BAB I-III Kelompok 5

download BAB I-III Kelompok 5

of 11

Transcript of BAB I-III Kelompok 5

  • 7/24/2019 BAB I-III Kelompok 5

    1/11

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Dalam menerapkan berbagai prosedur asessmen hanyalah merupakan bagian

    dari proses asessmen dalam konseling. Lebih daripada itu adalah aktivitas mental

    konselor itu sendiri selama dalam proses pengumpulan data. Dalam proses asessmen,

    konselor memperoleh sejumlah informasi dari konseli. Tanpa dapat mengintegrasikan

    dan mensintesa data, konselor tak berarti apa-apa. Tugas koselor selama proses

    asesmen adalah mengetahui informasi apa yang dibutuhkan dan bagaimana

    memperolehnya, menempatkan informasi itu secara bersama-sama sehingga menjadi

    kesatuan yang bermakna, dan menggunakannya untuk mengembangkan hipotesis

    klinis guna mengarahkan kepada suatu gagasan tentang masalah konseli dan gagasan

    tentang rancangan program intervensinya. Kegiatan mental konseli ini di sebut

    sebagai konseptualisasi yang secara simple berarti cara konselor berfikir tentang

    konfigurasi masalah onseling . Terdapat banyak model konseptualisasi masalah dari

    pendekatan kognitif perilaku, namun yang kami bahas disini yaitu model

    konseptualisasi lazarus. Model penjelasan pembelajaran lazarus yang lebih dalam

    akan diuraiakan pada pembahasan berikut.

    B. RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah yang dapat dirumuskan adalah :

    a) Bagaimana biografi dari Lazarus ?

    b) Bagaimana dengan sejarah kemunculan model basic-id ?c) Apa yang dimaksud dengan konseptualisasi modalitas dan komponen basic-id

    dari Lazarus ?

    d) Apa fungsi model BASIC ID dari Lazarus ?

    e) Bagaimana cara untuk mengidentifikasian dan cara menganalisis kasus masalah

    dengan model BASIC ID dari Lazarus ?

    C. TUJUAN

    a) Mengetahui biografi dari lazarus.

  • 7/24/2019 BAB I-III Kelompok 5

    2/11

    2

    b) Mengetahui sejarah kemunculan model basic-id.

    c) Penjelasan konseptualisasi modalitas dan komponen basic-id dari lazarus.

    d) Mengetahui fungsi model BASIC ID dari Lazarus.

    e) Mengerti dan Memahami pengidentifikasian dan cara menganalisis kasus masalah

    dengan model BASIC ID dari Lazarus.

  • 7/24/2019 BAB I-III Kelompok 5

    3/11

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. BIOGRAFI LAZARUS

    Arnold Allan Lazarus (lahir 1932) adalah seorang psikolog

    Afrika Selatan yang dikenal karena kontribusinya pada terapi

    perilaku.

    Bersamaan dengan sumbangan pionir dari Albert Ellis dan

    Aaron Beck, dimulai pada akhir 1950-an dan terus berlanjut sampai

    tahun 1970-an, Lazarus dikembangkan apa yang dikatakan sebagai

    bentuk pertama dari "spektrum luas" terapi perilaku kognitif.

    Memang, pada tahun 1958, Arnold Lazarus adalah orang pertama

    yang memperkenalkan istilah "terapi perilaku" dan "perilaku terapis" ke dalam literatur

    profesional (misalnya, Lazarus, AA "Metode baru dalam psikoterapi: studi kasus". South

    African Medical Journal, 1958, 32, 660-664). [rujukan?] Ia kemudian memperluas fokus

    pengobatan perilaku untuk menggabungkan aspek kognitif (misalnya, lihat Arnold Lazarus

    1971 tengara Perilaku buku Terapi dan luar, mungkin teks klinis pertama pada CBT). Ketika

    menjadi jelas bahwa mengoptimalkan efektivitas terapi dan mempengaruhi hasil pengobatan

    tahan lama sering diperlukan melampaui lebih difokuskan secara sempit kognitif dan perilaku

    metode, Arnold Lazarus memperluas cakupan CBT untuk memasukkan sensasi fisik (sebagai

    berbeda dari keadaan emosional), gambar visual (berbeda dari bahasa pemikiran berbasis),

    hubungan interpersonal, dan faktor biologis. Produk akhir dari Arnold Lazarus 'pendekatan

    psikoterapi yang disebut terapi multimodal dan berbagi banyak asumsi dan berteori dengan

    Ellis' terapi perilaku rasional emotif. Output ilmiahnya adalah produktif: lebih dari dari 250

    artikel dan bab dan 18 buku, termasuk klasiknya "The Principles of Multimodal Therapy".Karisma interpersonal, ditanamkan pada awal Afrika Selatan / Inggris asuhan, dan

    temperamen penuh semangat nya, ditempa dalam pengalaman tinju awal, menyatu menjadi

    sebuah suara yang kuat untuk eklektisisme teknis.

    B. SEJARAH KEMUNCULAN MODEL BASIC-ID

    Arnold Lazarus (2000) mengembangkan secara sistemis sebuah pendekatan

    multimodal bagi konseling dan psikoterapi yang didasarkan kepada model behavioral. Dalam

  • 7/24/2019 BAB I-III Kelompok 5

    4/11

    4

    modelnya tersebut, ia menggunakan akronim BASIC-ID untuk mendata semua faset

    kehidupan klien. Terapi multimodal sebenarnya bukan murni behavioral karena berbasis

    kepada pengkondisian ulang, namun bisa dikelompokkan menjadi terapi behavioral karena

    berorientasi tindakan dan berfokus perilaku ke perilaku yang diamati.

    C. PENJELASAN KONSEPTUALISASI MODALITAS DAN KOMPONEN

    BASIC-ID DARI LAZARUS

    Lazarus (1976, 1981) menyatakan adanya tujuh modalitas yang dapat dijadikan

    sebagai fokus asesmen masalah konseli. Ketujuh modalitas tersebut dinyatakan dalam

    akronim BASIC ID dan terdiri atas: perilaku (behavior), emosi (affect), sensasi

    (sensation), imajeri (imagery), kognisi (cognition), relasi interpersonal (interpersonal),

    dan tampilan fisik (drug). Setiap modalitas tersebut berinteraksi satu sama lain dan tidak

    dapat dipisahkan. Berikut adalah penjelasan dari msing-masing modalitas tersebut.

    No. BASIC ID Ket.

    1. B (Behavior) Behavior (perilaku, tindakan yang kasat mata). Modalitas ini

    berisikan aktivitas dan keterampilan-keterampilan psikomotor

    yang sederhana dan kompleks seperti tersenyum, berbicara,

    menulis, makan, merokok, dan sebaginya.

    2. A (Affect) Affect (emosi, perasaan). Modalitas ini meliputi perasaan atau

    emosi yang dilaporkan oleh konseli. Termasuk di dalam kategori

    ini adalah perasaan- perasaan khusus yang muncul atau tidak

    muncul di samping perasaan yang tersembunyi atau didistorsikan.

    3. S (Sensation) Sensation (perasaan tubuh). Modalitas ini berisikan lima

    penginderaan utama dalam kaitannya dengan proses sensory

    informasi, yakni: visul (sight), kinesthetic (touch), auditory

    (hearing), olfactory (smell), dan gustation (taste). Modalitas juga

    berkaitan dengan keluhan-keluhan perasaan tubuh yang

    dilontarkan konseli seperti sakit atau gangguan perut atau kepala

    pusing. Konselor perlu peka terhadap sensasi yang dilaporkan

  • 7/24/2019 BAB I-III Kelompok 5

    5/11

    5

    dengan senang dan tidak senang di samping sensasi yang tidak

    disadari konseli.

    4. I (Imagery) Imagery (imajeri). Imagery terdiri atas macam gambaran mental

    yang sangat mempengaruhi kehidupan konseli. Sebagai contoh,

    seorang suami yang berprasangka bahwa isterinya telah

    berselingkuh (punya pria idaman lain atau PIL), tentu akan

    merasakan tekanan (terganggu) karena ia mengembangkan suatu

    gambaran terus menerus atau imej mental tentang isterinya yang

    tidur dengan pria lain.

    5. C (Cognition) Cognition (kognisi). Kognisi adalah pikiran dan keyakinan konseli

    tentang diri, lingkungan, pengalaman, dan masalah yang sedang

    dialaminya. Gangguan perilaku timbul karena konseli memiliki

    kognisi pikiran, persepsi, dan keyakinan yang negatif, tidak

    realistis, atau tidak rasional.

    6 I (Interpersonal) Interpersonal (relasi interpersonal). Banyak ahli dari perspektif

    psikodinamik telah menekankan pentingnya hubunganinterpersonal. Menurut Lazarus (1976), masalah yang berkaitan

    dengan relasi interpersonal dapat dideteksi tidak hanya melalui

    laporan diri dan bermain peran tetapi juga dengan mengamati

    hubungan konselor-konseli.

    7. D (Drug) Drug (tampilan fisik). Drug merupakan suatu modalitas yang

    penting dalam asesmen, karena faktor-faktor biologis dan

    neurologis dapat mempengaruhi perilaku, respon afektif, kognisi,

    sensasi, dan sebagainya.

    Asesmen modalitas ini dapat meliputi:

    (1) penampilan menyeluruhcara berpakaian, gangguan kulit atau

    bicara, saraf, gangguan psikomotor;

    (2) keluhan fisik atau penderitaan fisik; dan

  • 7/24/2019 BAB I-III Kelompok 5

    6/11

    6

    (3) kesehatan umum kebugaran tubuh, olah raga, diet, nutrisi,

    hobi, minat, kegemaran, dan pengisian waktu luang.

    D. FUNGSI ANALISA MODEL BASIC-ID

    Pengertian Analisa berdasarkan sumber yang diambil yaitu yang dikutip dalam

    http://zhilvia-zhilvia.blogspot.com/2012/11/konseptualisasi-model-dalam-konseling.html)

    merupakan sebuah komponen yang harus ada dalam setiap aktivitas penelitian. Tanpa adanya

    analisa, maka sebuah penelitian yang dilakukan tidak akan bisa didapatkan sebuah nilai

    tambah yang bermanfaat bagi masyarakat.

    Ada beberapa fungsi yang menjadikan analisa atas sebuah masalah menjadi hal penting.

    Beberapa fungsi dari suatu analisa adalah :

    1. Analisa diperlukan sebagai upaya untuk mengenali dan proses identifikasi dari permasalahan

    yang ada pada penelitian yang dilakukan. Dengan demikian, pada nantinya, dari

    permasalahan yang muncul bisa diurai satu persatu mengenai apa saja yang memiliki

    hubungan atas munculnya sebuah masalah pada obyek penelitian.

    2. Analisa diperlukan untuk bisa memberikan keterangan secara spesifik dan terperinci

    mengenai hal-hal apa saja yang akan dicapai dalam upaya memenuhi kebutuhan dari obyekpenelitian.

    3. Analisa yang tepat akan mempengaruhi kesimpulan sebuah penelitian. Untuk itu, dalam

    melakukan analisa atas hasil penelitian, seorang peneliti harus melakukan dengan hati-hati

    serta memperhitungkan berbagai macam faktor dan data yang didapat dalam penelitian

    tersebut.

    4. Hasil analisa akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan sebuah tindakan yang memiliki

    nilai lebih pada obyek penelitian. Dengan kata lain, hasil analisa akan mempengaruhi

    pembuatan kebijakan atau strategi.

    5. Analisa akan dibutuhkan sebagai media untuk mencari jalan alternatif atas permasalahan yang

    ditemukan dalam penelitian tersebut. Hal ini bisa dimungkinkan karena dalam proses analisa

    akan dilakukan tahapan penguraian masalah secara detail.

    Analisa merupakan tahapan awal dalam proses perencanaan serta penerapan

    rancangan sistem yang sesuai dengan kebutuhan dari obyek penelitian.

  • 7/24/2019 BAB I-III Kelompok 5

    7/11

    7

    E. IDENTIFIKASI DAN CARA MENGANALISIS KASUS MASALAH DENGAN

    MODEL BASIC ID DARI LAZARUS

    Berikut ini merupakan contoh kasus masalah dari seorang konseli yang

    akan diidentifikasi berdasarkan cara analisis dengan model BASIC ID

    - Contoh kasus:

    Virginia adalah seorang mahasiswi jurusan Hukum di UB yang sedang

    menjalani perkuliahan semester 4, Cintya menceritakan bahwa dia seringkali merasa

    tertekan dan bosan dengan suasana dan kondisi dirumahnya. Menurutnya, adiknya yang

    menyebalkan membuat dia selalu bertengkar hanya karena permasalahan kecil, misalnya

    adiknya yang tidak mau meminjamkan barangnya kepada Virginia, sikap adiknya yang

    semaunya sendiri, bahkan sampai bersikap agresif terhadap Virginia. Hal demikianlah yang

    akhirnya membuat Virginia merasa geram dan marah. Dari situlah Virginia sering

    melakukan perilaku yang kurang baik, seperti memulai perkelahian karena merasa jengkel

    dengan sikap adiknya tersebut, sering mengambil barang adiknya tanpa seijinnya, bahkan

    Virginia tidak mau mengalah sedikitpun kepada adiknya karena terlalu jengkel.

    Virginia menuturkan bahkan dia pernah sampai menangis saat bertengkar dengan

    sang adik. Akan tetapi ibunya selalu saja membela adiknya dan selalu menyalahkannya,

    bahkan ketika Virginia bermaksud meluruskannya dia tidak berani menyampaikan kepada

    ibunya. Akhirnya Virginia pun berprasangka bahwa ibunya lebih menyayangi adiknya dari

    pada dirinya. Apapun yang diinginkan oleh adiknya selalu saja dituruti dan dipenuhi ibunya.

    Sempat Virginia berpikir serta mengatakan Apakah saya tidak pantas menjadi seorang

    kakak yang baik, karena dia merasa ibunya sendiri tidak adil terhadapnya, dan terus

    menerus menyalahkannya. Begitu pula dengan ayahnya, yang cenderung cuek dan tidak

    peduli terhadapnya. Keadaan inilah yang membuat Virginia dirumah merasa kurang

    mendapatkan perhatian dari kedua orangtuanya, apalagi ibunya yang lebih memprioritaskan

    adiknya. Hal tersebut yang kemudian membuatnya di kampus cenderung menjadi anak yang

    pendiam dan mudah cemas dalam menghadapi situasi. Mungkin karena sikap orangtuanya

    yang kurang memperhatikannya menyebabkan dia tidak dapat mengatur pola makan dengan

    baik, hingga Virginia seringkali menderita magh, mudah kecapekan, dan sering sakit kepala.

    Di lain sisi dalam perkuliahan yang dijalaninya, dia termasuk anak yang taat terhadap

    peraturan yang ditetapkan, seperti hadir tepat waktu dan mengerjakan tugas tepat waktu.

    Ketika ujian dia juga berusaha untuk mengerjakannya sendiri serta sejauh ini dia dapat

    memperoleh IP dengan skor yang memuaskan.

  • 7/24/2019 BAB I-III Kelompok 5

    8/11

    8

    Berdasarkan data yang diperoleh dari suatu prosedur asesmen (pokok permasalahan

    yang dialami oleh konseli), Langkah selanjutnya yaitu mengklasifikasikan informasi-

    informasi modalitas tersebut dapat ditempatkan ke dalam sel-sel dalam tabel berikut:

    Modalitas Amatan

    B: perilaku

    A: emosi

    S: sensasi

    I: imagery

    C: kognisis

    I: hubungan interpersonal

    D: kesehatan

    Seperti berikut ini!!

    - Model konseptualisasi Analisis masalah dari Lazarus

    Modalitas Amatan

    B: Behavior (perilaku) Virginia menjadi anak yang cenderung pendiam di

    kelas

    Mengambil barang adiknya

    Tidak mau mengalah dengan sang adik

    Menyalahkan diri sendiri

    A: Affect (emosi, perasaan) Mudah cemas dalam menghadapi situasi

    Merasa sedih, tertekan dan serba salah

    Merasa kurang mendapatkan perhatian dari

    orangtua

    Merasa geram dan marah dengan sikap adiknya

    yang agresif dan semaunya sendiri

    S: Sensation (perasaan

    tubuh)

    Merasakan ketegangan saat berhadapan dengan

    ibunya

  • 7/24/2019 BAB I-III Kelompok 5

    9/11

    9

    I: Imagery (imajeri) Virginia berprasangka bahwa ibunya lebih menyayangi

    adiknya dari pada dirinya, dari sinilah dia merasa tertekan

    C: Cognition (kognisi)

    Virginia berpikir bahwa dia tidak pantas menjadiseorang kakak yang baik

    Merasa ibunya tidak adil terhadapnya

    Tidak berani meluruskan kepada ibunya tentang

    permasalahan yang dihadapi bersama adiknya karena

    Virginia berpikir ibunya pasti akan tetap menyalahkannya

    I: Interpersonal (hubungan/

    relasi interpersonal)

    Hubungan Virginia dengan kedua orangtuanya

    tidak harmonis, dikarenakan ibu yang lebihmemprioritaskan adik dan ayahnya yang tidak peduli

    Hubungannya dengan sang adik yang juga tidak

    harmonis (selalu bertengkar)

    D: Drug (tampilan fisik) Karena tidak dapat mengatur pola makan dengan

    baik, membuatnya sering menderita maag, mudah

    kecapekan, dan sering sakit kepala.

  • 7/24/2019 BAB I-III Kelompok 5

    10/11

    10

    BAB III

    PENUTUP

    A. SIMPULAN

    Arnold Lazarus (2000) mengembangkan secara sistemis sebuah pendekatan

    multimodal bagi konseling dan psikoterapi yang didasarkan kepada model behavioral. Dalam

    modelnya tersebut, ia menggunakan akronim BASIC-ID untuk mendata semua faset

    kehidupan klien. Ketujuh modalitas tersebut dinyatakan dalam akronim BASIC ID dan

    terdiri atas: perilaku (behavior), emosi (affect), sensasi (sensation), imajeri (imagery),

    kognisi (cognition), relasi interpersonal (interpersonal), dan tampilan fisik (drug). Fungsi

    dari analisa, yaitu untuk analisa diperlukan sebagai upaya untuk mengenali dan proses

    identifikasi dari permasalahan yang ada pada penelitian yang dilakukan, analisa yang tepat

    akan mempengaruhi kesimpulan sebuah penelitian, dan analisa akan dibutuhkan sebagai

    media untuk mencari jalan alternatif atas permasalahan yang ditemukan dalam penelitian

    tersebut.

  • 7/24/2019 BAB I-III Kelompok 5

    11/11

    11

    DAFTAR PUSTAKA

    Modul Analisis Masalah Dalam Konseling

    https://pramasharanda.wordpress.com/2013/04/23/arnold-lazarus-teori-behavioral/

    http://andriaditia56.blogspot.com/2013/06/konseptualisasi-model-dalam-bk-

    menurut.html?m=1

    http://illarezkiwanda.blogspot.com/2012/05/model-model-konseptualisasi.html?m=1

    http://maulannaya.blogspot.com/2013/07/model-konseptualisasi-masalah-abc.html?m=1

    http://maulannya.blogspot.com/2013/07/perbandingan-kasus.html?m=1

    http://abisavitdemulf.blogspot.com/2012/05/analisis-dengan-menggunakan-

    pendekatan.html?m=1