BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6931/1/Skripsi BAB I.pdf ·...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6931/1/Skripsi BAB I.pdf ·...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Strategi menghasilkan gagasan dan konsepsi yang
dikembangkan oleh para praktisi. Karena itu para pakar strategi tidak
saja lahir dari kalangan yang memiliki latar belakang militer, tapi juga
dari profesi lain, misalnya pakar strategi Henry Kissinger berlatar
belakang sejarah, Thomas Schelling berlatar belakang ekonomi, dan
Albert Wohlsetter berlatar belakang matematika. 1
Dapat diartikan bahwa strategi merupakan sebuah rancangan,
rencana, atau cara dalam melakukan sesuatu. Strategi ini bisa dipakai
dalam aspek kehidupan karena kedudukan strategi ini sangat penting
guna memperoleh hasil yang diinginkan. Begitu juga dalam
komunikasi, strategi sangat dibutuhkan dalam komunikasi agar
komunikasi yang di inginkan tersampaikan.
Dalam menangani masalah komunikasi, para perencana
dihadapkan pada sejumlah persoalan, terutama dalam kaitannya dengan
strategi penggunaan sumber daya komunikasi yang tersedia untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai. Rogers (1982) memberi batasan
pengertian strategi komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat
untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang besar melalui
transfer ide-ide baru. Seorang pakar perencanaan komunikasi
Middleton (1980) membuat definisi dengan menyatakan “Strategi
komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen
komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima
1Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2013), Cet, Ke-2, h. 64.
2
sampai pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan
komunikasi yang optimal”.
Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal
antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah
laku. Pengirim pesan dapat berupa individu, kelompok, atau organisasi.
Begitu juga halnya dengan si penerima pesan dapat berupa seorang
anggota organisasi, seorang kepala bagian, pimpinan, kelompok orang
dalam organisasi, atau organisasi secara keseluruhan.
Komunikasi berlangsung melalui tahap-tahap tertentu secara
terus-menerus, berubah-ubah, dan tidak ada henti-hentinya. Proses
komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara si
pengirim dan si penerima saling mempengaruhi satu sama lain.2 Pada
proses ini banyak terjadi pada setiap perusahaan terutama di bagian
hubungan masyarakat (humas).
Pada dasarnya, humas (hubungan masyarakat) merupakan
bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik
itu organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi
yang nonkomersial. Humas, yang merupakan terjemahan bebas dari
istilah public relations atau PR kedua istilah ini akan dipakai secara
bergantian itu terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara
antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja. Jadi, humas
adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa
sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan
semuanya itu berlangsung secara berkesinambung dan teratur.3 Jadi
2Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2014), Cet, Ke-13, h. 4-5.
3M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2008), Cet, Ke-5, h. 1-2.
3
salah satu tugas humas ialah memberitahukan atau mempromosikan
sesuatu kepada masyarakat sesuatu yang ada di dalam instansi atau
perusahaan dimana mereka bekerja.
Demikian juga humas yang ada di dalam instansi kesehatan,
biasanya ada asuransi yang harus diberitahu kepada masyarakat
mengingat asuransi ini sangat penting. Asuransi kesehatan pada
dasarnya ialah asuransi yang secara khusus mengatasi resiko atas
kesehatan, asuransi kesehatan akan menanggung seluruh biaya yang
diperlukan jika anda jatuh sakit, termasuk juga jika sakit disebabkan
oleh suatu kecelakaan.
Jenis-jenis asuransi kesehatan dapat dibedakan menjadi
berbagai macam jenis, maksudnya terdapat beberapa hal yang dapat
anda pilih berdasarkan jenis perawatan, pengelola dana, keikutsertaan
anggota, jumlah dana yang ditanggung, pihak tertanggung, dan cara
penggantian. Manfaat asuransi kesehatan ialah sebagai tabungan
kesehatan, melalui pembayaran premi yang anda lakukan dalam suatu
periode akan sangat bermanfaat buat anda kelak ketika hal-hal yang
tidak diinginkan menimpa.4 Salah satu asuransi kesehatan yang ada di
Indonesia yaitu BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
merupakan Badan Hukum Publik yang bertanggung jawab langsung
kepada Presiden dan memiliki tugas untuk menyelenggarakan jaminan
kesehatan nasional bagi seluruh rakyat Indonesia.
BPJS Kesehatan sebelumnya bernama Askes (Asuransi
Kesehatan), yang dikelola oleh PT Askes Indonesia (Persero), namun
4Agung Prabu Sadjarwo, Pengertian, Manfaat, dan Jenis-Jenis Asuransi
Kesehatan, https://www.amarbank.co.id/artikel/jenis-jenis-asuransi-kesehatan,
Diakses pada tanggal 30 Oktober 2018
4
sesuai UU No.24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Askes Indonesia
berubah menjadi BPJS Kesehatan sejak tanggal 1 Januari 2014.5 Dalam
upaya memenuhi kebutuhan hak asasi manusia, khususnya kesehatan,
yang bertujuan mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal dan memenuhi tanggung jawab negara dalam kebutuhan
pelayanan kesehatan dasar yang layak, pemerintah berupaya
mengembangkan program jaminan kesehatan bagi penduduk baik
ditingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota.
Pada observasi awal yang peneliti lihat bahwa keadaan Kantor
BPJS Kesehatan Kota Palembang sangat ramai. Banyak masyarakat
yang berdatangan karena banyak hal yang mereka lakukan ialah
mendaftar BPJS Kesehatan, mengubah data atau fasilitas kesehatan
BPJS, dan melengkapi data-data BPJS kesehatan mereka.
Untuk mendukung keberhasilan Sistem Jaminan Sosial
Nasional dan mencapai Universal Coverage, Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan telah mengembangkan suatu sistem jaminan
kesehatan bagi masyarakat Sumatera Selatan dengan meluncurkan
program Jaminan Sosial Kesehatan (Jamsoskes) Sumsel Semesta yang
telah disahkan melalui peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 23
Tahun 2009.
Namun program ini masih belum tersebar kepada seluruh rakyat
Indonesia masih banyak yang belum menggunakan BPJS/Jamsoskes
ini, padahal di Luar Negeri asuransi kesehatan sangat diwajibkan untuk
seluruh masyarakatnya. Ada beberapa alasan mengapa masyarakat
Indonesia masih belum mengikuti program asuransi kesehatan ini salah
5BPJS Kesehatan https://id.m.wikipedia.org/wiki/BPJS_Kesehatan, diakses
pada tanggal 2 november 2018
5
satunya ialah pola pikir masyarakat yang cenderung ingin mendapatkan
asuransi kesehatan yang gratis tanpa harus membayar uang iuran,
padahal setiap iuran yang mereka bayar merupakan simpanan mereka
saat mereka menggunakan BPJS tersebut.6
Disinilah seharusnya fungsi BPJS untuk mengubah pola pikir
masyarakat tersebut, dengan mengikuti BPJS setidaknya masyarakat
ada tabungan untuk biaya kesehatan. Berdasarkan pada latar belakang
fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul penelitian “Strategi Komunikasi Humas BPJS Dalam
Mengubah Pola Pikir Masyarakat Mengenai Asuransi Kesehatan
(Studi Pada Warga RT 11 Desa Gasing Kelurahan Talang Kelapa
Banyuasin)”.
B. RUMUSAN MASALAH
Setelah melihat latar belakang yang ada maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini, maka yang
menjadi rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pola pikir masyarakat terhadap asuransi BPJS
Kesehatan?
2. Bagaimana strategi komunikasi humas BPJS dalam mengubah
pola pikir masyarakat mengenai asuransi kesehatan?
6
http://www.jamsosindonesia.com/jamsosda/detail/83, Diakses pada tanggal
13 november 2018
6
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pola pikir masyarakat terhadap asuransi
BPJS Kesehatan.
2. Untuk mengetahui strategi komunikasi humas BPJS dalam
mengubah pola pikir masyarakat mengenai asuransi kesehatan.
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Adapun kegunaan penelitian ialah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan konstribusi berkaitan dengan strategi humas.
2. Secara praktis
a) Secara praktik penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan kepada Humas dalam
berkomunikasi dan merancang strategi untuk bisa
mencapai suatu kesuksesan serta mencapai visi dan misi.
b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
almamater dalam penambahan khasanah kepustakaan
serta sebagai masukan dalam penelitian selanjutnya.
E. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penulisan skripsi ini penulis meneliti tentang Strategi
Komunikasi Humas BPJS Dalam Mengubah Pola Pikir Masyarakat
Mengenai Asuransi Kesehatan. Ada beberapa penelitian terlebih dahulu
yang dilakukan tentang strategi humas dengan sudut pandang yang
berbeda-beda dari beberapa penelitian.
Penelitian Saskinanda tahun 2018 yang berjudul “Strategi
Komunikasi Relawan Anak Sumatera Selatan Dalam Mengubah
7
Perilaku Anak Jalanan Di Benteng Kuto Besak Palembang”, Hasil
penelitian ini mengenai bahwa mengubah perilaku anak jalanan
sebelum dibina sering berkata kasar, memaksa, dan suka
berpenampilan kusam dan seram. Hambatannya bagaimana cara agar
dapat mengubah perilaku anak jalanan bisa menjadi baik, bisa berkata
sopan, dan terhindar dari pergaulan bebas. Strategi komunikasi yang
digunakan dengan cara pendekatan dan bersosialisasi dengan anak-anak
jalanan tersebut.7
Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu sama-
sama membahas mengenai strategi komunikasi. Namun perbedaannya
penelitian ini membahas mengenai Relawan Anak Sumatera Selatan
Dalam Mengubah Perilaku Anak Jalanan Di Benteng Kuto Besak,
sedangkan penulis membahas mengenai BPJS Kota Palembang Dalam
Mengubah Pola Pikir Masyarakat Mengenai Asuransi Kesehatan.
Penelitian oleh Mutiara Lestari Putri tahun 2017 yang berjudul
“Strategi Public Relation Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan Pusat Dalam Membangun Citra Perusahaan”, Hasil
penelitian ini mengenai bahwa peran humas sangat dibutuhkan oleh
BPJS Kesehatan dalam hal membangun citra organisasinya. Untuk
menjalankan hal tersebut, maka perlu adanya strategi public relations
yang harus dilakukan oleh Badan Penyelenggara Jaminan (BPJS)
Kesehatan dalam membangun citra perusahaannya. Strateginya ialah
dengan mengubah sudut pandang masyarakat dengan cara
7Saskinanda, “Strategi Komunikasi Relawan Anak Sumatera Selatan Dalam
Mengubah Perilaku Anak Jalanan Di Benteng Kuto Besak Palembang” Skripsi
(Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang:2018)
8
mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa apa yang masyarakat lihat
mengenai perusahaan BPJS Kesehatan tidak benar adanya.
8
Adapun persamaan dari penelitian ini yaitu disini penulis sama-
sama membahas tentang Strategi Public Relation BPJS Kesehatan.
Sedangkan perbedaannya membangun citra positif perusahaan,
sedangkan yang penulis membahas tentang mengubah pola pikir
masyarakat mengenai asuransi kesehatan.
Penelitian oleh Nur Irma tahun 2016 yang berjudul “Strategi
Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan KCP Pangkep Dalam
Mensosialisasikan Program Jaminan Pensiun”, Hasil penelitian ini
mengenai tentang hambatan yang dihadapi BPJS Ketenagakerjaan
dalam mensosialisasikan program jaminan pensiun.9
Adapun persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama
membahas mengenai strategi komunikasi BPJS. Sedangkan
perbedaannya membahas tentang ketenagakerjaan KCP pangkep dalam
mensosialisasikan program jaminan pensiun.
Penelitian oleh Intan Muharni tahun 2017 yang berjudul
“Strategi Humas dalam Peningkatan Mutu Pelayanan RS. Siti Khadijah
Palembang”, Hasil penelitian ini menganalisis bahwa humas yang
digunakan RS. Islam Siti Khadijah dalam peningkatan mutu pelayanan
sudah sesuai dengan strategi PR on the net. Dan mengadakan open
house untuk menginformasikan program-program perusahaan seperti
kunjungan dan bakti sosial, mengirim press relase ke Koran Sumeks
8Mutiara Lestari Putri,“Strategi Public Relation Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Pusat Dalam Membangun Citra Perusahaan”
Skripsi (Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta:2017)
9Nur Irma, Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan KCP Pangkep
Dalam Mensosialisasikan Program Jaminan Pensiun” Skripsi (Jurusan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar: 2016)
9
dan Sripo jika terdapat kasus, dan membuat website (situs web)
perusahaan untuk membentuk citra positif di mata publiknya.10
Persamaan jurnal penelitian ini dengan yang penulis buat yaitu
sama-sama membahas tentang strategi komunikasi kehumasan.
Sedangkan perbedaannya penelitian ini membahas tentang peningkatan
mutu pelayanan Rumah Sakit, sedangkan penulis membahas tentang
BPJS Kesehatan.
Penelitian oleh Dessy Nurjannah tahun 2016 yang berjudul
“Strategi Humas BPJS Kesehatan Dalam Penanganan Keluhan
Terhadap Pelayanan BPJS Di RSUD Abdul Wahab Sjahranie”, Hasil
penelitian ini menganalisis dari aspek pengumpulan fakta berdasarkan
hasil temuan yang didapat, bahwa mengetahui keluhan dari
pasien/peserta terlebih dahulu dilakukan pencarian atau pengumpulan
data/fakta.11
Adapun persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama
membahas tentang Strategi Humas BPJS Kesehatan. Dan perbedaannya
yakni penanganan keluhan pelayanan BPJS, sedangkan penulis
membahas tentang BPJS Kesehatan dalam mengubah pola pikir
masyarakat mengenai asuransi kesehatan.
Penelitian oleh Wia Ruri Wilanda tahun 2016 yang berjudul
“Strategi Komunikasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan Nasional (JKN) Di Kota Pekanbaru”, Hasil penelitian ini
menganalisis tentang penyampaian informasi strategi BPJS Kesehatan
10Intan Muhami, Strategi Humas dalam Peningkatan Mutu Pelayanan RS.
Siti Khadijah Palembang, dalam Jurnal Intelektual: Keislaman, Sosial, dan Sains:
2018, Volume 07, Nomor. 1
11
Dessy Nurjanah, Strategi Humas BPJS Kesehatan Dalam Penanganan
Keluhan Terhadap Pelayanan BPJS Di RSUD Abdul Wahab Sjahranie” Skripsi
(Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman Samarinda: 2016)
10
Kota Pekanbaru yang belum tanggap dalam penyampaian informasi
jaminan kesehatan nasional (JKN) kepada publik.12
Adapun persamaan dari penelitian ini yaitu disini penulis sama-
sama membahas strategi komunikasi BPJS Kesehatan. Namun
perbedaannya penelitian ini membahas tentang penyelenggara jaminan
sosial BPJS Kesehatan, sedangakan yang penulis buat membahas
tentang BPJS kesehatan asuransi.
Penelitian oleh Muhammad Sigit Trisetyo tahun 2016 yang
berjudul “Strategi Komunikasi BPJS Kesehatan KLOK Pesisir Barat
Dalam Mendorong Partisipasi Masyarakat Untuk Menggunakan
Program BPJS Kesehatan”, Hasil penelitian ini menganalisis bahwa
BPJS Kesehatan KLOK Pesisir Barat masih sedikit sekali yang
menggunakan BPJS. Maka dari itu humas melakukan sosialisasi atau
pemasaran berjalan dengan baik dan sesuai dengan peta jalan DJSN
(Dewan Jaminan Sosial Nasional). Dengan dibuktikan data peserta
BPJS Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat yang setiap bulannya semakin
meningkat dan pengembangan mitra yang bernilai melalui kerja sama
antara lembaga-lembaga dan komunitas yang berbadan hukum KTNA,
GAPOKTAN, dan Kelompok Tani. Untuk mendukung misi cakupan
semesta seluruh Indonesia BPJS Kesehatan melibatkan pihak ketiga
yaitu kader JKN untuk mensosialisasikan program-program BPJS
Kesehatan masyarakat dengan teknis door to door dan bertugas untuk
12Wia Ruri Wilanda, judul Strategi Komunikasi Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Nasional (JKN) Di Kota Pekanbaru” Skripsi
(Jurusan Ilmu Sosial Universitas Riau: 2016)
11
menagih iuran, pendaftaran, dan menerima keluhan dari peserta
mandiri.13
Persamaan dari penelitian ini ialah sama-sama membahas
tentang strategi komunikasi BPJS Kesehatan. Namun perbedaannya
penelitian ini membahas tentang mendorong partisipasi masyarakat
untuk menggunakan program BPJS.
Penelitian oleh Fatma Diah Sjoraida tahun 2018 yang berjudul
“Pola Komunikasi Humas Rumah Sakit Di Era Digital”, Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa humas RSUP telah melakukan
strategi pemasaran atas jasa kesehatan RSUP dengan melakukan
promosi dan mengikuti pameran atau eksibisi secara rutin, memakai
media radio, televisi dan media cetak, dan melakukan bakti sosial
kepada masyarakat.14
Persamaan jurnal penelitian ini dengan penulis buat yaitu sama-
sama membahas tentang komunikasi humas. Namun perbedaannya
jurnal penelitian ini meneliti tentang pola komunikasi humas rumah
sakit di era digital.
Berdasarkan tinjauan pustaka yang peneliti ajukan, ada
persamaan dan perbedaanya. Persamaannya yaitu sama-sama
membahas tentang BPJS dalam mensosialisasikan kepada masyarakat.
Sedangkan yang menjadi perbedaannya yaitu lebih mengutamakan
aspek strategi komunikasi kehumasan dan mengubah pola pikir
masyarakat mengenai Asuransi BPJS kesehatan.
13Muhammad Sigit Trisetyo, “Strategi Komunikasi BPJS Kesehatan Klok
Pesisir Barat Dalam Mendorong Partisipasi Masyarakat Untuk Menggunakan
Program BPJS Kesehatan” Skripsi (Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Lampung:2017)
14Diah Fatma Sjoraida dan Rully Khairul Anwar, Pola Komunikasi Humas
Rumah Sakit Di Era Digital, dalam Jurnal: Socio Politica 2018, Volume 08, Nomor. 2
12
F. KERANGKA TEORI
Untuk mempermudah dalam penelitian dan dalam penyusunan
serta penyesuaian dengan konsep dan teori yang ada dan agar tidak
terjadi kesimpang siuran pada saat pembuatan laporan, maka perlu
adanya suatu teori (kerangka pikir) sebagai acauan dan pedoman
penyusunan kerangka pikir yang dapat dimuat disini.
1. Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategos” yang
terbentuk dari kata stratus yang berarti militer dan –ag yang berarti
memimpin. Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck menyatakan
bahwa strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu
yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan
lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh
perusahaan.15
Dan menurut Quinn, strategi adalah pola atau rencana
yang mengintegrasikan tujuan, kebijakan dan aksi utama dalam
hubungan yang kohesif.16
Sedangkan menurut Anthony, Parrewe dan
Kacmar, strategi dapat didefinisikan sebagai formulasi misi dan tujuan
organisasi, termasuk didalamnya adalah rencana aksi (action plans)
untuk mencapai tujuan tersebut dengan secara eksplisit
mempertimbangkan kondisi persaingan dan pengaruh-pengaruh
kekuatan di luar organisasi yang secara langsung atau tidak
berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi.17
15Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005), h. 30.
16
Nainggolan, http://www.landasanteoribab2.uajy.ac.id/1574/3/2EM16271,
Diakses pada tanggal 20 maret 2019
17Ibid
13
2. Komunikasi
Berdasarkan sejarahnya, komunikasi dalam bahasa inggris
adalah communication yang awalnya berasal dari bahasa latin yaitu
communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.18
Ada dua pemeran dalam kegiatan komunikasi yaitu orang yang
menyampaikan pesan tersebut disebut komunikator dan yang
menyampaikan pesannya disebut komunikan.19
Komunikasi adalah salah satu aktifitas yang sangat fundamental
dalam kehidupan manusia. Komunikasi ialah suatu transaksi, proses
simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya
dengan membangun hubungan antarsesama manusia; melalui
pertukaran informasi; untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang
lain; serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.
Dari perspektif perilaku, komunikasi memberi tekanan pada
rangsangan (stimuli) yang dibuat oleh sumber dan reaksi (respons)
yang diberikan oleh penerima. Perspektif transmisi memandang
komunikasi sebagai suatu pengalihan informasi dari sumber kepada
penerima. Model yang digunakan disini sifatnya linear (satu arah) dan
bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.20
Dan didalam komunikasi
ada yang namanya komunikasi internal dan eksternal.
Komunikasi internal menunjukan pertukaran informasi antara
manajemen organisasi dengan publik internalnya yaitu, para karyawan.
Sedangkan komunikasi eksternal adalah pertukaran dengan public
18Onang Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Jakarta:
PT. Remaja Rosda Karya, 2001), h. 9.
19
Onang Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti, 2003), h. 28.
20
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2014), Cet ke-14, h. 21-22.
14
eksternal yaitu, pelanggan, masyarakat sekitar, panyalur dan pengedar,
pemasok, lembaga pemerintahan, para pendidik dll. Fungsi komunikasi
internal adalah mengusahakan agar para karyawan mengetahui apa
yang sedang dipikirkan manajemen dan mengusahakan agar
manajemen mengetahui apa yang sedang dipikirkan para karyawan.21
3. Strategi Humas
Humas (Hubungan Masyarakat) adalah suatu filsafat sosial dari
manajemen yang dinyatakan dalam kebijakan beserta pelaksanaannya
yang melalui interprestasi yang peka mengenai peristiwa-peristiwa
berdasarkan pada komunikasi dua arah dengan publiknya, berusaha
untuk memperoleh saling pengertian dan itikad baik.22
Hubungan
masyarakat adalah suatu konsep yang merujuk pada pola hubungan
organisasi/perusahaan dengan masyarakat (publik).
Humas menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara
organisasi atau lembaga dengan publiknya untuk menciptakan saling
pengertian (Public understanding) dan dukungan (Public support) bagi
terciptanya tujuan, kebijakan dan langkah serta tindakan lembaga atau
organisasi. Semua itu ditujukan untuk mengembangkan pengertian dan
kemauan baik (goodwill) publiknya serta untuk memperoleh opini
public yang menguntungkan atau untuk menciptakan kerjasama
berdasarkan hubungan yang harmonis dengan publiknya.
Dalam mewujudkan pengertian dan hubungan yang harmonis
dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan suatu strategi.
Dimana strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan),
21
Frazier Moore, Hubungan Masyarakat Prinsip, Kasus, Dam Masalah Satu,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001) h. 90
22
Frazier Moore, Humas Membangun Citra dengan Komunikasi, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2005) h. 6
15
sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan
(planning), yang pada akhirnya perencanaan merupakan satu fungsi
dasar dari proses manajemen.23
Manajemen strategi dalam suatu perusahaan biasanya dilakukan
oleh bidang Public Relation. Public Relation sendiri seperti disebutkan
Cutlip, Center dan Broom adalah fungsi manajemen yang membangun
dan mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat dengan publiknya
yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi.24
Menurut Cutlip & Center, proses PR sepenuhnya mengacu
kepada pendekatan manajerial. Proses ini terdiri dari: fact finding,
planning, communication, dan evaluation.
1. Fact finding adalah mencari dan mengumpulkan fakta atau data
sebelum melakukan tindakan. Misalnya PR sebelum melakukan
suatu kegiatan harus terlebih dahulu mengetahui, misalnya: apa
yang diperlukan publik, siapa saja yang termasuk kedalam
publik, bagaimana keadaan publik dipandang dari berbagai
faktor.
2. Planning adalah berdasarkan fakta membuat rencana tentang
apa yang harus dilakukan dalam menghadapi berbagai masalah
itu.
3. Communication adalah rencana yang disusun dengan baik
kemudian dikomunikasikan atau dilakukan kegiatan
operasional.
23
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation & Media Komunikasi,
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014) h. 133
24
Rahmat Krisyantono, PR Writing : Teknik Produksi Media Public Relation
dan Publisitas Korporat, (Jakarta:Kencana, 2012) Cet. 3 h. 5
16
4. Evaluation adalah mengadakan evaluasi tentang suatu kegiatan,
apakah tujuan sudah tercapai atau belum. Evaluasi itu dapat
dilakukan secara kontinyu. Hasil evaluasi ini menjadi dasar
kegiatan PR berikutnya.25
Selanjutnya Cutlip dan Center menyebutkan fungsi Public
Relation sebagai berikut:
1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan
organisasi.
2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan
menyalurkan opini public kepada perusahaan.
3. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan
perusahaan untuk kepentingan umum.
4. Membina hubungan secara harmonis antara perusahaan dan
publik dengan baik.26
4. BPJS
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) adalah
badan hukum publik yang bertanggung jawab langsung kepada
Presiden dan bertugas sebagai penyelenggara Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) bagi seluruh rakyat Indonesia. BPJS Kesehatan
sebelumnya bernama Askes (Asuransi Kesehatan) yang di kelola oleh
PT Askes Indonesia (Persero). Perubahan nama ini sejak tanggal 1
januari 2014 sesuai dengan UU No.24 Tahun 2011 tentang BPJS. Yang
wajib menjadi peserta BPJS Kesehatan adalah setiap warga Negara
25
Soleh Soemirat, Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relation,
(Bandung, PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2012) Cet.3 h. 5
26Ibid., h. 22
17
Indonesia dan warga asing yang bekerja di Indonesia minimal selama 6
bulan. Aturan ini tertuang dalam pasal 14 UU tentang BPJS.27
5. Pola Pikir
Pola dapat didentifikasikan sebagai bentuk atau patron atau
model atau juga cara. Pikiran adalah alat ukur yang digunakan manusia
untuk memilih sesuatu yang dinilai lebih baik dan menjamin masa
depan diri dan keluarganya. Pikiran merupakan kekuatan pendorong
setiap perbuatan dan dampaknya. Kekuatan yang ditimbulkan mampu
menentukan kondisi jiwa, tubuh, kepribadian dan rasa percaya diri
dengan demikian pola pikir sebenarnya adalah bentuk pikir atau cara
berpikir yang disebut Mindset terdiri dari dua kata yakni mind dan set.28
Sedangkan set adalah kepercayaan – kepercayaan yang
mempengaruhi sikap seseorang atau suatu cara berpikir yang
menentukan perilaku dan pandangan, sikap dan masa depan seseorang.
Dengan demikian pola pikir adalah kepercayaan (belief) atau
sekumpulan kepercayaan (set of belief) atau cara berpikir yang
mempengaruhi perilaku (behavior) dan sikap (attitude) seseorang yang
akhirnya menentukan level keberhasilan (nasib) hidupnya.29
G. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian Kualitatif Deskriptif. Penelitian kualitatif adalah suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodelogi yang
menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Sedangkan
27BPJS Kesehatan https://id.m.wikipedia.org/wiki/BPJS_Kesehatan, Diakses
tanggal 12 november 2018
28
Adi W Gunawan, Study Pustaka Pola Pikir,
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper 40180-3410100025-presentation2, Diakses
pada tanggal 11 maret 2019.
29.Ibid
18
deskriptif adalah bagian dari penelitian kualitatif yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat
sekarang.
a. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
premier dan sekunder.30
a. Data Pemier
Data premier adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data. Peneliti menggunakan wawancara
dan observasi kepada humas dan pegawai Asuransi BPJS kota
Palembang.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada peneliti, misalnya lewat orang lain
yang tidak langsung memberikan informasi ke pengumpul data,
misalnya lewat orang lain dan dokumen seperti buku dan arsip
lainnya. Dokumen tersebut dilihat dari internet atau buku dan
arsip lainnya.
c. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penyusunan penelitian ini dilakukan
dengan beberapa metode, yaitu:
a. Interview (wawancara)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana
pewawancara (peneliti atau yang diberi tugas melakukan pengumpulan
data) dalam mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan kepada
30Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2017), Cet ke-7, h. 138.
19
yang diwawancarai.31
Wawancara digunakan untuk mengungkap
pelaksanaan strategi komunikasi humas BPJS dalam mengubah pola
pikir masyarakat mengenai asuransi kesehatan. Dalam penelitian ini,
peneliti melakukan wawancara dengan bagian humas atau staff
pegawai BPJS yang terlibat dalam Asuransi Kesehatan BPJS.
a. Observasi
Observasi merupakan proses untuk memperoleh data dari
tangan pertama dengan mengamati orang dan tempat pada saat
dilakukan penelitian.32
Observasi digunakan untuk mengamati secara
dekat bagaimana strategi komunikasi humas BPJS untuk mengajak
masyarakat mengikuti asuransi BPJS kesehatan.
b. Dokumentasi
Teknik ini digunakan peneliti untuk memperoleh informasi dari
bermacam-macam sumber tertulis atau dokumentasi yang ada pada
responden atau tempat, dimana responden bertempat tinggal atau
melakukan kegiatan sehari-harinya.33
Penulis menggunakan
dokumentasi dari beberapa sumber seperti melihat arsip-arsip, foto,
buku, dan lainnya sebagainya di Pelayanan Kesehatan BPJS kota
Palembang.
c. Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari, memilah hal-hal
pokok dan merangkum secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dengan cara
31Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung:
Alfabeta, 2014), h.118.
32
Ibid., h. 197
33
Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya,
(Yogyakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), h. 81.
20
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan keadaan ke
unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting untuk
dipelajari, dan membuat kesimpulan.
Analisis data penelitian dilakukan berdasarkan prosedur yang
dikemukakan Miles dan Huberman (1992) bahwa ada tiga tahapan yang
harus dikerjakan dalam menganalisis data, yaitu:
a. Redaksi Data
Redaksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan mencari tema
serta polanya. Data yang telah direduksi akan memberikan ga,baran
lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan data.34
b. Paparan Data
Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi tersusun, dan
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Pemaparan data digunakan untuk meningkatkan pemahaman
kasus dan sebagai acuan mengambil tindakan berdasarkan pemahaman
dan analisis sajian data.
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang
menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data. Simpulan
disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan berpedoman
pada kajian penelitian.35
Penarikan kesimpulan sementara, masih dapat
diuji kembali dengan data di lapangan, dengan cara merefleksi kembali,
peneliti dapat bertukar pikiran dengan teman sejawat, triangulasi,
34Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2015), h. 211
35
Ibid., h. 212.
21
sehingga kebenaran ilmiah dapat tercapai. Bila proses siklus interaktif
ini berjalan dengan kontinu dan baik, maka keilmiahannya hasil
penelitian dapat diterima. Setelah hasil penelitian telah diuji
kebenarannya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dalam bentuk
deskriptif sebagai laporan penelitian.36
Analisis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan format desain deskriptif. Metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan interprstasi yang tepat. Metode ini mempelajari
masalah-masalah dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu,
termasuk hubungan serta pengaruh dari suatu fenomena.37
H. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika laporan hasil penelitian ini akan dibahas dan
disajikan dalam lima bab yang akan terdiri dari beberapa bab yang akan
dibahas dengan uraian sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan, bab ini membahas mengenai tahapan awal
yang menjadi landasan dari keseluruhan isi skripsi, meliputi: Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori, Metodologi Penelitian,
Sistematika Penelitian.
Bab II Landasan Teori, bab ini berisi konsep dan teori-teori
yang mendukung dan berkaitan dengan topik yang dibahas atau diteliti
serta kerangka pemikiran tentang “Strategi Komunikasi Humas BPJS
Dalam Mengubah Pola Pikir Masyarakat Mengenai Asuransi
Kesehatan”
36Iskandar, Metodelogi Penelitian Kualitatif, ( Jakarta: Gaung Persada,
2009), Cet. Ke-1 h. 140-142.
37
Moh Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2015), h. 55.
22
Bab III Gambaran Umum BPJS Kesehatan Kota
Palembang, bab ini berisikan sejarah Asuransi Kesehatan BPJS,
khusus visi dan misi, struktur organisasi dan lain-lain dari Asuransi
Kesehatan BPJS.
Bab IV Hasil Pembahasan dan Penelitian, bab ini berisi
tentang peran startegi komunikasi humas BPJS dalam mengubah pola
pikir masyarakat mengenai asuransi kesehatan yang merupakan
jawaban atau solusi dari permsalahan dalam penelitian ini.
Bab V Penutup, bab ini berisi tentang kesimpulan yang
menyatakan hasil pembahasan masalah yang diteliti dan menjadi acuan
bagi penyempurna penelitian yang dilakukan.