BAB I ASKEP Abortus
-
Upload
hery-fajar -
Category
Documents
-
view
263 -
download
0
Transcript of BAB I ASKEP Abortus
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
1/35
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kejadian abortus diperkirakan frekuensi dari abortus spontan berkisar
10-15%. Frekuensi ini dapat mencapai angka 50% jika diperhitungkan banyak
wanita mengalami kehamilan dengan usia sangat dini, terlambatnya menarche
selama beberapa hari, sehingga seorang wanita tidak mengetahui kehamilannya.
Di Indonesia, diperkirakan ada 5 juta kehamilan per-tahun, dengan demikian
setiap tahun terdapat 500.000-750.000 janin yang mengalami abortus spontan
B. Rumusan Masalah
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
2/35
4. Menjelaskan Asuhan keperawatan Abortus
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
3/35
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu)
pada atau sebelu kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup di luar kandungan.
(Sarwono, P. 2002)
Berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar disebut
abortus. Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai
1000 gram atu umur kehamilan 28 minggu. Ada juga yang mengambil sebagai
batas untuk abortus berat anak yang kurang dari 500 gram. Jika anak yang lahir
beratnya antara 500 dan 999 gram disebut partus immaturus.
(Fakultas Kedokteran UNPAD)
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
4/35
b) Abortus provokatus kriminalis.
Abortus provokatus kriminalis adalah pengguguran kehamilan tanpa
alasan medis yang syah dan dilarang oleh hukum.
Secara klinis masih ada istilah-istilah sebagai berikut:
1) Abortus imminens (keguguran mengancam). Abortus baru mengancam dan
masih ada harapan untuk mempertahankannya.
2) Abortus incipiens (keguguran berlangsung). Abortus ini sudah berlangsung
dan tidak dapat dicegah lagi.
3) Abortus inkompletikus (keguguran tidak lengkap). Sebagian dari buah
kehamilan telah dilahirkan tapi sebagian (biasanya jaringan plasenta masih
tertinggal didalam rahim.
4) Abortus kompletikus (keguguran lengkap). Seluruh buah kehamilan telah
dilahirkan dengan lengkap.
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
5/35
Kelainan genetik pada suami atau istri dapat menjadi sebab kelainan pada
zigote dengan akibat terjadinya abortus. Dapat dikatakan bahwa kelainan
kromosomal yang dapat memegang peranan dalam abortus berturut-turut,
jarang terdapat. Dalam hubungan ini dianjurkan untuk menetapkan kariotipe
pasangan suami istri apabila terjadi sedikit-sedikitnya abortus berturut-turuttiga kali, atau janin yang dilahirkan menderita cacat.
2. Gangguan fungsi endometrium yang menyebabkan gangguan implantasi
ovum yang dibuahi dan gangguan dalam pertumbuhan mudigah.
Malfungsi endometrium yang mengganggu implantasi dan mengganggu
mudigah dalam pertumbuhannya.
Di bawah pengaruh estrogen, endometrium yang sebagian besar hilang pada
waktu haid, timbul lagi sesudah itu, dan dipersiapkan untuk menerima
dengan baik ovum yang dibuahi. Sesudah ovulasi glikogen yang terhimpun
dalam sel-sel basal endometrium memasuki sel-sel dan lumen kelenjar-
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
6/35
b) Gangguan nutrisi
Penyakit-penyakit yang mengganggu persediaan zat-zat makanan untuk
janin yang sedang tumbuh dapat menyebabkan abortus. Anemia yang
berat, penyakit menahun dan lain-lain akan mempengaruhi gizi penderita.
c) Penyakit infeksiPenyakit infeksi menahun yang dapat menjadi sebab kegagalan
kehamilan ialah luwes. Disebut pula mikoplasma hominis yang
ditemukan di serviks uteri, vagina dan uretra. Penyakit infeksi akut dapat
menyebabkan abortus yang berturut-turut.
d) Kelainan imunologik
Inkomtabilitas golongan darah A, B, O, dengan reaksi antigen-antibodi
dapat menyebabkan abortus berulang, karena pelepasan histamin
mengakibatkan vasodilatasi dan peningkatan fragilitas kapiler.
Inkomtabilitas karena Rh faktor dapat menyebabkan abortus berulang,
tetapi hal itu biasanya menyebabkan gangguan pada kehamilan diatas 28
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
7/35
Kelainan bawaan dapat menjadi sebab abortus habitualis, antara lain
hipoplasia uterus, subseptus uterus bikornis dan sebagainya. Akan tetapi pada
kelainan bawaan seperti uterus bikornis, sebagian besar kehamilan dapat
berlangsung terus dengan baik. Walaupun pada abortus habitualis perlu diselidiki
dengan histerosalpingografi, apakah ada kelainan bawaan, perlu diperiksa pulaapakah tidak ada sebab lain dari abortus habitualis, sebelum menganggap
kelainan bawaan uterus tersebut sebaga sebabnya.
Diantara kelainan-kelainan yang timbul pada wanita dewasa terdapat
laserasi serviks uteri yang luas, tumor uterus khususnya mioma, dan serviks
uteri yang inkompeten. Pada laserasi yang cukup luas, bagian bawah uterus
tidak dapat memberi perlindungan pada janin dan dapat menjadi abortus,
biasanya pada inkompeten; pada kehamilan 14 minggu atau lebih ostium
uteri internum perlahan-lahan membuka tanpa menimbulkan rasa nyeri dan
ketuban mulai menonjol. Jika keadaan dibiarkan, ketuban pecah dan terjadi
abortus. Mioma uteri, khususnya berjenis sub mukus, dapat mengganggu
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
8/35
3. akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun; dapat menimbulkan
syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah ujung
(akral) dingin.
Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervariasi:1. umur kehamilan dibawah 14 minggu dimana plasenta belum terbentuk
sempurna, dikeluarkan seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
2. diatas 16 minggu, dengan pembentukan plasenta sempurna dpat didahului
dengan ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi, dan dilanjutkan
dengan pengeluran plasenta berdasarkan proses persalinannya dahulu
disebutkan persalinan immaturus.
3. hasil kosepsi tiak dikeluarkan lebih dari 6 minggu, sehingga terjadi ancaman
baru dalam bentuk gangguan pembekuan darah.
Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan dapat terjadi:
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
9/35
D. Pathway
Page | 9
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
10/35
Page | 10
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
11/35
E. Penatalaksanaan Kuretase
1. Persiapan Sebelum Tindakan
a) Pasien
1) cairan dan selang infus sudah terpasang, perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan dengan air dan sabun.
2) Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardiopulmoner.
3) Siapkan kain alas bokong dan penutup perut bawah.
4) Medikamentosa
- Analgetika (pethidin 1-2 mg/kg BB, ketamin HCI 0,5 mg/kg BB, tramadol 1-2 mg/kg BB)
- Sedatifa (diazepan 10 mg)
- Atropin sulfat 0,25-0,50 mg/kg
5) Larutan antiseptik (povidon iodin 10%).
6) Oksigen dengan regulator.
7) Instrumen :
- Cunam tampon: 1
- Klem ovum (foersters/fensterclemp) lurus : 2
- Sendok kuret pasca persalinan : 1
- Spekulum sims atau L dan kateter karet : 2 dan 1
- Tabung ml dan jarum suntik no 23 (sekali pakai) : 2
b) Penolong (operator dan asisten)
1) Baju kamar tindakan, apron, masker dan kacamata pelindung : 3 set
2) Sarung tangan DTT/steril : 4 pasang
3) Alas kaki (sepatu atau boot karet) : 3 pasang
Page | 11
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
12/35
4) Instrumen :
- Lampu sorot : 1
- Mangkok logam : 2
- Penampung udara dan jaringan : 1
2. Tindakan
a) Instruksikan asisten untuk memberikan sedative dan analgetik.
b) Bila penderita tidak berkemih, lakukan kateterisasi (lihat prosedur kateteresasi).
c) Setelah kandung kemih dikosongkan, lakukan pemeriksaan bimanual. Tentukan besar uterus dan bukaan serviks.
d) Bersihkan dan lakukan dekontaminasi sarung tangan dengan larutan klorin 0,5%.
e) Pakai sarung tangan DTT/steril yang baru.
f) Pasang spekulum sims atau L, masukkan bilahnya secara vertikal kemudian putar ke bawah.g) Pasang spekulum sims berikutnya dengan jalan memasukkan bilahnya secara vertikal kemudian putar dan tarik ke atas
sehingga porsio tampak dengan jelas.
h) Minta asisten untuk memegang spekulum atas dan bawah, pertahankan pada posisinya semula.
i) Dengan cunam tampon, ambil kapas yang telah dibasahi dengan larutan antiseptik, kemudian bersihkan lumen vagina dan
poriso. Buang kapas tersebut dalam tempat sampah yang tersedia, kembalikan cunam ke tempat semula.
j) Ambil klem ovum yang lurus, jepit bagian atas porsio (perbatasan antara kuadran atas kiri dan kanan atau pada jam 12).
k) Setelah porsio terpegang baik, lepaskan spekulum atas.
l) Pegang gagang cunam dengan tangan kiri, ambil sendok kuret pasca persalinan dengan tangan kanan, pegang diantara ibu jari
dan telunjuk (gagang sendok berada pada telapak tangan), kemudian masukkan hingga menyentuh fundus.
m) Minta asisten untuk memegang klem ovum, letakkan telapak tangan pada bagian atas fundus uteri (sehingga penolong dapat
merasakan tersentuhnya fundus oleh ujung sendok kuret).
Page | 12
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
13/35
a. Memasukkan lengkung sendok kuret sesuai engan lengkung cavum uteri kemudian laukan pengerokan dinding uterus
bagian depan searah dengan jarum jam, secara sistematis.
b. Masukkan ujung sendok sesuai dengan cavum lengkung uteri setelah sampai fundus, kemudian putar 180 derajat, lalau
bersihkan dinding belakang uterus. Kemudian keluarkan jaringan yang ada.
n) Kembalikan sendok kuret ke tempat semula, gagang klem ovum dipegang kembali oleh operator.o) Ambil kapas (dibasahi larutan antiseptik) dengan cunam tampon, bersihkan darah dan jaringan pada lumen vagina.
p) Lepaskan jepitan klem ovum pada porsio.
q) Lepaskan spekulum bawah.
r) Lepaskan kain penutup perut bawah, alas bokong dan sarung kaki masukkan ke dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%.
s) Bersihkan cemaran darah dan cairan tubuh dengan larutan antiseptik.
3. Dekontaminasi
4. Cuci Tangan Sebelum Pasca tindakan5. Perawatan Pasca tindakan
F. Data Fokus
Perdarahan Serviks Uterus Gejala / tanda
Bercak hingga
sedang
Tertutup Sesuai dengan
gestasi
Kram perut bawah
Uterus lunak
Page | 13
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
14/35
Sedikit membesar
dari normal
Limbung atau pingsan
Nyeri perut bawah
Nyeri goyang porsio
Massa adneksa
Cairan bebas intraabdomen
Tertutup atau
terbuka
Lebih kecil dari
usia gestasi
Sedikit atau tanpa nyeri
perut bawah
Riwayat ekspulsi hasil
konsepsi
Sedang hingga
masif atau
banyak
Terbuka Sesuai usia
kehamilan
Kram atau nyeri perut
bawah
Belum terjadi ekspulsi
hasil konsepsi
Kram atau nyeri perut
bawah
Ekspulsi sebagian hasil
konsepsi
Page | 14
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
15/35
Terbuka Lunak dan lebih
besar dari usia
gestasi
Mual atau muntah
Kram perut bawah
Sindroma mirip pre
eklampsia
Tak ada janin keluarjaringan seperti anggur
Page | 15
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
16/35
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.
Data Subyektif1. Biodata
Biodata klien Biodata penanggung jawab
Nama : Nama :
Umur : Umur :
Agama : Agama :Pendidikan : Pendidikan :
Suku /bangsa : Suku/ bangsa :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
2. Alasan datang : Ibu ingin memeriksa kehamilannya
3. Keluhan utama : Biasanya ibu merasakan nyeri pada perut bawah dan keluar bercak-bercak darah sejak kemarin.
4. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan
Kaji adanya penyakit kronik seperti : Hipertensi, DM, Asma, Jantung, TBC.
b) Riwayat kesehatan masa lalu
Kaji apakah ibu pernah mengalami penyakit kronik seperti : Hipertensi, DM, Asma, Jantung, TBC, abortus berulang.c) Riwayat kesehatan keluarga
Kaji dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menurun/ turunan seperti hipertensi,DM, Asma, Jantung,dan
tidak mempuyai keturunan kembar.
Page | 16
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
17/35
5. Riwayat Obstetri
a) Riwayat menstruasi
Menarche : (Menstruasi Pertama)
Siklus : hari
Lama : hari
Banyak : ccWarna :
Bau :
Flour albous :
HPHT :
Disminorhe :
b) Riwayat kehamilan
Abortus berulang selama 4 kali
c) Riwayat kehamilan sekarang
- G P A :
- HPL :
- ANC :
- Keluhan :
- TT : 1x capeng
- Ibu tidak mengkonsumsi obat-obatan
- Ibu tidak mempunyai kebiasaan buruk seperti : merokok, minum-minuman keras dan lain-lain yang mengganggu janin.
d) Riwayat kontrasepsi
Ibu belum pernah memakai kontrasepsi
setelah melahirkan ibu ingin memakai alat kontrasepsi (Pil KB)
6. Riwayat perkawinan
Menikah :
Page | 17
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
18/35
Lama perkawinan :
Umur waktu menikah : ..tahun, Suami :. tahun
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Sebelum hamil :
Selama hamil :
b) Eliminasi
Sebelum hamil BAB : Frekuensi, dan konsistensi
BAK : Frekuensi dan konsistensiSelama hamil BAB : Frekuensi, dan konsistensi
BAK : Frekuensi dan konsistensi
c) Istirahat
Sebelum dan Selama kehamilan.
d) Aktifitas
Sebelum dan Selama kehamilan.
e) Pola hubungan sexualitas
Sebelum dan Selama kehamilan.
f) Personal hygiene
Sebelum hamil :Selama hamil :
8. Riwayat psikososial
Perlu diketahui emosi ibu dan hubungan sosial antara klien dengan lingkungan sekitarnya
Page | 18
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
19/35
9. Data spiritual
Data Objektif
1 Keadaan umum : Sedang
2 Kesadaran : Composmentis3 TTV
TD :
N :
R :
S : C
4 TB : cm
BB sebelum hamil : kg
LILA : cm
BB setelah hamil : kg
5 Pemeriksaan fisik
a) Muka
b) Mata
c) Genetalia
: Berkeringat banyak, mendesis nyeri
: Konjungtifa tidak pucat, seclera tidak kuning
: Tidak terdapat oedem, tidak terdapat varises
6 Ststus obsteria) Inspeksi
Muka
Perut
: Tidak terdapat closma gravidarum
: Ada/tidaknya strie gravidarum
Page | 19
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
20/35
Vulva
b) Palpasi
Adomen
: Keluar darah dari jalan lahir
: Uterus teraba lunak, terdapat nyeri tekan
pada perut bawah, TFU teraba agak keras
7 Pemmeriksaan dalam
Servik :
8 Pemeriksaan penunjang
Hb : gr%
B. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS : klien mengeluh sedih
terhadap hal yang menimpanya
Krisis situasional Berduka
2. DS : klien mengaku bingung
dengan penyakitnya yang selalu
mengalami keguguran
DO : ekspresi wajah klien
selama menunggu tampak
berkeringat banyak
Krisis situasional Cemas
3. DS :
P : bertambah jika bergerak
Berkurang bila klien duduk
Kontraksi uterus
yang berlebihan
Gangguan rasa nyaman:
nyeri
Page | 20
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
21/35
R : nyeri di perut bawah
Skala nyeri : 4
Klien merasa mulas-mulas
DO : klien sesekali mendesis
nyeri
C. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus yang berlebihan
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan berkurangnya distribusi darah ke seluruh tubuh.
3. Resti infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
4. Berduka berhubungan dengan kehilangan calon anak
Page | 21
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
22/35
D. Nursing Care Plan
Diagnosa Tujuan Intervensi RasionalNyeri berhubungan dengan
kontraksi uterus yang
berlebihan
Setelah diberikan asuhan keperawatan
selama 2 x 2 jam diharapkan klien dapat
mengontrol nyeri yang dibuktikan dengan
Criteria hasil :
Klien menyatakan nyeri hilang/
terkontrol
Ekspresi wajah tidak menunjukkan
rasa menahan sakit
Kualitas nyeri menunjukkan skala 0-3
Perilaku relaksasi
TD 120/80 130/90 mmHg
Nadi 90x/ menit
Pola nafas efektif 24x/ menit
Berikan informasi dan
petunjuk antisipasi
mengenai penyebab
ketidaknyamanan dan
intervensi yang tepat
Evaluasi tekanan darah
(TD) dan nadi. Perhatikan
perubahan perilaku
(bedakan antara
kegelisahan karena nyeri
atau kehilangan darah
akibat dari proses
pembedahan.
Ubah posisi klien, kurangi
rangsangan yang berbahaya
Meningkatan pemecahan
masalah, membantu
mengurangi nyeri
berkenaan dengan
ansietas dan ketakutan
karena ketidaktahuan dan
memberikan rasa control.
Pada banyak klien
menyebabkan gelisah
Merilekskan otot dan
mengalihkan perhatian
Page | 22
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
23/35
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
24/35
Lakukan latihan nafas
dalam, spirometri intensif
dan batuk dengan
menggunakan prosedur-
prosedur tepat, 30 menit
setelah pemberian
analgesic.
Napas dalam
meningkatkan upaya
pernafasan, pembebatan
menurunkan regangan
area insisi dan
mengurangi nyeri dan
ketidaknyaman berkenaan
dengan gerakan otot
abdomen, baruk
diindikasikan bila sekresi
atau ronki terdengar.
Gangguan perfusi
jaringan berhubungan
dengan berkurangnya
distribusi darah ke
seluruh tubuh.
Setelah diberikan asuhan keperawatan
selama 2 x 2 jam diharapkan klien dapat
menunjukkan perfusi aekuat, sesuai
dengan bukti tanda vital atsbil, nadi
teraba, pengisian kapiler baik,
mental biasa, keluaran urinadekuat secara individual dan bebas
Panatau tanda vital;
palpasi nadi perifer dan
perhatikan pengisian
kapiler;kaji keluaran
atau karakteristik urine,
evaluasi perubahan
mental.
indikaror keadekuatan
perfusi sistematik.
Kebujtuhan caran/
darah, dan terjadinya
komplikasi.
Page | 24
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
25/35
edema. Inspeksi balutan dan
pembalut prineal,
perhatikan warna,
jumlah dan bau
drainase. Timbang
pembalut dan
bandingkan dengan
berat yang kering, bila
pasien mengalami
perdarahan hebat.
Ubah posisi pasien dan
dorong batuk sering dan
latihan nafas dalam.
Hindari posisi fowler
tinggi dan tekanan di
bawah lutut ataumenyilangkan kaki.
Memperkirakan
pembuluh darah besar
untuk sisi operasi dan
potensial perubahan
mekanisme
pembengkakan
(contoh; kanker)
meningkatkan resiko
perdarahan pasca
operasi.
Mencegah statis
sekresi dan komplikasi
perdarahan.
Menimbulkan stasis
vena dengan
meningkatkan kongestipelvik dan
Page | 25
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
26/35
Bantu/instruksikan
latiha kaki dan telapak
dan ambulas sesegera
mungkin.
Periksa tanda hormo.
Perhatikan eritema,
pembengkakan
ekstremitas, atau
keluhan nyeri dad tiba-
tiba pada dispnea.
Kolaborasi
Berikan cairan IV,
pengumpulan darah
dalam eksremitas
potensial resko
pembentukan
trombosit.
Geraka meningkatkan
sirkulasi dan
mencegah komplikasi
statis.
Mungkin indiksi
terjadinya
tromboflebitis/emboli
paru.
Menggantikan
Page | 26
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
27/35
produk drah sesuai
indiaksi.
Pekaikan stoking anti
emboli.
Bantu/dorong
penggunaan spirometri
insentif.
kehilangan darh
mempertahankan
volume darah sirkulasi
dan perfusi jaringan.
Membantu aliran balik
vena, menurunkan
statis dan resiko
trombosit.
Meningkatkan
ekspensi
paru/meminimalkan
atelektasis.
Resti infeksi
berhubungan dengan
tindakan invasif
Setelah diberikan asuhan keperawatan
selama 4 x 24 jam diharapkan klien dapat
menerapkan teknik kontrol infeksi yang
dibuktikan dengan criteria hasil:
Suhu 37 C
Poal nafas efektif 24x/ menit
Anjurkan dan gunakan
teknik mencuci tangan
dengan cermat dan
pembuangan pangalas
kotoran pembakut parineal
dan linen terkontaminasi
Membantu mencegah/
mengatasi penyebaran
infeksi
Page | 27
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
28/35
Tidak terdapat nyeri tekan
Luka bekas dari drainase dengan
tanda awal penyembuhan
Tidak terdapat kemerahan
dengan tepat
Tinjau ulang Hb/Ht
prenatal: perhatikan adanya
kondisi yang
mempredisposisikan klien
pada infeksi pasca operasi
Infeksi balutan abdominal
terhadap eksudat/
rembesan. Lepaskan
balutans sesuai indikasi
Anemia, diabetes dan
persalinan yang lama
(khususnya pada pecah
ketuban) sebelum
kelahiran sesarea
meningkatkan resiko
infeksi dan pelambatan
penyembuhan.
Balutan steril menutupi
luka pada 24 jam pasca
kelahiran sesarea
membantu melindungi
luka dari cidera/
kontaminasi, rembesan
dapat mendapatkan
hemetoma, gangguan
penyatuan jahitan/
dehisens luka
memerlukan intervensi
Page | 28
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
29/35
Dorong dan masukan
cairan oral dan diet tinggi
protein, Vit C dan besi
Kaji suhu, nadi, dan jumlah
sel darah putih
Kaji lokasi dan
kontraktivitas uterus,
perhatikan perubahan
lanjut.
Mencegah dehidrasi
memaksimalkan volume
sirkulasi dan aliran urine.
Protein dan vitamin C
diperlukan untuk
pembentukan kolagen,
besi diperlukan untuk
sintesis HB
Dalam pasca operasi hari
ke-3 leukositas dan
takikardia menunjukkan
infeksi, peningkatan suhu
sampai 38C dalam 24 jam
pertama sangat
mengindikasikam infeksi.
Setelah kelahiran sesarea
fundus tetap pada
ketinggian umbilicus
Page | 29
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
30/35
involusi/ adanya nyeri
tekan uterus yang ekstrim
Kolaborasi:
Berikan infuse antibiotic
profilaksi dengan detil
pertama biasanya diberikan
segera setelah
pengekleman tali pusat dan
2 dosis lagi masing-masing
berjarak 6 jam.
Dapatkan kultur darah,
selama sampai 5 hari, bila
involusi mulai disertai
dengan peningkatan aliran
lokia. Perlambatan
involusi meningkatkan
resiko endometritis.
Perkembangan nyeri
tekan ekstrim
menandakan
kemungkinan jaringan
plasenta tertahan/ infeksi
.
Menurunkan
kemungkinan
endometritis pasca partum
sesuai komplikasi seperti
obsess insisi/
tromboflekbitis pelvis.
Bakterinus lebih sering
Page | 30
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
31/35
vagina dan urin bila infeksi
dicurigai
Berikan antibiotic khusus
untuk untuk proses infeksi
yang diidentifikasi.
pada klien yang
mengalami pecah ketuban
selama 6 jam/ lebih lama
daripada klien yang
ketubannya tetap utuh
sebelum melahirkan
sesarea
Perlu untuk mematikan
organisme.
Berduka berhubungan
dengan kehilangan
calon anggota keluarga
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 1 x 24 jam diharapkan klien
mampu menerima keadaan yang
sebenarnya tentang kematian anaknya
yang dibuktikan dengan :
1. mengidentifikasi dan menunjukkan
perasaan secara cepat
2. menunjukkan perkembangan melalui
Mandiri
1. Kaji status emosional
1. Ansietas dan
depresimerupakan reaksi
yang umum terhadap
kehilangan
perubahan/kehilangan
yang diasosiasikan dengan
penyakit jangka panjang
atau kondisi yang
Page | 31
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
32/35
proses duka
3. menikmati masa sekarang dan rencana
untuk masa depan, hari demi hari
2. Sediakan waktu untuk
mendengarkan pasien.
Dorong ekspresi perasaan
bebas, tidak berdaya dan
keinginan untuk mati
3. Kaji potensial untuk berdiri
4. Ikutsertakan orang terdekat
dalam diskusi dan aktifitas
sampai pada tingkat yang
mereka inginkan
5. Berikan sentuhan atau
pelukan bebas sesuai
penerimaan individu
melemahkan
2. Akan lebih membantu jika
mengikuti perasaan ini
untuk di ekspresikan dan
kemudin diterima daripada
menyangkalnya.
3. Dapat dihubungkan
dengan penyakit fisik
4. Terdapat kemungkinan
keberasilan lebih besar
dalam pemecahan
masalah.
5. Menyampaikan perasaan
perhatian atau keakraban
untuk mengurangi
perrasaan terisolasi dan
meningkatkan perasaan
harga diri.
Page | 32
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
33/35
Kolaborasi
6. Rujuk pada sumber-sumber
lain sesuai indikasi,
misalnya special klinik,
perawat, pekerja social.
7. Bantu dengan atau
rencanakan dengan spesifik
sesuai kebutuhan (misalnya
instruksi lanjutan (untuk
menentukan status kode
atau keinginan untuk
hidup), membuat wasiat
pengaturan pemakaman)
6. Mungkin membutuhkan
bantuan lebih lanjut untuk
memecahka bebebrapa
masalah
7. Terpecahnya masalah ini
dapat membantu pasien
,atau orang terdekat
berhadapan dengan proses
berduka dan dapat
menimbulkan pikiran
damai
Page | 33
-
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
34/35
DAFTAR PUSTAKA
Didik Tjindarbumi, Dkk. 2001. Pencegahan, Diagnosis Dini, Dan Pengobatan Penyakit Kanker. Yayasan Kanker Indonesia : Jakarta.
Doengoes, M.Rencana Perawatan Maternitas / Bayi, Egc : Jakarta. 2001.
Suzanne C. Smeltzer. Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta : Egc.
www.medicastore.com
Page | 34
http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/ -
7/29/2019 BAB I ASKEP Abortus
35/35
Page | 35