BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Upaya...21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan...
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
SMP Negeri 5 Surakarta merupakan sekolah yang di bangun oleh bangsa
Belanda pada zaman dahulu, yang sekarang telah mengalami banyak perubahan
karena adanya pergantian pemimpin, yang pada akhirnya bergerak kearah
perbaikan. Kedaan sekolah yang terletak strategis yang berada di dekat jalan raya,
menyebabkan kondisi belajar siswa sedikit terganggu. Hal itu di sebabkan karena
adanya aktivitas jalan raya yang sangat padat dan bising, sehingga proses belajar
mengajar sedikit mengalami gangguan
Gangguan dalam proses belajar mengajar yang berlangsung akan
berpengaruh terhadap hasil belajar. Jika proses belajar terjadi secara lancar tanpa
adanya suatu gangguan, maka pelajaran yang akan disampaikan oleh guru akan
dapat diterima oleh siswa dengan baik, berbeda halnya jika keadaan dalam proses
belajar mengajar tidak berlangsung secara lancar dan terdapat gangguan, maka
penyampaian pelajaran dari guru kurang begitu di serap oleh siswa sehingga
berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Hasil belajar siswa yang kurang, khususnya dalam hal ini adalah dalam
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Hal tersebut terjadi pula di
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 Surakarta.
SMPN 5 Surakarta terdiri dari 18 kelas, meliputi kelas VII A, B, C, D, E
dan F kelas VIII A, B, C, D, E dan F dan kelas IX A, B, C, D, E dan F. Peneliti
memfokuskan perhatian pada kelas VII, yang terdiri dari enam kelas.
Permasalahan yang akan diteliti, peneliti temukan di kelas VII SMPN 5 Surakarta
terutama pada kelas VII E. Kelas VII E tersebut memiliki permasalahan prestasi
belajar rata-rata kelas pada mata pelajaran PKn yang rendah. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan nilai rata-rata PKn kelas VII E semester gasal yaitu 49,95 padahal
batas ketuntasan minimalnya yaitu 70. Berdasar data tersebut siswa yang mampu
21 mencapai nilai ≥ 70 hanya 10 %, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah
batas ketuntasan minimal tersebut. Dimana nilai rata-rata PKn kelas VII E ini
merupakan rata - rata nilai yang terendah di antara kelas VII yang lainnya. Dapat
dilihat sebagai berikut: nilai rata-rata untuk kelas VII A pada semester gasal 74,
93 ; kelas VII B rata- rata kelas 74,93 ; kelas VII C rata- rata kelas 72,26 ; kelas
VII D rata- rata kelas 73,96 ; kelas VII E rata-rata kelas 49,95 sedangkan kelas
VII F rata-rata kelas 73,96 . Data ini peneliti dapatkan setelah melakukan
wawancara dengan guru PKn di SMP tersebut. Rendahnya prestasi belajar siswa
kelas VII E SMP N 5 Surakarta tersebut disebabkan kerena dalam kenyataannya
di lapangan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) masih dianggap
sebagai pelajaran sepele oleh siswa kelas VII E SMP N 5 Surakarta dan hal itu
juga terjadi pada kelas yang lainnya. Padahal Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
merupakan mata pelajaran yang diwajibkan untuk kurikulum di jenjang
pendidikan dasar, menengah, dan mata kuliah wajib untuk kurikulum pendidikan
tinggi, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas pasal 37. Berdasarkan hal tersebut seharusnya PKn tidak
bisa dianggap remeh karena merupakan mata pelajaran yang diwajibkan
Disamping itu Pendidikan Kewarganegaraan ini juga sangat penting dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara karena dapat membentuk warga negara
seperti yang dikemukakan dalam Departemen Pendidikan Nasional, yang
menyatakan bahwa :
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 20)
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di kelas VII E pada saat
pembelajaran PKn berlangsung hasil belajar yang rendah pada siswa kelas VIIE
SMP N 5 Surakarta juga dipengaruhi karena siswa cepat merasa bosan, jenuh,
serta sulit untuk menerima pelajaran yang di sampaikan oleh guru. Siswa yang
22 bosan akan mengalami suatu kejenuhan, jika seorang guru hanya menerangkan
saja dan pada akhirnya mereka kehilangan minat serta perhatian dalam
berlangsungnya proses belajar, hal inilah yang harus disiasati oleh seorang guru
bagaimana caranya agar perhatian siswa dapat terfokus terhadap pelajaran yang
disampaikan dan mereka berminat untuk mengikuti pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) sehingga hasil belajarnya dapat meningkat.
Dari uraian yang menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan mata pelajaran yang di wajibkan untuk kurikulum di jenjang
pendidikan dasar, menengah, dan mata kuliah wajib untuk kurikulum pendidikan
tinggi, disamping itu Pendidikan Kewarganegaraan juga dapat membentuk warga
negara, dari hal tersebut dapat dikatakan betapa pentingnya Pendidikan
Kewarganegaraan bagi siswa, sehingga upaya-upaya untuk memperbaiki proses
pembelajaran PKn di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi harus terus
ditingkatkan, maka dari itu perlu adanya suatu upaya untuk memperbaiki proses
pembelajaran PKn serta untuk meningkatkan kualitas hasil belajar PKn yakni
dengan menciptakan pembelajaran yang kreatif serta inovatif.
Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan salah satu upaya yang
digunakan yang diharapkan dapat meningkatkan hasil dari belajar siswa,
disamping metode pembelajaran. Karena jika “motivasi siswa terdorong maka
hasil belajarnya pun dapat meningkat”. (Angkowo dan A. Kosasih Robertus,
2007: 35). Disamping itu, dengan penggunaan media dapat mempermudah suatu
proses pembelajaran yang sebenarnya sulit untuk diterima hanya dengan kata-kata
saja dan proses belajar mengajar lebih efektif. Dalam hal ini media yang
digunakan adalah media gambar, hal ini disebabkan gambar bersifat lebih konkrit,
karena gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibanding dengan
media verbal semata. Selain itu ternyata dengan gambar upaya untuk mengingat
dan menarik kembali informasi di kemudian hari akan lebih mudah dari pada
menggunakan cara pencatatan dengan tulisan dan kata saja.
Seperti yang telah dikemukakan oleh Ching dalam bukunya Susilo (2009:
37) “Bahwa dengan media gambar, mata pikiran mampu melihat pandangan yang
23 mendalam yang tidak terbatas pada tempat dan saat sekarang. Dengan gambar
mata pikiran dapat membentuk, memanipulasi, dan mentransformasikan imajinasi
di luar batas-batas ruang dan waktu”.
Penggunaan media pembelajaran terutama media gambar mempunyai
pengaruh yang positif terhadap proses belajar yaitu bahwa media gambar yang
digunakan dalam sebuah pembelajaran akan menarik perhatian siswa serta dapat
memperjelas sajian ide, seperti yang telah dikemukakan oleh Angkowo dan A.
Kosasih Robertus (2007: 26) yang menyatakan bahwa “ Media gambar berfungsi
untuk menarik perhatian , memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau memberi
variasi pada fakta yang kemungkinan akan dilupakan atau diabaikan”. Dari uraian
di atas dapat dikatakan bahwa begitu besar pengaruh media gambar terhadap
pembelajaran
Penggunaan media gambar ini merupakan salah satu upaya yang
digunakan yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena pada
dasarnya siswa yang bersikap tidak perhatian terhadap pelajaran yang di sajikan,
bosan dalam mengikuti pelajaran serta tidak terfokus dalam pelajaran akan
mengalami kesulitan dalam meraih hasil belajar yang bagus karena mereka tidak
bisa menerima pelajaran yang disampaikan oleh seorang guru tersebut.
Pengguanaan media gambar diharapkan dapat meningkatkan motivasi serta dapat
membuat pelajaran lebih menarik, karena jika siswa mempunyai motivasi serta
ketertarikan terhadap pelajaran, maka pelajaran yang akan disampaikan oleh guru
dapat diterima baik oleh siswa sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Penggunaan media gambar dalam pembelajaran berdasarkan pada suatu
fenomena yang menunjukkan bahwa kebanyakan orang lebih suka melihat
gambar-gambar, apalagi anak-anak. Tujuan ini berdasarkan pada fungsi dari
media gambar, yaitu membantu meningkatkan kemampuan anak terhadap hal-hal
yang abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas.
24 Oleh karena itu untuk meningkatkan prestasi belajar khususnya pada
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), peneliti bermaksud
mencobakan penggunaan media gambar sebagai media pembelajaran di kelas VII
E SMPN 5 Surakarta. Penggunaan media gambar ini diterapkan agar dapat
membantu guru khususnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu
agar penyajian bahan ajar PKn menjadi lebih menarik, sehingga diharapkan siswa
tidak lagi merasa bosan dan jenuh dengan materi pelajaran.
Berdasarkan uraian dan fenomena diatas, yang menarik perhatian bagi
penulis untuk mengadakan penelitian tindakan kelas ini dengan judul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Penggunaan Media Gambar Pada
Materi Pokok Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di Kelas VII E SMP
N 5 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah dapat di identifikasikan
sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa kelas VII E SMP N 5
Surakarta rendah
2. Guru kesulitan mencari media yang tepat untuk menyampaikan materi
tentang kemerdekaan mengemukakan pendapat
3. Siswa mempunyai ketidaktertarikan pada meteri kemerdekaan
mengemukakan pendapat
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah di atas maka
masalah diatas dapat di batasi agar lebih jelas, pembatasan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Media yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah media
gambar
25 2. Siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIIE SMP N 5
Surakarta tahun ajaran 2008/2009
3. Materi pelajaran yang diteliti pada penelitian dibatasi pada materi PKn
(Pendidikan Kewarganegaraan) kelas VII semester genap yaitu materi
pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat
4. Hasil belajar siswa dilihat dari aspek kognitif diukur sebelum dan sesudah
tindakan
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang
telah disampaikan di atas, maka masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut :
Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VII E SMP N 5 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009 pada materi pokok
kemerdekaan mengemukakan pendapat ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan
masalah serta perumusan masalah di atas maka penulis mempunyai tujuan yaitu
sebagai berikut :
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIE SMP N 5 Surakarta Tahun
Ajaran 2008/2009 pada materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat
dengan menggunakan media gambar.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka diharapkan penelitian ini
mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
26 Penelitian ini mampu memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam
dunia pendidikan mengenai penggunaan media gambar terhadap peningkatan hasil
belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Siswa
1) Siswa dapat menikmati model pembelajaran yang tidak seperti biasa
sehingga mereka tidak bosan dan jenuh
2) Siswa termotivasi, berminat serta tertarik untuk mengikuti proses
pembelajaran yang sedang berlangsung
3) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
b. Manfaat Bagi Sekolah
1) Dapat mengetahui bagaimana cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa
2) Dapat mengetahui cara mengatasi siswa yang tidak perhatian, menarik
motivasi serta minat terhadap pelajaran
3) Dapat mengelola kelas sesuai dengan minat siswa
c. Manfaat Bagi Perpustakaan Sekolah
Dapat menambah koleksi karya ilmiah yang ada di perpustakaan
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Teori Tentang Media Pendidikan dan Hasil Belajar
Menurut Gagne’s M Robert ( 1992: 212) menyatakan tentang manfaat
media pendidikan terhadap pembelajaran adalah sebagai berikut “Some educators
are convinced that learnes differing in “learning styles” may benefit most from
media presentations that match their styles. What these learning stlyes differences
are and wheather they may be efective with different media has not been definityly
established.”
27 Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa beberapa pendidik
atau guru mempunyai gaya yang berbeda dalam mengadakan pembelajaran, yang
menyebutkan bahwa gaya atau model pembelajaran guru yang diadakan akan
lebih bermanfaat dengan menggunakan media, serta pembelajaran yang diadakan
akan lebih efektif dengan menggunakan media yang berbeda secara berkelanjutan.
Maksudnya adalah pembelajaran akan lebih efektif jika penggunaan media
pembelajarn tersebut tidak monoton, tetapi divariasikan dengan media yang
lainnya secara bervariasi. Dalan hal ini diharapkan dapat membantu siswa untuk
lebih berminat dalam mengikuti pelajaran, karena dengan penggunaan media
pendidikan dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam menerima
pelajaran sehingga siswa mendapat nilai yang lebih tinggi.
Menurut Gagne’s M Robert ( 1992: 212) menyatakan tentang pengajar
yang mempunyai kemampuan rendah dalam pembelajaran akan mengalami
kesulitan jika hanya menggunakan halaman yang diprint adalah sebagai berikut
“Learners who score low in this ability will undoubtedly have difficulty in
learning from the printed pag without media. Because this ability is cloosy
correlated with performance in oral language understanding, low ability learners
are also likely to learn poorly from speech that is semantically complex”.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa pengajar yang mengajar
tanpa menggunakan media, maka pengajar akan lebih sulit dalam mengajar, hal
ini akan dapat mempengaruhi hasil belajar serta pemahaman dari siswa, karena
pengajar yang mempunyai kemampuan rendah dalam pembelajaran akan
mempengaruhi materi yang disampaikan sehingga materi yang disampaiakan akan
lebih sulit untuk diterima oleh siswa dan hal ini akan menyebabkan pencapaian
nilai yang rendah, karena pelajaran yang di terima tidak sesuai dengan kenyataan
dan hal ini akan lebih sulit lagi karena pelajaran hanya menggunakan kata-kata
sehingga lebih komplek.
“ Penggunaan media pendidikan dalam pembelajaran dapat meningkatkan
hasil belajar sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi berbagai kemampuan
siswa”. (Azhar Arsyad, 2002: 24). Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa
28 dengan menggunakan media pendidikan dalam pembelajaran akan lebih
mempunyai makna bagi berbagai kemampuan siswa baik kognitif, afektif ataupun
psikomotoriknya, sehingga dengan penggunaan media pendidikan dalam proses
belajar mempunyai dampak yang positif terhadap kemampuan siswa.
Pemakaian media dalam proses pembelajaran akan dapat meningkatkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu
media juga berguna untuk membangkitkan gairah belajar, memungkinkan siswa
belajar mandiri sesuai dengan minat dan kemampuannya. “Media dapat
meningkatkan pengetahuan, memperluas pengetahuan, serta memberikan
fleksibilitas dalam penyampaian pesan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
hasil belajar”. ( Angkowo dan A Kosasih Robertus, 2007: 27 ).
Media pembelajaran yang digunakan dalam sebuah pembelajaran dapat
meningkatkan daya tarik siswa terhadap pelajaran yang disampaikan, hal itu
disebabkan jika dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang di ajarkan, maka siswa akan
memiliki pandangan serta pengetahuan yang lebih konkrit dan dapat digunakan
sebagai alat pengingat bagi siswa. Media pembelajaran dapat meningkatkan daya
tarik sehingga dapat memberikan rangsangan untuk belajar hal ini di sebabkan
karena materi pelajaran di kemas dalam bentuk lain dari biasanya yaitu dengan
menggunakan media, maka dengan begitu daya tarik siswa akan meningkat
terhadap pelajaran, jika sudah tertarik mereka akan mempunyai motivasi untuk
belajar sedangkan motivasi sangat berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar
pada seorang siswa.
Media pendidikan dapat di pakai sesuai dengan kebutuhan baik oleh
pengajar ataupun oleh siswa, maksudnya adalah penggunaan media dapat
digunakan dan di sesuaikan dengan materi yang berkaitan sehingga dapat
memperjelas penyajian materi yang di sampaikan oleh pengajar sedangkan siswa
juga dapat menggunakan media pendidikan sebagai sarana penunjang belajar.
Dari hal tersebut seorang pengajar dapat memanfaatkan media yang ada misalnya
29 gambar yang termuat dalam media cetak atau internet maupun sumber –
sumber belajar lainnya yang berkaitan sehingga dapat digunakan untuk
menerangkan tentang mata pelajaran PKn pada standar kompetensi menampilkan
perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan kompetensi dasar
mengaktualisasikan kemerdekaan mengemuakakan pendapat secara bebas dan
bertanggung jawab, karena dengan adanya penggunaan media siswa mempunyai
daya tarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Motivasi muncul karena
dalam diri seorang siswa terdapat dorongan yang sangat kuat untuk melakukan
sesuatu yang di anggapnya perlu untuk dilakukan demi kebaikannya. Motivasi
belajar siswa dapat terdorong jika pelajaran yang di ajarkan dapat menarik minat
serta dapat membuat siswa menjadi ingin tahu.
Uraian di atas dapat di simpulkan sebagai berikut, bahwasanya dengan
penggunaan media pendidikan dalam pembelajaran akan memunculkan pengaruh
yang bersifat positif, yaitu diantaranya sebagai berikut : media pendidikan dapat
meningkatkan hasil belajar, kemampuan siswa, daya tarik siswa sehingga dapat
meningkatkan minat serta motivasi bagi siswa.
2. Teori Tentang Media Gambar dan Hasil Belajar
“Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan
gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen
pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas”.
(Azhar Arsyad,2002: 23). Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa jika
penggunaan media gambar tersebut sesuai dengan materi yang disampaikan dan
disertai dengan penjalasan – penjelasan yang sesuai dan tepat yang dapat
menunjukkan keadaan yang digambarkan serta gambar dan penjelasan –
penjelasan tersebut dapat disajikan secara terorganisir, jelas dan spesifik, sehingga
dapat digunakan sebagai alat komunikasi dalam elemen – elemen pengetahuan
dalam sebuah pembelajaran, maka kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.
Seperti yang di kemukakan oleh Judy Lever-Duffy, Jean B. Mc Donald
and Al P. Mizell (2003: 286) yang menyatakan bahwa :
30 Every visual consists of number of elements presented in
adeliberate arrangement. There are three primery categories of design elements: visual, text, and affective elements. Visual elements may include graphics, symbol, real object, or organizational visuals. Text elements include all aspects of textual presentation, ranging from the word choosen to the font style, colors, and size used. Affective elements are those components of visual that can elicit a response from the viewer, such as pleasure, surprise, or humor. Selecting and arranging these elements appropriately result in effective display. Folling the guidelines discussed here will assist you in creating clear and effective visual.
Secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin
cepat akan dilupakan atau diabaikan jika tidak digambarkan. Maksud dari uraian
diatas adalah bahwa dengan penggunaan media gambar, dapat menarik perhatian,
jika perhatian siswa sudah tertarik, maka siswa semangat untuk belajar serta
membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa dan dapat
menghidupkan pelajaran, sehingga dengan semangat belajar yang meningkat dan
disertai penggunaan media gambar yang tepat dan sesuai dengan materi dapat
dijadikan sebagai alat pengingat, maka hasil belajar siswa akan meningkat.
Menurut Levie dan Lenz dalam bukunya Azhar Arsyad ( 2002: 16)
menyatakan bahwa “Media pembelajaran, khususnya media visual (gambar)
mempunyai 4 fungsi yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi kognitif, (c) afektif serta
(d) fungsi kompentsatoris”.
“Media visual (gambar) dalam proses belajar mengajar dapat
mengembangkan kemampuan visual, mengembangkan imajinasi anak, membantu
meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau peristiwa yang
tidak mungkin dihadirkan dikelas”. (Angkowo dan A Kosasih Robertus, 2007:
28). Secara singkat dapat dikatakan bahwa media gambar dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Seperti yang di kemukakan oleh Parker dalam bukunya Judy Lever-
Duffy, Jean B. Mc Donald and Al P. Mizell (2003: 288) menyatakan bahwa:
All of the individual pieces must be correctly fitted together to create the visual picture. This big picture is massage to communicated, and each piece representations a design element. When creating visual
31 display for the learning environment, you need to first envision the picture or massage you wish to communicate and then, elemnent by element, build the massage to communicate your vision to your learners. Because visual learning is nessesery for many learner, being skillful in creating and using effective visuals is a critical skill for educators.
Dengan pengembangan kemampuan visual, imajinasi serta penguasaan terhadap
hal yang abstrak, maka siswa secara tidak langsung dapat memperoleh
pembelajaran yang lebih bermakna karena siswa memperoleh pengetahuan yang
telah disampaikan oleh guru.
B. Penelitian yang Relevan
Selama peneliti melakukan pencarian, sampai saat ini peneliti belum
menemukan penelitian yang mendekati relevan yang sama seperti skripsi yang
peneliti susun. Peneliti hanya bisa menemukan penelitian seperti yang di bawah
ini yaitu penelitian mengenai penggunaan media gambar yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut akan disajikan beberapa hasil penelitian
yang telah peneliti temukan. Hasil penelitian yang telah peneliti temukan adalah
seperti di bawah ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh
1) Nama : Ana Ratnaningsih
Judul : Pengaruh Motivasi Belajar dan Media
Gambar Terhadap Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) Pada Siswa Kelas X Jurusan
Admininstrasi Perkantoran SMK N 9
Semarang
Tahun : 2007
Kesimpulan : Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
langsung antara motivasi siswa dengan
prestasi belajar siswa sebesar 0,398 dan ada
32 pengaruh langsung antara media gambar
yaitu gambar tentang contoh ketrampilan
pemeliharaan keselamatan dan kesehatan
kerja di sebuah perusahaan misalnya cara
menggunakan mesin- mesin dengan benar
dengan prestasi belajar pada kompetensi
dasar ketrampilan – ketrampilan K3 bagi
pemeliharaan keselamatan dan kesehatan
kerja siswa sebesar 0,454.
2) Nama : Sulistyowati ( K5198031 )
Judul : Pengaruh Media Gambar Terhadap Prestasi
Belajar Bahasa Indonesia Kelas VII D Di
SMP N 1 Gatak
Tahun : 2006
Kesimpulan : Berdasarkan hasil olah data yang dikerjakan
dengan bantuan SPSS Windaws Relase II
dan diperoleh harga uji 2 sisi untuk harga Z
= -2,385. harga peroleh P 0,017 berada
dibawah = 0,05 dan diatas P = 0,01. Dan
hasil P untuk Z hitug lebih besar daripada P
untuk Z tabel = 0,017 lebih kecil 0,05 maka
Ho ditolak. Penolakan Ho berarti
diterimanya Ha yang menyatakan “ ada
pengaruh positif terhadap penggunaan media
gambar yaitu gambar tentang macam-macam
alat komunikasi terhadap prestasi belajar
dalam hal menemukan istilah- istilah dalam
bidang komunikasi serta membuat suatu
kalimat dan membuat karangan pada bidang
studi Bahasa Indonesia.”
33 3) Peneliti/ Penulis : Murdjanti ; Khamid ; Dinik Rahayu
Institusi : 1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
2) Guru SDN Serayu Yogykarta
Judul : Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui
Penggunaan Media Gambar Dalam
Pembelajaran PKPS Kelas IV SD Serayu
Tahun laporan : 2005
Bidang ilmu : Ilmu Pengetahuan Sosial
Bidang Kajian : Pembelajaran Pengetahuan
Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial
Kata Kunci : Prestasi belajar pada kompetensi dasar
mengidentifikasi jenis budaya Indonesia
yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan internasional, media gambar
yaitu berupa contoh – contoh kebudayaan
yang diikutsertakan pada misi kebudayaan
internasional.
Kesimpulan : Dalam penelitian yang dilakukan dapat
menunujukkan bahwa bila guru dapat
memilih media pembelajaran yang tepat,
mereka akan lebih mudah melaksanakan
proses pembelajaran yang dapat
menyenangkan siswa. Siswa akan suka
terhadap pelajaran tersebut dan prestasi
belajar merekapun meningkat pula. Oleh
sebab itu model-model pembelajaran dengan
media gambar ini dapat diterapkan pula pada
mata pelajaran yang lain. Untuk itu guru
dapat merancang gambar-gambar yang lebih
34 banyak dan jelas. Guru dapat bekerja sama
dengan para siswanya . Penyajian gambar
bisa dengan kliping di tempelkan di karton
dan tidak selalu harus di gambar di OHP.
4) Nama : Tri Winarni (K6405032 )
Judul : Pengaruh Media Gambar Terhadap Prestasi
Belajar Bidang Studi Matematika Anak
Tuna Grahita Kelas D2 YSLTB C Kerten
Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007
Tahun : 2007
Kesimpulan : Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa
berdasarkan hasil analisis data pembahasan
penelitian, maka dapat di simpulkan bahwa
ada pengaruh media gambar tehadap prestasi
belajar bidang studi matematika anak tuna
grahita kelas D2 YSLB C Kerten Surakarta
tahun ajaran 2006/2007. Hal ini sesuai
dengan hasil perhitungan statistik yang
menggunakan analisis uji Rangking
Wilxocon diperoleh To = 21 yang
dikonsultasikan dengan Tt = 0 untuk N = 6
pada taraf significant 5 % sehingga dapat
disimpulkan “ ada pengaruh positif media
gambar yaitu gambar tentang berbagai
macam gambar buah beserta banyaknya
jumlah buah untuk mempermudah siswa
untuk menghitung jumlah buah tersebut
terhadap prestasi belajar bidang studi
matematika anak tuna grahita pada
kompetensi dasar penjumlahan di kelas D2
35 YSLB C Kerten Surakarta tahun ajaran
2006/2007.”
Dari beberapa penelitian diatas jika ditarik kesimpulan beberapa
kesimpulan yaitu sebagai berikut :
a) bahwa media gambar mempunyai pengaruh positif terhadap hasil
belajar siswa di kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran SMK
N 9 Semarang pada Mata Pelajaran Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
b) bahwa media gambar mempunyai pengaruh positif terhadap hasil
belajar siswa di kelas VII D SMP N 1 Gatak pada Bidang Studi
Bahasa Indonesia
c) bahwa media gambar mempunyai pengaruh positif terhadap hasil
belajar di kelas IV SD Serayu pada pembelajaran PKPS
d) bahwa media gambar mempunyai pengaruh positif terhadap hasil
belajar di kelas D2 YSLTB C Kerten Surakarta pada Bidang studi
Matematika
C. Kerangka Berfikir
Proses Belajar Mengajar di kelas sering mengalami masalah yang harus
dihadapi dan di selesaikan. Begitu juga dengan pembelajaran PKn yang juga
menghadapi masalah dimana masalah tersebut muncul sebelum penggunaan
media gambar sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar yakni dalam
pembelajaran PKn ini, siswa sering kurang tertarik dan mengalami kesulitan
dalam memahami materi pelajaran PKn serta minat dan motivasi belajar siswa
rendah, hal tersebut akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar yang
dicapai oleh siswa rendah.
Sebagai upaya untuk mengatasi ketidaktertarikan siswa serta kesulitan
siswa dalam memahami materi pelajaran, meningkatkan minat dan motivasi
belajar siswa, maka diperlukan adanya suatu inovasi dalam pembelajaran yaitu
dengan menggunakan media pembelajaran yakni media gambar, sehingga guru
36 perlu memberikan kemudahan dan rangsangan untuk meningkatkan minat dan
semangat belajar agar tidak membosankan serta agar siswa memiliki motivasi
untuk mengikuti pelajaran dengan baik yaitu agar perhatian siswa terpusat pada
pelajaran yang sedang diajarkan karena pada dasarnya siswa senang jika melihat
gambar-gambar. Hal ini bertujuan agar siswa lebih jelas dan mudah untuk
memahami pelajaran yang disampaikan serta menanggulangi rasa bosan pada
siswa, sehingga hasil belajar meningkat.
Pada saat penggunaan media gambar, maka dapat memunculkan objek
yang abstrak menjadi konkrit yaitu dengan memvisualisasikan bentuk melalui
gambar sehingga akan lebih menarik minat siswa untuk memperhatikan, selain itu
pelajaran yang berlangsung secara konkrit melalui gambar akan membantu
mempermudah anak dalam menerima pelajaran, siswa akan lebih menjadi tertarik
dalam mengikuti pelajaran, minat serta motivasi belajar siswa meningkat, dengan
terjadinya perubahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar PKn.
Untuk mempermudah penelitian ini, disajikan skema kerangka pemikiran
sebagai berikut:
Masalah yang dihadapi sebelum tindakan
37
Gambar.1. Skema Kerangka Berfikir
C. Perumusan Hipotesis
Minat dan motivasi belajar siswa rendah
Siswa kurang tertarik dan mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran PKN
Hasil belajar siswa rendah
Perencanaan
Tindakan Penelitian : Penggunaan media gambar sebagai upaya
untuk meningkatkan hasil belajar
Hasil akhir setelah dilakukan tindakan
Minat dan motivasi belajar meningkat
Siswa tertarik dan mudah memahami materi
pelajaran PKN
Hasil belajar meningkat
38 Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka peneliti mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
“ Media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII E SMP
N 5 Surakarta dalam bidang studi PKn tahun ajaran 2008/2009, hal ini disebabkan
dengan menggunaan media gambar maka minat serta ketertarikan siswa terhadap
pelajaran akan terdorong kearah yang positif sehinnga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.”
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Sesuai dengan tujuan dan judul penelitian, maka pengambilan data di
dalam penelitian ini akan dilaksanakan di SMP N 5 Surakarta. Keberadaannya
yang strategis menjadi pertimbangan untuk mengadakan penelitian, maka SMP N
5 Surakarta dipilih sebagai tempat penelitian ini
2.Waktu Penelitian
Setelah lokasi penelitian ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan waktu penelitian. Penulis memerlukan waktu sekitar 9 bulan yaitu
bulan Januari 2009 sampai September 2009. Adapun pelaksanaannya setelah
mendapat ijin dari pihak yang berwenang.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2008/2009
dimulai pada bulan Januari 2009. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara
bertahap, tahap-tahap sebagai berikut:
a. Bulan Januari - April 2009: tahap persiapan meliputi pengajuan judul skripsi,
penyususnan proposal, perijinan penelitian, survey sekolah yang bersangkutan
dan konsultasi instrument penelitian.
39 b. Bulan April – Juli 2009 : tahap penelitian meliputi semua kegiatan yang
dilaksanakan di lapangan yang meliputi uji instrument penelitian dan
pengambilan data.
c. Juli – September 2009 : tahap penyelesaian meliputi pengolahan data dan
penyusunan laporan
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu “
Penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki
mutu praktik pembelajaran di kelasnya “. (Suharsimi Arikunta, Suhardjono dan
Supardi, 2008 : 58). Secara ringkas, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana
sekelompok guru mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka
sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik
pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
Kasihani Kasbolah (2001:2) menyatakan bahwa “Penelitian Tindakan
Kelas merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki mutu pendidikan yang
secara menyentuh masalah lapangan, yaitu masalah yang ada di kelas”. Untuk
lebih mengetahui apa yang dimaksud Penelitian Tindakan Kelas kita perlu
mengetahui ciri- ciri atau karakteristik dari Penelitian Tindakan Kelas itu sendiri.
Dengan mengetahui ciri yang ada pada Penelitian Tindakan Kelas diharapkan
pengertian tentang jenis penelitian tindakan kelas akan lebih jelas.
Ciri-ciri atau karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (Kasihani Kasbollah,
2001:15 ) yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan oleh guru 2. Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari masalah praktik faktual 3. Penelitian Tindakan Kelas adalah tindakan - tindakan yang perlu
dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan
4. Penelitian Tindakan Kelas bersifat kolaboratif
40
Adapun langkah dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan
melalui empat tahap, yakni (1) perencanaan tindakan (planning), (2) pelaksanaan
tindakan ( acting), (3) observasi (observing) dan (4) refleksi (reflecting). Untuk
lebih jelasnya rangkaian dapat dilihat pada gambar berikut :
1
4 2
SIKLUS I
3
1
4 2
SIKLUS II
3
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
41
Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan kelas
(Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi Suparlan, 2007:16 )
?
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa dan guru PKn SMP N 5
Surakarta. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIE.
Siswa tersebut berjumlah 40 orang yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 22
siswa perempuan. Sementara itu guru PKn yang dijadikan subjek penelitian ini
adalah Sri Soejanti, S.Pd,M.Pd.
D.Data dan Sumber data
1. Data
Ada dua macam data yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas, yaitu
data primer dan data sekunder.
Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:125) menyatakan bahwa :
Data primer yang dihasilkan dalam Penelitian Tindakan Kelas antara lain berupa data (1) hasil wawancara dengan guru, siswa, kepala sekolah, orang tua; (2) nilai prestasi belajar siswa sesudah dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Data sekunder dalam Penelitian Tindakan Kelas dapat berupa arsip nilai sebelum PTK dilaksanakan (dokumen hasil belajar siswa), data pribadi siswa dalam buku induk sekolah, foto –foto, laporan pengamatan, dan hasil wawancara dengan subjek yang tidak secara langsung berhubungan dengan siswa dalam PBM.
Berdasarkan pemahaman terhadap uraian di atas, maka yang menjadi data
dalam penelitian ini adalah : Data primer berupa hasil wawancara dengan guru
serta nilai prestasi belajar siswa sesudah dilksanakan Penelitian Tindakan Kelas,
sedangkan untuk data sekundernya berupa arsip nilai sebelum Penelitian Tindakan
Kelas dilaksanakan (dokumen hasil belajar siswa), laporan pengamatan serta foto-
foto tentang kondisi kelas pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Sumber Data
Ada dua sumber data yang biasa dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas,
yaitu sumber data primer dan sekunder.
Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:125) menyatakan bahwa :
Sumber data primer adalah siswa, guru, orang tua, dan kepala sekolah. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang berasal dari pihak yang masih ada kaitannya dengan siswa, tetapi tidak
1
secara langsung mengatahui keberadaan siswa atau berhubungan langsung dengan siswa; sumber data sekunder antara lain pengawasan sekolah, pejabat dinas pendidikan, dewan pendidikan, dan pengurus komite sekolah.
Berdasarkan pemahaman terhadap uraian di atas, maka yang menjadi
sumber data dalam penelitian ini adalah :
a. Informan
Informan adalah orang yang memberikan tanggapan apa yang diminta atau
yang ditentukan oleh penelitinya. Informan dalam penelitian kualitatif posisinya
sangat penting yaitu berbagai individu yang memiliki informasi. Dalam penelitian
ini yang di tunjuk sebagai informan adalah siswa dan guru yang bersangkutan.
Adapun beberapa informan yang diperlukan:
1) Ibu Sri Soejanti, S.Pd, M.Pd selaku guru PPKn SMP N 5 Surakarta yang
mengajar kelas VII E
2) Siswa SMP N 5 Surakarta khususnya siswa kelas VIIE
b. Dokumen
Menurut H.B Sutopo (2002: 54), bahwa yang dimaksud dengan dokumen
adalah “Bahan tertulis atau benda yang bergayut dengan suatu peristiwa atau
aktivitas tertentu.”
Dokumen sebagai sumber data untuk melengkapi data yang diperoleh dari
informan, catatan-catatan yang penting untuk melengkapi data penelitian,
sehingga dokumen dan arsip ini penting pula sebagai sumber data yang terdiri dari
kurikulum, rencana pembelajaran dan daftar nilai.
c. Tempat dan Peristiwa
Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan
penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang di manfaatkan dalam
penelitian ini. Lokasi merupakan tempat dimana penelitian dapat dilakukan. Dari
pemahaman lokasi peneliti bisa cermat mencoba mengkaji secara kritis menarik
kesimpulan-kesimpulan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
2
Sebagai tempat atau lokasi penelitian ini adalah SMP N 5 Surakarta
terutama tempat dimana aktivitas penggunaan media gambar dalam pembelajaran
yaitu kelas VII E SMP N 5 Surakarta, sedangkan peristiwa yang dimaksud adalah
peneliti mengamati penggunaan media gambar dalam proses belajar mengajar di
kelas VII E.
E.Teknik Dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Mills dalam bukunya Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan
Yuyun Dwita Sari (2008: 59) menyatakan bahwa “Dari segi teknik pengumpulan
data kualitatifnya, ada 3 teknik yang dapat dipilih oleh peneliti untuk
mengumpulkan data yang disebut sebagai 3 E (Experienceing, Enquiring, dan
Examining )”.
Seperti yang dikemukakan oleh Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan
Yuyun Dwita Sari (2008: 59) tentang 3 E adalah sebagai berikut :
a. Experienceing yaitu pengumpulan data melalui pengalaman sendiri, terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan, atau membuat catatan lapangan. Teknik pengumpulan datanya dapat berupa a) observasi partisipan sebagai partisipan aktif; b) pengamat aktif yang khusus; dan c) pengamat pasif.
b. Enquiring yaitu teknik pengumpulan data melalui pertanyaan oleh peneliti. Hal ini dapat berupa a) wawancara informal; b) wawancara formal terstruktur; c) kuesioner; d) skala sikap yang mungkin berupa skala Likert atau skala perbedaan makna; e) tes baku.
c. Examining yaitu teknik pengumpulan data melalui pembuatan dan pemanfaatan catatan yang berupa a) data arsip; b) jurnal; c) peta; d) audiotape; e) artifak; dan f) catatan lapangan
Dari uraian di atas tentang pengumpulan data, maka dalam Penelitian
Tindakan Kelas ini pengumpulan datanya adalah sebagai berikut :
a. Siklus I
1) Observasi (Pengamatan )
Observasi yang dipakai dalam kegiatan ini adalah jenis observasi
terfokus. Menurut Kasihani Kasbolah (2001: 53) menyatakan bahwa “
Observasi terfokus adalah suatu observasi yang maksud dan sasaran telah
3
ditentukan sebelumnya”. Observasi yang dilakukan pada siswa kelas VIIE
SMP N 5 Surakarta adalah untuk mengetahui kinerja siswa selama proses
pembelajaran berlangsung dengan penggunaan media gambar serta
terhadap guru PKn ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas
VII E.
2) Wawancara Formal Berstruktur
Wawancara yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah wawancara formal berstruktur. Wawancara Formal berstruktur
adalah “Suatu jenis wawancara yang menggunakan format wawancara
terstruktur yaitu dengan menanyakan pertanyaan yang sama kepada
seluruh responden”. (Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita
Sari, 2008: 62). Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan
tentang pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan
media gambar, berbagai informasi mengenai kesulitan yang dialami oleh
guru dalam pembelajaran, serta faktor penyebabnya.
3) Pencatatan Arsip dan Dokumen
a) Arsip
Kurikulum (silabus) tentang ruang lingkup materi, tujuan, pokok
bahasan, sub pokok bahasan dan materi pokok kelas VII terlampir
dalam lampiran no.1
b) Dokumen
Berupa nilai tes awal untuk memperoleh data tentang hasil belajar
siswa sebelum dilakukan tindakan.
4) Tes
Tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
setelah melakukan tindakan pada siklus 1.
Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar
siswa pada materi pokok Kemerdekaan mengemukakan pendapat. Teknik
tes ini menggunakan instrumen yang berupa tes objektif dengan 4 pilihan
jawaban. Instrumen untuk pengambilan data berupa soal tes yang
4
sebelumnya telah diujucobakan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitasnya.
a) Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Setelah instrumen diuji
cobakan kemudian dihitung tingkat validitasnya, dengan tujuan untuk
mengetahui apakah butir-butir yang diuji cobakan dapat mengukur keadaan
responden yang sebenarnya atau tidak.
Uji validitas menggunakan product moment yang dikemukakan
oleh Pearson dalam Suharsimi Arikunto (2006:170):
})(.}{)(.{
))((.222
12
1
111
YYNXXN
YXYXNr yx
å-åå-å
åå-å=
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
∑X : Skor masing-masing item
∑Y : Skor total
∑XY : Jumlah penelitian X dan Y
∑X2 : Jumlah kuadrat dari X
∑Y2 : Jumlah kuadrat dari Y
N : Jumlah subjek
Dalam penelitian ini, dari item soal yang berjumlah 30 diperolah
hasil sebagai berikut
(1) dari 15 soal pada kondisi awal item valid sejumlah 13 soal (lampiran 2)
(2) dari 15 soal pada tes siklus I item valid sejumlah 12 soal (lampiran 3)
b) Uji Reliabilitas
Uji ini di gunakan untuk melihat ketendalan atau keajegan dalam
item. Uji ini untuk mengetahui apakah soal yang di buat sudah dapat
dipercaya atau belum. Artinya sudah memberikan hasil yang tetap apabila
5
diteskan berkali-kali atau tidak. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-
hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan dan di rumuskan sebagai berikut :
Rumus Spearman Brown yang diungkapkan oleh Suharsimi
Arikunto (2006: 180) yaitu:
÷øö
çèæ +
´=
21
21
1
21
21
211
r
rr
Dengan keterangan:
11r : Reliabilitas instrumen
r 2121 : rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan
instrumen.
Adapun mengenai interprestasi besarnya koefisien korelasi dapat
menggunakan ketentuan sebagai berikut :
0.800 – 1.000 = reliabilitas sangat tinggi
0.600 – 0.800 = reliabilitas tinggi
0.400 – 0.600 = reliabilitas cukup
0.200 – 0.400 = reliabilitas rendah
0.000 – 0.200 = reliabilitas sangat rendah
(Suharsimi Arikunto,2006:276)
Dari item yang valid dan telah dilakukan uji reliabilitas maka
diperoleh 11r =0,781 untuk soal tes kondisi awal dan 11r =0,792 untuk soal
tes siklus 1
5) Foto
“Foto digunakan untuk memperjelas deskripsi berbagai situasi dan
perilaku subjek yang diteliti”. (H.B. Sutopo. 2002: 35)
6) Angket
Menurut Suharsimi Arikunta (2006: 151) mengemukakan “ Angket
atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal lain yang ia ketahui”.
6
Apabila dipandang dari cara menjawabnya angket dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu :
a) kuesioner terbuka, yaitu memberi kesempatan kepada responden untuk
menjawab dengan jawaban responden sendiri.
b) kuesioner tertutup, dimana responden hanya dapat memilih jawaban
yang sudah disediakan.
Berdasarkan pendapat di atas peneliti menggunakan angket
tertutup sehingga responden tinggal membubuhkan tanda. Untuk masing-
masing responden diberikan kesempatan untuk memilih satu alternatif
jawaban yang tersedia. Dengan memakai metode skoring terhadap jawaban
responden dalam angket maka akan diperoleh data penelitian yang
diharapkan.
Angket tentang respon siswa terhadap penggunaan media gambar dalam
pembelajaran memakai skala 1 sampai dengan 4 dengan pernyataan yang
bersifat positif dan negatif.
Adapun kriteria penilaian angket dengan cara setiap item angket
yang telah disusun, disediakan empat jawaban yang semuanya mengandung
kebenaran, akan tetapi kadar kebenarannya berbeda.
Adapun kriteria penilaian untuk angket yang bersifat positif adalah
sebagai berikut :
1. Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden
mendapat skor 4.
2. Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden mendapat
skor 3
3. Apabila responden memilih jawaban Ragu , maka responden mendapat
skor 2.
4. Apabila responden memilih jawaban Tidak setuju maka responden
mendapat skor 1.
Dan jika pernyataannya bersifat negative, maka kriterianya adalah
sebagai berikut:
7
1. Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden
mendapat skor 1.
2. Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden mendapat
skor 2
3. Apabila responden memilih jawab Ragu , maka responden mendapat
skor 3.
4. Apabila responden memilih jawaban Tidak Setuju maka responden
mendapat skor 4.
Angket dalam penelitian ini diterapkan pada siswa kelas VIIE
dengan jumlah siswa 40 siswa. Angket disusun untuk mengetahui respon
siswa terhadap penggunaan media gambar dalam mata pelajaran PKn.
Metode angket ini digunakan untuk mengumpulkan tanggapan siswa tentang
ketertarikan siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan media
gambar .Dapat dilihat dalam lampiran no.4 untuk form angket dan lampiran
no 5 untuk kisi-kisi angket.
b.Siklus 2
1) Observasi (Pengamatan )
Observasi yang dipakai dalam kegiatan ini adalah jenis observasi
terfokus. Menurut Kasihani Kasbolah (2001: 53) menyatakan bahwa
“Observasi terfokus adalah suatu observasi yang maksud dan sasaran telah
ditentukan sebelumnya”. Observasi yang dilakukan pada siswa kelas VIIE
SMP N 5 Surakarta adalah untuk mengetahui kinerja siswa selama proses
pembelajaran berlangsung dengan penggunaan media gambar serta terhadap
guru PKn ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kleas VII E.
2) Wawancara Formal Berstruktur
“Wawancara formal berstruktur adalah suatu jenis wawancara yang
menggunakan format wawancara terstruktur yaitu dengan menanyakan
pertanyaan yang sama kepada seluruh responden”. (Herawati Susilo, Husnul
Chotimah dan Yuyun Dwita Sari, 2008: 62). Teknik ini digunakan untuk
memperoleh data dari informan tentang pelaksanaan pembelajaran di dalam
kelas dengan menggunakan media gambar, berbagai informasi mengenai
8
kesulitan yang dialami oleh guru dalam pembelajaran, serta faktor
penyebabnya
3) Pencatatan Arsip dan Dokumen
a) Arsip
Kurikulum ( silabus ) tentang ruang lingkup materi, tujuan, pokok
bahasan, sub pokok bahasan dan materi pokok kelas VII
b) Dokumen
Berupa nilai tes siklus I untuk memperoleh data tentang hasil belajar
siswa sebelum dilakukan tindakan.
4) Tes
Tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah
melakukan tindakan pada siklus 2.
Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar
siswa pada materi pokok Kemerdekaan mengemukakan pendapat. Teknik
tes ini menggunakan instrumen yang berupa tes objektif dengan 4 pilihan
jawaban. Instrumen untuk pengambilan data berupa soal tes yang
sebelumnya telah diujucobakan untuk mengetahui daya pembeda, tingkat
kesukaran dan validitasnya.
a) Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen
Uji validitas menggunakan product moment yang dikemukakan
oleh Pearson dalam Suharsimi Arikunto (2006:170):
})(.}{)(.{
))((.222
12
1
111
YYNXXN
YXYXNr yx
å-åå-å
åå-å=
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
∑X : Skor masing-masing item
∑Y : Skor total
∑XY : Jumlah penelitian X dan Y
9
∑X2 : Jumlah kuadrat dari X
∑Y2 : Jumlah kuadrat dari Y
N : Jumlah subjek
Dalam penelitian ini, dari item soal yang berjumlah 15 soal , dari 15
soal pada tes siklus II item valid sejumlah 13 soal. Item soal invalid 32 soal
(lampiran 6)
b) Uji Reliabilitas
uji ini di gunakan untuk melihat ketendalan atau keajegan dalam
item. Uji ini untuk mengetahui apakah soal yang di buat sudah dapat
dipercaya atau belum. Artinya sudah memberikan hasil yang tetap apabila
diteskan berkali-kali atau tidak. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-
hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan dan di rumuskan sebagai berikut :
Rumus Spearman Brown yang diungkapkan oleh Suharsimi
Arikunto (2006: 180) yaitu:
÷øö
çèæ +
´=
21
21
1
21
21
211
r
rr
Dengan keterangan:
11r : Reliabilitas instrumen
r 2121 : rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan
instrumen.
Adapun mengenai interprestasi besarnya koefisien korelasi dapat
menggunakan ketentuan sebagai berikut :
0.800 – 1.000 = reliabilitas sangat tinggi
0.600 – 0.800 = reliabilitas tinggi
0.400 – 0.600 = reliabilitas cukup
0.200 – 0.400 = reliabilitas rendah
0.000 – 0.200 = reliabilitas sangat rendah
(Suharsimi Arikunto,2006:276)
10
Dari item yang valid dan telah dilakukan uji reliabilitas maka
diperoleh 11r = 0,796 untuk soal tes siklus 2
5) Foto
“Foto digunakan untuk memperjelas deskripsi berbagai situasi dan
perilaku subjek yang diteliti” . (H.B. Sutopo. 2002: 35)
6) Angket
Menurut Suharsimi Arikunta (2006: 151) mengemukakan “Angket
atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal lain yang ia ketahui”.
Apabila dipandang dari cara menjawabnya angket dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu :
a) kuesioner terbuka, yaitu memberi kesempatan kepada responden untuk
menjawab dengan jawaban responden sendiri.
b) kuesioner tertutup, dimana responden hanya dapat memilih jawaban
yang sudah disediakan.
Berdasarkan pendapat diatas peneliti menggunakan angket
tertutup sehingga responden tinggal membubuhkan tanda. Untuk masing-
masing responden diberikan kesempatan untuk memilih satu alternatif
jawaban yang tersedia. Dengan memakai metode skoring terhadap
jawaban responden dalam angket maka akan diperoleh data penelitian
yang diharapkan.
Angket tentang respon siswa terhadap penggunaan media gambar
dalam pembelajaran memakai skala 1 sampai dengan 4 dengan
pernyataan yang bersifat positif dan negatif.
Adapun kriteria penilaian angket dengan cara setiap item angket
yang telah disusun, disediakan empat jawaban yang semuanya
mengandung kebenaran, akan tetapi kadar kebenarannya berbeda.
Adapun kriteria penilaian untuk angket yang bersifat positif adalah
sebagai berikut :
11
1. Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden
mendapat skor 4.
2. Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden
mendapat skor 3
3. Apabila responden memilih jawab Ragu , maka responden mendapat
skor 2.
4. Apabila responden memilih jawaban Tidak setuju maka responden
mendapat skor 1.
Dan jika pernyataannya bersifat negative, maka kriterianya adalah
sebagai berikut:
1. Apabila responden memilih jawaban Sangat Setuju, maka responden
mendapat skor 1.
2. Apabila responden memilih jawaban Setuju, maka responden
mendapat skor 2
3. Apabila responden memlih jawab Ragu , maka responden mendapat
skor 3.
4. Apabila responden memilih jawaban Tidak Setuju maka responden
mendapat skor 4.
Angket dalam penelitian ini diterapkan pada siswa kelas VIIE
dengan jumlah siswa 40 siswa. Angket disusun untuk mengetahui respon
siswa terhadap penggunaan media gambar dalam mata pelajaran PKn.
Metode angket ini digunakan untuk mengumpulkan tanggapan siswa
tentang ketertarikan siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan
media gambar . Dapat dilihat dalam lampiran no.7 untuk form angket dan
lampiran no.8 untuk kisi-kisi angket.
2. Alat Pengumpulan Data
Menurut Susilo dan Kisyani dalam bukunya Herawati Susilo, Husnul
Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 67) “Alat yang diperlukan dalam
pengumpulan data Penelitian Tindakan Kelas dapat dipahami dari 2 sisi, yaitu sisi
12
proses dan sisi hal yang diamati”. Maka alat yang dapat di gunakan untuk
mengumpulkan data seperti yang telah di uraikan diatas yaitu sebagai berikut:
a.Siklus 1
1) Dari Sisi Proses
a) Alat untuk Input
Alat untuk input dapat dikembangkan dari hal- hal yang menjadi akar
masalah beserta pendukungnya, maka alat yang digunakan adalah :
(1) Dokumen berupa hasil tes awal . Untuk soal tes awal dapat dilihat
pada lampiran no 9 dan lampiran no 10 untuk kisi – kisi soal kondisi
awal dan lampiran no 11 kunci jawaban tes awal
(2) Daftar pertanyaan atau pedoman wawancara yang bersifat terbuka dan
tidak terpancang mengenai pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas,
berbagai informasi mengenai kesulitan yang dialami oleh guru dalam
pembelajaran, serta faktor penyebabnya. Selain itu juga melakukan
wawancara dengan siswa untuk mengetahui metode pembelajaran
yang di terapkan oleh guru dan untuk mengetahui bagaimana cara yang
digunakan oleh guru tersebut. Terlampir no 12
b) Alat Untuk Proses
Alat yang digunakan pada saat proses berlangsung berkaitan erat dengan
tindakan yang dipilih untuk dilakukan, maka alat yang digunakan adalah :
(1) Observasi alatnya yaitu dengan cek list atau lembar observasi tentang
keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan
media gambar dalam materi pokok kemerdekaan mengemukakan
pendapat. Terlampir dalam lampiran no. 13
(2) Foto yang digunakan untuk menunjukkan adanya situasi dalam proses
belajar mengajar berlangsung pada siklus I. Terlampir pada lampiran
no.14
c) Alat Untuk Output
Alat untuk output berkaitan erat dengan evaluasi pencapaian hasil
berdasarkan kriteria yang telah diterapkan, maka alat yang digunakan
adalah :
13
(1) Tes alatnya adalah sebuah tes tertulis yakni tes pilihan ganda setelah
dilakukan tindakan. Soal tes siklus I dapat dilihat pada lampiran no
15, kisi-kisi soal tes siklus I dapat dilihat di lampiran no 16 dan kunci
jawaban untuk siklus I dapat dilihat di lampiran no 17.
2) Dari Sisi Hal yang Diamati
Selain dari sisi proses, alat juga dapat pula dipahami dari sisi hal yang
diamati. Dari sisi yang diamati dapat dikelompokkan dalam 3 yaitu
a) Pengamatan Terhadap Guru
“Pengamatan merupakan alat yang terbukti efektif untuk mempelajari
tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di kelas”. (Herawati
Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 68).
Maka alat yang digunakan adalah cek list tentang pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dengan menggunakan media gambar dalam materi
pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat. Lembar observasi terhadap
guru pada siklus I dapat dilihat pada lampiran no.18
b) Pengamatan Terhadap Kelas
Pengamatan yang dilakukan untuk mengamati peristiwa yang terjadi di
kelas. Alat yang digunakan adalah foto tentang lingkungan fisik kelas, tata
letaknya.
c) Pengamatan Terhadap Peserta Didik
Pengamatan terhadap peserta didik ini adalah mengamati tentang perilaku
peserta didik alatnya adalah lembar observasi atau cek list tentang
keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran, interaksi, ketrampilan
bertanya.
b.Siklus 2
1) Dari Sisi Proses
a) Alat Untuk Input
Alat untuk input dapat dikembangkan dari hal- hal yang menjadi akar
masalah beserta pendukungnya, maka alat yang digunakan adalah :
(1) Dokumen berupa hasil tes pada siklus I
14
b) Alat Untuk Proses
Alat yang digunakan pada saat proses berlangsung berkaitan erat
dengan tindakan yang dipilih untuk dilakukan, maka alat yang
digunakan adalah :
(1) Observasi alatnya yaitu dengan cek list atau lembar observasi
tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan
menggunakan media gambar dalam materi pokok kemerdekaan
mengemukakan pendapat. Lembar observasi atau cek list tentang
keaktifan siswa pada siklus I dapat di lihat pada lampiran no.19
(2) Foto yang digunakan untuk menunjukkan adanya situasi dalam
proses belajar mengajar berlangsung pada siklus II. Dapat dilihat
pada lampiran no 20
c) Alat Untuk Output
Alat untuk output berkaitan erat dengan evaluasi pencapaian hasil
berdasarkan kriteria yang telah diterapkan, maka alat yang digunakan
adalah :
(1) Tes alatnya adalah sebuah tes tertulis yakni tes pilihan ganda
setelah dilakukan tindakan II. Soal tes siklus 2 dapat dilihat
dilampiran no 21, untuk kisi-kisi soal tes siklus 2 dapat dilihat
pada lampiran no 22, untuk kunci jawaban dapat dilihat pada
lampiran no 23.
2) Dari Sisi Hal yang Diamati
a) Pengamatan Terhadap Guru
“Pengamatan merupakan alat yang terbukkti efektif untuk mempelajari
tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di kelas”. (Herawati
Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 68).
Maka alat yang digunakan adalah cek list tentang pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dengan menggunakan media gambar dalam materi
pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat. Lembar observasi pada
guru untuk siklus 2 dapat dilihat pada lampiran no.24
15
b) Pengamatan Terhadap Kelas
Pengamatan yang dilakukan untuk mengamati peristiwa yang terjadi di
kelas. Alat yang digunakan adalah foto tentang lingkungan fisik kelas, tata
letaknya.
c) Pengamatan Terhadap Peserta Didik
Pengamatan terhadap peserta didik ini adalah mengamati tentang perilaku
peserta didik alatnya adalah lembar observasi atau cek list tentang
keaktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran, interaksi, ketrampilan
bertanya.
F. Validitas Data
Validitas adalah kesahihan data di dalam suatu penelitian, hal ini data di
catat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan kebenarannya, oleh
karena setiap penelitian harus memilih dan menentukan cara-cara yang tepat
untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Validitas ini merupakan
jaminan kemantapan dan tafsir makna penelitiannya.
Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain
menurut Priyono (2000:11) dalam bukunya Basrowi dan Suwandi (2008: 123)
antara lain :
1. Face validity (validitas muka), setiap anggota kelompok peneliti tindakan saling mengecek/ menilai/ memutuskan validitas suatu instrument dan data dalam proses kolaborasi dalam penelitian tindakan.
2. Trianggulation (Trianggulasi), menggunakan berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian
3. Critical Reflection (Refleksi Kritis), setiap tahap siklus penelitian tindakan dirancang untuk meningkatakan kualitas pemahaman. Apabila setiap tahap siklus mutu refleksi dipertahankan, maka pengambilan keputusan dan dapat dijamin
4. Catalityc validity (validitas pengetahuan) yang dihasilkan oleh peneliti tindakan bergantung pada kemampuan peneliti sendiri dalam mendorong pada adanya perubahan (improvement)
16
Dari beberapa teknik validitas data tersebut maka yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik triangulation data hal ini disebabkan dengan teknik
Trianggulation peneliti ingin mengumpulkan data yang sejenis dari berbagai
sumber untuk melengakapi data yang diperolehnya. Teknik validitas data ini di
berlakukan sama antara siklus 1 dan 2.
G. Teknik Analisis Data
“Analisis data dan interprestasi data di dalam suatu Penelitian Tindakan
Kelas merupakan hal yang penting baik ketika dan setelah proses Penelitian
Tindakan kelas” . (Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari,
2008:97).
Analisis data dalam penelitian ini di mulai sejak awal sampai berakhirnya
pengumpulan data. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan
dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis mengacu pada model analisis yang
dikemukakan oleh Miles dan Huberman sebagaimana di kutip dari bukunya
Herawati Susilo, Husnul Chotimah dan Yuyun Dwita Sari (2008: 103 ) “ teknik
analisis yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif, salah satunya modelnya
adalak teknik analisis interakif ”.
HB Sutopo (2002: 92 ) berpendapat bahwa” Dalam proses analisis data
terdapat 3 komponen utama yang harus dipahami oleh setiap peneliti kualitatif.
Empat komponen utama tersebut adalah (1) pengumpulan data, (2) reduksi data,
(3) sajian data, (4) penarikan kesimpulan/verifikasi.”
1. Pengumpulan Data
Merupakan kegiatan memperoleh informasi yang berupa kalimat-kalimat
yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, dan dokumen. Data yang diperoleh
masih berupa data mentah yang tidak teratur, sehingga diperlukan analisis data
agar menjadi teratur.
2.Reduksi Data
Menurut H.B Sutopo (2002: 92) berpendapat bahwa” Reduksi data adalah
bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus,
17
membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa
sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.”
3. Sajian Data
Merupakan rakitan organisasi informasi yang memungkinkan riset dapat
dilakukan. Sajian data dapat berupa matriks, gambaran atau skema, jaringan kerja
kegiatan, data tabel. Semuanya dirakit secara teratur guna mempermudah
pemahaman informasi.
4 Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Kesimpulan akhir diperoleh bukan hanya sampai pada ahkir pengumpulan
data, melainkan dibutuhkan suatu verifikasi yang berupa pengulangan dengan
melihat kembali field note (data mentah) agar kesimpulan yang diambil lebih kuat
dan bisa dipertanggung jawabkan.
Untuk lebih memperjelas komponen-komponen tersebut di atas, terdapat
empat langkah secara sederhana gambar posisinya adalah sebagai berikut:
Gambar 3.Skema Model Analisis Interaktif (HB. Sutopo, 2002: 96)
Dengan memperhatikan gambar tersebut, maka proses analisa data akan
lebih jelas. Data yang terkumpul akan dianalisa melalui tiga tahap yaitu mereduksi
data, menyajikan data dan kemudian menarik kesimpulan. Selain itu dilakukan
pada suatu proses siklus antara masing-masing tahap tersebut sehingga
komponen-komponen tersebut merupakan suatu rangkaian yang tidak bisa
1 Pengumpulan Data
2 Reduksi Data 3
Sajian Data
4 Verifikasi/ Penarikan Kesimpulan
18
dipisahkan, yang kemudian akan menghasilkan data yang tersusun secara
sistematis.
Langkah- langkah Analisis
a. Siklus I
1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka
dapat dikumpulkan.
2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan
matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.
3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matriks antarkasus
4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman dan apabila dalam
persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang
jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.
5. Melakukan analisis anatarkasus, dikembangkan struktur sajian data dan bagi
susunan laporan.
6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian yang akan dilanjutkan
dengan refleksi untuk perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus 2
b. Siklus II
1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka
dapat dikumpulkan.
2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan
matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.
3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matriks antarkasus
4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman dan apabila dalam
persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang
jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.
5. Melakukan analisis anatarkasus, dikembangkan struktur sajian data dan bagi
susunan laporan.
6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian
7. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran
dalam laporan akhir untuk penelitian berikutnya.
19
H. Indikator Kerja.
Indikator kerja merupakan rumusan yang akan dijadikan acuan dalam
menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian . Berikut ini tabel indikator
keberhasilan kerja dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
Tabel 1 Indikator Keberhasilan Kerja Siklus 1
Kualitas Hasil Belajar
Aspek yang Dinilai Target Cara Penilaian(x 100%)
Rasa ingin tahu 60 % Dihitung dari ٱ
∑Siswa yang bertanya
∑Seluruh siswa
Hasil Belajar (Prestasiٱ
Belajar)
70 % tuntas Dihitung dari
∑Siswa tuntas
∑Seluruh siswa
Tabel 2. Indikator Keberhasilan Kerja Siklus II
Kualitas Hasil Belajar
Aspek yang Dinilai Target Siklus I Target Siklus II
Rasa ingin tahu 60 % 75 % tuntasٱ
Hasil Belajar 70 % tuntas 85 % tuntasٱ
Keterangan :
Penentuan target rasa ingin tahu ini berdasarkan pada kemampuan siswa yang rata-rata yang tidak mendukung. Yang dimaksud batas tuntas yang terdapat pada target indikator pada penelitian ini adalah batas ketuntasan minimal suatu mata pelajaran yang di tentukan sendiri oleh setiap sekolah. Batas tuntas untuk mata pelajaran PKN di SMP N 5 Surakarta ini adalah 70 dan batas tuntas ini digunakan sebagai pedoman ketuntasan pada penelitian ini.
I. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan prosedur dan langkah-langkah yang
digunakan mengikuti model yang dikembangkan olek Kemmis dan Mc Taggart
(Kasihani Kasbuloh, 2001: 63-65) yang berupa model spiral. Perencanaan
20
Kemmis menggunakan system spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana
tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan suatu dasar
pemecahan masalah.
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan dilakukan secara kolaborasi antara
peneliti dan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII E SMP
N 5 Surakarta yaitu Ibu Sri Soejantini, S.Pd, M. Pd
Secara umum, langkah-langkah operasional penelitian tahap persiapan,
tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, tahap observasi, tahap refleksi , tahap
analisis serta tahap tindak lanjut. Tahap pelaksanaan dapat diuraikan sebagai
berikut:
1.Tahap Persiapan
a. Permintaan ijin kepada kepala sekolah dan guru PKn SMP N 5 Surakarta
b. Observasi untuk mendapatkan kegiatan belajar mengajar khususnya mata
pelajaran PKn
c. Identifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pelajaran PKn
2. Tahap Perencanaan
a.Tahap Perencanaan Siklus I
Pada siklus I yaitu perencanaan pembelajaran PKN khususnya adalah
tentang materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat, dalam tahap ini
peneliti dan guru kelas menyusun skenario pembelajaran sebagai berikut :
1) Menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh, yaitu
a) Menyusun RPP (RPP siklus I terlampir dalam lampiran no.25) dengan
(1) Standar Kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan
mengemukakan pendapat
(2) Kompetensi Dasar mengaktualisasikan kemerdekaan
mengemuakakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
(3) Materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat
(4) Indikator menganalisis menunjukkan sikap positif terhadap
penggunaan hak mengemukakan pendapat secara bebas dan
21
bertanggung jawab serta menghargai cara menyampaikan pendapat
secara bebas dan bertanggung jawab
b) Menyiapkan media gambar yang akan digunakan dalam pembelajaran
yaitu tentang mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung
jawab
c) Menyiapkan sumber belajar yaitu berupa buku –buku yang berkaitan
dengan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
2) Menyusun beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan dalam
tindakan dengan menggunakan media pembelajaran, yaitu sebagai berikut
a) Menyusun pedoman wawancara tentang pelaksanaan pembelajaran di
dalam kelas pada kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan
mengemuakakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
menggunakan media gambar.
b) Menyusun lembar observasi tentang proses berlangsungnya
pembelajaran dengan menggunakan media gambar
3) Menyusun tes untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan
tindakan I dengan penggunaan media gambar pada kompetensi dasar
mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas
dan bertanggung jawab.
4) Menetapkan teknik pemantapan pada setiap tahapan dengan menggunakan
alat format observasi, yaitu sebagai berikut
a) Menetepkan alat observasinya yaitu dengan menggunakan cek list atau
lembar observasi untuk menilai proses pembelajaran dengan
menggunakan media gambar pada kompetensi dasar
mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara
bebas dan bertanggung jawab
b.Tahap Perencanaan Siklus 2
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan siklus tersebut dengan
materi pembelajaran yang sesuai dengan silabus mata pelajaran PKN yaitu
tentang mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara
22
bebas dan bertanggung jawab . Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun
skenario pembelajaran sebagai beikut :
1) Menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh, yaitu sebagai berikut
a) Menyusun RPP(RPP siklus II terlampir di lampiran no.26) dengan
(1) Standar Kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan
mengemukakan pendapat
(2) Kompetensi Dasar mengaktualisasikan kemerdekaan
mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
(3) Materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat
(4) Indikator berperilaku positif ketika menyampaikan pendapat di
muka umum dalam lingkungan keluarga dan sekolah serta
berperilaku positif ketika menyampaikan pendapat di muka umum
dalam lingkungan masyarakat.
b) Menyiapkan media gambar yang akan digunakan dalam pembelajaran
yaitu tentang mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung
jawab
c) Menyiapkan sumber belajar yaitu berupa buku –buku yang berkaitan
dengan tentang mengemukakan pendapat secara bebas dan
bertanggung jawab
2) Menyusun beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan dalam
tindakan dengan menggunakan media pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
Menyusun lembar observasi tentang proses berlangsungnya pembelajaran
dengan menggunakan media gambar pada kompetensi dasar
mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas
dan bertanggung jawab.
3) Menyusun tes untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan
tindakan II dengan penggunaan media gambar pada kompetensi dasar
mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas
dan bertanggung jawab.
23
4) Menetapkan teknik pemantapan pada setiap tahapan dengan
menggunakam alat format observasi dan angket balikan untuk siswa ,yaitu
sebagai berikut :
a) Menetepkan alat observasinya yaitu dengan menggunakan cek list atau
lembar observasi untuk menilai proses pembelajaran dengan
menggunakan media gambar pada kompetensi dasar
mengaktualisasikan kemerdekaan mengemuakakan pendapat secara
bebas dan bertanggung jawab
b) Menetapkan angket balikan untuk siswa tentang penggunaan media
gambar dalam pembelajaran PKn pada materi pokok Kemerdekaan
menyampaikan Pendapat
3.Tahap Pelaksanaan/Tindakan
a. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I
1) Menggunakan 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I
(1) Standar Kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan
mengemukakan pendapat
(2) Kompetensi Dasar mengaktualisasikan kemerdekaan
mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
(3) Materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat
(4) Indikator menganalisis menunjukkan sikap positif terhadap
penggunaan hak mengemukakan pendapat secara bebas dan
bertanggung jawab
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II
(1) Standar Kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan
mengemukakan pendapat
(2) Kompetensi Dasar mengaktualisasikan kemerdekaan
mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
(3) Materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat
24
(4) Indikator menghargai cara menyampaikan pendapat yang
dilakukan secara bebas dan bertanggung jawab
2) Penggunanaa media pembelajaran berupa gambar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran yang telah dijelaskan dalam skenario pembelajaran
pada kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan
pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
3) Alokasi waktu 1 x 40 menit tiap pertemuan dan dalam siklus I ini
dilakukan selama dua kali pertemuan
4) Untuk pertemuan pertama menerangkan tentang materi sikap positif
terhadap penggunaan hak mengemukakan pendapat secara bebas dan
bertanggung jawab
5) Untuk pertemuan kedua menerangkan tentang materi menghargai cara
menyampaikan pendapat yang dilakukan secara bebas dan bertanggung
jawab
6) Mengadakan tes
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1) Menggunakan 2 rencana pelaksanaan pembelajaran
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I
(1) Standar Kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan
mengemukakan pendapat
(2) Kompetensi Dasar mengaktualisasikan kemerdekaan
mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
(3) Materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat
(4) Indikator berperilaku positif ketika menyampaikan pendapat di
muka umum dalam lingkungan keluarga dan sekolah
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II
(1) Standar Kompetensi menampilkan perilaku kemerdekaan
mengemukakan pendapat
(2) Kompetensi Dasar mengaktualisasikan kemerdekaan
mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
(3) Materi pokok kemerdekaan mengemukakan pendapat
25
(4) Indikator berperilaku positif ketika menyampaikan pendapat di
muka umum dalam lingkungan masyarakat
2) Penggunanaa media pembelajaran berupa gambar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran yang telah dijelaskan dalam skenario pembelajaran
kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan
pendapat secara bebas dan bertanggung jawab
3) Alokasi waktu 1 x 40 menit tiap pertemuan dan dalam siklus I ini
dilakukan selama dua kali pertemuan
4) Untuk pertemuan pertama menerangkan tentang berperilaku positif ketika
menyampaikan pendapat di muka umum dalam lingkungan keluarga dan
sekolah
5) Untuk pertemuan kedua menerangkan tentang berperilaku positif ketika
menyampaikan pendapat di muka umum dalam lingkungan masyarakat
6) Mengadakan tes
4.Tahap Observasi
a.Tahap Observasi pada Siklus I
Peneliti bertugas mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar
melakukan observasi dengan memakai format observasi yaitu berupa lembar
observasi atau cek list tentang penggunaan media gambar pada kompetensi
dasar mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas
dan bertanggung jawab. Fokus ditekankan pada implementasi media
pembelajaran gambar sebagai penunjang hasil belajar yang telah dilaksanakan
untuk mendapatkan data tentang kekurangan dan kemajuan sebelum diadakan
tindakan
b. Tahap Observasi pada Siklus II
Peneliti bertugas mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar pada
siklus kedua. Serta mengumpulkan data pada tindakan II. Fokus ditekankan
pada implementasi media pembelajaran gambar pada kompetensi dasar
mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan
bertanggung jawab sebagai penunujang hasil belajar yang telah dilaksanakan
26
untuk mendapatkan data tentang kekurangan dan kemajuan melalui tindakan
pertama.
5.Tahap Analisis dan Refleksi
a. Tahap Analisis dan Refleksi Siklus I
Analisis dilakukan terhadap pelaksanaan proses kegiatan belajar
mengajar, pencapaian belajar siswa (nilai tes) dan tanggapan siswa terhadap
pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I dengan penggunaan
media gambar pada kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan
mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. Peneliti
melakukan pemrosesan data / masukan yang di peroleh pada saat melakukan
pengamatan (observasi) tersebut. Data yang diperoleh kemudian diinterprestasi
sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu adanya perbaikan atau
disempurnakan dan bagian mana yang memenuhi syarat atau target
Berdasarkan pelaksanaan tahap observasi dan evaluasi
sebelumnya, data yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi
peneliti untuk
1) Melakukan evalusi tindakan yang telah dilakukan, meliputi evalusi jumlah
dan waktu dari setiap jenis tindakan.
2) Melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan sesuai hasil evalusi, untuk
pembelajaran berikutnya (pada siklus II).
3) Melakukan evalusi tindakan I
Dimana target pencapaian pada siklus pertama adalah peningkatan pada hasil
belajar siswa 70% siswa tuntas.
b.Tahap Analisis dan Refleksi Siklus II
Analisis dilakukan terhadap pelaksanaan proses kegiatan belajar
mengajar, pencapaian belajar siswa (nilai tes) dan tanggapan siswa terhadap
pemebelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus II dengan penggunaan
media gambar pada pada kompetensi dasar mengaktualisasikan kemerdekaan
mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. Peneliti
melakukan pemrosesan data / masukan yang di peroleh pada saat melakukan
27
pengamatan (observasi) tersebut. Data yang diperoleh kemudian diinterprestasi
sehingga diperoleh kesimpulan yang dapat digunakan sebagai penyusunan
laporan melakukan evaluasi tindakan II.
Pada siklus II diharapkan hasil yang diperoleh meningkat dengan
rincian sebagai berikut peningkatan pada hasil belajar: 85 %
6.Tahap Tindak Lanjut
Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari guru PKn
untuk melakukan perbaikan terus menerus serta mengembangkan model
pembelajaran yang tepat agar kompetensi dapat tercapai secara maksimal.
28
Tahap-tahap penelitian diatas dapat dilukiskan seperti pada gambarr di bawah ini :
SIKLUS I
Permasalahan Hasil belajar Rendah
Rencana Menggunakan 2 RPP Media Pembelajaran Gambar
Evaluasi/ Refleksi 70 % kenaikan nilai siswa di atas batas tuntas
Pelaksanaan Tindakan Melakukan PBM sesuai RPP Melakukan pembelajaran dengan menggunakan media Gambar
Observasi Pengumpulan data tentang pelaksanaan tindakan dari rencana tindakan serta dampaknya tehadap proses dan hasil pembelajaran
29
SIKLUS II
Gambar 4. Skema Penelitian
Permasalahan Sisa dari siklus I Masalah baru(apabila muncul)
Rencana Menggunakan 2 RPP Media Pembelajaran Gambar
Evaluasi/ Refleksi 85 % kenaikan nilai siswa di atas batas tuntas
Pelaksanaan Tindakan Melakukan PBM sesuai RPP Melakukan pembelajaran dengan menggunakan media Gambar
Observasi Pengumpulan data tentang pelaksanaan tindakan dari rencana tindakan serta dampaknya tehadap proses dan hasil pembelajaran
30