BAB I
-
Upload
nuneng-rinensa -
Category
Documents
-
view
8 -
download
0
description
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Indikator kesehatan
suatu bangsa salah satunya masih dilihat dari tinggi atau rendahnya angka kematian
bayi. Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatus (AKN)
merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat. Kesepakatan global
(Millenium Development Goals/MDGs, 2000) pada tahun 2015 diharapkan Angka
Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita menurun sebesar dua-pertiga dalam
kurun waktu 1990-2015.1
Secara global dikemukakan bahwa selama tahun 2000, terdapat 4 juta kematian
neonatus (3 juta kematian neonatal dini dan 1 juta kematian Neonatal lanjut). Hampir
99% kematian tersebut terjadi di negara berkembang. Kematian tertinggi diAfrika (88
perseribu kelahiran), sedangkan di Asia angka kematian perinatal mendekati 66 bayi
dari 1000 kelahiran hidup (WHO, 2002). Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai
komitmen untuk menurunkan Angka Kematian Bayi dari 68 menjadi 23/1.000
Kelahiran Hidup pada tahun 2015.1
Penyebab utama tingginya angka kematian bayi, khususnya pada masa perinatal
adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).2 Resiko kematian neonatal dengan BBLR
adalah 6,5 kali lebih besar bila dibandingkan dengan bayl lahir dengan berat badan
cukup.10
Berdasarkan data dari WHO dan UNICEF pada tahun 2004, lebih dari 20 juta bayi
di seluruh dunia (15,5% dari seluruh kelahiran bayi di dunia) tiap tahunnya dilahirkan
bayi BBLR dan 95,6% diantaranya lahir di negara berkembang. Kejadian BBLR di
negara berkembang adalah 16,5% atau 2x lebih besar dibandingkan dengan di negara
maju ( 7%) (WHO,UNICEF,2004). Insidensi BBLR di Indonesia pada tahun 2005
diperkirakan 7 – 14%, yaitu sekitar 459.200 - 900.000 bayi (Depkes RI, 2005). 3,4,5
Data JABAR6
Kabupaten kuningan7
Puskesmas Sukamulya8
Berat badan lahir rendah sangat erat hubungannya dengan morbiditas dan mortalitas
neonatus. Bayi dengan berat lahir < 2500 g mempunyai risiko kematian 20x lebih tinggi
daripada bayi dengan berat lahir normal. BBLR juga meningkatkan morbiditas bayi
seperti gangguan neurologis, keterlambatan pertumbuhan, perkembangan kognitif, dan
di masa datang berisiko menderita penyakit-penyakit kronik seperti penyakit
kardiovaskular, hipertensi, dan penurunan kecerdasan.(Depkes RI, 2005; WHO,
UNICEF 2004).3,4,5
Kurang gizi merupakan masalah yang umum di berbagai negara. Ibu hamil, ibu
menyusui, dan bayi merupakan kelompok rawan dengan resiko kematian yang tinggi.
Gizi buruk pada ibu, meningkatkan resiko untuk kematian bayi, lahir mati dan kelahiran
bayi BBLR.9
Status gizi ibu biasanya diukur dengan tinggi badan, kenaikan berat badan waktu
hamil dan kadar haemoglobinnya.10
Penelitian lain di Amerika menyatakan bahwa resiko kematian neonatal pada bayi
dengan BBLR hampir 40 kali lebih besar bila dibandingkan dengan bayi yang lahir
dengan berat badan cukup, sedangkan resiko kematian pada masa postnatal 5 kali lebih
besar bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan cukup.11
Program untuk menurunkan angka kejadian bayi berat lahir rendah telah
dilaksanakan oleh pemerintah melalui pelayanan antenatal yaitu dengan melakukan
identifikasi ibu hamil dengan tujuan mengenali dan memotivasi ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilannya. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal, pengelolaan
anemia pada ibu hamil dan pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan. Namun
demikian angka kejadian BBLR tetap tinggi.
Keadaan tersebut mendorong penulis untuk mengetahui lebih jauh bagaimana
pelaksanaan surveilans epidemiologi BBLR dab bagaimana gambaran epidemiologi
BBLR di UPTD Puskesmas Sukamulya Kabupaten Kuningan Jawa Barat periode
Januari-Agustus 2014.
1.2. Permasalahan
Belum diketahuinya......UPTD Puskesmas Sukamulya Kabupaten Kuningan Jawa Barat
periode Januari-Agustus 2014 dihubungkan dengan program yang dilakukan oleh unit
utama yaitu Program KIA dan KB, Promosi Kesehatan dan Gizi dalam kaitannya
dengan Program.....
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum : Mengetahui hasil pencapaian kegiatan yang dilaksanakan di
UPTD Puskesmas Sukamulya Kabupaten Kuningan Jawa Barat periode Januari-
Agustus 2014 dihubungkan dengan program yang dilakukan oleh unit utama yaitu
Program KIA dan KB, Promosi Kesehatan dan Gizi dalam kaitannya dengan......
1.3.2 Tujuan Khusus :
a. Mengetahui evaluasi input (masukan) pelaksanaan Program....... yang meliputi tenaga
(tenaga pelaksana...., tenaga penolong persalinan oleh tenaga kesehatan, tenaga
pelaksana Promosi Kesehatan, tenaga pelaksana Gizi), lingkungan, sarana, dan dana di
UPTD Puskesmas Sukamulya Kabupaten Kuningan Jawa Barat.
b. Mengetahui proses pelaksanaan Program.... yang meliputi kegiatan ANC, cakupan
pelayanan ibu hamil, persalinan, kunjungan neonatal (KN),..... di UPTD Puskesmas
Sukamulya Kabupaten Kuningan Jawa Barat
c. Mengetahui output (keluaran) pelaksanaan Program..... yang meliputi cakupan ANC,
cakupan pelayanan ibu hamil, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, cakupan
pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan, jumlah ibu bersalin, jumlah bayi lahir hidup,
kunjungan neonatal, cakupan penanganan komplikasi neonatus.... di UPTD Puskesmas
Sukamulya Kabupaten Kuningan Jawa Barat
d. Mengetahui impact (dampak) pelaksanaan Program.... dengan diketahuinya jumlah
bayi lahir dengan BBLR di UPTD Puskesmas Sukamulya Kabupaten Kuningan Jawa
Barat.
1.4. Manfaat
1.4.1 Untuk masukan Program terkait (KIA, Promosi Kesehatan dan Gizi) sehingga
dapat digunakan untuk....
1.4.2 Untuk menambah wawasan dan pengalaman lapangan bagi penulis.