BAB I

57
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indicator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara (Depkes RI, 2007). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia relative tinggi dengan Negara lain di ASEAN. Pada tahun 2013 Angka Kematian Ibu (AKI) berkisar menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013 (DetikHealth, 2014). Oleh karena itu, pemerintah memerlukan upaya yang sinergis dan terpadu untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB di Indonesia khususnya dalam mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu AKI sebesar 102/100.000 kelahiran hidup (KH). Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menyebutkan 28 % kematian ibu karena perdarahan dan laporan rutin Pemantauan Wilayah Sekitar (PWS) tahun 2007 sebesar 39 %. Salah satunya anemia yang akan memingkatkan terjadinya kematian dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia (Kemnentrian Kesehatan RI, 2009). Terkait dengan pelayanan kesehatan ibu hamil, hasil Riskesdas 2013 menunjukkan cakupan pelayanan antenatal bagi ibu hamil semakin meningkat. Hal ini memperlihatkan semakin membaiknya akses masyarakat terhadap pelayanan antenatal oleh petugas kesehatan. Cakupan pelayanan antenatal pertama kali tanpa memandang trimester kehamilan (K1 akses) meningkat dari 92,7% 1

description

nhjvjchngh

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakangAngka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indicator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara (Depkes RI, 2007). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia relative tinggi dengan Negara lain di ASEAN. Pada tahun 2013 Angka Kematian Ibu (AKI) berkisar menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013 (DetikHealth, 2014). Oleh karena itu, pemerintah memerlukan upayayang sinergis dan terpadu untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB di Indonesia khususnya dalam mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu AKI sebesar 102/100.000 kelahiran hidup (KH). Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menyebutkan 28 % kematian ibu karena perdarahan dan laporan rutin Pemantauan Wilayah Sekitar (PWS) tahun 2007 sebesar 39 %. Salah satunya anemia yang akan memingkatkan terjadinya kematian dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia (Kemnentrian Kesehatan RI, 2009).Terkait dengan pelayanan kesehatan ibu hamil, hasil Riskesdas 2013 menunjukkan cakupan pelayanan antenatal bagi ibu hamil semakin meningkat. Hal ini memperlihatkan semakin membaiknya akses masyarakat terhadap pelayanan antenatal oleh petugas kesehatan. Cakupan pelayanan antenatal pertama kali tanpa memandang trimester kehamilan (K1 akses) meningkat dari 92,7% pada tahun 2010 menjadi 95,2% pada tahun 2013. Peningkatan akses ini juga sejalan dengan cakupan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal pertama pada trimester pertama kehamilan (K1 Trimester 1), yaitu dari 72,3% pada tahun 2010 menjadi 81,3% pada tahun 2013. Demikian pula pada tahapan selanjutnya, cakupan pelayanan antenatal sekurang-kurangnya empat kali kunjungan (K4) juga meningkat dari 61,4% pada tahun 2010 menjadi 70,0% pada tahun 2013.Potret yang cukup menggembirakan juga tampak pada profil kesehatan ibu bersalin dan nifas. Proporsi ibu yang persalinannya ditolong tenaga kesehatan meningkat dari 79,0% pada tahun 2010 menjadi 86,9% pada tahun 2013. Pada tahun 2013, sebagian besar (76,1%) persalinan juga sudah dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dan Poskesdes/Polindes dan hanya 23,7% ibu bersalin yang masih melahirkan di rumah. Angka peningkatan yang cukup drastis terlihat pada cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas (KF1), yaitu dari 46,8% pada tahun 2010 menjadi 81,7% pada tahun 2013.Di samping peningkatan akses dan kualitas masyarakat yang semakin membaik, upaya peningkatan kesehatan ibu masih menghadapi berbagai tantangan. Tantangan pertama adalah bagaimana menurunkan proporsi anemia pada ibu hamil. Berdasarkan Riskesdas 2013, terdapat 37,1% ibu hamil anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl, dengan proporsi yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%). Sekitar 80% kasus anemia pada masa hamil merupakan anemia tipe defisiensi besi (Arias, 1993). Dua puluh persen (20%) sisanya mencakup kasus anemia herediter dan berbagai variasi anemia didapat, termasuk anemia defisiensi asam folat, anemia sel sabit dan talasemia.Pemerintah mempunyai upaya pencegahan dan penanggulangan anemia dapat dilakukan denngan pemberian tablet tambah darah (TTD) yang mengandung besi-asam folat, disamping asupan gizi yang cukup, meskipun program pemberian TTD sudah dilakukan tetapi tetap tidak bisa dipungkiri bahwa kejadian anemia pada ibu hamil masih tinggi. hal ini dipengaruhi oleh kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi (Kementrian Kesehatan, RI)Dari data survey diatas, kami yang merupakan salah satu calon tenaga kesehatan tertarik untuk membahas makalah mengenai anemia pada ibu hamil.

1.2 Rumusan masalahDari latar belakang diatas dapat dirumuskan rumusan masalah adalah bagaimana asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia?1.3 Tujuan 1. Tujuan umumUntuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia2. Tujuan khususa. Mahasiswa dapat mengetahui apa pengertian anemia pada ibu hamilb. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab anemia pada ibu hamilc. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada anemia pada ibu hamild. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan anemia pada ibu hamil

1.4 Manfaat 1. Kepada ibu hamil diharpakan dapat menambah wawasan sehingga dapat menjaga kondisi kehamilan agar kondisi bayinya tetap sehat dan dapat mecegah atau mengatasi anemia pada masa kehamilan.2. Bagi penyusun dapat menambah pengetahuan, wawasan, serta keterampilan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia.

BAB IITINJAUAN TEORI

2.1 Anemia Pada Ibu Hamil2.1.1 PengertianAnemia dalam khamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II (Depkes RI, 2009). Anemia adalah kondisi dimana sel dearah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkat oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dL (Vanney, 2006). Cutt off point yang umum dipakai ialah kriteria WHO tahun 1968, ibu hamil dinyatakan anemia bila kadar hemoglobin < 11 g/dL. Kadar Hb 11 gr% tidak anemia, kadar Hb 9-10 gr % anemia ringan, kadar Hb 7-8 gr% anemia sedang, kadar Hb < 7 gr% anemia berat.Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumkah eritrosit dibwah nilai normal. pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin/Hb) dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B12. tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi (Yulianti, 2010).

2.1.2 PenyebabMenurut Marmi (2011) anemia umumnya disebabkan oleh:a. Kurang gizi (malnutrisi), b. Kurang zat besi dalam diet,c. Malabsorbsi d. Kehilangan darah yang banyak; pesalinan yang lalu, haid, dll Dalam kehamilan jumlah darah bertambah (hiperemia / hipervolumia) karena itu terjadi pengencaran darah karena sel-sel darah tidak sebanding pertambahannya dengan plasma darah. Perbandingan pertambahan tersebut adalah: 1. Plasma darah bertambah : 30% 2. Sel-sel darah bertambah : 18% 3. Hemoglobin bertambah : 19% Secara fisiologis, pengenceran darah ini adalah untuk membantu meringankan kerja jantung (Marmi, 2011). Anemia pada kehamilan yang disebabkan kekurangan zat besi mencapai kurang lebih 95%. Terjadinya peningkatan volume darah menyebabkan hemodilusi atau pengenceran darah sehingga kadar Hb mengalami penurunan dan menyebabkan anemia (Varney, 2007). Hemodilusi dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan untuk meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam massa hamil (Hudono, 2007). Kebutuhan zat bezi ibu selama kehamilan ialah 800mg, diantaranya 300mg untuk janin plasenta dan 500mg untuk pertambahn eritrosit ibu. Dengan demikian ibu membutuhkan tambahan sekitar 2-3mg besi/hari. Perlu diingat ada beberapa kondisi yang menyebabkan defisiensi kalori- besi, misalnya infeksi kronik, penyakit hati dan thalasemia (Saifudin, 2009). Menurut Varney (2007), terdapat sejumlah faktor yang menjadi penyebab anemia seperti status ekonomi mempunyai efek, status ekonomi yang lebih rendah menimbulkan angka nutrisi buruk yang lebih tinggi dan sehingga mengakibatkan angka anemia defisiensi zat besi lebih tinggi. Ras juga memainkan peranan sebagai contoh rata-rata orang kulit hitam kadar hemoglobinnya lebih rendah daripada orang kulit putih tanpa memperhatikan tingkat sosio-ekonomi

2.1.3 PatofisiologiSelama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia). Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga memberi efek yaitu konsentrasi hemoglobin berkurang dari 12 g/100 ml (Sarwono, 2009). Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah 18%-30% dan hemoglobin 19%. Secara fisiologis hemodilusi untuk membantu meringankan kerja jantung. Hemodilusi (pengenceran darah) terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil berkisar 11 gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr%

2.1.4 KlasifikasiKlasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Winkjosastro (2005), yaitu: a. Anemia defisiensi besi Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat kekurangan zat besi, kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan karena gangguan reabsorpsi, gangguan penggunaan atau karena terlampau banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. b. Anemia megaloblastik Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam folik ( pteroyglutamic acid ), jarang sekali karena defisisensi vitamin B12.c. Anemia hypoblastik Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru, dinamakan anemia hipoblastik dalam kehamilan.d. Anemia hemolitik Disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya, wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil, maka anemia biasanya menjadi lebih berat.

2.1.5 Tanda dan gejalaGejala yang seringkali muncul pada penderita anemia diantaranya (Hellen, 1996): a. Lemah, letih, lesu, mudah lelah, dan lunglai.b. Wajah tampak pucat.c. Mata berkunang-kunang. d. Nafsu makan berkurang. e. Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa. f. Sering sakit. Keluhan lemah, pucat, mudah pingsan sementar tekanan darah masih dalam batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi atau pucat (Saifuddin, 2009). Salah satu dari tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah pucat. Keadaan ini umumnya diakibatkan dari berkurangnya volume darah, berkurangnya hemoglobin, dan vasokonstriksi untuk memaksimalkan pengiriman O2 ke organ-organ vital. Warna kulit bukan merupakan indeks yang dapat dipercaya untuk pucat karena dipengaruhi pigmentasi kulit, suhu, dan keadaan serta distribusi bantalan kapiler. Bantalan kuku, telapak tangan dan membrane mukosa mulut serta konjungtiva merupakan indikator yang lebih baik untuk menilai pucat. Pada anemia berat, gagal jantung kongestif dapat terjadi karena otot jantung yang anoksik tidak dapat beradaptasi terhadap beban kerja jantung yang meningkat. Pada anemia berat dapat juga timbul gejala-gejala saluran cerna seperti anoreksia, mual, konstipasi atau diare, dan stomatitis (nyeri pada lidah dan membran mukosa mulut), gejala-gejala umumnya disebabkan oleh keadaan defisiensi, seperti defisiensi zat besi (Price, 2005). Menurut Varney (2002) berkurangnya konsentrasi hemoglobin selama masa kehamilan mengakibatkan suplay oksigen ke seluruh jaringan tubuh berkurang sehingga menimbulkan tanda dan gejala anemia secara umum, sebagai berikut: lemah, mengantuk, pusing, lelah, malaise, sakit kepala, nafsu makan turun, mual dan muntah, konsentrasi hilang dan nafas pendek (pada anemia berat).

2.1.6 Pengaruh anemia pada ibu hamilSeorang wanita hamil yang memiliki kadar Hb kurang dari 11 gr/dLdisebut menderita anemia pada kehamilan atau kekurangamn kadar hemoglobin dalam darah dapat mengakibatkan abortus, partus prematurus, partus lama karena inertia utein, perdarahan post partum. Anemia berat dengan Hb kurang dari 4 gr/dL dapat mengakibatkan decompensatio cordis (Prawirohardjo, 2005)Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu diwaspadai. Anemia yang terjadi saat ibu hami Trimester I akan dapat mengakibatkan abortus dan kelainan congenital. Anemia pada kehamilan kedua pada trimester II akan dapat menyebabkan persalinan prematus, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrauterine sampai kematian, BBLR dan mudah terkena infeksi.Saat inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat postpartum anemia dapat menyebabkan atonia uteri, retensio plasenta, perlukaan susah sembuh, dan gangguan involusio uteri (Notobroto,2003).Adapun menurut manuba (2003):1. Pada trimester pertama berkaitan dengan abortus2. Pada trimester II-III perdarahan premaur perdarahan anepartum BBLR IQ rendah3. Inpartus janin lahir dengan anemia4. Pascapartus Infeksi puerperium Perlukaan sukar sembuh: perdarahan

2.1.7 Pemeriksaan penunjangPemeriksaan laboratorium dasar ditemui: 1. Pemeriksaan Hb sahli, kadar Hb < 10 mg/%2. Kadar Ht menurun (normal 37%- 41%)3. Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik)4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi.5. Terdapat pansitopenia, sum- sum tulang kosong diganti lemak.

2.1.8 Penatalaksanaan1. Medis Terapi oral Pemberian tablet zat besi mengandung ferosulat, besi glukonat Asam folik 15- 30 mg perhari Vitamin B12 3x1 tablet perhari Sulfas ferosus 3x1 tablet perhari Terapi parenteral Secara intramuscular di injeksikan dextran besi(imferon) atau sorbitol besi. 2. Keperawatan Memberikan penyuluhan klien dan keluarga mengenai supplement besi dan peningkatan sumber- sumber besi dalam makanan sesuai indikasi. Pada klien yang menderita thalasemia atau pembawa sifat tersebut, beri dukungan khususnya jika wanita tersebut telah mengetahui bahwa ia pembawa. Juka kaji apakah ada tanda- tanda infeksi selama kehamilan. Pada klien yang menderita sel sabit, kaji simpanan besi dan folat, dan hitung retikulosit; skrining lengkap untuk hemolisis; berikan konseling diet dan supplement asam folat; dan observasi apakah ada tanda- tanda infeksi. Pada klien yang menderita G-6-PD, berikan supplement besi dan asam folat dan konseling nutrisi, dan jelaskan kebutuhan menghindari obat- obatan oksidasi. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan, sakit klepala lebih dari biasanya, dan menetap, pandangan kabur, nyeri ulu hati dan lainnya. Jika ibu mendapatkan keluhan tersebut segera datang ke pelayanan kesehatan terdekat. Memberitahu keluarga kemungkinan komplikasi perdarahan post partum sehingga ibu hasus disediakan darah untuk persiapan transfuse postpartum.

2.2 Konsep Asuhan KeperawatanPengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh (Boedihartono, 1994).Pengumpulan data klien baik subjektif maupun objektif pada gangguan sistem reproduksi sehubungan dengan anemia tergantung pada penyebab dan adanya komplikasi pada penderita. Pengkajian keperawatan anemia meliputi anamnesis riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik dan pengkajian psikososial.

A. Pengkajian1. Identitas Klien dan keluarga (penanggung jawab) :a. Namab. Umurc. Jenis kelaminBiasanya wanita lebih cenderung mengalami anemia ,disebabkan oleh kebutuhan zat besi wanita yang lebih banyak dari pria terutama pada saat hamil.d. PekerjaanPekerja berat dan super ekstra dapat menyebabkan seseorang terkena anemia dengan cepat seiring dengan kondisi tubuh yang benar-benar tidak fit.e. Hubungan klien dengan penanggung jawabf. agamag. Suku bangsah. Status perkawinani. Alamatj. Golongan darah

2. Keluhan Utamakeluhan utama meliputi 5L, letih, lesu, lemah, lelah lalai, pandangan berkunang-kunang.3. Riwayat Penyakit SekarangBiasanya keluhan utama pada ibu hamil anemia yaitu merasa lemah sepanjang hari dan sulit melakukan aktivitas serta pertolongan apa yang sudah dilakukan sebelum dirawat di rumah sakit. 4. Riwayat Penyakit DahuluPenyakit yang diderita klien sebelum hamil5. Riwayat Penyakit KeluargaPenyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit darah merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya anemia yang cenderung diturunkan secara genetik (Ignatavicius, Donna D, 1995).6. Riwayat PsikososialMerupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat (Ignatavicius, Donna D, 1995)7. Riwayat KB terakhirJenis kontrasepsi yang digunakan dan lamanya penggunaan kontrasepsi, jika dilepas apa alasan dilepasnya, dukungan keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga.8. Rencana persalinanTempat, penolong saat melahirkan9. Kebiasaan hidupApakah klien merokok, mengkonsumsi minuman keras atau obat-obatan terlarang baik sebelum hamil maupun saat hamil. Beban pekerjaan dan adat istiadat selama hamil.10. Pola Aktivitas Sehari-hariKebiasaan makan biasanya nafsu makan menurun, mual/ muntah, berat badan menurun, nyeri / kenyamanan, lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala. Pola eliminasi, riwayat pielonenepritis, gagal ginjal, flatulen, sindrom malabsobsi, hematemesi, melana, diare atau konstipasi. Pola aktivitas dan istirahat, biasanya klien mengalami keletihan, kelemahan, malaise umum, kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja, toleransi terhadap latihan rendah, kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak. Gaya hidup serta aktivitas seksual perubahan menstuasi misalnya menoragia, amenore, menurunnya fungsi seksual, impotent.11. Pemeriksaan Fisik1) Pengkajian TTV menunjukkan frekuensi nadi menurun dari frekuensi normal,tekanan darah menurun dari tekanan darah normal. 2) AntropometriPada kasus anemia pada ibu hamil pengkajian antropometri lebih berpaku pada berat badan dan tinggi badan disertai dengan penghitungan IMT pada ibu hamil, nilai IMT normal pada ibu hamil 19,6 26,0.3) Pemeriksaan secara garis besarPerhatikan kesimetrisan bentuk wajah, kaji apakah terjadi kerontokan rambut, warna konjungtiva merah muda, mata cekung, kulit kering, turgor kurang baik, kesimetrisan bentuk payudara, penonjolan putting, warna areola, pada abdomen kaji adakah striae dan luka bekas operasi, , periksa keadaan genital terutama vagina.12. Data psikologisKaji status emosi, pola koping, gaya komunikasi dan konsep diri serta tinngkat kecemasan yang dialami bumil.13. Data socialKaji hubungan klien dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya.14. Data SpiritualKaji kegiatan ibadah klien dan yang menjadi motivasi bagi klien.15. Data penunjang 1) Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.2) Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (volume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik).3) Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).4) Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan tipe khusus anemia).5) LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.6) Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.7) Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).8) SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik).9) Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi (hemolitik)10) Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.11) Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).12) Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan defisiensi masukan/absorpsi13) Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)14) TBC serum : meningkat (DB)15) Feritin serum : meningkat (DB)16) Masa perdarahan : memanjang (aplastik)17) LDH serum : menurun (DB)18) Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)19) Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster, menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB).20) Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam hidroklorik bebas (AP).21) Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).22) Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI (Doenges, 1999).

B. Diagnosa Keperawatan1. Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan atauke sel2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplaioksigen4. Risiko cedera terhadap janin b/d penurunan kadar Hb pada ibu5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan mengenai anemia

C. Intervensi KeperawatanDx 1 : Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan/ke selTujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam,perfusi ke jaringan/ke sel efektif Kriteria hasil : -Tidak terdapat perubahan karakteristik kulit (rambut, kuku, kelembaban)-Tidak terdapat kebiruan pada kulit-CRT dalam batas normal (kembali dalam kurun waktu kurang dari 2 detik)Intervensi :1. Perhatikan status fisiologis ibu, status sirkulasi dan volume darah.R: Kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan kemungkinan menyebabkan hipovolemia atau hipoksia uteroplasenta2. Lakukan pemeriksaan fisik CRT dengan menekan kuku pasien.R: Keadaan capillary refill test yang tidak kembali dalam waktu kurang dari 2 dapat menandakan anemia.3. Auskultasi dan laporkan DJJ, catat bradikardi, atau takikardi. Catat perubahan pada aktivitas janin (hipoaktif atau hiperaktif).R: Mengkaji berlanjutnya hipoksia janin. Pada awalnya janin berespon pada penurunan kadar oksigen dengan takikardia dan peningkatangerakan.4. Catat kehilangan darah ibu dan adanya kontraksi uterus.R: Bila kontraksi uterus disertai dilatasi serviks, tirah baring dan medikasimungkin tidak efektif dalam mempertahankan kehamilan. Kehilangandarah ibu secara berlebihan menurunkan perfusi plasenta.5.Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiriR: Menghilangkan tekanan vena kava inferior dan meningkatkan sirkulasi plasenta atau janin dan pertukaran oksigen.5. Kolaborasi dalam pemberian oksigen pada klienR: Meningkatkan ketersediaan oksigen untuk ambilan janin, sehingga kapasitas oksigen yang dibawa janin meningkat.

Dx 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.

Tujuan : Setelah dialkukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam, kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.Kriteria hasil : - Menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal. Tidak mengalami tanda mal nutrisi. Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang sesuai.

Intervensi1. Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukaiR: Mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi2. Observasi dan catat masukan makanan klienR: Mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan3. Timbang berat badan 1 minggu sekaliR: Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi4. Berikan makan sedikit dengan frekuensi seringR: Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah distensi gaster5. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual muntah.R: Mual muntah trimester pertama dapat berdampak negatif pada statusnutrisi pranatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.6. Berikan pendidikan kesehatan mengenai nutrisi untuk ibu hamil yang kaya akan zat besiR: Membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual, terutama dalam pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan bagi ibu hamil dengan komplikasi anemia7. Kolaborasi sesuai indikasi (misalnya, pada ahli gizi), dan kolaborasi pemeriksaan laboratorium.R: Mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan nutrisi. Mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb kurang dari 12 g/dL ataukadar Ht kurang atau sama dengan 37 % dipertimbangkan anemia pada trimester pertama.

Dx 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplaioksigen.Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat beraktivitas dengan baik.Kriteria hasil : -Nadi dan tekanan darah dalam batas normal (nadi 60-100x/menit, TD 90/60-140/90mmHg)-Pasien tidak mengeluh lemah dan lelahIntervensi :1. Jelaskan alasan perlunya tirah baring, penggunaan posisi rekumben lateral kiri/miring, dan penurunan aktivitas.R : Tindakan ini ditujukan untuk mempertahankan janin jauh dari serviksdan meningkatkan perfusi uterus. Tirah baring dapat menurunkan pekarangsang uterus.2. Berikan tindakan kenyamanan seperti gosokan punggung, perubahan posisi, atau penurunanstimulus dalam ruangan (mis. Lampu redup)R : Menurunkan tegangan otot dan kelelahan serta meningkatkan rasanyaman.3. Berikan latihan gerak pada pasien secara bertahap (aktif dan pasif).R : Aktivitas dan latihan sangat penting bagi pasien yang mengalamiintoleransi aktivitas karena kurang latihan akan menyebabkan ototmenjadi atrofi.4. Berikan periode untuk istirahat atau tidur.R : Meningkatkan istirahat, mencegah kelelahan, dan dapat meningkatkan relaksasi.5. Berikan aktivitas pengalihan, seperti membaca, mendengarkan radio, dan menonton televisi,atau kunjungan dengan teman yang dipilih atau keluarga.R : Membantu klien dalam koping dengan penurunan aktivitas.

Dx 4 : Risiko cedera terhadap janin b/d penurunan kadar Hb pada ibuTujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan risiko cedera pada janin dapat tertanggulangiKriteria hasil : -Denyut jantung bayi dalam batas normal (120-160 x/menit)-Hasil USG tidak menunjukan tanda tanda abnormalitas.-Tinggi fundus arteri sesuai umur kehamilanIntervensi1. Perhatikan kondisi ibu yang berdampak pada sirkulasi janin.R: Faktor yang mempengaruhi atau menurunkan sirkulasi atau oksigenasi ibu mempunyai dampak yang sama pada kadar oksigen janin atau plasenta. Janin yangtidak mendapatkan cukup oksigen untuk kebutuhan metabolisme anaerob yangmenghasilkan asam laktat yang menimbulkan kondisi asidosis.2. Ajari ibu untuk mengobservasi gerakan janinR: Secara normalnya dalam kandungan janin bergerak dan merupakantanda yang sehat pada janin. Jika janin tidak bergerak perlu diwaspai terjadi cedera pada janin akibat kekurangan nutrisi.3. Bantu dalam screening dan kelainan genetik.R: Kelainan seperti anemia sel sabit mengharuskan tindakan yang khususuntuk mencegah efek negatif dalam pertumbuhan janin.4. Diskusikan efek negatif yang potensial terjadi akibat kelainan genetik R: Retardasi pertunbuhan intrauterus/pascanatal, malformasi dan retardasimental dapat terjadi.5. Lakukan pemeriksaan leopod untuk mengetahui keadaan janin terutama mengukur tinggifundus.R: Tinggi fundus sesuai usia kehamilan merupakan satu tanda bahwa pertumbuhan janin dalam kandungan ibu tidak mengalami gangguan.6. Kolaborasi dalam pemeriksaan USGR: Penyakit anemia dapat mengakibatkan IUGR.

Dx 5 Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan mengenai anemiaTujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pengetahuan pasien mengenai anemia menjadi adekuat.Kriteria hasil : -Dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian anemia-Dapat mengikuti instruksi dan prosedur perawatan-Dapat menunjukkan prilaku kesehatan yang positif untuk menanggulangi anemiaIntervensi :1. Kaji kesiapan klien untuk belajar.R : Faktor-faktor seperti ansietas atau kurang kesadaran tentang kebutuhan terhadap informasi dapat mempengaruhi kesiapan untuk belajar. Penyerapan informasi ditingkatkan bila klien termotivasi dan siapuntuk belajar.2. Libatkan orang terdekat dalam proses belajar-mengajar.R : Dukungan dari orang terdekat dapat membantu menghilangkanansietas yang nantinya menguatkan prinsip-prinsip belajar danmengajar.3. Berikan informasi tentang perawatan tindak lanjut bila klien pulang.R : Klien mungkin perlu kembali untuk keteraturan pemantauan dan/atautindakan.4. Anjurkan pemberian intake yang adekuat, banyak nutrisi untuk kebutuhan ibu dan janin.R : Intake nutrisi yang adekuat dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan janin terutama zat besi, asam folat, vit. B 12, dll. Dan berikan informasi kepada pasiententang dampak obat-obatan terutama yang dapat menyebabkan mual dan muntah olehkarena itu ajarkan cara memakan obat dengan benar misalnya mengkonsumsi buah-buahanyang mengandung vitamin C untuk membantu mempercepat reabsorpsi obat danmenganjurkan pasien untuk tidak meminum kopi atau teh selama meminum obat karenaakan memperlambat reabsorpsi obat.

D. EVALUASI1. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi2. Tidak terdapat perubahan karakteristik pada kulit (rambut, kuku,dan kelembapan)3. Pasien dapat beraktivitas dengan baik dengan tidak mengeluh lemah dan lelah4. Tidak adanya risiko cedera pada janin dengan tinggi fundus sesuai kehamilan5. Pengetahuan pasien mengenai anemia menjadi adekuat dengan mengikuti tindakan dan prosedur perawatan

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Uraian KasusData Subjektif:Ny. A 25 tahun datang tanggal 22-03-2009 pukul 10.00 WIB, ibu mengaku hamil pertama tidak pernah melahirkan dan keguguran sebelumnya, usia kehamilan saat ini adalah 6 bulan, HTPT 28-09-2008 TP 05-07-2009. ibu mengeluh pusing, cepat lelah, agak pucar, mata berkunang-kunang apalagi ketika baru bangun dari duduk dan nafsu makan berkurang serat ektremitas terasa dingin. ibu mengaku keluhan ini dirasa dari sejak awal kehamilan.Data objektif:keadaan secara umum terlihat baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional stabil, tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 70x/menit, suhu 36,60C, pernapasan 20x/menit. Pemeriksaan fisik secara keseluruhan tidak ada kelainan kecuali wajah ibu terlihat pucat, mata (konjungtiva) anemis. palpasi abdomen: Leopold : 21 : 3,5 = usia kehamilan dalam bulan = 6 bulan (TFU 21 cm), fundus uteri teraba 1 bagian besar bundar, keras, melenting (kepala). Leopold II kanan: terdapat tahanan besar teraba bagian keras memanjang seperti papan (punggung), kiri: terdapat tahanan kecil teraba bagian-bagian kecil (Ektremitas). Leopold III teraba I bagian kurang bundar, lunak, kurang melenting (bokong) masih dapat digoyangkan. Leopold IV konvergen. Taksiran berat janin (21-13)x 155 = 1240 gram. Auskultasi denyut jantung janin: funktum maksimum kuadran kanan 3 jari diatas pusat frekuensi 140x/menit teratur. Pemeriksaan lab: Hb 9 gr%, golongan darah B.

3.2 Asuhan Keperawatan A. Pengkajian 1. Pengumpulan dataa. Identitas klienNama: Ny. AStatus: Istri Jenis kelamin: PerempuanUsia: 25 tahunAgama: IslamPendidikan: SMASuku/bangsa: Sunda/IndonesiaPekerjaan: Ibu Rumah TanggaStatus Marital: MenikahGolongan Darah: BTanggal Masuk: 22 maret 2009Tanggal Pengkajian: 23 maret 2009No. Medrek: 022-60000001Diagnosa Medis: Anemia

b. Riwayat kesehatan1) Keluhan utama masuk rumah sakit : Klien mengeluh sering merasakan lemah dan lemah dirasakan sejak awal kehamilan dan dirasakan semakin parah. Karena lemah klien pun tidak dapat melakukan kegiatan sehari-harinya dengan baik, maka klien memeriksakan keadaannya ke Rumah Sakit dan klien disarankan untuk dirawat.2) Keluhan utama saat dikaji Klien mengeluh lemah di seluruh tubuh, lemah dirasakan semakin bertambah jika klien beraktifitas dan berkurang saat klien beristirahat, lemah dirasakan seperti sesudah melakukan aktifitas yang begitu berat, dan lemah dirasakan hampir di setiap waktu.

c. Riwayat kehamilan sekarangParitas : G1P0A0HPHT: 28-09-2008TP: 05-07-2009Siklus Haid: 28 hariPergerakan janin terakhir: belum dapat dirasakan oleh ibuPergerakan yang dirasakan terakhir: belum dapat dirasakan oleh ibuTanda-tanda bahaya atau penyulit: sering merasa lemah sejak awal kehamilan Obat yang di konsumsi: tidak adaImunisasi: TT1, tanggal: belum dilakukan TT2, tanggal: belum dilakukanKekhawatiran-kekhawatiran khusus: tidak ada

d. Riwayat kehamilan, persalinan yang laluNoWaktu persalianUsia persalinanJenis persalinanPenolongPenyulitKeadaan nifasAnak

JKBBH/MKelainan

-----------

e. Riwayat kesehatan/penyakit dahuluKlien mengatakan memiliki tekanan darah rendah sebelum hamil.f. Riwayat kesehatan keluarga Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan maupun penyakit menular.g. Riwayat sosial ekonomi1) Status perkawinan: Menikah 2) Umur istri waktu menikah : 24lamanya pernikahan: 1 tahun3) Umur suami waktu menikah: 26lamanya pernikahan: 1 tahun4) Untuk istri pernikahan yang ke: satu5) Untuk suami pernikahan yang ke: satu6) Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan ibu: senangh. Riwayat KB terakhirJenis kontrasepsi: belum pernahLamanya: belum pernahAlasan dilepas: belum pernahDukungan keluarga: keluarga sangat mendukung penuh atas kehamilan yang klien jalaniPengambilan keputusan dalam keluarga : Suamii. Rencana persalinanTempat: Rumah Sakit Kasih IbuPenolong: Dokterj. Kebiasaan hidupMerokok: tidak pernahMinuman keras: tidak pernahBeban pekerjaan: ringanAdat istiadat selama hamil: tidak adak. Pola Aktivitas Sehari-hariNoAktivitasSebelum hamilSelama Hamil

1NutrisiMakanFrekuensiJenis JumlahKeluhan

Minum Jenis dan frekuensi

3x sehariNasi, telur, sayur250 grTidak ada keluhan

Air putih : 6-8 gelas/ hari (1 gelas = 250 ml)

2x sehariNasi, lauk-pauk, baso100 grNafsu makan menurun

Air putih hangat : 5-6 gelas / hari (1 gelas = 250 ml)

2EliminasiBAKFrekuensiWarnaBauKeluhan BABFrekuensiKonsistensiWarnaBauKeluhan

5-6 x sehariKuning Bau AmoniakTidak ada keluhan

1 x sehari LembekKuning khasTidak ada keluhan

2-3 x sehariKuningBau AmoniakTidak ada keluhan

3 hari sekaliKerasKuningkhasSulit BAB

3Istirahat TidurMalamJumlahPolaKeluhan SiangJumlahPola Keluhan

6-7 jam 21.00-04.00 Tidak ada keluhan

1 jam13.00-14.00Tidak ada keluhan

6-7 jam 21.00-04.00Tidak ada keluhan

1 jam13.00-14.00Tidak ada keluhan

4Personal HygieneMandiFrekuensiCara Pemenuhan Gosok GigiFrekuensiCara Pemenuhan KeramasFrekuensiCara Pemenuhan Vulva hygienePerawatan Payudara

Ganti pakaian dalamJenis bahan

2 x seharimandiri

2 x sehariMandiri

2 hari sekaliMandiriHanya dibasuh airDilakukan saat mandi, tanpa pijatan dan prosedur khusus2x sehariKain katun

1x seharimandiri

1x/harimandiri

Belum pernah selama di rawat di RSHanya dibasuh airBersamaan saat mandi tanpa tindakan khusus

2x sehariKain katun

5Pola aktivitasMelakukan pekerjaan rumah tangga dan tidak pernah melakukan olahragaTidak melakukan pekerjaan sehari-hari dan tidak pernah olahraga karena lemas

6Hubungan Seksual 3x seminggu1x seminggu

l. Pemeriksaan Fisikii. Keadaan Umum:Kesadaran : Compos Mentis ( E=4 , M=6 , V=5 )Tanda-Tanda Vital: TD= 90/60 mmHg ; Nadi = 70x/menit ; Respirasi = 20x/menit; Suhu = 36,5oCiii. Antropometri: Tinggi Badan : 156 cm Berat Badan Sebelum Hamil : 50 Kg Berat Badan Sekarang : 50 KgIMT : 20.54 ( termasuk kategori normal )iv. Pemeriksaan per sistema) Sistem ReproduksiPayudara:Payudara kiri dan kanan simestris, puting susu menonjol, konsistensi padat dan keras, tidak terdapat pengeluaran cairan pada payudara, terdapat hiperpigmentasi pada kedua payudara.Abdomen;Pada abdomen tidak ada bekas luka.Vulva dan Vagina:Pada kedua kedua labia berwarna pucat, tidak terdapat pembesaran kelenjar bartholini, tidak terdapat varises, tidak terdapat perlukaan, tidak terdapat pengeluaran darah atau nanah dari pembuluh skene dan tidak terdapat pengeluaran cairan. Portio teraba lunak.b) Sistem PernafasanHidung simetris, Selaput mukosa hidung merah muda, tidak ada pernafasan cuping hidung, bentuk dada simetris, pengembangan otot pernapasan simetris, tidak ada retraksi intercosta, frekuensi napas 20x/menit.c) Sistem KadiovaskulerConjungtiva pucat, palpebra cekung, akral teraba agak dingin, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak terlihat PMI pada intercosta 5, terdengar bunyi jantung S1 dan S2, tidak terdapat bunyi murmur, gallop, maupun pericardial friction rub. CRT >3 detik ,TD 90/60 mmHg, nadi 70x/menit. d) Sistem GastrointestinalBibir kering, mukosa pucat, dan tidak ada lesi. Gigi berjumlah 32 dan tidak ada karies. Gusi berwarna pucat, tidak terdapat pembengkakan, dan tidak terdapat perdarahan. Terdapat refleks menelan, bising usus 12x/menit. e) Sistem persarafan Klien dapat merasakan sensasi rasa panas, dingin, tajam, tumpul.f) Sistem EndokrinTidak teraba pembesaran kelenjar tiroid,dan paratiroid.g) Sistem perkemihan Tidak terdapat distensi kandung kemih, klien mengatakan tidak ada keluhan sealma berkemihh) Sistem MuskuloskeletalBentuk dan ukuran extremitas bawah simetris, tidak ada edema, reflek patela +1 /+1 , reflek bisep +2/+2, reflek trisep +2/+2, pada ekstrimitas bawah tidak terdapat varises, kuku jari tangan dan kaki bersih. Postur tubuh tidak terdapat kifosis,lordosis, maupun skoliosis.i) Sistem IntegumenWarna kulit sawo matang, tidak ada edema, tidak terdapat cloasma glavidarum, terdapat striae gravidarum, warna kulit wajah tampak pucat.j) THTTelinga kanan dan kiri simetris, tidak terdapat pengeluaran cairan pada lubang telinga, klien dapat mendengar suara detik jam pada jarak 2 cm, gesekan rambut dan bisikan perawat pada jarak 30 cm. Hidung kanan dan kiri simetris, tidak terdapat pengeluaran cairan pada hidung, klien dapat mencium bau kopi, the dan minyak kayu putih pada kedua hidungnya. Tenggorokan klien tidak terdapat peradangan. k) Sistem PenglihatanMata kanan dan kiri simetris, alis kanan dan kiri simetris, konjungtiva berwarna pucat, sclera putih, tidak terdapat edema pada kelopok mata, terdapat refleks berkedip, pupil mengecil hingga 3 mm saat diberi cahaya, klien dapat membaca nametag perawat pada jarak 30 cm, klien dapat mengikuti gerakan pada 8 arah pandangan.

m. Data psikologis1) Status emosi : Klien mengatakan dapat mengendalikan emosinya dengan baik, emosi klien stabil. 2) Pola koping: Klien mengatakan jika mempunyai masalah klien membicarakan kepada suaminya.3) Pola komunikasi: Verbal dan non verbal klien lancar4) Konsep diriGambaran diri : Klien bangga dengan dirinya karena klien akan menjadi seorang ibu, klien menyukai semua anggota tubuhnya dan tidak mempermasalahkan perubahan bentuk tubuhnya karena kehamilan.Peran diri: Klien sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga Ideal diri: Klien berharap anaknya lahir dengan selamat dan sehatHarga diri: Klien merasa bangga sebagai wanita karena dapat menjadi seorang istri yang dapat memberikan keturunan Identitas diri: Klien bernama Ny.A, klien seorang wanita yang berusia 22 tahunn. Data socialDengan keluarga dan tetangga : Klien mengatakan hubungan klien dengan keluarga dan tetangga baik.Dengan petugas : Klien mengatakan hubungan klien dengan petugas kesehatan baik.Dengan sesama pasien : Klien mengatakan hubungan klien dengan pasien yang lain baik.o. Data SpiritualKlien beragama Islam dan sembahyang teratur dan klien yakin atas kebesaran Tuhan bahwa dirinya dapat sembuh.p. Data penunjang Hasil laboratorimPemeriksaan HematologiJenisHasil

Hemoglobin9 gr/Dl

Leukosit8000 L

Hematokrit34 %

Trombosit280.000 L

Eritrosit4,6 juta/L

q. Data terapi1) Penkes tentang anemia dan nutrisi yang dibutuhkan untuk klien anemia2) Kolaborasi sulfas ferosus dengan dosis 3 x 20 mg per oral2. Analisa DataNo DataKemungkinan penyebabMasalah

1DS: klien mengeluh sering pusing dan mengalami kelemahan.DO: kulit pasien tampak pucat Hb normal 9 g/dL ekstremitas teraba agak dingin pasien tampak lemah

Kadar Hb kurang dari Normal

Kemampuan mengikat oksigen berkurang

Kadar oksigen dalam darah sedikit

Suplay oksigen kejaringan berkurang

Gangguan perfusi jaringanGangguan perfusi jaringan

2DS: Klien mengatakan nafsu makannya menurunDO: klien tampak lemah makan hanya habis 1/2 porsi

Kadar Hb dalam tubuh berkurang

Pengikatan 02 ke jaringan berkurang

Transportasi 02 ke jaringan menurun

Berkurangnya oksigenasi SSP

kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makananGangguan pemenuhan nutrisi

3DS:klien mengatakan sering merasa lemah sepanjang hari dan tidak mampu beraktivitas seperti biasanyaDO: klien tampak lemah kadar HB 9 g/dl TD : 90/60 mmHg nadi : 70 x/menit

Kadar Hb dalam darah berkurang

Suplay oksigen berkurang

Pembentukan ATP terganggu

Energi yang dihasilkan sedikit

Klien merasa lemah

Imtoleransi aktivitasIntoleransi aktivitas

3. Diagnosa keperawatan berdasarkan prioitasa. Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan atauke sel b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen

4. Perencanaan Keperawatan NoDX keIntervensi

TujuanPerencanaanRasional

11Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam,perfusi ke jaringan/ke sel efektif. Dengan Kriteria hasil : Tidak terdapat perubahan karakteristik kulit (rambut, kuku, kelembaban) Tidak terdapat kebiruan pada kulit-CRT dalam batas normal (kembali dalam kurun waktu kurang dari 2 detik) Perhatikan status fisiologis ibu, status sirkulasi dan volume darah.

Lakukan pemeriksaan fisik CRT dengan menekan kuku pasien.

Auskultasi dan laporkan DJJ, catat bradikardi, atau takikardi. Catat perubahan pada aktivitas janin (hipoaktif atau hiperaktif).

.- Catat kehilangan darah ibu dan adanya kontraksi uterus.

Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri

Kolaborasi dalam pemberian oksigen pada klien

Kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan kemungkinan menyebabkan hipovolemia atau hipoksia uteroplasenta

Keadaan capillary refill test yang tidak kembali dalam waktu kurang dari 2 dapat menandakan anemia.

Mengkaji berlanjutnya hipoksia janin. Pada awalnya janin berespon pada penurunan kadar oksigen dengan takikardia dan peningkatangerakan

Bila kontraksi uterus disertai dilatasi serviks, tirah baring dan medikasimungkin tidak efektif dalam mempertahankan kehamilan. Kehilangandarah ibu secara berlebihan menurunkan perfusi plasenta.

Menghilangkan tekanan vena kava inferior dan meningkatkan sirkulasi plasenta atau janin dan pertukaran oksigen.

Meningkatkan ketersediaan oksigen untuk ambilan janin, sehingga kapasitas oksigen yang dibawa janin meningkat

22Setelah dialkukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam, kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria : Menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal. Tidak mengalami tanda mal nutrisi. Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang sesuai.

- - Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai

Observasi dan catat masukan makanan klien

Timbang berat badan 1 minggu sekali

Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering1. 2. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual muntah.3.

Berikan pendidikan kesehatan mengenai nutrisi untuk ibu hamil yang kaya akan zat besi

Kolaborasi sesuai indikasi (misalnya, pada ahli gizi), dan kolaborasi pemeriksaan laboratorium.

Mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi

Mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan

Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi

Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah distensi gaster

Mual muntah trimester pertama dapat berdampak negatif pada statusnutrisi pranatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.

Membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual, terutama dalam pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan bagi ibu hamil dengan komplikasi anemia

Mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan nutrisi. Mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb kurang dari 12 g/dL ataukadar Ht kurang atau sama dengan 37 % dipertimbangkan anemia pada trimester pertama..

33Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien mampu beraktivitas kembali dengan kriteria : nadi dan tekanan darah dalam batas normal (nadi 60-100x/menit, TD 90/60-140/90 mmHg) klien tidak mengeluh lemah dan lelah

Jelaskan alasan perlunya tirah baring, penggunaan posisi rekumben lateral kiri/miring, dan penurunan aktivitas

Berikan tindakan kenyamanan seperti gosokan punggung, perubahan posisi, atau penurunanstimulus dalam ruangan (mis. Lampu redup)

Berikan latihan gerak pada pasien secara bertahap (aktif dan pasif)

Berikan periode untuk istirahat atau tidur.

Berikan aktivitas pengalihan, seperti membaca, mendengarkan radio, dan menonton televisi,atau kunjungan dengan teman yang dipilih atau keluarga. Tindakan ini ditujukan untuk mempertahankan janin jauh dari serviksdan meningkatkan perfusi uterus. Tirah baring dapat menurunkan pekarangsang uterus.

Menurunkan tegangan otot dan kelelahan serta meningkatkan rasanyaman.

Aktivitas dan latihan sangat penting bagi pasien yang mengalamiintoleransi aktivitas karena kurang latihan akan menyebabkan ototmenjadi atrofi.

Meningkatkan istirahat, mencegah kelelahan, dan dapat meningkatkan relaksasi.

Membantu klien dalam koping dengan penurunan aktivitas.

BAB IVKESIMPULAN

4.1 KesimpulanAnemia adalah kondisi dimana sel dearah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkat oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi.Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda. Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan darah pada saat ia melahirkan, bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi dengan baik. Ia berisiko membutuhkan transfusi darah. Sekitar 80% kasus anemia pada masa hamil merupakan anemia tipe defisiensi besi (Arias, 1993). Dua puluh persen (20%) sisanya mencakup kasus anemia herediter dan berbagai variasi anemia didapat, termasuk anemia defisiensi asam folat, anemia sel sabit dan talasemia.Berbagai penyebab dapat mengakibatkan anemia pada ibu hami, namun pada umumnya anemia pada ibu hamil lebih sering terjadi karena anemia defisiensi zat besi. Dengan berbagai tanda dan gejala anemia pada ibu hamil yang ada, maka berbeda pula lah penyebabnya. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada anemia ibu hamil yaitu ada penatalaksanaan medis, maupun non medis.

4.2 SaranSebagai mahasiswa maka perlu lah kami kiranya untuk memahami bagaimana asuha keperawatan pada ibu hamil dengan anemia, oleh karena itu upaya pencegahan perlu di tekankan dan kejadian anemia pada ibu hamikl ini perlu diwaspadai. Penyusun berharap agar para pembaca dapat menggunakan makalah ini dengan baik dan kiranya dapat menambah referensi lain, yang dapat menambah pebgetahuan pembaca selain dari isi makalah yang sederhana ini. Demikianlah makalah ini kami buat kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar pada pembuatan makalah kami selanjutnya akan jauh lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. IBG, Manuba. 2003. Pengantar kuliah obstetri. penerbit buku kedokteran EGCBothamley, judy dan Maureen boyle. 2011.Patofisiologi Dalam Kebidanan. Jakarta: EGCFarrer , Helen. 1996. Perawatan Maternitas. Penerbit buku kedokteran EGCWiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono PrawirohardjoDoenges, M.E ( 2001).Rencana Perawatan Maternal/ Bayi Pedoman Untuk Perencanaan & Dokumentasi Perawatan Klien. Edisi 2. Jakarta : EGCRukiyah, Ai Yeyeh. 2010. Kebidanan 4 (patologi). Jakarta: TIMSulaimnan, Reza. 2013. Angka kematian ibu tinggi bkkbk serukan 4 jangan dan 3 terlambat, [online], (http://health.detik.com/read/2014/01/29/170552/2482304/763/angka-kematian-ibu-tinggi-bkkbn-serukan-4-jangan-dan-3-terlambat, diakses 14 maret 2015)Admin. 2013. Kesehatan Ibu, [online], (http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/, diakses 14 maret 2015

30