BAB I. isi
-
Upload
linda-retnawati -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
description
Transcript of BAB I. isi
9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah
Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi
atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita,
tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan
gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan
anak cacat.
Sedangkan menurut PP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3) menetapkan bahwa Peserta
didik berkelainan terdiri atas peserta didik yang: a. tunanetra; b. tunarungu; c. tunawicara; d.
tunagrahita; e. tunadaksa; f. tunalaras; g. berkesulitan belajar; h. lamban belajar; i. autis; j.
memiliki gangguan motorik; k. menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan
zat adiktif lain; dan l. memiliki kelainan lain.
Salah satu kasus ABK yang ada banyak di masyarakat adalah anak Tunadaksa. Dimana
anak-anak ini mengalami kelainan bentuk tubuh yang mengakibatkan kelainan fungsi dari
tubuh untuk melakukan gerakan-gerakan yang dibutuhkan. Beberapa anak-anak ini
mengalami kecacatan ada yang dari lahir dan ada juga karna kecelakaan. Maka dari itu kita
akan segera mengenal apabila melihat atau bertemu dengan anak tuna daksa. Agar
pemahaman Anda lebih mendalam akan dilaksanakan studi kasus terhadap anak tunadaksa
dan apa saja permasalahan yag sedang dihadapinya.
1.2 Rumusan masalah
1. Kasus atau permasalah apa yang sedang di hadapi anak ?
2. Layanan ( penanganan ) apa yang akan di berikan terhadap anak ?
3. Metode,Program dan Srategi apa yang di gunakan ?
1.3 Tujuan masalah Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus-Tunadaksa
9
1. Untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi Klien ( kondisi psikologis)
2. Untuk mengetahui penanganan atau layanan bimbingan untuk menyelesaikan
permasalahan Klien.
3. Untuk mengetahui metode,program dan srategi yang digunakan kepada Klien.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk mengidentifikasi Klien yang bermasalah, praktikan menggunakan beberapa
metode dalam pengumpulan data, seperti :
1. Identifikasi Klien
a. Identitas Klien
b. Data keluarga Klien
2. Observasi
Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data yang sangat efektif dalam
mempelajari suatu objek penelitian tertentu dengan mengamati individu atau kelompok secara
langsung. Observasi dibutuhkan untuk mendapatkan data-data yang akurat berdasarkan fakta-
fakta yang diamati dilapangan. Observasi membantu memberikan penegasan ataupun
penolakan terhadap apa yang telah ditemukan melalui wawancara atau melalui kuisioner.
Dengan observasi data-data yang dikumpulkan akan mempunyai tingkat kevalidan yang
tinggi karena berangkat dari fakta yang terjadi.
Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan gejala dan tingkah laku
pada diri Klien selama mengikuti proses belajar mengajar di kelas dan juga pada saat diluar
kelas.
3. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara mewawancarai
Klien baik secara langsung maupun melalui orang-orang yang sering bersama dengan Klien,
baik guru dan oraang tua yang tiap hari berhubungan langsung dengan Klien.
Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus-Tunadaksa
9
1.4 Konfidensial/Kerahasiaan
Kegiatan-kegiatan untuk mengetahui, mengenal dan memahami masalah yang di
hadapi Klien, keadaan pribadi Klien di perlukan sejumlah data. Data tersebut adalah data
tentang diri Klien yaitu data yang berhubungan dengan diri Klien sendiri maupun lingkungan
tempat tinggalnya. Hal ini penting untuk mendapatkan gambaran yang meneyeluruh sehingga
dapat memberikan bantuan yang tepat kepada Klien. Berkaitan dengan data Klien yang
terkumpul maka praktikan bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaanya.
Catatan-catatan tentang diri Klien dan data dari hasil wawancara, observasi. Dan data-
data lain merupakan informasi yang bersifat rahasia dan hanya boleh di gunakan untuk
keperluan pendidikan calon guru pengajar dalam mengadakan dan memberikan bantuan
terhadap Klien yang bermasalah.
BAB II
Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus-Tunadaksa
9
STUDI KASUS
2.1 Identifikasi Kasus
Dalam menyelenggarakan studi kasus ini, pengidentifikasian kasus dilakukan dengan
melakukan pencatatan informasi-informasi yang berhubungan dengan jenis kasus yang
dihadapi Klien yang perlu mendapat layanan dengan teknik observasi dan wawancara.
Berdasarkan hasil pencatatan didapat informasi bahwa Klien sedang menghadapi
masalah dalam kondisi psikisnya dikarenakan indah (inisal) mengalami kecacatan
dalam dirinya, sehingga sikap yang sering di ditunjukkan Klien cenderung merasa
apatis, malu, rendah diri, sensitif dan kadang-kadang pula muncul sikap egois terhadap
lingkungannya dan kepada orang tuanya keadaan seperti ini mempengaruhi
kemampuan dalam hal sosialisasi dan interaksi sosial terhadap lingkungan sekitarnya
atau dalam pergaulan sehari-harinya sehingga akan mempengaruhi prestasi belajarnya
di kelas . Oleh karena itu praktikan memandang perlu untuk membantu dan menangani
Klien agar masalah yang dihadapi Klien dapat diselesaikan.
1. - Identifikasi Anak
Nama : Indah ( inisial )
Agama : Islam
Tempat/tanggal lahir : Gresik/ 27 April 2001
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 12 tahun
Kelas : 5 ( Lima )
Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Darunnajah Lebanisukoo
Anak ke : 2 ( Dua )
Jumlah saudara : - ( Tidak ada )
2. - Identifikasi Orang Tua
Nama Ayah : Fendi (inisial)
Agama : Islam
Nama Ibu : Ira (inisial)
Agama : Islam
Umur Ayah : 39
Umur Ibu : 33Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus-Tunadaksa
9
Alamat : Ds. Lebanisukoo Rt. 03/ Rw. 01.Wringinanom, Gresik.
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pekerjaan Ibu : Wiraswasta
3. Observasi
Berdasarkan pengamatan dikelas selama proses belajar mengajar berlangsung dapat diketahui
bahwa:
1. Klien cenderung melamun saat pembelajaran berlangsung
2. Klien jarang sekali bercanda atau bermain dengan teman sekelasnya.
3. Sulit berkomunikasi dan berinteraksi terhadap orang yang belum dia kenal.
4. Klien masih sulit mengendalikan emosinya ketika apa yang dia inginkan belum terpenuhi.
(Indah berwatak keras).
5. Klien kurang aktif dalam mengikuti pelajaran, khususnya pelajaran yang berupa materi
pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia.
6. Klien jarang sekali bertanya saat proses pembelajaran berlangsung.
7. Klien kelihatan kurang semangat saat proses pembelajaran berlangsung
8. Nilai/Hasil Belajar Klien belum maksimal.
4. Wawancara
Menurut hasil wawancara praktikan dengan guru kelas diperoleh informasi bahwa
Klien kurang memperhatikan bila guru
menerangkan (kurang bersemangat dalam memperoleh pelajaran).
Menurut hasil wawancara praktikan dengan beberapa teman sekelasnya
diperoleh informasi bahwa Klien merupakan Klien yang cenderung suka menyendiri,
marasa pemalu dan kadang lebih suka bermain dengan adik kelasnya.
Menurut hasil wawancara dengan orang tuannya, Klien cenderung pemarah dan egios
bila di rumah serta tidak dapat menahan emosinya jika apa yang dia diinkan belum
terpenuhi.
Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus-Tunadaksa
9
Kesulitan dalam memahami berita, pengalaman dan pelajaran bahasa Indonesia.
2.2 Diagnosis Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang
melatarbelakangi timbulnya masalah Klien (Sudrajat, 2008). Jadi diagnosis merupakan
kegiatan yang diambil untuk menentukan letak masalah, jenis masalah serta latar belakang
masalah yang sedang dihadapi Klien.
Pada tahap ini dicari faktor penyebab yang melatar belakangi segala permasalahan yang
sedang dihadapi oleh Klien.
- Latar Belakang Orang Tua dan Anak
Indah adalah anak ke 2 ( Dua ) dari keluarga Masruhin dan Ira. Sebelumnya ibu Ira ini
pernah mengandung seorang anak pertama, dimana anak pertamanya lahir dengan sehat tapi
ketika hari ke-empat anak beliau mengalami kelainan yakni penyakit kuning, yang
kemudian dilarikan ke rumah sakit tetapi meninggal saat di perjalanan menuju rumah sakit.
Jarak beberapa tahun bu ira mengandung kembali anak ke-duanya yakni Indah, saat
mengandung Indah tidak pernah mengalami jatuh,benturan, atau yang lainnya. Waktu
kelahiran pun Indah Lahir dengan sehat dan berat badanyapun normal, akan tetapi peristiwa
seperti anak pertama berulang kembali di anak ke-duanya, umur empat hari Indah
mengalami sakit kuning, dan di larikan ke rumah sakit Siti Kodijah (sepanjang), dan opname
selama Sembilan hari. Pada waktu dirawat di rumah sakit Indah ini begitu sering mendapat
suntikan setiap hari bahkan lebih dari 3x/hari dan dari berbagai macam obat dengan alasan
dokter menyembuhkan penyakitnya. Penyakitnya sembuh dan terjadi kebingungan lagi dari
keluarga bu ira, ketika umur 6-8 bulan Indah belum bisa tengkurap sampai pada umur 1
tahun Indah belum bisa merangkak dan usianya yang semakin bertambah Indahpun belum
bisa berjalan. Setelah diperiksakan ke dokter spesialis tulang, Indah mengalami
keterlambatan dalam pertumbuhan dan juga ada gangguan/kelainan yang cukup berbeda dari
seperti anak normal biasanya. Berbagai usaha di lakukan oleh bu ira dan keluarga mulai dari
pengobatan dan berbagai terapi untuk membantunya bisa berjalan. Sehingga perkembangan
fisiknya terganggu dan Indah baru bisa berjalan ketika dia umur 4 tahun.
Melihat dari kondisi di atas, Faktor penyebab Indah mengalami seperti ini
Pada fase, terjadi pada saat masih dalam kandungan, disebabkan oleh:
1. factor GEN (keturunan).
2. Infeksi atau penyakit yang menyerang ketika ibu mengandung sehingga
menyerang otak bayi yang sedang dikandungnya
Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus-Tunadaksa
9
3. Kelainan kandungan yang menyebabkan peredaran terganggu, tali pusat
tertekan, sehingga merusak pembentukan syaraf-syaraf di dalam otak.
Fase setelah kelahiran bisa juga karna factor Infeksi penyakit dan obat yang berlebihan
saat opname.
5. Karakertistik dan ciri-ciri Anak
Indah merupakan anak tunadaksa ( Cerebal Palsy ) dengan kelainan pada system
gerak dilihat dari segi letak kelainan di otak dan fungsi geraknya (motorik) yang
termasuk anak Spastik. Type Spastik ini ditandai dengan adanya gejala kekejangan
atau kekakuan pada sebagian ataupun seluruh otot. Kekakuan itu timbul sewaktu
akan digerakan sesuai dengan kehendak
Kedua kaki agak kaku
Kesulitan mengendalikan gerak otot tubuh. Normalnya, otak memberi
perintah pada tubuh untuk melakukan sesuatu. Namun karena CP
dipengaruhi otak dan tergantung bagian mana dari tubuh yang dipengauhi
otak.
Sulit untuk, makan.
Jari-jari tangan kiri lebih sering mengeggam Bermasalah dalam mengisap.
Berdirinya tidak bisa tegak
Gerakanya kaku
Bibir tebal
Ganggaun pada mulut dan lidahnya
Indah pada dasarnya anak tunadaksa, cerebal palsy tipe spastic yang dimana tingkat
intelektualnya tidak begitu terganggu atau seperti anak normal lainnya. Menurut
orang tua dan gurunya Indah lebih senang mata pelajaran matematika dari pada mata
pelajaran bahasa Indonesia dll.
Sehingga factor timbulnya masalah karna :Klien mengalami kecacatan tubuh, yang
menyebabkan akademik dan psikologis Klien terganggu.
2.3. Prognosis
Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus-Tunadaksa
9
Prognosis merupakan langkah untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami Klien
masih mungkin untuk di atasi serta menentukan berbagai alternatif penyelesaianya Sudrajat
(2008).
Berdasarkan masalah yang sedang dihadapi oleh Klien maka dapat diprediksi beberapa
kemungkinan yang dapat terjadi sebagai berikut :
1. Nilai/hasil belajar Klien akan terus menurun
2. Klien terus merasa takut dalam berpendapat dikelas
3. Konsentrasi belajar Klien tidak optimal
4. Klien akan terus mengalami kesulitan dalam belajar
5. Klien semakin tidak percaya diri karena keadaan kondisi kecacatannya
Akan tetapi jika kemungkinan-kemungkinan tersebut dapat segera diatasi maka yang akan
terjadi adalah sebagai berikut:
1. Nilai/hasil belajar Klien akan meningkat
2. Klien tidak akan merasa malu atau menyendiri di kelas
3. Konsentrasi belajar Klien akan optimal
4. Klien tidak akan mengalami kesulitan dalam belajar
5. Klien akaan semakin percaya diri
BAB III
Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus-Tunadaksa
9
PROGRAM LAYANAN STUDI KASUS
layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus harus dikembangkan dalam dimensi
yang lebih luas dan komprehensif. Salah satunya dengan menempatkan layanan konseling
sebagai unsur pokok yang terpadu dalam seluruh kegiatan pendidikan, baik di sekolah
maupun di luar sekolah, dan dilaksanakan dengan lebih intensif, komprehensif, konsisten,
konsekuen, dan berkesinambungan. Melalui layanan konseling diharapkan mampu menunjang
pencapaian tujuan pendidikan, membantu mengatasi hambatan belajar dan perkembangan
yang dialaminya, sekaligus diharapkan mampu membantu upaya pengembangan totalitas
kepribadian anak secara optimal sesuai dengan dimensi-dimensi kemanusiaannya menuju
kebahagiaan hidup sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. Selaras dengan paradigma baru
dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus, penempatan konseling dalam layanan
pendidikan anak berkebutuhan khusus, bukan lagi sekedar kepedulian terhadap masalah,
melainkan pada upaya-upaya pengembangan pribadi anak secara utuh. Dengan kata lain visi
konseling pada anak berkebutuhan khusus harus memiliki jangkauan yang lebih luas
3.1 Dimensi Layanan Bimbingan dan Konseling :
1) Dimensi edukatif, yaitu peningkatan kemampuan anak berkebutuhan khusus dalam
memahami potensi diri, peluang dan tuntutan lingkungan, dan pengambilan keputusan,
serta penyelenggaraan program yang merujuk pada norma idealis, filosofis, dan
pragmatis sebagai tugas bersama.
2) Dimensi developmental, yaitu pengembangan secara optimal seluruh aspek
kepribadian Anak berkebutuhan khusus melalui pengembangan kesiapan atau
kematangan intelektual, emosional, sosial, dan pribadi sesuai dengan sistem nilai yang
dianut
3) Dimensi preventif, yaitu pencegahan timbulnya resiko (masalah)yang dapat
menghambat laju perkembangan kepribadian (diskontinuitas perkembangan) anak
berkebutuhan khusus individu serta pencegahan terjadinya penurunan mutu
pendidikan.
4) Dimensi ekologis, yaitu pengembangan kompentensi atau tugas-tugas perkembangan
anak secara optimal melalui rekayasa lingkungan baik fisik, sosial, maupun psikologis
dengan fokus pada upaya memfasilitasi perkembangan anak, intervensi pada sistem
atau sub sistem, dan tercapainya lingkungan belajar yang kondusif bagi perkembangan
Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus-Tunadaksa
9
individu dan keselarasan interaksidan interrelasi pribadi dan lingkungan menuju
optimalisasi keberfungsian individu
5) Dimensi futuristik, yaitu pengembangan wawasan, sikap, dan perilaku antisipatif
anak berkebutuhan khusus dalam pengambilan keputusan dan perencanaan kehidupan
serta karir masa depan yang lebih memuaskan
3.2 Metode yang digunakan :
a. Tanya Jawab
b. Demontrasi
c. Permainan
3.3 Strategi layanan dan bimbingan a. Langkah Pelaksanaan
1) Pelaksanaan Awal
a) Praktikan memberi salam dan sapaan pada guru dan klien (peserta
didik)
b) Praktikan menanyakan nama,kelas dan alamat klien
c) Praktikan mencoba bertanya permasalahan yang sedang dihadapi
Klien
2) Pelaksanaan Inti
a) Pertemuan I
o Praktikan bertemu dengan guru, dan klien
o Praktikan menerapkan layanan konseling kelompok dengan
Program Home Room (Program ini dilakukan dilakukan di
luar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi sekolah atau
kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan
menyenangkan, misalnya permainan)
b) Pertemuan II
o Praktikan memberi salam dan menayakan bagaimana kondisi
Klien
o Praktikan menanyakan bagaimana sikap teman-teman kepada
Klien layanan Orientasi (membantu peserta didik memahami
lingkungan guna mempermudah dan memperlancar berperannya
peserta didik dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan)
Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus-Tunadaksa
9
o Praktikan menyarankan Klien untuk ikut bermain dengan
temannya.
c) Pertemuan III
o Praktikan menanyakan kabar Klien hari ini
o Praktikan menanyakan kembali permasalahan yang sedang
dihadapi Klien kepada Guru dan Klien sendiri dengan layanan
konseling perseorangan (layanan yang memungkinan peserta
didik mendapatkan layanan langsung tatap muka, secara
perorangan )
o Praktikan memberikan pengarahan dan Praktikan menyarankan
Klien untuk selalu bersemangat dalam belajar dan percaya diri,
tidak merasa malu meski dalam dirinya terdapat kecacatan
o Praktikan menyuruh klien membaca beritadi Koran, setelah
selesai menyuruh klien menceritakan kembali apa isi dari berita
tersebut
o Praktikan menyuruh klien bercerita tentang pengalamannya saat
lebaran hari raya kemarin
3.4 Pertemuan
Tiap kali pertemuan 30 menit
Tanggal mulai : 14 Desember 2013
Tanggal Pertemuan I : 20 Desember 2013
Tanggal Pertemuan II : 21 Desember 2013
Tanggal Pertemuan III : 23 Desember 2013
3.5 Evaluasi (hasil dari program)
Dari berbagai layanan dan program yang telah di berikan Praktikan ke Klien,
klien dapat menerima dengan baik solusi dan penanganan yang diberikan.
Klien dapat mengikuti arahan dengan baik dari program layanan yang
dilaksanakan di dalam atau di luar kelas,perasan malu,kurang percaya diri
sedikit-sedikit hilang dalam diri Klien, Klien mulai berani mengerjakan soal
bersama temanya dan bertanya bila ada kesulitan dalam mengerjakan bermain
dengan teman di lingkungan sekitar rumahnya. Kondisi psikologis anak
sebenarnya masih ada perasaan malu tapi guru kelas dan orang tua juga akan Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus-Tunadaksa
9
membantu mengupayakan program-program selanjutnya untuk memotivasi
kondisi psikologis Klien supaya semakin kuat dan tidak muncul perasan
minder,apatis atau yang lainnya. Untuk perubahan kondisi psikilogis anak
selanjutnya guru dan orang tualah yang akan selalu melihat, mengawasi dan
mengevaluasinya karna keterbatasan waktu praktikan.
Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus-Tunadaksa
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN Dari data yang diperoleh tentang Klien dapat disimpulkan bahwa Klien sedang
mengalami masalah dalam psikologisnya yang dapat mengganggu dan
menghambat proses dan pencapaian belajar Klien. Oleh karena itu, praktikan
melakukan beberapa tindakan untuk membantu Klien dalam mengatasi masalah
tersebut dengan mengadakan studi kasus ini.
4.2 SARAN
Dalam upaya penyelesaian masalah diperlukan kerjasama dari berbagai pihak agar
dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Semoga layanan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dalam mengatasi permasalahan seperti kurangnya motivasi dalam
belajar. Dan tak lupa praktikan berpesan agar pembaca dapat memanfaatkan
waktu dengan sebaik mungkin karena waktu sangatlah berharga dan tidak akan
pernah kembali saat kita menyia-nyiakanya.
1. Saran Untuk Klien
a. Jangan merasa minder atau malu terhadap teman-temanmu, tunjukkan bahwa
kekuranganmu adalah kelebihanmu.
b. Klien hendaknya memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya
c. Klien sebaiknya tetap untuk bersemangat belajar untuk semua mata pelajaran
d. Klien juga harus belajar untuk menerima pendapat dengan sikap yang bijak dan
tentunya tidak mudah tersinggung ataupun marah.
e. Sering-seringlah ikut bermain bersama teman-temanmu
f. Cuek saja atau jangan menghiraukan teman yang suka mengejekmu
Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus-Tunadaksa
9
2. Saran Untuk Orang Tua
a. Orang tua hendaknya mengerti terhadap perkembangan anaknya
b. Orang tua hendaknya membantu meningkatkan motivasi belajar Klien dan
membimbingnya dalam meningkatkan rasa penghargaan diri dan kepercayaan
diri.
c. Orang tua hendaknya selalu membimbing Klien saat Klien belajar di rumah,
memberikan pengarahan tentang karir,masa depan dll.
Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus-Tunadaksa
9
DAFTAR PUSTAKA
Kartadinata, H.sunaryo. “ Psikologi Anak Luar Biasa” Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Proyek Pendidikan Tenaga Guru
Nursalim, Mochamad. Dkk “ Psikologi Pendidikan “ Unesa University Press.
http://belajarpsikologi.com/jenis-bimbingan-konseling/
http://www.gemari.or.id/artikel/2336.shtml
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195505161981011-MUSYAFAK_ASSYARI/Konseling_ABK/Masalah_ABK.pdf
http://superiandriyan.blogspot.com/2013/04/program-bimbingan-di-sekolah-dan.html
http://belajarpsikologi.com/bentuk-bentuk-bimbingan-kelompok-2/
http://www.bukukita.com/Inspirasi-dan-Spiritual/Pendidikan-&-Pengajar/115520-Bimbingan-&-Konseling-Bagi-Anak-Berkebutuhan-Khusus.html
http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/
http://belajarpsikologi.com/metode-permainan-dalam-pembelajaran/
Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus-Tunadaksa
9
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus-Tunadaksa
9
Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus-Tunadaksa