BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar...

40
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Menurut Bruce J Cohen (1962), gerakan sosial adalah aksi yang dilakukan sekelompok individu yang terorganisir untuk mengubah ataupun mempertahankan unsur tertentu dari masyarakat yang lebih luas. Keberadaan media baru 1 , memungkinkan masyarakat untuk berkontribusi dalam gerakan sosial dari belakang layar komputer atau melalui ponsel pintar mereka. Luasnya cakupan serta cepatnya sebaran informasi adalah kelebihan yang diperoleh dari keberadaan media baru (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk melakukan perubahan dengan mengajukan petisi daring melalui Change.org, menyuarakan opini dan propaganda melalui Youtube, Twitter, dan Blog, bahkan mengorganisir aksi kudeta melalui Skype. Fenomena Arab Spring 2 di Mesir pada 2010 hingga 2011 lalu membuktikan bahwa media baru (melalui media sosial) memiliki andil besar sebagai media komunikasi dalam menyuarakan suara masyarakat, bahkan hingga pengkoordinasian aksi kudeta pemerintahan. Di Indonesia, gerakan sosial mulai banyak bermunculan melalui wadah media baru, salah satunya adalah gerakan #savemaster yang aktif pada 2013. Gerakan ini merupakan aksi reaktif dari kebijakan Pemerintah Kota Depok yang berencana untuk merevitalisasi wilayah Terminal Terpadu Kota Depok dan sekitarnya dalam rangka pembangunan apartemen dengan PT Andyka Investa 1 Media baru adalah istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan media digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi. Biasanya berhubungan dengan Internet. Terminologi ini akan dijelaskan secara lebih mendalam di Subbab 1. 5. 1 penelitian ini mengenai konsepsi media baru. 2 Arab Spring adalah terminologi mengenai kebangkitan dunia arab yang terjadi melalui gelombang revolusi dan protes pada 18 Desember 2010 hingga 25 Januari 2011 . Dalam aksi ini, media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube, dan Skype memiliki andil besar dalam proses propaganda (seperti munculnya akun provokatif “We Are All Khaled Said” di Facebook) hingga pengkoordinasian gerakan yang dilakukan oleh para aktivis.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Menurut Bruce J Cohen (1962), gerakan sosial adalah aksi yang dilakukan

sekelompok individu yang terorganisir untuk mengubah ataupun mempertahankan

unsur tertentu dari masyarakat yang lebih luas. Keberadaan media baru1

,

memungkinkan masyarakat untuk berkontribusi dalam gerakan sosial dari belakang

layar komputer atau melalui ponsel pintar mereka. Luasnya cakupan serta cepatnya

sebaran informasi adalah kelebihan yang diperoleh dari keberadaan media baru

(melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

melakukan perubahan dengan mengajukan petisi daring melalui Change.org,

menyuarakan opini dan propaganda melalui Youtube, Twitter, dan Blog, bahkan

mengorganisir aksi kudeta melalui Skype. Fenomena Arab Spring2 di Mesir pada

2010 hingga 2011 lalu membuktikan bahwa media baru (melalui media sosial)

memiliki andil besar sebagai media komunikasi dalam menyuarakan suara

masyarakat, bahkan hingga pengkoordinasian aksi kudeta pemerintahan.

Di Indonesia, gerakan sosial mulai banyak bermunculan melalui wadah

media baru, salah satunya adalah gerakan #savemaster yang aktif pada 2013.

Gerakan ini merupakan aksi reaktif dari kebijakan Pemerintah Kota Depok yang

berencana untuk merevitalisasi wilayah Terminal Terpadu Kota Depok dan

sekitarnya dalam rangka pembangunan apartemen dengan PT Andyka Investa

1 Media baru adalah istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan media digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi. Biasanya berhubungan dengan Internet. Terminologi ini akan dijelaskan secara lebih mendalam di Subbab 1. 5. 1 penelitian ini mengenai konsepsi media baru. 2 Arab Spring adalah terminologi mengenai kebangkitan dunia arab yang terjadi melalui gelombang revolusi dan protes pada 18 Desember 2010 hingga 25 Januari 2011 . Dalam aksi ini, media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube, dan Skype memiliki andil besar dalam proses propaganda (seperti munculnya akun provokatif “We Are All Khaled Said” di Facebook) hingga pengkoordinasian gerakan yang dilakukan oleh para aktivis.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

2

sebagai pengembang. Rencana ini menjadi masalah ketika Sekolah Masjid Terminal

(Sekolah Master), sebuah sekolah gratis untuk anak jalanan yang telah berdiri sejak

tahun 2000 dan juga bertempat di sebagian wilayah Terminal Terpadu Kota Depok

ini, terancam mengalami penggusuran karena sebagian lahannya (seluas 2000 meter

persegi) akan digunakan untuk kepentingan revitalisasi terminal. Situasi ini

menggerakkan hati kelompok – kelompok pemuda Kota Depok dalam wadah

organisasi seperti BEM UI, BEM Gunadarma, dan beberapa organisasi masyarakat,

untuk berkolaborasi dalam mempertahankan keberadaan Sekolah Masjid Terminal

dan mencegah penggusuran tersebut terjadi. Mereka memutuskan untuk membuat

sebuah gerakan kampanye cyber yang disebut dengan #Savemaster.

Sesuai dengan namanya, tujuan utama kampanye #savemaster adalah

―menyelamatkan‖ eksistensi fisik Sekolah Masjid Terminal. Untuk mencapai tujuan

tersebut, #Savemaster berusaha memberikan awareness kepada masyarakat

mengenai keberadaan dan kondisi Sekolah Masjid Terminal serta mengajak mereka

untuk ikut berkontribusi dalam pembentukan isu dan atau memberikan bantuan

secara finansial dengan memanfaatkan crowdfunding platform. Bentuk taktik

kampanye yang dilakukan oleh kampanye #savemaster antara lain buzzing mengenai

isu penggusuran Sekolah Masjid Terminal melalui media sosial yang sedang banyak

digunakan pada saat itu (Twitter, Youtube, Change), advokasi dengan Pemerintah

Kota Depok, serta pelaksanaan crowdfunding untuk pendanaan pembangunan

Sekolah Master melalui situs kitabisa.com. Pada awalnya #savemaster lebih banyak

memanfaatkan Twitter sebagai media buzzing melalui tagar Savemaster. Hingga

pada akhirnya click-activism yang dilakukan oleh tim #savemaster dan

pendukungnya ini mampu menarik perhatian media – media konvensional seperti

televisi, dan koran. Seiring berkembangnya kegiatan kampanye, #savemaster mulai

fokus dalam pelaksanaan aktivitas crowdfunding, sehingga media baru yang

digunakan pun bertambah seperti memanfaatkan kitabisa.com sebagai situs

crowdfunding. Pada akhir 2013, melalui aktivitas crowdfunding, #SaveMaster

berhasil mengumpulkan dana sebesar 137.091.557 IDR dari target sebesar

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

3

100.000.000 IDR3.

#Savemaster adalah salah satu bentuk kampanye di Indonesia yang

mengaplikasikan konsep crowdfunding dalam pendanaan proyek mereka.

Crowdfunding merupakan salah satu konsep kampanye penggalangan dana massal

yang biasanya dilakukan melalui internet dan telah sukses mendanai berbagai proyek

filantropis maupun komersil di Amerika. Berbeda dengan konsep sumbangan yang

dilakukan secara cuma - cuma, dalam konsep crowdfunding, para backer4 yang ikut

serta dalam kampanye, akan mendapatkan reward atau imbalan khusus sesuai

dengan besaran donasi yang diberikan. Dalam konsep crowdfunding ini, biasanya

pencari dana menjelaskan daftar besaran uang yang bisa didonasikan, beserta

imbalan atau investasi yang akan didapat. The Crowdfunding Industry Report

(2013) menyebutkan bahwa industri crowdfunding di Amerika secara keseluruhan

jumlahnya telah mencapai 2,7 miliar dollar di tahun 2012, dan 5,1 miliar dollar di

tahun 2013, dengan jumlah kampanye kurang lebih sebanyak satu juta. Fenomena

ini membuktikan bahwa media baru memiliki potensi yang besar sebagai media

penghubung antara pihak yang memiliki sumber daya, dengan pihak yang memiliki

inisiatif sosial namun kurang memiliki sumber daya. Netizen dapat memanfaatkan

potensi media baru untuk menggerakan kampanye crowdfunding dalam pendanaan

gerakan sosial, seperti pembangunan sekolah, perpustakaan, pemberian bantuan dana

kesehatan dan lain sebagainya.

Crowdfunding terinspirasi dari crowdsourcing, yang menjelaskan tentang

kerjasama kolektif, perhatian dan kepercayaan dari orang – orang yang terhubung

dan mengumpulkan uang mereka bersama - sama, biasanya melalui internet, dengan

maksud untuk mendukung usaha yang diinisiasikan oleh kelompok atau organisasi.

Crowdfunding dilakukan untuk berbagai macam tujuan, dari pemulihan bencana,

3 Sumber data berasal dari rilis kampanye #SaveMaster yang bisa diakses melalui : http://kitabisa.com/kisah-sukses/139/momentum-pergerakan-savemaster 4 Menurut Cambridge Essential English Dictionary, backer adalah terminologi yang menjelaskan mengenai seseorang yang memberikan dukungan finansial kepada suatu hal. Istilah backer banyak digunakan di dunia crowdfunding untuk menyebut seseorang yang memberikan uangnya kepada sebuah proyek crowdfunding.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

4

jurnalisme warga, para seniman yang mencari dukungan dari fans, hingga untuk

kampanye politik.

Perkembangan Crowdfunding sudah cukup pesat di Amerika.

www.indiegogo.com, www.gofundme.com atau www.kickstarter.com adalah

beberapa situs crowdfunding bonafid yang bermarkas di negeri paman sam

(www.crowdsourcing.com menyebutkan bahwa terdapat 995 situs crowdfunding

yang aktif di Amerika) dan telah sukses menyukseskan proyek – proyek di berbagai

bidang (kesehatan, hiburan, seni, pendidikan, proyek komersil dsb). ―Help the

Wasylk/Springer Families‖5 misalnya, sebuah proyek crowdfunding yang ditujukan

untuk pendanaan proses persalinan bayi keluarga Wasylk dan Springer, berhasil

mengumpulkan donasi sebanyak 72.535 USD melalui www.gofundme.com. Tidak

hanya di bidang sosial, bentuk penggalangan dana melalui media baru ini juga

cukup menjanjikan dalam pendanaan proyek komersil. Pada Juli 2013, Digital

Happines, perusahaan game asal Indonesia bekerja sama dengan

www.indiegogo.com dalam pengumpulan dana untuk proyek game mereka yang

berjudul Dread Out. Melalui www.indiegogo.com, Digital Happines berhasil

mengumpulkan donasi sebesar 30.000 USD. Ironisnya, sebagai perusahaan dalam

negeri, Digital Happines justru malah bekerjasama dengan web dari luar Indonesia

untuk mendanai media proyek game mereka. Konsep crowdfunding memang masih

sangat baru dan belum terlalu populer di Indonesia, namun geliatnya sudah cukup

terlihat.

Di Indonesia, cikal bakal konsep crowdfunding sebenarnya sudah lama

berkembang melalui istilah patungan. Prinsip crowdfunding pada dasarnya cukup

mirip dengan konsep patungan, yaitu pengumpulan dana secara massal, namun

perbedaannya, dalam kampanye crowdfunding, sebagian besar dilakukan melalui

internet. Selain itu, para backer yang ikut serta dalam kampanye crowdfunding juga

akan mendapatkan reward dan investasi dari proyek yang dijalankan, sesuai dengan

perjanjian yang telah disepakati. Jika dibandingkan dengan Amerika yang memiliki

995 situs, di Indonesia hanya terdapat empat situs crowdfunding. Crowdfunding

5 Bisa dilihat melalui situs resmi Gofundme untuk kampanye Help the Wasylk/Springer Families : http://www.gofundme.com/gbgv74

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

5

mulai lahir di Indonesia dengan kemunculan www.patungan.net, kemudian disusul

oleh www.crowdtivate.com, wujudkan.com dan www.kitabisa.com. kitabisa.com

dibawah lembaga sosial Rumah Perubahan, muncul sebagai website penggalangan

dana yang bergerak dalam pendanaan proyek – proyek sosial (ada empat kategori

utama di situs kitabisa.com, yakni kreatif, sosial, teknologi, dan usaha kecil

menengah (UKM)) salah satunya adalah proyek #SaveMaster.

Dalam penelitian kali ini juga, peneliti melihat fenomena pelaksanaan

kampanye #savemaster dan keberadaan media baru (dalam bentuk crowdfunding

platform) melalui kacamata cyberactivism yang di dalamnya terdapat konsep media

alternatif. Media alternatif merupakan sebuah konsep media yang menjadi opsi

alternatif bagi gerakan sosial dan aktivisme yang tidak mendapat dukungan media

arus utama atau mendapatkan hambatan dari pemerintah dalam menyampaikan

aspirasi mereka kepada target kampanye. Dalam penelitian ini, peneliti melihat

bahwa media baru berperan sebagai media alternatif dalam sebuah gerakan sosial

karena memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh media arus utama seperti

menembus batasan – batasan tradisional dalam pendistribusian pesan (gatekeeping),

minimnya regulasi, dan transparansi informasi.

Melihat besarnya potensi media baru sebagai media alternatif dan sarana

jalannya gerakan sosial, beserta jumlah pengguna Internet di Indonesia yang masif6,

pemanfaatan media baru (crowdfunding platform) di Indonesia memiliki dampak

yang besar dan menarik untuk diteliti. Kampanye #SaveMaster, salah satu gerakan

sosial melalui media baru, terbukti cukup sukses dalam melakukan perubahan sosial.

Suksesnya #savemaster ditandai dengan terkumpulnya dana 137 juta Rupiah untuk

pembangunan bangunan sekolah Master dan dibatalkannya tindakan penggusuran

Sekolah Masjid Terminal yang rencananya akan dilakukan untuk kepentingan

revitalisasi Terminal Kota Depok oleh Pemerintah Kota Depok pada 2013. Selain

itu, pemanfaatan konsep crowdfunding platform yang dijalankan oleh #savemaster

6Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan bahwa pengguna Internet di Indonesia mencapai 82 Juta orang, terhitung sejak 8 Mei 2014 kemarin. Info selengkapnya bisa dilihat melalui http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3980/Kemkominfo%3A+Pengguna+Internet+di+Indonesia+Capai+82+Juta/0/berita_satker

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

6

ternyata tidak hanya berdampak pada terkumpulnya dana saja, tetapi juga pada

meningkatnya awareness masyarakat mengenai Sekolah Master dan kondisi yang

sedang dialami sekolah tersebut. Keikutsertaan masyarakat inilah yang memberikan

tekanan pada pemangku kebijakan, sehingga rencana penggusuran Sekolah Masjid

Terminal dibatalkan oleh pemerintah pada 2013 lalu.

1. 2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah pelaksanaan kampanye #savemaster melalui pemanfaatan

crowdfunding platform?

1. 3 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pelaksanaan kampanye #savemaster melalui pemanfaatan crowdfunding platform.

1. 4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat secara akademis

maupun praktis.

a. Manfaat akademis: Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian

akademis Jurusan Ilmu Komunikasi dalam diskursus mengenai potensi

keberadaan media baru dan pemanfaatannya.

b. Manfaat praktis : Memberikan pengenalan dan gambaran yang lebih luas

kepada masyarakat mengenai peran media baru dalam sebuah

penggalangan dana untuk kampanye sosial. Penelitian ini juga nantinya

akan memberikan pengetahuan mengenai kekurangan, kelebihan dan

faktor – faktor penghambat kampanye crowdfunding yang dilakukan

melalui media baru.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

7

1. 5 Kerangka Pemikiran

Dalam subbab kali ini peneliti akan membahas mengenai empat konsep yang akan

menjadi pembahasan pokok peneliti dalam penelitian kali ini, yaitu media baru,

gerakan sosial, cyberactivism dan crowdfunding.

1. 5. 1 Media Baru

Terdapat berbagai diskursus mengenai definisi dari terminologi ―media baru‖.

Sayangnya, berbagai wacana yang ada masih belum sepenuhnya belang dalam

membedakan makna ―baru‖ dan ―lama‖ di dalam konsep media komunikasi. Eugine

Siapera (2012) dalam bukunya Understanding New Media mengatakan bahwa belum

ada elaborasi yang dapat menunjukkan perbedaan antara konsep media baru dengan

media lama terlepas dari perbedaan umur keduanya. Kegagalan para ilmuwan dalam

memberikan batasan – batasan definitif secara spesifik, membuat kita akhirnya

secara sembarang menyuntikkan atribut – atribut teknologis seperti “digital”,

―internet‖, ―daring‖ dan lain sebagainya. Hal ini menjadikan kurang dalamnya kita

dalam memahami konsep media baru itu sendiri.

Membicarakan mengenai konsep media baru, Lev Manovic (2001) dalam

bukunya, The Language of New Media, menjelaskan bahwa atribut ―internet‖ dan

―digital‖ porsinya hanyalah sebagian dan belum dapat menjelaskan secara utuh

konsepsi media baru itu sendiri. Lev Manovic lebih melihat media baru sebagai hasil

dari penggabungan antara logika komputasi dengan logika keilmuan komunikasi di

dalam sebuah konsep ―media‖. Menurutnya, kombinasi dari dua bidang keilmuan

inilah yang mampu memberikan ―keunikan‖ atau ―keistimewaan‖ pada konsep

media dan pada akhirnya membentuk karakter media baru. Namun sebelum

membahas mengenai konvergensi media dan teknologi digital, alangkah baiknya

apabila kita memahami sedikit mengenai konsepsi ―media‖ itu sendiri.

1. 5. 1. 1 Media Menurut Marshall McLuhan

Marshall McLuhan (1964) dalam bukunya yang berjudul Understanding

Media, memperkenalkan teori dasar dari media yaitu; “medium is the

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

8

message”. Menurut pandangan McLuhan, keberadaan medium sebagai

pengantar konten pesan, lebih penting perannya dibandingkan konten yang

dibawa oleh medium tersebut. Ia menjelaskan bahwa media memiliki peran

yang lebih luas ketimbang konten pesan itu sendiri karena sangat

berpengaruh secara sistemik terhadap aspek kehidupan yang lebih luas.

Sebagai contoh, televisi merupakan media yang mampu membawa konten

pesan (dalam bentuk audio visual) kepada masyarakat. McLuhan melihat

bahwa televisi sebagai media, memiliki peran yang lebih luas ketimbang

pesan yang ia bawa karena keberadaanya yang vital bagi perkembangan

kehidupan manusia dari segi psikologi, ekonomi, sains, politik, filsafat dan

lain sebagainya. Menurutnya, dalam memahami media, manusia terlalu fokus

pada hal – hal nyata yang mereka hadapi saat itu (pesan) ketimbang

konsekuensi selanjutnya dari keberadaan media yang membawa pesan

tersebut (perubahan perilaku manusia, perkembangan peradaban dsb).

McLuhan juga menjelaskan mengenai betapa krusialnya peran media

bagi manusia melalui teori „extension‟ dan „amputation. Ia menjelaskan

bahwa segala bentuk media komunikasi, dari kertas hingga komputer,

merupakan ‗perpanjangan‘ dari fungsi human element yang digunakan untuk

berkomunikasi karena mampu memangkas keterbatasan jarak dan waktu

yang sebelumnya menghambat proses komunikasi manusia. Media

menjadikan seseorang untuk bisa berkomunikasi secara interaktif dengan

rekannya yang berada di belahan dunia lain, misalnya melalui bantuan

telefon. Atau seseorang yang berada di Indonesia, dapat mengetahui kabar

yang terjadi di Timur Tengah karena bantuan televisi dan surat kabar. Media

disebut sebagai perpanjangan manusia karena secara metaforis mampu

‗memangkas‘ batasan ‗jarak dan waktu‘ dalam hal produksi, proses dan

distribusi pesan.

Namun sebaliknya, keberadaan media juga dapat ‗memangkas‘

human element manusia yang lain dalam proses komunikasi. Sebagai contoh,

keberadaan surat dan telepon di satu sisi memberikan kemudahan bagi

manusia untuk dapat berkomunikasi dengan jangkauan yang lebih luas,

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

9

namun di sisi lain, keunikan tersebut memangkas keunikan lain dari elemen

komunikasi antar manusia, yaitu ‗interaksi tatap muka‘.

Dua teori McLuhan ini ingin menjelaskan bahwa kebedaraan media

dan teknologi memberikan pengaruh yang sangat besar bagi aspek – aspek

kehidupan manusia (sosiologi, ekonomi, politik, dsb), diawali dari media apa

yang mereka gunakan dan bagaimana mereka menggunakan media tersebut.

1. 5. 1. 2 Media, Digital dan Distribusi Pesan

Konvergensi antara konsep media dan teknologi dimulai dari munculnya

penemuan – penemuan besar yang berpengaruh pada proses komunikasi

manusia. Diawali dengan kemunculan mesin cetak oleh Gutenberg pada

abad ke-15, media telekomunikasi seperti telepon di abad 19, hingga

kemunculan dan perkembangan internet di abad 20 dan 21. Schement dan

Curtis (1995) menjelaskan bahwa terdapat tiga pengklasifikasian konvergensi

media dan teknologi, antara lain konseptual (tulisan), perangkat dan

penyimpanan (kertas dan mesin cetak), hingga distribusi pesan (komputer

dan satelit). Dalam bukunya yang berjudul The Language of New Media,

Lev Manovic (2001) menjelaskan bahwa batasan spesifik secara definitif

yang mampu membedakan antara media baru dan lama adalah atribut yang

digunakan dalam proses distribusi pesan, bukan pada proses produksi pesan.

Menurutnya, sebuah media dapat dikatakan sebagai media baru apabila pesan

yang telah diproduksi, didistribusikan oleh media tersebut melalui komputasi

digital. Sedangkan produk pesan yang didistribusikan secara analog, masuk

ke dalam kategori media lama. Sebagai contoh sederhana — pemutar kaset

musik merupakan media lama karena distribusi pesan yang terjadi dari pita

kaset (komunikator, pesan, sekaligus media) ke pendengar (komunikan) tidak

dilakukan secara digital. Sedangkan Soundcloud atau Spotify merupakan

media baru, karena proses distribusi pesan ke komunikan, dilakukan secara

digital (streaming).

Meskipun secara spesifik mampu memberikan batasan definitif antara

media baru dan lama, argumen ini menurut Manovic memiliki tiga

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

10

kelemahan. Pertama, argumen ini harus diperbaharui seiring perkembangan

zaman. Hal ini dikarenakan, semakin banyak atribut media yang

menggunakan proses digitalisasi dalam mendistribusikan pesan. Sebagai

contoh, habitus menonton film yang dulu lebih banyak menggunakan

seluloid, kini berevolusi dalam bentuk streaming, atau habitus membaca yang

dulu menggunakan buku secara fisik, sekarang sudah melalui dunia maya

dalam bentuk e-book. Kedua, seiring perkembangan zaman, begitu banyak

bentuk atribut media yang akan mengalami digitalisasi sehingga definisi

media baru akan kembali tidak spesifik. Dengan menggunakan definisi ini,

nantinya semua media komunikasi akan masuk ke dalam kategori media

baru. Ketiga, definisi ini terlalu dangkal, karena tidak membahas mengenai

dampak yang terjadi dari adanya komputasi dan digitalisasi dalam proses

distribusi pesan di kehidupan masyarakat (society). Perlu pembahasan

selanjutnya mengenai implikasi antara media, teknologi digital dan

masyarakat sebagai aktor pengguna media, untuk dapat mendefiniskan

konsep media baru secara lebih mendalam.

Mengenai wacana konvergensi media dan teknologi komputer, peneliti

melihat bahwa beberapa atribut teknologis seperti internet, daring, dan

digital, dapat digunakan sebagai sarana untuk ―menyebut‖ terminologi media

baru, namun belum mencukupi untuk mampu ―menjelaskan‖ secara lebih

mendalam apa itu media baru. Mengikuti pedoman Lev Manovic, konsepsi

media baru akan lebih matang apabila terdapat wacana masyarakat

didalamnya. Adanya kata kunci ―masyarakat‖, membawa kita untuk dapat

melihat bahwa media baru tidak hanya berurusan dengan ―teknologi

komunikasi‖ saja, namun juga aspek – aspek sosial masyarakat seperti aspek

sosiologis, psikologis, ekonomi dan politik. Perkembangan teknologi

memberikan pengaruh paling besar pada perkembangan komunikasi massa,

yang pada akhirnya juga memberikan dampak perubahan bagi kehidupan

sosial serta ekonomi. Hal ini cukup beralasan, dikarenakan perkembangan

kehidupan masyarakat (society), dipengaruhi oleh tingginya kompleksitas

jaringan komunikasi yang terjalin.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

11

1. 5. 1. 3 Media, Teknologi dan Masyarakat

Perkembangan budaya menulis dari media batu ke papyrus pada ribuan tahun

sebelum masehi, menyebabkan perubahan kekuasaan dari priyayi ke

kalangan agawaman. Budaya tulis menulis juga mampu menciptakan institusi

pemerintahan dan sistem administrasi yang kuat pada era kekuasan Romawi.

Selain itu, teknologi komunikasi juga berpengaruh pada perkembangan cara

berpikir manusia dan kemunculan ideologi. Menurut Gouldner, kemunculan

kertas dan teknologi cetak, menstimulus munculnya interpretasi, pemikiran

dan ide – ide mengenai fenomena kehidupan. Mesin cetak berperan sebagai

penghasil media penyimpanan dan distribusi pesan (buku dan koran) yang

berisi pemikiran – pemikiran dalam bidang filsafat, politik, sosiologi dan lain

sebagainya, sehingga dapat dengan mudah dikonsumsi oleh banyak orang.

Tentu saja, konvergensi antara media dan teknologi komputer, memiliki

pengaruh yang besar terhadap perkembangan kehidupan manusia.

Implikasi antara media, teknologi dan masyarakat menimbulkan

pertanyaan baru—bagaimanakah konvergensi media dan teknologi

memberikan pengaruh terhadap pembentukan perilaku dan kehidupan

masyarakat? Atau sebaliknya, bagaimanakah individu atau kelompok

masyarakat menggunakan, memproduksi dan memanfaatkan media dan

teknologi tersebut. Untuk memahami lebih dalam mengenai media baru dari

sudut pandang keilmuan komunikasi, peneliti memilih untuk tidak

memfokuskan diri pada aspek mekanis dan teknis dari cara kerja teknologi

dan media, namun lebih kepada arti penting dari keberadaan media baru, dan

bagaimana peran mereka bagi kehidupan masyarakat.

Media baru memiliki peran yang sangat besar salah satunya dalam

aspek sosial politik yang terjadi di era modern. Fenomena Arab Spring

membuktikan bahwa media baru memiliki kekuatan dalam proses mobilisasi

massa melalui distribusi pesan dengan teknologi digital. Kondisi media

massa konvensional yang dikontrol penuh oleh pemerintah, membuat para

aktivis pergerakan memanfaatkan media sosial yang sedang populer pada saat

itu seperti Facebook dan Twitter untuk mengangkat isu dan memobilisasi

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

12

massa. Diskusi dan perdebatan mengenai kondisi sosial, ekonomi dan politik

dunia arab (Mesir, Tunisia dan Libya) pada saat itu, bermunculan melalui

distribusi pesan di media sosial yang dilakukan oleh kelompok – kelompok

akar rumput (grassroot). Masyarakat sipil merekam peristiwa demonstrasi

dan situasi peperangan yang terjadi melalui ponsel pintar mereka dan

mengunggahnya dalam bentuk foto dan video di Facebook, Twitter maupun

Youtube. Perilaku masyarakat arab terhadap media baru ini membuat isu

demonstrasi besar – besaran di beberapa negara arab menyebar ke seluruh

dunia, dan menarik perhatian media konvensional seperti Al – Jazeera untuk

mau meliput pergerakan mereka. Melalui fenomena Arab Spring pada 2010

lalu, kita dapat melihat bahwa media baru merupakan ‗media alternatif‘ yang

dapat disentuh secara aktif oleh masyarakat karena sifatnya yang minim

regulasi dan dapat digunakan secara pribadi namun memiliki jangkauan yang

masif. Di era media baru, individu dapat menjadi jurnalis independen.

1. 5. 1. 4 Media, Teknologi Digital dan Komunikasi Massa

Keberadaan media baru mendobrak batas – batas yang tidak dapat dijangkau

oleh konsepsi komunikasi massa sebelumnya. Berbeda dengan konsep

komunikasi massa di dalam lingkup media lama (koran, televisi, radio) yang

memiliki banyak hambatan misalnya dalam bentuk regulasi (filter dan

gatekeeping), politik, dan birokrasi dalam mendistribusikan pesan, media

baru menawarkan distribusi pesan yang minim regulasi. Hal ini memudahkan

individu untuk dapat menyebarkan pesan individualnya ke ruang lingkup

massa tanpa regulasi yang rumit. Marika Luders dalam bukunya,

Conceptualizing Personal Media, menyebutkan bahwa media baru

merupakan ‗personalisasi media massa‘. Media baru seakan akan berperan

seperti ‗media massa‘ yang personal, layaknya surat kabar, atau stasiun

televisi milik pribadi yang mampu mendistribusikan pesan dengan audiens

yang masif. Hari ini, individu dapat melakukan komunikasi massa dan

interpersonal melalui satu medium, yaitu media baru.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

13

1. 5. 1. 5 Pola Komunikasi Media Baru

Di dalam penggunaan media baru, terdapat empat bentuk pola komunikasi

yang dapat terjadi. Empat bentuk pola komunikasi tersebut dimulai dari tahap

dimana pertukaran informasi masih terjadi dalam bentuk satu arah (one way

communication), hingga pada tahap komunikasi secara dua arah atau

interaktif (two ways communication). Bordewijk dan Kaam menjelaskan pola

komunikasi media baru ini ke dalam empat term unik, yaitu allocation,

consultation, registration dan conversation.

Pola komunikasi media baru di tahap pertama adalah allucation.

Dalam tahap allucation, media baru berperan layaknya media konvensional

seperti televisi dan koran, dimana informasi yang ada hanya mengalir satu

arah, dari komunikator kepada komunikan massal, tanpa adanya feedback

dari komunikan. Pola komunikasi seperti ini dapat terjadi ketika komunikator

tidak mengizinkan komunikan untuk membalas pesan kepada komunikator.

Misalnya, sebuah akun Youtube menonaktifkan fitur comment dan like di

video yang ia unggah, sehingga komunikan tidak dapat menuliskan

komentarnya atau mengekspresikan pesan simbolisnya melalui tombol like

atau dislike di video tersebut. Tindakan ini menjadikan pesan hanya dapat

mengalir dari komunikator, dan komunikan hanya dapat mengkonsumsi

pesan tanpa dapat membalas pesan tersebut di wadah media baru yang

sedang digunakan. Pola komunikasi ini biasanya terjadi dalam bentuk one to

many communication atau komunikasi yang dilakukan dari satu individu

kepada kelompok.

Selanjutnya pola kedua di dalam empat bentuk pola komunikasi

media baru adalah consultation, sebuah pola komunikasi dimana terdapat

satu sumber informasi yang dapat diakses oleh banyak konsumen. Di tahap

consultation ini, komunikasi yang dilakukan melalui media baru telah

melalui proses penyaringan informasi. Komunikan memiliki kemampuan

dalam menyeleksi informasi yang mereka terima. Meskipun tidak memiliki

kemampuan untuk membalas pesan, konsumen memiliki kontrol penuh

dalam memilih dan menyaring (filter) pesan apa saja yang ingin mereka

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

14

konsumsi.

Tahap ketiga adalah registration. Registration adalah kebalikan dari

pola komunikasi consultation dimana para netizen berperan sebagai

penyampai informasi kepada satu penerima pesan. Pola registration ini dapat

ditemukan dalam aktivitas polling dan survey yang dilakukan perusahaan

atau pemerintah melalui medium media baru.

Terakhir adalah pola komunikasi media baru secara interaktif yang

disebut dengan conversation. Dalam pola komunikasi ini telah terjadi

aktivitas komunikasi dua arah yang ditandakan dengan adanya feedback

terhadap pesan komunikasi yang diberikan. Bisa terjadi dalam bentuk one to

one communication, one to many communication dan many to many

communication. Pola komunikasi ini dapat ditemukan di berbagai aktivitas

media sosial seperti Twitter atau surel, dimana para akun dapat saling

berkomunikasi secara dialogis melalui fitur reply. Media sosial baru seperti

Periscope atau Google Hangout juga menciptakan fenomena baru dalam pola

komunikasi media baru, dimana komunikator utama dapat membalas

komentar tulisan yang diberikan oleh para netizen, secara audio visual

melalui video yang dipublikasikan secara real time. Menurut kategori waktu,

pola komunikasi media baru jenis conversation ini merupakan synchronous

communication, dimana komunikan dan komunikator melakukan aktivitas

komunikasi dalam waktu yang bersamaan.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

15

1. 5. 1. 5. 1 Integrasi Pola Komunikasi

Bagan 1. 1 : Tipologi lalu lintas informasi. Tanda panah menggambarkan

distribusi informasi dari allucation ke consultation atau conversation.

(Sumber : McQuail, 2005 : 127)

Media baru memiliki kemampuan untuk dapat mencakup keempat pola

komunikasi yang dijelaskan sebelumnya. McQuail (2005) dalam bukunya,

Understanding New Media mengatakan bahwa di dalam media baru, pola

komunikasi allucation dapat berintegrasi dengan conversation atau

consultation. Menurutnya, pola komunikasi allucation di media baru

memiliki bentuk yang baru juga karena audiens di dalamnya merupakan

konsumen yang tersegmentasi—memiliki ketertarikan dengan subjek

(conversation) dan memiliki otoritas untuk memilih pesan (consultation).

1. 5. 2 Gerakan Sosial

Dalam mendefinisikan gerakan sosial, peneliti merujuk penjelasan Bruce J. Cohen

(1962) bahwa gerakan sosial merupakan aksi yang dilakukan sekelompok individu

yang terorganisir untuk mengubah ataupun mempertahankan unsur tertentu di dalam

masyarakat. Memahami gerakan sosial adalah memahami bagaimana konsep, ide,

individu, kejadian dan organisasi saling berhubungan satu sama lain dalam

melaksanakan aksi kolektif yang di dalamnya terdapat kontinuitas serta dilakukan

dalam periode tertentu.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

16

1. 5. 2. 1 Individu dan Partisipasi Individual

Konvergensi antara gerakan sosial dan media baru memunculkan keunikan

baru, dimana sebuah gerakan sosial dapat terjadi tanpa melalui komunikasi

tatap muka dan dapat dilakukan oleh individu – individu dengan identitas

yang tidak kredibel dan atau ganda serta terpisah secara geografis satu sama

lain. Selain itu, konvergensi antara media baru dan gerakan sosial berpotensi

untuk memunculkan partisipasi individual karena media baru yang bersifat

personal, dapat menyembunyikan/menciptakan identitas, sehingga tidak

terdapat tanggung jawab yang besar.

Partisipasi individual di dalam sebuah gerakan sosial menciptakan

keunikan dalam konsep gerakan sosial itu sendiri. Disini, pergerakan kolektif

yang dilakukan melalui sebuah organisasi dengan struktur kepemimpinan di

dalamnya, bertemu dengan pergerakan yang dilakukan secara pribadi oleh

individu – individu yang identitasnya tidak diketahui secara jelas dan tidak

sepenuhnya terikat secara struktural dengan organisasi yang mereka dukung.

Meskipun bersifat informal dan tidak terikat secara struktural, individu –

individu tersebut bergerak mengikuti arahan atau program organisasi dan

biasanya dilakukan atas inisiatif mereka sendiri. Dalam partisipasi individual

ini, seorang individu ikut serta dalam sebuah gerakan sosial, tidak semata –

mata untuk mencapai tujuan organisasi tetapi juga tujuan pribadi seperti

mengekpresikan diri, personal branding (pencitraan), atau mempertahankan

unsur sosial dan ekonomi dalam kehidupan mereka.

Media baru menjadi efektif apabila digunakan sebagai media

koordinasi dan interkoneksi antara netizen yang pada akhirnya bertemu di

gerakan sosial nyata seperti yang terjadi di Arab Spring pada 2010 lalu.

Namun apabila gerakan sosial yang terjadi di dunia maya hanya berhenti di

tahap virtual, maka akan memunculkan distabilitas sosial di dalam gerakan

sosial tersebut karena banyaknya partisipasi individual yang dilakukan oleh

individu – individu dengan komitmen dan tanggung jawab yang rendah.

Calhoun Craig (1993) dalam bukunya, New Social Movements of the Early

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

17

19th Century, mengatakan bahwa gerakan sosial baru memunculkan banyak

skeptisme. Menurutnya, ―gerakan sosial baru‖ merupakan gerakan kolektif

yang tidak kokoh secara sosial karena dilakukan oleh individu yang tidak

memiliki identitas yang jelas dan tidak bertanggung jawab. Steve Wright

(2004) juga mengiyakan pendapat tersebut, dengan mengatakan bahwa

anonimitas dan lemahnya kredibilitas identitas individu di dunia maya

menjadi tantangan pada keutuhan dan kematangan identitas kolektif yang

berkembang di media baru.

1. 5. 2. 2 Identitas Kolektif

Identitas kolektif dibentuk oleh proses sosial ketimbang keberadaan individu

dan aktor sebagai properti sosial. Alasan mengapa individu – individu dapat

berkumpul dalam suatu gerakan sosial adalah adanya kesamaan sosial,

orientasi, dan perasaan saling terhubung (sense of belonging). Misalnya, para

kaum homoseksual, biseksual dan transgender, saling berkumpul karena

memiliki kesamaan sebagai kumpulan individu yang memiliki kelainan

seksual. Mereka melakukan aksi demonstrasi turun ke jalan untuk

memperjuangkan hak – hak mereka sebagai masyarakat yang memiliki

kelainan seksual. Berkumpulnya mereka dalam satu gerakan sosial dan aksi

protes, menciptakan makna baru (produksi pesan) di kalangan mereka dan

masyarakat, dan makna tersebut akhirnya berkembang menjadi sebuah

identitas. Bentuk sederhana dari identitas kolektif adalah terciptanya

penyebutan – penyebutan ‗kaum homoseksual‘, ‗kaum gay‘ dan ‗LGBT‘

(lesbian gay, bisexual and transgender) untuk menggambarkan kumpulan

orang – orang yang memiliki kelainan seksual. Terikatnya individu pada

sebuah identitas kolektif, juga berpengaruh pada indentitas personal individu

tersebut. Misalnya, keikutsertaan individu dalam gerakan LGBT akan

berpengaruh pada penciptaan makna dan nilai pada identitas individu tersebut

sehingga orang – orang disekitarnya akan menganggap bahwa individu

tersebut (yang ikut serta dalam gerakan LGBT) memiliki kelainan seksual.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

18

1. 5. 2. 3 Bentuk Aksi : Protes

Protes secara definitif merupakan kontestasi simbol, wacana, fisik, dan

identitas yang digunakan untuk mencapai atau mencegah suatu perubahan

yang berasal dari kekuatan sebuah institusi pemerintah, korporasi dan lain

sebagainya (Taylor dan Van Dyke : 2004).

Donatella dan Mario Diani (2006) mengatakan bahwa bentuk

kongkrit aksi protes diklasifikasikan menjadi dua macam, langsung dan tidak

langsung. Contoh aksi protes langsung adalah menandatangani petisi,

demonstrasi turun ke jalan, aksi boykot lalu lintas, mogok makan dan lain

sebagainya. Sedangkan aksi protes tidak langsung antara lain mengikuti

perkembangan politik melalui media, mendiskusikan politik dengan rekan,

ikut serta dalam politik praktis, menghubungi instansi pemerintah demi

kepentingan publik, dan mengajak orang – orang untuk memilih kandidat

tertentu dalam pemilu sebuah organisasi atau pemerintahan. Donatella dan

Mario Diani (2006) menambahkan bahwa perkembangan demokrasi

memegang peran penting dalam pelaksanaan aksi protes. Di negara – negara

demokrasi di eropa seperti Inggris, Jerman dan Belanda, 32 % penduduknya

menandatangani petisi pada pertengahan tahun 70-an, dan meningkat sebesar

60 % di era 90-an. Begitu juga dengan demonstrasi dari 6% hingga 15%

populasi.

Bagan 1. 2 : Pola komunikasi dalam aksi protes menurut Michael Lipsy.

(Sumber : Lipsky, 1965: 163–82)

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

19

Michael Lipsky (1965) mengatakan bahwa protes dilakukan oleh individu -

individu lemah dan tidak memiliki kekuatan secara politis yang berkolaborasi

untuk melawan kekuasaan. Di Bagan 1. 2, Lipsky menjelaskan bahwa aksi

protes biasanya dimediasi oleh pemimpin kharismatik dan media untuk dapat

melakukan penetrasi ke dalam masyarakat (arus utama). Dalam tahap ini,

aktor – aktor di dalam gerakan sosial tersebut harus mampu mempengaruhi

masyarakat dengan membentuk perasaan simpati atas kejadian yang

menimpa mereka, atau menjadikan masyarakat merasa terancam atas suatu

kebijakan pemerintah/korporat. Setelah berhasil dimediasi oleh media, pesan

– pesan protes tersebar dan menjadi wacana yang penting untuk

diperbincangkan. Disini tahap ini, wacana yang berkembang di tengah

masyarakat berubah menjadi sebuah tekanan bagi pemerintah dalam

menentukan sebuah kebijakan dan berpengaruh pada nasib para aktor yang

melakukan protes.

Protes tidak hanya dilakukan dalam sebuah gerakan sosial. Bentuk

sistem lain seperti partai politik atau institusi seperti lembaga swadaya

masyarakat pun juga kerap melakukan protes. Namun berbeda dengan partai

politik dan institusi formal, sebuah gerakan sosial memiliki saluran yang

berbeda yang biasa disebut dengan ‗media alternatif‘ untuk dapat melakukan

penetrasi ke dalam publik dan pemerintah. John Wilson (1973) menjelaskan

bahwa aksi protes di dalam gerakan sosial lebih banyak diingat bukan karena

tujuannya, tetapi karena media yang dipilih dan metode yang dilakukan untuk

dapat melakukan penetrasi ke dalam publik arus utama hingga akhirnya

mampu mempengaruhi proses penentuan kebijakan pemerintah.

1. 5. 3 Cyberactivism

Cyberactivism adalah sebuah terminologi di era 2.0 yang biasanya digunakan untuk

menggambarkan aktivitas penggunaan internet secara umum dan secara khusus

menjadi bentuk aktivitas komunikasi baru sebagai katalis bagi terjadinya perubahan

sosial. Cyberactivism dapat dikategorikan sebagai sebuah bentuk gerakan sosial

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

20

baru karena proses pertukaran informasi yang terjadi lebih banyak dilakukan melalui

dunia maya. f

Douglas Morris dan Lauren Langman (2002) menjelaskan bahwa terdapat

dua tipe utama di dalam konsep cyberactivism antara lain Internetworking, dan

Teori Media Alternatif.

1. 5. 3. 1 Internetworking

Internet mampu melakukan ekspansi dan menghubungkan pesan – pesan yang

mampu menimbulkan gerakan ataupun perubahan sosial. Tiga tipe internetworking

antara lain a) organization and network coordination, b) grass roots global

internetworking, and c) direct action coordination.

a) Organization and Network Coordination

Mulai banyak bermunculan organisasi dan korporat yang melebarkan jaringan

mereka melalui internet. Bentuk organisasi sosial seperti Green Peace, telah

mengaplikasikan fungsi Internet sebagai media untuk memberikan dan memperoleh

informasi dari sumber yang bermacam – macam serta menghubungkan organisasi

mereka dengan banyak stakeholders. Organisasi memanfaatkan Internet sebagai

media untuk mempublikasian artikel, menginformasikan perencanaan dan berita

serta mengorganisasikan sebuah gerakan. Internet mempermudah sebuah organisasi

untuk dapat mengkoordinasikan program gerakan mereka dan merealisasikannya ke

lapangan.

b) Grass Roots Global Internetworking

Hal yang mendasar dari sebuah gerakan sosial adalah terhubungnya individu

dan kelompok - kelompok kecil yang beragam dan berkolaborasi menjadi sebuah

gerakan kolektif yang besar. Terhubungnya individu kelompok kecil ini dibutuhkan

untuk menggabungkan sumber daya (resources), seperti pemikiran, materi, tenaga

dan lain sebagainya. Gerakan akar rumput di Indonesia mulai banyak diterapkan,

seperti di dalam sebuah partai yang beranggotakan anggota fanatik, atau komunitas

buruh yang melakukan gerakan sosial di jalan dalam menyampaikan aspirasi mereka.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

21

Kini, gerakan – gerakan kolektif tersebut dapat pula dilakukan melalui dunia maya.

Internet dapat dimanfaatkan dalam mengoptimalkan kekuatan kolektif dan

mempermudah mereka untuk dapat saling terhubung.

c) Direct Action Coordination

Direct action coordination sederhananya adalah koordinasi sebuah gerakan

yang dilakukan melalui Internet. Jika poin - poin sebelumnya masih berada dalam

tahap pembentukan konsep gerakan, maka direct action coordination sudah berada

dalam tahap pelaksanaan atau aksi ril. Contoh dari direct action coordination

adalah pengkoordinasian logistik melalui media sosial seperti Line group, milis,

atau pemublikasian sebuah pengumuman melalui web resmi tentang sebuah event.

1. 5. 3. 2 Teori Media Alternatif

a. Media Alternatif

Media alternatif merupakan media yang digunakan sebagai saluran alternatif oleh

aktor – aktor pengguna ketika mereka tidak dapat menjangkau atau tidak mendapat

dukungan media arus utama. Gerakan sosial dan aktivisme kerap memanfaatkan

media alternatif dalam mengangkat sebuah isu ketika hegemoni penguasa terhadap

media arus utama terlalu kuat, atau media arus utama tersebut belum menganggap

bahwa isu tersebut layak dijadikan berita. Bentuk – bentuk media alternatif yang

banyak digunakan antara lain zine, jalan umum (sebagai ruang seni dan ekspresi),

radio independen, musik dan internet.

Di era hari ini, media baru muncul sebagai media altenatif karena

keunikannya yang tidak dapat ditemukan di media arus utama. Media baru memiliki

karakter yang lebih cair ketimbang media arus utama karena minimnya regulasi dan

dapat dimasuki oleh pesan – pesan mengenai isu - isu yang biasanya tidak lolos

dalam proses filter di media arus utama seperti politik (di negara – negara tertentu),

rasisme, perdebatan agama dan lain sebagainya. Karena keunikan ini, media baru

kerap dijadikan opsi bagi sebuah gerakan aktivisme untuk dapat menyalurkan ide

mereka kepada publik. Fenomena Arab Spring pada 2010 lalu membuktikan bahwa

media baru dapat menjadi saluran alternatif ketika media komunikasi lain seperti

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

22

koran, televisi dan radio dibatasi ruang geraknya oleh pemerintah setempat. Chris

Atton (2002) mengatakan bahwa media alternatif merupakan media counter-

hegemonic dan merepresentasikan sebuah tantangan terhadap penguasa. Hal ini

serupa dengan pernyataan Downing (2001) bahwa media alternatif merupakan

saluran distribusi pesan mengenai visi, ide, dan konsep alternatif terhadap sebuah

kebijakan pemerintah, atau sebuah pemikiran yang telah mapan.

b. Counter Surveillance Measure

Keberadaan internet dan media sosial meningkatkan tingkat transparansi informasi.

Fenomena ini memberikan karakter dalam cyberactivism, dimana melalui media

baru, netizen memiliki kemudahan dalam mengakses informasi - informasi yang

lebih sulit diperoleh jika diakses melalui media konvensional. Keistimewaan yang

dimiliki oleh media baru ini dapat dimanfaatkan oleh stakeholder seperti halnya

konsumen yang membutuhkan informasi lengkap mengenai produk yang mereka

beli, atau backer yang ingin mengikuti perkembangan proyek yang telah mereka

donasikan. Gerakan sosial juga memiliki dampak dari transparansi yang diberikan

oleh Internet dan media sosial. Di era internet, semua orang dapat menjadi jurnalis,

sehingga informasi dapat lebih mudah disampaikan dan juga diperoleh. Hal ini

mempermudah netizen dalam mengawasi sebuah lembaga, pemerintahan atau

korporat, dibandingkan dengan era media konvensional dimana hanya beberapa

orang saja yang dapat mengakses informasi tersebut.

1. 5. 4 Crowdfunding

1. 5. 4. 1 Pengertian Crowdfunding

Kata crowdfunding dipopulerkan oleh Michael Sullivan pada 2006 dalam peluncuran

website Fundavlog (sekarang non-aktif). ―Crowdfunding terinspirasi dari

crowdsourcing, yang menjelaskan tentang kerjasama kolektif, perhatian dan

kepercayaan dari orang – orang yang terhubung dan mengumpulkan uang mereka

bersama - sama, biasanya melalui internet, dengan maksud untuk mendukung usaha

yang diinisiasikan oleh kelompok atau organisasi. Crowdfunding dilakukan untuk

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

23

berbagai macam tujuan, dari pemulihan bencana, jurnalisme warga, para seniman

yang mencari dukungan dari para penggemar, hingga kampanye politik.‖

Meskipun Sullivan dianggap telah menjelaskan istilah crowdfunding pada

2006, Hemer pada 2011 berpendapat bahwa crowdfunding berasal dari konsep

crowdsourcing yang menurutnya sudah dikenal lama oleh publik. Ia menjelaskan

melalui bukunya yang berjudul A Snapshot on Crowdfunding, Istilah crowdfunding

berasal dari istilah yang telah lama diketahui yaitu crowdsourcing, yang menjelaskan

mengenai proses outsourcing atau pencarian secara eksternal, kepada individu dalam

jumlah besar atau kecil, dan mengatur aset, sumber daya, pengetahuan maupun

keahlian mereka. Di dalam crowdfunding, tujuan utamanya adalah untuk

memperoleh uang.

Untuk memahami lebih jelas penjelasan dari Hemer, ada baiknya jika

pembaca juga memahami definisi crowdsourcing. Howe pada 2006 menjelaskan

istilah crowdsourcing di majalah Wired : Crowdsourcing merepresentasikan aksi

perusahaan atau institusi yang mengambil fungsi yang sebelumnya dilakukan oleh

karyawan dan mengalihkannya pada jaringan yang tidak terdefinisi, dalam bentuk

penawaran terbuka. Hal ini bisa dalam bentuk pembagian produksi, (ketika tugas

dilaksanakan secara berkolaborasi), tetapi ini juga terkadang dijalankan semata –

mata secara individual. Persyaratan krusial adalah pengimplementasian dari format

penawaran terbuka dan jaringan yang besar dari pekerja – pekerja yang potensial.

Setelah melihat definisi crowdfunding dan crowdsourcing, penulis

berpendapat bahwa terdapat perbedaan diantara kedua konsep tersebut. Meskipun

memiliki objek pencarian dalam bentuk massa (crowd), dan pencarian objek juga

dilakukan melalui internet, namun kedua konsep memiliki tujuan yang berbeda satu

sama lain. Crowdfunding dalam pelaksanaanya bertujuan untuk memperoleh dana

dalam bentuk uang dari publik, sedangkan crowdfsourcing dilakukan untuk

memperoleh ide, sumber daya manusia, dan saran untuk kepentingan lembaga atau

perusahaan, sehingga tidak mungkin konsep crowdfunding disamakan dengan

crowdsourcing.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

24

1. 5. 4. 2 Crowdfunding Platform

Cambridge Essential English Dictionary (2011) menjelaskan bahwa platform

merupakan perangkat lunak atau program komputer yang digunakan di dalam sebuah

perangkat komputer atau telepon pintar. Dalam dunia komputer, platform diartikan

sebagai infrastruktur yang menjadikan sebuah program komputer dapat berjalan

dengan baik. Platform identik dengan perangkat lunak dalam bentuk sistem operasi,

aplikasi, dan situs internet.

Platform kerap mengalami konvergensi dengan berbagai konsep, salah

satunya adalah dengan konsep penggalangan dana. Di dalam aktivitas penggalangan

dana, atribut digital seperti situs dan aplikasi yang ada di dalamnya sering disebut

sebagai crowdfunding platform. Crowdfunding platform dapat diartikan sebagai

sebuah infrastruktur teknologis yang menjadikan sebuah aktivitas penggalangan dana

dapat berjalan dengan baik melalui ruang digital. Namun crowdfunding platform

sering diartikan secara sempit, yaitu sebagai situs crowdfunding seperti situs

Indiegogo dan Kickstarter yang berperan secara tunggal sebagai kanal informasi

penggalangan dana. Padahal dalam aktivitas crowdfunding, terdapat atribut lain

seperti media sosial, yang berperan dalam menyebarkan kampanye crowdfunding

hingga dapat diketahui oleh khalayak luas. Sehingga, menjelaskan crowdfunding

platform hanya sebatas di ruang lingkup situs crowdfunding saja tidaklah cukup.

Sebagai salah satu contoh, pada 1997, sebuah band asal Inggris, Marillion

menggunakan surel sebagai satu – satunya media penggalangan dana yang

menghubungkan mereka dengan para penggemar loyal. Marillion sukses

menggunakan surel sebagai sebuah platform penggalangan dana, sepuluh tahun

sebelum Kickstarter dan Indiegogo muncul di dunia crowdfunding. Di era hari ini,

kita layak menyebut surel dalam fenomena band Marilion sebagai crowdfunding

platform karena surel dalam fenomena tersebut merupakan sebuah program

komputer berbasis digital yang pada saat itu digunakan sebagai sebuah atribut

penggalangan dana.

Dalam fenomena kampanye crowdfunding #savemaster, crowdfunding

platform tidak bisa hanya diartikan sebagai situs crowdfunding (dalam hal ini

kitabisa.com), tetapi juga seluruh perangkat dan atribut teknologis seperti perangkat

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

25

Twitter, Change, Facebook, surel dan Youtube yang digunakan sebagai media

penggalangan dana dan saling terinterkoneksi satu sama lain dari segi konten

informasi maupun transaksi.

1. 5. 4. 3 Perkembangan Crowdfunding di Dunia

Sejarah menyebutkan bahwa penggunaan internet sebagai media urun dana pertama

kali dilakukan oleh kelompok band asal Inggris, Marilion, pada 1997 pada

pendanaan tur keliling Amerika dalam rangka mempromosikan album terbaru

mereka. Melalui kegiatan urun dana dengan istilah funfunding pada saat itu, Marilion

berhasil mengumpulkan dana sebesar 60.000 USD atau setara dengan 39.000

poundsterling pada tahun itu. Menurut pemain keyboard Marilion, Mark Kelly, urun

dana melalui internet tersebut dilakukan karena kondisi finansial band yang tidak

cukup kuat untuk mendanai tur keliling Amerika Utara. Setelah memecat manajer

mereka karena masalah finansial band, Marilion akhirnya memutuskan untuk

melakukan kegiatan urun dana yang sebagian besar informasinya disampaikan

melalui internet. Sebelum melalukan kegiatan crowdfunding, manajemen Marilion

melakukan survey terlebih dahulu dengan mengirimkan 6000 surel kepada

penggemar band Marilion. Surel yang dikirimkan tersebut berisi pertanyaan “Would

you buy the album in advance?” dan hampir semua responden menjawab ―yes‖.

Dengan adanya kelompok akar rumput, Marilion dapat keluar dari kultur bisnis

musik konvensional pada saat itu dan berhasil menemukan cara baru dalam

mendanai proyek musik mereka. Kunci utama dalam kegiatan urun dana yang

dilakukan oleh Marilion tersebut adalah keberadaan media baru. Marilion menjadi

pionir penggunaan internet sebagai media urun dana dan berhasil mengikutsertakan

para penggemar mereka untuk dapat terlibat dalam pelaksanaan proyek.

Meskipun Marilion dikenal sebagai pihak pertama yang menggunakan

internet sebagai media penggalangan, cikal bakal crowdfunding sebenarnya berasal

dari aktivitas pengumpulan dana yang pertama kali dilakukan pada 1602 oleh

Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) sebagai perusahaan pertama yang

menawarkan saham pertama pada Bursa Efek Amsterdam. Pada saat itu VOC

menawarkan sahamnya untuk berbagi risiko keuangan perjalanan berbahaya nan

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

26

mahal ke wilayah timur dan berhasil mengumpulkan jutaan florin melalui penawaran

umum saham tersebut. Hal ini diamini oleh Adam Clark mengenai asal muasal

crowdfunding. Menurutnya cikal bakal crowdfunding bukan sepenuhnya berasal dari

konsep penggalangan dana, tapi merupakan perkembangan dari pendanaan model

microfinance. Model pendanaan microfinance pernah dilakukan oleh Muhammad

Yunus, seorang ekonom asal Bangladesh yang memberikan pinjaman sebesar 24

USD pada 1976 kepada 42 wanita desa yang bekerja sebagai petani bambu dan ingin

mengembangkan usaha pertanian mereka. Usaha yang dilakukan dalam bentuk

produksi barang jadi yang berbahan utama bambu. Aksi ini ia lakukan untuk

meredam angka kemiskinan di Bangladesh yang sangat parah pada saat itu. Selama

lima tahun, proyek peminjaman dana yang dilakukan oleh Muhammad Yunus ini

berkembang pesat dan pada 1983 ia memiliki 30 ribu anggota dan bertransformasi

menjadi Grameenbank. Hingga saat ini Grameenbank telah memiliki delapan juta

peminjam yang diantaranya adalah para wirusahawan wanita yang membutuhkan

dana segar untuk mengembangkan usaha mereka.

Model pendanaan microlending di era kekinian telah banyak dilakukan di

internet sehingga para pemilki startup memiliki jangkauan yang lebih luas. Pada

2005 muncul sebuah organisasi bernama Kiva yang memberikan kesempatan bagi

para netizen untuk meminjamkan uangnya kepada pengusaha kecil di berbagai

pedesaan sebagai modal usaha. Kemunculan Kiva memicu lahirnya organisasi yang

bergerak dalam bidang microfinance melalui konsep peer-to-peer lending yaitu

prosper.com di tahun 2006 dan lendingclub.com di tahun 2007. Munculnya berbagai

situs microfinance ini menjadi cikal bakal lahirnya situs crowdfunding, yang pada

akhirnya pada 2008 lahirlah Indiegogo yang dinobatkan sebagai situs crowdfunding

pertama di dunia.

Penggunaan media baru sebagai media urun dana yang dilakukan oleh

Marilion, Kiva, dan lendingclub.com membuktikan bahwa internet memiliki potensi

dalam kegiatan urun dana dan berpotensi dalam menghubungkan banyak pihak yang

potensial. Hal ini menjadi motor bagi berdirinya situs crowdfunding di Amerika

seperti Kickstarer pada 2008 dan Indigogo pada 2009. Keberadaan dua situs

crowdfunding tersebut menjadi katalis bagi berkembang konsep crowdfunding di

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

27

Amerika. Pada awal kemunculan Indigogo dan Kicstater, crowdfunding lebih banyak

diaplikasikan dalam pendanaan proyek – proyek seni seperti pameran fine art,

comics, fotografi, pertunjukan tari, fashion, musik, dan teater. Namun seiring

perkembangannya, model penggalangan dana ini tidak hanya digunakan dalam

aktivitas kesenian, tetapi juga digunakan dalam pendanaan proyek sosial seperti

pendidikan, pelestarian lingkungan, kesehatan, agama hingga politik. Hari ini, model

penggalangan dana crowdfunding tidak hanya berperan dalam pendanaan proyek

sosial dan seni saja, namun juga berkontribusi dalam proses pendanaan proyek

komersil bagi pengusaha yang ingin memulai bisnis namun tidak memiliki sumber

dana yang memadai.

Sejak peluncurannya pada 2009 hingga 2014, Kickstarter telah

memfasilitasi kurang lebih 180.000 proyek, dengan persentase keberhasilan proyek

sebesar 40%. Dari 40 % proyek yang berhasil atau dengan kata lain sebanyak 70.923

proyek, telah terkumpul dana dengan jumlah sebesar 1,3 miliar dollar amerika.

Sebanyak 7,1 juta orang telah berkontribusi sebagai penyokong dana dalam proyek

yang berhasil dilaksanakan. Pada Juli 2013, Digital Happines, perusahaan game asal

Indonesia bekerja sama dengan www.indiegogo.com dalam pengumpulan dana

untuk proyek game mereka yang berjudul Dread Out. Melalui www.indiegogo.com,

Digital Happines berhasil mengumpulkan donasi sebesar 30.000 USD. Ironisnya,

sebagai perusahaan dalam negeri, Digital Happines justru malah bekerjasama dengan

web dari luar Indonesia untuk mendanai media proyek game mereka.

Massolution melalui Crowdfunding Industry Report menyebutkan bahwa

jumlah dana yang terkumpul pada 2013 hingga 2014 meningkat hingga 16 juta USD

dan diperkirakan akan mencapai peningkatan sebesar 34 juta USD pada 2015.

Peningkatan pesat yang terjadi pada 2013 hingga 2014 didorong oleh

berkembangnya konsep crowdfunding di wilayah Asia. Massolution menyebutkan

bahwa aktivitas crowdfunding di Asia meningkat sebesar 320 persen yaitu 3.4 juta

USD. Hal ini menempatkan Asia di atas Eropa dengan jumlah transaksi

crowdfunding sebesar 3.26 juta USD. Amerika Utara menjadi wilayah yang paling

banyak berkontribusi dalam peningkatan crowdfunding volume yaitu sebesar 145

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

28

persen dengan nilai uang sebesar 9,46 juta USD.

1. 5. 4. 4 Perkembangan Crowdfunding di Indonesia

Bentuk aktivitas crowdfunding cukup sering ditemukan sebelum istilah

crowdfunding diperkenalkan di Indonesia seperti munculnya kampanye ―Koin untuk

Prita‖, ―Koin untuk KPK‖, ―Urun Dana untuk Palestina‖ dan kegiatan pengumpulan

dana lainnya. Namun pengumpulan dana yang banyak dilakukan di Indonesia,

sebatas dalam bentuk sumbangan, dalam artian, para pemberi backer tidak

mendapatkan reward atau imbalan dari aksi donasi yang mereka lakukan. Barulah

pada 2008 hingga 2013, mulai bermunculan beberapa situs crowdfunding di

Indonesia seperti Wujudkan.com, Patungan.com, hingga Kitabisa.com yang banyak

memfasilitasi proyek non-profit seperti pertunjukan seni, pendidikan, budaya dan

kesehatan. Crowdfunding platform yang bermunculan di Indonesia lebih banyak

dalam bentuk reward-base crowdfunding dimana para backer akan memperoleh

imbalan dalam bentuk jasa dan barang dari aksi donasi yang mereka lakukan.

Reward yang diberikan bisa dalam bentuk barang seperti merchandise ataupun

mendapatkan privilage khusus seperti diundang dalam sebuah jamuan makan, meet

& greet, konser khusus dan lain sebagainya.

Mira Lesmana, seorang produser film di Indonesia pada 2012 membutuhkan

dana untuk proyek film Atambua 39 Derajat Celcius. Sebagian dari dana yang

dibutuhkan berhasil terkumpul dari dua investor yang tidak disebutkan namanya.

Selain itu Hubert Bals Fund (HBF), salah satu program pendanaan yang bernaung di

bawah Internasional Film Festival Rotterdam di Belanda tertarik pada profil

film Atambua 39 Derajat Celsius sehingga memilihnya sebagai salah satu penerima

dana bantuan produksi film sebesar 20 ribu euro dalam kategori produksi digital.

Untuk dapat memproduksi film Atambua 39 Derajat Celcius, dibutuhkan dana lagi

sebesar 300 juta. Kali ini untuk menutupi kekurangan dana tersebut, Mira Lesmana

mengaplikasikan konsep crowdfunding dengan memanfaatkan situs crowdfunding

serta melibatkan masyarakat umum untuk dapat berpartisipasi dalam pendanaan

filmnya. Sistem hadiah pun diterapkan dalam kegiatan pengumpulan dana ini. Daftar

donasi bervariasi dari 500 ribu hingga 50 juta rupiah. Dengan donasi sebesar 500

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

29

ribu rupiah, backer berhak mendapatkan ucapan terima kasih di film, poster film

dengan tanda tangan, tiket bioskop/voucher dan DVD. Donasi sebesar 3 juta akan

memperoleh ucapan terima kasih di film, poster dengan tandatangan, DVD film,

ucapan terima kasih secara personal melalui Twitter, buku dengan tanda tangan,

undangan gala premiere (minus transport dan akomodasi), ucapan terimakasih secara

personal melalui video dan dipublikai kan di youtube + kesempatan casting dan

pelatihan bersama Riri Riza. Sedangkan jumlah donasi paling besar yaitu 50 juta

rupiah, berhak mendapakan hadiah khusus dari Edward Hutabarat : sebuah baju

rancangan eksklusif dari Part One Edward Hutabarat yang dibuat khusus sesuai

pesanan dan ukuran. Selain itu, backer juga mendapatkan hadiah lainnya dari

Atambua 39C, yaitu: ucapan terima kasih di film, poster dengan tandatangan, DVD

film, buku dengan tanda tangan, undangan gala premiere (minus transport dan

akomodasi), dan kredit sebagai co-executive producer di awal film. Melalui

wujudkan.com, Atambua 39 Derajat mampu menarik 102 backer untuk memberikan

donasinya, dan berhasil mengumpulkan dana sebesar IDR 312.837.000 dari target

sebesar 300 juta rupiah.

Beberapa pihak di Indonesia baik itu perseorangan maupun kelompok juga

telah menerapkan konsep crowdfunding secara independen, dalam artian mereka

tidak bekerjasama dengan situs crowdfunding dalam menginformasikan kampanye

mereka kepada netizen. Sebagian besar mereka yang sudah memiliki basis massa dan

gerakan akar rumput sendiri lebih memilih untuk mempublikasikan proyek

crowdfunding melalui situs pribadi mereka dikarenakan sudah memiliki target massa

yang jelas. Selain itu, nama serta alamat situs yang digunakan sebagai media urun

dana tersebut, sudah familiar dan memiliki nilai khusus bagi para target massa. Pada

2013 lalu, band independen asal Jakarta, Efek Rumah Kaca melakukan kegiatan

crowdfunding untuk mendanai proyek rekaman mereka di studio Lokananta, Solo.

Efek Rumah Kaca tidak bekerja sama dengan situs crowdfunding Indonesia ataupun

mancanegara dan lebih memilih untuk melakukannya secara independen. Sebagian

besar informasi mengenai crowdfunding dipublikasikan melalui situs

efekrumahkaca.net dan akun Youtube Efek Rumah Kaca. Para backer yang

memberikan donasinya mendapatkan reward sesuai dengan besaran donasi yang

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

30

diberikan. Bagi backer yang memberikan donasi sebesar 150 ribu hingga 390 ribu

akan mendapatkan merchendise berupa kaos, CD. Sedangkan para backer yang

memberikan donasi sebesar 700 ribu rupiah akan memperoleh kaset, CD,

kaus, totebag, album foto, dan vinyl 12-inch setlist Pandai Besi yang akan

didistribusikan pada April 2013. Sementara itu, khusus untuk vinyl yang dimaksud

di sini akan didistribusikan empat bulan setelah rekaman. Para backer juga

mendapatkan voice over greetings di CD dari personel, cover CD bertanda tangan

personel, desain totebag dan kaus terbatas sebanyak 300 buah. Daftar donasi paling

besar berada di angka 10 juta rupiah dan backer yang menyumbang dengan jumlah

tersebut akan mendapatkan kaset, CD, kaus, totebag, dan private acoustic

session Pandai Besi dalam acara ulang tahun atau lainnya (sesuai dengan

kesepakatan). Dukungan itu terbatas untuk 5 orang. Terhitung pada 19 Maret 2013,

Efek Rumah Kaca berhasil mengumpulkan dana sebesar 140 juta rupiah.

Bagi para individu atau kelompok yang baru memulai proyek dan belum

memiliki basis yang besar untuk dijadikan backer utama, lebih banyak

memanfaatkan situs crowdfunding seperti kitabisa.com dan wujudkan.com.

Kitabisa.com merupakan platform penggalangan dana massal (crowdfunding) yang

berdiri pada 6 Juli 2013 di dalam naungan Rumah Perubahan milik Renald Kasali.

Terhitung sejak tahun 2013 hingga 2015, terdapat 304 proyek yang telah difasilitasi

oleh kitabisa.com dalam mempublikasikan kampanye crowdfunding kepada publik.

Proyek yang didanai oleh kitabisa.com lebih banyak berpusat pada proyek sosial,

kesehatan, pendidikan, dan kesenian. Situs yang digagas oleh Muhammad Alfatih

Timur ini memang didirikan untuk memfasilitasi pendanaan proyek sosial dan non-

profit seperti proyek film & musik, infrastruktur, kesehatan, personal, teknologi,

seni, lingkungan, olahraga, perempuan, pendidikan dan proyek non-komersil

lainnya. Sedangkan wujudkan.com lebih banyak memfasilitasi proyek kesenian.

1. 5. 4. 5 Model Crowdfunding

Massolution pada 2012 memberikan gambaran mengenai tipe

crowdfunding. Ia menjabarkan crowdfunding melalui tiga kategori :

Reward-Based, Equity-Based, dan Lending-Based Crowdfunding.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

31

a. Reward-Based Crowdfunding

Reward-Base Crowdfunding adalah konsep pengumpulan dana yang

memungkinkan para backer untuk memperoleh reward atau imbalan dari

ketersediaan mereka dalam memberikan dana kepada pencari dana. Konsep

inilah yang membedakan crowdfunding dengan konsep sumbangan ataupun

donasi yang dilakukan secara sukarela. Bagaimana Reward-Base

Crowdfunding bekerja? Sebagai contoh, Robert Noble Sack, seorang seniman

keramik Amerika ingin membuka usaha kramik bernama ―Garden Gorillas‖.

Ia membutuhkan dana segar sebagai modal usaha dan memutuskan untuk

mengaplikasikan konsep Reward-Base Crowdfunding. Sack

mempublikasikan proyek komersilnya di Kickstarter dengan membuat daftar

besaran donasi yang dapat diberikan dan reward yang akan diperoleh, kepada

netizen :

Donasi $10 akan mendapatkan 8.5" × 11" Garden Gorilla Print.

Donasi $25 akan mendapatkan Garden Gorilla T-Shirt.

Donasi sebesar $120 akan mendapatkan 12" Fired ceramic Garden

Gorilla (brown or black.)

Donasi sebesar $135 akan mendapatkan 12" Fired ceramic Garden

Gorilla (blue or green).

Donasi sebesar $150 akan mendapatkan Custom-engraved 12" fired

ceramic Garden Gorilla (brown or black).

Donasi sebesar $165 akan mendapatkan Custom-engraved 12" fired

ceramic Garden Gorilla (blue or green).

Donasi sebesar $250 akan mendapatkan Custom-engraved 12" fired

ceramic Garden Gorilla with fine detailed.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

32

Nilai dari reward yang diberikan akan semakin besar seiring meningkatnya

besaran donasi yang disumbangkan. Reward yang diberikan tidak hanya

berupa barang jadi, namun juga dapat berupa jasa ataupun experience.

Seorang musisi yang memanfaatkan crowdfunding dalam pendanaan

peluncuran album mungkin akan menawarkan CD hasil rekaman, ataupun

merchendise menarik sebagai imbalan bagi para backer, namun ia juga

dapat menawarkan kesempatan untuk melakukan jamming session atau

meet and greet bersama sang artis.7

b. Equity-Based Crowdfunding

Massolution‘s 2013 Crowdfunding Industry Report8 mengatakan bahwa

penggunaan tipe equity-based crowdfunding meningkat 40 kali lebih banyak

dibandingkan dengan tipe crowdfunding yang lain (reward-based dan

lending-based crowdfunding). Hal ini diperkirakan terjadi karena equity-

based crowdfunding memungkinkan para enterpreneur yang membutuhkan

dana untuk merangkul para investor yang berminat untuk berinvestasi

dengan cara yang lain, yaitu penggalangan dana. Judd Hollas melalui

Regionbusiness.com dalam artikelnya yang berjudul Equity-based

Crowdfunding Step by Step menjelaskan bahwa terdapat tiga tipe equity-

based crowdfunding :

Equity-based Crowdfunding Tipe I : diresmikan sejak tahun 1996

dalam IPOnet, SEC No-Action Letter. Equity tipe ini memungkinkan

para investor untuk melihat peluang usaha di dalam situs yang

diproteksi oleh password, seperti EquityNet.com9

. Melalui

7 Konsep crowdfunding seperti ini pernah diaplikasikan di Indonesia oleh grup musik independent Efek Rumah Kaca pada pertengahan 2013 lalu. Pada waktu itu, Efek Rumah Kaca membutuhkan dana untuk merealisasikan proyek “Pandai Besi Rekaman di Lokananta”. 8 Laporan bisa dilihat dengan mengakses http://research.crowdsourcing.org/2013cf-crowdfunding-industry-report 9 Untuk melihat mekanisme equity-based crowdfunding tipe I melalui EquityNet, pembaca dapat membuka url berikut https://www.equitynet.com/how-it-works.aspx

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

33

crowdfunding jenis ini, para pengusaha kecil dimungkinkan untuk

memperoleh kapital dari para investor terakreditasi/bonafid.

Dari tiga tipe equity-based crowdfunding yang lain, Equity-

based Crowdfunding Tipe I memiliki tingkat jangkauan/koverasi

investor paling rendah, melihat mekanismenya yang hanya

memungkinkan investor untuk mengakses peluang usaha melalui situs

yang diproteksi dengan password (dalam artian, investor yang sudah

menjadi anggota di situs tersebut, dan untuk menjadi anggota,

dibutuhkan proses kualifikasi khusus). Meskipun jumlah investor yang

mampu dijangkau lebih kecil dibandingkan dengan tipe equity-

crowdfunding yang lain, equity-based crowdfunding memiliki tingkat

keterikatan dengan regulasi paling rendah.

Equity-based Crowdfunding Tipe II : Pencari dana yang menggunakan

crowdfunding jenis ini dapat meningkatkan jumlah kapital dari para

investor yang kredibel. Mereka yang menggunakan Equity tipe II akan

mendapatkan kemudahan dalam mempublikasikan penawaran mereka

di internet secara terbuka. Hal ini dikarenakan dipermudahnya para

pencari dana dalam mempublikasikan proyek mereka kepada investor

melalui internet. Keunggulan utama dari Equity-based Crowdfunding

Tipe II adalah tereksposnya para pengusaha/pencari dana kepada

audiens luas yang notabenenya adalah para investor potensial. Di

Amerika, dengan menggunakan crowdfunding jenis ini, seorang pencari

dana diprediksi dapat memperoleh kurang lebih 6 – 8 Juta investor,

bergantung pada proyek yang ditawarkan. Judd Hollas Penemu

sekaligus CEO EquityNet mengemukakan bahwa para pencari dana

yang berkeinginan untuk mempublikasikan proyek mereka dan

memperoleh investor yang bonafid dan terakreditasi sangat cocok untuk

menggunakan Equity-Based Crowdfunding tipe II ini.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

34

Equity-based Crowdfunding Tipe III

Berbeda dengan Equity-based Crowdfunding tipe II yang menyeleksi

para investor agar hanya diperoleh investor terakreditasi/bonafid, dalam

equity Based-Crowdfunding tipe III, para investor yang tidak

terakreditasi/bonafid juga dapat ikut berpartisipasi dan menjadi bagian

dalam kegiatan crowdfunding. Hal ini menjadikan dengan Equity-based

Crowdfunding tipe III sebagai kanal bagi para investor berskala mikro

ataupun pemula. Forbes menyebutkan bahwa Equity-based

Crowdfunding tipe III memungkinkan pencari dana untuk menyentuh

50 juta penduduk Amerika.

c. Lending/Debt-Based Crowdfunding

Dalam crowdfunding jenis ini, backer berhak mendapatkan kompensasi

secara berkala (seperti halnya bunga) dan berhak mendapatkan kembali dana

yang telah diberikan sesuai tenggat waktu yang ditentukan. Dalam konteks ini,

lending-based crowdfunding dapat dikategorikan menjadi tiga kategori antara

lain :

A traditional lending agreement

Konsep standar dimana backer meminjamkan uang kepada pencari

dana, dan uang diharapkan dapat dikembalikan sebelum jatuh tempo.

Dalam konsep ini, ada harapan dimana pengembalian kepada backer

akan bertambah dalam bentuk bunga jika pengembalian melewati

tenggat waktu yang ditentukan.

Forgivable Loan

Uang yang dipinjamkan akan dikembalikan kepada pemberi hutang

jika terjadi dua kemungkinan, yaitu jika proyek mulai menghasilkan

pendapatan (terlepas dari untung ataupun rugi) atau jika proyek mulai

menghasilkan keuntungan.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

35

Pre-Sales

Backer yang bersedia meminjamkan uang berhak mendapatkan

produk yang produksi oleh pencari dana, sehingga ada kemungkinan

dimana backer yang meminjamkan uangnya memiliki motivasi untuk

memperoleh produk. Dengan kata lain, jumlah kontributor

menggambarkan tinggi besarnya nilai jual produk, dan produk

tersebut berpeluang untuk diproduksi dalam jumlah besar atau

sebaliknya.

1. 6 Kerangka Konsep

Kata kunci – kata kunci di subbab 1. 5 Kerangka Pemikiran, dirangkai

menjadi kerangka konseptual yang dapat dilihat di Bagan 1. 3.

Bagan 1. 3 : Kerangka konsep penelitian.

Bagan 1. 3 memperlihatkan bahwa pelaksanaan #Savemaster merupakan

konvergensi antara konsep media baru dan gerakan sosial karena di dalamnya

terdapat penggabungan unsur – unsur yang mewakili dua konsep tersebut seperti

cyberactivism, crowdfunding platform, aksi protes, masyarakat dan pemangku

kebijakan. Selain itu, penggunaan media baru dalam kampanye #savemaster

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

36

ditujukan untuk mempertahankan unsur tertentu dalam masyarakat (Sekolah Masjid

Terminal)10

.

Pada Bagan 1. 3 juga dapat dilihat alur proses pelaksanaan kampanye

#savemaster. Untuk dapat menjangkau target gerakan sosial (pemangku kebijakan),

#savemaster memanfaatkan keberadaan masyarakat dan media baru sebagai media

alternatif. Penetrasi #savemaster ke dalam masyarakat, dilakukan melalui proses

cyberactivism oleh tim kampanye (dengan menciptakan tagar #savemaster) yang di

dalamnya mencakup proses pelaksanaan crowdfunding platform (dengan

diluncurkannya kampanye crowdfunding #savemaster dan pengimpelementasian

media daring). Aktivisme cyber yang dilakukan oleh #savemaster tersebut mampu

menarik perhatian masyarakat dan sebagian dari masyarakat tersebut ikut serta dalam

gerakan. Keikutsertaan masyarakat menjadikan isu #savemaster berkembang

menjadi wacana yang besar dan akhirnya menjadi tekanan bagi pemangku kebijakan.

Resistensi dari masyarakat terhadap pemerintah mempengaruhi proses penentuan

kebijakan publik karena pemerintah pada tahap ini tidak hanya berhadapan dengan

pihak Sekolah Master, tetapi juga masyarakat luas. Dalam pergerakan kampanye

#savemaster ini, tercipta interkonektifitas antara kampanye #savemaster,

netizen/masyarakat dan pemerintah yang ditandai dengan adanya interaksi interaktif

dan keterhubungan yang saling mempengaruhi diantara ketiga belah pihak.

1. 7 Metodologi Penelitian

1. 7. 1 Tempat dan Waktu Penelitian

1. 7. 1. 1 Tempat Penelitian

Penelitian sebagian besar dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta,

Indonesia (wawancara jarak jauh) dan internet.

1. 7. 1. 2 Waktu Penelitian

Peneliti memulai penelitian dengan mencari data sekunder, seperti studi pustaka

(dalam bentuk artikel), pengumpulan dokumen (foto maupun video mengenai

10 Lihat subbab 1. 5. 2 mengenai definisi gerakan sosial.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

37

kampanye #savemaster) pada Mei hingga Oktober 2015. Kemudian pada Oktober

2015 hingga November 2015 peneliti mengumpulkan data primer melalui

wawancara mendalam dengan narasumber yang peneliti pilih.

1. 7. 2 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah adalah jenis penelitian kualitatif studi kasus deskriptif. Dalam

penelitian studi kasus deskriptif, seorang peneliti menempatkan sebuah kejadian

sebagai objek penelitian dan berusaha untuk menjawab pertanyaan epistimologis

yang diawali dengan ―bagaimana‖ (proses) atau ―mengapa‖ (kausa) melalui

penjelasan deskriptif. Robert K. Yin (2006) menyatakan bahwa yang dimaksud

dengan kasus di dalam penelitian studi kasus adalah kejadian kontemporer (baik

yang sedang berlangsung maupun yang telah terjadi) yang masih terikat dan

memiliki pengaruh dengan masa ketika penelitian dilakukan. Dalam penelitian kali

ini, peneliti menggunakan definisi Yin dengan memilih kejadian kontemporer

sebagai kasus yang diteliti yaitu fenomena pelaksanaan kampanye #Savemaster

melalui pemanfaatan crowdfunding platform.

1. 7. 3 Objek Penelitian

Objek yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah fenomena pelaksanaan

Kampanye #Savemaster melalui pemanfaatan crowdfunding platform.

1. 7. 4 Data Penelitan

Terdapat dua jenis data yang ada dalam penelitian kali ini, yaitu primer dan

sekunder. Data primer adalah berupa hasil wawancara langsung dengan narasumber

yang telah peneliti pilih, sedangkan data sekunder adalah berupa artikel,

dokumentasi (foto maupun video), dan pemberitaan di media daring mengenai

kampanye #SaveMaster.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

38

1. 7. 5 Teknik Pengumpulan Data Penelitian

1. 7. 5. 1 Studi Pustaka

Untuk melengkapi data sekunder, peneliti melakukan studi pustaka dengan

melakukan pengumpulan artikel dan literatur mengenai kampanye #savemaster yang

tersebar di situs - situs resmi, portal berita daring, media sosial, maupun blog.

Internet adalah sumber utama dalam aktifitas studi pustaka kali ini.

1. 7. 5. 2 Pengumpulan Dokumen

Peneliti mengumpulkan dokumen dalam bentuk still photo, dan video

mengenai aktivitas kampanye #savemaster yang tersebar di situs - situs resmi dan

akun media sosial resmi milik tim kampanye. Hasil dari pengumpulan dokumen juga

akan dijadikan sebagai data sekunder penelitian.

1. 7. 5. 3 Wawancara Mendalam

Untuk memperoleh data primer penelitian, teknik pengumpulan data yang

peneliti gunakan adalah wawancara mendalam. Pertanyaan yang peneliti ajukan

berpedoman pada interview guide yang peneliti susun sebelum melakukan

wawancara dan berusaha untuk menggali informasi - informasi yang mampu

menjawab pertanyaan penelitian. Media yang peneliti gunakan adalah penyampai

pesan daring (Whatsapp) dan surat elektronik. Wawancara dilakukan dengan

narasumber yang peneliti pilih melalui teknik purpose sampling. Peneliti memilih

pihak yang relevan untuk dapat memberikan data yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Berikut tiga narasumber dalam penelitian kali ini :

Tabel 1. 1 : Daftar narasumber penelitian.

No Nama Jabatan Periode Wawancara

1 Muhammad Anggraito

Koordinator Divisi

Crowdfunding

#Savemaster

8 Oktober –

11 Oktober 2015

2 Muhammad Alfatih Timur CEO kitabisa.com 26 Oktober 2015

3 Faris Muhammad Hanif Koordinator Divisi

Media #Savemaster

26 Oktober, 7 dan

9 November 2015

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

39

Informasi yang peneliti peroleh dari teknik wawancara mendalam ini dijadikan data

primer.

1. 7. 6 Validitas Data Penelitian

Untuk menjamin validitas dan keabsahan hasil penelitian ini, maka peneliti

menggunakan teknik triangulasi yang biasa digunakan dalam penelitian studi kasus.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data

tersebut sebagai pembanding (Moleong, 2002). Melalui teknik triangulasi, peneliti

melakukan pemeriksaan kembali terhadap derajat kepercayaan berbagai informasi

yang didapatkan dengan beberapa cara, yaitu :

a. Membandingkan data yang didapat dari wawancara dengan hasil

pengamatan dan observasi.

b. Melakukan crosscheck mengenai pernyataan seorang informan dengan

pernyataan informan lain yang sama-sama mengetahui kasus tersebut.

c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang relevan.

1. 7. 7 Teknik Analisis Data Penelitian

Peneliti berpedoman pada teknik analisis interaktif Miles dan Huberman

yang bertumpu pada tiga komponen analisis yaitu reduction, data display, dan

conclusion drawing.

1. Reduction : Peneliti menyeleksi, memilih, dan merangkum data

primer dan sekunder penelitian. Proses ini didasari atas kesesuaian

data dengan rumusan masalah penelitian.

2. Data Display : Peneliti menyajikan data - data yang telah direduksi,

secara sistematis (yang ditandai dengan urutan kode subbab). Peneliti

memastikan data yang disajikan sesuai dengan kronologis waktu

kejadian dan alur kausa (sebab dan akibat) yang terjadi.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96242/potongan/S1-2016... · (melalui situs ataupun media sosial). Seorang netizen memiliki akses untuk

40

3. Conclusion Drawing : Peneliti memastikan bahwa data yang peneliti

kumpulkan mengenai aktifitas Kampanye #Savemaster di media baru

merupakan data yang valid dan kredibel. Di dalam penarikan

kesimpulan juga, peneliti melihat apakah data yang telah direduksi

dan disajikan mampu menjawab pertanyaan penelitian dalam

penelitian kali ini.