BAB I

5
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia ingin berprestasi dalam segala hal, tidak terkecuali berprestasi dalam pekerjaan. Saat ini, keberhasilan kerja seseorang tidak ditunjang oleh kemampuan intelektualnya semata, namun juga didukung oleh kemampuan penyesuaian emosi dalam berhubungan dengan seseorang. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa Intelligent Quotient (IQ) menentukan keberhasilan seseorang. Masyarakat beranggapan bahwa semakin tinggi IQ seseorang, semakin berhasil orang tersebut dalam pekerjaannya. Namun kenyataannya tidak demikian, Goleman (1996) menyatakan bahwa IQ hanya memberikan kontribusi 20 persen dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang dan 80 persen lainnya ditentukan oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor inilah yang disebut kecerdasan emosional (EQ). Aturan bekerja sekarang ini tengah berubah, seseorang dinilai tidak hanya berdasarkan tingkat kepandaian atau berdasarkan pelatihan dan pengalaman tetapi juga berdasarkan seberapa baik seseorang mengelola diri sendiri dan orang lain (Goleman, 2001). Sebagai seorang auditor, pendidikan dan pengalaman dapat meningkatkan kompetensinya. Namun dalam berhubungan dengan pihak lain ( auditee), seorang auditor selain harus memiliki keterampilan intelektual juga harus memiliki kemampuan

description

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Kerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publikdi Semarang

Transcript of BAB I

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Setiap manusia ingin berprestasi dalam segala hal, tidak terkecuali

    berprestasi dalam pekerjaan. Saat ini, keberhasilan kerja seseorang tidak

    ditunjang oleh kemampuan intelektualnya semata, namun juga didukung

    oleh kemampuan penyesuaian emosi dalam berhubungan dengan

    seseorang. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa Intelligent Quotient

    (IQ) menentukan keberhasilan seseorang. Masyarakat beranggapan

    bahwa semakin tinggi IQ seseorang, semakin berhasil orang tersebut

    dalam pekerjaannya. Namun kenyataannya tidak demikian, Goleman

    (1996) menyatakan bahwa IQ hanya memberikan kontribusi 20 persen

    dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang dan 80 persen lainnya

    ditentukan oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor inilah yang disebut

    kecerdasan emosional (EQ).

    Aturan bekerja sekarang ini tengah berubah, seseorang dinilai tidak

    hanya berdasarkan tingkat kepandaian atau berdasarkan pelatihan dan

    pengalaman tetapi juga berdasarkan seberapa baik seseorang mengelola

    diri sendiri dan orang lain (Goleman, 2001). Sebagai seorang auditor,

    pendidikan dan pengalaman dapat meningkatkan kompetensinya. Namun

    dalam berhubungan dengan pihak lain (auditee), seorang auditor selain

    harus memiliki keterampilan intelektual juga harus memiliki kemampuan

  • 2

    organisasional, interpersonal dan sikap dalam berkarir di lingkungan yang

    selalu berubah. Dalam meningkatkan profesionalisme, seorang auditor

    harus terlebih dahulu memahami dirinya sendiri dan tugas yang akan

    dilaksanakan serta selalu meningkatkan dan mengendalikan dirinya dalam

    berhubungan dengan auditee (Kartika, 2003).

    McClelland dalam Goleman (2001) berpendapat bahwa kemampuan

    akademik bawaan, nilai rapor, dan predikat kelulusan pendidikan tinggi

    tidak memprediksi seberapa baik kinerja seseorang sesudah bekerja atau

    seberapa tinggi sukses yang dicapainya dalam hidup. Sebaliknya

    McClelland menyatakan bahwa seperangkat kecakapan khusus seperti

    empati, disiplin diri dan inisiatif mampu membedakan orang-orang sukses

    dari orang yang hanya cukup baik untuk mempertahankan pekerjaannya.

    Peran IQ dalam keberhasilan di dunia kerja hanya menempati posisi

    kedua sesudah kecerdasan emosi dalam menentukan peraihan prestasi

    puncak dalam pekerjaan (Goleman, 2001).

    Goleman (2001) membagi kecerdasan emosional yang dapat

    mempengaruhi keberhasilan orang dalam bekerja ke dalam lima bagian

    utama yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan

    keterampilan sosial. Seseorang dengan kecerdasan emosional yang

    berkembang dengan baik, kemungkinan besar akan berhasil dalam

    kehidupannya karena mampu menguasai kebiasaan berpikir yang

    mendorong produktivitas (Widagdo, 2001).

  • 3

    Dalam lingkungan dunia usaha yang makin kompetitif, kecerdasan

    emosional dapat berpengaruh terhadap kesuksesan perusahaan secara

    keseluruhan. Kecerdasan emosional sebagai salah satu faktor penting

    yang membentuk tercapainya tujuan perusahaan, merupakan hal yang

    perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja yang

    profesional (Wisudhananta, 2003). EQ berarti menggunakan emosi

    secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan yang

    produktif, dan meraih keberhasilan di tempat kerja. Karena bukan IQ saja

    yang membuat seseorang berhasil, maka perlu menelusuri kecerdasan

    emosional karyawan dalam suatu organisasi.

    1.2. Masalah Penelitian

    Dengan kecerdasan emosional yang baik, seseorang dapat berbuat

    tegas, mampu membuat keputusan yang baik walaupun dalam dalam

    keadaan tertekan. Selain itu, dengan kecerdasan emosional, seseorang

    juga dapat menunjukkan integritasnya. Orang dengan kecerdasan

    emosional yang baik mampu berpikir jernih walau dalam tekanan,

    bertindak sesuai etika, berpegang pada prinsip dan memiliki dorongan

    berprestasi. Selain itu, orang yang memiliki kecerdasan emosional mampu

    memahami perspektif atau pandangan orang lain dan dapat

    mengembangkan hubungan yang dapat dipercaya.

    Sebagai auditor yang profesional, integritas, objektivitas, dan

    independensi merupakan faktor yang penting. Integritas adalah unsur

  • 4

    karakter yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

    apa yang telah disanggupinya dan diyakini kebenarannya. Objektivitas

    berarti kejujuran dalam mempertimbangkan fakta, terlepas dari

    kepentingan pribadi yang melekat pada fakta yang dihadapinya.

    Sedangkan independensi berarti bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan

    dan tidak tergantung pada orang lain.

    Integritas mengharuskan seorang auditor untuk bertindak jujur dan

    tegas tanpa pretensi. Objektivitas menetapkan seorang auditor untuk tidak

    memihak dan bebas dari konflik kepentingan. Sedangkan independensi

    mengharuskan auditor tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam

    pelaksanaan tugasnya.

    Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengangkat masalah

    penelitian tentang Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi

    Kerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang.

    1.3. Persoalan Penelitian

    Untuk mempertajam masalah penelitian yang telah dirumuskan,

    maka dibuat persoalan penelitian sebagai berikut:

    1. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap integritas ?

    2. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap objektivitas ?

    3. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap independensi ?

  • 5

    1.4. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

    1. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap

    integritas.

    2. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap

    objektivitas.

    3. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap

    independensi.

    1.5. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan umpan balik bagi

    KAP dalam peningkatan prestasi kerja auditor serta dapat dipergunakan

    dalam proses recruitment auditor.