BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang - UPI | Institutional...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang - UPI | Institutional...
1
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pertumbuhuan pariwisata pada saat ini merupakan bentuk nyata dari
perjalanan sebuah bisnis global yang sangat menjanjikan karena pertumbuhan
pariwisata itu sendiri mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dunia yang
dihasilkan dari pergerakan wisatawannya. Pada akhir-akhir ini pariwisata di
Indonesia sangat digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Pariwisata ini sangat
mempunyai prospek yang sangat baik untuk masa depan bagi Indonesia. Data
yang ditunjukkan dari UNWTO (United Nations World Tourism Organization)
diperkirakan pada tahun 2020 akan terjadi pergerakkan sebanyak 1,6 miliar
wisatawan dengan total perbelanjaan sebesar USD 2.000 miliar. Angka yang
cukup besar ini hanya dihasilkan oleh wisatawan internasional saja di luar biaya
transportasi yang dikeluarkan. Ditambah dengan masuknya Era Globalisasi yang
dimana setiap unit kehidupan yang ada pada saat ini sangat saling berhubungan
satu dengan yang lainnya, ada fasilitas yang mendukung pergerakkan para
manusia dalam setiap aktifitasnya.
Dengan adanya Globalisasi, tentu adanya persaingan antar sesama
individu bahkan antar negara. Persaingan yang ada salah satunya persaingan
dalam Pariwisata. Setiap negara tentunya memiki destinasi yang mempunyai daya
tarik dan daya saing yang berbeda. Pendeskripsian daya saing destinasi antar
negara dapat dilihat pada pernyataan bahwa Singapura menduduki peringkat
1
2
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pertama dengan indeks daya saing 71,73%, Australia dengan indeks daya saing
sebesar 64,69%, Malaysia dengan indeks daya saing sebesar 56,83%, Thailand
dengan indeks daya saing sebesar 53,25%, Filipina dengan indeks daya saing
sebesar 49%, Indonesia dengan indeks daya saing sebesar 40,63%, dan yang
terakhir adalah Vietnam dengan indeks daya saing sebesar 40,61% (Hasil kajian
daya saing Indonesia terhadap Negara pesaing, sebagaimana pernah
diungkapkan Sekretaris Jenderal Kemenbudpar, 2010.
Indonesia sendiri memiliki jumlah tingkat kunjungan yang potensial sera
bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN yang lainnya. Walau memang dari
posisi indeks daya saing pariwisata indonesia sangat jauh tertinggal dibandingkan
dengan negara tetangganya sendiri. Jumlah wisatawan Indonesia yang didalamnya
terdiri dari wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang mana
memeiliki pengeluaran yaang berbeda-beda dalam kegiatan pariwisatanya di
indonesia. Adapun jumlah kunjungan para wisatawan mancanegara dapat dilihat
didalam tabel di bawah ini.
TABEL 1.1
STATISTIK KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI
INDONESIA
Tahun Jumlah
Wisatawan
Mancanegara
Rata-
Rata
Lama
Tinggal
(Hari)
Rata-Rata
Pengeluaran
Per Orang (USD)
Penerimaan
Devisa
wisman Pertumbuhan
(%) Per
Hari Per
Kunjungan juta
USD Pertumbuhan
(%)
2004 5.321.165 19,12 9,47 95,17 901,66 4.797,90 18,85
3
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2005 5.002.101 -6,00 9,05 99,86 904,00 4.521,90 -5,75
Tahun Jumlah
Wisatawan
Mancanegara
Rata-
Rata
Lama
Tinggal
(Hari)
Rata-Rata
Pengeluaran
Per Orang (USD)
Penerimaan
Devisa
wisman Pertumbuhan
(%) Per
Hari Per
Kunjungan juta
USD Pertumbuhan
(%)
2006 4.871.351 -2,61 9,09 100,48 913,09 4.447,98 -1,63
2007 5.505.759 13,02 9,02 107,70 970,98 5.345,98 20,19
2008*) 6.234.497 13,24 8,58 137,38 1.178,54 7.347,60 37,44
2009**) 6.323.730 1,43 7,69 129,57 995,93 6.297,99 -14,29
2010 7.002.944 10,74 8,04 135,01 1.085,75 7.603,45 20,73
2011 7.649.731 11,82 9,51 144,52 1.374,38 8.977,83 18,61
2012 Data Belum Tersedia
Sumber : P2DSJ dan BPS, 2013
Berdasarkan Tabel 1.1 di atas Indonesia mengalami peningkatan yang
cukup baik dari tahun sebelumnya. Hal ini dikeranakan upaya yang dilakukan
pemerintah sudah cukup baik. Ini menandakan bahwa indonesia berpotensi untuk
mendatangkan wisatawan yang lebih banyak lagi untuk tahun-tahun berikutnya.
Dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan mancanegara ke Indonesia pada
tahun 2009 mengalami kenaikan, dari tahun 2008 sebesar 6.234.497 menjadi
6.323.730. Bila dilihat pada tabel diatas, pada tahun 2009 juga mengalami
peningkatan yang sangat signifikan, bermula dari 6.323.730 menjadi 7.002.944
pada tahun 2010. Kemajuan pariwisata Indonesia juga ditandai dengan
meningkatnya jumlah kunjungan pada tahun 2011 yaitu sebesar 7.649.731.
4
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Indonesia sebagai salah satu kawasan ASEAN dan negara yang mempunyai
potensi wisata yang sangat banyak, mengalami laju pertumbuhan wisatawan yang
keadaanya tidak pasti.
Untuk mencapai prospek yang baik tersebut, kepariwisataan di Indonesia
haruslah dikelola oleh tenaga-tenaga yang sangat profesional. Peranan
pemerintah, swasta serta masyarakat Indonesia sangatlah penting demi untuk
kemajuan pariwisata di Indonesia itu sendiri. Pariwisata sangatlah baik untuk
mendukung dan menciptakan lapangan pekerjaan dan devisa yang cukup tinggi
untuk sebuah negara. Dengan berkembangnya kepariwisataan yang ada akan
sangat membantu sebuah negara tersebut untuk memajukan daerah-daerahnya.
Jumlah pendapatan yang diperoleh dari sektor pariwisata Indonesia
memiliki jumlah yang cukup tinggi dan menjadi penghasil devisa negara kedua
setelah migas yang dapat menghasilkan penerimaan devisa sebesar US$ 8,7 juta
(Sumber: Badan Pusat Statistik, 2008). Berikut data yang menunjukan
penghasilan yang diperoleh dari pariwisata mulai dari tahun 2004 sampai tahun
2009 di Indonesia.
TABEL 1.2
RATA-RATA PENDAPATAN PER TAHUN DARI SEKTOR
PARIWISATA INDONESIA
Tahun WISMAN
(IN BOUND TOURISM)
WISNAS
(OUT BOUND TOURISM)
WISNUS
Kunjungan
Orang
Penerimaan
Devisa
Kunjungan
Orang
Pengeluaran
Devisa
Perjalanan
(Ribuan
Orang)
Pengeluaran
(Triliun Rp)
2004 5.321.165 4.797,90 3.941.381 3.388,84 202.763 71,7
2005 5.002.101 4.521,90 4.106.225 2.807,75 198.359 74,72
5
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2006 4.871.351 4.447,98 4.967.403 3.863,20 204.553 88,21
2007 5.505.759 5.345,98 5.158.441 4.331,23 222.389 108,96
2008 6.429.027*) 7,377.39*) 4.996.594 5.245,02 225.042 123,17
2009 6.452.259**) 6,302.50**) 4,772,790*) 4,680.67*) 229.731 137,91
2010 7.002.944 7.169,35 4,559,010 3.448,82 310.159 139,01
2011 7.649.731 7.831,50 4,354,806 3.532,63 448.242 144,52
Sumber : www.budpar.go.id (Diolah)
Peningkatan jumlah wisatawan dan jumlah pendapatan merupakan
langkah baik bagi Indonesia dan pemerintah daerah yang daerahnya mempunyai
potensi pariwisata yang cukup mumpuni. Setiap daerah yang ada di Indonesia
mempunyai potensi yang sangat berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Setiap
pemerintah daerah memiliki peraturan atau wewenang bagi daerahnya dalam
upaya untuk mengembangkan pariwisata yang ada di daerahnya tersebut.
Setiap daerah pasti mempunyai potensi wisata yang berbeda-beda, dari
seluruh provinsi yang ada di Indonesia dari semua provinsi yang memiliki potensi
wisata yang cukup baik dengan di dukung oleh sumber daya manusia yang cukup
adalah pulau jawa. Pulau jawa terbagi atas 6 provinsi yaitu jawa barat, jawa
tengah , jawa timur, banten, DKI Jakarta, dari masing-masing provinsi, provinsi
yang paling besar adalah provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 34.669,11 km2.
DKI Jakarta merupakan ibu kota negara Indonesia yang mana juga merupakan
barometer perekonomian Indonesia. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
ke Jakarta meningkat untuk tahun ini, kunjungan wisatawan dapat dilihat pada
Tabel 1.3 di bawah ini.
6
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
TABEL 1.3
DATA JUMLAH KUNJUNGAN WISMAN
KE PROVINSI DKI JAKARTA
TAHUN 2002 – 2012
Tahun Jumlah Wisman Pertumbuhan (%)
2002 1,267,695 5.87
2003 1,125,168 -11.24
2004 1,065,495 -5.30
2005 1,168,656 9.68
2006 1,216,132 4.06
2007 1,216,057 -0.01
2008 1,534,432 26.18
2009 1,451,914 -5.38
2010 1,892,866 30.37
2011 1,943,751 38.19
2012 2,864,976 40,12
Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta, 2013
Berdasarkan Tabel 1.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa adanya
peningkatan jumlah kunjungan ke Jakarta. Hal ini mungkin merupakan hal yang
sangat dinamis. Namun dengan adanya perkembangan diatas, pemerintah tidak
akan hanya berhenti sampai disitu saja, melainkan pemerintah DKI Jakarta tetap
melancarkan strategi pemasarannya agar dapat mendatangkan wisatawan yang
lebih banyak lagi. Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan, baik wisatawan
mancanegara dan wisatawan nusantara, lambat laun akan membantu pemerintah
DKI Jakarta serta Pemerintah Republik Indonesia dalam memperbaiki citranya di
mata dunia. Indonesia yang belakangan ini sudah sering sekali adanya aksi-aksi
anarkis sempat membuat Indonesia menjadi destinasi yang diragukan. Namun hal
7
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
itu tidak begitu mempengaruhi wisatawan untuk datang berkunjung ke Indonesia.
Indonesia memiliki kota-kota yang mempunyai destinasi pariwisata yang unggul.
Seperti Jakarta juga mempunyai objek wisata yang cukup baik dan bisa bersaing
dengan objek wisata di daerah lainnya.
Banyaknya wiasatawan yang berkunjung pada setiap destinasi wisata
dinyatakan dalam jumlah kunjungannya pada setiap objek destinasi tersebut.
Dalam sisi jumlah kunjungan, wisatawan nusantara mengalami kenaikan jumlah
kunjungan yang cukup besar. Berikut adalah tabel 1.4 mengenai jumlah
kunjungan wisatawan nusantara ke provinsi DKI Jakarta.
TABEL 1.4
PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUNGAN WISNUS
KE PROVINSI DKI JAKARTA
Tahun Jumlah Wisnus Pertumbuhan (%)
2002 9,108,728 0.20
2003 9,088,420 0.22
2004 13,577,000 49.39
2005 11,746,250 13.48
2006 12,777,571 8.78
2007 14,055,328 10.00
2008 15,741,967 12.00
2009 16,708,834 6.14
2010 18,045,541 8.00
2011 21,694,726 5.94
2012 23,763,832 6.74
Sumber : BPS DKI Jakarta, 2013
Adanya kenaikan jumlah kunjungan wisatawan, baik wisatawan
mancanegara dan wisatawan nusantara khusunya ke wilayah provinsi DKI Jakarta
yang tentunya mengunjungi tempat atau dentinasi pilihan yang tersedia di DKI
8
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Jakarta itu sendiri. Destinasi yang tersedia di Jakarta tentunya akan menjadi salah
satu motivasi mereka untuk mengunjungi kota metropolitan ini. adapun berbagai
macam destinasi dan jumlah kunjungan wisatawan, pada tabel 1.5 dibawah ini.
TABEL 1.5
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE DAYA TARIK WISATA
PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2009-2012
NO OBJEK
WISATA
TAHUN
2009 2010 2011 2012 1 TIJA Ancol* 10.573.716 12.834.890 27.888.970 28.475.900
2
Taman Mini
Indonesia
Indah*
4.863.486 5.298.719 5.307.552 6.075.644
3 T. Marga Satwa
Ragunan* 3.215.831 3.580.024 4.659.078 5.367.887
4 Monumen
Nasional 1.372.896 1.253.266 1.107.696 1.504.673
5 Museum
Nasional 243.464 375.710 189.684 223.675
6 Museum Satria
Mandala 52.276 63.797 93.966 102.674
7 Museum
Sejarah
Jakarta
140.410 724.082 546.960 664.874
8 Museum
Tekstil 92.557 43.107 61.206 64.473
9 Museum
Bahari 40.423 6.327 32.710 33.688
10 M. Seni Rupa
dan Keramik 107.513 76.713 60.178 65.983
11 Museum
Wayang 189.398 164.696 275.114 378.457
12 Museum Joang
'45 12.376 17.504 27.724 25.578
13
Taman
Arkeologi
P.Onrust
17.725 19.443 24.934 37.691
14 Pel. Sunda
Kelapa 64.197 34.112 30.228 31.824
JUMLAH 20.986.066 24.492.390 40.306.000 43.023.021
Sumber : BPS DKI Jakarta, 2013
9
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Masing-masing daya tarik yang ada di Jakarta, tentunya memiliki
karakteristik masing-masing. Destinasi yang telah di sebutkan pada Tabel 1.5
diatas, mayoritas hampir keseluruhan destinasi tersebut naik dalam sisi kunjungan
wisatawan. Jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Jakarta, mengalami
perkembangan yang cukup baik.
DKI Jakarta merupakan Kota Metropolitan yang cukup berkembang dan
dapat bersaing dari Kota-Kota berkembang lainnya di Indonesia. Terkenal dengan
gedung-gedung pencakar langitnya serta gaya hidup yang sangat Glamour. Bukan
hanya itu Jakarta merupakan tempat pusat pemerintahan Indonesia. Jakarta
memiliki banyak tempat-tempat wisata seperti wisata sejarah, wisata alam, wisata
budaya dll. Salah satu yang paling terkenal adalah wisata sejarah Jakarta seperti
Museum Fatahillah, Museum Tekstil, Museum Wayang yang terletak di kawasan
kota tua Jakarta tepatnya di Jakarta Barat.
Pelestarian bangunan bersejarah merupakan suatu pendekatan yang
strategis dalam pembangunan kota, karena pelestarian menjamin kesinambungan
nilai-nilai kehidupan dalam proses pembangunan yang dilakukan oleh aktor
pembangunan (Stakeholder). Istilah yang digunakan untuk bangunan lama yang
memiliki nilai-nilai berharga adalah historical building, atau dapat disamakan
artinya dengan bangunan bersejarah. Dan salah satu cara untuk mendukung
kegiatan pelestarian adalah dengan melaksanakan kegiatan konservasi. Pada pusat
kota terjadi perkembangan dan perubahan yang dinamis. Perkembangan yang
dinamis ditandai dengan munculnya berbagai aktivitas, terutama perekonomian
dan mengakibatkan perubahan secara fisik. Warisan bersejarah adalah Kota Tua
10
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
yang memiliki bangunan-bangunan kolonial yang memiliki nilai historis dan
sejarah yang cukup tinggi. Dengan rencana pembangunan di kawasan Kota Tua
telah dimulai sejak tahun 1972.
Jakarta Kota (Oud Batavia) adalah Kota peninggalan kolonial Belanda
yang memiliki karakter tersendiri. Banyak terdiri dari bangunan yang menyimpan
saksi bisu sejarah yang terjadi pada Jakarta pada zaman pemerintahan Belanda.
Kokohnya bangunan bersejarah membuat karakter bahwa Kota Tua Jakarta ini
sebagai destinasi Budaya dan Sejarah. Tetapi di pihak lain, bangunan yang
ditinggalkan juga tetap perlu dikelola agar tidak kehilangan nilai-nilainya. Lokasi
dan bangunan tua yang terkait dengan sejarah kota dapat memberikan inspirasi
bagi manusia untuk memberdayakan diri melalui berbagai macam kegiatan
ekonomi, sosial dan budaya.
Ditinjau dari sisi sosial yang ada didalam kawasan Kota Tua Jakarta ini
cukup variatif. Adanya kawasan yang memiliki nilai bersejarah yang terdapat
tempat atau bangunan bersejarah menciptakan motivasi kunjungan baik dari
kalangan wisatawan mancanegara juga wisatawan nusantara, bahkan disisi lain
banyaknya tumbuh komunitas – komunitas yang peduli akan nilai sejarah dan
budaya yang terkandung di dalam kawasan Kota Tua Jakarta ini.
Para wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang berkunjung
ke kawasan Kota Tua ini cukup banyak bila dilihat dari segi kunjungan Museum.
Perkembangan wisatawan, baik wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara
cukup baik. Pengunjung kawasan ini sangat menikmati nuansa zaman dahulu
yang memang masih klasik. Kunjungan para wisatawan terhadap kota tua jakarta
11
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sangat dinamis, hal ini disebabkan kegiatan promosi yang kurang efesien yang
dilakukan UPK Kota Tua itu sendiri. Data jumlah kunjungan wisatawan dapat
dilihat dari Tabel di bawah ini.
TABEL 1.6
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA TUA
TAHUN 2007-2012
Tahun Jumlah Kunjungan Wisnus Wisman
2007 543.235 181. 325 361.910
2008 724.560 362.253 362.310
2009 634.502 242.192 392.310
2010 1.049.037 424.206 624.831
2011 1.006.396 380.565 625.831
2012 1.245.267 415.089 830.178
Sumber : UPK Kota Tua Jakarta, 2013
Berdasarkan Tabel 1.6 diatas dapat dinyatakan bahwa kunjungan pada
tahun 2009 mendapatkan kendala. Hal ini dapat ditinjau dari kegiatan atau
aktifitas UPK Kota Tua yang secara penuh merevitalisasi sejumlah museum yang
ada yang mana akan mempengaruhi jumlah kunjungan yang datang ke museum
tersebut. Kebijakan pembatasan kegiatan yang diterapkan Unit Pelaksana
Kawasan (UPK) Kota Tua, diharapkan tidak sampai menghambat kreativitas
warga sekitar kawasan Kota Tua. Terlebih kegiatan yang dilaksanakan warga juga
memiliki nilai tambah untuk sumber pendapatan ekonomi warga sekitar dan
bersifat temporer hanya satu kali dalam setahun.
12
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Beberapa bangunan di Kawasan Kota Tua Jakarta yang telah dijadikan
Museum adalah Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah), Museum Wayang,
Museum Bahari, Museum tekstil, dan pelabuhan sunda kelapa. Salah satu objek
unggulan yang ada di Kota Tua Jakarta adalah Museum Fatahillah.
Keberadaan Kota Tua Jakarta sekarang ini tidak asing lagi, selain dikenal
dengan peninggalan sejarah dan budaya zaman kolinial Belanda, Kota Tua juga
dikenal dengan adanya komunitas-komunitas yang tentunya memiliki tujuan
tersendiri untuk memberikan sumbangsih dan pastinya mereka sangat peka
dengan nilai yang ditinggalkan oleh kawasan Kota Tua itu sendiri dan bertujuan
untuk melestarikan dan menjaga nilai-nilai tersebut.
Komunitas yang telah eksis di Kota Tua ini merupakan komunitas yang
sangat sadar dan sangat memperhatikan keadaan Kota Tua itu sendiri. Mereka
dengan sukarela membuat programnya masing-masing yang dapat menimbulkan
motivasi tersendiri bagi para wisatawan untuk belajar akan sejarah dan budaya
kolonial yang telah ditinggalkan oleh Kota Tua Jakarta. Dengan adanya
komunitas ini para Stakeholder yang berwenang disana sangat memanfaatkan
komunitas ini.
Dari sekain banyak komunitas yang tumbuh didalam kawasan ini,
mayoritas tumbuh atau terbentuk atas dasar tertarik dengan sebuah tempat yang
menjadi icon sejarah Jakarta yaitu Kawasan Kota Tua Jakarta ini. Dan komunitas
lainnya juga sangat berperan untuk meramaikan kawasan Kota Tua Jakarta walau
banyak yang hanya bertujuan menunjukan bakat atau eksistensi komunitasnya
sendiri.
13
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dapat dikatakan bahwa peranan komunitas yang ada akan sangat
membantu kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Stakeholder untuk
memasarkan kawasan Kota Tua sebagai Kawasan sejarah dan budaya. berikut
adalah Tabel 1.7 mengenai kumpulan komunitas yang ada didalam kawasan Kota
Tua Jakarta.
14
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
TABEL 1.7
KOMUNITAS TIPE HUB DI KAWASAN KOTA TUA JAKARTA
No Komunitas Ju Jumlah Anggota
1. Ruhha Fatahillah 24
2 Barongsai Museum Mandiri 15
3 Tanjidor Museum Mandiri 10
4. Marching Band Museum Mandiri 37
5. Komunitas Jelajah Budaya (KJB) 34
6. Komunitas Historia Indonesia (KHI) 45
7. Komunitas Tempo Doeloe 23
8. Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) 29
9. HMP Seni Budaya 18
10. Trem Kota 14
11. Komunitas KAPISTA Pelukis / Perupa 20
12. Komunitas Jelajah 24
13. Penggiat Onthel di Taman Fatahillah 12
14. ICA (Indonesia Community Art) 23
15. Trotoart (Perupa / Pelukis) 9
16. Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) 32
17. Lorong Rupa 21
18. Love Our Heritage 30
19. Kota Tua Dance 15
20. KlubTempo Doeloe 22
21. Pemuda Museum 15
22. Jejak Wisata 26
23. River for Live 17
24. Sahabat Museum 25
25. Jejak Langkah 34
Jumlah 574
Sumber : UPK Kota Tua, 2012
16
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dari Tabel 1.7 diatas dapat dikatakan bahwa cukup banyaknya komunitas
yang keberadaannya dapat membantu pemerintah dan Stakeholder dalam
memasarkan Kota Tua Jakarta sebagai salah satu warisan sejarah dan budaya
kolonial.
Adapun rangkaian acara yang dilakukan oleh Pemerintah setempat
khususnya UPK Kota Tua itu sendiri. Berikut adalah rangkaian acara yang
didalamnya terdapat peranan komunitas – komunitas tersebut.
Komunitas yang ada disana merupakan komunitas yang terbentuk melalui
kesadarannya mereka masing-masing akan pentingnya nilai sejarah yang
terkandung didalam kawasan Kota Tua Jakarta ini. Komuitas ini dinamakan
Komunitas Hubs atau Hubs Community. Yang mana menurut Hermawan
Kertajaya (2010) Hubs Community adalah Komunitas yang bersatu karena
kekaguman anggotanya terhadap satu individu. Dari sekian banyak komunitas
yang terbentuk, hingga saat ini pemerintah setempat membentuk tim kerja yang
bergabung di dalam komunitas yaitu DMO (Destination Management
Organization) yang mana peran aktif dari pemerintah bersama sekelompok
komunitas beserta pihak pengelola kawasan Kota Tua Jakarta itu sendiri.
Kota Tua Jakarta merupakan salah satu kawasan di Kota Jakarta yang
memiliki potensi wisata Heritage. Menurut Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota
Tua Jakarta terdapat 5 zonasi di kawasan tersebut, yaitu : Sunda Kelapa (Zonasi
1), Fatahillah (Zonasi 2), Pecinan (Zonasi 3), Pakojan (Zonasi 4) dan Kawasan
Peremajaan (Zonasi 5). Kawasan Cagar Budaya ini adalah kawasan dengan luas
sekitar 846 Ha, yang terletak di Kotamadya Jakarta Utara dan Kotamadya Jakarta
17
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Barat. Kawasan ini merupakan awal dari masa depan perkembangan Kota Tua
Jakarta sejak abad 14. Dalam perkembangan Kota Jakarta, khususnya untuk
kawasan-kawasan tersebut masih terdapat permasalahan seperti belum merekatnya
citra yang didapat oleh Kota Tua itu sendiri sebagai kawasan Heritage dan
Culture.
Kota Tua yang pada masanya merupakan sebuah kawasan yang sangat
dijaga, kini berubah menjadi kawasan yang memang masih memiliki situs sejarah
dan nilai budaya namun secara berangsur – angsur seakan berubah menjadi
kawasan yang kurang terjaga, baik dari sisi kebersihan, kelestarian bangunan,
lingkungan sekitar seperti drainase, dan kemacetan yang luar biasa membentuk
penilaian tersendiri yang tentunya negatif.
Dapat dilihat, banyak ruang hijau kota di kawasan ini berubah menjadi
tempat komersial. Kawasan ini pada zaman dahulu juga sempat menjadi pusat
kegiatan ekonomi terbesar di Jakarta, tetapi daya dukung lingkungannya tidak
diperhatikan, dilihat dari sebagian besar warganya kawasan ini sebatas tempat
untuk mencari uang. Tidak ada semacam rasa memiliki yang membuat warga
tergerak untuk turut membenahi kota.
Masyarakat yang memang sengaja menjadikan kawasan ini sebagai ladang
mata pencaharian mereka sehari-hari sedikit banyaknya akan menciptakan
persepsi tersendiri bagi para wisatawan yang datang berkunjung. Hal ini dapat
dilihat bahwa banyaknya pedangan kaki lima yang masuk kedalam kawasan,
sampah yang berserakan juga sanitasi air yang sangat tidak bersih.
18
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Bukan hanya itu bahkan dari masyarakat sekitar kawasan atau pengunjung
kurang kesadaran dalam menjaga kelestarian dan kebersihan kawasan Kota Tua
ini. Hal tersebut diatas merupakan hal yang sangat mempengaruhi citra kawasan
Kota Tua Jakarta sendiri. Hal ini juga sudah ditanggapi dengan cepat oleh pihak
UPK (Unit Pengelola Kawasan) Kota Tua, Swasta, dan Pemerintah yang
bertanggungjawab atas kawasan ini. Menurut Bapak Norvi sebagai sekertaris
UPK Kota Tua, sulitnya membina komunitas yang menyimpang, para pedagang
kali lima, dan masyarakat sekitar kawasan ini untuk peduli dengan keberadaan
kawasan Kota Tua Jakarta itu sendiri.
Menurut Nirwono ”Seperti kita lihat, banyak ruang hijau kota di kawasan
ini berubah menjadi tempat komersial. Kawasan ini juga menjadi pusat
kegiatan ekonomi terbesar di Jakarta, tetapi daya dukung lingkungannya
tidak diperhatikan. Ini sama saja bunuh diri ekologis,” (Kompas 25 Juli
2011).
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa Kota Tua Jakarta juga
selain memiliki sisi negatif juga memiliki potensi daya tarik wisata yang besar
sebagai Kawasan Wisata Sejarah seperti museum – museum , warisan situs perang
dan pertahanan, warisan gempa dan ziarah, budaya, hidup, festival, acara khusus,
warisan industri, situs arkeologi dan acara khusus.
Kompas, 29 Juli 2011 : Kompleks Taman Fatahillah di Kawasan Kota
Tua Jakarta akan segera di pagari, pemagaran dilakukan untuk membentuk
kompleks yang sekarang semerawut,” pasang di tujuh titik. Kata Kepala
Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta, Ghatut Dwihastoro (28/7).
Hal ini menggambarkan bahwa kawasan kota tua Jakarta, sangat kurang
mencerminkan kawasan wisata sejarah dan budaya, dikaenakan kondisi
lingkungan dan masyarakat yang kurangmendukung. Saat ini pengelola kawasan
memberikan keleluasaan kepada masyarakat dan komunitas untuk berperan aktif
19
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
membantu dalam menjaga kelestarian kawasan kota tua itu sendiri. Kawasan Kota
Tua Jakarta juga memiliki potensi pasar yang cukup besar, hal ini bisa dilihat dari
banyaknya pengunjung yang datang ke kawasan tersebut, dengan kegiatan yang
yang beraneka ragam, namun semua itu terhambat oleh masalah-masalah yang
telah disebutkan diatas.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan melakukan penelitian untuk
pengimplentasian strategi pemasaran dalam era New Wave Marketing yaitu adalah
Hubs Community. Sehingga didalam penelitian ini peneliti mengangakat judul
“Pengaruh Hub Community terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan judul penelitian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana Hub Community di Kawasan Kota Tua Jakarta ?
2. Bagaimana Citra Kawasan Kota Tua Jakarta ?
3. Seberapa besar pengaruh Hub Community terhadap Citra Kawasan Kota Tua
Jakarta ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini untuk
memperoleh hasil temuan tentang:
1. Gambaran mengenai Hub Community di Kawasan Kota Tua Jakarta.
2. Gambaran mengenai Citra Kawasan Kota Tua Jakarta.
3. Pengaruh Hub Community terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta
.
20
Rakhmat Wahyu Winangun, 2013 Pengaruh Hub Community Terhadap Citra Kawasan Kota Tua Jakarta Sebagai Kawasan Heritage & Culture Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1.4 KEGUNAAN PENELITIAN
Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan
penelitian.
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengembangan ilmu
manajemen pemasaran dan memberikan nilai tambah pengetahuan serta
wawasan berkaitan dengan bahasan penelitian ini, yaitu tentang New Wave
Marketing sebagai grand theory, dan teori New Wave Marketing Mix
sebagai Midle Theory serta khususnya pengaruhnya terhadap citra
Kawasan Kota Tua.
2. Kegunaan praktis
Sedangkan kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan bagi para stakeholder di sektor pariwisata
khususnya UPK Kota Tua dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta
sebagai bahan pertimbangan bagi instansi tersebut untuk lebih gencar
dalam mempertahankan Kawasan Kota Tua Jakarta.