Bab i Eklamsi

3

Click here to load reader

Transcript of Bab i Eklamsi

Page 1: Bab i Eklamsi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup

(SDKI tahun 2003), dan penurunannya yang lambat merupakan masalah prioritas yang

belum selesai. Sedangkan target yang harus dicapai pada tahun 2010 adalah 125 per

100.000 kelahiran hidup. Penanganan masalah ini tidaklah mudah, karena factor yang

melatar belakangi kematian ibu dan bayi baru lahir sangat kompleks. Penyakit kematian

ibu terbanyak (90%) disebabkan oleh komplikasi obstetri; yaitu, perdarahan, infeksi dan

eklamsi. Di Indonesia, pre eklamsi dan eklamsi masih merupakan salah satu penyebab

utama kematian maternal dan kematian perinatal yang tinggi.

Tekanan darah tinggi pada ibu hamil menimbulkan dampak bervariasi. Mulai dari

yang ringan hingga berat. Misalnya mengganggu organ ginjal ibu hamil, menyebabkan

rendahnya berat badan bayi ketika lahir, dan melahirkan sebelum waktunya.

Tekanan darah yang tinggi menyebabkan berkurangnya kiriman darah ke

plasenta. Sudah pasti ini akan mengurangi suplai oksigen dan amakanan bagi bayi.

Akibatnya, perkembangan bayi pun jadi lambat, dan memicu terjadinya persalinan dini.

Lebih fatal lagi, penyakit ini bisa menyebabkan lepasnya jaringan plasenta secara tiba-

tiba dari uterus sebelum waktunya.

Pre eklamsi berakibat fatal jika tidak segera ditindak. Ia merusak plasenta

sehingga menyebabkan bayi lahir dalam keadaan tidak bernyawa, atau lahir prematur,

penyakit ini juga membahayakan ginjal ibu hamil. Pada beberapa kasus, bias

menyebabkan ibu hamil mengalami koma.

Pre eklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat

kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.

Pre eklamsi dan eklamsi adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung

disebabkan oleh kehamilan. Pre eklamsi dan eklamsi hampir secara eksklusif merupakan

penyakit pada nullipara. Biasanya terdapat pada wanita usia subur dengan umur ekstrem,

yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada

multipara biasanya dijumpai pada keadaankeadaan : kehamilan multifetal dan hidrop

Page 2: Bab i Eklamsi

fetalis, penyakit vaskuler, termasuk hipertensi essensial kronis dan diabetes mellitus,

penyakit ginjal.

Frekuensi pre eklamsi untuk tiap negara berbeda-beda karena banyak factor yang

mempengaruhinya ; jumlah primigravida, keadaan sosial ekonomi, perbedaan kriterium

dalam penentuan diagnosis dan lain-lain. Dalam kepustakaan frekuensi dilaporkan

berkisar antara 3-10%. Pada primigravida frekuensi pre eklamsi lebih tinggi bila

dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda. Diabetes mellitus, mola

hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun, dan obesitas

merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya pre eklamsi

Angka kejadian Pre eklamsi di dunia sebesar 0-13 % di Singapura 0,13-6,6% sedangkan

di Indonesia 3,4-8,5%. Dari penelitian Soejoenoes di 12 rumah sakit rujukan pada 1980 dengan

jumlah sample 19.506, didapatkan kasus pre-eklamsi 4,78 %, kasus eklamsia 0,51% dan angka

kematian perinatal 10,88 perseribu. Penelitian