BAB I

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Buerger (Tromboangitis Obliterans) merupakan penyakit oklusi pembuluh darah perifer yang lebih sering terjadi di Asia dibandingkan di Negara- negara barat. Penyakit ini merupakan penyakit idiopatik, kemungkinan merupakan kelainan pembuluh darah karena autoimmune, panangitis yang hasil akhirnya menyebabkan stenosis dan oklusi pada pembuluh darah. Hampir 100% kasus Tromboangitis Obliterans (kadang disebut Tromboarteritis Obliterans) atau penyakit Winiwarter Buerger menyerang perokok pada usia dewasa muda. Penyakit ini banyak terdapat di Korea, Jepang, Indonesia, India dan Negara lain di Asia Selatan, Asia tenggara dan Asia Timur. Prevalensi penyakit Buerger di Amerika Serikat telah menurun selama separuh dekade terakhir, hal ini tentunya disebabkan menurunnya jumlah perokok, dan juga dikarenakan kriteria diagnosis yang lebih baik. Pada tahun 1947, prevalensi penyakit ini di Amerika serikat sebanyak 104 kasus dari 100 ribu populasi manusia. Data terbaru, prevalensi pada penyakit ini 1

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Buerger (Tromboangitis Obliterans) merupakan penyakit oklusi

pembuluh darah perifer yang lebih sering terjadi di Asia dibandingkan di Negara-

negara barat. Penyakit ini merupakan penyakit idiopatik, kemungkinan merupakan

kelainan pembuluh darah karena autoimmune, panangitis yang hasil akhirnya

menyebabkan stenosis dan oklusi pada pembuluh darah.

Hampir 100% kasus Tromboangitis Obliterans (kadang disebut

Tromboarteritis Obliterans) atau penyakit Winiwarter Buerger menyerang perokok

pada usia dewasa muda. Penyakit ini banyak terdapat di Korea, Jepang, Indonesia,

India dan Negara lain di Asia Selatan, Asia tenggara dan Asia Timur. Prevalensi

penyakit Buerger di Amerika Serikat telah menurun selama separuh dekade terakhir,

hal ini tentunya disebabkan menurunnya jumlah perokok, dan juga dikarenakan

kriteria diagnosis yang lebih baik. Pada tahun 1947, prevalensi penyakit ini di

Amerika serikat sebanyak 104 kasus dari 100 ribu populasi manusia. Data terbaru,

prevalensi pada penyakit ini diperkirakan mencapai 12,6 – 20% kasus per 100.000

populasi.

Kematian yang diakibatkan oleh Penyakit Buerger masih jarang, tetapi pada

pasien penyakit ini yang terus merokok, 43% dari penderita harus melakukan satu

atau lebih amputasi pada 6-7 tahun kemudian. Data terbaru, pada bulan Desember

tahun 2004 yang dikeluarkan oleh CDC publication, sebanyak 2002 kematian

dilaporkan di Amerika Serikat berdasarkan penyebab kematian, bulan, ras dan jenis

kelamin (International Classification of Diseases, Tenth Revision, 1992), telah

dilaporkan total dari 9 kematian berhubungkan dengan Tromboangitis Obliterans,

dengan perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 2:1 dan etnis putih dan hitam

adalah 8:1.

1

Page 2: BAB I

1.1 Tujuan Penulisan

1. melengkapi syarat kepanitraan klinik senior (KKS) di rumah sakit umum

daerah (RSUD) solok.

2. untuk memenuhi tugas kepanitraan klinik senior (KKS) dibagian neurologi

RSUD Solok.

2

Page 3: BAB I

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Pembuluh Darah

Pembuluh darah terdiri atas 3 jenis : arteri, vena, dan kapiler.

2.1.1 Arteri

Arteri membawa darah dari jantung dan disebarkan ke berbagai jaringan

tubuh melalui cabang-cabangnya. Arteri yang terkecil, diameternya kurang dari 0,1

mm, dinamakan arteriol. Persatuan cabang-cabang arteri dinamakan anastomosis.

Pada arteri tidak terdapat katup.

Dan arteri anatomik merupakan pembuluh darah yang cabang-cabang terminalnya

tidak mengadakan anastomosis dengan cabang-cabang arteri yang memperdarahi

daerah yang berdekatan. End arteri fusngsional adalah pembuluh darah yang cabang-

cabang terminalnya mengadakan anastomosis dengan cabang-cabang terminal arteri

yang berdekatan, tetapi besarnya anastomosis tidak cukup untuk mempertahankan

jaringan tetap hidup bila salah satu arteri tersumbat.

2.1.2 Vena

Vena adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kembali ke jantng;

banyak vena mempunyai kutub. Vena yang terkecil dinamakan venula. Vena yang

lebih kecil atau cabang-cabangnya, bersatu membentuk vena yang lebih besar, yang

seringkali bersatu satu sama lain membentuk pleksus vena. Arteri profunda tipe

sedang sering diikuti oleh dua vena masing-masing pada sisi-sisinya, dan dinamakan

venae cominantes.

3

Page 4: BAB I

2.1.3. Kapiler

Kapiler adalah pembuluh mikroskopik yang membentuk jalinan yang

menghubungkan arteriol dengan venula. Pada beberapa daerah tubuh, terutama pada

ujung-ujung jari dan ibu jari, terdapat hubungan langsung antara arteri dan vena tanpa

diperantai kapiler. Tempat hubungan seperti ini dinamakan anastomosis

arteriovenosa.

Gambar 1. Anatomi pembuluh darah

2.1.4 Histologi struktur pembuluh darah secara umum

1. Tunica intima. merupakan lapisan yang kontak langsung dengan darah.

Lapisan ini dibentuk terutama oleh sel endothel.

2. Tunica media. Lapisan yang berada diantara tunika media dan adventitia,

disebut juga lapisan media. Lapisan ini terutama dibentuk oleh sel otot polos

dan and jaringan elastic.

3.  Tunica adventitia. Merupakan Lapisan yang paling luar yang tersusun oleh

jaringan ikat.

4

Page 5: BAB I

Gambar 2. Histologi Pembuluh Darah

2.2 Defenisi

Penyakit Buerger atau Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah penyakit

oklusi kronis pembuluh darah arteri dan vena yang berukuran kecil dan sedang.

Terutama mengenai pembuluh darah perifer ekstremitas inferior dan superior.

Penyakit pembuluh darah arteri dan vena ini bersifat segmental pada anggota gerak

dan jarang pada alat-alat dalam.

Penyakit Tromboangitis Obliterans merupakan kelainan yang mengawali

terjadinya obstruksi pada pembuluh darah tangan dan kaki. Pembuluh darah

mengalami konstriksi atau obstruksi sebagian yang dikarenakan oleh inflamasi dan

bekuan sehingga mengurangi aliran darah ke jaringan.

Gambar 3. Buerger Disease

5

Page 6: BAB I

2.3 Epidemiologi

Tingkat kejadian TAO lebih besar di Asia dibandingkan di Amerika atau

Eropa utara dan Afrika. Sedangkan India, Korea, Jepang, Israel, Yahudi mempunyai

insiden penyakit yang paling tinggi. Juga sering pada asia selatan dan asia tengah.

Sering terjadi pada orang yang merokok. Banyak pasien dengan penyakit

buerger adalah perokok berat, tetapi beberapa kasus terjadi pada pasien perokok

sedang. Disebutkan bahwa penyakit ini merupakan reaksi autoimun yang dipacu oleh

bahan didalam rokok.bagaimanapun faktor  risiko kardiovaskuler lain selain rokok

juga penting ,khususnya intoleransi glukosa.

75-90% terjadi pada pria kurang dari 45 tahun. 10-25% terjadi pada pasien

wanita. Paling sering pada umur 20-40 tahun, jarang di atas 50 tahun,

Kematian yang diakibatkan oleh Penyakit Buerger masih jarang, tetapi pada

pasien penyakit ini yang terus merokok, 43% dari penderita harus melakukan satu

atau lebih amputasi  pada 6-7 tahun kemudian.

2.4 Etiologi

Penyebabnya tidak jelas, tetapi biasanya tidak ada faktor familial serta tidak

ada hubungannya dengan penyakit Diabetes Mellitus. Penderita penyakit ini

umumnya perokok berat yang kebanyakan mulai merokok pada usia muda, kadang

pada usia sekolah . Penghentian kebiasaan merokok memberikan perbaikan pada

penyakit ini.

Walaupun penyebab penyakit Buerger belum diketahui, suatu hubungan yang

erat dengan penggunaan tembakau. Penggunaan maupun dampak dari tembakau

berperan penting dalam mengawali serta berkembangnya penyakit tersebut. Penderita

penyakit ini umumnya perokokberat yang kebanyakan mulai mrokok pada usia muda,

kadang pada usia sekolah, Hampir sama dengan penyakit autoimune lainnya,

6

Page 7: BAB I

Tromboangitis Obliterans dapat memiliki sebuah predisposisi genetik tanpa penyebab

mutasi gen secara langsung. Sebagian besar peneliti mencurigai bahwa penyakit imun

adalah suatu endarteritis yang dimediasi sistem imun.

2.5 Patofisiologi

Mekanisme penyebaran penyakit Buerger sebenarnya belum jelas, tetapi

beberapa penelitian telah mengindikasikan suatu implikasi fenomena imunologi yang

mengawali tidak berfungsinya pembuluh darah dan wilayah sekitar thrombus. Pasien

dengan penyakit ini memperlihatkan hipersensitivitas pada injeksi intradermal ekstrak

tembakau, mengalami peningkatan sel yang sangat sensitive pada kolagen tipe I dan

III, meningkatkan serum titer anti endothelial antibody sel , dan merusak endothel

terikat vasorelaksasi pembuluh darah perifer. Meningkatkan prevalensi dari HLA-A9,

HLA-A54, dan HLA-B5 yang dipantau pada pasien ini, yang diduga secara genetic

memiliki penyakit ini.

Akibat iskemia pembuluh darah (terutama ekstremitas inferior), akan terjadi

perubahan patologis : (a) otot menjadi atrofi atau mengalami fibrosis, (b) tulang

mengalami osteoporosis dan bila timbul gangren maka terjadi destruksi tulang yang

berkembang menjadi osteomielitis, (c) terjadi kontraktur dan atrofi, (d) kulit menjadi

atrofi, (e) fibrosis perineural dan perivaskular, (f) ulserasi dan gangren yang dimulai

dari ujung jari.

2.6 Gejala Klinis

Gambaran klinis Tromboangitis Obliterans terutama disebabkan oleh iskemia.

Gejala (symptom) yang paling sering dan utama adalah nyeri yang bermacam-macam

tingkatnya. Pengelompokan Fontaine tidak dapat digunakan disini karena nyeri

terjadi justru waktu istirahat. Nyerinya bertambah pada waktu malam dan keadaan

dingin, dan akan berkurang bila ekstremitas dalam keadaan tergantung. Serangan

nyeri juga dapat bersifat paroksimal dan sering mirip dengan gambaran penyakit

7

Page 8: BAB I

Raynaud. Pada keadaan lebih lanjut, ketika telah ada tukak atau gangren, maka nyeri

sangat hebat dan menetap.

Manifestasi terdini klaudikasi (nyeri pada saat berjalan) lengkung kaki yang

patognomonik untuk penyakit Buerger. Klaudikasi kaki merupakan cermin penyakit

oklusi arteri distal yang mengenai arteri plantaris atau tibioperonea. Nyeri istirahat

iskemik timbul progresif dan bisa mengenai tidak hanya jari kaki, tetapi juga jari

tangan dan jari yang terkena bisa memperlihatkan tanda (sign) sianosis atau rubor,

bila bergantung. Sering terjadi radang lipatan kuku dan akibatnya paronikia. Infark

kulit kecil bisa timbul, terutama pulpa phalang distal yang bisa berlanjut menjadi

gangren atau ulserasi kronis yang nyeri.

Tanda (sign) dan gejala (symptom) lain dari penyakit ini meliputi rasa gatal

dan bebal pada tungkai dan penomena Raynaud ( suatu kondisi dimana ekstremitas

distal : jari, tumit, tangan, kaki, menjadi putih jika terkena suhu dingin). Ulkus dan

gangren pada jari kaki sering terjadi pada penyakit buerger (gambar 4). Sakit

mungkin sangat terasa pada daerah yang terkena.

Gambar 4. Manifestasi Klinis Buerger Disease

Perubahan kulit seperti pada penyakit sumbatan arteri kronik lainnya kurang

nyata. Pada mulanya kulit hanya tampak memucat ringan terutama di ujung jari. Pada

fase lebih lanjut tampak vasokonstriksi yang ditanda (sign)i dengan campuran pucat-

sianosis-kemerahan bila mendapat rangsangan dingin. Berbeda dengan penyakit

Raynaud, serangan iskemia disini biasanya unilateral. Pada perabaan, kulit sering

8

Page 9: BAB I

terasa dingin. Selain itu, pulsasi arteri yang rendah atau hilang merupakan tanda

(sign) fisik yang penting.

Tromboflebitis migran superfisialis dapat terjadi beberapa bulan atau tahun

sebelum tampaknya gejala (symptom) sumbatan penyakit Buerger. Fase akut

menunjukkan kulit kemerahan, sedikit nyeri, dan vena teraba sebagai saluran yang

mengeras sepanjang beberapa milimeter sampai sentimeter di bawah kulit. Kelainan

ini sering muncul di beberapa tempat pada ekstremitas tersebut dan berlangsung

selama beberapa minggu. Setelah itu tampak bekas yang berbenjol-benjol. Tanda

(sign) ini tidak terjadi pada penyakit arteri oklusif, maka ini hampir patognomonik

untuk tromboangitis obliterans.

Gejala klinis (Symptoms) Tromboangitis Obliterans sebenarnya cukup

beragam. Ulkus dan gangren terjadi pada fase yang lebih lanjut dan sering didahului

dengan udem dan dicetuskan oleh trauma. Daerah iskemia ini sering berbatas tegas

yaitu pada ujung jari kaki sebatas kuku. Batas ini akan mengabur bila ada infeksi

sekunder mulai dari kemerahan sampai ke tanda (sign) selulitis.

Gambar dibawah merupakan gambar jari pasien penyakit Buerger yang telah

terjadi gangren. Kondisi ini sangat terasa nyeri dan dimana suatu saat dibutuhkan

amputasi pada daerah yang tersebut.

Gambar 5. Ujung jari pada Buerger Disease

9

Page 10: BAB I

Perjalanan penyakit ini khas, yaitu secara bertahap bertambah berat. Penyakit

berkembang secara intermitten, tahap demi tahap, bertambah falang demi falang, jari

demi jari. Datangnya serangan baru dan jari mana yang bakal terserang tidak dapat

diramalkan. Morbus buerger ini mungkin mengenai satu kaki atau tangan, mungkin

keduanya. Penderita biasanya kelelahan dan payah sekali karena tidurnya terganggu

oleh nyeri iskemia.

2.7 Diagnosis

Diagnosis pasti penyakit Tromboangitis Obliterans sering sulit jika kondisi

penyakit ini sudah sangat parah. Ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan kriteria

diagnosis walaupun kriteria tersebut kadang-kadang berbeda antara penulis yang satu

dengan yang lainnya.

Beberapa hal di bawah ini dapat dijadikan dasar untuk mendiagnosis penyakit

Buerger :

1. Adanya tanda (sign) insufisiensi arteri

2. Umumnya pria dewasa muda

3. Perokok berat

4. Adanya gangren yang sukar sembuh

5. Riwayat tromboflebitis yang berpindah

6. Tidak ada tanda (sign) arterosklerosis di tempat lain

7. Yang terkena biasanya ekstremitas bawah

8. Diagnosis pasti dengan patologi anatomi

10

Page 11: BAB I

Sebagian besar pasien (70-80%) yang menderita penyakit Buerger mengalami

nyeri iskemik bagian distal saat istirahat dan atau ulkus iskemik pada tumit, kaki atau

jari-jari kaki.

Gambar. Kaki dari penderita dengan penyakit Buerger. Ulkus iskemik pada jari kaki

pertama, kedua dan kelima. Walaupun kaki kanan penderita ini kelihatan normal,

dengan angiographi aliran darah terlihat terhambat pada kedua kakinya.

Gambar. Tromboplebitis superficial jempol kaki pada penderita dengan penyakit

buerger.

Penyakit Buerger’s juga harus dicurigai pada penderita dengan satu atau lebih

tanda (sign) klinis berikut ini :

1. Jari iskemik yang nyeri pada ekstremitas atas dan bawah pada laki-laki

dewasa muda dengan riwayat merokok yang berat.

11

Page 12: BAB I

2. Klaudikasi kaki

3. Tromboflebitis superfisialis berulang

4. Sindrom Raynaud 

2.8 Pemeriksaan Penunjang

Tidak terdapat pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk mendiagnosis

penyakit Buerger. Tidak seperti penyakit vaskulitis lainnya, reaksi fase akut (seperti

angka sedimen eritrosit dan level protein C reaktif) pasien penyakit Buerger adalah

normal.

Pengujian yang direkomendasikan untuk mendiagnosis penyebab terjadinya

vaskulitis termasuk didalamnya adalah pemeriksaaan darah lengkap; uji fungsi hati;

determinasi konsentrasi serum kreatinin, peningkatan kadar gula darah dan angka

sedimen, pengujian antibody antinuclear, faktor rematoid, tanda (sign)-tanda (sign)

serologi pada CREST (calcinosis cutis, Raynaud phenomenon, sklerodaktili and

telangiektasis) sindrom dan scleroderma dan screening untuk hiperkoagulasi,

screening ini meliputi pemeriksaan antibodi antifosfolipid dan homocystein pada

pasien buerger sangat dianjurkan.

Angiogram pada ekstremitas atas dan bawah dapat membantu dalam

mendiagnosis penyakit Buerger. Pada angiografii tersebut ditemukan gambaran

“corkscrew” dari arteri yang terjadi akibat dari kerusakan vaskular, bagian kecil arteri

tersebut pada bagian pergelangan tangan dan kaki. Angiografi juga dapat

menunjukkan oklusi (hambatan) atau stenosis (kekakuan) pada berbagai daerah dari

tangan dan kaki.

12

Page 13: BAB I

Gambar. Sebelah kiri merupakan angiogram normal. Gambar sebelah kanan

merupakan angiogram abnormal dari arteri tangan yang ditunjukkan dengan adanya

gambaran khas “corkscrew” pada daerah lengan. Perubahannya terjadi pada bagian

kecil dari pembuluh darah lengan kanan bawah pada gambar (distribusi arteri ulna).

Penurunan aliran darah (iskemi) pada tangan dapat dilihat pada angiogram. Keadaan

ini akan memgawali terjadinya ulkus pada tangan dan rasa nyeri.

Gambar 9. hasil angiogram abnormal dari tangan

13

Page 14: BAB I

Meskipun iskemik (berkurangannya aliran darah) pada penyakit Buerger terus

terjadi pada ekstrimitas distal yang terjadi, penyakit ini tidak menyebar ke organ

lainnya , tidak seperti penyakit vaskulitis lainnya. Saat terjadi ulkus dan gangren pada

jari, organ lain sperti paru-paru, ginjal, otak, dan traktus gastrointestinal tidak

terpengaruh. Penyebab hal ini terjadi belum diketahui.

Pemeriksaan dengan Doppler dapat juga membantu dalam mendiagnosis

penyakit ini, yaitu dengan mengetahui kecepatan aliran darah dalam pembuluh darah.

Pada pemeriksaan histopatologis, lesi dini memperlihatkan oklusi pembuluh darah

oleh trombus yang mengandung PMN dan mikroabses; penebalan dinding pembuluh

darah secara difus. LCsi yang lanjut biasanya memperlihatkan infiltrasi limfosit

dengan rekanalisasi.

Metode penggambaran secara modern, seperti computerize tomography (CT) dan

Magnetic resonance imaging (MRI) dalam diagnosis dan diagnosis banding dari

penyakit Buerger masih belum dapat menjadi acuan utama. Pada pasien dengan ulkus

kaki yang dicurigai Tromboangitis Obliterans, Allen test sebaiknya dilakukan untuk

mengetahui sirkulasi darah pada tangan dan kaki.

2.9 Penatalaksanaan

2.9.1 Terapi secara umum

Pasien dengan penyakit buerger dianjurkan untuk berhenti merokok secepatnya

dan total. Ini cukup efektif dalam sebagai terapi. Selain itu terapi lain belum disetujui

sbagai konsesus sebagi pilihan terapi.  Terapi suportif antara lain meliputi:

Pemijatan lembut dan penghangatan untuk meningkatkan sirkulasi

Menghindari kondisi yang mengurangi sirkulasi perifer, seperti kondisi dingin

Menghidari duduk atau berdiri  pada satu posisi dalam waktu lama

14

Page 15: BAB I

Gunakanlah alas kaki yang dapat melindungi untuk menghindari trauma kaki

dan panas atau juga luka karena kimia lainnya.

Menghindari pakaian yang ketat

Lakukanlah perawatan lebih awal dan secara agresif pada lula-luka ektremis

untuk menghindari infeksi

 2.9.2 Terapi medikametosa

Cilostazol, suatu inhibitor fosfodiester dengan efek vasodilatasi dan anti platelet, dapat memperbaiki klaudikasio hingga 40-60% melalui mekanisme yang belum sepenuhnya jelas.

Statin, juga memperbaiki klaudikasio intermiten Pentoxifylline, bekerja menurunkan viskositas darah Amlodipin atau nifedipin sebagai vasodilator jika terjadi

vasospasme Aspirin dosis rendah dan obat iloprost (analog prostasiklin)

Antibiotic diindikasikan untuk infeksi sekunder.

Masih dalam tahap penelitian penggunaan stem sel terapi untuk mengobati gejala

yang berhubungan dengan iskemik yang mana terapi konvensional  gagal.

Pengobatan lain yang diusulkan meliputi: carperitide ( atrial peptide natriuretic),

limaprost  dan analog prostaglandin lainnya

jika dicurigai penyakit ini disebabkan sensitifitas dari komponen nikotinn dari

rokok maka nicotine replacement therapy (NRT) dapat digunakan, bagaimanapun,

penemuan saat ini mendukung adanya hubungan pengurangan rokok dengan

pengurangan iskemik progresif dan oleh karena itu semua produk tembakau

seharusnya dihentikan.

2.9.3 Terapi Bedah

Terapi bedah untuk penderita buerger meliputi debridement konservatif jaringan

nekrotik atau gangrenosa , amputasi konservatif dengan perlindungan panjang

15

Page 16: BAB I

maksimum bagi jari atau ekstremitas, dan kadang-kadang simpatektomi lumbalis bagi

telapak tangan atau simpatetomi jari walaupun kadang jarang bermanfat

1. Revaskullarisasi Arteri

Revaskularisasi arteri pada pasien ini juga tidak mungkin dilakukan sampai

terjadi penyembuhan pada bagian yang sakit. Keuntungan dari bedah langsung

(bypass) pada arteri distal juga msih menjadi hal yang kontroversial karena angka

kegagalan pencangkokan tinggi. Bagaimanapun juga, jika pasien memiliki bebrapa

iskemik pada pembuluh darah distal, bedah bypass dengan pengunaan vena autolog

sebaiknya dipertimbangkan.

2.    Simpatektomi

Dikatakan simpaktektomi dapat mencegah amputasi. Simpatektomi dapat

dilakukan untuk menurunkan spasma arteri pada pasien penyakit Buerger. Melalui

simpatektomi dapat mengurangi nyeri pada daerah tertentu dan penyembuhan luka

ulkus pada pasien penyakit buerger tersebut, tetapi untuk jangka waktu yang lama

keuntungannya belum dapat dipastikan.

Simpatektomi lumbal dilakukan dengan cara mengangkat paling sedikit 3

buah ganglion simpatik, yaitu Th12, L1 dan L2. Dengan ini efek vasokonstriksi akan

dihilangkan dan pembuluh darah yang masih elastis akan melebar sehingga kaki atau

tangan dirasakan lebih hangat.

3.    Amputasi

Terapi bedah terakhir untuk pasien penyakit Buerger (yaitu pada pasien yang

terus mengkonsumsi tembakau) adalah amputasi tungkai tanpa penyembuhan ulcers,

gangrene yang progresif, atau nyeri yang terus-menerus serta simpatektomi dan

penanganan lainnya gagal. Hidarilah amputasi jika memungkinkan, tetapi, jika

16

Page 17: BAB I

dibutuhkan, lakukanlah operasi dengan cara menyelamatkan tungkai kaki sebanyak

mungkin.

2.10 Diagnosis Banding

Penyakit Buerger harus dibedakan dari penyakit oklusi arteri kronik

aterosklerotik. Keadaan terakhir ini jarang mengenai ekstremitas atas. Penyakit oklusi

aterosklerotik diabetes timbul dalam distribusi yang sama seperti Tromboangitis

Obliterans, tetapi neuropati penyerta biasanya menghalangi perkembangan klaudikasi

kaki.

Diagnose banding dari penyakit buerger seperti DM tipe I, DM tie II,

sclerodema, penyakit Raynaud.

2.11 Prognosis

Pada pasien yang berhenti merokok, 94% pasien tidak perlu mengalami

amputasi;       apalagi pada pasien yang berhenti merokok sebelum terjadi gangrene,

angka kejadian amputasi  mendekati 0%. Hal ini tentunya sangat berbeda sekali

dengan pasien yang tetap merokok, sekitar  43% dari mereka berpeluang harus

diamputasi selama periode waktu 7 sampai 8 tahun   kemudian, bahkan pada mereka

harus dilakukan multiple amputasi. Pada pasien ini selainUmumnya dibutuhkan

amputasi tungkai, pasien juga terus merasakan klaudikasi (nyeri pada saat berjalan)

atau fenomena raynaud’s walaupun sudah benar-benar berhenti mengkonsumi

tembakau.

17

Page 18: BAB I

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyakit buerger desease merupakan penyakit oklusi kronis pembuluh darah

arteri dan vena yang berukuran kecil dan sedang, terutama mengenai pembuluh darah

perifer ekstremitas inferior dan superior.

Penyakit tromoboangitis obliterans merupakan kelainan yang mengawali

terjadinya obstruksi pada pembuluh darah di tangan dan kaki. Pembuluh darah

mengalami konstriksi atau obstruksi sebagian yang dikarenaka oleh inflamasi dan

bekuan sehingga mengurangi aliran darah ke jaringan. Penderita penyakit ini

umumnya perokok berat yang kebanyakan mulai merokok pada usia muda, kadang

pada usia sekolah. Penghentian kebiasaan merokok memberikan perbaikan pada

penyakit ini.

18

Page 19: BAB I

Daftar Pustaka

Doherty GM. Current Surgical Diagnosis And Treatment. USA : McGraw

Hill.2006.

Reksoprodjo Soelarto, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, 1994.

Schwartz, Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta, 2000.

Sjamsuhidajat.R, Wim De Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2005.

19