BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor...

21
1 BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah Hubungan antara media massa dengan pemerintah bersifat simbiosis mutualisme. Keduanya saling membutuhkan dan menilai satu sama lain. Media massa menilai pemerintah melalui pemberitaannya. Penilaian yang dilakukan media terhadap pemerintah berlandaskan kepentingan umum. Sebagai pemain public sphere, media massa berkewajiban untuk menginformasi bagaimana kinerja pemerintah dan dampaknya terhadap masyarakat secara umum. Karena media massa berperan sebagai informan, pengawas, dan evaluator bagi pemerintah. Penelitian ini berkutat pada hubungan media massa dengan pemerintah melalui suatu pemberitaan, yaitu dengan melihat dari sudut mata bagaimana media massa menilai pemerintah. Kajian ini meneliti bagaimana media massa menilai kinerja pemerintah selama satu periode di bawah kepempimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam sebuah pemberitaan kaleidoskop. Ini adalah segmen pemberitaan yang mengulas satu tahun peristiwa atau kinerja pemerintah yang diterbitkan pada akhir tahun. Pemberitaan Kaleidoskop atau disebut juga Edisi Khusus Laporan Akhir Tahun mempunyai signifkansi yang cukup besar. Kemunculan pemberitaannya di akhir tahun akan menyegarkan ingatan masyarakat tentang apa yang sudah dan belum dilakukan oleh pemerintah selama satu tahun dan bagaimana hasilnya yang akan mempengaruhi pandangan masyarakat untuk tahun-tahun berikutnya. Hanya dengan membaca satu edisi, kita dapat menilai bagaimana kinerja pemerintah selama satu tahun dan jika kita mengumpulkan lima edisi kita sudah mengantongi pandangan kinerja satu periode kepemimpinan SBY.

Transcript of BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor...

Page 1: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

1

BAB I

PENDAHULUAN…

A. Latar Belakang Masalah

Hubungan antara media massa dengan pemerintah bersifat simbiosis

mutualisme. Keduanya saling membutuhkan dan menilai satu sama lain. Media

massa menilai pemerintah melalui pemberitaannya. Penilaian yang dilakukan

media terhadap pemerintah berlandaskan kepentingan umum. Sebagai pemain

public sphere, media massa berkewajiban untuk menginformasi bagaimana

kinerja pemerintah dan dampaknya terhadap masyarakat secara umum. Karena

media massa berperan sebagai informan, pengawas, dan evaluator bagi

pemerintah.

Penelitian ini berkutat pada hubungan media massa dengan pemerintah

melalui suatu pemberitaan, yaitu dengan melihat dari sudut mata bagaimana

media massa menilai pemerintah. Kajian ini meneliti bagaimana media massa

menilai kinerja pemerintah selama satu periode di bawah kepempimpinan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam sebuah pemberitaan

kaleidoskop. Ini adalah segmen pemberitaan yang mengulas satu tahun peristiwa

atau kinerja pemerintah yang diterbitkan pada akhir tahun.

Pemberitaan Kaleidoskop atau disebut juga Edisi Khusus Laporan Akhir

Tahun mempunyai signifkansi yang cukup besar. Kemunculan pemberitaannya di

akhir tahun akan menyegarkan ingatan masyarakat tentang apa yang sudah dan

belum dilakukan oleh pemerintah selama satu tahun dan bagaimana hasilnya yang

akan mempengaruhi pandangan masyarakat untuk tahun-tahun berikutnya. Hanya

dengan membaca satu edisi, kita dapat menilai bagaimana kinerja pemerintah

selama satu tahun dan jika kita mengumpulkan lima edisi kita sudah mengantongi

pandangan kinerja satu periode kepemimpinan SBY.

Page 2: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

2

Menariknya, pembuatan pemberitaan tersebut mempunyai agenda setting

tersendiri. Karena banyaknya peristiwa penting selama satu tahun dan terbatasnya

jatah pemberitaan dalam satu edisi, tentu membentuk sebuah kontruksi realitas

dan berita-berita yang sudah ada. Penelitian bisa melihat apa yang sedang di

agendakan oleh suatu media massa dengan meneliti pilihan peristiwa yang

disajikan dengan berbagai bumbu beritanya.

Proses redaksional tersebut termasuk dalam strategi kontruksi realitas yang

dilakukan oleh media massa. Media menyusun realitas dari berbagai peristiwa

yang terjadi hingga menjadi cerita atau wacana yang bermakna.1 Mengapa dari

sekian banyak peristiwa penting dalam satu tahun, beberapa peristiwa dipilih dan

diulas kembali dalam kaleidoskop sehingga dirasa penting untuk diingat. Karena

menurut Eriyanto, hasil kontruksi berita akan menaruh ingatan yang cukup lama

bagi para pembacanya.2

Untuk memfokuskan penelitian, maka peristiwa atau realitas yang diteliti

adalah kinerja pemerintah di sektor ekonomi. Pemilihan sektor ini didasari karena

perekonomian merupakan salah satu pilar pembangunan suatu negara.

Perekonomian memegang peranan besar dalam kelangsungan hidup bernegara

yang dapat mempengaruhi seluruh sektor. Namun yang membedakan dengan

sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data

numerik, dan dampaknya sangat dirasakan masyarakat karena menyangkut

kehidupan sehari-hari, seperti kenaikan harga pangan, kelangkaan bahan bakar

minyak, dan sebagainya. Kinerja ekonomi akan menunjukkan keberhasilan

pemerintah dalam misi mensejahterakan masyarakat. Karenanya, sektor ekonomi

dipilih karena mempunyai indikator yang mudah untuk dianalisis

Media massa yang dipilih oleh peneliti adalah harian Kompas. Mengapa

Kompas? Harian Kompas merupakan media nasional terbesar di Indonesia, jika

melihat dari oplah dan jumlah pembacanya yang selalu menduduki peringkat

pertama negeri ini. Apabila disimak secara mendalam Kompas sebagai surat kabar

1 Ibnu Hamad, Kontruksi Realitas Politik dalam Media Massa, (Jakarta: Granit 2004) hal 11 2 Eriyanto, Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LkiS 2005)

Page 3: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

3

terbesar maka pendistribusian sebagai saluran komunikasi politik semakin besar

pula dampaknya, sehingga biasanya Kompas sering dijadikan salah satu cermin

atau barometer dalam melihat kehidupan sosial politik dan ekonomi

masyarakatnya.3 Prediket tersebut membuat pemberitaannya sangat berpengaruh

bagi masyarakat dan pemerintahan Indonesia. Selain itu, Kompas rutin membuat

pemberitaan kaleidoskop yang disebut sebagai edisi khusus laporan akhir tahun

dengan pembahasan mengenai kinerja pemerintahan yang meluas di berbagai

aspek.

Periode berita yang dipilih adalah pemberitaan dari tahun 2009 hingga

2013, karena kurun waktu tersebut merupakan periode pemerintahan kabinet

Indonesia Bersatu II kepemimpinan Presiden SBY. Melalui kurun waktu

penerbitan selama lima tahun tersebut, penelitian bisa menjabarkan bagaimana

nilai kinerja pemerintahan Presiden SBY periode II di sektor ekonomi di mata

Kompas. Sedangkan metode penelitian yang paling cocok adalah menggunakan

analisis isi media, yakni dengan meneliti isi pesan dalam pemberitaan yang

dilakukan oleh Kompas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan di atas, maka peneliti

mengajukan rumusan masalah "Bagaimana Laporan Akhir Tahun Kompas

(Periode 2009-2013) mendeskripsikan kinerja pemerintah sektor ekonomi

kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono?”

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan capaian kinerja pemerintah sektor ekonomi dalam

edisi khusus laporan akhir tahun periode 2009 s.d. 2013

2. Mengetahui trend pemberitaan selama lima tahun Harian Kompas

dalam edisi khusus laporan akhir tahun

3 Hasrullah, Megawati dalam Tangkapan Pers, (Yogyakarta: LKiS 2001) Hal 12-13

Page 4: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

4

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat menambah wawasan kajian

analisis tentang kontruksi realitas kinerja pemerintah dan bagaimana media

mendeskripsikannya dalam sebuah berita. Khususnya dalam penelitian

komunikasi, penelitian ini mengisi kekosongan kajian tentang penilaian kinerja

pemerintah mengenai sektor tertentu dalam kurun waktu satu periode

pemerintahan yang berkuasa. Penelitian ini bisa menjadi referensi bahan dan ide

untuk dikembangkan lebih lanjut dalam kajian analisis media terhadap

pemerintah.

Secara praktis, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi atau

literatur untuk strategi politik bagi para politikus dan tim sukses politik

kedepannya dalam menjalankan tugas kepemerintahannya. Khususnya bagi dinas

pemerintah yang terkait, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi dalam

hal kinerjanya dari sudut pandang media sebagai pengawas.

E. Kerangka Pemikiran

1. Media dan Konstruksi Realitas

Media massa merupakan agen kontruksi. Sebagai saluran penyalur

informasi, media massa mengkontruksi realitas sosial dan diolah menjadi berita

untuk dikonsumsi publik. Fakta tentang kontruksi realitas menyimpulkan

bahwasanya tidak ada media yang netral. Menurut Tony Bennet4 media dipandang

sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas. Media massa

bukanlah saluran yang bebas, melainkan subjek yang mengkontruksi realitas

lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakkannya.

Keberadaan media massa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

penulisan berita yang dilakukan oleh para jurnalis. Pengkontruksian realitas dan

penulisan berita oleh jurnalis membutuhkan sudut pandang atau perspektif. Sudut

pandang dibutuhkan agar suatu peristiwa atau realitas memiliki nilai berita

4 Dalam Eriyanto, Op., Cit., hal 23

Page 5: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

5

(newsworthy).5 Dalam proses pengkontruksian realitas, pemilihan prinsip sudut

pandang seorang jurnalis sangat dipengaruhi oleh ideologi, kebijakan, dan nilai

yang dianut oleh media massa. Proses pembingkaian, yaitu media massa memilih

sudut pandang tertentu dan gaya pencitraan tertentu, merupakan bagian tak

terpisahkan dari proses penyuntingan yang melibatkan semua pekerja di bagian

keredaksian media cetak.6

Ideologi dan nilai yang dianut media massa membentuk kebijakan kerja

redaksional. Hal tersebut mempengaruhi proses pemilihan realitas,

pengkontruksian realitas, hingga penulisan berita. Proses pembuatan berita

termasuk dalam “rantai penjaga gerbang” (gatekeeper chain), yaitu orang-orang

yang terlibat dalam pembuatan sebuah berita yang sama dengan feedback terbatas

di antara orang-orang yang terlibat itu, yang kita kenal sebagai para jurnalis dan

redaktur.7 Alur kerja redaksional juga tidak bebas nilai dan pengaruh dari luar

redaksional. Maka para jurnalis dalam pekerjaannya mengacu pada kebijakan

media bukan lagi pada kaedah jurnalistik yang baku. Walaupun pengkontruksian

realitas dilakukan atas nalar dan perspektif jurnalis, namun kebijakan media

mempengaruhi perspektif yang akan digunakan oleh seorang jurnalis. Kebijakan

redaksional media massa atas dasar ideologi dan nilai yang dianutnya memberikan

pengaruh sangat signifikan bagaimana sebuah realitas dikontruksi dan dibingkai

menjadi sebuah berita dengan sebuah misi tertentu.

Hal tersebut termasuk langkah dalam teori agenda setting yang diciptakan

oleh McCombs dan Shaw 8. Mereka berasumsi bahwa media memberi tekanan

khusus pada suatu peristiwa, untuk meyakinkan khalayak bahwa peristiwa

tersebut penting. Maka medianyapun juga dianggap penting. Teori ini

menjelaskan bagaimana memilih fakta-fakta dalam peristiwa sehingga membuat

5 Denis McQuail. McQuail’s Communication Theory 4th edition, 2000, (London: Sage Publication) hal 343 6 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2001) Hal 165 7 John R. Bittner, Mass Communication: An Introduction, 4th edition, (Oxford: Blackwell Publishers 1986) Hal 253 8 Maxwell E. McCombs dan Donald L. Shaw, The Agenda-Setting Function of Mass Media, (Public Opinion Quarterly vol 36, 1972) hal 176-187

Page 6: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

6

peristiwa yang ditonjolkan adalah yang terpenting dan khalayak harus tahu hal

tesebut. Selain itu, teori ini akan membentuk perspektif di khalayak sesuai

ekspektasi oleh pembuat berita, yaitu media massa.

2. Media Massa dan Pemerintah

Bagi pemerintah, media massa berperan sebagai alat penghubung dengan

masyarakat. Pemerintah membutuhkan media massa untuk mempublikasikan

kepentingan-kepentingan khusus dalam hal politik, sosial, ekonomi seperti

misalnya pengumuman keputusan kenaikan harga bahan bakar minyak.

Pemerintah juga menggunakan media massa untuk mempublikasikan penyuluhan

atau himbauan dari berbagai kementerian bagi masyarakat yang sayangnya hanya

terhenti pada sekedar iklan masyarakat, tidak lebih. Media massa menjadi patokan

bagi pemerintah tentang bagaimana isu dan opini yang berkembang di

masyarakat, karena media massa memobilisasi pendapat rakyat.

Kita ketahui bahwa media massa merupakan sumber kekuatan atau

kekuasan dalam politik, sehingga keberadaan media massa begitu “diincar” oleh

pemerintah. Media massa menjadi tempat (wilayah) pertempuran memperebutkan

wacana, karena barangsiapa yang memenangkan pertempuran itu ia bisa

mendominasi dan melakukan hegemoni.9 Kedudukan dan kekuatan itulah yang

membuat pemerintah berusaha “menjaga mood” media massa dengan tidak

membatasi kerjanya, yaitu dengan kebebasan pers. Walaupun sebenarnya

kebebasan pers adalah kebebasan hakiki karena merupakan kebebasan

berpendapat, namun suatu negara atau pemerintah bisa saja menghilangkan

kebebasan itu, seperti yang terjadi pada masa orde baru.

Di sisi lain media massa mempunyai pengaruh besar terhadap kestabilan

jalannya kepemerintahan karena menurut Deddy Mulyana, salah satu peran media

massa adalah mempengaruhi (to influence). Media yang independen dan bebas

dapat mempengaruhi dan melakukan fungsi kontrol sosial. Yang dikontrol adalah

macam penguasa, pemerintah, institusi pengadilan, militer, dan lain-lain. Apa

9 Redi Panuju, Relasi Kuasa: Pertarungan Memenangkan Opini Publik dan Peran dalam Transformasi Sosial, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2002) Hal 43

Page 7: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

7

yang dipengaruhi, adalah opini atau pendapat masyarakat tentang apa yang

dikontrol oleh media. Dalam teori ransangan disebutkan bahwa media memiliki

relasi terhadap audien-nya. Ketika media massa dianggap “kredibel”-mungkin

karena dari sudut jurnalistiknya memliki akurasi dan validitas liputan yang tinggi-

maka pengaruh media cenderung besar.10 Masyarakat yang hanya bergantung

pada media massa untuk melihat dan menilai kinerja pemerintah, maka membuat

media massa mempunyai peranan penting dalam pembentukan isi opini publik.

3. Produksi Berita dan Penilaian Media

Media massa adalah alat kontruksi realitas dan berita sebagai hasil

akhirnya. Berita tidaklah menggambarkan seutuhnya realitas sosial yang

sebenarnya terjadi di masyarakat. Itulah sebabnya ada orang yang beranggapan

bahwa penulisan berita lebih merupakan pekerjaan pengkontruksian atas realitas

sosial ketimbang gambaran dari realitas itu sendiri.11 Jurnalis bisa jadi mempunyai

pandangan dan konsepsi yang berbeda ketika melihat suatu peristiwa, dan itu

dapat dilihat dari bagaimana mereka mengkontruksi peristiwa itu, yang

diwujudkan dalam teks berita12. Realitas dilihat, dipahami, dan dimaknai oleh

jurnalis kemudian kontruksi akan realitas dijabarkan dalam bentuk berita.

Berbagai pertimbangan jurnalis dalam mengkontruksi realitas banyak

dipengaruhi oleh ideologi atau nilai-nilai yang dianutnya dan media massa tempat

jurnalis bekerja. Urgensi bagaimana fakta itu dilihat, dipahami, dan dimaknai oleh

jurnalis mempengaruhi proses penulisan berita, sehingga realitas dalam berita pun

bersifat subjektif. Pemaknaan subjektif dilakukan atas perspektif jurnalis itu

sendiri. Maka penulisan berita bukan lagi bebas nilai, proses pengolahan hingga

menjadi sebuah berita yang matang membutuhkan proses kontruksi yang panjang

dengan berbagai pertimbangan dan kebijakan suatu media massa.

Berita adalah produk komunikasi dan komunikasi adalah proses

penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu

10 Redi Panuju, Op., Cit., Hal 42 11 Ana Nadhya Abrar, Penulisan Berita, (Yogyakarta: Penerbit Universitas Atmajaya 2005) Hal 2. 12 Eriyanto, Op., Cit., hal 17

Page 8: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

8

atau mengubah sikap pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun

tidak langsung melalui media.13 Karenanya penulisan berita sama saja dengan

proses penyampaian pesan bagi publik.

Penulisan berita merupakan bagian dari kegiatan jurnalistik yang

menghimpun informasi untuk diberikan kepada publik. Karena jurnalistik adalah

tindakan diseminasi informasi, opini dan hiburan untuk publik yang sistematik

dan dapat dipercaya kebenarannya melalui media komunikasi massa modern

(Roland E. Wolesely dan Laurence R. Campbell, 1949, A.Muis : 24).

Proses penulisan berita yang dilakukan oleh jurnalis harus mempunyai

pedoman tentang konsep berita yang baik atau layak terbit. Jurnalis harus

mengetahui, mengerti dan menerapkan semua kriteria layak berita yang sesuai

dengan pedoman kode etik jurnalistik. Namun seringkali, jurnalis lebih

memperhatikan ideologi pemberitaan yang dianut oleh perusahaan medianya

dalam setiap penulisan beritanya. Ini biasa dilakukan untuk bisa bertahan hidup di

perusahaan. Karenanya, ideologi perusahaan sangat mempengaruhi pemberitaan

di suatu media yang dapat menentukan orientasi penulisan berita yang dilakukan

oleh jurnalis.

Pada dasarnya, kriteria berita yang baik atau layak yang ditanamkan oleh

para redaktur ke jurnalis merupakan turunan dari pendiri atau pengelola media.

Pertimbangan diambil sebagai upaya mendekatkan berbagai kepentingan, baik

kepentingan pihak penerbit surat kabar, maupun kepentingan pembaca.14

Sehingga ideologi perusahaan tidak bisa lepas dari proses redaksional dan

penulisan berita. Namun kelayakan berita kebanyakan juga tidak jauh dari kode

etik jurnalistik yang ada di Indonesia, seperti buatan Persatuan Wartawan

Indonesia (PWI) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

13 Onong uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya

2003) hal 79 14 Ashadi Siregar, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa, (Yogyakarta, Kanisius 1998) hal 230

Page 9: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

9

Kita semua tahu bahwa sifat berita yang paling mendasar adalah objektif

dan berimbang, tidak memihak manapun. Tapi nyatanya, proses kontruksi realitas

dalam penulisan berita sudah bukan lagi kegiatan yang objektif. Bisa dikatakan

tidak adanya berita yang benar-benar objektif, pasti mempunyai nilai atau

orientasi sudut pandang tertentu terhadap peristiwa atau realitas. Disimpulkan,

bahwa ideologi media massa juga mempengaruhi kemana arah orientasi dalam

penulisan berita. Berada di pihak mana sang media massa.

Jika berita merupakan bagian dari produk komunikasi dan proses kegiatan

jurnalistik, maka penulisan berita adalah kegiatan penyampaian pesan oleh media

massa yang memenuhi unsur model komunikasi Harold D. Lasswell, Who (says)

What (to) Whom (in) What Channel (with) What Effect.15 Model tersebut yang

mendasari proses pembentukan pesan atau kita sebut dalam penelitian ini

penulisan berita. Sehingga model ini dapat membantu “pembedahan” isi pesan

berita, namun dalam skala yang masih luas. Disesuaikan dengan penelitian ini

maka dua unsur yang paling kuat dapat membedah orientasi pemberitaan adalah

unsur (says) What dan How.

a) Unsur (says) What. Merupakan unsur yang menjawab pertanyaan

paradigma tentang isi pesan (message). Dalam sebuah berita, unsur ini

menujukkan apa realitas atau permasalahan yang ingin disampaikan oleh

jurnalis. Karenanya unsur ini juga bisa membedah fokus atau lingkup

permasalahan dalam pemberitaan.

b) Unsur How. Bagaimana, merupakan orientasi sikap atau kondisi.

Adalah bagaimana orientasi penulisan berita yang dilakukan oleh jurnalis.

Unsur ini membedah bagaimana arah pemberitaan yang dilakukan oleh

jurnalis.

Dari kedua unsur tersebut, Lasswell kemudian menurunkan sistem

pengkodingan kategori penilaian. Pengkategorian dibagi menjadi tiga, yakni

15 Deddy Mulayana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2005) hal 62

Page 10: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

10

favorable, unfavorable, dan netral.16 Sistem atau konsep ini kemudian banyak

dikembangkan para peneliti sebagai analisis penilaian konten dalam media massa

maupun konten media lainnya (Weber 1990, Deephouse 2000, Bengston & Fan

2001, Boehm, McKee, & Pollock 2003, dan Carroll 2011).

Para peneliti indonesia seperti Akhmadsyah Naina17 dan Haris Sumadiria18

menggunakan konsep tersebut untuk menganalisis penulisan editorial para

redaktur surat kabar, berikut penjelasannya:

a) Bersifat favorable apabila isinya mendukung dan menyetujui suatu

masalah atau kejadian yang sedang aktual atau penting pada zamannya.

b) Bersifat unfavorable apabila menentang atau tidak menyetujui

suatu masalah atau kejadian yang sedang aktual pada zamannya.

c) Bersifat netral apabila hanya memberi informasi tentang suatu

masalah atau peristiwa, tanpa memberikan penilaian, sikap, dan

pandangannya terhadap masalah atau peristiwa.

4. Pemberitaan Kinerja Pemerintah

Sebelumnya harus dipahami terlebih dahulu konsep kinerja. Melihat arti

“kinerja” dalam kamus, maka definisi “kinerja” akan meliputi “pencapaian”,

“prestasi”, “realisasi”, dan “pemenuhan” (Oxford Dictionary, 1998). Menurut

Keban19, istilah-istilah tersebut berkaitan dengan efek obyektif dari tindakan

organisasi, namun juga berkaitan dengan perasaan kepuasan subyektif yang

muncul dari tindakan yang dilakukan. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa

tindakan yang diambil memiliki implikasi yang luas bagi masyarakat.

Kinerja pemerintah berarti usaha dan hasil yang dilakukan oleh

pemerintah untuk masyarakat, dan bagaimana hal tersebut memberikan kepuasan

16 Harold D. Lasswell dkk, The Politically Significant Content of The Press: Coding Procedures, (Musim Dingin 1942) hal 12-23 17 Don Michael Flournoy, Analisisa Isi Suratkabar-Suratkabar Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1989) hal 128 18 Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana, Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis Professional, (Bandung: Simbiosis Rekatama Media, 2005) Hal 81 19 Yeremias T Keban, Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Konsep, Teori, dan Isu, (Yogyakarta: Gava Media, 2004)

Page 11: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

11

dan kepercayaan bagi masyarakat. Hal yang perlu ditekankan bahwa kinerja

pemerintah berdampak pada dua sisi, yaitu pemerintah dan masyarakat. Semuanya

saling berhubungan dan terkait. Program kerja pemerintah disusun karena

kebutuhan masyarakat dan kepuasaan masyarakat memberikan pengaruh terhadap

kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Namun kasusnya di Indonesia,

sering kali hal yang pertama tidak sesuai harapan. Program-program kerja

pemerintah atau hasil kinerjanya tidak sesuai kebutuhan masyarakat dan terkadang

terasa tidak penting bagi masyarakat. Karenanya dibutuhkan sebuah penilai

sebagai evaluator dan pengawas kinerja pemerintah.

Pengawasan dan penilaian sudah dilakukan pemerintah dengan melakukan

adanya audit internal kinerja pemerintah masing-masing kementerian dan

departemen. Sayangnya, hal tersebut memang benar-benar subjektif secara

internal karena dibuat, dilaporkan, dan dikonsumsi sendiri oleh masing-masing

kementerian dan departemen. Kita, masyarakat, tidak pernah mengetahui apakah

anggaran program kerja sudah dikelola dengan baik, apakah hasil atau produk

yang dihasilkan pemerintah, apakah kinerja pemerintah bisa termasuk efisien dan

efektif, dan banyak pertanyaan lainnya.

Dikaitkan dalam penelitian ini media massa memang berperan sebagai

informan dari hal-hal yang tidak diketahui publik, yaitu penilaian terhadap kinerja

pemerintah. Media massa memang tidak mempunyai lembaga audit khusus untuk

menilai pemerintah, namun dengan menjabarkan fakta atau realitas dan data-data,

media massa dapat menilai pemerintah dengan perspektif sebagai pihak ketiga dan

kacamata masyarakat awam. Maka munculah pemberitaan dengan jenis liputan

kaleidoskop.

Salah satu liputan kaleidoskop di Indonesia adalah Edisi Khusus Laporan

Akhir Tahun milik Harian Kompas. Melalui edisi khusus ini, Kompas

memberikan penilaian terhadap kinerja pemerintah sepanjang tahun. Sektor

pemerintahan yang dibahas pun menyeluruh, sehingga kita dapat mengetahui

kinerja setiap sektor di pemerintahan dan bagaimana prestasinya. Penelitian juga

Page 12: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

12

bisa melihat mengapa pilihan realitas yang media pilih adalah penting dan

bagaimana beritanya dapat mengedukasi pembaca. Hal itu dapat menunjukkan

kecenderungan yang telah Kompas bentuk dalam hal penilaian terhadap kinerja

pemerintah.

Tidak hanya sekedar menilai, liputan kaleidoskop juga dipenuhi tawaran

perspektif atau saran-saran dari media massa untuk pemerintah. Perspektif

merupakan bentuk sebuah bahan evaluasi untuk kinerja pemerintah. Di sinilah

media massa menengahi, apa yang seharusnya dilakukan pemerintah dalam

melaksanakan kinerja kebijakannya, walaupun tidak selalu saran tersebut dtemaui

dalam setiap pemberitaan. Namun, ini penting mengingat media massa

memberikan keseimbangan dalam sebuah proporsi pemberitaan yang baik.

5. Berita Pembangunan Ekonomi

Beragamnya peristiwa dan realitas yang terjadi di masyarakat, membuat

media membentuk segmentasi-segmentasi berita. Keragaman seperti itu

menguntungkan pembaca maupun redaksi surat kabar. Pembaca diuntungkan

karena ia segera dapat memutuskan akan membaca peristiwa yang berkaitan

dengan masalah tertentu. Sedangkan redaksi diuntungkan, jika ia bekerja untuk

surat kabar bisnis ia hanya perlu menyiapkan berita tentang perisitwa yang

berkaitan dengan masalah bisnis. Dengan demikian, setiap surat kabar selalu

membatasi peristiwa apa saja yang perlu diberitakan.20

Pemilihan masalah ini yang menentukan segmen atau rubrikasi dalam

surat kabar. Ashadi Siregar memisahkan masalah digolongkan atas empat bidang:

1) Bidang Ekonomi, 2) Bidang Politik, 3) Bidang Sosial, 4) Bidang Budaya.21

Selain itu, Paul J. Deutschmann telah mengembangkan perangkat penelitian isi

berita yang terdiri atas 11 kategori, yakni:22

a) Perang, pertahanan, dan diplomasi

20 Ashadi Siregar, Op.cit, hal 25-26 21 ibid, hal 26 22 Idrawadi Tamin dalam Don Michael Flournoy, Analisa Isi Suratkabar Suratkabar Indonesia, (Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 1989) hal 25-26

Page 13: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

13

b) Politik dan pemerintah

c) Kegiatan ekonomi

d) Kejahatan

e) Masalah-masalah moral masyarakat

f) Kesehatan dan kesejahteraan masyarakat

g) Kecelakaan dan bencana

h) Ilmu serta penemuan

i) Pendidikan dan seni klasik

j) Hiburan rakyat

k) Human interest

Untuk mempersempit fokus penelitian maka dipilih lah berita ekonomi.

Berita ekonomi menjadi representasi dari realitas kinerja pemerintah di sektor

perekonomian. Sektor ini dipilih karena ekonomi merupakan unsur penting dalam

kehidupan bermasyarakat. Kesuksesan perekonomian negara akan mempengaruhi

kestabilan hidup bernegara. Pemilihan satu sektor saja, selain agar bisa lebih

fokus juga mempermudah proses analisis, sehingga peneliti memfokuskan pada

satu aspek permasalahan walaupun banyak sekali sektor pemerintahan.

Lingkup pemberitaan ekonomi menurut Ashadi Siregar adalah peristiwa

atau fenomena yang menyangkut masalah perekonomian, perdagangan, industri,

perbankan, keuangan, dan sebagainya.23 Sedangkan menurut Paul J.

Deutschmann, yang termasuk dalam berita kegiatan ekonomi adalah cerita-cerita

perdagangan, keuangan, dan perbankan. Pembahasan soal perpajakan juga

dimasukkan di sini. Kegiatan-kegiatan usaha swasta seperti perluasan sarana-

sarama yang telah ada, masalah-masalah pertanian, masalah-masalah

perindustrian, masalah-masalah manajemen tenaga kerja juga dimasukkan dalam

kelompok ini.24

23 Ashadi Siregar, Op.cit, hal 25-26 24 Idrawadi Tamin, Op. cit., hal 27

Page 14: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

14

Untuk mempermudah membaca alur kerangka pemikiran, berikut bagan

yang telah dibuat oleh penulis:

Bagan 1.1

Alur Kerangka Pemikiran

ANALISIS ISI KUALITATIF

F. Kerangka Konsep

Kerangka pemikiran adalah dasar dari pembuatan konsep-konsep yang

membentuk unit-unit analisis. Ini adalah penelitian analisis isi media secara

kualitatif sehingga dibutuhkan unit analisis yang hanya dapat menelaah isi pesan,

bukan saja mengelompokkan objek dalam unit analisis.

Kerangka besarnya adalah Laporan Akhir Tahun. Konsep pemberitaan

laporan akhir tahun yang merangkum realitas, tidak sekedar hanya sekedar

menilai namun juga memberikan perspektif atau saran yang harus dilakukan oleh

pemerintah. Karenanya, pemberitaan kaleidoskop bisa menjadi bahan evaluasi

pihak pemerintah. Berita-berita yang termasuk dalam laporan akhir tahun adalah

berita-berita dalam edisi khusus laporan akhir tahun Kompas periode terbit bulan

desember tahun 2009-2013. Sesuai dengan tema penelitian, maka tema berita

yang dipilih hanya satu sektor saja, yakni berita sektor ekonomi.

Laporan Akhir Tahun Sektor Ekonomi Kompas 2009 -2013

Tema Berita Ekonomi

Penilaian Media

Tawaran Perspektif Peran

Media

Page 15: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

15

Konsep pertama adalah berita sektor ekonomi. Kategori yang termasuk

dalam berita ekonomi adalah berita-berita sektor ekonomi dalam edisi khusus

laporan akhir tahun Kompas 2009 - 2013. Unit analisis ini akan menunjukkan

sektor pemerintah mana yang dianggap penting oleh Kompas sehingga mendapat

perhatian khusus. Mengacu pada kerangka teori, maka yang termasuk dalam tema

berita ekonomi sebagai bagian dari unit analisis adalah sebagai berikut :

a) Perdagangan

Merupakan berita-berita capaian pemerintah dalam kegiatan

perdagangan dalam dan luar negeri termasuk perdagangan saham dan

pasar modal, kestabilan harga bahan pokok, pergerakan dan capaian dari

kinerja Kementerian Perdagangan.

b) Perindustrian

Merupakan berita-berita capaian pemerintah dalam meningkatkan

kesejahteraan ekonomi di bidang industri, kebijakan-kebijakan industrial

oleh pemerintah, dan capaian dari kinerja Kementerian Perindustrian.

c) Perbankan

Merupakan berita-berita capaian pemerintah dalam menjaga

kestabilan ekonomi dari segi perbankan, kebijakan fiskal, dan capaian

kinerja bank-bank milik pemerintah.

d) Perpajakan

Merupakan berita-berita capaian pemerintah dalam transparasi

pengolahan pajak negara, kasus-kasus perpajakan, dan capaian kinerja

Direktorat Jenderal Pajak.

e) Pertanian

Merupakan berita-berita capaian pemerintah dalam menangani

permasalahan pertanian, kesejahteraan petani, ketersediaan bahan-bahan

makanan, dan capaian kinerja Kementerian Pertanian.

f) Ketenagakerjaan

Merupakan berita-berita capaian pemerintah dalam menangani

permasalahan ketenagakerjaan dalam dan luar negeri, permasalahan

Page 16: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

16

kesejahteraan buruh, kebijakan upah minimum pekerja, dan capaian

kinerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

g) Keuangan

Merupakan berita-berita capaian pemerintah dalam menjaga

kestabilan keuangan negara, permasalahan inflasi dan deflasi, kebijakan

APBN, dan capaian kinerja Kementerian Keuangan.

Ini hanyalah dasar pengklasifikasian yang berangkat dari pendapat para

ahli. Bisa jadi saat penelitian dilakukan, dtemaukan banyak temuan-temuan tema

pemberitaan oleh Kompas yang tidak termasuk di atas. Hal ini mungkin terjadi

karena Kompas sudah mengklasifikasikan tema berita ekonomi dalam satu

segmen.

Kedua, berita kemudian dianalisis dari segi orientasi pemberitaannya. Unit

analisis kedua ini merupakan turunan dari bagaimana media menilai kinerja

pemerintah dalam pemberitaannya. Kontruksi yang dilakukan oleh Kompas dalam

edisi khusus laporan akhir tahun membentuk sebuah penilaian suatu realitas dan

penelitian ini melihat, nilai apa yang diberikan oleh media Kompas terhadap

kinerja pemerintah. Untuk mengetahui bagaimana tingkat atau pengelompokkan

penilaian oleh Kompas, maka perlu dikategorikan “nilai” suatu berita. Berikut

penjabarannya:

a) Bersifat favorable apabila berita-berita memberikan nilai atau kesan

positif, mengapresiasi dengan baik, dan mendukung hasil kinerja

pemerintah dalam sektor ekonomi. Penilaian didukung dengan kata-kata

seperti berhasil, efisien, sukses, surplus, tepat sasaran, dan lain-lain.

Misalnya, Pemerintah Indonesia berhasil swasembada beras.

b) Bersifat unfavorable apabila berita-berita memberikan nilai atau kesan

negatif, mengkritik, dan tidak mendukung hasil kinerja pemerintah dalam

sektor ekonomi. Penilaian didukung dengan kata-kata seperti gagal,

defisit, boros, salah sasaran, korupsi dan lain-lain. Misalnya, Kebijakan

subsidi BBM menyengsarakan rakyat kecil.

Page 17: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

17

c) Bersifat netral apabila berita-berita memberi informasi tentang suatu

masalah atau peristiwa, tanpa memberikan penilaian, sikap, dan

pandangannya terhadap masalah atau peristiwa dalam sektor ekonomi.

Misalnya, berita pemaparan tingkat inflasi dan kurs rupiah terhadap mata

uang asing.

Ketiga, unit analisis yang terakhir melihat apakah adanya tawaran

perspektif oleh Kompas. Penemuan dan hasil analisis bisa memperlihatkan apakah

Kompas hanya sekedar memberi penilaian tetapi apakah juga memberikan saran

dan kritik yang membangun untuk pemerintah. Penemuan unit ini akan menjawab

Kompas memposisikan diri terhadap pemerintah dan bagaimana menjalankan

kewajiban sebagai informan bagi public sphere.

Tabel 1.1

Unit Analisis

Unit Analisis Kategori Sumber

Tema Berita Ekonomi • Perdagangan

• Perindustrian

• Perbankan

• Perpajakan

• Pertanian

• Ketenagakerjaan

• Keuangan

Ashadi Siregar (1998),

Paul J Deutschmann

(dalam Indrawadi

Tamin,1989)

Penilaian Media • Favorable

• Unfavorable

• Netral

Akhmadsyah Naina

(dalam Flournoy, 1989)

dan Haris Sumadiria

(2005)

Tawaran Perspektif Melihat apakah ditemukan

penawaran solusi dari

Kompas

Konstruksi Penulis

Page 18: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

18

G. Objek Penelitian

Seperti sudah disebutkan dalam latar belakang, objek penelitian ini adalah

berita-berita ekonomi yang termasuk dalam Edisi Khusus Laporan Akhir Tahun

harian Kompas periode terbit 2009 – 2013. Berita-berita yang disajikan dalam

edisi khusus laporan akhir tahun memang lebih kepada berita opini, sehingga

terlihat bagaimana perspektif dan konstruksi Kompas sebagai evaluator bagi

pemerintah.

Berikut daftar judul berita-berita ekonomi dalam periode terbit tersebut

dengan total 27 artikel:

Saat Kesejahteraan Menjauhi Buruh (22 Desember 2009)

Menyongsong Industrialisasi Pertanian (22 Desember 2009)

Perbankan Sulit Diandalkan (22 Desember 2009)

Berperang Tanpa Amunisi yang Memadai (22 Desember 2009)

Industri Semakin Terancam (22 Desember 2009)

Siap Berteman dengan Cuaca Ekstrem (23 Desember 2010)

Pertanian di Tengah Ancaman Bencana (24 Desember 2010)

Industri, Hambatannya Masih Sama (28 Desember 2010)

Senja Kala Perumahan Rakyat (13 Desember 2011)

“Permata” Ekonomi yang Bisa Lebih Berkilau (13 Desember 2011)

Akses Mudah dan Suku Bunga Rendah, Harus! (13 Desember

2011)

Pertumbuhan Memukau, Pemerataan Menjauh (18 Desember 2012)

Mengubur Mimpi Swasembada (18 Desember 2012)

Mengoptimalkan Pasar Modal (18 Desember 2012)

Bola Liar Subsidi BBM (19 Desember 2012)

Belum Tumbuh Optimal karena Sejumlah Tantangan (24

Desember 2012)

Peran Sektor Industri Terus Dinanti (17 Desember 2013)

Masih Ada Pekerjaan Benahi Infrastruktur (17 Desember 2013)

Page 19: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

19

Bukan Tahun yang Mudah (17 Desember 2013)

Menghindari Perangkap (17 Desember 2013)

Cerdas Membaca Angka dan Segera Antisipasi (17 Desember

2013)

Persoalan Produksi Masih Terus Membayangi Indonesia (18

Desember 2013)

Menangkap Peluang di Tahun Paradoks (19 Desember 2013)

Melepas Ketergantungan Terhadap Minyak (20 Desember 2013)

Perumahan : Kebutuhan Dasar yang Masih Saja Terlupakan (21

Desember 2013)

Dag-dig-dug Implementasi Jembatan Keadilan Sosial (23

Desember 2013)

Raksasa Perikanan (Masih) Terlelap (24 Desember 2013)

H. Metodologi Penelitian

1. Sifat dan Jenis Penelitian

Pendekatan atau sifat penelitian ini adalah kualitatif, yakni penelitian yang

hasilnya tidak diperoleh atau berupa hitungan atau numerik. Penelitian kualitatif

lebih menitik beratkan pada kekuataan analisis peneliti terhadap objek. Merujuk

pada tujuan dari penelitian ini, maka jenis penelitian berupa analisis deskriptif.

Penelitian jenis ini menjabarkan analisis terhadap karakteristik dan realitas objek

penelitian.

2. Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis isi kualitatif. Metode ini

merupakan analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi. Bernard Berelson

mendefinisikan analisis isi sebagai berikut:

“Content analysis is a research technique for the objective, systematic,

and quantitative description of the manifest content of communication.”25

25 Bernald Berelson, Content Analysis in Communication Research, (Hafner Press 1952) hal 15

Page 20: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

20

McQuail mengatakan bahwa tujuan dilakukan analisis isi terhadap isi

pesan komunikasi adalah sebagai berikut:26

Mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media

Membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial

Isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan budaya serta sistem

kepercayaan masyarakat

Mengetahui fungsi dan efek media

Mengevaluasi media performance

Mengetahui apakah ada bias media.

Dari pemahaman di atas, maka metode analisis isi sangat tepat digunakan

dalam penelitian karena dapat merefleksikan isi media terhadap realitas sosial.

Analisis isi memperlihatkan dan memaparkan penilaian terhadap pemerintah dari

realitas-realitas sosial yang sudah dibentuk sedemikian rupa. Artinya, hasil yang

didapat dari penelitian bermetode analisis isi pada dasarnya hanya merupakan

pijakan untuk kemudian melakukan perbandingan dengan realitas duniawi.27

Metode ini dapat menjelaskan representasi sebuah realitas yang dibentuk oleh

media massa.

Berelson juga mengatakan bahwa analisis isi adalah teknik riset yang

objektif dan sistematik, yang mampu mendiskripsikan pesan secara kuantitatif,

walaupun tidak harus selalu dipegang teguh. Karena itu muncul pula analisis isi

kualitatif. Metode ini dapat dipergunakan untuk melihat lebih dalam apa yang ada

di balik objek ketimbang hanya sebatas kehadirannya. Analisis isi kualitatif

bersifat sistematis, analitis, tapi tidak kaku seperti dalam analisis isi kuantitatif.

Siegfried Kracauer28 mengatakan bahwa isi teks harus dipandang sebagai “a

meaningful whole”. Analisis isi harus melibatkan suatu tindakan interpretasi. Teks

yang ada tidak boleh dipandang sebagai objek yang tertutup (closed),

26 Dennis McQuail, Op.cit, hal 305 27 Nunung Prajarto, Analisis Isi Metode Penelitian Komunikasi, (Fisipol UGM 2010) hal 13 28 Bonnie S. Brennen , Qualitative Research Methods for Media Studies, (Routledge 2013) hal 194

Page 21: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/78469/potongan/S1...sektor lain adalah sektor ekonomi mempunyai indikator yang baku, berupa data numerik, dan dampaknya sangat

21

tersegmentasi (segmented), tetapi lebih sebagai bidang yang mengandung makna

yang tak terbatas. Maka analisis isi kualitatif mengungkap seluruh tingkatan

makna yang mungkin dengan tidak mengabaikan makna teks yang tersembunyi.

3. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data yang akan dipakai adalah dokumentasi dan

studi pustaka. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan semua

teks berita tentang kinerja pemerintahan sektor ekonomi di edisi khusus laporan

akhir tahun Harian Kompas pada bulan desember tahun 2009 s.d. 2013. Data yang

dikumpulkan kemudian dikategorisasikan dalam bentuk kasar dan diunitkan oleh

peneliti.29 Data kemudian dikategorisasikan per-tahun untuk mendapatkan analisis

trend pemberitaan selama lima tahun.

Setelah data terkumpul dan terkategori per-tahunnya, barulah data atau

berita dianalisis satu-persatu sesuai dengan unit analisis. Berita akan dianalisis

dari segi tema berita ekonominya, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis

orientasi pemberitaannya. Dengan begini, akan terlihat trend pemberitaan per-

tahunnya. Terakhir akan dicari dan dianalisis apakah terdapat saran atau perspektif

lain yang ditawarkan Kompas untuk pemerintah. tema terakhir akan

memperlihatkan keseimbangan pemberitaan yang dilakukan Kompas, apakah

hanya sekedar menilai saja.

29 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (PT. Remaja osdakarya 1989) hal 22