BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45849/2/BAB I.pdfstabil...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45849/2/BAB I.pdfstabil...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit adanya gangguan
metabolic terutama metabolisme karbohidrat yang disebabkan karena berkurang
atau tidak adanya hormone insulin dari sel beta pankreas, atau akibat gangguan
fungsi insulin (Sutedjo,2010). Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala
yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar gula
glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Syahbudin,
2009).
Dibetes mellitus merupakan suatu keadaan hiperglikemik kronis yang mana
perlahan namun pasti akan merusak jaringan dalam tubuh jika tidak ditangani
(Agus, 2011). Dengan ditemukannya beberapa faktor penyebab terjadinya
diabetes mellitus diantaranya faktor genetik, faktor lingkungan, faktor kegemukan
dan lainnya, maka faktor-faktor tersebut mempengaruhi Diabetes mellitus tipe I
atau Diabetes mellitus tipe II.
Penyakit diabetes mellitus terdiri dari dua jenis, yaitu diabetes mellitus tipe I
dan diabetes mellitus tipe II. Dibetes mellitus tipe I ditandai dengan hilangnya sel
penghasil insulin pada pulau-pulau langhernas pnkreas sehingga terjadi
kekurangan insulin dalam tubuh. Diabetes mellitus tipe II terjadi karena tubuh
tidak mampu merespon dengan wajar terhadap aktivitas insulin yang dihasilkan
oleh pancreas (resistensi insulin), sehingga kadar glukosa dalam darah tidak
normal. Diabetes mellitus tipe II lebih banyak ditemukan dan meliputi 90% dari
semua kasus diabetes di seluruh dunia (Maulana,2009).
Prevalensi merupakan banyaknya kasus penyakit yang terjadi pada suatu
waktu tertentu dan pada wilayah tertentu. Jumlah penderita diabetes mellitus di
dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini berkaitan dengan
jumlah penduduk yang meningkat, urbanisasi yang mengubah pola hidup
tradisional ke pola hidup modern, prevalensi obesitas meningkat dan kegiatan
fisik yang kurang.
2
Menurut International Diabetes Federation (2015), bahwa 415 juta orang
di seluruh dunia atau 8.8% dari orang dewasa berusia 20-79 tahun
diperkirakan terkena diabetes. Sekitar 75% hidup dinegara dengan
berpenghasilan rendah dan menengah. Di Asia Tenggara, perkiraan pada tahun
2015 menunjukkan bahwa 8,5% dari populasi orang dewasa terkena diabetes.
Lebih dari setengah (52,1%) tidak terdiagnosis. Meskipun hanya sepertiga
(32,5%) orang dewasa di wilayah Asia Tenggara tinggal di daerah perkotaan
pada tahun 2015, hampir setengah (47,5%) dari semua orang dewasa terkena
diabetes dapat ditemukan di perkotaan.
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan
membutuhkan pengelolaan seumur hidup dalam mengontrol kadar gula darah
agar dapat meningkatkan kualitas hidup penderita (Arisman, 2013). Penderita
diabetes mellitus yang tidak dapat mengontrol gula darahnya akan memiliki
potensi mengalami komplikasi hiperglikemi dimana kondisi ini akan selalu
diikuti komplikasi penyempitan vaskuler, yang berakibat pada kemunduran
dan kegagalan fungsi organ otak, mata, jantung dan ginjal (Darmono, 2005).
Glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang paling sederhana yang
diabsorbsi kedalam cairan darah melalui sistem pencernaan. Konsentrasi
glukosa darah sangat penting dipertahankan pada kadar yang cukup tinggi dan
stabil sekitar 70-120 mg/dl untuk mempertahankan fungsi otak dan suplai
jaringan secara optimal. Dalam tubuh kadar glukosa darah perlu dijaga agar
tidak meningkat terlalu tinggi karena glukosa juga berpengaruh terhadap
tekanan osmotik cairan ekstraseluler (Ignatavicius et al., 2007).
Pada keadaan normal glukosa darah diatur sedemikian oleh insulin,
sehingga kadarnya selalu dalam batas normal, kadar glukosa darah selalu
stabil sekitar 70-140 mg/dl. Pada keadaan diabetes mellitus tubuh relative
kekurangan insulin sehingga pengaturan kadar glukosa darah jadi kacau.
Walaupun kadar glukosa darah tinggi, gluconeogenesis di hati tidak dapat
dihambat sehingga kadar glukosa darah semakin meningkat (Waspadji, 2009).
Pengobatan diabetes mellitus secara medis dapat dilakukan dengan
pemberian obat-obatan modern dan suntikan tetapi kren tingginya biaya
pengobatan cara medis ini terkadang sulit dilakukan. Diabetes mellitus juga
3
dapat diatasi dengan pengobatan alami dengan memanfaatkan tanaman
berkhasiat obat. Tanaman berkhasiat obat dapat diperoleh dengan mudah,
dapat dipetik langsung untuk pemakaian segar atau dapat dikeringkan. Oleh
karena itu, pengobatan tradisional dengan tanaman obat menjadi langkah
alternatif untuk mengatasinya (Wijayakusuma, 2004).
Di Indonesia, kebanyakan masyarakat memilih pengobatan untuk penyakit
diabetes mellitus dengan menggunakan pengobatan tradisional karena
beberapa faktor, misalnya dari aspek harga yang lebih terjangkau dan mudah
dicari. Pemanfaatan tumbuhan dapat dijadikan pengobatan alternatif bagi
penderita diabetes mellitus. Salah satu tanaman obat tradisional yang bisa
digunakan oleh masyarakat untuk mengatasi penyakit diabetes mellitus adalah
daun manga arumanis (Mangifera indica L.) dan buah okra (Abelmoschus
esculentus L. Moench).
Buah Okra telah terbukti dapat menurunkan kadar gula darah atau glukosa
(Sabitha, 2011). Kombinasi dari ekstrak daun mangga arumanis (Mangifera
indica L.) dan buah okra (Abelmoschus esculentus L. Moench) dapat
digunakan sebagai alternatif untuk antidiabetes mupun antihiperlipidemia.
Ekstrak daun mangga arumanis (Mangifera indica L.) diketahui
mengandung fenol, flavonoid, mangiferin dan tannin setelah dilakukan
skrining fitokimia (Morsi, dkk). Mangiferin diketahui dapat menurunkan
kadar glukosa darah dan lemak pada tikus diabetes. Hasil penelitian yang telah
dilakukan peneliti sebelumnya menunjukkan bahwa dosis 250 mg/kgBB
ekstrak daun mangga secara signifikan dapat menurunkan kadar glukosa darah
dibandingkan control negatif (Jutiviboonsuk et al., 2012).
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas penulis tertarik untuk meneliti
dan membuktikan potensi kombinasi dari ekstrak daun mangga arumanis dan
buah okra sebagai antidiabetes serta melakukan pengukuran kadar gula darah
dari hewan coba yang diinduksikan kombinasi tersebut dengan harapan dapat
menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus.
Pada penelitian ini, akan dilakukan pemberian kombinasi ekstrak etanol
daun mangga (Mangifera indica L.) dan perasan buah okra (Abelmoschus
esculentus L. Moench) pada beberapa dosis terhadap kelompok perlakuan
4
hewan coba Rattus norvegicus hiperglikemia, kemudian diukur kadar gula
darah setelah perlakuan. Dengan menggunaka post test only control group
design, perlakuan akan dilaksanakan selama empat minggu, kemudian kadar
glukosa darah dari kelompok uji dan kelompok kontrol di ukur lalu
dibandingkan penurunan kadar glukosa darah antara kelompok kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan menggunakan analisis statistik.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimanakah pengaruh kombinasi ekstrak etanol daun Mangifera
indica L. dan perasan buah Abelmoschus esculentus L. Moench
terhadap kadar gula darah pada Rattus norvegicus diabetes ?
2) Berapakah dosis optimum kombinasi ekstrak etanol daun Mangifera
indica L. dan perasan buah Abelmoschus esculentus L. Moench
terhadap kadar gula darah pada Rattus norvegicus diabetes ?
1.3 Tujuan Penelitian
1) Mendapatkan data pengaruh kombinasi ekstrak etanol daun Mangifera
indica L. dan perasan buah Abelmoschus esculentus L. Moench
terhadap kadar gula darah pada Rattus norvegicus diabetes.
2) Mendapatkan data dosis optimum kombinasi ekstrak etanol daun
Mangifera indica L. dan perasan buah Abelmoschus esculentus L.
Moench terhadap kadar gula darah pada Rattus norvegicus diabetes.
1.4 Hipotesis
Kombinasi ekstrak etanol daun Mangifera indica L. dan perasan buah
Abelmoschus esculentus L. Moench dapat menurunkan kadar glukosa darah
pada Rattus norvegicus diabetes.
1.5 Manfaat Penelitian
1) Manfaat Akademis
Dapat memberikan informasi ilmiah tentang daun mangga
(Mangifera indica L.) dan buah okra (Abelmoschus esculentus L.
Moench) untuk penunjang terapi konvensional diabetes mellitus yang
bermanfaat dalam menurunkan kadar gula darah serta mencegah
komplikasi penderita diabetes mellitus.
5
2) Manfaat Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat khususnya bagi penderita diabetes mellitus bahwa
kombinasi ekstrak daun mangga (Mangifera indica L.) dan buah okra
(Abelmoschus esculentus L. Moench) pada dosis tertentu dapat
menurunkan kadar gula darah dan diabetes.