BAB I. PENDAHULUAN - library.binus.ac.id · proses ticketing , maintenance ... diharapkan dapat...
Transcript of BAB I. PENDAHULUAN - library.binus.ac.id · proses ticketing , maintenance ... diharapkan dapat...
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Implementasi Teknologi Informasi (TI) pada perusahaan telah berkembang
dan mengalami pergeseran fungsi. TI tidak hanya berperan sebagai pendukung
saja seperti pengolah data dan otomatisasi proses, namun juga dipandang sebagai
aset strategis yang turut menentukan strategi bisnis perusahaan. Adopsi dan
implementasi TI dalam perusahaan memerlukan keselarasan antara proses TI
dengan proses bisnis. Information Technology Infrastructure Library (ITIL)
adalah salah satu kerangka kerja atau Framework yang menyediakan serangkaian
model proses dan fungsi best practice pemberian layanan TI (Budiyono, 2012).
Divisi Shared Service Center (SSC) secara penuh mengelola layanan
infrastruktur TI, mulai dari Service Desk, Desktop Support, Network, dan Data
Center di 18 unit bisnis atau area industri PT. Astra Otoparts Tbk. (AOP) yang
tersebar di Jabodetabek. Seluruh aktivitas inti tersentralisasi di kantor pusat PT.
AOP. Untuk mendukung kelancaran operasi dan pemenuhan Service Level
Agreement (SLA), ditempatkan pula banyak teknisi lokal untuk menangani
beberapa unit bisnis di area tertentu, tentunya dengan bantuan koordinasi tim
utama dari kantor pusat.
Dalam perjalanan dan upayanya untuk dapat memberikan layanan TI yang
baik, tentunya tidak terlepas dari permasalahan yang timbul pada fase
implementasi, sehingga berdampak pada aktivitas di fase support atau operation.
Sejumlah kasus insiden yang terjadi selama fase operation mengakibatkan
terganggunya proses bisnis di sisi end-user. Maka dari itu, untuk tata kelola di PT.
2
AOP, SSC menerapkan prinsip dasar yang tertuang pada Framework ITIL, mulai
dari Incident Management, Problem Management, Request Fulfillment, hingga
Change Management.
Beragam dokumen maupun prosedur sudah tersedia untuk mendukung
proses ticketing, maintenance, monitoring, serta controlling. Pada aktualnya,
beberapa tahapan yang sudah menjadi kebiasaan malah diabaikan, sehingga
menyebabkan sejumlah kasus insiden di unit bisnis yang tidak termonitor status
dan perkembangannya.
Sebagai contoh, ketika ada permasalahan teknis TI di salah satu area unit
bisnis, end-user langsung menghubungi teknisi lokal tersebut tanpa melaporkan
terlebih dahulu ke Service Desk via email atau telepon, karena sudah ada teknisi
lokal. Hal ini biasanya disebut sebagai tiket colek atau tiket informal. Akibatnya,
aktivitas penanganan insiden yang dilakukan oleh teknisi lokal tidak termonitor
semuanya oleh Service Desk. Maka, akan sulit menganalisa trend ticket dan
performa teknisi lokal tersebut.
Insiden merupakan interupsi, gangguan, atau penurunan kualitas dari sebuah
layanan TI yang tidak terencana dan berimbas pada proses bisnis. Setiap insiden
harus terkategori dan terkelola supaya mudah dalam penanganan dan analisa
(Office of Government Commerce, 2007). Seluruh tiket dan insiden sebaiknya
harus tercatat dan terekam supaya SLA dapat dilaporkan dengan benar dan tepat
(Doherty, 2010). Continual Service Improvement (CSI) merupakan sebuah proses
yang berulang untuk mengidentifikasi keseluruhan kegiatan yang terjadi di
organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan memaksimalkan efektivitas dengan
tujuan memberikan pelayanan yang optimal kepada pelanggan (Solehah, 2014).
3
Untuk menghindari kasus tiket informal di atas, dibutuhkan aplikasi e-Ticket
yang familiar digunakan end-user dan tepat guna. End-user tidak perlu
menghubungi Service Desk atau bahkan email karena akses email hanya untuk
user tertentu. Hanya dengan aplikasi e-Ticket maka insiden dapat langsung
tercatat di Service Desk. Jika end-user masing enggan melakukan hal tersebut,
teknisi lokal sendiri yang melakukan ticketing di perangkat end-user sembari
melakukan troubleshooting. Dengan demikian, semua tiket akan termonitor dan
dianalisa dengan mudah, serta insiden dapat dieskalasikan lebih cepat. Sumber
daya manusia pun dapat dikelola berdasarkan jumlah tiket aktual karena akan
berdampak pada biaya operasional yang dikeluarkan. Dengan menggunakan
tahapan Continual Service Improvement, pada studi kasus ini, peneliti akan
merancang sistem e-Ticket berikut dengan penjabaran analisa keunggulannya.
1.2. Perumusan Masalah
Permasalahan yang hendak dianalisa dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana cara mengevaluasi Maturity Level terhadap pengelolaan
insiden berdasarkan proses sebelum dilakukan improvisasi, proses yang
diharapkan, dan proses setelah dilakukan improvisasi?
2. Bagaimana cara menganalisa hubungan sebab akibat tidak tercapainya
SLA?
3. Bagaimana cara implementasi sistem e-Ticket pada unit bisnis PT. AOP?
4. Bagaimana cara mengevaluasi tingkat utilisasi staf Desktop Support
terhadap penyelesaian tiket insiden?
4
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penulisan tesis ini antara lain adalah
sebagai berikut.
1. Mengukur Maturity Level terhadap pengelolaan insiden berdasarkan
proses sebelum dilakukan improvisasi, proses yang diharapkan, dan
proses setelah dilakukan improvisasi.
2. Menganalisa akar masalah penyebab tidak tercapainya SLA.
3. Merancang implementasi sistem e-Ticket untuk mengelola seluruh tiket
di seluruh unit bisnis PT. AOP.
4. Mengukur tingkat utilisasi staf Desktop Support terhadap penyelesaian
tiket insiden.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil perancangan ini diharapkan supaya rekomendasi sistem dapat
digunakan oleh PT. AOP di seluruh unit bisnisnya dan sistem yang
direkomendasikan dapat berlangsung secara terus-menerus. Dari sisi lingkungan
akademik, diharapkan dapat menambah kajian dan mendukung pembelajaran mata
kuliah dengan fokus ITIL dan pengelolaan insiden yang dapat digunakan pada
proyek serupa di tempat lain.
1.5. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan untuk merancang sistem e-Ticket dengan fokus
penelitian di seluruh unit bisnis PT. AOP yang menggunakan prosedur
pengelolaan insiden.