BAB I pertambangan

39
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpetaan geologi adalah suatu cabang imu yang mempelajari tentang pemetaan geologi baik dalam artian yang luas maupun dalam artian yang sempit , sebagian besar materi perpetaan geologi adalah tetang pemetaan dan pemplotingan struktur geologi kedalam peta Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya. Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol stratigrafi maupun geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut. Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan dengan proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi bentuk, susunan, atau struktur internal batuan 1

description

pertmbngan

Transcript of BAB I pertambangan

Page 1: BAB I pertambangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpetaan geologi adalah suatu cabang imu yang mempelajari tentang pemetaan geologi baik dalam artian yang luas maupun dalam artian yang sempit , sebagian besar materi perpetaan geologi adalah tetang pemetaan dan pemplotingan struktur geologi kedalam peta

Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya. Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol stratigrafi maupun geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut.

Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan dengan proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi bentuk, susunan, atau struktur internal batuan kedalam bentuk, susunan, atau susunan intenal yang lain.

Untuk memahami struktur geologi yang ada dan bagaimana proses terjadinya maka sangatlah perlu diadakan pengamatan secara langsung. Hal ini akan memudahkan dalam pemahaman serta dapat mengetahui secara langsung struktur geologi yang ada.

1.2 Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui tentng struktur geologi2. mengetahui bagaimana merekonstruksi geologi3. mengetahui tentang penampang geologi

1

Page 2: BAB I pertambangan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Strutur Geologi

Struktur geologi adalah kenampakan dimuka bumi berupa struktur, struktur yang terbentuk secara alami oleh proses geologi.

2.1.1. Geometri Unsur Struktur

Unsur-unsur struktur secara geometris pada dasarnya hanya terdiri dari dua unsur geometris yaitu :

1) Geometris Bidang/ Struktur Bidang yang meliputi Bidang perlapisan, Kekar ...Sesar , Foliasi Sumbu lipatan, dll.

2) Geometris Garis/ Struktur , meliputi Garis Gores-garis ,Perpotongan dua ...bidang , Liniasi, d1l.

Pemecahan masalah-masalah yang berhubungan dengan geometri struktur bidang dan struktur garis seperti :

• Masalah besaran arah dan sudut, jarak dan panjang dari struktur bidang dan struktur garis, misalnya ; menentukan panjang dari segmen garis, sudut antara dua garis, sudut antara dua bidang, sudut antara gars dan bidang, jarak titik terhadap bidang, jarak titik terhadap garis.

2.1.2. Struktur Bidang

Struktur bidang dalam geologi, struktur dapat dibedakan menjadi "Struktur Bidang Rill " dan "Struktur Bidang Semu ".

1. Struktur bidang riil artinya bentuk dan kedudukan dapat diamati secaralangsung ...dilapangan, antara lain adalah

2

Page 3: BAB I pertambangan

• Bidang perlapisan.

• Bidang ketidakselarasan.

• Bidang sesar.

• Foliasi.

• Bidang sayap lipatan. Bidang yang disebut terakhir ini sebenarnya merupakan kedudukan bidang yang terlipat.

2. Struktur bidang semu artinya bentuk dan kedudukannya hanya bisa diketahui atau didapatkan dari hasil analisa struktur bidang riil yang lain, contohnya adalah :

• Bidang poros lipatan.

Dikaitkan dengan penggolongan struktur menurut waktu pembentukannya, maka dibedakan menjadi struktur bidang primer dan struktur bidang sekunder. Bidang-bidang yang termasuk dalam struktur bidang primer adalah bidang perlapisan, bidang foliasi bidang rekah kerut ( Mud Crack ), bidang kekar kolom ( Colomnar Joint ) pada batuan beku, dan lain sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam struktur bidang sekunder adalah bidang kekar, bidang sesar, bidang sayap lipatan. Pada umumnya struktur bidang dinyatakan istilah-istilah, yaitu

1) Jurus ( Strike)

2) Kemiringan (Dip)

2.1.2.1 Definisi Istilah-istilah Struktur Bidang.

a. Jurus (Strike) adalah Arah dan gars horizontal yang merupakan perpotongan ...antara bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal.

b. Kemiringan (Dip) adalah Sudut kemiringan terbesar yang dibentuk oleh bidang ...miring dengan bidang horizontal dan diukur tegak lurus terhadap jurus.

c. Kemiringan Semu (Apparent Dip) adalah Arah tegak lurus jurus sesuai dengan ....arah miringnya bidang yang bersangkutan dan diukur dan arah utara.

3

Page 4: BAB I pertambangan

2.1.2.2 Cara Penulisan ( Notasi ) dan Simbol Struktur Bidang

Untuk menyatakan kedudukan suatu struktur bidang secara tertulis agar dengan mudah dan cepat dipahami, dibutuhkan suatu cara penulisan dan simbol pada pets geologi. Penulisan ( Notasi ) struktur bidang dinyatakan dengan :

- Jurus / Kemiringan

- Besar Kemiringan, arah kemiringan

2.2.3 Mengukur Struktur Bidang dengan Kompas Geologi.

1) Pengukuran Jurus

Bagian sisi kompas (sisi "E") ditempelkan pada bidang yang diukur. Kedudukankompas dihorisontalkan, ditunjukkan oleh posisi level dari nivo "Mata Sapi" ( Bull's Eye Level ), maka hargayang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga jurus bidang yang diukur. Benlah tanda garis pada bidang tersebut sesuai dengan arah jurusnya.

2) Pengukuran Kemiringan.

Kompas pada posisi tegaktempelkan sisi 'W' kompas pada bidang yang diukur dengan posisi yang tegak lurus jurus pada garis jurus yang telah dibuat pada butir (1). Kemudian Dinometer dieter sehingga gelembung udaranya tepat berada ditengah (Posisi Level). Harga yang ditunjukkan oleh penunjuk pada skala klinometer adalah besarnya sudut kemiringan dari bidang yang diukur.

Pengukuran Arah Kemiringan.

Tempelkan sisi "S" kompas pada bidang yang diukur. Posisikan kompas, sehingga. horizontal (nivo "mata lembu" level), baca angka yang ditunjuk oleh jarum utara kompas. Harga ini merupakan arah kemiringan (dip direction) dari bidang yang diukur.

4

Page 5: BAB I pertambangan

2.1.4 Aplikasi Metode Grafis Untuk Struktur Bidang

Aplikasi yang diuraikan disini meliputi pemecahan masalah-masalah struktur :

1. Menentukan kemiringan semu. 2. Menentukan kedudukan bidang dari dua kemiringan semu pada ketinggian

yang sama. 3. Menentukan kedudukan bidang dari dua kemiringan semu pada ketinggian

yang berbeda. 4. Menentukan Kedudukan Bidang berdasarkan problems tiga titik (Three

Point Problems).

Maksudnya menentukan kedudukan bidang dari tiga titik yang diketahui posisi dan ketinggiannya, dimana titik tersebut terletak pada bidang rata yang sama.Dan bidang tersebut tidak terlipat / terpatahkan serta ketiga titik tersebut ketinggiannya berbeda.

2.1.4.1 Struktur Garis

Seperti halnya struktur bidang, struktur garis dalam geologi struktur dapat dibedakan menjadi dua yaitu: • Struktur garis rill adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati langsung dilapangan misalnya gores garis yang erdapat pada bidang sesar. • Struktur garis semu adalah semua struktur garis yang arah atau kedudukannya ditafsirkan dari onentasi unsur- unsur struktur yang membentuk kelurusan atau laniasi. Berdasarkan seat pembentukanya struktur garis dapat dibedakan menjadi struktur garis primer dan stn&w garis sekunder dari contoh-contoh struktur garis yang disebutkan diatas yang termasuk struktur garis primer adalah liniasi atau penjajaran mineral - mineral pada batuan beku tertentu ,arah liniasi struktur sedimen dan yang termasuk struktur garis sekunder adalah gores-garis , liniasi memanjang fragmen breksi sesar.garis poros lipatan dan kelurusan -kelurusan topografi, sungai, dsb.

Kedudukan struktur garis dinyatakan dengan istilah – istilah: - Arah penujaman (Trend) penunjaman (Plunge). - Arah kelurusan (Bearing) dan Rake atau Pitch.

5

Page 6: BAB I pertambangan

2.1.4.2 Definisi Istilah – istilah dalam struktur garis.

Arah penujaman (Trend) adalah jurus dari bidang vertical yang melalui garis dan menunjukan arah penunjaman garis tersebut ( hanya menunjukkan suatu arah tertentu). Arah kelurusan (Bearing) adalah jurus dari bidang vertical yang melahn gar's tetapi tidak menunjukan arah penunjaman garis tersebut (menunjukkan arah – arah dimana, salah satu arahnaya merupakan sudut pelurusnya). Rake (Pith) adalah besar sudut antara garis dengan garis horisontal, yang diukur pada bidang dimana garis tersebut terdapat besamya rake sama dengan atau lebih kecil 90 .

2.1.4.3 Cara Penulisan (Notes) dan Simbol Strukur Garis

Untuk menyatakan kedudukan suatu sruktur garis secara, tertulis dan suatu cara penulisan simbol pada peta geologi. Penulisan notes' sruktur garis dinyatakan dengan :

• "Plunge, Trend ( arah penujaman)". • Sistem Azimuth , hanya mengenal satu penulisan yaitu Y°,N X° E. - Xo adalah "Trend',besarnya = 0° - 360° - Y° adalah "Plunge", besarnya = 0° - 90° (sudut vertikal). • Sistem Kwadran, Penulisan tergantung pada posisi kwadran yang diinginkan sehingga, mempunyai beberapa cara penulisan, misalnya: - Sistem azimuth, 30°,N 45° E, make menurut sistem kwadrannya adalah 45°,N 45° E. - Sistem azimuth, 45°,N 90° E, make menurut sistem kwadrannya adalah 45°, N 90° E, atau 45° S 90°E.

2.1.5 Cara Pengukuran Struktur Garis dengan Kompas Geologi

a. Pengukuran struktur garis yang mempunyai "Trend” Adapun yang termasuk struktur garis ini adalah gores garis pada bidang sesar, arah arus pembentukan struktur sedimen dan garis sumbu lipatan. • Pengukuran Arah "Trend". 1. Tempelkan alat Bantu (buku lapanganl"Dipboard') pada posisi tegak

dan sejajar dengan struktur garis yang akan diukur.

6

Page 7: BAB I pertambangan

2. Tempelkan sisi "W' atau "E" kompas pada posisi kanan atau kiri alat Bantu dengan visir kompas ("Sighting Arm") mengarah kepenujaman struktur garis tersebut.

3. Levelkan/horisontalkan kompas (Nivo Mata Sapi, dalam keadaan horisontal), make harga yang ditunjuk oleh jarum utara, kompas adalah harga arah penunjamannya ("Trend").

• Pengukuran "Plunge" ( Sudut Penunjaman ).

1. Tempelkan sisi "W" kompas pada sisi etas alat bantu yang masih dalam keadaan vertikal. 2. Levelkan "Dinometer" dan baca besaran sudut vertikal yang ditunjukkan oleh penunjuk pada skala "Dinometer". • Pengukuran "Pitch"( Rake ). 1. Buat garis horizontal pada bidang dimana sturktur garis tersebut

terdapat (sama dengan jurus bidang tersebut) yang memotong struktur garis yang akan diukur "Rake " -nya.

2. Ukur besar sudut lancip yang dibentuk oleh garis horisontal, butir dengan struktur garis tersebut mengguna-k-an busur derajat. Pengukuran Struktur Garis yang tidak Mempunyai

2.1.6 Aplikasi metode grafis I untuk struktur garis Aplikasi yang akan dibahas disini meliputi pemecahan masalah-masalah struktur garis antara lain :

1. Menentukan "Plunge" dan "Rake" sebuah garis pada suatu bidang.2. Menentukan kedudukan struktur garis dari perpotongan dua

bidang.

2.1. 7. Tebal dan Kedalaman Penentuan tebal dan kedalaman dalam geologi struktur pada dasarnya merupakan aplikasi dari metode grafis dan goneometris.

2.1.7.1 Tebal Tebal merupakan jarak tegak lures antara dua bidang yang sejajar, yang

7

Page 8: BAB I pertambangan

merupakan batas lapisan batuan.

Secara garis besar, masalah–masalah penetuan ketebalan dapat dibedakan berdasarkan cara perhitungan nya menjadi : 1) Perhitungan berdasarkan pengukuran langsung

Perhitungan secara langsung hu dapat dilakukan dilapangan dengan syarat kemiringan lereng tegak lures dengan kemiringan lapisan,seperti :

- Medan datar/tak berelief dengan lapisan relatif tegak (Gambar 2.4.1.a).

- Medan vertical dengan lapisan relative horizontal, (Gambar 2.4.1.b).

2) Perhitungan berdasarkan pengukuran tidak langsung. Perhitungan secara tidak langsung im dapat dilakukan dengan macam-macam cara tergantung pada :1. Keadaan topografi. 2. Kedudukan lapisan batuan.

Menentukan Tebal Batuan

Dimana : w : Tebal Semu o : Dip/Kemiringan Semua β : Slope/ Kemiringan Lereng

Dip > Slope o – β})aRumus : t = w sin (180o - t = w sin β t = w cos β Dimana : w = Tebal Semu o = Dip/Kemiringan Lapisana β = Slope/Kemiringan Lereng t = Tebal Sebenarnya

2.1.7.2 Kedalaman

Kedalaman merupakan jarak vertical dari ketinggian tertentu (permukaan air laut) ke arah bawah terhadap suatu titik, garis atau bidang.

8

Page 9: BAB I pertambangan

Secara, garis besar, masalah – masalah penentuan kedalaman dapat dibedakan /dibagi berdasarkan cara perhitungan nya menjadi : 1. Perhitungan berdasaarkan pengukuran tegak lurus jurus lapisan. 2. Perhitungan berdasarkan pengukuran tidak tegak lurus jurus lapisan. Pengukuran kedalaman pada, arah lintasan tegak lurus jurus lapisan 1. Medan datar/topografi tidak berelief oad = 1 tg keterangan : d : Kedalaman I : Panjang lintasan pengukuran 2. Medan /topografi dengan slope a. Dip searah dengan slope. o - sin βo)ad = I (cos βo. tg (Gambar 2.4.3) b. Dip berlawanan dengan slope. o + sin βo) (Gambar2.4.4)ad = I (cos βo . tg

2.1.4.2.1 Pengukuran kedalaman pada arah tidak tegak lurus jurus lapisan

a. Dip searah dengan slope o – sin βo)go. cos βo. - sin ad = I (tg b. Dip berlawanan dengan slope o + sin βo)go. cos βo. - sin ad = I (tg

2.1.8 Pola Singkapan dan Peta Geologi

Pola singkapan adalah suatu bentuk penyebaran batuan dan struktur yang tergambarkan dalam peta geologi .

Peta geologi adalah suatu peta yang menggambarkan keadaan geologi daerah tersebut, meliputi penyebaran batuan (litologi), penyebaran struktur dan bentuk morfologinya. Besar dan bentuk dari pola singkapan tergantung dari beberapa hal, yakni:

1. Tebal lapisan. 2. Topografi/morfologi. 3. Besar kemiringan (Dip) lapisan. 4. Bentuk struktur lipatan.

Hukum " V" (V Rule)

9

Page 10: BAB I pertambangan

Hubungan antara lapisan yang mempunyai kemiringan dengan bentuk topografi berelief akan menghasillcan .suatu pola singkapan yang beraturan, diamana aturan tersebut dikenal dengan hukum "V". Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut : a) Lapisan horizontal akan membentuk pola singkapan yang mengikuti

pola garis kontur. b) Lapisan dengan kemiringan yang berlawanan dengan arah kemiringan

lereng maka kenampakan lapisan akan memotong lembah dengan pola singkapan membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan arah kemiringan lembah.

c) Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan berupa garis lurus dimana pola singkapan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi.

d) Lapisan yang miring searah dengan arah kemiringan lereng dimana kemumgan lapisan lebih besar danpada kemiringan lereng akan membentuk pola smgkapan dengan huruf "V" mengarah sama (searah) dengan arah kemiringan lereng.

e) Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan kemiringan lereng dimana besar kemiringan lapisan lebih kecil dari kemiringan lereng , maka pola singkapannya akan membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan arah kemiringan lereng /lembah.

f) Lapisan yang kemiringan nya searah dengan kemiringan lembah dan besarnya kemiringan lapisan sama dengan kemiringan lereng/lembah maka pola singkapan tampak .

2.1. 5.1 Metoda Pembuatan Pola Singkapan dan Peta Geologi

Dalam pembuatan peta geologi, dilakukan dengan cara mengamati singkapan-singkapan batuan yang dijumpai. Pengamatan singkapan batuan biasanya dilakukan dengan mengambil jalur disekitar aliran sungai disepanjang aliran sungai inilah dapat dijumpai smgkapan batuan dengan baik. Pengamatan yang dilakukan meliputi jenis batuan, penyebaran, kedudukanya, hubungan antar satuan (litologi), strukturnya (baik struktur primer maupun skunder).

a) Data singkapan dari flap lokasi pengamatan diplotkan pada peta dasar (peta topogmfi) berupa simbol, tanda, warns. b) Batas litologi, garis sesar, sumbu lipatan dapat berupa garis penuh (tegas) bila diketahui dengan pasti atau berupa garis putus-putus jiak diperkirakan.

10

Page 11: BAB I pertambangan

c) Legenda peta diurutkan sesuai dengan urutan stratigmfi (hukum superposisi).

d) Penyebaran satuan batuan (pola singakapannya dapat ditarik batasnya diantara satuan batuan yang berlamw dengan memperhatikan hukum "V".

2.1.9 Kekar, Sesar, Lipatan

2.1.9.1    Kekar (Joint)

Kekar adalah suatu retakan pada batuan yang tidak/belum mengalami pergerakan.

Kekar dapat menjadi tempat tersimpannya sumber mineral industri tertentu, atau

sebagai jalan bagi aliran air tanah.

Kekar dapat terbentuk sebagai:

1.    Kekar pengkerutan, disebabkan oleh gaya pengkerutan yang timbul karena

pendinginan atau pengeringan, biasanya berbentuk poligonal yang

memanjang.

2.    Kekar lembaran, sekumpulan kekar yang sejajar dengan permukaan tanah,

terutama pada batuan beku. Terbentuk karena hilangnya beban di atasnya.

3.    Kekar tektonik, terbentuk karena proses tektonik, atau gaya-gaya akibat

pergerakan permukaan bumi.

a. Berdasarkan genesanya

1.    Kekar gerus:     kekar yang terbentuk oleh gaya kompresi. Biasanya

berpasangan, pada breksi memotong fragmen, bidang kekar lurus dan rata.

Batuan akan menjadi terkoyak atau menjadi rapuh.

2.    Kekar tarik :     terbentuk oleh gaya tarik. Biasanya tidak berpasangan, tiak

memotong fragmen pada breksi, bidang kekar biasanya tidak lurus dan tidak

rata. Batuan menjadi terbuka

11

Page 12: BAB I pertambangan

b. Kedudukan terhadap bidang lain

1.    Dip joint, Jurusnya relatif sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan

2.    Strike joint, Jurusnya sejajar dengan arah kemiringan lapisan batuan

3.    Bedding joint, Bidangnya sejajar dengan bidang perlapisan batuan di sekitarnya

4.    Diagonal joint, Jurusnya memotong miring bidang perlapisan batuan sekitarnya

2.1.9.2.    Sesar/Patahan (Fault)

Adalah kekar/retakan batuan yang telah mengalami perpindahan atau pergeseran.

Beberapa bukti adanya sesar adalah:

   Cermin sesar dan gores garis

   Pergeseran bidang pelapisan batuan, urat, dsb.

   Zona hancuran atau breksiasi

   Perulangan lapisan yang sama

   Hilangnya lapisan yang seharusnya ada (disebut hiatus)

   Bukti-bukti fisiografi, misalnya kelurusan sungai, gawir sesar, dsb.

Macam-macam Sesar :

1. Berdasarkan Gerak Hanging Wall Terhadap Foot Wall

a.    Sesar Turun/Normal = cirinya adalah adanya pemanjangan, ada lapisan hilang

b.    Sesar Naik = cirinya adanya pemendekan, ada lapisan yang menumpuk

2. Berdasarkan Ada Tidaknya Gerakan Rotasi

a.    Sesar Translasi, Masing-masing blok tidak ada gerak rotasi.

b.    Sesar Rotasi, Terdapat gerak rotasi antara blok yang satu dengan yang lainnya.

3. Berdasarkan Rake Net Slip

a.    Strike Slip Fault : Arah gerakan sejajar bidang sesar

b.    Dip Slip Fault : Arah gerakan tegak lurus bidang sesar

c.    Diagonal Fault

12

Page 13: BAB I pertambangan

4. Berdasarkan Pergerakan Sesar

a.    Stick slip (tidak kontinyu), Sesar yang bergerak secara tiba-tiba dengan

menyimpan energi besar seperti ini menyebabkan terjadinya gempa bumi.

b.    Stable sliding (kontinyu), Disebabkan oleh adanya fluida yang menyebabkan

gerakan terus berlangsung.

Secara umum bentang alam yang dikontrol oleh struktur patahan sulit untuk

menentukan jenis patahannya secara langsung. Untuk itu, dalam hal ini hanya

akan diberikan ciri umum dari kenampakan morfologi bentang alam struktural

patahan, yaitu :

a.    Beda tinggi yang menyolok pada daerah yang sempit.

b.    Mempunyai resistensi terhadap erosi yang sangat berbeda pada posisi/elevasi

yang hampir sama.

c.    Adanya kenampakan dataran/depresi yang sempit memanjang.

d.   Dijumpai sistem gawir yang lurus(pola kontur yang lurus dan rapat).

e.    Adanya batas yang curam antara perbukitan/ pegunungan dengan dataran yang

rendah.

f.     Adanya kelurusan sungai melalui zona patahan, dan membelok tiba-tiba dan

menyimpang dari arah umum.

g.    Sering dijumpai(kelurusan) mata air pada bagian yang naik/terangkat

h.    Pola penyaluran yang umum dijumpai berupa rectangular, trellis, concorted serta

modifikasi ketiganya.

i.      Adanya penjajaran triangular facet pada gawir yang lurus.

2.1.9.3   Lipatan (Fold)

Adalah permukaan pada batuan, baik dalam batuan sedimen maupun batuan

metamorf. Bila penekukan membentuk busur, dinamakan antiklin. Jika berbentuk

palung disebut sinklin.

Lipatan terjadi karena adanya lapisan kulit bumi yang mengalami gaya

kompresi (gaya tekan). Pada suatu lipatan yang sederhana, bagian punggungan

disebut dengan antiklin, sedangkan bagian lembah disebut sinklin.

13

Page 14: BAB I pertambangan

Unsur-unsur yang terdapat pada struktur ini dapat diketahui dengan menafsirkan

kedudukan lapisan batuannya. Kedudukan lapisan batuan(dalam hal ini arah

kemiringan lapisan batuan) pada peta topografi, akan berlawanan arah dengan

bagian garis kontur.

a.       Antiklin Dan Sinklin

Pada prinsipnya penafsiran pada kedua struktur ini berdasarkan atas kenampakan

fore slope/antidip slope dan back slope/dipslope yang terdapat secara

berpasangan. Bila antidip slope saling berhadapan (infacing scarp), maka

terbentuk lembah antiklin, sedangkan apabila yang saling berhadapan adalah back

slope/dipslope, disebut lembah sinklin.

b.      Lipatan Tertutup

      Kubah, Bentang alam ini mempunyai ciri-ciri kenampakan sebagai berikut :

1. Kedudukan lapisan miring ke arah luar (fore slope ke arah dalam).

2. Mempunyai pola kontur tertutup

3. Pola penyaluran radier dan berupa bukit cembung pada stadia muda

4. Pada stadia dewasa berbentuk lembah kubah dengan pola penyaluran annular.

      Cekungan, Bentang alam ini mempunyai kenampakan sebagai berikut :

1. Kedudukan lapisan miring ke dalam (back slope ke arah dalam)

2. Mempunyai pola kontur tertutup

3. Pada stadia muda pola penyalurannya annular.

GENESA

Sesar

Dari kenampakan outcrop, ada pergeseran tubuh batuan. Hal ini biasanya,

termasuk sesar normal, apabia ada lapisan batuan yang tiba-tiba menghilang.

Sedangkan untuk sesar naik atau thrust fault biasanya ada perulangan lapisan.

Secara umum, zona sesar itu biasanya tidak nampak jelas, karena ada struktur

dilokasi tersebut, yang menandakan bahwa dia termasuk zona lemah.

14

Page 15: BAB I pertambangan

Penciri yg umum itu intensitas kekar gerus dan kekar tarik makin intensif,

batuannya semakin hancur, dan kalau kita menemukan 'breksi kataklastika' di

lapangan, tidak jauh dari lokasi tersebut bisa dipastikan ada sesar.

Pada Peta Topografi sendiri, kenampakan sesar umumnya ditunjukan oleh

adanya pola kontur rapat yang menerus lurus, kelurusan sungai dan perbukitan,

ataupun pergeseran, dan pembelokan perbukitan atau sungai, dan pola aliran

sungai parallel dan rectangular.

Kekar

Untuk Kekar Gerus dilapangan biasanya berpasangan (sistematis), dan

rekahannya licin dikarenakan terbentuk terbentuk dari gaya kompresi, sempit.

Untuk Kekar Tarik, biasan dilapangan biasanya sendirian (non sistematis)

dikarenakan terbentuk dari gaya tensional/tarikan maka rekahannya agak lebar,

dan permukaannya kasar.

Untuk Kekar Pengerutan, terbentuk akibat proses fisika, dikarenakan

pelapukan. Dilapangan kekar ini bisa berpasangan, bisa sendiri, tapi yang paling

penting, dia rekahannya hanya dipermukaan.

Pada Peta Topografi sendiri, kenampakan kekar umumnya dicirikan oleh pola

aliran sungai rektangular, dan kelurusan-kelurusan sungai dan bukit.

Lipatan

Dari singkapan sendiri sudah kenampakannya, tapi harus dalam skala

besar, dan pengukuran strike/dip yang valid. Lipatan itu sendiri dalam dua

sayapnya, dip nya saling berlawanan. Adanya lipatan, bisa dipastikan kekar dan

sesar mengikuti.

Pada Peta Topografi sendiri, kenampakan lipatan umumnya ditunjukan

oleh pola aliran sungai trellis atau parallel, dan adanya bentuk-bentuk dip-

slope yaitu suatu kontur yang rapat dibagian depan yang merenggang makin

kearah belakang. Jika setiap bentuk dip-slope ini diinterpretasikan untuk seluruh

peta, muka sumbu-sumbu lipatan akan dapat diinterpretasikan kemudian. Pola

dip-slope seperti ini mempunyai beberapa istilah yang mengacu pada

kemiringan perlapisannya.

15

Page 16: BAB I pertambangan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Struktur Geologi

(peta praktikum perpetaan geologi)

Struktur geologi adalah struktur atau kenampakan yang ada dimuka bumi yang terjadi alamiah atau karena proses geologi , geologi struktur adalah Ilmu yang mempelajari berbagai struktur atau bentuk lapisan tanah akibat adanya gaya tektonisme. Akibatnya akan menghasilkan lipatan(fold) dan patahan/sesar(fault)

16

Page 17: BAB I pertambangan

3.1.1 Lipatan

Lipatan adalah suatu kenampakan berupa permukaan bumi yang terlihat melengkung yang diakibatkan oleh tekanan horizontal dan tekanan vertikal pada kulit bumi yang plastis.

Jenis lipatan :

a.       Lipatan tegak / simetria.       Lipatan dengan lengan lipatan yang sama panjangb.      Lipatan miring / asimetria.       Lipatan dengan lengan lipatan tidak sama panjangc.       Lipatan rebah / recumbena.       Lipatan yang mengalami pembalikan lapisand.      Lipatan menutup

3.1.2 Sesar

17

Page 18: BAB I pertambangan

Sesar merupakan kekar yang telah mengalami pergeseran melalui bidangnya. Pergeseran terjadi karena adanya gaya tektonik yang bekerja di dalam bumi. Sesar terdapat pada semua jenis batuan dengan panjang bervariasi dari beberapa milimeter sampai ratusan kilometer.Macam patahan/sesar :a.       Sesar naikb.      Sesar turunc.       Sesar dekstral (kanan)d.      Sesar sinistral (kiri)e.      Sesar sungkup

3.1.3 ketidakselrasanMacam ketidakselarasan

Nonconformity : Ketidakselarasan antara Batuan Beku dan Batuan Sedimen karena terobosan.

Disconformity : Ketidakselarasan antara Batuan Sedimen dan Batuan Sedimen karena erosi yang tidak mendatar dan tanpa disertai lapisan yang hilang.

Angular unconformity : Ketidakselarasan antara Batuan Sedimen dan Sedimen karena adanya proses pengangkatan lapisan, erosi.

Paraconformity : Ketidakselarasan antara batuan Sedimen dan Batuan Sedimen karena proses erosi mendatar. Karena mendatar jadi cukup susah untuk mengidentifikasinya, kita harus membandingkan ada dan tidaknya urutan fosil di lapisan tersebut dengan lapisan umum lain di daerah tersebut.

Proses terbentuknya Angular unconformity

18

Page 19: BAB I pertambangan

Jadi pertama terjadi pengendapan tanah seperti biasa, menghasilkan lapisan tanah yang mendatar.

Lalu lapisan tanah itu termiringkan. Setelah termiringkan lalu lapisan itu tererosi bagian atasnya sehingga

menjadi datar. Lalu ada endapan lagi yang datang, akhirnya terjadilah ketidakselarasan

antar lapisan.

Macam Lipatan lain yang lebih kompleks.

Cara mengidentifikasi kemiringan bidang Contoh Struktur Bidang = perlapisan batuan, permukaan lereng dllUntuk mengidentifikasi strukturbidang kita perlu mengetahui terlebih dahulu hal-hal apa saja yang harus kita ukur, yaitu :

19

Page 20: BAB I pertambangan

 v  StrikeSudut yang terbentuk antara perpotongan perlapisan dengan bidang horisontal dan arah utara. Cara penulisannya dengan simbolisasi sebagai berikut :N __˚ EKeterangan : ___ diisi dengan besar sudut yang di dapatkan dari pengukuran.v  DipSudut yang menunjukkan besarnya kemiringan struktur bidang.

Cara mengidentifikasi kemiringan garis  Contoh Struktur Garis = gores garis sesar, kekar dll

Untuk mengidentifikasi struktur garis kita perlu mengetahui terlebih dahulu hal-hal apa saja yang harus kita ukur, yaitu :v  PlungeSudut yang menunjukkan arah penunjaman struktur garisv  PitchSudut yang terbentuk antara struktur garis dan strikev  TrendSudut yang terbentuk antara hasil proyeksi mendatar dari struktur garis terhadap arah utara. Cara penulisannya dengan simbolisasi sebagai berikut :N __˚ E

20

Page 21: BAB I pertambangan

Keterangan : ___ diisi dengan besar sudut yang di dapatkan dari pengukuran.Perbedaan True dip dan Apparent dip

True dip = Dip yang didapatkan jika mengukur dip dengan tegak lurus terhadap strike

Apparent dip = Dip yang didapatkan jika mengukur dip dengan membentuk sudut >90˚ terhadap strike.

3.2 Rekonstruksi Struktur Geologi

3.2.1 Pola Singkapan dan Peta Geologi

Pola singkapan adalah suatu bentuk penyebaran batuan dan struktur yang tergambarkan dalam peta geologi .

Peta geologi adalah suatu peta yang menggambarkan keadaan geologi daerah tersebut, meliputi penyebaran batuan (litologi), penyebaran struktur dan bentuk morfologinya. Besar dan bentuk dari pola singkapan tergantung dari beberapa hal, yakni:

1. Tebal lapisan. 2. Topografi/morfologi. 3. Besar kemiringan (Dip) lapisan. 4. Bentuk struktur lipatan.

Hukum " V" (V Rule) Hubungan antara lapisan yang mempunyai kemiringan dengan bentuk topografi berelief akan menghasillcan .suatu pola singkapan yang beraturan, diamana aturan tersebut dikenal dengan hukum "V". Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut : a) Lapisan horizontal akan membentuk pola singkapan yang mengikuti

pola garis kontur.

21

Page 22: BAB I pertambangan

b) Lapisan dengan kemiringan yang berlawanan dengan arah kemiringan lereng maka kenampakan lapisan akan memotong lembah dengan pola singkapan membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan arah kemiringan lembah.

c) Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan berupa garis lurus dimana pola singkapan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi.

d) Lapisan yang miring searah dengan arah kemiringan lereng dimana kemumgan lapisan lebih besar danpada kemiringan lereng akan membentuk pola smgkapan dengan huruf "V" mengarah sama (searah) dengan arah kemiringan lereng.

e) Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan kemiringan lereng dimana besar kemiringan lapisan lebih kecil dari kemiringan lereng , maka pola singkapannya akan membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan arah kemiringan lereng /lembah.

f) Lapisan yang kemiringan nya searah dengan kemiringan lembah dan besarnya kemiringan lapisan sama dengan kemiringan lereng/lembah maka pola singkapan tampak .

3.2.1.1 Metoda Pembuatan Pola Singkapan dan Peta Geologi

Dalam pembuatan peta geologi, dilakukan dengan cara mengamati singkapan-singkapan batuan yang dijumpai. Pengamatan singkapan batuan biasanya dilakukan dengan mengambil jalur disekitar aliran sungai disepanjang aliran sungai inilah dapat dijumpai smgkapan batuan dengan baik. Pengamatan yang dilakukan meliputi jenis batuan, penyebaran, kedudukanya, hubungan antar satuan (litologi), strukturnya (baik struktur primer maupun skunder).

a) Data singkapan dari flap lokasi pengamatan diplotkan pada peta dasar (peta topogmfi) berupa simbol, tanda, warns. b) Batas litologi, garis sesar, sumbu lipatan dapat berupa garis penuh (tegas) bila diketahui dengan pasti atau berupa garis putus-putus jiak diperkirakan.

c) Legenda peta diurutkan sesuai dengan urutan stratigmfi (hukum superposisi).

d) Penyebaran satuan batuan (pola singakapannya dapat ditarik

22

Page 23: BAB I pertambangan

batasnya diantara satuan batuan yang berlamw dengan memperhatikan hukum "V".

3.2.2 Metoda Statistik

Metoda, statistik, yakni suatu metoda, yang diterapkan untuk mendapatkan kisaran harga rata – rata atau harga maksimum dari sejumlah data acak satu jenis struktur . dari sim kemudian dapat diketahui kecenderungan – kecenderungan, bentuk pola, ataupun kedudukan umum dari jenis struktur yang sedang dianalisa . Metoda, statistik yang sering atau umum dipakai dalam kegiatan analisa struktur, terdiri dari 2 (dua) metoda, yang pengelompokannya, didasarkan etas banyaknya parameter yang akan diketahui hasil statistiknya.

Metoda statistik dengan satu, parameter yakni pembuatan diagram yang didasarkan atas, sejumlah data struktur yang hanya, memiliki satu, parameter saja. Metoda statistik dengan dua parameter yakm pembuatan diagram-diagram, bedasarkan sejumlah data struktur yang memiliki parameter.

3.2.3 rekonstruksi kekar dan sesar

1. ( Diagram Kipas )

Tujuan diagram ini dimaksudkau untuk mengetahui arah kelurusan umum dari unsur – unsur struktur yang data-datanya, hanya, terdiri dari satu unsure pengukuran.

Tabulasi data - data pengukuran yang terkumpul dimasukan kedalam suatu. table (tabulasi data),dengan tujuan untuk mempermudah proses dalam pembuatan diagramnya. Dalam hal ini jumlah data tidak terdapat batasan mengenai banyak nya data yang harus dikumpulkan. Semakin banyak data lapangan dalam analisa, make hasilnya akan mendekati keadaan sebenarnya.

Pembuatan Diagram Kipas

23

Page 24: BAB I pertambangan

Dari pemasukan data-data pengukuran kedalam data suatu tabel diperoleh harp prosentase maksimum 24%. Harga ini dipakai sebgai patokan untuk menetukan panjang jari –jari diagram setengah lingkaran .

Panjang jari–jari Dari harga maksimum 24% = 6 cm. kemudian panjang jari–jari tersebut dibagi enam , sehingga, setiap satu, interval berharga, 4%. Selanjutnya dari setiap interval dibuat busurnya, dengan pusat titik nol dan panjang jari–jari sama, dengan interval yang bersangkutan. kemudian bagilah sisi paling luar dari busur sesuai dengan pembagian arahnya. Melalui pembagian interval tersebut tariklah garis- garis kearah pusat busur.

2. Diagram roset.

Tujuan diagram ini dimaksudkan untuk mengetahui arah kelurusan umum dari unsur – unsur struktur yang data – datanya hanya memiliki satu pengarahan. Tabulasi data –data pengukuran lapangan yang terkumpul dimasukan kedalam suatu table dengan tujuan untuk mempermudah pembuatan diagramnya. Pembuatan diagram roset Pada prinsipnya cara pembuatan diagram roset ini sama dengann cara pembuatan diagram kipas . perbedaanya hanya terletak pada bentuknya, diagram kipas berbentuk setengah lingkaran sedangkan diagram roset merupakan lingkaran penuh.

3.2.4. Rekonstruksi Lipatan

Metoda Rekonstruksi Lipatan Untuk mempelajari lipatan, dapat dilakukan dengan pengukuran langsung dan merekontruksikannya dalam bentuk penampang atau analisa danmenggunakan diagram beta, phi diagram dan diagram kontur. Rekonstruksi lipatan umumnya dilakukan pada suatu lintasan atau pembuatan penampang pada peta geologi. Adapun cara yang dilakukan berdasarkan bentuk dan sifat batuan :

a.Metode Tangan Bebas (Free Hand Method )

Metode ini digunakan untuk lipatan pada batuan yang incompetent , dimana akan terjadi penipisan dan penebalan yang tidak teratur. Cara

24

Page 25: BAB I pertambangan

menggambarkannya dengan menghubungkan batas-batas lapisan mengikuti orientasi kemiringan

b. Metode Busur Lingkar

Metode ini digunakan untuk lipatan pada batuan yang competent , misalnya lipatan paralel. Dasar dari metode ini adalah anggapan bahwa lipatan merupakan bentuk busur dari suatu lingkaran dengan pusatnya adalah perpotongan antara sumbu-sumbu kemiringan yang berdekatan. Untuk batas-batas lapisan yang dijumpai berulang pada lintasan yang direkontruksi, maka pembuatan busur lingkaran dilakukan dengan interpo

3.3 Pembuatan Penampang Geologi

Suatu gambaran yang memperlihatkan keadaan geologi secara vertical, sehingga diketahui hubungan satu dengan lamnya. Dalam pembuatan penampang geologi dipilih suatu jalur tertentu sedemikian rupa, sehingga dapat memperlihatkan dengan jelas semua keadaan geologinya secara vertikal. Dalam hal ini dipilih atau dibuat suatu jalur yang arahnya tegak lurus terhadap jurus umum lapisan batuan, sehingga dalam penampang akan tergambarkan keadaan kemiringan lapisan yang asli (true dip).

Namun pembuatan penamapang terkadang juga melalui jalur yang tidak tegak lurus terhadap jurus lapisan batuan maka disini penggambaran besar kemiringan lapisan nya adalah merupakan kemiringan lapisan semu (apparent dip) yang besarnya sesuai dengan arah sayatan terhadap jurus lapisan batuan. Rekonstruksi :

a) Perhatikan arah sayatan penampang terhadap jurus umum lapisan (tegak lurus atau tidak).

b) Buat "base line" yang panjangnya sama dengan panjang garis penampang peta geologi.

c) Buat "end line" dan berikan angka – angka yang menunjukan ketinggian sesuai dengan skalanya.

d) Buat "profile line" dengan cara mengeplot ketinggian garis kontur yang terpotong garis penampang, dan kemudian hubungkan. Gambarkan keadaan geologinya, meliputi batas lapisan, batas struktur dan lainnya, yang terpotong oleh garis penampang

25

Page 26: BAB I pertambangan

(penampang geologi)

26

Page 27: BAB I pertambangan

BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan

Struktur geologi adalah struktur atau kenampakan yang ada dimuka bumi yang terjadi alamiah atau karena proses geologi , geologi struktur adalah Ilmu yang mempelajari berbagai struktur atau bentuk lapisan tanah akibat adanya gaya tektonisme. Akibatnya akan menghasilkan lipatan(fold) dan patahan/sesar(fault. struktur geologi yang menonjol yaknik kekar, sesar, lipatan (antiklin dan sinklin)

rekonstruksi struktur geologi adalah upaya untuk menafsirkan struktur geologi dalam bentuk gambar dari data data lapangan rekonstruksi yang dilaksanakan dapat berupa pola penyebaran, pola jurus, penampang geologi dan struktur lainnya

rekonstruksi penampang adalah suatu gambaran yang memperlihatkan keadaan geologi secara vertical, sehingga diketahui hubungan satu dengan lamnya. Dalam pembuatan penampang geologi dipilih suatu jalur tertentu sedemikian rupa, sehingga dapat memperlihatkan dengan jelas semua keadaan geologinya secara vertikal

b. Saran

Berdasarkan dari keseluruhan pertemuan dan pelaksanaan praktikum, baik indoor maupun out door, penulis menyarankan agar pelaksanaan praktikum selanjutnya dapat lebih baik lagi, yaitu persediaan peralatan-peralatan lapangan agar dapat diperbanyak dan diperbaharui sehingga membuat mahasiswa lebih terampil dan mahir dalam pengaplikasian di lapangan, serta untuk pelaksanaan praktikum di lapangan (out door) lebih ditingkatkan lagi, mengingat kegiatan praktikum di lapangan lebih aplikatif.

27

Page 28: BAB I pertambangan

DAFTAR PUSTAKA

Asikin, Sukendar. 1978. Dasar-dasar Geologi Struktur, Departemen Teknik Geologi ITB. Bandung. Badgley,

Graha, Doddy Setya. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung

Harsolumakso, A.H., Magetsari, N.A., Abdullah, I.C, 1997, Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur, Teknik Geologi ITB, Bandung.

Pengantar Geologi Dasar- Danang Endarto. Cetakan 1. Surakarta LPP UNS dan UNSPress.2005

http://www.toiki.or.id/2010/07/ketidakselarasan-unconformity.html

http///www.wikipedia.org/2014/12/18/geologi+struktur

28