Bab I-II MAK Tim, Modular Dan Manajemen Kasus

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Model praktek keperawatan profesianal (MPKP) adalah salah satu metode pelayanan keperawatan yang merupakan suatu system, struktur, proses dan nilainilai yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien. MPKP telah dilaksanakan dibeberapa negara, termasuk rumah sakit di Indonesia sebagai suatu upaya manajemen rumah sakit untuk meningkatkan asuhan keperawatan melalui beberapa kegiatan yang menunjang kegiatan keperawatan 3 profesional yang sistematik. Penerapan MPKP menjadi salah satu daya ungkit pelayanan yang berkualitas. Metode ini sangat menekankan kualitas kinerja tenaga keperawatan yang berfokus pada profesionalisme keperawatan antara lain melalui penerapan standar asuhan keperawatan. 1

Transcript of Bab I-II MAK Tim, Modular Dan Manajemen Kasus

Page 1: Bab I-II MAK Tim, Modular Dan Manajemen Kasus

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Model praktek keperawatan profesianal (MPKP) adalah salah satu metode

pelayanan keperawatan yang merupakan suatu system, struktur, proses dan

nilainilai yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian

asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan

tersebut.

Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan

oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Dengan

semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan

dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka metode sistem pemberian asuhan

keperawatan harus efektif dan efisien.

MPKP telah dilaksanakan dibeberapa negara, termasuk rumah sakit di

Indonesia sebagai suatu upaya manajemen rumah sakit untuk meningkatkan

asuhan keperawatan melalui beberapa kegiatan yang menunjang kegiatan

keperawatan 3 profesional yang sistematik. Penerapan MPKP menjadi salah

satu daya ungkit pelayanan yang berkualitas. Metode ini sangat menekankan

kualitas kinerja tenaga keperawatan yang berfokus pada profesionalisme

keperawatan antara lain melalui penerapan standar asuhan keperawatan.

1.2 Tujuan

Tujuan yang diharapkan dari penugasan ini adalah :

a. Mahasiswa mengerti tentang MAK Team

b. Mahasiswa mengerti tentang MAK Manajemen Kasus

c. Mahasiswa mengerti tentang MAK Modular

1

Page 2: Bab I-II MAK Tim, Modular Dan Manajemen Kasus

BAB II

KONSEP TEORITIS

2.1 Model Asuhan Keperawatan TIM

Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda

dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat

ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional,

teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.

MAKP Tim menurut Nursalam, 2002 :

1. Tanggung jawab anggota tim:

a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya.

b. Bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim.

c. Memberikan laporan.

2. Tanggung jawab ketua tim:

a. Membuat perencanaan.

b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.

c. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan

pasien.

d. Mengembangkan kemampuan anggota.

e. Menyelenggarakan konferensi.

3. Tanggung jawab kepala ruang:

1) Perencanaan

a. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing- masing.

b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.

c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan

persiapan pulang bersama ketua tim.

d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas

dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/

penjadwalan.

e. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.

2

Page 3: Bab I-II MAK Tim, Modular Dan Manajemen Kasus

f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis,

tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan

dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.

g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan:

o Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.

o Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan

keperawatan.

o Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.

o Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk

RS.

h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.

i. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.

j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit.

2) Pengorganisasian

a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan.

b. Merumuskan tujuan metode penugasan.

c. Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.

d. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan

ketua tim membawahi 2 – 3 perawat.

e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses

dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain- lain.

f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.

g. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.

h. Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat, kepada ketua

tim.

i. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi

pasien.

j. Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

3) Pengarahan

a. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.

b. Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas

dengan baik.

3

Page 4: Bab I-II MAK Tim, Modular Dan Manajemen Kasus

c. Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan

dan sikap.

d. Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan berhubungan

dengan asuhan keperawatan pasien.

e. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.

f. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan

tugasnya.

g. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

4) Pengawasan

a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan

ketua tim dalam pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang

diberikan kepada pasien.

b. Melalui supervisi:

o Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau

melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/ mengawasi

kelemahannya yang ada saat itu juga.

o Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim,

membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang

dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan

(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang

pelaksanaan tugas.

o Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan

rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.

- Audit keperawatan.

4

Page 5: Bab I-II MAK Tim, Modular Dan Manajemen Kasus

Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim

Kelebihannya:

1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh

2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan

3) Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan

memberi kepuasan kepada anggota tim

Kelemahannya:

Komunikasi antara anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim,

yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-

waktu sibuk

Konsep metode tim:

1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai

teknik kepemimpinan

2) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan

terjamin

3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim

4) Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil bila

didukung oleh kepala ruang.

5

Page 6: Bab I-II MAK Tim, Modular Dan Manajemen Kasus

2.2 Model Asuhan Keperawatan Manajemen Kasus

Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas.

Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada

jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.

Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini

umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus

seperti: isolasi, intensive care.

Kelebihannya:

1) Perawat lebih memahami kasus per kasus

2) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah

Kekurangannya:

1) Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab

2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama

Gambar 4 : Sistem sistem asuhan keperawatan “ Case Method Nursing “ (Marquis dan Huston, 1998)

2.3 Model Asuhan Keperawatan Modular

          Pengembangan model modular merupakan pengembangan dari primary

nursing yang digunakan dalam keperawatan dengan melibatkan tenaga

professional dan non professional.

6

Kepala Ruang

Ketua Tim Ketua TimKetua Tim

Pasien/KlienPasien/Klien Pasien/Klien

Page 7: Bab I-II MAK Tim, Modular Dan Manajemen Kasus

          Model modular mirip dengan model keperawatan tim, karena tenaga

profesional dan non profesional bekerjasama dalam memberikan asuhan

keperawatan kepada beberapa pasien dengan arahan kepemimpinan perawat

profesional.

          Model modular mirip juga dengan model primer, karena tiap 2-3 perawat

bertanggung jawab terhadap asuhan beberapa pasien sesuai dengan beban kasus,

sejak pasien masuk, pulang dan setelah pulang serta asuhan lanjutan kembali ke

rumah sakit.  Agar model ini efektif maka Kepala Ruangan secara seksama

menyusun tenaga profesional dan non profesional serta bertanggung jawab supaya

kedua tenaga tersebut saling mengisi dalam kemampuan, kepribadian, terutama

kepemimpinan.  Dalam menerapkan model modular, 2-3 tenaga keperawatan bisa

bekerjasama dalam tim, serta diberi tanggung jawab penuh untuk mengelola 8-12

kasus.  Seperti pada model primer,  tugas tim keperawatan ini harus tersedia juga

selama tugas gilir (shift) sore-malam dan pada hari-hari libur, namun tanggung

jawab terbesar dipegang oleh perawat profesional. Perawat profesional

bertanggung jawab untuk membimbing dan mendidik perawat non profesional

dalam memberikan asuhan keperawatan. Konsekuensinya peran perawat

profesional dalam model modular ini lebih sulit dibandingkan dengan perawat

primer.  Model modular merupakan gabungan dari model tim dan primary model.

          Peran perawat kepala ruang (nurse unit manager) diarahkan dalam hal

membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota untuk

bekerjasama, dan berperan sebagai fasilitator, pembimbing serta motivasi.

7

Page 8: Bab I-II MAK Tim, Modular Dan Manajemen Kasus

MACAM-MACAM METODE PENUGASAN KEPERAWATAN

No. Metode Penugasan Definisi Kelebihan Kekurangan

1. Metode Fungsional Yaitu pengorganisasian tugas

pelayanan keperawatan yang

didasarkan kepada pembagian tugas

menurut jenis pekerjaan yang

dilakukan.

Contoh : Perawat A tugasnya

menyuntik sedangkan perawat B

tugasnya mengukur suhu badan

pasien.

Seorang perawat dapat melakukan

dua jenis tugas atau lebih untuk

semua klien yang ada di unit

tersebut. Kepala ruangan

bertanggung jawab dalam

pembagian tugas dan menerima

laporan tentang semua klien serta

menjawab semua pertanyaan tentang

Perawat terampil untuk

tugas /pekerjaan tertentu.

Mudah memperoleh kepuasan

kerja bagi perawat setelah selesai

tugas.

Kekurangan tenaga yang ahli

dapat diganti dengan tenaga yang

kurang berpengalaman untuk satu

tugas yang sederhana.

Memudahkan kepala ruangan

untuk mengawasi staf atau peserta

didik yang praktek untuk

keterampilan tertentu.

Lebih sedikit membutuhkan

perawat

Tugas-tugas mudah dijelaskan

dan diberikan

Pelayanan keperawatan

terpilah-pilah atau total

sehingga proses keperawatan

sulit dilakukan.

Apabila pekerjaan selesai

cenderung meninggalkan klien

dan melakukan tugas non

keperawatan.

Kepuasan kerja

keseluruhan sulit dicapai dan

sulit diidentifikasi

kontribusinya terhadap

pelayanan.

Perawat hanya melihat

asuhan keperawatan sebagai

keterampilan saja.

Tidak efektif

8

Page 9: Bab I-II MAK Tim, Modular Dan Manajemen Kasus

klien. Para pekerja lebih mudah

menyesuaikan tugas

Tugas cepat selesai

Membosankan

Komunikasi minimal

2. Metode Alokasi

Klien/Keperawatan

Total

Yaitu pengorganisasian

pelayanan/asuhan keperawatan

untuk satu atau beberapa klien oleh

satu orang perawat pada saat

bertugas/jaga selama periode waktu

tertentu atau sampai klien pulang.

Kepala ruangan bertanggung jawab

dalam pembagian tugas dan

menerima semua laporan tentang

pelayanan keperawatan klien.

Fokus keperawatan sesuai

dengan kebutuhan klien.

Memberikan kesempatan

untuk melakukan keperawatan

yang komprehensif.

Memotivasi perawat untuk

selalu bersama kien selama

bertugas, non keperawatan dapat

dilakukan oleh yang bukan

perawat.

Mendukung penerapan proses

keperawatan.

Kepuasan tugas secara

keseluruhan dapat dicapai

Beban kerja tinggi

terutama jika jumlah klien

banyak sehingga tugas rutin

yang

sederhana terlewatkan.

Pendelegasian perawatan

klien hanya sebagian selama

perawat penanggung

jawab klien bertugas.

3. Metode Tim

Keperawatan/

Keperawatan

Yaitu pengorganisasian pelayanan

keperawatan oleh sekelompok

perawat dan sekelompok klien.

Memfasilitasi pelayanan

keperawatan yang komprehensif

dan holistik.

Rapat tim memerlukan

waktu sehingga pada situasi

sibuk rapat tim ditiadakan atau

9

Page 10: Bab I-II MAK Tim, Modular Dan Manajemen Kasus

Kelompok Kelompok ini dipimpin oleh perawat

yang berijazah dan berpengalaman

serta memiliki pengetahuan dalam

bidangnya (registered nurse).

Pembagian tugas di dalam kelompok

dilakukan oleh pimpinan

kelompok/ketua grup. Selain itu

ketua grup bertanggung jawab dalam

mengarahkan anggota grup/tim.

Sebelum tugas dan menerima

laporan kemajuan pelayanan

keperawatan klien serta membantu

anggota tim dalam menyelesaikan

tugas apabila menjalani kesulitan

Selanjutnya ketua grup yang

melaporkan pada kepala ruangan

tentang kemajuan pelayanan/asuhan

keperawatan terhadap klien.

Memungkinkan pencapaian

proses keperawatan

Konflik atau perbedaan

pendapat antar staf daapt ditekan

melalui rapat tim, cara

ini efektif untuk belajar.

Memberi kepuasan anggota

tim dalam hubungan interpersonal

Memungkinkan menyatukan

kemampuan anggota tim yang

berbeda-beda dengan aman dan

efektif.

Memberikan kepuasan pada

pasien & perawat

Produktif karena kerjasama,

komunikasi dan moral

terburu-buru sehingga dapat

mengakibatkan komunikasi

dan koordinasi antar anggota

tim terganggu sehingga

kelancaran tugas terhambat.

Perawat yang belum

terampil dan belum

berpengalaman selalu

tergantung atau berlindung

kepada anggota tim yang

mampu atau ketua tim.

Akontabilitas dalam tim

kabur.

Tidak efektif bila

pengaturan tidak baik

Membutuhkan banyak

kerjasama dan komunikasi

Membingungkan bila

komposisi tim sering dirubah

4. Metode Yaitu pengorganisasian Model praktek keperawatan Hanya dapat dilakukan

10

Page 11: Bab I-II MAK Tim, Modular Dan Manajemen Kasus

Keperawatan

Primer/Utama

(Primary Nursing)

pelayanan/asuhan keperawatan yang

dilakukan oleh satu orang registered

nurse sebagai perawat primer yang

bertanggung jawab dalam asuhan

keperawatan selama 24 jam terhadap

klien yang menjadi tanggung

jawabnya mulai dari masuk sampai

pulang dari rumah sakit. Apabila

perawat primer/utama libur atau cuti

tanggung jawab dalam asuhan

keperawatan klien diserahkan pada

teman kerjanya yang satu level atau

satu tingkat pengalaman dan

keterampilannya (associate nurse).

profesional dapat dilakukan atau

diterapkan.

Memungkinkan asuhan

keperawatan yang komprehensif

dengan pertanggungjawaban yang

jelas.

Memungkinkan penerapan

proses keperawatan

Memberikan kepuasan kerja

bagi perawat

Memberikan kepuasan bagi

klien dan keluarga yang menerima

asuhan keperawatan

Lebih mencerminkan otonomi

Menurunkan dana perawatan

oleh perawat profesional

Biaya relatif lebih tinggi

dibandingkan metode lain

karena lebih banyak

menggunakan perawat

profesional.

Perawat harus mampu

mengimbangi kemajuan

teknologi kesehatan/kedokteran

Perawat anggota dapat

merasa kehilangan

kewenangan

Masalah komunikasi

5. Metode Modular Yaitu pengorganisasian

pelayanan/asuhan keperawatan yang

dilakukan oleh perawat profesional

dan non profesional (trampil) untuk

sekelompok klien dari mulai masuk

Memfasilitasi pelayanan

keperawatan yang komprehensif

dan holistik dengan

pertanggungjawaban yang jelas.

Memungkinkan pencapaian

Beban kerja tinggi

terutama jika jumlah klien

banyak sehingga tugas rutin

yang

sederhana terlewatkan.

11

Page 12: Bab I-II MAK Tim, Modular Dan Manajemen Kasus

rumah sakit sampai pulang disebut

tanggung jawab total atau

keseluruhan. Untuk metode ini

diperlukan perawat yang

berpengetahuan, terampil dan

memiliki kemampuan

kepemimpinan. Idealnya 2-3

perawat untuk 8-12 orang klien.

proses keperawatan

Konflik atau perbedaan

pendapat antar staf daapt ditekan

melalui rapat tim, cara

ini efektif untuk belajar.

Memberi kepuasan anggota

tim dalam hubungan interpersonal

Memungkinkan menyatukan

kemampuan anggota tim yang

berbeda-beda dengan aman dan

efektif.

Produktif karena kerjasama,

komunikasi dan moral

Model praktek keperawatan

profesional dapat dilakukan atau

diterapkan.

Memberikan kepuasan kerja

bagi perawat

Memberikan kepuasan bagi

klien dan keluarga yang menerima

Pendelegasian perawatan

klien hanya sebagian selama

perawat penanggung

jawab klien bertugas

Hanya dapat dilakukan

oleh perawat profesional

Biaya relatif lebih tinggi

dibandingkan metode lain

karena lebih banyak

menggunakan perawat

profesional.

Perawat harus mampu

mengimbangi kemajuan

teknologi

kesehatan/kedokteran

Perawat anggota dapat

merasa kehilangan

kewenangan

Masalah komunikasi

12

Page 13: Bab I-II MAK Tim, Modular Dan Manajemen Kasus

asuhan keperawatan

Lebih mencerminkan otonomi

Menurunkan dana perawatan

6. Metode Kasus Yaitu pengorganisasian

pelayanan/asuhan keperawatan

dimana perawat mampu

memberikan asuhan keperawatan

mencakup seluruh aspek

keperawatan yg dibutuhkan.

Perawat memberikan asuhan

keperawatan kepada seorang pasien

secara menyeluruh, untuk

mengetahui apa yang harus

dilakukan pada pasien dengan baik.

Dalam metode ini dituntut kualitas

serta kuantitas yang tinggi dari

perawat, sehingga metode ini sesuai

jika digunakan untuk ruangan ICU

ataupun ICCU.

Sederhana dan langsung

Garis pertanggung jawaban

jelas

Kebutuhan pasien cepat

terpenuhi

Memudahkan perencanaan

tugas

Moral perawat

profesional melakukan tugas

non profesional

Tidak dapat dikerjakan

perawat non profesional

Membingungkan

Sumber: http://library.usu.ac.id/download/fk/keper-rika.pdf

13

Page 14: Bab I-II MAK Tim, Modular Dan Manajemen Kasus

14