BAB I
-
Upload
zatyhulwani -
Category
Documents
-
view
21 -
download
3
description
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengeboran adalah suatu proses pengerjaan pemotongan menggunakan mata
bor untuk menghasilkan lubang yang bulat pada material logam maupun non
logam yang masih pejal atau material yang sudah berlubang. Proses
menghasilkan lubang dapat pula dilakukan dengan cara yang lain yaitu dengan
proses boring (memperbesar lubang).
Seperti yang kita ketahui bahwa perkembangan teknologi semakin pesat, hal
ini juga membuat perkembangan teknologi dalam bidang pengeboran semakin
meningkat. Dulunya pengeboran hanya bisa dilakukan secara vertikal, akantetapi
tidak menutup kemungkinan dimasa yang akan datang pengeboran bisa dilakukan
secara horizontal.
Pada makalah ini kami akan menjelaskan tentang beberapa hal yang telah
kami rangkum dalam subbab tujuan dibawah ini.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan umum pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pengeboran dan Penggalian yang diberikan oleh Bapak Nurul Kamal,
S.T., M.Sc. Sedangkan tujuan khusus pembuatan makalah ini yaitu:
1. Basic system of drilling rig (Komponen-komponen Pengeboran dengan
sistem Rig).
2. Field of application.
3. Drifting and tunnelling,
4. Road heading and tunnel boring.
5. wagon,
6. crawler,
7. drifter surface rigs,
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Basic System of Drilling Rig (Sistem
Dasar Pengeboran Rig)
Rig pengeboran adalah suatu bangunan dengan peralatan untuk
melakukan pengeboran ke dalam reservoir bawah tanah untuk
memperoleh air,minyak, atau gas bumi, atau deposit mineral bawah tanah. Rig
pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore) atau di atas laut/lepas pantai (off
shore) tergantung kebutuhan pemakaianya. Walaupun rig lepas pantai dapat
melakukan pengeboran hingga ke dasar laut untuk mencari mineral-mineral,
teknologi dan keekonomian tambang bawah laut belum dapat dilakukan secara
komersial. Oleh karena itu, istilah "rig" mengacu pada kumpulan peralatan yang
digunakan untuk melakukan pengeboran pada permukaan kerak Bumi untuk
mengambil contoh minyak, air, atau mineral.
Rig pengeboran minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak hanya untuk
mengidentifikasi sifat geologis dari reservoir tetapi juga untuk membuat lubang
yang memungkinkan pengambilan kandungan minyak atau gas bumi dari
reservoir tersebut.
Dari fungsinya, rig dapat digolongkan menjadi dua macam:
Drilling rig: rig yang dipakai untuk membor sumur, baik sumur baru, cabang
sumur baru maupun memperdalam sumur lama.
Workover rig: fungsinya untuk melakukan sesuatu terhadap sumur yang telah
ada, misalnya untuk perawatan, perbaikan, penutupan, dsb.
Rig pengeboran dapat berukuran:
Kecil dan mudah dipindahkan, seperti yang digunakan dalam pengeboran
eksplorasi mineral
Besar, mampu melakukan pengeboran hingga ribuan meter ke dalam
kerak Bumi. Pompa lumpur yang besar digunakan untuk melakukan
sirkulasi lumpur pengeboran melalui mata bor dan casing (selubung), untuk
mendinginkan sekaligus mengambil "bagian tanah yang terpotong" selama
sumur dibor.
Dari fungsinya, rig dapat digolongkan menjadi dua macam:
Drilling rig: rig yang dipakai untuk membor sumur, baik sumur baru, cabang
sumur baru maupun memperdalam sumur lama.
Workover rig: fungsinya untuk melakukan sesuatu terhadap sumur yang telah
ada, misalnya untuk perawatan, perbaikan, penutupan, dsb.
Katrol di rig dapat mengangkat ratusan ton pipa. Peralatan lain dapat
mendorong asam atau pasir ke dalam reservoir untuk mengambil contoh minyak
dan mineral; akomodasi untuk kru yang bisa berjumlah ratusan. Rig lepas pantai
dapat beroperasi ratusan hingga ribuan kilometer dari pinggir pantai. Pada
umumnya RIG pengeboran dapat dibagi menjadi beberapa jenis sesuai daerah
RIG Darat : Untuk pengeboran di darat. Bentuk paling sederhana, terdiri dari
menara dan struktur penopang.
Jack Up Rig : Satu unit alat pengeboran dengan kaki yang panjang. Kaki ini
dapat naik dan turun untuk menopang struktur utama. RIG jenis ini biasa
digunakan pada daerah dengan kedalaman sekitar 100 M atau kurang
Drill Ship : Semua peralatan untuk pengeboran dipasang pada kapal.
Digunakan untuk mengebor laut yang sangat dalam.
Jenis Rig
a. Land rig
b. Drill ship
c. Swamp barge rig
d. Jack up rig
e. Platform rig
f. Semi submersible rig
Gambar 1. Jenis-Jenis Rig
System di Rig
Setelah dilakukan eksplorasi, maka tahap selanjutnya adalah tahap
pemboran. Terdapat lima komponen utama dalam tahap pemboran, yaitu :
hoisting system (sistem angkat), rotary system (sistem putar), circulating
system (sistem sirkulasi), Blow out preventer system (BOP sistem) dan power
sysstem (sistem tenaga).
A. Hoisting System
Hoisting sistem adalah perlengkapan utama dalam sistem dan
perlengkapan pemboran. Fungsi utamanya adalah mengangkat, menahan,
dan menurunkan peralatan serta pendukung peralatan rotary pada rig.
Komponen sistem pengangkat terdiri dari dua sub bagian utama yaitu :
a. Struktur penunjang (rig) adalah suatu konstruksi baja yang dirakit di
lapangan/lokasi sumur yang terdiri dari menara bor (standard derrick atau
mast) dan substrukture.
Struktur ini terdiri dari :
1. Menara Pengeboran Standart (Standard Derrick) adalah :
Konstruksi berbentuk menara yang dirakit potongan demi potongan kecil
di lapangan/sumur minyak diatas substrukture.
2. Menara Pengeboran Portable (Mast), adalah :
Konstruksi berbentuk menara yang dibentuk dari beberapa potongan-
potongan besar yang dirakit ditanah dan kemudian didirikan/ditegakkan
di atas substrukture. Kedua jenis menara bor di atas merupakan kontruksi
baja yang menutup sebagian dari lantai rig dan juga mendukung
pemasangan alat-alat dan perlengkapan sumur dan rangkaian pipa bor
yang diperlukan untuk operasi pengeboran putar didalam mengebor
sebuah sumur.
3. Substructure, adalah :
Konstruksi baja yang besar yang dibangun untuk menjadi dasar dan
menunjang menara pemboran , Subtructure ini harus cukup tinggi untuk
kebutuhan peralatan pencegah semburan liar.Substructure ini menjadi
tempat kerja untuk kegiatan bekerja regu bor diatas dan dibawah lantai
rig.
4. Lantai Bor, adalah merupakan lantai yang dipasang di atas
substructure yang menjadi tempat kerja untuk hampir semua operasi-
operasi pengeboran.
Structure penunjang menyediakan tempat kerja yang diperlukan dalam
penggunaan alat pengangkat yang khusus.
b. Alat Pengangkat, adalah merupakan alat yang khusus yang diperlukan
untuk mengangkat, menurunkan dan menggantung rangkaian pipa bor
didalam lubang sumur.
Alat pengangkat ini terdiri dari :
1. Drawwork (Mesin Penarik), adalah mesin pengangkat yang kuat
(mesin derek) yang terletak di dekat meja pemutar di lantai rig untuk
menarik drilling line.
2. Overhead Tools (Alat-Alat Bagian atas), adalah merupakan mata
rantai penghubung di dalam sistem pengangkat yang terdiri dari :
Crown Block yaitu merupakan rangkaian roda-roda atau susunan
yang terletak di puncak menara pengeboran.
Travelling Block adalah merupakan susunan puli-puli (sheaves)
yang digantung dibawah crown block/diatas lantai bor.
Hook (kait) adalah alat berbentuk kait yang besar terletak dibawah
Travelling Block untuk menggantung Swivel dan rangkaian pipa
bor tergantung selama operasi-operasi pengeboran.
Elevator adalah penjepit pipa yang berkekuatan tinggi untuk
memegang pipa dan digantung pada link (gantungan elevator) dan
dikaitkan disisi Travelling Block atau di Hook. Elevator-elevator
ini dipakai untuk menurunkan atau menaikkan bagian-bagian
rangkaian pipa bor ke dan dari lubang bor.
3. Drilling Line, adalah tali kawat baja yang berkekuatan tinggi yang
menjadi penghubung dari seluruh bagian-bagian sistem pengangkat.
Gambar 2. Hoisting System
B. Rotating System
Rotating system berfungsi untuk memutar drillstring selama operasi
pemboran, sehingga daya yang dihasilkan oleh prime mover dapat
ditransmisikan sampai ke bawah permukaan.
Rotating System ini terdiri dari :
1. Swivel
Swivel merupakan alat berbentuk khusus yang digantung pada hook
yang berada di bawah traveling block. Swivel berada di puncak batang bor
dan karena kontruksinya, memungkinkan drill string berputar bebas selama
operasi pengeboran.Fungsi utama Swivel :
a.Menghubungkan drill string ke hoisting system. Swivel dikaitkan ke hook
dan traveling block melaui swivel bail.
b. Memungkinkan rotary system berputar. Drillstring, swivel tidak berputar
tetapi menahan swivel stem.
c.Berguna untuk mengalirkan lumpur pemboran dari rotary hose masuk ke
drill string.
2. Kelly Pipe
Merupakan pipa yang berbentuk segi empat atau segi enam. Berfungsi
sebagai penghantar putaran dari rotary table ke seluruh rangkaian
dibawahnya. Gerakan kelly selain berputar searah jarum jam, juga bergerak
vertikal (naik turun), sehingga memungkinkan untuk memutarkan dan
mengangkat atau menurunkan rangkaian dibawahnya. Ukuran kelly,
mempunyai panjang ±13-14 dan 16.5 m, lebih panjang dari pada drill pipe
dan drill collar.
3. Rotary Table
Adalah mesin pemutar yang terletak di tengah lantai bor tepat dibawah
crown block. Rotary table bila digunakan dengan kelly bushing dan master
bushing berguna untuk meneruskan gaya putar. Bila di gunakan dengan
rotary slip di gunakan untuk mengantung drill dtring di dalam lubang
sewaktu tripping in drill string dan tripping out drill string.
4. Drill Pipe
Fungsinya sebagai pipa penyambung dan penghantar putaran dari kelly
ke bit.Pada bagian ujung-ujung pipa dibuat membesar atau disebut “up set”
tool joint, karena dibagian itu meneima beban tegangan terbesar dan sebagai
tempat rotary tong. Ukuran drill pipe selain garis tengah juga panjangnya
yang disebut R1, R2, dan R3.
R1, sudah tidak pernah pakai.
R2, panjangnya 27-30 ft.
R3, panjangnya 38-45 ft.
5. Drill Collar
Merupakan pipa pemberat dari pada seluruh rangkaian yang dipasang
dibagian paling bawah. Fungsinya sebagai pemberi beban pada bit, yang
berkisara 40%-50% dari beratnya drill collar. Bentuk badanya ada 2 macam,
berbentuk standard dan berbentuk spiral.
6. Bit
Bit berada pada paling bawah dari pada susunan drill string. Yang
berfungsi untuk menghancurkan dan menembus batuan formasi pada saat
operasi pemboran berlangsung (membuat lubang bor).
Ada empat jenis bit yang di gunakan dalam pemboran:
1. Drag bit
Bit ini tak mempunyai bagian yang bisa bergerak dan membor
dengan gaya keruknya. Mula-mula pemboran dilakukan dengan bit
type ini, sekarang hanya digunakan untuk formasi-formasi yang
lunak dan dalam banyak hal telah digeser kedudukannya oleh
rolling cutter bit.
Masalah yang timbul dengan menggunakan bit ini adalah :
Lubang bengkok.
Lubang berdiameter kurang dari yang diminat (under gauge).
Balling (dilapisi padatan-padatan) pada pemboran formasi
shale.
2. Roller cutter bit
Roller cutter bit adalah bit yang mempunyai kerucut (cone) yang
dapatberputar untuk menghancurkan batuan. Pada cone terdapat gigi-
gigi yang relatif makin pendek dan banyak gigi untuk formasi lunak.
Cone pada bit ini bisanya 3 cone, dan cone tidak mempunyai as yang
sama.
3. Tricone bit
Tricone bit yang mempunyai kerucut (cone) yang dapatberputar
untuk menghancurkan batuan. Pada cone terdapat gigi-gigi yang
relatif makin pendek dan banyak gigi untuk formasi lunak samapi
sedang. Cone pada bit ini bisanya 3 cone, dan cone tidak mempunyai
as yang sama.
4. Diamond bit (PDC bit, Core bit).
Diamond bit membor berdasarkan penggoresan atau
penggilingan butir-butir intan yang dipasang pada matrik besi atau
carbide. Intan merupakan zat yang sampai sekarang dianggap paling
keras dan dapat membor pada formasi-formasi keras dan abrasif.
Sedangkan Core bit digunakan untuk coring atau mengambil sample
batuan inti pengeboran.
Gambar 3. Rotating System
C. Circulating System
Merupakan komponen utama lainnya dari peralatan pemboran.
Peralatan ini berfungsi untuk memberikan service berupa penyediaan
lumpur serta penyediaan sifat-sifat fisiknya selama perboran berlangsung,
termasuk dengan peralatan conditioning equipment.
Circulating system terdiri dari :
a. Drilling Fluid, yang befungsi untuk :
Mengimbangi tekanan formasi (hidrstatik)
Mengangkat dan membersihkan cutting dari lubang bor
Mendukung kestabilan lubang bor
Mendinginkan dan melumasi bit dan drillstring
Menyediakan hydraulic horsepower pada bit
Media logging
Preparation Area
Suatu tempat untuk mempersiapkan lumpur sebelum disirkulasikan ke
dalam sumur, yang terdiri dari:
Mud house
Steel mud pits/tanks
Mixing hopper
Chemical mixing barrel
Bulk mud storage bins
Water tank
Reserve pit
Circulating Equipment
Merupakan peralatan khusus untuk memberikan tenaga pada lumpur
sehingga dapat masuk dan ke luar dari kepala sumur. Susunan dari
peralatan ini adalah:
Triplex Pump
Surface Connection
Stand Pipe
Mud hose ke Drill String
Conditioning Area
Merupakan tempat atau peralatan untuk mengembalikan kondisi lumpur
setelah mengalami berbagai beban selama operasi pemboran
berlangsung. Lumpur akan ditreatment sebelum masuk ke prefaration
area, yang terdiri dari:
Shale shaker
Desander
Desilter
Degaser
Hydrocyclone
Gambar 4. Circulating System
D. Power System
Sistem tenaga pada operasi pemboran terdiri dari dua sub-komponen
utama, yaitu :
1. Power Supply Equipment, yang dihasilkan oleh mesin-mesin besar
yang dikenal sebagai “Prime Mover” (penggerak utama).
2. Distribution Equipment (transmition), meneruskan tenaga yang
diperlukan untuk operasi pemboran.
Sistem transmisi dapat dikerjakan dengan salah satu dari sistem, yaitu
sistem transmisi mekanis atau sistem transmisi listrik.
1. PRIME MOVER UNIT
Hampir semua rig menggunakan “Internal Combution Engines”.
Penggunaan jenis dan jumlah mesin ini ditentukan oleh besarnya
tenaga yang diperlukan untuk mengebor sumur yang didasarkan pada
casing program dan keadaan sumur.Tenaga yang dihasilkan sebuah
prime mover berkisar antara 500 sampai 5000 hp.
Jumlah unit mesin yang diperlukan :
1. Dua atau tiga, pada umumnya operasi pemboran
memerlukan dua atau tiga mesin.
2. Empat, untuk pemboran yang lebih dalam memerlukan
tenaga yang lebih besar sehingga mesin yang diperlukan
dapat mencapai empat mesin.
Jenis mesin yang digunakan :
1. Diesel ( copression ) engines.
2. Gas ( spark-ignition ) engines.
Gambar 5. Prime Mover
Fungsi : Fungsi utama dari prime mover unit adalah
untuk mendukung seluruh system lainnya dengan menyediakan suatu
sumber tenaga yang diperlukan dalam operasi pemboran modern.
Letak : Letak prime mover tergantung pada system transmisi
yang digunakan dan ketersediaan ruang, umunya prime mover terletak
di bawah rig, di atas lantai bor, di samping atau di sisi rig, baik di atas
tanah maupun di atas lantai bor pada struktur yang terpisah, dan
terletak jauh dari rig .
Mekanisme : Tenaga yang dihasilkan oleh suatu Prime Mover
harus disalurkan kebagian-bagian pekerjaan utama dari system
pemboran. Transmisi tenaga ini dilakukan melalui salah satu dari dua
cara yang ada, yaitu:
Transmisi tenaga mekanis (Mechanical Power Transmission).
Transmisi tenaga listrik (Electric Power Transmission).
Biasanya di rig prime mover berada di dalam wadah (kontainer)
untuk alas an keamanan dan keselamatan peralatan seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 6. Prime Mover yang terletak di sisi menara bor.
2. DISTRIBUSI TENAGA PADA RIG
Rig tidak berfungsi dengan baik bila distribusi tenaga yang
diperoleh tidak mencukupi. Sebagian besar tenaga yang dihasilkan
mesin, didistribusikan untuk drawwork, rotary table dan mud pump.
Disamping itu juga diperlukan untuk penerangan, instrumen rig,
engines fans, air conditioner, dan tenaga transmisi.
Tenaga transmisi diperoleh dari salah satu metode sebagai berikut :
Mechanical power transmission.
Mechanical Power Transmision (transmisi tenaga mekanik) berarti
tenaga yang dihasilkan oleh mesin-mesin harus diteruskan secara
mekanis.
Gambar 7. Sistem Transmisi Mekanik
Fungsi yaitu Sebagai salah satu penghubung yang digunakan
untuk menghubungkan tenaga power yang berasal dari prime mover
keperalatan – peralatan atau mesin – mesin yang ada di rig.
Mekanisme : Tenaga yang dihasilkan oleh prime mover harus
dihubungkan bersama-sama dengan mesin-mesin yang lain untuk
mendapatkan tenaga yang mencukupi. Hal ini dilakukan dengan
Hydraulic Coupling (Torque Converters), yang dihubungkan bersama-
sama (compounded). Tenaga ini kemudian diteruskan melalui
elaborate sprocket dan chain linking system (system rantai), yang
secara fisik mendistribusikan tenaga ke unit-unit yang memerlukan
tenaga. Sistem ini sekarang banyak digantikan dengan tenaga listrik
(susunan electrical power transmision).
Electrical power transmission.
Sebagian besar drilling rig sekarang telah menggunakan system
transmisi tenaga listrik yang harus dialirkan melalui kabel. Pada
system ini mesin diesel memberikan tenaga mekanik dan diubah
menjadi listrik oleh generator listrik, yang dipasang didepan block.
Generator menghasilkan arus listrik, yang dialirkan melalui kabel
kesuatu “Control Unit” (control kabinet).
Dari control kabinet, tenaga listrik diteruskan melalui kabel
tambahan ke motor listrik yang langsung dihubungkan ke sistem
peralatan yang lain, seperti system angkat, rotary, sirkulasi,
penerangan, dan lain-lain.
Beberapa keuntungan penggunaan electric power transmission :
a. Lebih fleksibel letaknya.
b. Tidak memerlukan rantai penghubung. Umumnya lebih kompak
dan portable, dan lebih mudah dikontrol.
Gambar 8. Sistem Transmisi Elektrik
Fungsi : untuk mentransmisikan tenaga yang dihasilkan oleh
prime mover ke seluruh peralatan pemboran melalui kabel (elektrik)
Mekanisme : Alternator memproduksi AC power yang
dikirimkan melalui kabel ke electric switch-and-control gear. Dari
sini, sebagian besar degenerated menjadi DC dan dikirimkan melalui
kabel ke electric motor yang terpasang langsung pada peralatan
bersangkutan.
Gambar 9. Power System
E. Blow Out Preventer (BOP)
Peranan pendukung untuk pengontrol dan safety tekanan selama
pemboran berlangsung. Peralatan ini berfungsi untuk menutup sumur
bila terjadi kick atau sembur liar yang mungkin terjadi selama
pemboran akibat masuknya gas/fluida formasi dan mengalir secara liar
ke permukaan. BOP (Gambar ) ini terbagi menjadi:
a. BOP Stack dan Accumulator, yang terdiri dari :
Annular preventer
Pipe ram preventer
Drilling spool
Blind ram preventer
b. Supproting Choke dan Kill System, yang terdiri dari :
Choke manifold
Kill line
Gambar 10. Bow Out Preventer (BOP)
2.2. Field of Application (Bidang Aplikasi)
a) Eksplorasi mineral dan batubara
b) Ekplorasi dan produksi air tanah
c) Eksplorasi dan produksi gas
d) Eksplorasi dan produksi minyak
e) Peledakan
f) Geoteknik
g) Ventilasi tambang
h) Penirisan tambang
i) Keperluan perhitungan cadangan
j) Perolehan data geologi
k) Pengontrolan tambang dan
l) Serta pembuatan lubang pipa air untuk PDAM dan kabel listrik untuk
PLN, dll.
2.3. Drifting and Tunneling
Dalam penggalian terowongan ada beberapa metode yang umum
digunakan,akan tetapi metode penggalian terowongan yang akan dipilih
disesuaikan oleh keadaaan alam sekitar dengan segala pertimbangan dan
analisis, Rai Made Astawa Rai (1988), membagi beberapa metode penggalian
terowongan yang biasa diterapkan dilapangan yaitu: metode fullface, metode
drift, metode pillot tunnel, metode sumuran vertical, dan tunneling
(terowongan).
1. Metode Drift (Drifting)
Drift yaitu suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan
bijih yang arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan
bijihnya (dalam pengeboran). Metode “drift” adalah suatu metode yang
menggali terlebih dahulu sebuah lubang bukaan berukuran kecil sepanjang
lintasan terowongan yang kemudian diperbesar sampai membentuk
penampang yang direncanakan. Metode ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
(a) Top Drift
Metode ini banyak digunakan pada penggalian endapan di tambang.
Metode ini tidak jauh berbeda dengan medode “ heading and bench”.
(b) Centre Drift
Metode ini dimulai dengan penggalian lubang berukuran 2,5m x 2,5m –
3m x 3m dari portal ke portal. Perluasannya dimulai setelah penggalian
“center drift” selesai.
Keuntungan :
1. Metoda ini menguntungkan karena memberikan sistem ventilasi
yang baik,
2. Tidak memerlukan penyangga sementara yang rumit karena
ukurannya cukup kecil,
3. Mucking dapat dilakukan bersamaan dengan penggalian.
Kerugian :
1. Pekerjaan perluasannya harus menunggu center drift selesai secara
keseluruhan,
2. Alat bor harus dipasang dengan pola tertentu.
(c) Bottom drift
Pada metode ini, penggalian dimulai dengan membuka bagian bawah
penampang. Pembuatan lubang-lubang bahan peledak untuk membuka
bagian atas penampang dilakukan dengan mem-bor dari bottom drift
vertikal ke atas.
(d) Side Drift
Pada metode ini dua “drift” digali sekaligus pada sisi-sisi penampang,
sepanjang lintasan terowongan. Proses selanjutnya adalah penggalian
bagian “arch” yang diikuti dengan pemasangan penyangga sementara.
Keuntungan :
1. Proses pekerjaan lining dapat dilakukan sebelum penggalian bagian
tengah selesai
2. Cocok untuk penggalian terowongan besar dan dengan kondisi
tanah yang buruk.
2. Tunneling (Terowongan)
Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai panjang lebih
dari lebar penampang galiannya, dan mempunyai gradien memanjang kurang
dari 15%. Terowongan umunya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua
ujungnya yang terbuka pada lingkungan luar.
Terowongan umumnya dibuat melalui berbagai jenis lapisan tanah dan
bebatuan sehingga metode konstruksi pembuatan terowongan tergantung dari
keadaan tanah. Metode konstruksi yang lazim digunakan dalam pembuatan
terowongan antara lain :
Cut and Cover System, Pipe Jacking System (Micro Tunneling),
Tunneling Bor Machine (TBM), New Austrian Tunneling Method (NATM),
dan Immersed-Tube Tunneling System.
Terowongan memiliki banyak klasifikasinya, akantetapi pada bab ini
yang akan di bahas terowongan tambang bawah tanah tambang.
Terowongan ini dibuat sebagai jalan masuk kedalam tambang bawah tanah
yang digunakan untuk lalu – lintas para pekerja tambang, mengangkut
peralatan tambang, mengangkut batuan dan bijih hasil penambangan.
Berdasarkan lokasinya terowongan dibagi menjadi beberapa bagian
sebagai berikut:
Underwater Tunnels
Terowongan yang dibangun dibawah dasar muka air. Pada umunnya
dibangun dibawah dasar dan sungai atau laut. Perhitungannya lebih
kompleks, selain ada tekanan tanah.juga terdapat tekanan air yang besar.
Mountain Tunnels
Terowongan jenis ini adalah salah satu terowongan yang mempunyai
peran penting ketika suatu daerah memiliki topografi yang beragam,
sehingga perlu adanya terowongan yang dibangun menembus sebuah
bukit maupun gunung.
Tunnels at Shallow Depth and Water City Streets
Jaringan transportasi di Negara-negara maju seperti Amerika, Inggris,
dan Jepang banyak yang menerapkan tipe terowongan ini. Terowongan
jenis ini sangat cocok untuk dibangun di perkotaan. Baik itu untuk
transportasi maupun saluran drainase kota.
Berdasarkan material yang dipakai, Paulus P Raharjo (2004)
menjelaskan terdapat 3 jenis terowongan, yaitu:
Terowongan Batuan (Rock Tunnels) =Terowongan batuan dibuat
langsung pada batuan massif dengan cara pemboran atau peledakan.
Terowongan batuan umumnya lebih mudah dikonstruksikan
daripada terowongan melalui tanah lunak karena pada umumnya
batuan dapat berdiri sendiri kecuali pada batuan yang mengalami
fracture.
Terowongan melalui tanah lunak (Soft Ground Tunnels)
=Terowongan melalui tanah lunak dibuat melalui tanah lempung
atau pasir atau batuan lunak (soft rock) . Karena jenis material ini
runtuh bila digali, maka dibutuhkan suatu dinding atau atap yang
kuat sebagai penahan bersamaan dengan proses penggalian.
Umumnya digunakan shield (pelindung) untk memproteksi galian
tersebut agar tidak runtuh. Teknik yang umum digunakan pada saat
ini adalah shield tunneling Pada terowongan melalui tanah lunak ini,
lining langsung dipasang dibelakang shield bersamaan dengan
pergerakan maju dari mesin pembor terowongan (Tunnel Boring
Machine).
Terowongan gali – timbun (Cut and Cover Tunnel) = Terowongan
ini dibuat dengan cara menggali sebuar trench pada tanah, kenudian
dinding dan atap terowongan dikonstruksikan di dalam galian.
Sesudah itu galian ditimbun kembali dan seluruh struktur berada
dibawah timbunan tanah. (Sumber : Rai Made Astawa Rai : Teknik
Terowongan: 1988)
2.4. Road Heading and Tunnel Boring
1. Road Heading
Road heading boring adalah pemboran yang dilakukan untuk membuat
terowongan. Alat yang digunakan untuk road heading adalah road header, road
header adalah sebuah alat gali yang mempunyai boom-mounted cutting head
dimana alat muatnya adalah conveyor serta dilengkapi dengan crawler (ban) yang
membantu roadheader berpindah tempat. Cutting head secraa umum bisa berputar
kearah lengannya, atau bisa juga berfungsi seperti jack-hamer, pisau pemotongnya
seperti pisau rantai raksasa untuk memotong batuan.
Gambar 11. Road Header
Mesin Road-header pada dasarnya dibuat untuk industri pertambangan
batu bara tapi saat ini telah digunakan untuk pembuatan terowongan. Mesin
tersebut mempunyai sebuah cutting head yang berputar dan terpasang pada bagian
bawah kerangka roda. Kerangka roda ini terdiri dari dari sebuah power system,
sistem pengumpul bongkahan batuan, dan conveyor yang mentransportasikan
bongkahan batuan kebagian belakang mesin. Bongkahan ini kemudian dimuat ke
muck handling system dan diangkut keluar terowongan. Road-headers ini bisa
mempunyai kemampuan kerja yang lebih baik dibandingkan dengan metode drill-
blast, tapi lebih buruk jika dibandingkan dengan Tunnel Boring Machine (TBM).
Keuntungan dari metode ini hampir sama dengan TBM method, seperti
continuous operation, waktu non-produksi lebih sedikit, dan kualitas dari
terowongan. Namun, road-header lebih fleksibel dari pada TBM karena bisa
diaplikasikan pada tipe, bentuk dan ukuran dari terowongan bawah tanah yang
bervariasi.
Pembuatan tunnel (terowongan) menggunakan road-header meliputi 3
proses utama, yaitu: penggalian, pemindahan pengotor dan tunnel support
(Obeidat et al., 2006). Penggalian dilakukan dengan road-header untuk beberapa
waktu yang lama. Untuk memulai proses selanjutnya road-header akan ditarik
kembali (dipindahkan) agar bisa dilakukan pemasangan baut mekanik
(mechanical bolts). Kemudian pemasangan penyokong dasar terowongan selesai,
operasi ini termasuk instalasi wire mesh atau semen pada lokasi yang telah
ditentukan.
2. Tunnel Boring
Tunnel boring adalah pengeboran terowongan menggunakan Tunnel
Boring Mechine (TBM). Konstruksi terowongan meliputi tiga proses utama yaitu,
penggalian (excavation), pemindahan pengotor (dirt removal), dan penyokong
terowongan (tunnel support), (Ruwanpura, 2001). Konstruksi terowongan
(menggunakan TBM) dimulai dengan penggalian dan dukungan liner untuk poros
vertical (liner support of the vertical shaft). Operasi pembuatan terowongan
menggunakan TBM dapat dibedakan menjadi:
1. Penggalian dan penyokong untuk undercut area
2. Penggalian terowongan dan ujung terowongan
3. Pembuangan pengotor dari area terowongan
4. Pengangkatan pengotor dari ground level
5. Melapisi (lining) terowongan
6. Memperluas rail tracks
7. Penggalian dan support untuk pemindahan shaft (support of the removal
shaft).
Dua tipe TBM yang digunakan dalam konstruksi terowongan berdasarkan
lingkungan penggunaannya: Open-face shielded machines,digunakan saat
menggali tanah yang stabil, dan Closed-faced shielded machines, digunakan pada
tanah yang kurang stabil seperti pasir dan lanau (silt). Bagian yang penting dari
proses penggalian menggunakan TBM adalah laju penggalian dan panjangnya
stroke. Laju ekskavasi tergantung pada keadaan tanah dan tenaga TBM
(horsepower) sedangkan panjangnya stroke ditentukan oleh seberapa sering TBM
harus di-reset.
Penganganan pengotor termasuk pemindahan dan transportasi spoil dari
terowongan ke shaft untuk dibawa ke permukaan. Metode yang berbeda
digunakan untuk mengangkut spoil dari permukaan terowongan ke shaft, misalnya
dengan menggunakan trains (kereta) dan belt conveyor (ban berjalan). Kelebihan
menggunakan kereta adalah kereta lebih compatible (cocok) dengan metode
penggalian dan pemuatan pada umumnya, dan bisa digunakan pada hampir semua
ukuran terowongan. Keuntungan lainya adalah selain mentransportasikan spoil,
juga dapat mengangkut pekerja dan liner (penyangga) terowongan. Sedangkan
belt conveyor kelebihannya adalah dapat memindahkan spoil secara terus-
menerus. Spoil yang diangkut baik menggunakan kereta atau belt conveyor akan
dibawa ke permukaan. Pengangkatan spoil ini juga dapat dilakukan dengan
metode yang berbeda seperti menggunakan skip, clamshell bucket, crane, ataupun
derrick hoist. Shaft juga digunakan untuk mentransportasikan material konstruksi
dan pekerja ( Ruwanpura, 2001).
Gambar 12. Tunnel Boring
2.5. Wagon
Mesin bor yang juga disebut Wagon Drill (Chaucier dan Morer, 1987) itu
terdiri dari palu yang bergerak vertikal dan dipasang sepanjang suatu peluncur
(slide) yang dipasang pada suatu kendaraan seperti truk atau traktor. Palu ini
memukul-mukul suatu rangkaian batang bor yang pada ujungnya dipasangi suatu
matabor. Jenis Wagon Drills yang ringan (Atlas BVB) dapat mencapai kedalaman
rata-rata 30 meter dan maksimum 50-60 meter. Jenis Wagon Drills yang besar
(Altas Roc 601) rata-rata 70 sampai 100 meter. Sampel yang didapatkan adalah
serpihan batuan yang ditiup oleh udara yang dikompresikan melalui pipa bor, dan
ditangkan diluar oleh alat khusus yang disebut cyclone sample chamber.
Kelemahan dari Wagon Drill adalah perolehan sampel yang kecil (5kg/m), karena
diameter lubang yang didapatkan adalah 40-50 mm.
Gambar 13. Mesin bor model Wagon
2.6. Crawler
Bor tumbuk ini digunakan untuk batuan keras dalam operasi pertambangan.
Biasanya dipasang di suatu truk atau traktor agar mudah di operasikan ke segala
arah.
Gambar 14. Bagan Crawler
Gambar 15. Crawler
2.7. Drifter Surface Rigs
Drifter Surface rigs adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang drift
tambang bawah tanah menggunakan sistem pengeboran rig(tiang). Alat ini juga
dapat di gunakan di tambang terbuka hanya saja kurang efektif karena ukurannya
tidak terlalu besar. Tetapi di tambang bawah tanah sangat efeketif karena
ukurannya memungkinkan masuk di dalam terowongan dan kedalamannya juga
sesuai lubang bukaan pada metode drifting. Biasanya lubang ledak tersebut untuk
pemasangan alat ledak maupun pemasangan rock bolting.
Biasanya mesin pengeboran rig yang dipakai untuk metode drift yaitu wagon
(portable drilling rigs), crawler, dan beberapa yang akan disebutkan dibawah ini:
1. Jackhammer
Jackhammer terutama digunakan untuk tujuan yang bersifat umum
dalam kegiatan tambang, misalnya untuk membuat lubang dangkal vertikal
untuk persiapan rock bolting atau pemasangan angkor, secondary blasting,
dan lain-lain. Kadang-kadang juga digunakan untuk pembuatan shaft.
Jackhammer diklasifikasi-kan berdasarkan beratnya yang berkisar antara 7 –
30 kg (15 – 65 lbs).
Gambar 16. Jackhammer
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, kita bisa mengetahui beberapa hal, yaitu:
Basic System of Drilling Rig (Sistem Dasar Pengeboran Rig)
Bidang Aplikasi (Field of Application) pemakaian pengeboran rig
dipakai dimana saja.
Perbedaan antara drifting dan tunneling.
Memahami tentang Road Heading dan Tunnel Boring.
Mengerti tentang model mesin bor wagon, dan crawler.
Dan mengetahui pemakaian pengeboran rig untuk pembuatan drift
(Drifter Surface Rigs).
DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Rig_pengeboran
2. http://pertambangan-geologi.blogspot.com/2012/04/metode-
eksplorasi.html
3. http://ronaldi84.blogspot.com/2011/03/arsip-pengeboran.html
4. https://www.academia.edu/5543015/
Metode_dan_Klasifikasi_Terowongan
5. http://essay.utwente.nl/59620/1/MA_scriptie_M_Messinella.pdf
6. http://www.p3planningengineer.com/productivity/tunneling/
tunneling.html
7. http://www.water-technology.net/projects/new-york-tunnel-3/
8. http://theg2s.blogspot.com/p/blog-page.html
9. http://mining09uncen.blogspot.com/2012/03/alat-alat-pemboran.html