormon tiroid. Pada sisi lain, hipotiroid yang tidak dirawat dapat menjurus pada suatu pembesaran jantung (cardiomyopathy), gagal jantung yang memburuk, dan suatu akumulasi cairan sekitar paru-paru (pleural effusion).

1.7 KomplikasiKoma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma.Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala.

1.8 Penatalaksanaan1.8.1 MedisDalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon tiroid buatan T4. Bentuk yang lain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita.Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid. Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.1.8.2 KeperawatanDiagnosa keperawatan :1.Intoleransi aktivitas b/d kelelahan dan penurunan proses kognitif2.Perubahan suhu tubuh3.Konstipasi b/d penurunan fungsi gastriintestinal4.Kurangnya pengetahuan tentang program pengobatan untuk terapi penggantian tiroid seumur hidup5.Pola nafas tidak efektif b/d depresi ventilasi6.Perubahan proses berpikir b/d gangguan metabolisme dan perubahan status kardiovaskuler serta pernafasan

Dx 1Tujuan: Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas dan kemandirianIntervensi:1.Meningkatkan kemandirian pada aktivitas perawatan Atur interval waktu antar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat ditolerir Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktivitas tidak menimbulkan stres Pantau respons pasien terhadap peningkatan aktivitas

Rasional:Mendorong aktivitas sambil memberikan kesempatan untuk mendapatkan istirahat yang adekuatMemberi kesempatan pada pasien untuk berpartisipasi dalam aktivitas perawatan mandiriMeningkatkan perhatian tanpa terlalu menimbulkan stres pada pasienMenjaga pasien agar tidak melakukan aktivitas yang berlebihan atau kurang

Hasil yang diharapkan:Beraktivitas dalam perawatan mandiriMelaporkan penurunan tingkat kelelahanMemperlihatkan perhatian dan kesadaran pada lingkunganBerpartisipasi dalam peristiwa dan aktivitas keluargaMelaporkan tidak adanya rasa nyeri dada, peningkatan kelelahan atau gejala sesak nafas yang menyertai peningkatan aktivitas.

Penatalaksanaan keperawatan :Modifikasi aktivitasmembantu perawatan dan kebersihan diri sambil mendorong partisipasi untuk melakukan aktivitas dalam batas yang bisa ditoleransiPemantauan berkelanjutan Kemunduran status fisik serta mental Tanda dan gejala peningkatan laju metabolik akibat terapi yang melampaui kemampuan reaksi sistem kardiovaskuler dan pernafasan Keterbatasan atau komplikasi miksedema yang berkelanjutanPengaturan suhuDukungan emosionalPendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah

BAB IIPENUTUP

2.1 Kesimpulan Hormon adalah zat kimia yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin. Dalam tubh manusia terdapat 9 kelenjar endokrin yang utama yaitu, hipotalamus, hipofisis, pineal, tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas, kelenjar kelamin dan kelenjar timus. Hormon sangat penting bagi tubuh makhluk hidup karena hormon-hormon inilah yang memacu pertumbuhan reproduksi, metabolisme dan tingkah laku makhluk hidup.

2.2 Saran Untuk makalah ini1.Sering seringlah mengkonsumsi garam yang mengandung yodium dengan cukup2.Jaga pola diet tiap hari dengan mengkonsumsi makanan banyak serat dan banyak protein serta rendah kolesterol3.Segera periksakan jika merasa memiliki tanda atau gejala hipotiroid. Untuk panitia PPSM1. Kami berharap agar panitia PPSM tidak melakukan pemaksaan untuk menghabiskan makanan dan snake yang bawa karena itu dapat menyebabkan kelebihan kekenyangan yang membuat kami merasa tidak nyaman.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol.2, Jakarta, EGC

Mansjoer Arief, dkk, 1999, Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I, Jakarta, Media Aesculapius

Mickey & Patricia, 2007, Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2, Jakarta EGC

Nugroho.W, 2006, Keperawatan Gerontik Edisi 2, Jakarta, EGC

Price & Wilson, 2006, PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6, vol.1, Jakarta, EGC

Stockslager, l, 2008, Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik Edisi 2, Jakarta, EGC

9 | SISTEM ENDOKRIN