BAB I PENDAHULUAN - · PDF filesalah satu endapan porfiri Cu-Au terbesar di Indonesia yang...

9
Meilani Magdalena/12005066 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem porfiri merupakan suatu endapan hipotermal yang dicirikan oleh stockwork yang tersebar (disseminated) dalam massa batuan yang besar yang berhubungan dengan proses alterasi dan mineralisasi pasca terjadinya intrusi porfiritik (Garwin, 2000). Daerah Sumbawa merupakan salah satu daerah yang memiliki sistem endapan porfiri yang membawa mineral tembaga dan emas yang sangat menarik untuk ditelaah secara mendalam. Sistem endapan ini merupakan salah satu endapan porfiri Cu-Au terbesar di Indonesia yang berhasil dijadikan daerah tambang. Lokasi endapan porfiri ini berada di kawasan Batu Hijau yang berlokasi di bagian baratdaya Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. PT. Newmont Nusa Tenggara bertindak sebagai pemegang kontrak karya (COW) di Batu Hijau dengan wilayah 12 km x 6 km dan cadangan mencapai 914 juta ton dengan kadar 0,53% tembaga (mengandung 4,8 juta ton Cu) dan 0,40 g/t emas (dengan 366 ton Au). Perusahaan ini telah melakukan kegiatan eksplorasi mulai tahun 1986 dan telah berproduksi (eksploitasi) sejak tahun 2000. Kegiatan eksploitasi pada proses penambangan tidak terlepas dari kondisi geologi dalam melakukan perencanaannya. Pengeboran produksi maupun lubang trim yang dilakukan dalam proses penambangan tidak terlepas pada kontrol kondisi litologi, termasuk proses yang bekerja di dalamnya seperti alterasi dan mineralisasi. Dengan mempelajari proses alterasi dan mineralisasi yang terjadi dalam sistem endapan ini, diharapkan variasi sebaran mineral dan hubungannya dengan sebaran kadar Cu-Au dapat diketahui dengan baik. Selain itu, dengan metode pemetaan lubang bor dan dinding area penambangan diharapkan dapat terus memperbaharui pemodelan geologi yang telah ada sebelumnya sehingga dapat menjadi acuan dalam kegiatan eksploitasi yang kini sedang berjalan.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - · PDF filesalah satu endapan porfiri Cu-Au terbesar di Indonesia yang...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filesalah satu endapan porfiri Cu-Au terbesar di Indonesia yang berhasil dijadikan ... berlokasi di bagian baratdaya Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat

Meilani Magdalena/12005066  1  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sistem porfiri merupakan suatu endapan hipotermal yang dicirikan oleh

stockwork yang tersebar (disseminated) dalam massa batuan yang besar yang

berhubungan dengan proses alterasi dan mineralisasi pasca terjadinya intrusi

porfiritik (Garwin, 2000). Daerah Sumbawa merupakan salah satu daerah yang

memiliki sistem endapan porfiri yang membawa mineral tembaga dan emas yang

sangat menarik untuk ditelaah secara mendalam. Sistem endapan ini merupakan

salah satu endapan porfiri Cu-Au terbesar di Indonesia yang berhasil dijadikan

daerah tambang. Lokasi endapan porfiri ini berada di kawasan Batu Hijau yang

berlokasi di bagian baratdaya Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

PT. Newmont Nusa Tenggara bertindak sebagai pemegang kontrak karya

(COW) di Batu Hijau dengan wilayah 12 km x 6 km dan cadangan mencapai 914

juta ton dengan kadar 0,53% tembaga (mengandung 4,8 juta ton Cu) dan 0,40 g/t

emas (dengan 366 ton Au). Perusahaan ini telah melakukan kegiatan eksplorasi

mulai tahun 1986 dan telah berproduksi (eksploitasi) sejak tahun 2000.

Kegiatan eksploitasi pada proses penambangan tidak terlepas dari kondisi

geologi dalam melakukan perencanaannya. Pengeboran produksi maupun lubang

trim yang dilakukan dalam proses penambangan tidak terlepas pada kontrol

kondisi litologi, termasuk proses yang bekerja di dalamnya seperti alterasi dan

mineralisasi. Dengan mempelajari proses alterasi dan mineralisasi yang terjadi

dalam sistem endapan ini, diharapkan variasi sebaran mineral dan hubungannya

dengan sebaran kadar Cu-Au dapat diketahui dengan baik. Selain itu, dengan

metode pemetaan lubang bor dan dinding area penambangan diharapkan dapat

terus memperbaharui pemodelan geologi yang telah ada sebelumnya sehingga

dapat menjadi acuan dalam kegiatan eksploitasi yang kini sedang berjalan.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filesalah satu endapan porfiri Cu-Au terbesar di Indonesia yang berhasil dijadikan ... berlokasi di bagian baratdaya Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat

 BAB I PENDAHULUAN 

Meilani Magdalena/12005066  2 

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat kelulusan sarjana

Strata Satu pada Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi

Kebumian, Institut Teknologi Bandung.

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mempelajari alterasi hidrotermal dan hubungannya dengan

mineralisasi di daerah penelitian.

2. Menentukan zona penyebaran alterasi dan mineralisasi permukaan area

penambangan aktif dan bawah permukaan berdasarkan data conto

cutting, data conto inti bor, dan conto batuan permukaan.

3. Mempelajari paragenesa mineral bijih pada daerah penelitian yang

dihasilkan dari alterasi hidrotermal.

1.3 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Daerah penelitian terletak di Batu Hijau yang secara administratif berada

pada Kecamatan Jereweh, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat,

sedangkan secara geografis Batu Hijau terletak pada bujur 08°57’55” dan lintang

116°52’21”. Daerah ini merupakan area penambangan utama yang semenjak

tahun 1986 menjadi bagian wilayah kontrak kerja PT. Newmont Nusa Tenggara.

Daerah penelitian dapat ditempuh dengan menggunakan helikopter dalam

waktu 45 menit dari Mataram yang merupakan Ibukota Provinsi Nusa Tenggara

Barat, yang berjarak 110 km ke arah tenggara. Jalur darat dapat ditempuh dengan

rute Mataram - Kayangan Lombok selama kurang lebih dalam waktu 2 jam,

kemudian dilanjutkan penyeberangan laut dengan menggunakan jasa pelayaran

kapal cepat dari pelabuhan Kayangan ke Benete yang ditempuh kurang lebih

dalam waktu 1 jam 30 menit. Daerah penambangan sendiri terletak di bagian

timur pelabuhan Benete dengan jarak tempuh sekitar 25 km dan waktu tempuh

yang digunakan yaitu kurang lebih 60 menit melalui jalur darat, dan jika

menggunakan helikopter milik perusahaan hanya membutuhkan waktu 7 menit

(Gambar 1.1).

Page 3: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filesalah satu endapan porfiri Cu-Au terbesar di Indonesia yang berhasil dijadikan ... berlokasi di bagian baratdaya Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat

 BAB I PENDAHULUAN 

Meilani Magdalena/12005066  3 

Gambar 1.1. Peta Lokasi yang menunjukan lokasi proyek Batu Hijau dan wilayah kontrak kerja PT. Newmont Nusa Tenggara (Tim Geologi Batu Hijau, 2009).

1.4 Metode dan Tahapan Penelitian

Data-data yang diperoleh pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa

metode, yaitu:

• Logging Inti Bor

Conto inti bor yang di analisis meliputi 9 sumur pemboran (core) yang

melalui garis penampang barat-timur, yaitu section 9020 (Gambar 1.2; Gambar

1.3; Tabel 1.1).

F l o r e s S e a

S a l e h B a

P.MOYO

Karumb

SUMBAWABESAR

PULAU SUMBAWA

Moyo

Lunyu

RopanLemurun

Plampan

Labangk

VVI

II

IV

Taliwan

Jerewe

Malu

Alas

Uta

Langa

Pl.Tan

BATU HIJAU

II

500000E 550000E 600000E

Buin

NORTH

TELUK

CoW

Mine Operation Batu Hijau Pinjam Pakai

Project Area

RINTI

Page 4: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filesalah satu endapan porfiri Cu-Au terbesar di Indonesia yang berhasil dijadikan ... berlokasi di bagian baratdaya Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat

 BAB I PENDAHULUAN 

Meilani Magdalena/12005066  4 

Gambar 1.2. Peta Topografi area penambangan terbuka Batu Hijau pada September 2009. Garis tebal berwarna biru menunjukan garis penampang barat-timur (9020 N); lingkaran berwarna merah merupakan letak sumur bor; dan garis putus-putus berwarna merah merupakan area penambangan aktif yang menjadi lokasi blasthole mapping dan pengamatan singkapan serta pengambilan conto batuan permukaan (surface sampling) (Tim Geologi PT. NNT, 2009).

Page 5: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filesalah satu endapan porfiri Cu-Au terbesar di Indonesia yang berhasil dijadikan ... berlokasi di bagian baratdaya Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat

 BAB I PENDAHULUAN 

Meilani Magdalena/12005066  5 

Gambar 1.3. Posisi sumur bor pada penampang topografi area penambangan terbuka Batu Hijau pada September 2009. Garis berwarna hitam merupakan gambaran vertikal dari sumur bor yang diteliti. Lingkaran berwarna biru merupakan titik-titik tempat pengambilan conto inti bor untuk dianalisis. (Tim Geologi PT. NNT, 2009).

Page 6: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filesalah satu endapan porfiri Cu-Au terbesar di Indonesia yang berhasil dijadikan ... berlokasi di bagian baratdaya Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat

 BAB I PENDAHULUAN 

Meilani Magdalena/12005066  6 

Tabel 1.1. Daftar sumur pemboran yang dilakukan analisis.

Kode Sumur

Kedalaman (Meter)

Kode Conto

Kedalaman Pengambilan Conto (Meter)

1 SBD 100 557,7 - 579,7 COA.1 573,93 2 SBD 100 579,7 - 602,4 COA.2 580,2 3 SBD 100 602,4 - 612,3 COA.3 604 4 SBD 100 602,4 - 612,3 COA.4 607,5 5 SBD 100 678 - 705,8 COA.5 688,2 6 SBD 100 679 - 705,8 COA.6 695 7 SBD 100 680 - 705,8 COA.7 696,2 8 SBD 100 705,8 - 723,4 COA.8 721,2 9 SBD 100 740,2 - 742,8 COA.9 741,9 10 SBD 100 742,8 - 770 COA.10 767,8 11 SBD 183 506 - 548 COB.1 516 12 SBD 183 507 - 548 COB.2 520 13 SBD 183 508 - 548 COB.3 526 14 SBD 183 584,8 - 608,6 COB.4 598,5 15 SBD 183 828 - 848 COB.5 836 16 SBD 194 384 - 455,6 COC.1 436,8 17 SBD 194 633,5 - 661,3 COC.2 634,1 18 SBD 194 721,7 - 734,5 COC.3 726,5 19 SBD 245 433,9 - 462,8 COD 449 20 SBD 246 297,6 - 325 COE.1 317,5 21 SBD 246 325 - 343 COE.2 325 22 SBD 250 196,8 - 230,9 COF.1 220 23 SBD 250 279 - 285,2 COF.2 280 24 SBD 250 456,5 - 494,4 COF.3 460 25 SBD 250 456,5 - 494,5 COF.4 461 26 SBD 250 456,5 - 494,6 COF.5 463,2 27 SBD 250 456,5 - 494,7 COF.6 489 28 SBD 250 456,5 - 494,8 COF.7 491,2 29 SBD 267 334,4 - 361,9 COG.1 336,8 30 SBD 267 410 - 424,3 COG.2 417,5 31 SBD 267 434 - 443,6 COG.3 440,2 32 SBD 267 973 - 987 COG.4 978 33 SBD 267 987 - 1000 COG.5 990 34 SBD 329 66 2- 21 COH.1 170,5 35 SBD 329 66 - 221 COH.2 172,9 36 SBD 329 67 - 221 COH.3 192,2 37 SBD 329 240 - 247,5 COH.4 241 38 SBD 329 241 - 247,5 COH.5 243,7 39 SBD 329 468 - 499 COH.6 480 40 SBD 329 499 - 511 COH.7 501 41 SBD 329 500 - 511 COH.8 504.9 42 SBD 334 170,65 - 204,1 COI 181,1

Page 7: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filesalah satu endapan porfiri Cu-Au terbesar di Indonesia yang berhasil dijadikan ... berlokasi di bagian baratdaya Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat

 BAB I PENDAHULUAN 

Meilani Magdalena/12005066  7 

• Blasthole Mapping (Pemetaan Lubang Bor)

Blasthole mapping merupakan pemetaan lubang bor yang berupa cutting

pada bench tertentu. Data utama yang diperoleh meliputi mineral alterasi dan

mineralisasi. Selain itu juga dilakukan pengambilan conto batuan (cutting).

Tujuan utama dari blasthole mapping adalah untuk memberikan efisiensi antara

mineral bijih/ore (economic cut off grade) dengan mineral limbah/waste (below

cut off grade). Blasthole mapping juga berguna untuk memberikan perkiraan nilai

emas yang akan dicapai dalam pertambangan (Arif, 2003). Dalam penelitian ini,

pemetaan lubang bor berguna untuk mengetahui zonasi alterasi dan mineralisasi

permukaan pada area penambangan aktif dan membantu dalam memperbaharui

model geologi yang telah ada sebelumnya.

Objek penelitian yang dilakukan dengan blasthole mapping yaitu pada

bench -030 dan bench -045 (Gambar 1.2 dan Gambar1.3).

• Pengamatan singkapan dan pengambilan conto batuan permukaan

Pengamatan singkapan dan pengambilan conto batuan permukaan

dilakukan terhadap dinding-dinding area penambangan. Data yang diperoleh

berupa litologi, alterasi, dan mineralisasi. Objek penelitian dari pengambilan

conto batuan permukaan yaitu pada dinding bench -15 dan dinding bench -30

(Gambar 1.2). Pada dinding bench -15 berada pada bagian utara, barat, dan timur

PIT sedangkan pada dinding bench -30 berada di sepanjang dinding bagian barat

PIT. Di bagian selatan PIT tidak dilakukan pengamatan singkapan karena pada

bagian ini merupakan daerah longsor, sehingga tidak aman untuk melakukan

kegiatan apapun di sekitarnya.

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap (Gambar 1.4), yaitu:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi studi pustaka dilakukan dengan mencari dan

membaca literatur mengenai kondisi daerah penelitian berdasarkan hasil

penelitian terdahulu dan disesuaikan dengan topik yang akan dibahas. Pada

tahapan ini, dibantu dengan beberapa data-data yang diperlukan untuk penelitian

di lapangan seperti data bor, peta geologi, peta alterasi, peta mineralisasi, dan

assay result.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filesalah satu endapan porfiri Cu-Au terbesar di Indonesia yang berhasil dijadikan ... berlokasi di bagian baratdaya Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat

 BAB I PENDAHULUAN 

Meilani Magdalena/12005066  8 

2. Tahap Pengambilan Data

Tahap pengambilan data ini meliputi pengambilan data primer dan data

sekunder yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode yang telah

disebutkan di atas disertai dengan pengambilan conto-conto yang akan dianalisis

pada tahap berikutnya.

3. Tahap Analisis dan Pengolahan Data

Tahap analisis laboratorim merupakan tahap lanjut dari analisa di

lapangan. Pada tahap ini, penelitian dilakukan di kampus yaitu dengan analisis

petrografi pada sayatan tipis (thin section) dan analisis mineragrafi pada sayatan

poles (polish section).

a. Sayatan Tipis (Thin Section)

Pengamatan sayatan tipis digunakan untuk mengidentifikasi mineral dalam

batuan berdasarkan sifat optiknya untuk mengetahui genesa batuan yang

dihubungkan dengan pembentukan mineral bijih. Dalam identifikasi batuan, ciri-

ciri yang perlu diamati yakni sifat sifat fisik dan sifat optik, meliputi: warna,

tekstur, ukuran, dan komposisi batuan; sedangkan untuk identifikasi mineralnya

meliputi: warna, pleokroisme, bentuk, belahan, relief, pemadaman, kembaran,

kelimpahan, dan ciri khusus lainnya.

b. Sayatan Poles (Polish Section)

Untuk mengidentifikasi mineral logam/bijih, terlebih dahulu dibuat

penyediaan sayatan poles. Tujuan pengamatan sayatan poles untuk mengetahui

paragenesa mineral bijih. Pengamatan sayatan poles dilakukan dengan identifikasi

mineral logam, deskripsi tekstur, dan analisis komposisi mineral logam yang

nantinya dapat membantu untuk interpretasi paragenesanya. Dalam identifikasi

mineral logam/bijih, ciri-ciri yang perlu diamati yakni sifat fisik dan sifat optik.

Sifat optik yang penting diamati ialah: warna, bireflektence/pleokroik,

anisotropik-isotropik, relatif itensitas pantulan cahaya dan refleksi dalam/internal

reflection; sedangkan sifat fisik yakni bentuk, ukuran mineral, relatip kekerasan

(polishing hardness), belahan (cleavage) dan kembaran (twinning).

4. Tahap Penyusunan Skripsi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari sebuah penelitian berupa laporan

hasil penelitian. Hasil-hasil penelitian pada tahap-tahap sebelumnya dievaluasi

Page 9: BAB I PENDAHULUAN -  · PDF filesalah satu endapan porfiri Cu-Au terbesar di Indonesia yang berhasil dijadikan ... berlokasi di bagian baratdaya Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat

 BAB I PENDAHULUAN 

Meilani Magdalena/12005066  9 

dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian diambil suatu penafsiran

berupa kesimpulan yang menjawab tujuan penelitian.

Gambar 1.4. Diagram alir penelitian