BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4134/2/IIS FETIANINGSIH BAB I.pdf1 BAB I...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4134/2/IIS FETIANINGSIH BAB I.pdf1 BAB I...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang
sangat mendasar (Supartini, 2009), anak sebagai pasien tidak lagi dipandang
sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik yang memiliki
kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Walaupun telah dilakukan
pelatihan dan diterapkan dalam perawatan anak, kebanyakan apa yang dilakukan
dalam penyembuhan penyakit dapat menimbulkan trauma, nyeri, kecewa, dan
ketakutan. (Wong, 2008), Sangat disayangkan, dalam mengurangi trauma karena
intervensi medis tidak dibarengi dengan kemampuan teknologi. Demikian
juga orang tua tidak lagi dipandang sebagai pengunjung anak yang sakit,
melainkan sebagai mitra perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Perawat dalam memberikan kebutuhan anak dan pemenuhannya dalam
bentuk pelayanan yang berpusat pada keluarga (Supartini, 2009). Hospitalisasi
bagi anak dan orang tua dapat dianggap sebagai pengalaman yang
mengancam (stressor), keduanya dapat menimbulkan krisis bagi anak dan
keluarga. Bagi anak hal ini mungkin terjadi karena anak tidak memahami
mengapa anak dirawat di rumah sakit, dan terluka, stress dengan adanya
perubahan akan status kesehatannya, lingkungan tempat di rawat, dan
kebiasaan sehari-hari. Apabila anak harus menjalani hospitalisasi akan
memberikan pengaruh terhadap anggota keluarga dan fungsi keluarga (Wong,
Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
2
2008). Umumnya orang tua yang anaknya mengalami hospitalisasi akan
bersikap marah, ketidak percayaan akan penyakit anaknya, penolakan dan rasa
bersalah karena tidak mampu merawat anaknya, rasa takut, frustasi, dan
cemas, juga hal tentang prosedur tindakan medis dan ketidaktahuan, depresi
yang berhubungan dengan merasa lelah fisik dan mental, efek samping
pengobatan, khawatir memikirkan anaknya yang lain di rumah dan biaya
pengobatan.
Beberapa kasus yang sering dijumpai peneliti di rumah sakit selama
peneliti menjadi praktikan di rumah sakit adalah peristiwa yang dapat
menimbulkan trauma pada anak, seperti nyeri, cemas, marah, menangis karena
kesakitan dan lingkungan yang asing bagi anak, dan hal tersebut akan
berdampak psikologis pada anak. Dengan demikian atraumatic care sebagai
bentuk perawatan terapeutik yang dapat diberikan kepada anak dan keluarga
dengan mengurangi stres psikologis dan fisik yang di alami anak dan keluarga
dari tindakan keperawatan, seperti memperhatikan dampak tindakan yang
diberikan dengan memperhatikan prosedur tindakan atau aspek lain yang
kemungkinan berdampak adanya trauma selama hospitalisasi (Hidayat, 2005).
Disamping itu, selama orang tua menjaga anak selama hospitalisasi tentu
muncul rasa kepuasan dan ketidakpuasan. Ketidakpuasan orang tua bisa
disebabkan karena orangtua tidak diberitahukan peraturan yang ada di rumah
sakit, perawat tidak pernah memberitahukan apakah anak boleh membawa
barang kesayangan ke rumah sakit, sebagian orang tua mengatakan perawat
jarang sekali memberi pujian pada anak ketika selesai melakukan tindakan
keperawatan, ketika anak mendapat tindakan perawatan orang tua jarang
Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
3
diberitahu tentang prosedur tindakan, sebiagian orang tua juga mengtakan
bahwa perawat tidak pernah mengatakan apakah tindakan perawatan yang
diberi membuat anak kesakitan, perawat juga kurang hati-hati dan teliti dalam
melakukan tindakan perawatan dan lain-lain. Pada umumnya indikator yang
sering digunakan untuk mengetahui kepuasan dan ketidakpuasan orang tua
adalah keluhan orang tua, pengaduan malpraktek, kritik dalam surat pembaca,
laporan dari staf medik dan perawatan dan lain-lainnya (Sofyan, 2009).
Menurut pendapat Yazid dalam Nursalam (2011) mengemukakan bahwa
pasien dalam mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima
mengacu pada beberapa faktor, antara lain kesesuaian antara harapan dan
kenyataan, layanan selama proses menikmati jasa, perilaku personel, suasana
dan kondisi fisik lingkungan, biaya, promisi atau iklan yang sesuai dengan
kenyataan. Supardi (2008) kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa
indikator, antara lain Responsiveness (ketanggapan), Reliability (kehandalan),
Assurance (jaminan), Emphaty (empati), dan Tangible (bukti langsung).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh James (2006) melakukan
survey pada 144 orangtua pasien di URJ Departemen IKA RSCM. Sebanyak
62 % orangtua pasien merasa puas terhadap kualitas pelayanan, skor kepuasan
total terhadap dimensi kualitas pelayanan 3,55 (puas). Bukti fisik (tangibility)
memberi skor kepuasan tertinggi sedangkan kehandalan pelayanan
(reliability) memberi skor kepuasan terendah bagi orangtua pasien, Kualitas
pelayanan di URJ Departemen IKA RSCM memuaskan (skor 3,55) dan
persentase orangtua pasien yang puas 62%.
Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
4
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Setive (2011) melakukan
survey pada orang tua pasien di intensive care unit open-bay dan single family
room neonatal. Dengan hasil penelitian bahwa kepuasan Parental dengan hati-
hati di single family ruang NICU ditingkatkan dibandingkan dengan open-bay
NICU tradisional. Lingkungan ruang keluarga tunggal tampil lebih kondusif
untuk penyediaan layanan yang berpusat pada keluarga. Meningkatkan
kepuasan orangtua dengan perawatan dan potensi ditingkatkan perawatan
berpusat pada keluarga perlu dipertimbangkan dalam keputusan yang dibuat
mengenai fasilitas NICU di masa depan.
Menurut data WHO, Di seluruh Amerika Serikat dan Eropa, kepuasan
konsumen memainkan peran yang semakin penting dalam kualitas reformasi
perawatan dan kesehatan. selama 10 tahun terakhir, ke proliferasi dari survei
yang memfokuskan secara eksklusif pada pengalaman pasien, aspek yaitu dari
pengalaman perawatan seperti waktu tunggu, kualitas dasar fasilitas, dan
komunikasi dengan penyedia layanan kesehatan, yang semuanya membantu
mengidentifikasi prioritas nyata bagi peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan. Di antara tujuh belas negara, Italia berada di peringkat kedua oleh
WHO. Tapi hanya 20 % penduduknya mengatakan mereka puas dengan
sistem perawatan kesehatan mereka (WHO, 2008).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di ruang
Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Kabupaten Purbalingga
terhadap 10 responden orang tua yang anaknya di rawat di rumah sakit
menunjukkan bahwa 4 orang tua tidak diberitahukan peraturan yang ada di
rumah sakit, 6 orang tua mengatakan perawat jarang sekali memberi pujian
Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
5
pada anak ketika selesai melakukan tindakan, 7 orang tua mengatakan perawat
tidak pernah memberitahukan apakah anak boleh membawa barang
kesayangan anak ke rumah sakit, 6 orang tua mengatakan ketika anak
mendapat tindakan perawatan orang tua jarang diberitahu tentang prosedur
tindakan, 6 orang tua mengatakan perawat tidak pernah mengatakan apakah
tindakan perawatan yang diberi membuat anak kesakitan, 4 orang tua
mengatakan perawat kurang hati-hati dan teliti dalam melakukan tindakan
perawatan dan lain-lain.
Peneliti juga memperoleh data yang menunjukan bahwa di ruang
Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata memiliki ruangan rawat inap
sebanyak 10 ruangan terdiri dari ruang kelas 1,2,3 dan ruang isolasi dengan
jumlah total keseluruhan jumlah tempat tidur ada 22 tempat tidur.
Berdasarkan penjelasan di atas, setiap tindakan perawatan yang
diberikan kepada anak didukung oleh sikap orangtua dalam menerima
perawatan anak dalam bentuk sikap kepuasan pelayanan. Oleh karena itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berupa “kepuasan orangtua
terhadap atraumatic care selama anak mengalami hospitalisasi di ruang
Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu: “apakah ada hubungan antara
atraumatic care dengan kepuasan orang tua selama anak mengalami
hospitalisasi di ruang Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata?
Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan atraumatic
care dengan kepuasan orang tua selama anak mengalami hospitalisasi di
ruang Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata.
2. Tujuan Khusus
a. Mendapat gambaran pelaksanaan atraumatic care yang dilakukan
perawat di ruang Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata.
b. Mengetahui tingkat kepuasan orangtua di ruang Cempaka RSUD dr. R.
Goeteng Taroenadibrata.
c. Mengetahui hubungan atraumatic care dengan kepuasan orangtua
selama anak mengalami hospitalisasi di ruang Cempaka RSUD dr. R.
Goeteng Taroenadibrata.
D. Manfaat Penelitian
1. Praktek Keperawatan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai penerapan terhadap ilmu yang telah
didapat perawat selama pendidikan, bahan masukan tentang pentingnya
meningkatkan pengetahuan atraumatic care, dan hubungan atraumatic
care dengan kepuasan orang tua selama anak mengalami hospitalisasi.
2. Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan
dan sumber data untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan
atraumatic care dengan kepuasan orangtua selama anak mengalami
hospitalisasi.
Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
7
3. Bagi Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi
tambahan yang berguna bagi pengembangan penelitian keperawatan
berikutnya terutama yang berhubungan dengan atraumatic care terhadap
kepuasan orang tua selama anak mengalami hospitalisasi. Penelitian ini
dapat juga digunakan sebagai penerapan terhadap ilmu yang telah didapat
perawat selama pendidikan, bahan masukkan tentang pentingnya
meningkatkan pengetahuan atraumatic care, dan hubungan atraumatic
care dengan kepuasan orang selama anak mengalami hospitalisasi di
Puskesmas.
E. Penelitian Terkait
1. James dkk (2006)
Judul Penelitian “Tingkat Kepuasan Orangtua Pasien di Pediatri
Rawat Jalan Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Pusat
Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta”. Tujuan dari penelitian untuk
mengetahui tingkat kepuasan orangtua pasien yang membawa anaknya
berobat jalan di URJ Departemen IKA RSCM. Penelitian ini
menggunakan metode studi survai deskriptif dengan metode potong
lintang (cross sectional). Subyek penelitian adalah orangtua pasien yang
membawa anaknya berobat jalan di URJ Departemen IKA RSCM. Sampel
penelitian diambil dengan teknik consecutiv sampling berjumlah 144
orangtuan pasien yang membawa berobat jalan dan memenuhi kriteria.
Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
8
Data diambil menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan
korelasi Chi Square. Hasil penelitian dari 144 orang tua pasien, enam
puluh dua persen orangtua pasien merasa puas terhadap kualitas
pelayanan, skor kepuasan total terhadap dimensi kualitas pelayanan 3,55
(puas). Bukti fisik (tangibility) memberi skor kepuasan tertinggi
sedangkan kehandalan pelayanan (reliability) memberi skor kepuasan
terendah bagi orangtua pasien, Kualitas pelayanan di URJ Departemen
IKA RSCM memuaskan (skor 3,55) dan persentase orangtua pasien yang
puas 62%. Persamaan dengan peneliti yang dilakukan oleh peneliti adalah
variabel bebas yaitu kepuasan orangtua dan metode penelitian.
Perbedaanya terletak pada sampel penelitian.
2. Ramadini (2016)
Judul penelitian “Pengaruh Penerapan Atraumatic Care terhadap
Respon Kecemasan Anak yang Mengalami Hospitalisasi di RSU Pancaran
GMIM Manado dan RSUP PROF DR.D.R.KANDAOU MANADO”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan
atraumatic care terhadap respon kecemasan anak yang mengalami
hospitalisasi. Penelitian ini menggunakan metode quasy-experimental
design dengan rancangan penelitian pretest-posttest with control group.
Sebanyak 34 anak berusia 1-14 tahun menjadi sampel penelitian
menggunakan pendekatan sampling non probabilitas dengan metode
consecutive sampling yang dilakukan pemasangan infus yang terdiri dari
17 anak kelompok intervensi kompres es batu dan pemberian mainan dan
Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
9
17 anak kelompok kontrol atau tanpa intervensi. Hasil penelitian 34
responden dimana terbagi 17 responden kelompok intervensi kompres es
batu sebelum pemasangan infus dan pemberian mainan sebelum sampai
saat pemasangan infus berlangsung dan 17 responden kelompok tanpa
intervensi atau kelompok kontrol. Diketahui skor rata-rata kecemasan
sebelum penerapan atraumatic care pada kelompok intervensi lebih tinggi
39,82 dari kelompok kontrol 37,24, sedangkan skor rata-rata kecemasan
sesudah penerapan atraumatic care pada kelompok intervensi lebih rendah
29,59 dari kelompok kontrol 39,71. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh
penerapan atraumatic care terhadap respon kecemasan anak, dan
menunjukkan ada perbedaan penerapan atraumatic care terhadap respon
kecemasan anak pada kelompok anak yang dilakukan pemasangan infus
diberi kompres es batu dan pemberian mainan dengan kelompok yang
tidak diberi kompres es batu dan pemberian mainan atau kelompok
kontrol. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah
variabel bebas yaitu atraumatic care. Perbedaannya terletak pada variabel
terikatnya, tempat penelitian dan jumlah sampel penelitian.
3. Ismanto (2013)
Judul penelitian ”Hubungan antara Penerapan Atraumatic Care
dengan Respon Anak Usia Prasekolah Selama Hospitalisasi di Ruang
Anggrek RSUD LIUKENDAGE TAHUNA” Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara aplikasi dari respon perawatan
anak atraumatic selama rawat inap. Penelitian ini menggunakan metode
Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
10
cross sectional dengan menggunakan kuesioner dengan sampel 40 anak
prasekolah, dihitung dengan menggunakan chi square p-value 0,015. Hasil
penelitian ini adalah menunjukan adanya Hubungan Yang signifikan
ANTARA penerapan perawatan atraumatik DENGAN respon Anak Usia
prasekolah selama hospitalisasi di Ruang Anggrek RSUD Liunkendage.
Persamaan dengan peneliti yang dilakukan oleh peneliti adalah variabel
bebas yaitu atraumatic, metode penelitian. Perbedaannya terletak di
variabel terikatnya, jumlah sampel dan tempat penelitian.
4. Setiven (2011)
Judul penelitian ”Perbandingan Kepuasan Orang Tua di Unit
Perawatan Intensif terbuka dan Ruang Keluarga Neonatal”. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis bahwa kepuasan orangtua
dengan perawatan intensif neonatal lebih besar dalam fasilitas ruang
keluarga tunggal dibandingkan dengan unit konvensional terbuka bay
neonatal intensive care (NICU). Penelitian ini menggunakan metode
kohort prospektif yang membandingkan hasil survei kepuasan bagi orang
tua yang menanggapi survei kepuasan orangtua NICU tersedia secara
komersial. Hasil penelitian adalah kepuasan Parental dengan hati-hati di
singlefamily ruang NICU ditingkatkan dibandingkan dengan perawatan
intensif NICU tradisional. Lingkungan ruang keluarga tunggal tampil lebih
kondusif untuk penyediaan layanan yang berpusat pada keluarga.
Meningkatkan kepuasan orangtua dengan perawatan dan potensi
ditingkatkan perawatan berpusat pada keluarga perlu dipertimbangkan
dalam keputusan yang dibuat mengenai fasilitas NICU di masa depan.
Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
11
Persamaan dengan peneliti yang dilakukan oleh peneliti adalah variabel
terkaitnya yaitu kepuasan orang tua. Perbedaanya terletak pada jumlah
sampel, metode penelitian dan tempat penelitian.
5. Cíntia Ferreir (2015)
Judul penelitian “Restorative Treatment (ART) untuk karies gigi
pada anak-anak menjalani perawatan oncohematological: percobaan
pragmatis”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dari
umur panjang restorasi dilakukan oleh Atraumatic Restorasi Treatment
(ART) pada pasien yang menjalani pengobatan oncohematological.
Penelitian ini menggunakan metode experimental design dengan
rancangan penelitian with control group. Sebanyak 28 anak menjadi
sampel penelitian dilakukan pada kelompok eksperimen, yang terdiri
anak-anak (2-13 tahun) menjalani perawatan oncohematological, dan pada
kelompok kontrol, di mana pasien tidak menjalani pengobatan tersebut.
Pemeriksa yang sama dievaluasi ART pada 1, 3, 6 dan 12 bulan setelah
persiapan, menggunakan kriteria yang sama untuk restorasi dan sealant.
ART berhasil jika restorasi tidak membutuhkan perbaikan dalam penilaian
tindak lanjut. Hasil penelitian: pengobatan Oncohematological tidak
mengganggu umur panjang restorasi ART, yang menunjukkan potensi
penggunaan teknik ini pada anak-anak yang menjalani kemoterapi.
Persamaan dengan peneliti yang dilakukan oleh peneliti adalah variabel
bebas yaitu atraumatic. Perbedaannya terletak pada variabel terikat,
tempat penelitian, jumlah sampel penelitian dan metode penelitian.
Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
12
6. Kamalshikha Baheti (2014)
Judul Penelitian “Perbandingan Kepuasan Parental dalam Kualitas
Anak mereka Orthodontic Treatment oleh Orthodontists dan
Pedodontists”. Tujuan dari penelitian untuk mengevaluasi kepuasan orang
tua dari anak-anak yang telah menjalani perawatan ortodontik yang
disediakan oleh ortodontis dan dokter gigi anak dalam praktek pribadi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan cross-sectional. Subyek penelitian adalah orang
tua yang dari semua anak yang di rawat. Sampel penelitian sebanyak 412
orang tua. Serta dari hasil penelitian di ketahui Tingkat signifikansi yang
ditetapkan pada P = 0,05. Sebuah tingkat yang lebih tinggi kepuasan
terlihat pada orang tua dari anak-anak dirawat oleh pedodontists (mean
skor kepuasan = 0,752) bila dibandingkan dengan mereka yang dirawat
oleh ortodontis (mean skor kepuasan = 0,631) yang signifikan secara
statistik. Orang tua pasien gadis menunjukkan skor rata-rata lebih tinggi
dari kepuasan (1,021) bila dibandingkan dengan orang-orang dari pasien
anak (0,32l), yang juga signifikan secara statistik. Persamaan dengan
peneliti yang dilakukan oleh peneliti adalah variabel terikatnya yaitu
kepuasan dan teknik pengambilan data. Perbedaannya terletak pada
variabel bebasnya di tambah lagi yaitu jumlah sampel penelitiannya.
Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017