BAB I

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepsis merupakan sindrom respon inflamasi sistemik (Systemic Inflammatory Response Syndrome atau SIRS) yang disebabkan oleh infeksi. 1 Adapun definisi lain dari sepsis adalah adanya SIRS ditam dengan adanya infeksi pada organ tertentu berdasarkan hasil positif di tempat tersebut. 2 Sepsis ditandai dengan perubahan suhu tubuh, perubahan jumlah leukosit, takikardi dan takipnea. !ila dilakukan pemeriksaan laboratorium, ditemukan jumlah leukosit meningkat di batas normal atau menurun di ba"ah batas normal, dan ditemukan lok infeksi yang ditentukan dengan biakan positif terhadap organisme da tempat tersebut. 1 Sampai saat ini, sepsis masih merupakan salah satu pe infeksi yang angka mortalitasnya tinggi. #ada tahun 2$$1 se %&$.$$$ penduduk di Amerika menderita sepsisdan membunuh sedikitnya 21&.$$$ orang tiap tahunnya. ' iperkirakan sepsis menyebabkan $ sampai &$ kematian tiap 1$$.$$$ populasi. & ondisi ini menempatkan sepsis di rangking 1$ besar penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak di seluruh dunia. * erajat sepsis terbagi menjadi empat yaitu SIRS, sepsis, sepsi berat, dan syok sepsis. #ada 1$ hingga $+ pasiensyok sepsis

description

SKRIPSI

Transcript of BAB I

6

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangSepsis merupakan sindrom respon inflamasi sistemik (Systemic Inflammatory Response Syndrome atau SIRS) yang disebabkan oleh infeksi.1 Adapun definisi lain dari sepsis adalah adanya SIRS ditambah dengan adanya infeksi pada organ tertentu berdasarkan hasil biakan positif di tempat tersebut.2 Sepsis ditandai dengan perubahan suhu tubuh, perubahan jumlah leukosit, takikardi dan takipnea.3 Bila dilakukan pemeriksaan laboratorium, ditemukan jumlah leukosit meningkat di atas batas normal atau menurun di bawah batas normal, dan ditemukan lokasi infeksi yang ditentukan dengan biakan positif terhadap organisme dari tempat tersebut.1Sampai saat ini, sepsis masih merupakan salah satu penyakit infeksi yang angka mortalitasnya tinggi. Pada tahun 2001 sebanyak 750.000 penduduk di Amerika menderita sepsis dan membunuh sedikitnya 215.000 orang tiap tahunnya.4 Diperkirakan sepsis menyebabkan 30 sampai 50 kematian tiap 100.000 populasi.5 Kondisi ini menempatkan sepsis di rangking 10 besar penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak di seluruh dunia.6Derajat sepsis terbagi menjadi empat yaitu SIRS, sepsis, sepsis berat, dan syok sepsis. Pada 10 hingga 30% pasien syok sepsis didapatkan bakteriemia kultur positif dengan mortalitas mencapai 40 hingga 50%.3 Syok sepsis yang tidak segera diatasi dapat menyebabkan kematian.2 Dengan demikian, pengenalan dini terhadap kemungkinan timbulnya syok sepsis amat penting. Hal ini dapat dilakukan dengan mengenali faktor apa saja yang dapat menjadi prediktor syok.Pemeriksaan penunjang pada sepsis meliputi hitung darah lengkap termasuk hitung leukosit, urinalisis, gambaran koagulasi, glukosa, urea darah, nitrogen, kreatinin, elektrolit, uji fungsi hati, kadar asam laktat, procalcitonin, C-reactive protein, gas darah arteri, elektrokardiogram, dan ronsen dada. Pemeriksaan juga harus dilakukan di tempat infeksi lain yang terinfeksi seprti biakan darah, sputum, dan urin.2Leukosit merupakan indikator penting dalam menentukan sepsis. Leukosit adalah unit sistem pertahanan tubuh yang mobile. Manfaat leukosit yang sesungguhnya ialah sebagian besar diangkut secara khusus ke daerah yang terinfeksi dan mengalami peradangan serius. Dengan demikian menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap agen-agen infeksius.7Ada enam macam jenis sel leukosit yang bisa ditemukan dalam darah. Keenam sel tersebut adalah netrofil polimorfonuklear, eosinofil polimorfonuklear, basofil polimorfonuklear, monosit, limfosit, dan kadang-kadang sel plasma. Basofil, netrofil, eosinofil, dan monosit berperan dalam proses fagositosis. Fungsi limfosit dan sel plasma terutama berhubungan dengan sistem imun.7Leukosit terutama sebagian besar dibentuk di sumsum tulang, sebagian kecil di jaringan limfogen, kemudian diedarkan ke pembuluh darah. Bila terjadi peradangan, maka leukosit akan tertarik ke daerah jaringan yang meradang dengan cara kemotaksis. Leukosit akan keluar dari kapiler dan memasuki ruang jaringan dengan cara diapedesis.7Meningkatnya jumlah leukosit dari jumlah normal yang disebut leukositosis merupakan tanda adanya infeksi akut. Seiring dengan meningkatnya luas infeksi, maka jumlah leukosit dalam tubuh akan meningkat pula. Hal ini sesuai dengan temuan lab pada sepsis awal, yaitu leukositosis dengan shift to the left, trombositopenia, hiperbilirubinemia, dan proteinuria.2 Namun pada pasien sepsis dapat pula terjadi leukopenia, yaitu kadar leukosit kurang dari 4.000 per mm3.1 Oleh karena ditemukan perbedaan jumlah leukosit pada temuan lab tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti jumlah leukosit pada masing-masing derajat sepsis, serta apakah terdapat hubungan antara derajat sepsis terhadap jumlah leukosit.

1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Hubungan Derajat Sepsis Terhadap Jumlah Leukosit Pada Pasien Sepsis Anak di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung.1.3. Tujuan Penelitian1.3.1. Tujuan UmumUntuk mengetahui hubungan derajat sepsis terhadap jumlah leukosit pada pasien sepsis anak di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung.1.3.2. Tujuan Khusus0. Untuk mengetahui derajat sepsis pada pasien sepsis anak di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung.0. Untuk mengetahui jumlah leukosit pada pasien sepsis anak di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung.0. Untuk menganalisa hubungan SIRS terhadap jumlah leukosit pada pasien sepsis anak di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung.0. Untuk menganalisa hubungan sepsis terhadap jumlah leukosit pada pasien sepsis anak di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung.0. Untuk menganalisa hubungan sepsis berat terhadap jumlah leukosit pada pasien sepsis anak di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung.0. Untuk menganalisa hubungan syok sepsis terhadap jumlah leukosit pada pasien sepsis anak di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung.1.4. Manfaat Penelitian1.4.1. Manfaat Bagi PenelitiHasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengalaman dalam penelitian serta sebagai bahan untuk menerapkan ilmu yang telah didapat selama kuliah khususnya ke dalam metodologi penelitan.1.4.2. Manfaat Bagi Ilmu KedokteranHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada petugas kesehatan tentang manfaat pemeriksaan jumlah leukosit untuk menentukan diagnosis derajat sepsis.1.4.3. Manfaat Bagi FakultasHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi yang terbaru guna menambah informasi yang telah ada sebelumnya serta menunjang kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.1.4.4. Manfaat Bagi Subyek PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang hubungan derajat sepsis terhadap jumlah leukosit pada pasien sepsis anak di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung.

1.5. Ruang LingkupPenelitian ini dilakukan di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung pada bulan November 2013 sampai Desember 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan derajat sepsis terhadap jumlah leukosit pada pasien sepsis anak di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung periode 2013-2014. Subyek penelitian ini adalah pasien sepsis anak, baik anak laki-laki maupun perempuan yang dirawat di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung. Peneliti membatasi ruang lingkup pada subjek yaitu derajat sepsis dan jumlah leukosit. Objek penelitian ini adalah hubungan antara masing-masing derajat sepsis terhadap jumlah leukosit. Jenis penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan metode analitik.